Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DEFINISI Gangguan mental organik adalah gangguan mental yang berkaitan dengan penyakit/gangguan sistemik atau otak yang dapat didiagnosis tersendiri. Termasuk gangguan mental simtomatik, terhadap cerebral). otak merupakan sistemik penyakit/gangguan di di mana pengaruh sekunder otak dari luar (ekstra akibat
Yang termasuk dalam gangguan mental organik adalah : 1. Sindrom gangguan psikopatologik (misalnya penyakit demensia) 2. gangguan Alzheimer) yang mendasari (misalnya
F00 DEMENSIA PADA PENYAKIT ALZHEIMER F01 DEMENSIA VASKULAR F02 DEMENSIA PADA PENYAKIT LAIN YDK F03 DEMENSIA YTT F04 SINDROM AMNESIK ORGANIK BUKAN AKIBAT ALKOHOL dan ZAT PSIKOAKTIF LAINNYA F05 DELIRIUM BUKAN AKIBAT ALKOHOL dan ZAT PSIKOAKTIF LAINNYA F06 GANGGUAN MENTAL LAINNYA AKIBAT KERUSAKAN dan DISFUNGSI OTAK dan PENYAKIT FISIK
F07 GANGGUAN KEPRIBADIAN dan PERILAKU AKIBAT PENYAKIT,KERUSAKAN DAN DISFUNGSI OTAK
PPDGJ III DEMENSIA
15-30 % Demensia tipe vaskuler, berhubungan dg peny kardiovaskuler, laki-laki, usia 60-70 th, hipertensi dll.
(inteligensi umum, belajar dan ingatan, bahasa, memecahkan masalah, orientasi, persepsi, perhatian, konsentrasi, pertimbangan ).
10-15 % Demensia campuran alzheimer-vaskuler 1-5 % demensia trauma kepala, alkohol, ggn gerak (huntington, parkinson).
o Tergantung
penyebab
ggn
dpt
progrersif,
ii.Demensia prasenilis (<65th) b. Menurut perjalanan penyakit: i.Reversibel ii.Ireversibel (Normal pressure
hydrocephalus, subdural hematoma, vit B Defisiensi, Hipotiroidisma, intoxikasi Pb.
1. EPIDEMIOLOGI
Tergantung usia ( 65 th 15% ringan, 5% berat, usia 80 th 20% berat ) 50-60 % Demensia tipe alzheimer, faktor resiko: wanita, saudara tk I, rwy cedera kepala, sindroma down.
molekuler tu parietal, temporal); klinis penyebablain (-); 40 % riwayat keluarga +, genetik monozigot > dizigot.
tampaknya ditemukan dalam beberapa keluarga dan disebabkan atau dipengaruhi oleh beberapa kelainan gen tertentu. Pada penyakit Alzheimer, beberapa bagian otak mengalami kemunduran, sehingga terjadi kerusakan sel dan berkurangnya respon terhadap bahan kimia yang menyalurkan sinyal di dalam otak. Di dalam otak ditemukan jaringan abnormal (disebut plak senilis dan serabut saraf yang semrawut) dan protein abnormal, yang bisa terlihat pada otopsi. Lima puluh sampai enam puluh persen penyebab demensia adalah penyakit Alzheimer. Alzhaimer adalah kondisi dimana sel syaraf pada otak mati sehingga membuat signal dari otak tidak dapat di transmisikan sebagaimana mestinya (Grayton, C. 2004). Penderita Alzheimer mengalami gangguan memori, kemampuan membuat keputusan dan juga penurunan proses berpikir.
Neuropatologi:
makroskopis: atrofi difus, pendataran sulkus kortikal, pembesaran ventrikel serebral. mikroskopis: plak senilis, kekusutan neurofibriler, kurangnya neuronal kortek, degenerasi granulovarkular neuron. Kekusutan neurofibriler= sindroma down, demensia pugilistik, D parkinson, lanjut usia normal. Plak senilis/plak amiloid td: beta/alele 4 dan astrosit, distrofik prosesus neuronal, mikroglia juga tdp pd sindroma down dan penuaan noprmal
Kelainan neurotransmiter: ( asetil kolin, nor epinefrin, somatostatin, kortikotropin ) menurun hipoaktif.
kadar aluminium otak menimngkat-toksik, gen E 4 + tinggi Penyebab penyakit Alzheimer tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik, karena penyakit ini
vii.Morbus Parkinson spt huntington, ggn pd ganglia basalis Kemunduran kognitif, dpt tjd depresi Perlambatan pergerakan dan berfikir (bradifenia)
viii.Morbus Huntington
demensia tu tipe sub kortikal kel motorik menonjol, bahasa minimal kesulitan menyelesaikan tugas kompleks fase awal-menengah: ingatan, bhs, tilikan baik std lanjut demensia lengkap
ix.Morbus Pick
Selain gejala-gejala demensia, disertai pula afasi motorik, dan sering dijumpai secara familier.
- onset dimulai: perkembangan tremor, ataksia berjalan, mioklonus, demensia progresif berat
xi.Sindrom Gerstmann-StrusslerScheinker
x.Morbus Jakob-Creutzfeldt
Selain gejala-gejala demensia, disertai pula gejalagejala gangguan ekstra piramidal seperti hipokinesia, rigiditas, mioklonia serta gejala-gejala kelainan piramidal. degenerasi otak
- ditransmisi oleh agen inaktif prion(agen protein tdk mengandung DNA/RNA) degenerasi spongiosa, < respon imun inflamasi. penyakit lain yg berhub dg prion: scrapie, kuru, sind gesrtman-strausster. - transmisi iatrogenik: transplantasi kornea, instrumen bedah terinfeksi
Dari reversibel
segi dan
etiologi irreversibel.
dibedakan Untuk
antara
demensia reversible
demensia
penyebabnya adalah :1
1. Drugs
Antidepresi, antihipertensi, antiansietas, antikonvulsan, sedatif, antiaritmia, jantung obat-obat
8. Autoimun
Lupus eritematosus diseminata, multiple sklerosis. Dan di samping itu ada juga arterioseklerosis dan alkohol. Untuk dementia yang irreversibel penyebabnya adalah:1
2. Emosi/depresi
Depresi, shizofrenta, mania, psikosis.
3. Metabolik / endokrin
Penyakit tiroid, hipoglikemi, hipernatremi dan hiponatremi, hiperklasemi, gagal ginjal, gagal hati, penyakit Cushing, penyakit wilson.
1. Penyakit degeneratif
Penyakit Alzaimer, dementia Frontotemporal, penyakit Huntington, penyakit Parkinson, penyakit Lewy bodies, atrofi olivopontoserebelar, amiotropik lateral sklerosis/ dementia parkinsonism kompleks.
4. Eye/ear nutrisi
Difensiasi tiamin, difensiasi vitamin B12 (anemia pernisiosa), Difensiasi asam fosfat, difensiasi vitamin B6 (pellagra).
2. Penyakit vaskular
Infrak multipel, emboli serebral, arteritis, anoksia skunder akibat henti jantung, gagal jantung atau keracunan karbon monoksida.
5. Trauma
Trauma kranioserebal, hematon subdural akut dan kronis.
3. Trauma
Trauma kranioserebral berat Glioma, meningioma, tumor metastatis.
6. Tumor
4. Infeksi
Sub akut spongiform ensefalopati (creutzfeldt-jacob disease), post ensefalitis, Leukoensefalopati multifokal progresif.
7. Infeksi
Meningitis dan ensefalitis bakterialis, meningitis dan ensefalitis Akibat jamur, meningitis akibat kriptokokus, meningitis dan Ensefalitis viral, abses otak, neurosifilis, AIDS.
Seluruh jajaran fungsi kognitif rusak. Awalnya gangguan daya ingat jangka pendek. Gangguan kepribadian dan perilaku, mood swings Defisit neurologik motor & fokal Mudah tersinggung, bermusuhan, agitasi dan kejang Gangguan psikotik: halusinasi, ilusi, waham & paranoia Agnosia, apraxia, afasia ADL (Activities of Daily Living)susah Kesulitan mengatur penggunaan keuangan Tidak bisa pulang ke rumah bila bepergian Lupa meletakkan barang penting Sulit mandi, makan, berpakaian, toileting Pasien bisa berjalan jauh dari rumah dan tak bisa pulang
Gambaran utama dementia adalah munculnya deficit kognitif multipleks, termasuk gangguan memori, setidak-tidaknya satu diantara gangguan kognitif berikut ini, yaitu afasia, apraksia, agnosia, atau gangguan dalam hal fungsi eksekutif. Definisi kognitif harus sedemikian fungsi rupa, luhur sehingga mengganggu fungsi sosial atau okupasional serta harus menggambarkan menurunnya sebelumnya. Penderita dementia memiliki beberapa gambaran klinis. Rincian gambaran klinis dementia adalah sebagai berikut: 1. Gangguan Memori Dalam bentuk ketidakmampuan untuk belajar tentang hal-hal baru, atau lupa akan hal-hal yang baru saja dikenal, dikerjakan, atau dipelajari. Pada dementia tingkat lanjut, gangguan 2. Afasia Dalam bentuk kesulitan menyebutkan nama orang atau benda. Berbicara samar-samar atau terkesan hampa, dengan ungkapan kata-kata yang panjang, dan menggunakan istilahistilah yang tidak menentu. Bahasa lisan dan tulisan pun memori menjadi sedemikian berat sehingga penderita lupa akan identitasnya sendiri
Mudah terjatuh, keseimbangan buruk Akhirnya lumpuh, inkontinensia urine & alvi
terganggu, pada dementia tahap lanjut, penderita dapat menjadi bisu atau mengalami gangguan pola bicara yang dicirikan oleh ekolalia (menirukan apa yang dia dengar) 3. Apraksia Ketidakmampuan untuk melakukan gerakan meskipun gerakan motorik, fungsi sensorik, dan pengertian yang diperlukan tetap baik. Penderita dapat mengalami kesulitan dalam menggunakan benda tertentu atau melakukan gerakan yang telah dikenali 4. Agnosia Ketidakmampuan untuk mengenali atau mengidentifikasi benda meskipun fungsi sensoriknya utuh. Meskipun sensasi taktilnya utuh, penderita tidak mampu mengenali benda yang diletakkan diatas tangannya atau yang disentuhnya 5. Gangguan Fungsi Eksekutif Gejala yang sering dijumpai pada dementia. Gangguan ini mempunyai kaitan dengan gangguan di lobus frontalis atau jaras-jaras abstrak, urutan, kompleks. subkortikal yang berhubungan dengan lobus frontalis. Fungsi eksekutif melibatkan kemampuan berpikir merencanakan, memantau, dan mengambil inisiatif, membuat yang menghentikan kegiatan
4. PATOLOGI
Pada dementia yang reversibel, daya kognitif global dan fungsi luhur lainnya terganggu oleh karena metabolisme oleh karena neuron-neuron kedua belah hemisferium tertekan atau dilumpuhkan oleh berbagai sebab. Apabila sebab ini dapat dihilangkan, maka metabolisme kortikal akan berjalan sempurna kembali. Dengan demikian fungsi luhur dalam keseluruhannya akan pulih kembali. Apabila sebab ini sudah menimbulkan kerusakan infrastruktur neuron-neuron kortikal, tentu fungsi kortikal tidak akan pulih kembali, dan dementia akan menetap. Kerusakan yang merata pada neuron-neuron kortikal kedua belah hemisferium, yang mencakup daerah persepsi primer, korteks motorik, dan semua daerah asosiatif menimbulkan dementia. Sebab-sebab yang disebutkan diatas sebagai penyebab subacute amnestic-confusional syndrome merupakan penyebab juga bagi dementia reversibel dan tak reversibel. Karena daerah motorik, piramidal dan ekstrapiramidal ikut terlibat secara difus, maka hemiparesis atau monoparesis dan diplegia juga dapat melengkapkan sindrom dementia. Apabila manifestasi gangguan
korteks piramidal dan ekstrapiramidal tidak nyata, tanda-tanda lesi organik masih dapat ditimbulkan. Pada umumnya, tanda-tanda tersebut mencerminkan gangguan pada korteks premotorik atau prefrontal. Tanda tersebut diungkapkan dengan jalan membangkitkan refleks-refleks.
Demensia alzheimer (10.3-3); DemensiaVaskuler (10.3-4) Demensia krn kondisi medis umum (10.3-5) Demensia menetap akibat zat (10.3-6) Demensia sbb multipel dan tdk ditentukan (10.3-8)
5. DIAGNOSIS
Diagnosis Diagnosis difokuskan pada 3 hal: Pembedaan antara delirium dan demensia
PPDGJ III: F00. D Alzheimer, F01 D. Vaskuler, F02 D Penyakit lain, F03 Demensia YTT. KLINIS
Penyebab yang potensial reversibel Perlu pembedaan dan depresi (ini bisa diobati relatif mudah) Pemeriksaan untuk mengingat 3 benda yg disebut Mengelompokkan benda, hewan dan alat dengan susah payah Pemeriksaan laboratonium, pemeriksaan EEC
Std awal: gagal dlm tugas baru/kompleks Std lanjut:tdk mampu mlk tugas ringan-berat
defek utama: orientasi, ingatan, persepsi, fs intelektual terganggu progresif berkelanjutan. - tjd perubahan afek, perilaku dan kepribadian. - tjd psikosis: halusinasi, waham, agresi fisik. - ggn neurologi: afasia, apraksia, agnosia, defeks primitif Reaksi Katastropik
kemampuan perilaku abstrak menurun Kesulitan perbedaan-persamaan Alasan logis, memecahkan masalah, pertimbangan tergg
mengenal informasi. Kemampuan untuk mempelajari informasi baru dapat diperiksa dengan minta penderita untuk mempelajari suatu daftar kata-kata. Penderita diminta untuk mengulang kata-kata (registration), mengingat kembali informasi tadi setelah istirahat selama beberapa menit (retention, recall), dan mengenal kata-kata dari banyak daftar (recognition). Memori lama dapat diperiksa dengan meminta penderita untuk mengingat bahan-bahan lama yang dulu pernah diminati.
Pemeriksaan Klinis Seyogyanya pemeriksaan penderita dementia tidak meninggalkan aturan baku tentang pemeriksaan klinis. Hal ini dimaksudkan agar diagnosis dapat ditegakkan secara cepat dan benar, dengan demikian terapi dapat diberikan secara tepat. Setelah melakukan pemeriksaan rutin secara lengkap, maka akan ada beberapa hal spesifik yang berkaitan dengan dementia, hal ini memerlukan perhatian yang lebih khusus.
c. Pemeriksaan Apraksia
Ketrampilan motorik dapat diperiksa dengan cara meminta penderita untuk melakukan gerakan tertentu
a. Pemeriksaan Memori
Secara formal, pemeriksaan memori dapat dilakukan dengan minta penderita untuk mencatat, menyimpan, mengingat, dan
Daya abstraksi dapat diperiksa dengan berbagai cara, misalnya menyuruh penderita untuk menghitung sampai sepuluh, menyebut seluruh alfabet, menulis huruf m dan n secara bergantian
fungsional, misalnya PET (Positron-Emission Tomography) tidak dikerjakan rutin, namun dapat meberikan informasi untuk diagnosis banding pada kasus yang tidak memperlihatkan adanya kelainan pada CT Scan maupun MRI
6. DIAGNOSIS BANDING
D. Alzheimer - stabil - < gejala neurofokal - < faktor resiko - terapi: ekselon 1 DELIRIUM Gangguan memori terjadi baik pada delirium maupun pada dementia. Delirium juga dicirikan oleh menurunnya kemampuan untuk mempertahankan dan memindahkan perhatian secara wajar. Gejala delirium bersifat fluktuatif, sementara dementia menununjukkan gejala yang relatif lebih stabil. Gangguan kognitif yang bertahan tanpa perubahan selama beberapa bulan lebih mengarah kepada dementia. Delirium dapat menutupi gejala dementia. Dalam keadaan sulit untuk membedakan apakah D. Vaskuler - memburuk - + >, < 24 jam. - + >, DM, hipertensi - koreksi penyakit dasar
terjadi delirium atau dementia, maka dianjurkan untuk memilih dementia sebagai diagnosis sementara, dan mengamati penderita lebih lanjut secara cermat untuk menemukan gangguan yang sebenarnya
4. Skizofrenia
Pada skizofrenia, mungkin terjadi gangguan kognitif multipleks, tetapi skizofrenia muncul pada usia lebih muda, di samping itu, dicirikan oleh gejala yang khas tanpa disertai etiologi yang spesifik. Yang khas, gangguan kognitif pada skizofrenia jauh lebih berat daripada gangguan kognitif pada dementia
Delirium, beda dg demensia dalam hal: - onset > cepat, durasi singkat - ggn kognitif berfluktuatif - ggn perhatian dan persepsi menonjol - ggn jelas pd siklus bangun tidur
5. Depresi
Depresi yang berat dapat disertai keluhan tentang gangguan memori, sulit berpikir dan berkonsentrasi, dan menurunnya kemampuan intelektual secara menyeluruh. Terkadang penderita menunjukkan penampilan yang buruk pada pemeriksaan status mental dan neuropsikologi. Terutama pada lanjut usia, seringkali sulit untuk menentukan apakah gejal kognitif merupakan gejala dementia atau depresi. Kesulitan ini dapat dipecahkan melalui pemeriksaan medik yang menyeluruh dan evaluasi awitan gangguan yang ada, urutan munculnya gejala depresi dan gangguan
2. Amnesia
Amnesia dicirikan oleh gangguan memori yang berat tanpa gangguan fungsi kognitif lainnya (afasia, apraksia, agnosia, dan gangguan fungsi eksekutif)
3. Retardasi Mental
Retardasi mental dicirikan oleh fungsi intelektual di bawah rata-rata, yang diiringi oleh gangguan dalam penyesuaian diri, yang awitannya di bawah 18 tahun. Apabila dementia tampak pada usia di bawah 18 tahun, diagnosis dementia dan retardasi mental dapat
kognitif, perjalanan penyakit, riwayat keluarga, serta hasil pengobatan. Apabila dapat dipastikan bahwa terdapat perbedaan antara dementia dengan depresi, dengan etiologi yang berbeda, kedua diagnosis dapat ditegakkan bersama
Diberi keperluan yang mudah dilihat, penerangan lampu terang, jam dinding besar, tanggalan yang angkanya besar
Obat: Nootropika: o o o o o o o o Pyritinol (Encephabol) 1 x 100 - 3 x 200 mg Piracetam (Nootropil) 1 x 400 - 3 x 1200 mg Sabeluzole (Reminyl) Ca-antagonist: Nimodipine(Nimotop 1- 3 x 30 mg) Citicholine (Nicholin) 1 - 2 x 100 - 300 mg i.v./i.m. Cinnanzine (Stugeron) 1 - 3 x 25 mg Pentoxifylline (Trental) 2 - 3 x 400 mg (oral), 200 300 mg infuse o Pantoyl-GABA
Depresi: ggn kognitif dsbt:pseudo demensia - gejala depresi menonjol (tabel:10.3-10) - tilikan >baik drpd demensia - tdpt riwayat episode depresi masa lalu
6. Ggn buatan: aneh tdk konsisten, ada tujuan ttt 7. Penuaan normal: bila ada ggn kognitif ringan, tdk mengganggu bermakna fs sosial-pekerjaan.
7. TERAPI
Terapi Pertama perlu diperhatikan keselamatan pasien, lingkungan dibuat senyaman mungkin, dan bantuan pengasuh perlu. Koridor tempat jalan, tangga, meja kursi tempat barang keperkuannya Tidak diperbolehkan memindahkan mobil dsb.
mg. Hepatotoxik o Donepezil (Aricept) centrally active reversible cholinesterase inhibitor, 5 mg 1x /hari o o Galantamine (Riminil) 1 - 3 x 5 mg Rivastigmin (Exelon) 1,5, 3, 4, 5, 6 mg
Memantine 2 x 5 mg 10 mg
lansia tanpa gangguan psiko-organik, pemberian ACTH dapat memperbaiki daya konsentrasi dan memperbaiki keadaan umum.
d. Nootropic Agents
Dari golongan nootropic substances, ada dua jenis obat yang sering dipergunakan dalam terapi dementia, ialah nicerogoline dan codergocrine mesylate. Co-dergocrine mesylate memperbaiki perfusi serebral dengan cara mengurangi tahanan vascular dan meningkatkan konsumsi oksigen otak. Obat ini memperbaiki perilaku, aktivitas, dan mengurangi bingung, serta memperbaiki kognisi. Dalam suatu penelitian multisenter, diperoleh suatu kesimpulan, bahwa antara nicergoline dan co-dercogrine mesylate, apabila diberikan kepada penderita dementia, akan mempunyai khasiat yang mirip, terutama terhadap perbaikan fungsi kognitifnya. Di sisi lain, nicergoline tampak bermanfaat untuk memperbaiki perasaan hati dan perilaku.
e. Dihydropyrdine
Pada lansia dengan perubahan mikrovaskuler dan neuronal, L-type calcium channels menunjukkan pengaruh yang kuat. Lipophilic dihydropyridine bermanfaat untuk mengatasi kerusakan susunan saraf pusat pada lansia. Nimodipin bermanfaat untuk mengembalikan fungsi kognitif yang menurun pada lansia dan dementia jenis Alzheimer. Nimodipin memelihara sel-sel endothelial atau kondisi mikrovaskuler tanpa dampak hipotensif, dengan demikian sangat dianjurkan sebagai terapi alternatif untuk lansia terutama yang mengidap hipertensi esensial
mampu mengendalikan perilakunya. Suasana hatinya sering berubah-ubah dan senang berjalan-jalan (berkelana). Pada akhirnya penderita tidak mampu mengikuti suatu percakapan dan bisa kehilangan kemampuan berbicara.
9. PENCEGAHAN
Dementia perlu dikenali melalui pola dan dipahami sehat cara seperti pencegahannya hidup
makan dengan gizi seimbang, cukup istirahat dan olah raga, tidak merokok dan lain-lain agar pada saatnya nanti para usia lanjut tidak segera mengalami kepikunan dan masih dapat mandiri bahkan produktif. Selain itu, kemungkinan dementia dapat dicegah dengan menjaga ketajaman daya ingat dan senantiasa mengoptimalkan fungsi otak. ALZHEIMER
8. PROGNOSIS
Perkembangan demensia pada setiap orang berbeda. Demensia karena AIDS biasanya dimulai secara samar tetapi berkembang terus selama beberapa bulan atau tahun. Sedangkan demensia karena penyakit Ceutzfeldt-Jakob biasanya menyebabkan demensia hebat dan seringkali terjadi kematian dalam waktu 1 tahun. Pada sebagian besar demensia stadium lanjut, terjadi penurunan fungsi otak yang hampir menyeluruh. Penderita menjadi lebih menarik dirinya dan tidak
ETIOLOGI
o faktor genetik
Pada orang yang terkena Alzheimer karena faktor genetik (bawaan orang tua), mereka mengidap Alzheimer di bawah usia 65 tahun atau usia muda.
akan menyerang di bawah usia 65 tahun. Kasus seperti ini cukup jarang ditemukan.
GEJALA Berdasarkan National Alzheimer's Association (2003), gejala Alzheimer dibagi menjadi 3 tahap, yaitu: A. Gejala ringan
banyak berpengaruh adalah faktor usia, maka semakin tua usia seseorang (khususnya di atas 65 tahun) akan semakin rentan orang tersebut mengidap Alzheimer.
Lebih sering bingung dan melupakan informasi yang baru dipelajari Disorientasi: tersesat di daerah sekitar yang dikenalnya dengan baik Bermasalah dalam melaksanakan tugas rutin Mengalami perubahan dalam kepribadian dan penilaian
B. Gejala menengah
Kesulitan dalam mengerjakan aktivitas hidup sehari-hari, seperti makan dan mandi Cemas, curiga, dan agitasi Mengalami gangguan tidur Keluyuran Kesulitan mengenali keluarga dan teman. Pertama-tama yang akan sulit untuk dikenali adalah orang-orang wajah yang paling jarang
o Genetic
pada orang yang memiliki faktor genetik turunan / bawaan dari orang tua, penyakit ini
ditemuinya, mulai dari nama, hingga tidak mengenali sama sekali. Kemudian
kepada
orang-orang
yang
cukup
mereka ketahui yang tidak perlu berpikir untuk melakukannya. Orang yang terkena demensia tidak akan mengetahui makanan, langkah-langkah menggunakan untuk perabot menyiapkan
jarang ditemui. Sulit / kehilangan kemampuan berbicara Kehilangan nafsu makan, menurunnya berat badan Tidak mampu mengontrol buang air kecil dan buang air besar Sangat tergantung pada caregiver/pengasuh
rumah tangga atau berpartisipasi dalam melakukan kegemarannya selama ini. 3. Bermasalah dengan bahasa. Sesekali, setiap orang dapat memiliki masalah dalam menemukan kata yang tepat, namun pada orang yang mengidap Alzheimer, mereka seringkali lupa akan kata-kata sederhana ataupun substitusi dari kata yang tidak biasa digunakan, membuat ucapan atau tulisannya sulit untuk dimengerti. Contohnya: jika orang yang mengidap Alzheimer kesulitan untuk menemukan sikat giginya, maka ia akan bertanya "sesuatu untuk mulut saya". 4. Disorientasi waktu dan tempat. Normal jika lupa hari dari minggu itu atau dimana kamu pergi. Tapi orang yang mengidap Alzheimer dapat tersesat di jalan dekat rumahnya sendiri, lupa dimana dia berada dan bagaimana ia dapat sampai 5. Lemah ke tempat tersebut, baik dan dalam tidak tahu bagaimana caranya dia bisa kembali ke rumah. atau kurang mengambil
Alzheimer's Disease and Related Disorders Association (2001), juga membuat 10 gejala penyakit Alzheimer Demensia yang sering muncul, sebagai berikut: 1. Hilang ingatan. Salah satu gejala awal dari demensia adalah melupakan informasi yang baru dipelajari. Pada orang normal, wajar bila melupakan janji, nama atau nomor telepon. Pada mereka yang mengidap demensia, mereka akan melupakan berbagai hal seperti itu lebih sering dan kemudian tidak ingat akan hal tersebut. 2. Sulit untuk mengerjakan tugas yang familiar. Orang yang terkena demensia seringkali kesulitan untuk menyelesaikan tugas sehari-hari yang sangat
keputusan. Tidak ada seorang pun yang memiliki keputusan sempurna di sepanjang waktu. Namun demikian, pada orang yang mengidap Alzheimer, mereka mengenakan baju tanpa mempertimbangkan
sesuatu
pada
tempat
yang
tidak
sewajarnya,
contoh: meletakkan gosokan di dalam freezer atau meletakkan jam tangan di dalam mangkuk gula.
8. Perubahan mood atau tingkah laku. Setiap orang dapat menjadi sedih atau moody dari waktu ke waktu. Seorang yang mengidap Alzheimer menampilkan mood yang tidak tentu/berubah-ubah dari tenang menjadi ketakutan kemudian menjadi marah tanpa ada alasan yang jelas. 9. Perubahan kepribadian. Kepribadian seseorang wajar mengalami perubahan seiring dengan usia. Namun dapat seorang yang , mengidap Alzheimer sangat berubah
cuaca, memakai beberapa kaos di hari yang panas atau memakai pakaian yang sangat minim ketika cuaca dingin. Orang dengan demensia seringkali menunjukkan keputusan yang lemah / kurang baik mengenai uang, mereka memberikan sejumlah besar uang kepada para rumah telemarket ataupun atau membayar perbaikan membeli
barang yang tidak mereka butuhkan. 6. Bermasalah dengan pemikiran abstrak. Menyeimbangkan biasanya. Namun buku cek mungkin pada menjadi yang begitu sulit ketika tugas tersebut lebih rumit dari demikian, orang mengidap Alzheimer, mereka akan benar-benar lupa berapa jumlah/angkanya, dan apa yang harus mereka lakukan terhadap angka-angka tersebut. 7. Salah menempatkan segala sesuatu. Setiap orang dapat secara tidak disengaja salah menempatkan/menaruh dompet atau kunci. Orang yang mengidap Alzheimer akan meletakkan segala
menjadi benar-benar kacau, penuh kecurigaan, ketakutan atau menjadi bergantung pada anggota keluarga. 10. Kehilangan inisiatif. Lelah akibat pekerjaan rumah, aktivitas bisnis, atau kewajiban sosial sesekali waktu adalah wajar. Namun demikian, orang yang mengidap Alzheimer dapat menjadi pasif, duduk di depan televisi selama berjam-jam, tidur lebih dari biasanya atau tidak ingin melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan.
Apabila seseorang mengidap beberapa dari gejala di atas, maka sebaiknya ia segera menemui dokter untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh.
tujuan primer untuk mengatur/me-manage tingkah laku dan gejala kognitif pasien. Tujuan sekunder untuk mengurangi beban caregiver (pengasuh atau perawat, biasanya dari pihak keluarga pasien). dilakukan Pendekatan dengan
PENANGANAN ALZHEIMER Penanganan terhadap penyakit Alzheimer dapat dilakukan melalui 2 pendekatan:
nonpharmacological
menggunakan terapi, seperti: terapi behavioral management techniques, the pleasant event pharmacological, schedule morning (PES), bright music light therapy, ECT. strategi/ Melalui modifikasi lingkungan, animal assisted therapy, therapy, pendekatan nonpharmacological ini, penderita Alzheimer menjadi lebih mengenal, dan lebih siap menghadapi penyakitnya, serta lebih dapat me-manage dirinya sendiri. DELIRIUM VS DEMENSIA
o pharmacological
Berdasarkan pendekatan penanganan yang dilakukan terhadap Alzheimer dilakukan dengan menggunakan obat-obatan, satu-satunya obat yang dapat digunakan adalah obat-obat acetylcholinestrase tacrine, donepezil yang (AchE) HCL, mengandung inhibitor seperti: dan rivastigmine,
galantamine. Pemakaian obat-obatan ini harus merujuk pada anjuran yang dikemukan oleh dokter / psikiater. Karena pemakaian obatobatan ini ditentukan oleh dosis, dan waktu pemberian, serta memiliki efek samping.
Pada kasus delirium akan terjadi gangguan pada proses pikir, sedangkan pada demensia akan mengalami respon kognitif yang maladaptip
Pengobatan lain yang dapat digunakan namun masih dipertanyakan mengenai keefektifannya nya adalah ginkgo biloba, vitamin E, C, dan B.
Onset
- Biasanya tiba-tiba
- Biasanya perlahan
o nonpharmacological.
Bahasa
Sulit menemukan istilah tepat Jangka pendek & panjang terganggu Halusinasi jarang kecuali sundowning Normal Sedikit terganggu siklus tidurnya Sedikit terganggu Umumnya tak reversibel Perlu tapi tak segera
Daya ingat Tabel I. Perbedaan klinis delirium dan Demensia Gambaran Riwayat Awal Sebab Delirium Penyakit akut Cepat Terdapat penyakit lain (infeksi, dehidrasi, guna/putus obat Lamanya Perjalanan sakit Taraf kesadaran Orientasi Afek Alam pikiran Terganggu, periodik Cemas dan iritabel Sering terganggu Intak pada awalnya Labil tapi tak cemas Naik turun Normal Ber-hari/-minggu Naik turun Ber-bulan/-tahun Kronik progresif Demensia Penyakit kronik Lambat laun Biasanya penyakit otak kronik (spt Alzheimer, demensia vaskular) Psikomotor Tidur
Persepsi
Halusinasi (visual)
Catatan: pasien dengan demensia amat rentan terhadap delirium, dan delirium yang bertumpang tindih dengan demensia adalah umum
ALZHEIMER, DELIRIUM,AMNESIA
Turun jumlahnya Alzheimer Demensia Fisiologis (saraf Amnesia Psikologis Delirium Psikologis
otak) Gangguan memori / ingatan Berlangsung bertahap dan bersifat progresif Permanen Belum disembuhkan dapat Gangguan memori / ingatan Tidak bertahap, Gangguan kesadaran dan gangguan kognitif Berlangsung secara short time Fluktuatif Dapat disembuhkan
Kelainan ini dapat menyertai suatu : a.permulaan proses degenerasi dari otak. b.gangguan serebrovaskular. c.gangguan dari fungsi alat-alat vital seperti : jantung, ginjal akibat kelainan vaskular ekstra serebral. d.penyakit-penyakit infeksi tubuh. e.gangguan metabolisme. f.intoksikasi. g.kelainan-kelainan di bidang hemodinamika. h.trauma kapitis. i. lain-lain (ensefalopati). j. Permulaan dari penyakit korsakow, tapi di sin :penyakit yang diakibatkan alkoholisme kronik ini disertai dengan polineuritis
SINDROM AMNESTIK Sindroma amnestdc dan sindroma amnestik-konfabdatoar Gejala utama pada sindroma ini ialah : a. gangguan daya ingat, terutama mengenai hal-hal yang barn terjadi/recent. b. gangguan orientasi, terutama orientasi terhadap waktu. c. sulit dalam mengungkapkan kesan-kesan terhadap peristiwa tertentu. d. tidak didapati kelainan-kelainan di bidang emosional; karena sistem limbik pada penderita ini masih baik. e. Pada sindroma amnestik-konfabulatoar, didapati konfabulasi.
DELIRIUM
mendadak, penurunan
dimana
penderita dalam
mengalami memusatkan
diserap sebagaimana mestinya dan menekan otak Hematoma subdural, yaitu pengumpulan darah di bawah tengkorak yang dapat menekan otak. Meningitis, ensefalitis, sifilis (penyakit infeksi yang menyerang otak) Kekurangan tiamin dan vitamin B12 Hipotiroidisme maupun hipotiroidisme Tumor otak (beberapa diantaranya kadang menyebabkan linglung dan gangguan ingatan) Patah tulang panggul dan tulang-tulang panjang Fungsi jantung atau paru-paru yang buruk dan menyebabkan rendahnya kadar oksigen atau tingginya kadar karbon dioksida di dalam darah Stroke.
kemampuan
perhatiannya dan menjadi linglung, mengalami disorientasi dan tidak mampu berfikir secara jernih.
2. EPIDEMIOLOGI
Delirium bisa timbul pada segala umur, tetapi sering pada usia lanjut. Sedikitnya 10% dari pasien lanjut usia yang dirawat inap menderita delirium; 15-50% mengalami delirium sesaat pada masa perawatan rumah sakit. Delirium juga sering dijumpai pada panti asuhan. Bila delirium terjadi pada orang muda biasanya karena penggunaan obat atau penyakit yang berbahaya mengancam jiwanya.
3. ETIOLOGI
Penyebab delirium: Alkohol, obat-obatan dan bahan beracun Efek toksik dari pengobatan Kadar elektrolit, garam dan mineral (misalnya kalsium, natrium atau magnesium) yang tidak normal akibat pengobatan, dehidrasi atau penyakit tertentu Infeksi akut disertai demam Hidrosefalus bertekanan normal, yaitu suatu keadaan dimana cairan yang membantali otak tidak
4. MANIFESTASI KLINIS
Delirium ditandai oleh kesulitan dalam:
Konsentrasi dan memfokus Mempertahankan dan mengalihkan daya perhatian Kesadaran naik-turun Disorientasi terhadap waktu, tempat dan orang Halusinasi biasanya visual, kemudian yang lain Bingung menghadapi tugas se-hari-hari Perubahan kepribadian dan afek Pikiran menjadi kacau Bicara ngawur Disartria dan bicara cepat Neologisma Inkoheren
Siaga tinggi (Hyperalert) Atau sebaliknya bisa menjadi: Pendiam Menarik diri Mengantuk Banyak pasien yang berfluktuasi antara diam dan gelisah Pola tidur dan makan terganggu
Gangguan kognitif, jadi daya mempertimbangkan dan tilik-diri terganggu Gejala termasuk: Perilaku yang inadekuat
(kelainan mental) Bingung tentang waktu, tanggal, tempat atau identitas Sulit memusatkan perhatian Lupa akan peristiwa yg baru saja terjadi Tidak mampu berfikir secara logis atau melakukan perhitungan sederhana Demam atau pertanda infeksi lainnya Halusinasi (lihat) Terdapat bukti pemakaian obat Tremor Biasanya sadar akan waktu, tempat & identitas Mampu memusatkan perhatian Berfikir tidak logis tetapi ingat akan peristisa yg baru saja terjadi Mampu melakukan perhitungan sederhana Riwayat kelainan psikis sebelumnya Halusinasi (dengar) -
Terapi diawali dengan memperbaiki kondisi penyakitnya dan menghilangkan faktor yang memberatkan seperti: Menghentikan penggunaan obat Obati infeksi Suport pada pasien dan keluanga Mengurangi dan menghentikan agitasi untuk pengamanan pasien Cukupi cairan dan nutrisi Vitamin yang dibutuhkan Segala alat pengekang boleh digunakan tapi harus segera dilepas bila sudah membaik, alat infuse sesederhana mungkin, lingkungan diatur agar nyaman. Obat: o Haloperidoi dosis rendah dulu 0,5 1 mg per os, IV atau IV o o Risperidone0,5 3mg perostiap l2jam Olanzapine 2,5 15 mg per os 1 x sehari
5. DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya dan sesegera mungkin ditentukan penyebabnya. Dilakukan pemeriksaan fisik lengkap dan dititikberatkan pada respon neurologis penderita. Pemeriksan lainnya yang biasa dilakukan adalah pemeriksaan darah, rontgen dan pungsi lumbal.
6. TERAPI
Lorazepam 0,5 1mg per Os atau parenteral (tak tersedia di Indonesia), Perlu diingat obat benzodiazepine mi bisa
7. PROGNOSIS
Morbiditas dan mortalitas lebih tinggi pada pasien yang masuk sudah dengan delirium dibandingkan dengan pasien yang menjadi delirium setelah di Rumah Sakit. Beberapa penyebab delirium seperti hipoglikemia, intoxikasi, infeksi, faktor iatrogenik, toxisitas obat, gangguan keseimbangan elektrolit. Biasanya cepat membaik dengan pengobatan. Beberapa pada lanjut usia susah untuk diobati dan bisa melanjut jadi kronik
simpatikus sehingga mengganggu fungsi kolinergik dan menyebabkan delirium. Usia lanjut memang dasarnya rentan terhadap penurunan transmisi kolinergik sehingga lebih mudah terjadi delirium. Apapun sebabnya, yang jelas hemisfer otak dan mekanisma siaga (arousal mechanism)dari talamus dan sistem aktivasi retikular batang otak jadi terganggu. Terdapat faktor predisposisi gangguan otak organik: seperti demensia, stroke. Penyakit parkinson, umur lanjut, gangguan sensorik, dan gangguan multipel. Faktor presipitasi termasuk penggunaan obat baru lebih dan 3 macam, infeksi, dehidrasi, imobilisasi, malagizi, dan pemakaian kateter buli-buli. Penggunaan anestesia juga meningkatkan resiko delirium, terutama pada pembedahan yang lama. Demikian pula pasien lanjut usia yang dirawatdi bagian ICU beresiko lebih tinggi.
DELIRIUM
1. etiologi
Banyak kondisi sistemik dan obat bisa menyebabkan delirium, contoh antikolinergika, psikotropika, dan opioida. Mekanisma tidak jelas, tetapi mungkin terkait dengan gangguan reversibilitas dan metabolisma oxidatif otak, abnormalitas neurotransmiter multipel, dan pembentukan sitokines (cytokines). Stress dari
Penyebab intracranial : epilepsy/keadaan pasca kejang, trauma otak, infeksi (meningitis,ensefalitis), neoplasma, gangguan vascular o Penyebab ekstrakranial : obat-obatan (obat
antikolinergik, o antikonvulsan, obat antihipertensi, antiparkinson,antipsikotik, glikosida jantung,cimetidine, clonidine, disulfiram, insulin,opiate,phencyclidine,phenytoin,ranitidine ,salisilat,sedative,steroid), racun (karbon monoksida, logam berat&racun industry lain), disfungsi endokrin(hipofisis, pancreas,adrenal,paratiroid,tiroid),penyakit non endokrin(hatiensefalopati hepatic, ginjal dan saluran kemih, ensefalopati uremik, paru-paru narcosis karbon dioksida&hipoksia)
saja terjadi. Hampir semua penderita mengalami disorientasi waktu dan bingung dengan tempat dimana mereka berada. Fikiran mereka kacau, mengigau dan terjadi inkoherensia. Pada kasus yang berat, penderita tidak mengetahui diri mereka sendiri. Beberapa penderita mengalami paranoia dan delusi (percaya bahwa sedang terjadi hal-hal yang aneh). Respon penderita terhadap kesulitan yang dihadapinya berbeda-beda; ada yang sangat tenang dan menarik diri, sedangkan yang lainnya menjadi hiperaktif dan mencoba melawan halusinasi maupun delusi yang dialaminya. Jika penyebabnya adalah obat-obatan, maka sering terjadi perubahan perilaku. Keracunan obat tidur menyebabkan penderita sangat pendiam dan menarik diri, sedangkan keracunan amfetamin menyebabkan penderita menjadi agresif dan hiperaktif. Delirium bisa berlangsung selama berjam-jam, berharihari atau bahkan lebih lama lagi, tergantung kepada beratnya gejala dan lingkungan medis penderita. Delirium sering bertambah parah pada malam hari
(suatu fenomena yang dikenal sebagai matahari terbenam). Pada akhirnya, penderita akan tidur gelisah dan bisa berkembang menjadi koma (tergantung kepada penyebabnya).
Delirium ditandai oleh kesulitan dalam: Konsentrasi dan memfokus Mempertahankan dan mengalihkan daya perhatian Kesadaran naik-turun Disorientasi terhadap waktu, tempat dan orang Halusinasi biasanya visual, kemudian yang lain Bingung menghadapi tugas se-hari-hari Perubahan kepribadian dan afek Pikiran menjadi kacau Bicara ngawur Disartria dan bicara cepat Neologisma Inkoheren Gejala termasuk: Perilaku yang inadekuat Rasa takut Curiga Mudah tersinggung
Agitatif Hiperaktif Siaga tinggi (Hyperalert) Atau sebaliknya bisa menjadi: Pendiam Menarik diri Mengantuk Banyak pasien yang berfluktuasi antara diam dan gelisah Pola tidur dan makan terganggu Gangguan kognitif, jadi daya mempertimbangkan dan tilik-diri terganggu
3. pedoman diagnostic
gangguan kesadaran dengan penurunan kemampuan untuk memusatkan, mempertahankan, atau mengalihkan perhatian o perubahan kognisi atau perkembangan gangguan persepsi yang tidak lebih baik diterangkan demensia yang telah ada sebelumnya, yang telah ditegakkan, atau yang sedang timbul. o Gangguan timbul setelah suatu periode waktu yang singkat (biasanya beberapa jam sampai
hari) dan cenderung berfluktuasi selama perjalanan hari o Teradpat bukti-bukti dari riwayat penyakit, PF, atau temuan laboratorium bahwa gangguan adalah disebabkan oleh akibat fisiologis langsung dari kondisi medis umum. o PF : denyut jantung, temperature, tekanan darah, pernafasan, pembuluh darah karotis, kulit kepala& wajah, leher,mata, mulut, tiroid, jantung, paru-paru, pernafasan, hati, system saraf o Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan standar (kimia darah),hitung darah lengkap dengan diferensial sel darah putih, tes fungsi tiroid, tes serologis untuk sifilis, tes antibody HIV, urinalisis,EKG,EEG,sinar-x dada,skrining obat dalam darah dan urin. kaplan
Penurunan derajat kewaspadaan Tidak bisa memusatkan perhatian Tidak bisa menggeser perhatian Gangguan kognitif Defisit memori Disorientasi Gangguan bahasa Berkembang dalam waktu pendek Jam dan hari Fluktuatif, sundowning Hal-hal tersebut di atas berubah berdasar kondisi medik, intoksikasi, dan atau pengobatan a. Demensia Demensia berbeda karena onsetnya adalah gradual (biasanya tahun), dan persisten. Demensia tidak menyebabkan penurunan kewaspadaan sampai late stages (dapat diketahui dari anamnesa). Pasien dengan dengan demensia mudah menjadi delirium, walaupun demikian, kondisi akut pada pasien demensia bisa delirium atau kondisi akut lainnya. Demensia lewy bodies bisa disertai dengan halusinasi dan psikosis. b. Depresi Depresi bisa terjadi mimic hypoactive deliriumdengan
4. DD
Delirium harus dibedakan dengan kelainan kognitif global. Tabel 1. Kriteria DSM-IV untuk delirium Gangguan kesadaran
penolakan yang jelas, retardasi psikomotor, melambatnya pembicaraan, apatis, dan pseudodemensia. Depresi tidak mempengaruhi derajat kesadaran. c. Psikosis Psikosis bisa terjadi mimic hyperactive delirium. Psikosis fungsoinal berbeda karena halusinasi suara. Lebih banyak khayalan, dan lebih sedikit fluktuatif. d. CVA CVA jarang disertai dengan delitium, atau salah dianggap sebagai delirium. Contohnya, aphasia mungkin salah dianggap sebagai kebingungan. Juga kelainan difus pada atensi karena stroke pada daerah temporooccipital, parietal, prefrontal, atau region sub kortikal pada hemisfer kanan. Keadaan akut mungkin memperburuk tanda neurologis fokal karena CVA lama. http://medical-free.blogspot.com/2008/06/delirium.html
Cukupi cairan dan nutrisi Vitamin yang dibutuhkan Segala alat pengekang boleh digunakan tapi harus segera dilepas bila sudah membaik, alat infuse sesederhana mungkin, lingkungan diatur agar nyaman.
Obat:
o o
5. terapi
Terapi diawali dengan memperbaiki kondisi penyakitnya & menghilangkan faktor yang memberatkan seperti:
Lorazepam 0,5 1mg per Os atau parenteral (tak tersedia di Indonesia), Perlu diingat obat benzodiazepine mi bisa memperburuk delirium karena efek sedasinya.
http://www.idijakbar.com/prosiding/delirium.htm
Menghentikan penggunaan obat Obati infeksi Suport pada pasien dan keluanga
sebelumnya diingat (amnesia retrograd) gejala harus bermakna bagi pasien dalam hal social & pekerjaannya.
1. etiologi
- struktur anatomi utama yang terlibat dalam daya ingat dan perkembangan gangguan amnestik adalah terutama struktur diensefalik dan struktur lobus midtemporalis. Walaupun amnesia biasanya disebabkan oleh kerusakan bilateral pada struktur2 tsb, beberapa kasus kerusakan unilateral menyebabkan suatu gangguan amnestik, dan bukti2 menunjukkan bahwa hemisfer kiri mungkin lebih kritikal dibandingkan hemisfer kanan dalam perkembangan gangguan daya ingat. Selain itu juga defisiensi thiamin,hipoglikemi,hipoksia dan ensefalitis herpes simpleks semuanya mempunyai predileksi merusak lobus temporalis, khususnya hipokampus. Penggunaan obat yang tidak diresepkan, tumor, serebrovaskuler,prosedur bedah, dll. - benzodiazepin
3. pedoman diagnostic gangguan daya ingat jangka pendek tidak ada gangguan kesadaran, intelektual dan perhatian adanya cidera/ penyakit pada otak
Perkembangan gangguan daya ingat seperti yang dimanifestasikan oleh gangguan kemampuan untuk mempelajari informasi baru atau ketidakmampuan untuk mengingat informasi yang telah dipelajari sebelumnya. o Gangguan daya ingat menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi social atau pekerjaan dan merupakan penurunan bermakna dari tingkat fungsi sebelumnya o Gangguan daya ingat tidak terjadi semata-mata selama perjalanan suatu delirium atau suatu demensia o Terdapat bukti dari riwayat penyakit, PF,atau temuan laboratorium bahwa gangguan adalah akibat fisiologis langsung dari kondisi umum.
4. DD
a) Demensia dan delirium
d) Gangguan buatan (factitious disorders) e) Berpura-pura hilangnya daya ingat f) Sindrom amnestik akibat alcohol (korsakov)