Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Osteoporosis adalah penyakit dengan ciri-ciri rendahnya massa tulang dan hilangnya jaringan tulang yang mengakibatkan rapuhnya tulang. Osteoporosis dapat meningkatkan kemungkinan patah tulang, terutama di pinggul, tulang belakang, dan pergelangan tangan.[1] Osteoporosis terutama terjadi pada wanita tua, akan tetapi kerusakannya dimulai dari bertahun-tahun sebelumnya. Di Amerika Serikat, hampir 10 juta orang sudah terkena osteoporosis, dan 18 juta sudah terancam dengan rendahnya massa tulang. Di antara yang sudah terkena, 80% penderitanya adalah wanita. Orang-orang di atas 50 tahun, dengan perbandingan 1 dari 2 wanita dan 1 dari 8 pria, diprediksikan akan mengalami patah tulang dikarenakan osteoporosis di waktu hidupnya.[1] Selain itu, orang yang gaya hidupnya tidak sehat, seperti merokok atau mengkonsumsi alkohol, lebih rentan terkena Osteoporosis.
Marisa, perempuan berusia 17 tahun tinggal bersama neneknya Halimah, yang berusia 59 tahun yang didiagnosiskan menderita osteoporosis. Halimah adalah seorang
pascamenopause yang mulai merokok sekitar 25 tahun yang lalu dan jarang berolahraga. Marisa pernah diberitahu oleh orang tuanya bahwa kalsium sangat penting untuk kesehatan tulang. Namun, ia belum yakin akan ucapan orang tuanya, sehingga ia perlu mencari tahu lagi mengenai hubungan tulang, kalsium, osteoporosis dan rokok karena neneknya merupakan seorang perokok.
Just MahaSiswa
Osteoporosis adalah penurunan seluruh massa tulang tanpa ada kelainan structural lain; kadang-kadang digunakan istilah osteopenia.[2] Tulang normal memiliki struktur
periosteum luar yang menyelubungi tulang padat dan kokoh dan massa tulang lebih padat. Sedangkan tulang osteoporosis lebih berongga dan kepadatan mineralnya berkurang dari dua pertiga menjadi sepertiga, kanal medularis dalam pusat tulang melebar, dan terdapat celah pada lamella.[3]
Kalsium sangat berperan penting dalam pembentukan tulang dan mempertahankan tulang, serta mempertahankan penyerapan gizi.
[5]
pertumbuhan tulang,maupun organ tubuh lain. Maka dari itu, kita perlu mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium, diantaranya; keju, susu, sayuran yang berdaun hijau tua, biji-bijian,roti, kacang kedelai, tempe, tahu, susu kedelai, jus jeruk, anggur, ikan yang tulangnya bisa dimakan (salmon, sarden, teri), kuning telur, dan sereal.
[4]
Sesuai dengan
perannya, kalsium berhubungan erat dengan tulang dimana jika kalsium seimbang (mencapai massa puncak tulang) dapat mempertahankan tulang, sebaliknya jika kalsium kurang menyebabkan kerapuhan tulang dan menebabkan tubuh kurang asupan sehingga mengambil dari tulang punggung dan menyebabkan kerapuhan.
Just MahaSiswa
Perempuan pascamenopause adalah perempuan yang mengalami masa dimana sudah tidak mengalami menstruasi, sedangkan perempuan perimenopause adalah perempuan yang mengalami perubahan hormon yang dikaitkan dengan menopause benar-benar mulai
sebelum periode menstruasi terakhir, selama periode tiga sampai lima tahun yang disebut perimenopause.[6] Selama masa transisi ini, perempuan mungkin mulai mengalami gejala menopause dan mungkin kehilangan kepadatan tulang, meskipun mereka masih menstruasi. Pengaruh menopause terhadap kadar hormon perempuan adalah menurunkan hormonhormon perempuan karena folikel ovarium berkurang dan mendegenerasi serta menjadi resisten terhadap FSH dan ovarium secara dramatis mengurangi produksi hormon esterogen menurun diikuti hormon yang lain (progesteron dan LH) Pengaruh estrogen terhadap kadar kalsium dalam tulang adalah jika estrogen turun, akan terjadi pengurangan jaringan, pelepasan kalsium dalam tubuh terpengaruh. Estrogen penting dalam menjaga kepadatan tulang pada wanita. Ketika kadar estrogen menurun setelah menopause , kehilangan kepadatan tulang mempercepat. Selama lima sampai 10 tahun pertama setelah menopause, Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya hingga 25% -30% dari kepadatan tulang mereka selama setahun. Rokok sangat berpengaruh pada kadar estrogen, terutama pada zat nikotin. Zat nikotin dapat menurunkan sirkulasi esterogen sehingga menyebabkan masa osteoklas naik dan menghambat pembentukan tulang. Saat masih berusia muda, efek nikotin pada tulang memang tidak akan terasa karena proses pembentukan tulang karena proses pembentukan pada umur tersebut sudah berhenti.
Just MahaSiswa
BAB IV KESIMPULAN
Seorang perempuan pascamenopause berusia 59 tahun yang sejak 25 tahun yang lalu merokok dan juga jarang berolahraga divonis dokter menderita penyakit osteoporosis. Ada beberapa hal yang mempengaruhi tingkat prevalensi terserangnya pernyakit osteoporosis. Antaranya adalah asupsi kalsium, kadar hormon estrogen dalam darah, dan juga efek kafein dalam tubuh. Kurangnya asupsi kalsium semenjak muda akan mengakibatkan kekeroposan tulang karena tubuh akan mengambil kalsium dari bagian tubuh yang lain, termasuk yang ada di tulang. Efek dari mengansumsi nikotin ialah berkurangnya kadar estrogen dalam tubuh. Jika hormon estrogen dalam tubuh berkurang, massa tulang pun akan berkurang, membuat tulang tersebut semakin rentan. Oleh sebab itu, sebaiknya semenjak muda, kita harus menjaga kesehatan tubuh dengan mengkonsumsi cukup kalsium dan tidak mengkonsumsi bahan yang mengandung zat-zat nikotin.
DAFTAR PUSTAKA 1. William C. Shiel Jr., MD, FACP, FACR. Osteoporosis. [Cited 6 October 2011] Available from : http://www.emedicinehealth.com/osteoporosis/article_em.htm 2. Taylor, Clive R. 2006. Ringkasan Patalogi Anatomi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC 3. Parker, Steve. 2009. Ensiklopedia Tubuh Manusia. Jakarta: Penerbit Erlangga (A Dorling Kindersley Book www.dk.com London,New York, Melbourne, Munich, dan Delhi) 4. Kontributor blogdokter. Makanan Sumber Kalsium 2009. [Cited in 6 October 2011] Available from : http://www.blogdokter.net/2009/03/26/makanan-sumber-kalsium/ 5. Azwin Nugraha. Osteoporosis, Penyakit Tersembunyi Mematikan 2011. [Cited 6 October 2011] Available from : http://kesehatan.liputan6.com/read/355705/osteoporosispenyakit-tersembunyi-yang-mematikan 6. William C. Shiel Jr., MD, FACP, FACR. Osteoporosis. [Cited 6 October 2011] Available from : http://www.medicinenet.com/osteoporosis/article.htm
Just MahaSiswa