Вы находитесь на странице: 1из 18

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Benarkah wanita hamil harus makan dengan porsi dua kali lebih banyak dari wanita biasa? Dari segi kualitas memang jawabannya adalah ya. Tapi dari segi kuantitas jawabannya adalah tidak. Dalam mengkonsumsi makanan, ibu hamil harus memperhitungkan nilai gizi makanan yang dikonsumsi, baik bagi dirinya maupun janin yang ada dalam kandungannya Kebutuhan gizi akan terus meningkat, terutama setelah memasuki kehamilan trimester kedua. Sebab pada saat itu, pertumbuhan janin berlangsung sangat cepat. Jangan heran jika berat badan ibu pun turut naik pesat. Ini berbeda dengan kehamilan pada trimester pertama. Pada saat ini pertumbuhan janin masih belum begitu pesat, sehingga kebutuhan gizinya juga belum optimal. Pada dua bulan terakhir kehamilan, otak bayi berkembang sangat cepat. Pada periode ini, gizi diperlukan bagi pengembangan otak dan jaringan saraf sang bayi. Usahakanlah makan setiap 4 jam sekali. Sebab, meskipun Anda tidak lapar, kemungkinan bayi Anda yang lapar. Hal lain yang perlu diperhatikan, meskipun nafsu makan meningkat, tetaplah berpegang pada pola makan dengan gizi seimbang. Jangan asal makan karena lapar mata. Sebaiknya ibu hamil menghindari makanan berkalori tinggi seperti cokelat dan es krim. Harus diingat pertambahan berat badan ideal selama masa kehamilan adalah berkisar antara 10-15 kg. 1.2 Rumusan Masalah Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah mengenai pengelolaan menu makanan seimbang bagi ibu hamil usia 17 tahun dengan berat badan 54kg, tinggi badan 154 cm, serta cara penghitungan kebutuhan energi pada ibu hamil tersebut.

1.3

Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah : 1. Agar para ibu hamil lebih mengetahui tentang apa saja menu yang cocok dan cara pengelolaan menu makanan seimbang agar janin dalam kandungan lahir secara normal dan sehat. 2. Agar ibu hamil dapat mengatur pola makanan yang sudah di tentukan dengan membuat tabel menu makanan yang sudah tersedia. 3. Agar perempuan tahu bagaimana cara mengurangi sindrom pra-haid yang sering mengganggu aktifitas mereka.

BAB II PEMBAHASAN Saat hamil, kebutuhan gizi calon ibu menjadi lebih tinggi seiring dengan adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada fisik. Perubahan itu meliputi bertambahnya volume plasma, meningkatnya cadangan makanan, meningkatkan aliran darah uterine, meningkatnya berat janin, bertambahnya cairan amniotik, dan berkembangnya plasenta. Itu semua menyebabkan terjadinya pertambahan berat badan. Pada tabel berikut dapat dilihat komponen utama gizi dan kecukupan yang dianjurkan (RDA) dari Food Nutrition Board, National Research Council : Recommended Dietary Allowance 9th Ed. Washington DC, Nacional Academy Sciences, 1980: 3 Komposisi Utama Kebutuhan harian Wanita usia 19 - 50 th Kebutuhan tambahan harian wanita semasa: Hamil Protein (g) Zat Besi (mg) Kalsium (mg) 44 18 800 +30 +30-60 +400

Makanan dengan gizi seimbang dapat diperoleh dari karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur. Sebagai sumber tenaga yang menghasilkan kalori, karbohidrat dapat diperoleh dari serealia, umbi-umbian. Sementara protein sebagai sumber zat pembangun dapat diperoleh dari daging, ikan, telur, kacang-kacangan, dan sebagai sumber zat pengatur, vitamin dan mineral dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayur-sayuran. Tambahan vitamin, baik B kompleks, vitamin A, vitamin C, vitamin D, maupun vitamin E diperlukan ibu hamil untuk meningkatkan kebugarannya. Vitamin B kompleks dijumpai pada serealia, biji-bijian, kacangkacangan, sayuran hijau, ragi, telur dan produk susu. Vitamin B

kompleks berguna untuk menjaga sistem saraf, otot dan jantung agar berfungsi secara normal. Vitamin D berguna untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang bayi Anda. Sumbernya terdapat pada minyak hati ikan, kuning telur dan susu. Vitamin E berguna bagi pembentukan sel darah merah yang sehat. Makanlah lembaga biji-bijian terutama gandum, kacang-kacangan, minyak sayur dan sayuran hijau. Asam folat berguna untuk perkembangan sistem saraf dan sel darah, dan banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam, kembang kol dan brokoli. Pada buah-buahan, asam folat banyak terdapat pada jeruk, pisang, wortel dan tomat. Kebutuhan asam folat selama hamil adalah 800 mcg per hari, terutama pada 12 minggu pertama kehamilan. Kekurangan asam folat dapat mengganggu pembentukan otak, sampai cacat bawaan pada susunan saraf pusat maupun otak janin. Zat besi yang dibutuhkan ibu hamil agar terhindar dari anemia (kurang darah), banyak terdapat pada sayuran hijau (seperti bayam, kangkung, daun singkong, daun pepaya), daging dan hati. Salah satu makanan dengan kandungan gizi yang lengkap adalah susu. Susu mengandung kalsium bagi pertumbuhan tulang dan gigi janin, serta melindungi ibu hamil dari penyakit osteoporosis (keropos tulang). Jika kebutuhan kalsium ibu hamil tidak tercukupi, maka kekurangan kalsium akan diambil dari tulang ibunya. Sumber kalsium yang lain adalah sayuran hijau dan kacang-kacangan. Selain itu, susu juga mengandung banyak vitamin, seperti vitamin A, D, B2, B3, dan vitamin C. Zat-zat gizi ini juga terdapat pada produk olahan susu, seperti keju, es krim, yoghurt. 2.1 Memilih Bahan Makanan

Rantai pengadaan makanan yang begitu panjang pada umumnya banyak memberi pengaruh pada keutuhan. Kesegaran, dan kandungan kandungan zat gizi dari bahan makanan.

Berbagai kegiatan dalam rantai pengadaan bahan makanan diantaranya: pengeringan, pengangkutan, dan penyimpanan.

2.2

Pengeringan Bahan makanan yang baru di panen masih mengandung kadar air yang tinggi. Hama dapat menghinggapi hasil panen terutama saat disimpan digudang. Hama dapat berbentuk mikroba, serangga atau binatang lainnya. Mikroba dan serangga merupakan hama utama, kedua jenis hama ini memerlukan air dalam makanannya. Agar bahan makanan dapat disimpan untuk jangka waktu lama hasil panen di usahakan dikeringkan menurut persyaratan. Pengeringan pangan berarti pemindahan dengan sengaja dari bahan pangan.

Pada umumnya, pengeringan berlangsung dengan penguapan air yang terdapat di dalam bahan pangan dan untuk ini panas laten penguapan harus diberikan. Dua faktor proses pengawasan yang penting dimasukkan ke dalam satuan operasi pengeringsn yaitu : a) Pemindahan panas untuk melengkapi panas laten penguapan yang dibutuhkan; b) Pergerakan air atau uap air melalui bahan pangan dan kemudian keluar bahan untuk mempengaruhi pemisahan dari bahan pangan. Pengeringan pangan penting sebagai metode pengawetan. Pangan kering dapat disimpan untuk waktu yang lama mengalami pembusukan, karena jasat renik yang dapat membusukkan an memecahkan pangan tidak dapat tumbuh dan juga bertambah sulit oleh karena ketiadaan air, dan kebanyakan enzim yang dapat menyebabkan perubahan kimia yang tidak dikehendaki, tidak dapat berfungsi tanpa adanya air. Proses pengeringan terbagi dalam tiga kategori, yaitu:

1. Pengeringan udara dan pengeringan yang berhubungan langsung di bawah tekanan atmosfir. Dalam hal ini panas dipindahkan menembus bahan pangan, baik dari udara maupun permukaan yang dipanaskan. Uap air dipindahkan dengan udara. 2. Pengeringan hampa udara Keuntungan dalam pengeringan hampa udara didasarkan pada kenyataan bahwa penguapan air terjadi lebih cepat pada tekanan rendah daripada tekanan tinggi. Panas yang dipindahkan dalam pengeringan hampa udara pada umumnya secara konduksi, kadang-kadang secara pemancaran. 3. Pengeringan beku. Pada pengeringan beku, uap air disublimasikan keluar dari bahan pangan beku. Struktur bahan pangan dipertahankan dengan baik pada kondisi ini. Suhu dan tekanan yang sesuai harus dipersiapkan dalam alat pengering untuk menjamin terjadinya proses sublimasi(Earle : 1969). Pengeringan ialah suatu cara/proses untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan , dengan cara menguapkan sebagian besar air yang dikandungnya dengan menggunakan energi panas. Biasanya kandungan air bahan dikurangi sampai batas dimana mikroba tidak dapat tumbuh lagi di dalamnya. Pengeringan dapat pula diartikan sebagai suatu penerapan panas dalam kondisi terkendali , untuk mengeluarkan sebagian besar air dalam bahan pangan melalui evaporasi (pada pengeringan umum) dan sublimasi (pada pengeringan beku). Ada 2 istilah yang dipakai untuk pengeringan yaitu : 1. Drying : suatu proses kehilangan air yang disebabkan oleh daya atau kekuatan alam, misalnya matahari (dijemur) dan angin (diangin-anginkan). 2. Dehydration (dehidrasi) : suatu proses pengeringan dengan panas buatan, dengan menggunakan peralatan/alat-alat pengering. Tujuan pengeringan bahan pangan yaitu : 1. Mengurangi risiko kerusakan karena kegiatan mikroba. Mikroba memerlukan air untuk pertumbuhannya. Bila kadar air bahan berkurang, maka aktivitas mikroba dihambat atau dimatikan.

2. Menghemat ruang penyimpanan atau pengangkutan. Umumnya bahan pangan mengandung air dalam jumlah yang tinggi, maka hilangnya air akan sangat mengurangi berat dan volume bahan tersebut. 3. Untuk mendapatkan produk yang lebih sesuai dengn penggunaannya. Misalnya kopi instant. 4. Untuk mempertahankan nutrien yang berguna yang terkandung dalam bahan pangan, misalnya mineral, vitamin, dsb. 2.2.1 Contoh Pemilihan Dan Penyimpanan Bahan Makanan 1 Beras Beras merupakan makanan pokok yang banyak dikonsumsi oleh banyak negara khususnya negara-negara di Benua Asia, Beras berasal dari lanaman padi yang biasa lumbuh di daerah yang banyak curah hujannya, atau dengan kata lain lanaman padi sangat memerlukan air unluk tumbuh, walaupun ada jenis tanaman padi yang tumbuh lanpa air yang disebut "Padi Gogo". Beras termasuk golongan Serealia atau biji-bijian, banyak mengandung kalori dan golongan Vitamanin B, Betas dapat dibedakan atas beberapa macam anlara lain : 1. Ditinjau dari kelekatan Beras Ketan, menipunyai kelekatan yang tinggi setelah dimasak. Beras Biasa, mempunyai kelekatan lebih rendah dibandingkan dengan beras ketan. 2. Ditinjau dari warna Beras Putin Beras Merah, yaitu beras berwama kemerahan dan banyak mengandung Vitamin B. Golongan beras ini memerlukan waktu pengolahan lebih Jama dibandingkan dengan beras putih, 3. Ditinjau dari bentuk butiran Beras butiran pendek (agak bulat), nasi yang dihasilkan agak lengket/lunak Beras butiran panjang, jenis beras ini memerlukan air pengolahan 2 kali jumlah beras

berikut :

Pemilihan

Dalam proses pemilihan beras, yang harus diperhatikan adalah hal-hal sebagai 1. Keutuhan butiran 2. Ada/tidaknya kotoran, batu dan kum 3. Ada/tidaknya gumpalan 4. Tidak berbau apek Penyimpanan Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mencegah kerusakan beras selama penyimpanan, yaitu : 1. Tempat penyimpanan tertutup rapat 2. Ruang tempat penyimpanan berventilasi 3. Suhu ruang penyimpanan antara 20-24 C, tidak lembab Beberapa hasil olah dari beras yaitu : 1. Tepung beras 2. Bubur beras Instant 3. Bihun 4. Kwetiau (sejenis mie yang bentuknya lebih lebar) 2. Tepung Terigu Tepung terigu merupakan bahan dasar pada pembuatan kue dan roti. Roti sangat memerlukan tepung terigu karena tepung terigu mengandung gluten, yang sangat diperlukan membentuk kerangka roti. Gluten merupakan protein yang idak larut dalam air dan hanya terdapat dalam tepung terigu. Tepung terigu terbuat dari tanaman gandum setelah mengalami proses penggilingan. Berdasarkan jenis gandumnya, tepung terigu yang dihasilkannya di bedakan atas : 1. Tepung terigu kuat, yaitu yang berasal dari gandum keras (hard wheat). Tepung terigu ini sangat cocok untuk membuat roti karena mengandung gluten dengan kualitas dan jumlah yang tinggi. Adonan yang terbuat dari tepung terigu jenis ini memiliki daya kembang yang baik, sehingga volume roti yang

dihasilkan maksimal. Di Indonesia jenis tepung ini dikenal dengan merek "Cakra" 2. Tepung terigu sedang, yang kandungan proteinnya. Di Indonesia dikenal dengan merek "Segitiga", sangat baik untuk membuat kue yang memerlukan proses pengembangan yang tidak terlalu tinggi, misalnya : cake, bolu dll. 3. Tepung terigu lemah, yaitu yang berasal dari gandum lunak (soft wheat). Tepung terigu lemah sangat cocok untuk pembuatan, kue yang tidak memerlukan pengembangan. Tepung terigu jenis ini mengandung protein, serta daya serap air yang rendah. Di Indonesia jenis tepung ini dikenal dengan merek "Kunci". Untuk mengetahui ciri-ciri tepung terigu yang baik, harus diperhatikan hal-hal berikut : 1. Berwarna putih 2. Tidak ada yang bergumpal 3. Butiran halus, kering (tidak lembab) 4. Tidak berbau apek 5. Tidak mengandung hama gudang (kutu) Penyimpanan

Untuk mencegah terjadinya kerusakan perlu dilakukan penyimpanan yang baik dan benar dengan cara sebagai berikut : 1. Disimpan dalam wadah yang tertutup rapat untuk mencegah masuknya hama gudang (kutu), menyerap air dari udara dan bau apek 2. Ruang penyimpanan bersuhu diantara 19 - 24 c, kelembaban 60 % 3. Ruang penyimpanan berventilasi 4. Wadah penyimpanan tepung letaknya tidak kontak langsung dengan lantai. Beberapa hasil olah dari tepung terigu yaitu : Macaroni Mie Spaghetti dll

2.3

Pengangkutan Berbagai jenis makanan memerlukan cara pengemasan tertentu, misalnya secara curah, dikemas dalam dos, kaleng dan sebagainya. Pengemasan yang tidak memenuhi syarat akan meningkatkan kerusakan dan penghamburan bahan makanan. Cara pengangkutan juga harus cukup murah agar tidak membuat nilai jual bahan makanan sulit terjangkau konsumen. Pengemasan merupakan bagian dari suatu pengolahan makanan yang berfungsi

untuk pengawetan makanan, mencegah kerusakan mekanis, perubahan kadar air. Teknologi pengemasan perkembangan sangat pesat khususnya pengemas plstik yang dengan drastic mendesak peranan kayu, karton, gelas dan metal sebagai bahan pembungkus primer. Berbagai jenis bahan pengepak seperti tetaprak, tetabrik, tetraking merupakan jenis teknologi baru bagi berbagai jus serta produk cair yang dapat dikemas dalam keadaan qaseptiis steril. Sterilisasi bahan kemasan biasanya dilakukan dengan pemberian cairan atau uap hydrogen peroksida dan sinar UV atau radiasi gama. Jenis generasi baru bahan makanan pengemas ialah lembaran plstik berpori yang disebut Sspore 2226, sejenis platik yang memilki lubang - lubang . Plastik ini sangat penting penngunaanya bila dibandingkan dengan plastic yang lama yang harus dibuat lubang dahulu. Jenis plastic tersebut dapat menggeser pengguanaan daun pisang dan kulit ketupat dalam proses pembuatan ketupat dan sejenisnya. Karena dalam pengalengan makanan digunakan sterilisasi komersial (bukan sterilisasi mutlak), mungkin saja masih terdapat spora atau mikroba lain (terutama yang bersifat tahan terhadap panas) yang dapat merusak isi apabila kondisinya memungkinkan. Itulah sebabnya makanan dalam kaleng harus disimpan pada kondisi yang sesuai, segera setelah proses pengalengan selesai. Pengalengan didefinisikan sebagai suatu cara pengawetan bahan pangan yang dipak secara hermetis (kedap terhadap udara, air, mikroba, dan benda asing lainnya) dalam suatu wadah, yang kemudian disterilkan secara komersial untuk membunuh semua mikroba patogen (penyebab penyakit) dan pembusuk. Pengalengan secara

10

hermetis memungkinkan makanan dapat terhindar dan kebusukan, perubahan kadar air, kerusakan akibat oksidasi, atau perubahan cita rasa. 2.4 Penyimpanan Penyimpanan bahan makanan harus memenuhi syarat syarat tertentu. Beberapa bahan makanan yang mudah rusak karena kondisi dalam gudang tidak cukup ventilasi, bercampur baur tersimpan dalam tempat yang sama, bercampur dengan bahan bahan beracun. Atap gudang yang bocor meningkatkan kadar air untuk bahan makanan yang harus disimpan kering. Pada umumnya bahan makanan di simpan dalam keadaan dikemas juga secara curah bagi biji bijian. Penyimpanan biasa ataupun dengan teknologi modern selain menjamin keutuhan zat makanan tertentu pada akhirnya memberikan nilai kesehatan yang cukup tinggi. Agar bahan makanan yang disimpan tetap aman dari bakteri dan tidak cepat membusuk, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Kewaspadaan ini harus sudah dimulai sejak saat melakukan pemilihan bahan, pembelian sampai bahan masuk ke dalam lemari pendingin dan diambil lagi untuk dimasak atau disajikan. Berikut Hal - Hal Yang Perlu Diperhatikan Pada Saat Penyimpanan Makanan : 1. Pilih buah dan sayur yang bermutu baik. Untuk menghindari pembusukkan, sebelum disimpan dalam lemari pendingin bersihkan terlebih dahulu sayur dan buah, lalu cuci hingga benar - benar bersih. 2. Bila tidak segera dimasak dalam 1 - 2 hari, simpanlah bahan makanan yang mudah rusak di dalam bagian pembekuan (freezer). 3. Cuci bersih dan potong - potong ayam atau daging seperlunya sebelum dibekukan agar menghemat ruang penyimpanan. Simpan bahan yang dibekukan dalam wadah untuk sekali masak.

11

4. Simpan daging sapi atau unggas dalam lemari pendingin sebelum dimasukkan ke dalam lemari pembeku. Ini bertujuan agar udara dingin menyebar rata sampai ke dalam daging, hal ini untuk menghindari pembusukkan di bagian tengah daging. 5. Bubuhkan nama bahan dan tanggal pembekuan pada kemasan bahan makanan yang dibekukan. Ini berguna untuk mengecek kadaluarsanya. 6. Cairkan bahan makanan beku di dalam bagian pendingin di lemari es beberapa jam sebelum dimasak. Jangan membekukan kembali bahan makanan yang sudah dicairkan kecuali sesudah dimasak. 7. Sedapat mungkin pisahkan pembekuan bahan makanan mentah dengan makanan matang. 8. Jangan mengisi lemari pendingin terlalu penuh karena akan menyebabkan beban terlalu berat sehingga suhu yang diinginkan tidak segera tercapai. 9. Jaga suhu pendingin sekitar 4 derajat celsius dan suhu pembekuan sekitar 18 derajat celsius. 10. Wadah untuk pembekuan dapat berupa kantung atau kotak plastik, kertas selofan, wadah logam. Wadah harus kedap udara agar tidak terjadi oksidasi bahan selama penyimpanan. Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemilihan Bahan Makanan : WARNA, beberapa bahan makanan memberi warna tertentu apabila terjadi penurunan kualitas misalnya daging sapi yang seharusnya berwarna merah segar menjadi kebiru biruan, karena kandungan zat gizinya sudah rusak. Ikan laut yang sudah lama akan berubah warnanya, mulai dari insang yang seharusnya merah menjadi pucat, matanya yang bening menjadi buram, kulitnya yang segar menjadi kebiru biruan dan terkelupas serta lembek Perubahan warna juga dapat terjadi pada sayuran yang seharusnya hijau dan segar menjadi kekuning kuningan atau yang seharusnya kuning menjadi kusam.

12

Selain warna pada bahan makanan yang berubah, waspadai juga makanan yang di beri zat pewarna. BAU, bahan makanan yang berkualitas baik akan memberi aroma yang enak, segar dan tidak berbau busuk, karena makanan yang sudah mengeluarkan bau kurang segar atau berbau busuk, kandungan zat gizinya sudah rusak, selain itu juga dapat menimbulkan keracunan karena sudah tidak terkontaminasi oleh bakteri.

2.4.3 Pewarna buatan Dalam proses pengolahan bahan pangan kadang kala terdapat kecenderungan penyalahgunaan pemakaian zat pewarna untuk sembarang bahan pangan, misalnya zat pewarna untuk tekstil dan kulit di pakai untuk mewarnai bahan makanan. Karena adanya residu logam berat pada zat pewarna tersebut Zat pewarna yang berbahaya dan dilarang digunakan sebagai BTM, obat-obatan dan kosmetika telah diatur menurut ketentuan Peraturan Menkes RI Permenkes RI No. 239/Men.Kes/Per/V/85, yaitu;
Nama Merah (45430) Batas maksimum penggunaan 0,1 g/kg (Es krim), 0,2-0,3 g/kg (jem, jeli, saus, buah kalengan) 0,1 g/kg (es krim), 0,2 g/kg (jeli, buah alengan), 0,3g/kg (acar) 0,1 g/kg (es krim0, 0,2 g/kg (jeli, buah kalengan), 0,3 g/kg (acar) 0,07 g/kg (minuman ringan), 0,3 g/kg (makanan lainnya) 0,1 g/kg (Es krim), 0,2 g/kg (jeli buahkalengan), 0,3g/kg (acar)

Hijau (42053)

Kuning (15985)

Coklat (20285)

Biru (42090)

Serta ada beberapa pewarna lainnya seperti:Auramine, Alkanet, Butter Yellow, Black 7984, Burn Umber, Chrysoidine, Chrysoine S, Citrus Red No. 2, Chocolate Brown FB, Fast Red E, Fast Yellow AB, Guinea Green B, Indanthrene Blue RS,

13

Magenta, Metanil Yellow, Oil Orange SS, Oil Orange XO, Oil Yellow AB, Oil Yellow OB, Orange G, Orange GGN, Orange RN, Orchil and Orcein, Poncheau 3R, Poncheau SX, Poncheau 6R, Rhodamine B,SudanI, Scarlet GN, dan Violet 6 B. 2.5 Dasar Penghitungan Kebutuhan Energi Besar kebutuhan akan kalori, karbohidrat, protein dan lemak seorang wanita yang berusia Berat badan Tinggi badan Hamil BB ideal : 17 tahun : 54 kg : 154 cm : 16 minngu dan berkegiatan fisik derajat sedang = TB 105 = 154 105 = 49kg = 49 + 2 + 1.6 = 52.6 kg Umur genekologinya = 16/4 x 0.4 = 1.6 jika usianya di atas 20 tahun tidak memeliki umur ginekologik BEE = 655 + 9.61313 + 1.4 TB 4.7 U = 655 + ( 9.6 x 54 ) + ( 1.4 x 154 ) ( 4.7 x 17 ) = 655 + 518.4 + 215.6 79.9 = 1309.1 Menentukan energi yang dihabiskan untuk kegiatan fisisk sedang = 20% BEE = 20 / 100 x 1309.1 Menentukan FIT = 10% ( BEE + kegiatan fisik ) = 10/100 ( 1309.1 + 261.82 ) = 10/100 x 1570.82 = 157.082 Menentukan TEE = BEE + KF + FIT = 1309.1 + 261.82 + 157.082 = 1728.002 TEE yang harus diresepkan kepada wanita hamil ialah = 1728.002 + 100 = 1828.002 Menerjemahkan kalori menjadi = 261.82

14

Karbohidrat Protein Lemak Karbohidrat Protein Lemak

= 60% TEE = 60/100 x 1828.002 = 1096.80 kkal = 15% TEE = 15/100 x 1828.002 = 274.20 kkal = 25% TEE = 25/100 x 1828.002 = 457 kkal = 1096.80 : 4 = 274.2 gram = 274.20 : 4 = 68.55 gram = 457 : 4 = 114.25 gram

Menerjemahkan kalori menjadi gram

2.5.1 Contoh Menu Yang Di Butuhkan :

2.5.2 Contoh Variasi Menu Variasi menu sehari : Pagi ..

15

Nasi Uduk Telur Dadar Lalapan Bubur Kacang Hijau Susu 1 Gelas Nasi Putih Empal Daging Pepes Teri dan Jamur Sayur Asam Jeruk Bola Kismis Susu 1 Gelas

Snack Pukul 10.00

Siang ..

Snack Pkl. 14.00

Malam .. Nasi Putih Serundeng Belut Cabai Isi Cah Wortel dan Kailan Jambu Biji

BAB III PENUTUP

16

3.1 Kesimpulan Ada beberapa jenis makanan yang harus dihindari oleh ibu hamil, karena kemungkinan membawa bibit penyakit atau parasit tertentu yang membahayakan janin. Jenis bibit penyakit / parasit yang membahayakan kandungan dan terbawa dalam makanan adalah: Listeria Dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir mati, atau keracunan darah. Bakteri listeria monocytogenes banyak terdapat pada : 1. Produk unggas (termasuk telur), ikan atau daging sapi yang diolah setengah matang. 2. Selada, buah dan sayuran yang tidak dicuci bersih, terutama bila dimakan dalam keadaan mentah. 3. Beberapa jenis keju lunak, seperti brie, camembert, blue cheese serta keju lain yang dibuat dari susu kambing atau domba. Bakteri E. Coli Sering ditemukan pada daging yang diolah setengah matang, dan susu yang tidak mengalami pasteurisasi. Racun yang dikeluarkannya dapat merusak usus dan ginjal. Salmonella dan Toksoplasma Untuk menghindari infeksi bakteri jenis ini, sebaiknya Anda tidak mengkonsumsi daging dan telur dalam bentuk mentah atau setengah matang. 3.2 Saran Selama kehamilan diperlukan tambahan energi. Protein lebih banyak dari biasanya, sebaiknya kombinasi antara protein hewani dan nabati. Perhatikan konsumsi vitamin dan mineral seperti vitamin, D,B,A,E,C dan lainnya, mineral seperti kalsium, Fe, dan fosfor. Banyak konsumsi serat untuk menghindari konstipasi. Makan dengan prinsip 4 sehat 5 sempurna. DAFTAR PUSTAKA

17

1. http://www.smallcrab.com/kesehatan/25-healthy/503-pengemasan-bahanpangan 2. http://warnadunia.com/makalah-pengawetan-dan-pengolahan-bahan-makanan/ 3. http://witdy.wordpress.com/2009/03/15/pengeringan-kabinet/ 4. http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefoxa&channel=s&rls=org.mozilla%3Aen-US %3Aofficial&q=beberapa+bahan+makanan+memberi+warna+tertentu+apabila +terjadi+penurunan+kualitas+misalnya+daging+sapi+yang+seharusnya+berwar na+merah+segar+menjadi+kebiru+ %E2%80%93+biruan&btnG=Telusuri&meta=

18

Вам также может понравиться