Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
idul fitri 1431 H kemaren.. Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, Laila haillallahu wallahu akbar. Allahu akbar walillahilham. Alhamdulillah Idul fitri 1431 H telah tiba. Pagi itu pun keluargaku disibukkan dengan bersiap-siap menuju masjid melaksanakan shalat idul fitri. Tak seperti biasa, aku, ayahku, dan kakak iparku memilih masjid yang jauh dari rumahku. Alhasil, di sana aku bertemu orang-orang tetangga jauh, bahkan banyak dari mereka yang saya tidak tahu. Tapi itu tak menyurutkan kebahagiaanku di hari kemenangan. Setelah shalat ied, khutbah dikumandangkan. Pada saat inilah saya mulai merasa resah. Kenapa? Karena ternyata shalat ied baru selesai pukul 07.00 meskipun mulainya mungkin lebih awal dari masjid2 lain. Waktu khutbah saya tidur, karena mata ini tidak kuat lagi bertahan setelah tidak tidur semalam. Biasa lah..malam takbiran. Dan ternyata khutbahnya pun lama. Sayup2 saya mendengar suara dari masjid lain yang sudah salam-salaman. Waduh kapan ni selesai khutbahnya??? Saya ingat lagi tadi sebelum shalat ied dimulai, bilal mengumumkan nanti akan ada mushaffahah (salam-salaman). Saya langsung berpikir, Ah ngapain ikut mushaffahah, orang aku juga gak kenal mereka. Udah siang lagi. Langsung kabur aja nih ntar habis khutbah. Khutbah pun selesai. Tapi kaki ini seperti tak mau beranjak dari masjid. Ya sudah, saya ikut mushaffahah. Di sini lah pikiran dan hati saya berubah. Saya melihat orang2 berbondong-bondong dengan antusias untuk saling berjabat tangan. Saya melihat barisan yang lewat di depan saya...raut muka mereka menampakkan kesedihan ketika berjabat tangan. Dan di samping kiriku berdiri seorang kakek yang tengah menangis. Subhanallah saya baru menyadari ini semua. Ya Allah ampunilah kealfaanku yang tidak bersyukur atas nikmatMu yang sungguh tak sanggup bagiku tuk menghitung. Terima kasih Ya Allah karena hari ini aku masih diberi umur untuk menjumpai hari kemenangan. Terima kasih Ya Rabb karena aku hari ini dipertemukan dengan mereka untuk saling berjabat
tangan meminta maaf. Aku baru sadar kenapa orang2 berraut muka sedih. Mungkin karena mereka begitu terharu mereka masih diberi kesempatan untuk bersilaturrahmi. Kakek di samping kiriku menangis mungkin karena dia tidak tahu apakah tahun depan dia masih bisa berjabat tangan seperti ini. Subhanallah...di sini aku juga menemukan keindahan Islam. Indahnya silturrahmi itu. Kita saling memaafkan tanpa memandang besar kecilnya, dan disadari atau tidaknya kesalahan itu. Tua-muda, kaya-miskin, semua bersatu. Tiba-tiba air mataku keluar dari mataku juga. Saya baru menyadari bahwa betapa banyak saudaraku. Karena sesungguhnya sesama muslim itu bersaudara. Saat itu, satu kalimat dalam hatiku adalah YA ALLAH YA RAHIM...JIKA KAU BERKENAN, PERTEMUKANLAH KAMI SEMUA DI JANNAHMU KELAK...AMIN..... Ya Allah...ampunilah dosa-dosaku selama ini...terima lah puasaku...sucikan lah hati, pikiran, dan perbuatanku,..jadikan aku insan yang lebih baik lagi setelah ramadhan ini...dan pertemukan lah hamba dengan ramadhanMu tahun depan...Amin...