Вы находитесь на странице: 1из 8

1.

Penelitian Teknologi Produksi Kopi Luwak secara Enzimatis 1.1.1 Isolasi, Seleksi Bakteri, dan Pengukuran Indeks Xilanase dan Selulase Bakteri yang berhasil diisolasi pada media yang mengandung xilan dan CMC sebanyak 14 isolat, 10 isolat xilanolitik dan 4 isolat selulolitik. Dari 14 isolat, 9 isolat yang menghasilkan zona bening terbaik (Tabel 4-8). Berdasarkan pertumbuhannya, isolat yang mampu tumbuh dengan baik mengindikasi bahwa isolat tersebut mampu memanfaatkan satu-satunya sumber karbon dalam media pertumbuhan, sehingga produksi enzim akan lebih baik jika menggunakan isolat yang mampu tumbuh dengan baik pada substratnya. Dengan demikian, isolat yang mampu tumbuh dengan baik dan dipilih untuk diteliti lebih lanjut adalah isolat FLx3, FLx5, Fls1 dan FLs4. Keempat isolat memiliki koloni bakteri dengan ciri dan warna yang berbeda (Gambar 4-3). Isolat FLx3 memiliki warna kuning, bundar, dan licin, sedangkan isolat FLx5 memiliki warna putih susu, bundar, licin dan berlendir. Isolat FLs1 memiliki warna putih transparan, tepian bercabang, bentuk tidak beraturan dan menyebar, sedangkan isolat FLs4 berwarna putih, tepian berombak dan berbentuk bulat.

Gambar Error! No text of specified style in document.-1. Koloni hasil peremajaan (a) FLx3; (b) FLx5; (c) FLs1; (d) FLs4 Keempat isolat memiliki kemampuan mendegradasi xilan dan CMC. Ini ditunjukan dengan terbentuknya zona bening di sekitar koloni pada kedua media (Gambar 4-4). Zona bening yang memiliki kemampuan baik dari xilanolitik dan selulolitik masing-masing dimiliki oleh isolat FLx5 sebesar 1.375 mm dan FLs4 sebesar 1.091 mm (Tabel 4-8).

Gambar Error! No text of specified style in document.-2. Pembentukan zona bening di sekitar koloni bakteri (a) FLx3, (b) FLx5, (c) FLs1, (d) FLs4

abel Error! No text of specified style in document.-1. Hasil Seleksi Pertumbuhan Bakteri pada Suhu Ruangan dan Nilai Indeksnya Kode Isolat FLx3 FLx5 FLx6 FLx7 FLs1 FLs3 FLs4 FLp1 FLp2 1.1.2 Uji Aktivitas Enzim a. Pertumbuhan Bakteri Bakteri yang berhasil diisolasi dari feses luwak dapat tumbuh pada media xilan dan CMC. Pertumbuhan bakteri xilanolitik dan selulolitik mulai mencapai fase eksponenial pada jam yang berbeda. Xilanolitik memasuki fase eksponensial pada jam ke-12 (FLx3) dan jam ke-24 (FLx5), sedangkan selulolitik mulai mencapai fase eksponensial pada jam ke- 12 (FLs1) dan jam ke- 16 (FLs4) (Gambar 4-5). Indeks Potensial Bakteri (mm) 0.455 1.375 5.200 0.600 0.429 1.333 1.091 0.667 1.250

Gambar Error! No text of specified style in document.-3. Kurva tumbuh bakteri xilanolitik dan selulolitik b. Pengujian Aktivitas Enzim

Empat isolat bakteri terpilih yang berasal dari feses luwak mampu menunjukan aktivitas xilanolitik dan selulolitik. Aktivitas enzim xilanase yang memiliki aktivitas tertinggi dimiliki oleh isolat yang memiliki nilai nisbah zona bening terbesar yaitu isolat FLx5 (Tabel 4-9), sedangkan aktivitas selulase yang memiliki aktivitas tertinggi dimiliki oleh isolat yang memiliki nilai nisbah zona bening rendah yaitu isolat FLs1. Aktivitas enzim tertinggi isolat FLx5 mencapai 0.275 nKat/ml pada waktu inkubasi jam ke60, sedangkan isolat FLs1 mencapai 0.024 nKat/ml pada waktu inkubasi jam ke-36 (Gambar 4-6).

Gambar Error! No text of specified style in document.-4. Kurva aktivitas enzim xilanase dan selulase Nilai aktivitas enzim terbesar dari kedua enzim tersebut, akan digunakan sebagai starter xilanolitik dan selulolitik dalam hidrolisis kulit kopi.

c. Pengujian Kadar Protein Kandungan protein hasil kultivasi dari isolat xilanolitik yang tumbuh berkisar antara 0.076-0.142 mg/ml, sedangkan kandungan protein pada selulolitik berkisar 0.001-0.046 mg/ml. Nilai protein xilanolitik terbesar dimiliki oleh isolat FLx3 pada waktu inkubasi jam ke-84, sedangkan nilai

kadar protein terbesar pada selulolitik dimiliki oleh isolat FLs4 pada jam ke38 (Gambar 4-7).

Gambar Error! No text of specified style in document.-5. Kadar protein isolat xilanolitik dan selulolitik Peningkatan nilai aktivitas spesifik sesuai dengan peningkatan aktivitas enzim, sehingga nilai tertinggi aktivitas spesifik sejalan dengan nilai aktivitas enzim. Nilai aktivitas spesifik xilanase tertinggi dimiliki oleh FLx5 sebesar 2.375 nKat/mg sejalan dengan nilai terbesar aktivitas enzimnya yaitu 0.275 nKat/ml (Tabel 4-9), sedangkan aktivitas spesifik selulase tertinggi tertinggi dimiliki oleh isolat FLs1 sebesar 0.896 nKat/mg sejalan dengan nilai terbesar aktivitas enzimnya yaitu 0.024 nKat/ml (Tabel 4-9).

Tabel Error! No text of specified style in document.-2. Aktivitas Enzim dan Aktivitas Enzim Spesifik Xilanase Isolat FLx5 Jam ke 12 24 36 48 60 72 84 96 Aktivitas Enzim (nKat/ml) 0.130 0.130 0.119 0.163 0.275 0.173 0.210 0.293 Akrivitas spesifik (nKat/mg) 1.440 1.433 1.075 1.298 2.375 1.382 1.885 2.139

Tabel Error! No text of specified style in document.-3. Aktivitas Enzim dan Aktivitas Enzim Spesifik Isolat FLs1 Jam ke 12 24 36 48 60 72 84 96 Aktivitas Enzim (nKat/ml) 0.016 0.014 0.024 0.011 0.002 0.007 0.007 0.010 Akrivitas spesifik (nKat/mg) 0.778 0.528 0.896 0.294 0.065 0.236 0.507 0.686

1.1.3

Hidrolisis Kulit Kopi dengan Xilanase dan Selulase. Isolat yang digunakan dalam menghidrolisis kulit kopi merupakan isolat terpilih yang memiliki nilai aktivitas tertinggi yaitu isolat FLx5 dan FLs1. Namun isolat FLx5 tidak dapat digunakan dalam menghidrolisis kulit kopi karena koloni bakteri menghasilkan lendir sehingga mempersulit dalam proses penyaringan. Dengan demikian bakteri xilanolitik yang digunakan dalam hidrolisis kulit kopi adalah isolat FLx3.

Produk hasil hidrolisis dari kedua isolat (FLx3 dan FLs1) memperlihatkan kenaikan total gula dan gula pereduksi selama inkubasi (Tabel 4-11). Kedua isolat mampu menghidrolisis kulit kopi sampai jam ke-84. Nilai total gula hasil hidrolisis mengalami peningkatan sampai jam ke-60 dan pada jam ke-80 nilai total gula mengalami penurunan. Nilai gula pereduksi hasil hidrolisis mengalami peningkatan sejalan dengan menurunnya nilai derajat polimerisasi. Tabel Error! No text of specified style in document.-4. Perubahan Komposisi Karbohidrat pada Kulit Kopi Isolat FLx3 dan Isolat FLs Total Gula Derajat Jam ke Gula Pereduksi Polimerisasi 0 1217.840 5.667 214.882 6 1152.317 3.895 295.842 12 1156.685 3.917 295.325 24 1158.870 4.392 263.848 36 1161.054 4.479 259.242 60 1167.606 4.760 245.314 84 1115.188 4.954 225.101

Menghitung Bobot Kering dan Pengamatan Mikroskopik. Bobot kulit kopi yang ditambahkan bakteri xilanolitik dan selulolitik mengalami penurunan. Hasil penimbangan menunjukan bobot kulit kopi yang tidak ditambahkan bakteri (kontrol) sebesar 0.287 gr, sedangkan bobot kulit kopi yang ditambahkan bakteri setiap jamnya mengalami penurunan (Tabel 4-12). Tabel Error! No text of specified style in document.-5. Penurunan berat kulit kopi Jam ke Berat kertas Berat kopi+Berat Berat kering (gram) kertas (gram) (gram) kontrol 0.808 1.095 0.287 0 0.826 1.100 0.274 6 0.804 1.073 0.269 12 0.821 1.080 0.259 24 0.815 1.054 0.240 36 0.811 1.043 0.232 60 0.821 1.049 0.228 84 0.811 1.064 0.252

Kadar gula total, gula pereduksi dan DP pada hidrolisis kulit kopi Total Gula Derajat Jam ke Gula Pereduksi Polimerisasi (mg/ml) 6 1178.5262 7.1458 164.9069 12 1173.0660 7.2378 162.1128 24 1185.0784 7.6633 154.6247 36 1179.6182 7.7438 152.3224 60 1177.4342 8.1118 145.1782 kontrol 1662.2985 10.1357 163.9820

Tabel Error! No text of specified style in document.-6. Penurunan berat kulit kopi Jam ke Susut kopi (%) kontrol 43.23 6 12 24 36 60 48.07 47.87 49.81 52.59 54.17

Вам также может понравиться