Вы находитесь на странице: 1из 4

UJIAN AKHIR SEMESTER

FARMAKOKINETIKA
MATERI : I M A. GELGEL WIRASUTA

NAMA NIM

: ...................................... : ..................................... semua UAS ini tidak akan diperiksa (nilai UAS = 0)

Perjanjian UAS : Apabila saya berbuat curang dalam menjawab soal, sebagai akibatnya Tandatangan: ......................................... 1) Setelah pemberian obat A pada hewan percobaan diperoleh data sebagai berkut: Waktu (menit)
1 5 10 20 30 45 60 90 120

Obat A (g/mL)
26,8 18,8 17,7 15,6 13,8 11,5 9,6 6,6 4,6

a) apakah penurunan jumlah obat A mengikuti reaksi orde nol atau orde satu ......................................................... b) Berapakah tetapan laju eliminasi obat tersebut (K) tersebut: ..................................................................... c) Berapakah waktu paruh: ...............................................

2) Berikut ini merupakan manfaat model farmakokinetik dalam mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi obat adalah: kecuali, a. Memperkirakan kadar obat dalam plasma, jaringan, dan urin pada berbagai pengaturan dosis b. Membangun hubungan konsentrasi obat dengan aktivitas farmakologik atau toksikologik c. Menjelaskan kinetika reaksi enzimatis prodrug dalam saluran perncenaan d. Menjelaskan interaksi obat 3. Volume distribusi tidak memiliki makna fiosiologik, tetapi oleh farmakolog volume distribusi memiliki makna yang penting, kecuali a. Dengan menyatakan Vd dalam prosen berat badan, dapat diperoleh harga Vd yang sesuai dengan volume anatomik yang sebenarnya. b. Dengan diketahuinya Vd suatu obat maka jumlah total obat dalam tubuh pada berbagai waktu setelah pemberian dapat ditentukan. c. Volume distribusi dapat dijadikan petunjuk distribusi obat dalam seluruh kompartemen tubuh d. Berdasarkan harga Vd dapat diperkirakan konsentrasi obat dalam plasma pada berbagai rentang dosis, kelainan patoligis, karena Vd suatu obat adalah tetapan konstan pada semua kondisi. 4. Dari data ekskresi urin suatu obat dapat diturunkan parameter farmakokinetik, seperti tetapan laju eliminasi, waktu paruh, klirens. Berikut ini merupakan masalah-masalah dalam mendapatkan data ekskresi urin yang sahih, kecuali a. Pengambilan sampel tidak dapat diprogram berdasarkan waktu b. Cukup diperlukan bebarapa rentang waktu pengumpulan spesimen urin, sehingga tidak diperlukan cuplikan urin sampai semua obat habis terekskresi c. Diperlukan teknik analisis penetapan kadar yang sangat spesifik, yang dapat membedakan antara obat induk dan metabolitnya. d. Perbedaan pH urin dan volume dapat menyebabkan perbedaan laju ekskresi urin yang bermakna 1

5. Seorang sukarelawan dengan berat badan 70 kg diberi antibiotik dosis iv bolus dan konsentrasinya dalam serum ditentukan pada 2 jam dan 5 jam setelah pemerian. Konsentrasinya berturut-turut 1,2 dan 0,3 g/ml. Berapa waktu paruh biologik obat ini, jika dianggap kinetika eliminasinya mengikuti orde ke satu. a. 1 jam b. 2,5 jam c) 90 menit d) 120 menit 6. Seorang pasien dengan berat badan 70 kg diberikan obat bius secara iv bolus sebelum operasi sebesar 1,428 mg/kg, dari data konsentrasi obat yang diterok pada selang waktu tertentu diperoleh fungsi konsentrasi waktu, Cp (t ) = 45e 1,8t + 15e 0, 21t , (Cp: m/L, t: jam), hitung besar klirens obat pasien tersebut a. 0,01 mL jam-1 c. 2,38x10-3 mL menit-1 kg-1 b. 0,23 mL menit-1 d. 0,016 mL jam-1 7. Pada soal no 6, jika konsentrasi minimum memberikan efek adalah 1,2 g/L hitunglah berapa jam kira-kira pasien akan sadar kembali setelah diinjeksi: a. ................................ 8. Pada model kompartemen-dua terbuka K adalah menunjukkan tetapan laju eliminasi obat dari kompartemen sentral, dari model ini dapat diturunkan beberapa volume distribusi, berikut ini pernyataan yang salah berhubungan dengan volume distribusi tersebut a. Volume distribusi pada keadaan tunak (Vdss) adalah volume distribusi yang dihitung pada keadaan laju transfer obat dari dan ke kompartemen sentral adalah sama b. Volume distribusi area (Vd) , sering dikenal dengan apparance volume distribution dihitung berdasarkan tetapan laju eliminasi terminal obat c. Vdss dipengaruhi oleh keseluruhan laju eliminasi obat dan oleh perubahan jumlah klirens total obat dari tubuh d. Vdss mencerminkan perubahan volume distribusi yang sebenarnya 9. Dua obat A mempunyai parameter farmakokinetik berikut, setelah dosis oral tunggal 500 mg: Ka = 1,0 jam-1, K = 0,2 jam-1, dan Vd = 10,00 mL. a. Kapan konsentrasi puncak dicapai: ................................. b. Hitung harga konsentrasi puncak obat tersebut: ........................ 10. Dalam absorpsi obat dari saluran pencernaan, sering terjadi penundaan waktu absorpsi karena faktor fisiologik, waktu absorpsi sebelum permulaan absorpsi obat order kesatu terjadi dikenal dengan istilah ............................................................................................................. 11. Jika DGI adalah Dosis obat di dalam saluran cerna, F adalah fraksi obat terabsorpsi secara sistemik, DP dan Dt berturut-turut merupakan jumlah obat di kompartemen sentral dan jaringan, K12 dan K21 adalah tetapan laju antar kompartemen, dan K adalah tetapan laju eliminasi obat. Tuliskan persamaan laju perubahan konsentrasi obat dalam kompartemen sentral ................................................................................................................................. 12. Klirens ginjal suatu obat umumnya tidak diperoleh dengan pengukuran langsung, melainkan dengan membandingkan harga klirens obat terhadap suatu standar 2

pembanding, seperti inulin, berikut ini adalah pernyataan yang salah berkaitan dengan ratio kliren obat dengan klirens inulin: a. Clob/Clinulin < 1, menunjukkan obat direabsorpsi sebagian di tubulus ginjal b. Clob/Clinulin = 1, berarti eliminasi obat hanya terjadi melalui proses filtrasi di glumerolus c. Clob/Clinulin > 1, berarti obat disekresi aktif di glumerolus ginjal d. Clob/Clinulin < 1, berarti penyerapan obat dapat terjadi baik sebagian maupun keseluruhan baik di tubulus distal maupun tubulus proksima ginjal 13. Hubungan klirens obat dengan waktu paruh dan volume distribusi dapat dituliskan Cl = 0,693Vd t1 / 2 ,dalam prakteknya hubungan tersebut bermanfaat, kecuali a. Pada kerusakan ginjal terjadi penurunan klirens obat secara nyata, berakibat pada perpanjangan waktu paruh obat b. Pada peningkatan volume distribusi obat akibat edema atau kegemukan, tidak disertai perubahan waktu paruh yang nyata, hubungan ini bermanfaat untuk menghitung dosis c. Perubahan klirens akibat insufisiensi hati, tidak berpengaruh pada perubahan Vd obat d. Penyesuaian dosis diperlukan apabila tidak terjadi perubahan Vd dan waktu paruh obat 14. Klirens total obat adalah jumlah kliren renalis dan non renalis, kliren renalis sering dirangkum sebagai kliren hepatis (Cltot = Clrenal + Clhepatis), berikut ini adalah manfaat klinis mengetahui prosentase eksresi dan metabolisme obat: a. Jika obat lebih dari 80% diekskresi maka pada pasien mengalami insufisiensi hati, perubahan dosis merupakan syarat keharusan. b. Prosen ekskresi obat tak berubah adalah sangat rendah < 1%, pemberian obat pada pasien dengan kelainan ginjal diperlukan perhitungan dosis c. Klirens hepatis obat yang rendah, berakibat pada tingginya prosen metabolit obat tersebut d. Jika obat diekskresi lebih dari 80% maka pada pasien insufisiensi ginjal diperlukan perhitungan ulang dosis dari dosis normal 15. Berikut ini bukan merupakan faktor yang berpengaruh pada ikatan protein-obat a. Sifat fisikokimia dan konsentrasi total obat dalam tubuh b. Jumlah ketersediaan protein dan sifat fisikokimia protein yang disintesa c. Kondisi fisiologik penderita d. Modifikasi afinitas obat terhadap protein, diakibatkan oleh perubahan substansi protein oleh obat 16. Gambar disebelah adalah gambar penetapan kada antibiotik secara cakram. A) antibiotik dalam air (10g/ml); B) antibiotik dalam serum (10g/ml). Mengapa daerah hambatan dalam penetapan konsentrasi antiobiotik dengan metode cakram untuk konsentrasi obat yang sama dalam air lebih besar dibandingkan dalam serum: ............................................. .................................................................................................................................. ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... 17. Suatu obat yang mengikuti model kompartemen-satu, didapatkan tereliminasi dari plasma dengan mengikuti jalur yang mempunyai tetapan laju eliminasi: 3

- metabolisme Km = 0,200 jam-1 - ekskresi ginjal Ke = 0,250 jam-1 - ekskresi bilier Kb = 0,150 jam-1 a. Berapakah waktu paruh eliminasi obat ini ....................................... b. Menjadi berapakah waktu paruh obat ini jika ekskresi ginjal mengalami kegagalan total ..................................................................................... c. Jika enzim pemetabolisme obat diinduksi sehingga laju metabolisme obat menjadi dua kalinya, berapakah waktu-paruh eliminasinya?.................... .................................................................................................................. 18. Suatu obat dimetabolisme melalui farmakokinetika kapasitas-terbatas, dianggap Km= 50 g/ml, Vm = 20 g/ml jam dan Vd = 20 l/kg. a. Apakah order reaksi untuk metabolisme obat ini bila obat diberikan dalam suatu dosis iv bolus tunggal 10 mg/kg ............................................................................................................................. ............................................................................................................................ b. Berapa waktu paruh metabolisme obat tersebut ............................................... ............................................................................................................................ 19. Sebutkan manfaat toksokinetik dalam interpretasi temuan analisis toksikologi forensik: a. ................................................................................................................... b. ................................................................................................................... c. ...................................................................................................................
DGI

20. Pada kasus keracunan logam As, dari hasil analisis toksikologi sampel cairan usus diperoleh ratio kadar As5+ dan As3+ adalah 13 : 87. Tuliskanlah persamaan laju kinetik A3+ di dalam darah korban, dimana DGI : dosis oral As, Ka As3+, KaAs5+ adalah laju absorpsi As dari saluran cerna, FGI As3+, FGI As 5+ = fraksi As terabsorpsi peroral, KAs5+_As3+ = tetapan laju metabolisme As5+ ke As3+, K As3+ = tetapan laju eliminasi As3+, FAs5+_As3+ = fraksi As5+ dimetabolismen menjadi As3+ Jawab:

Вам также может понравиться