Вы находитесь на странице: 1из 6

Variasi Biologik dan Variasi Kelamin

Tujuan 1. Untuk mengetahui pengaruh variasi biologis terhadap dosis obat yang diberikan kepada hewan percobaan. 2. Untuk mengetahui pengaruh variasi jenis kelamin terhadap dosis obat yangdiberikan kepada hewan percobaan.

A. Variasi Biologik Data Pengamatan Fenobarbital 8 mg/ml, dosis 35 mg/kg Rute peroral Tikus betina Kelompok I Bobot tikus (gram) 205,8 Volume obat (mL) 0,900375 Pengamatan 10 menit sebelum diberikan Aktif bergerak Efek setelah 45 menit tidak terjadi perubahan 224,8 0,9835 Aktif bergerak tidak terjadi perubahan

Kelompok VII Bobot tikus (gram) 259 Volume obat (mL) 1,133 Pengamatan 10 menit sebelum diberikan Aktif bergerak Efek setelah 45 menit Aktivitas menurun, tidak banyak bergerak 230 1,006 Aktif bergerak Aktivitas menurun, tidak banyak bergerak 189 0,824 Aktif bergerak Tidur

Pembahasan Pada percobaan variasi biologik, dilakukan oleh kelompok I dan VII menggunakan tikus betina. Obat yang digunakan adalah fenobarbital (8 mg/mL) dengan dosis 35 mg/kg melalui rute peroral. Fenobarbital merupakan golongan obat hipnotik/sedatif yang mempengaruhi syaraf pusat. Pada kelompok I, kedua tikus betina yang digunakan tidak menunjukkan perubahan efek yang berarti setelah 45 menit diberikan fenobarbital secara peroral dengan pemberian dosis sesuai berat badan. Sedangkan pada kelompok VII, dua tikus betina yang digunakan menunjukkan aktivitas menurun dan gerakan berkurang. Namun, pada tikus ketiga mengalami efek tidur setelah 45 menit pemberian fenobarbital. Berdasarkan hasil percobaan, terdapat perbedaan efek farmakologi pada beberapa tikus yang diberi obat dengan dosis sama. Pada kelompok I, kedua tikus betina bersifat sangat resisten karena tidak menunjukkan efek saat diberi fenobarbital. Sedangkan pada dua tikus betina kelompok VII menunjukkan sifat resisten karena tikus tidak tidur dan hanya mengalami penurunan aktivitas. Lain halnya dengan tikus ketiga yang menunjukkan efek yang diduga, yaitu tidur. Variasi biologik menyatakan perbedaan besarnya respon di antara individu berbeda dalam suatu populasi yang diberi obat dengan dosis sama. Pada kenyataannya, efek obat pada individu yang berlainan tidak pernah sama, demikian juga efek obat yang diberikan pada individu yang sama pada waktu yang berlainan. Variasi biologik juga menunjukan bahwa untuk mendapatkan suatu intensitas efek yang sama pada individu-individu yang berlainan, diperlukan dosis obat yang berbeda-beda. Variasi biologik akan memberikan efek farmakologi yang berbeda kepada dua atau lebih individu berbeda dengan usia, jenis kelamin, dan bobot badan yang sama akan berbeda dari satu individu dengan individu lainnya. Hal ini karena setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda dengan individu lainnya. Perbedaan ini pula yang menyebabkan perbedaan pada respon terhadap suatu obat dengan dosis tertentu. Perbedaan tersebut disebabkan karena metabolisme obat, jumlah reseptor obat yang ada pada tubuh pengguna,

jumlah enzim yang dimiliki pengguna, keadaan emosi, dan perbedaan jenis makanan yang dikonsumsi serta banyak hal lainnya berbeda pada setiap individu.

B. Variasi Kelamin Data Pengamatan Kelompok III Fenobarbital Natrium (8 mg/ml), dosis 105 mg/kg dengan rute peroral Bobot mencit (gram) 37 (jantan) V obat diberikan (mL) 0,486 Aktivitas sebelum diberikan Normal mengalami efek lemas dan lebih diam (waktu tidak dihitung) 39,4 (betina) 0,517 Normal tidak menunjukkan efek tidak ada perubahan bermakna tidak ada perubahan bermakna Efek yang muncul (T1-T0) Lama Efek (T2-T1) Jenis efek

Kelompok VI Bobot mencit (gram) 34,6 (jantan) V obat diberikan (mL) 0,45 Aktivitas sebelum diberikan Normal menjadi lebih lemas dan kurang aktif terlihat perubahan yang berbeda antara sebelum dan setelah pemberian obat 39 (betina) 0.512 Normal menjadi lebih lemas dan kurang aktif terlihat perubahan yang berbeda antara sebelum dan setelah pemberian obat Efek yang muncul (T1-T0) Lama Efek (T2-T1) Jenis efek

Kelompok VIII Bobot mencit (gram) 36,7 (jantan) V obat diberikan (mL) 0,48 Aktivitas sebelum diberikan sangat aktif bergerak kira-kira sekitar 5 menit hewan langsung menjadi lemas dan diam dalam waktu 30 menit masih lemas (tidak tahu sampai kapan karena waktu praktikum selesai) 36,8 (betina) 0,48 sangat aktif bergerak kira-kira sekitar 5 menit hewan langsung menjadi lemas dan diam efek hanya sekitar perubahan sangat 20 menit, setelah itu hewan sudah bisa jalan meskipun masih sedikit oleng terlihat antara sebelum dan sesudah pemberian obat perubahan sangat terlihat antara sebelum dan sesudah pemberian obat Efek yang muncul (T1-T0) Lama Efek (T2-T1) Jenis efek

Pembahasan Pada percobaan variasi kelamin, dikerjakan oleh kelompok III, VI, dan VIII dengan masing-masing menggunakan dua mencit, yaitu mencit jantan dan betina. Mencit-mencit tersebut diberi obat fenobarbital natrium (8 mg/mL) dengan dosis 105 mg/kg melalui rute peroral. Fenobarbital merupakan golongan obat hipnotik/sedatif yang mempengaruhi syaraf pusat. Pada kelompok III, mencit jantan menunjukkan efek diam dan lemas, sedangkan mencit betina tidak menunjukan efek berarti. Mencit jantan dan betina kelompok VI samasama menunjukkan efek lemas dan kurang aktif. Namun, pada mencit betina menunjukan efek yang lebih lama daripada mencit jantan. Sedangkan pada kelompok VIII, mencit jantan dan betina sama-sama menunjukkan efek lemas dan diam. Namun, efek pada mencit jantan lebih lama dibandingkan pada betina.

Sesuai hasil kelompok III dan VI, mencit jantan ternyata lebih cepat menunjukan efek obat dibandingkan mencit betina. Namun, efek lebih lama diperlihatkan oleh mencit betina. Sedangkan mencit jantan pada kelompok VIII malah menunjukan efek obat lebih lama. Perbedaan efek farmakologi pada tikus jantan dan betina dipengaruhi oleh variasivariasi metabolisme. Tikus-tikus jantan muda dewasa menunjukkan metabolisme obat yang jauh lebih cepat daripada ini tikus-tikus oleh betina muda dewasa atau tikus jantan laporan

pubertas.Perbedaan

disebabkan

hormon

androgenik.

Beberapa

klinik menyarankan bahwa perbedaan metabolisme yang sex dependent ini terjadi juga pada obat-obat seperti etanol, propanolol, benzodiazepin, estrogen, dan salisilat. Berdasarkan percobaan, diperoleh bahwa mencit jantan cenderung mengalami efek obat lebih awal dibandingkan mencit jantan. Menurut literatur, pada mencit betina atau wanita cenderung memiliki persentase lemak tubuh yang lebih tinggi dan memiliki persentase cairan tubuh yang lebih rendah dari pada tikus jantan atau pria pada berat badan yang sama. Oleh karena itu, tikus betina atau wanita cenderung merasakan efek obat yang lebih hebat dibandingkan tikus jantan atau pria karena obat akan terlarut dalam jumlah volume cairan tubuh yang relatif lebih kecil. Wanita juga memiliki kandungan lemak yang lebih banyak daripada pria. Obatobat yang larut dalam lemak akan secara lebih luas terdistribusi dan dapat menghasilkan durasi kerja yang lebih lama. Konsep yang sama ini juga dapat diaplikasikan pada perbedaan komposisi lemak tubuh antara anggota yang memiliki jenis kelamin yang sama.

Simpulan 1. Terdapat perbedaan efek farmakologi yang dipengaruhi oleh variasi biologis terhadap dosis obat dengan jumlah sama yang diberikan kepada beberapa tikus. 2. Mencit jantan mengalami efek kerja obat lebih cepat dibanding mencit betina, tetapi efek lebih hebat ditunjukan pada mencit betina.

Daftar Pustaka Mary, K., and Keogh, J. (2005). Pharmacology Demistified. Mc Graw Hill ; NewJersey. Pages 42-44 Hitner, H., and Nagle, B. (1999). Basic Pharmacology. Fourth Edition. Mc GrawHill ; USA. Pages 231 232

Вам также может понравиться