Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Keadaan geografis Puskesmas jembatan kecil terletak di jalan rinjani RT IX kelurahan Jebatan kecil. Puskesmas jembatan kecil mempunyai luas wilayah 80 Ha. Jumlah penduduk kelurahan jembatan kecil 4.721 jiwa dan memiliki 11 Rt dan 3 RW. 2. Keadaan geografis penduduk Wilayah kerja UPTD Jembatan Kecil terdiri dari 5 kelurahan dalam satu kecamatan yaitu gading cempaka. Sumber Daya Manusia (SDM) di puskesmas jembatan kecil kota Bengkulu tediri dari dokter umum 1, dokter gigi 1, SI kesehatan 5 orang, D III kebidanan 3 orang, farmasi 2 orang, gizi 2 orang, TU 3 orang. Setiap program mempunyai penanggung jawab 1 atau 2 orang dan bertanggung jawab secara langsung setiap tugas masing-masing.
B. Hasil Penelitian Pengumpulan data dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas jembatan keci kota Bengkulu, dan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2012, dengan responden ibu yang memakai alat kontrasepsi, dimana sampelnya yang diperoleh 40 orang. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik porpusive sampling,
Data yang diperoleh dari penelitian kemudian dikelompokkan dan ditabulasi sesuai dengan keperluan peneliti, selanjutnya peneliti melakukan pengolahan data dan analisa sebagai berikut: 1. Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui variable, yaitu variable independent( tingkat pengetahuan) dan variable dependent (pemilihan alat kontrsepsi hormonal) di wilayah kerja puskesmas jembatan kecil kota Bengkulu. a. Gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang pemilhan alat kontrasepsi
hormonal di wilayah kerja puskesmas jembatan kecil kota Bengkulu. Dalam penelitian ini masih dilihat gambaran tingkat pengetahuan ibu di wilayah kerja puskesmas jembatan kecil kota Bengkulu sebagai berikut:
Tabel 4.1 Gambaran tingkat pengetahuan ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi hormonal di wilyah kerja puskesmas jembatan kecil kota bengkulu No 1 2 3 Pengetahuan ibu Kurang Cukup Baik Jumlah Frekuensi 15 14 11 40 Persentase (%) 37,5 35,0 27,5 100.,0
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu di wilayah kerja puskesmas jembatan kecil kota Bengkulu memiliki pengetahuan tentang pemilihan alat kontrasepsi hormonal dalam kategori kurang yaitu sebanyak 15 orang (37,5%). 1) Gambaran pemilihan alat kontrasepsi hormonal di wilayah kerja puskesmas jembatan kecil kota Bengkulu. Dalam penelitian ini dapat dilihat gambaran pemilihan alat
kontrasepsi hormonal di wilayah kerja puskesmas jembatan kecil kota Bengkulu sebagai berikut: Tabel 4.2 Gambaran pemilhan alat kontasepsi hormonal di wilayah kerja puskesmas jembatan kecil kota Bengkulu No Pemilihan alat kontrasepsi hormonal 1 Menggunakan hormonal 2 Tidak menggunakan alkon 15 hormonal Jumlah 40 100,0 37,5 alkon 25 62,5 Frekuensi Persentase(%)
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu diwilayah kerja puskesmas jembatan kecil kota Bengkulu menggunakan alat kontrasepsi hormonal yaitu sebanyak 25 orang (62,5%).
2. Analisis Bivariat Analisis bivariat ini digunakan untuk melihat hubungan antara variabel dependen terikat dengan variabel bebas Tabel 4.3 Hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi hormonal di wilayah kera puskesmas jembatan kecil kota Bengkulu Pengetahu an ibu Pemilihan alat kontrasepsi Tidak Mengguna menggunakan kan alkon alkon hormonal hormonal N % N % 2 5,6 13 9,4 5 5,3 9 8,8 8 4,1 3 6,9 15 15,0 25 25,0 Total N % X2 p C
15 14 11 40
15 14 11 40
9,5 81
0,00 8
0,4 40
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar berpengetahuan kurang dengan jumlah 13 orang, dan sebagian besar menggunakan alat kontrasepsi hormonal (9,4%). Hasil uji person Chi-square didapatkan nilai X2= 9,581 dengan P=0,008<0,05 berarati signifikan. Maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi hormonal di Wilayah Kerja Puskesmas Jembatan kecil Kota Bengkulu.
Hasil uji Contigency Coefficient didapat nilai C=0,440 dengan P=0,008<0,05 berarti signifikan. Nilai C tersebut dibandingkan dengan nilai Cmax =0,707 (karena nilai terendah dari baris atau kolom adalah 2). Karena nilai C=0,440 tidak jauh dengan nilai Cmax=0,707 maka kategori hubungan sedang. B. Pembahasan 1. Pengetahuan ibu dalam pemilihan alat kontrasepsi hormonal di wilyah kerja puskesmas jembatan kecil kota Bengkulu Berdasarkan hasil penelitian menujukkan sebagian besar ibu di wilayah kerja puskesmas jembatan kecil kota Bengkulu memiliki pengetahuan kurang yaiti sebanyak 15 orang (37,5%). Hal ini disebabkan ibu kurang mengetahui jenis alat kontrasepsi hormonal, keuntunga, kontraindikasi dan indikasi dari alat kontrasepsi hormonal. . Untuk memenuhi rasa ingin tahu ini, manusia sejak zaman dahulu telah berusaha mengumpulkan pengetahuan. Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Manusia sebagai ciptaan tuhan yang sempurna, dalam memahami alam sekitanyaterjadi proses yang bertingkat dari pengetahuan (sebagai hasil dari tahu manusia), ilmu, dan falsafat. Menurut Notoatmodjo (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain: social budaya, ekonomi, lingkungan, penglaman, pendidikan, pekerjaan, dan umur.
2. pemilihan alat kontrasepsi hormonal di wilayah kerja puskesmas jembatan kecil kota Bengkulu Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahawa sebagian besar ibu di wilayah kerja puskesmas jembatan kecil kota Bengkulu menggunakan alat kontrasepsi hormonal sebanyak 25 orang (62,5%). Factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan alat kontrasepsi antara lain: a. Umur Umur berperan dalam pola pelayanan kontrasepsi kepada masyarakat yang berkaitan dengan memperhatikan kurun reproduksi sehat , dimana pada wanita dengan umur 20-30/35 tahun merupakan fase menjarangkan kehamilan sehingga dibutuhkan alat kontrasepsi yang mempunyai efektivitas cukup tinggi,reversibilitas cukup tinggi karena peserta masih mengharapkan punya anak lagi,dapat dipakai 2-4 tahun yaitu sesuai dengan anak yang direncanakan, tidak menghambat air susu ibu (ASI) karena ASI adalah makanan terbaik untuk bayi sampai umur 2 tahun dan akan mempengaruhi angka kesakitan dan kematian anak maka dari itu alat kontrasepsi suntik dapat di jadikan pilihan kedua setelah IUD (Hartanto, 2003). Pada wanita berumur < 20 tahun merupakan fase menunda atau mencegah kehamilan sehingga wanita tersebut dapat memilih alat kontrasepsi dengan reversebilitas tinggi, artinya kembalinya kesuburan dapat terjamin 100% maka prioritas penggunaan alat kontasepsi bisa menggunakan pil oral, penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan muda masih tinggi frekuensi
senggamanya sehingga akan mempunyai kegagalan tinggi (Hartanto, 2003). Periode umur wanita di atas 30 tahun, terutama diatas 35 tahun sebaiknya mengakhiri kehamilan setelah mempunyai 2 orang anak. Sehingga pilihan utama alat kontrasepsinya adalah kontrasepsi mantap misalnya vasektomi atau tubektomi karena kontrasepsi ini dapat dipakai untuk jangka panjang dan tidak menambah kelainan yang sudah ada. Pada masa usia tua kelainan seperti penyakit jantung, darah tinggi, keganasan dan metabolik biasanya meningkat, oleh karena itu sebaiknya tidak diberikan cara kontrasepsi yang menambah kelainan tersebut (Hartanto, 2003). b. Jumlah anak Jumlah anak seorang wanita dapat mempengaruhi cocok tidaknya suatu metode secara medis. Secara umum, AKDR tidak dianjurkan bagi wanita nulipara karena pemasangan yang lebih sulit, dan kemungkinan AKDR dapat mengganggu kesuburan di masa depan (Sherris & Wells, 2005). Pada ibu setelah mempunyai 2 orang anak atau lebih sebaiknya mengakhiri kesuburan . Dianjurkan untuk tidak punya anak lagi , karena alasan medis dan alasan lainnya, sehingga dianjurkan untuk ibu untuk menggunakan kontrasepai mantap (Hartanto, 2003). c. Pendidikan Faktor pendidikan seseorang sangat menentukan dalam pola pengambilan keputusan dan menerima informasi dari pada seseorang yang berpendidikan rendah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan
pengetahuan dan persepsi seseorang terhadap pentingnya suatu hal, termasuk pentingnya keikutsertaan dalam KB. Kepandain membaca dan menulis memudahkan penyebaran keterangan tentang KB, tapi juga mengenai tentang pengertian dasar tentang bagaimana dan mengapa berbagai cara membatasi kelahiran yang di batasi selama ini berhasil dan apa keuntungan ditiap-tiap cara tersebut (Affandi, 2007). d. Pengetahuan Kontrasepsi pada umumnya digunakan untuk merencanakan sebuah keluarga. Jumlah alat kontrasepsi yang tersedia pun sangat beragam dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Bagi perempuan yang ingin
menggunakan alat kontrasepsi khususnya kontrasepsi suntik harus membekali diri dengan pengetahuan mengenai kontrasepsi suntik sebelum untuk memutuskan (Affandi, 2007). 3. Hubungan tingkat pengetahuan ibu engan pemilihan alat kontrasepsi hormonal di wilayah kerja puskesmas jembatan kecil kota Bengkulu Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi hormonal di wilayah ketja puskesmas Jembatan Kecil kota Bengkulu dengan hasil uji Chi-square di dapat nilai X2= 9,581 dengan p=0,008<0,05 berarti signifikan, maka Ho ditolak dan Ha diterimajadi terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi hormonal.
Hasil uji contingency coefficient didapat nila C=0,440 dengan p=0,008<0,05 berarti signifikan. Nilai C tersebut dibandingkan dengan nilai Cmax=0,707 (karena nilai terendah dari baris atau kolom adalah 2). Karena nilai C=0,440 tidak jauh dengan nilai Cmax=0,707 maka kategori hubungan sedang. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa seseorang yang memiliki pengetahuan tentang kontrasepsi hormonal berhubungan terhadap pemilihan alat kontasepsi hormonal. Berdasarkan hasil penelitian dari 15 orang yang berpengatahuan kurang terdapat 13 orang yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal dan 2 orang yang tidak menggunakan alat kontrasepsi hormonal, dari 14 orang yang berpegatahuan cukup terdapat 9 orang yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal dan 3 orang tidak menggunakan alat kontrasepsi hormonal, sedangkan dari 11 orang yang berpengatahuan baik terdapat 3 orang yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal dan 8 orang tidak mengggunakan alat kontrasepsi hormonal. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Henny tahun 2008, menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan dengan pemilihan alat kontrasepsi hormonal dengan nilai p=0,000. Berdasarkan hasil penelitiannya bahwa hampir seluruh ibu yang memakai alat kontrasepsi
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data tentang pengetahuan ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi hormonal di wilyah kerja Puskesmas Jembatan Kecil Kota Bengkulu dengan kesimpulan sebagai berikut: 1. Sebagian besar ibu yang memakai alat kontrasepsi di Wilayah Kerja Puskesmas Jembatan Kecil Kota Bengkulu berpengatahuan rendah (37,5%). 2. Sebagian besar ibu di Wilayah kerja puskesmas Jembatan kecil kota Bengkulu memakai alat kontrasepsi hormonal (62,5%). 3. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi hormonal di Wilayah Kerja puskesmas jembatan kecil Kota Bengkulu. B. Saran 1. Bagi akademik Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi yang bermanfaat bagi mahasiswa kesehatan khususnya mahasisiwi jurusan kebidanan STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu
2. Bagi Puskesmas Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk selalu meningkatkan mutu pelayanan keluarga berencana kepada ibu-ibu pasangan usia subur, baik melalui konseling maupun penyuluhan tentang alat kontrasepsi. 3. Bagi Peneliti Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis sebagai bidan untuk memperluas wawasan dan merupakan pengalaman belajar dalam meningkatkan kemampuan dibidang penelitian khususnya meningkatkan ilmu pengetahuan dalam memberikan penyuluhan kepada ibu dalam pemilihan alat kontrasesi hormonal 4. Bagi peneliti selanjutnya Diharapakan pada peneliti selanjutnya untuk lebih mengembangkan ini lebih luas terutama tentang factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode kontrasepsi.