Вы находитесь на странице: 1из 12

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar belakang Sistem endokrin dalam tubuh manusia yang terdiri dari sejumlah kelenjar penghasil zat dinamakan hormon. Hormon (dari bahasa Yunani, : horman artinya "yang menggerakkan") adalah pembawa pesan kimiawi antar sel atau antarkelompok sel. Hormon berfungsi untuk memberikan sinyal ke sel target yang selanjutnya akan melakukan suatu tindakan atau aktivitas tertentu. Hormon adalah zat kimiawi yang dihasilkan tubuh secara alami. Begitu dikeluakan, hormone akan dialirkan oleh darah menuju berbagai jaringan sel dan menimbulkan efek tertentu sesuai dengan fungsinya masing-masing. Kelenjar yang menghasilkan hormone ini dinamakan endokrin karena tidak

mempunyai saluran keluar untuk zat yang dihasilkannya. Hormon yang dihasilkan dalam jumlah sedikit pada saat dibutuhkan dan dialirkan ke organ sasaran melalui pembuluh darah bercampur dengan darah. Kelenjar yang produknya disalurkan melalui pembuluh khusus (seperti kelenjar ludah) dinamakan kelenjar eksokrin. Kelenjar hormon terdiri dari kelenjar hipotalamus, kelenjar hipofisis, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar timus, kelenjar adrenal, kelenjar pankreas, kelenjar kelamin wanita dan kelenjar kelamin pria. Di balik fungsinya yang mengagumkan, hormon kadang jadi biang keladi berbagai masalah. Misalnya siklus haid yang tidak teratur atau jerawat yang tumbuh membabi buta di wajah. Hormon pula yang kadang membuat kita senang atau malah sedih tanpa sebab. Yang pasti, setiap hormon memiliki fungsi yang sangat spesifik pada masing-masing sel sasarannya. Tidak mengherankan satu macam hormon bisa memiliki aksi yang berbeda-beda sesuai sel yang menerimanya saat dialirkan oleh darah.

salah satu kelenjar dalam tubuh manusia yang mengasilkan hormone adalah kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid ialah organ endokrin yang terletak di leher manusia. Fungsinya ialah mengeluarkan hormon tiroid. Antara hormon yang terpenting ialah Thyroxine (T4) dan Triiodothyronine (T3). Hormon-hormon ini mengawal metabolisma (pengeluaran tenaga) manusia. Kerusakan atau kelainan pada kelenjar tiroid akan menyebabkan terganggunya sekresi hormon-hormon tiroid (T3 & T4), yang dimana dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan kelainan bagi manusia. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah terkait dengan paparan di atas adalah : 1. Bagaimanakah sekresi dan pengankutan hormone tiroid 2. Bagaimanakan mekanisme kerja dan fungsi hormone tiroid? 3. Apakah penyakit-penyakit yang disebakan oleh hormone tiroid?

1.3 Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui sekresi dan pengangkutan hormone tiroid 2. Untuk mengetahui mekanisme kerja dan fungsi hormone tiroid 3. Untuk mengetahui penyakit-penyakit yang berkaitan dengan hormone tiroid

1.4 Manfaat Manfaat dari penulisan makalah ini adalah makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai kelenjar endokrin dan hormone yang dihasilkan khususnya mengenai hormone tiroksin.

BAB II PEMBAHASAN 3.1 Sekresi dan Pengangkutan Hormon Tiroid Kelenjar tiroid terdiri atas banyak sekali folikel-folikel yang tertutup (diameternya antara 100 sampai 300 mikrometer) yang dipenuhi dengan bahan sekretorik yang disebut koloid dan dibatasi oleh sel-sel epitel kuboid yang mengeluarkan hormonnya ke bagian folikel itu. Unsur utama dari koloid adalah glikoprotein triglobulin besar, yang mengandung hormone tiroid di dalam molekulmolekulnya. Begitu hormone yang disekresikan sudah masuk ke dalam folikel, hormone itu harus diabsorbsi kembali melalui eiptel folikel ke dalam darah sebelum dapat berfungsi dalam tubuh. Setiap menitnya jumlah aliran darah di dalam kelenjar tiroid kira-kira lima kali lebih besar daripada berat kelenjar tiroid itu sendiri, yang merupakan suplai darah yang sama besarnya dengan bagian lain dalam tubuh, dengan pengecualian korteks adrenal. Sekitar 93% hormone tiroid yang dilepaskan oleh kelenjar tiroid biasanya adalah tiroksin dan hanya 7% adalah triiodotironin. Tapi selama beberapa hari berikutnya separuh dari tiroksin secara perlahan dideionisasi menjadi triiodotironin tambahan. Oleh karena itu hormone yang akhirnya diangkat dan digunakan oleh jaringan terutama adalah triiodotironin, dengan jumlah kira-kira 35 mikrogram/hari. Sewaktu memasuki darah, 99% hormone tersebut segera berikatan dengan beberapa protein plasma, yang semuanya disintesis oleh hati. Tiroksin dan triiodotironin ini terutama berikatan dengan globulin binding-tiroksin, tapi dalam jumlah lebih sedikit dengan prealbumin binding-tiroksin dan albumin. Karena besarnya afinitas protein pengikat plasma terhadap hormone tiroksin, maka hormone ini dilepas secara lambat ke sel jaringan. Kira-kira setiap 6 hari, setengah dari jumlah tiroksin yang ada di dalam darah dilepaskan ke dalam sel-sel jaringan, sedangkan triiodotironi sekitar 1 hari karena afinitasnya rendah. Di dalam sel targetnya sendiri kedua hormone ini berikatan dengan protein intrasel (tiroksin

berikatan lebih kuat). Hormon ini disimpan di dalam sel targetnya sendiri dan digunakan secara lambat selama berhari-hari atau berminggu-minggu. (kerja triiodotironin lebih cepat daripada tiroksin karena afinitasnya yang lebih rendah).

Gambar. Kelenjar-kelenjar yang termasuk ke dalam system endokrin

3.2

Mekanisme Kerja dan Fungsi Hormon Tiroid Sebuah sistem yang sangat maju dan teratur telah diciptakan untuk mengatur

jumlah tiroksin yang dilepaskan. Pelepasan tiroksin terjadi lagi sebagai hasil rantai perintah sekumpulan sel tak sadar yang disusun dalam hirarki yang amat tertib. Saat cukup hormon tiroid telah dihasilkam, hipotalamus menghentikan pembentukan hormon pelepas tiroid. Saat tiroksin dilepaskan, otak sistem hormonal - hipotalamus - mengirimkan sebuah perintah (TRH, hormon pelepas tiroid) ke kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid,

sebagai titik akhir rantai perintah ini, segera menanggapi dengan melepaskan tiroksin dan menyebarkannya ke seluruh tubuh melalui darah. Saat tiroksin dibutuhkan, hipotalamus mengirimkan perintah ke kelenjar pituitari (TRH). Kelenjar pituitari yang menerima perintah ini memahami bahwa kelenjar tiroid harus diaktifkan. Kelenjar pituitari segera mengirimkan perintah ke kelenjar tiroid (TSH). Sesuai dengan perintah yang diterima, kelenjar tiroid segera menghasilkan tiroksin, dan menyebarkannya ke seluruh tubuh lewat aliran darah. Saat jumlah tiroksin dalam darah naik di atas normal, hormon tiroksin mempengaruhi kelenjar pituitari dan terkadang langsung ke hipotalamus: kelenjar ini mengurangi kepekaan kelenjar pituitari terhadap hormon TRH. Fungsi hormon TRH adalah mengaktifkan kelenjar pituitari agar mengirimkan perintah (berbentuk hormon TSH) ke kelenjar tiroid. Perintah ini adalah titik kedua dalam rantai perintah produksi hormon tiroksin. Saat jumlah tiroksin dalam darah berkurang, sistem bekerja di arah kebalikannya. Akibatnya, hipotalamus mengeluarkan lebih banyak hormon TRH, kelenjar pituitari lebih peka terhadap TRH, dan meningkatkan produksi hormon TSH. Dengan demikian, lebih banyak tiroksin dihasilkan dan dilepaskan. Molekul tiroksin dilepaskan oleh kelenjar tiroid ke dalam darah dan harus segera menempel ke molekul yang dirancang khusus untuk mengangkutnya dalam darah. Saat menempel pada molekul ini, molekul tiroksin tak dapat menjalankan fungsinya. Dari ribuan molekul tiroksin, hanya sedikit yang beredar bebas dalam darah. Hanya sekitar empat dari sepuluh ribu molekul tiroksin yang mempengaruhi keepatan metabolisme dalam sel. Setelah molekul tiroksin bebas memasuki sel-sel yang dituju, molekul tiroksin lainnya yang melepaskan diri dari molekul pembawanya menggantikan. Molekulmolekul pembawa bekerja sebagai tangki penyimpanan untuk memastikan bahwa tersedia cukup tiroksin bila dibutuhkan.

Adapun fungsi dari hormone tiroid adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan transkripsi sejumlah besar gen melalui aktivasi reseptor inti sel. 2. Meningkatkan aktivitas metabolisme selular melalui peningkatan jumlah dan aktivitas sel mitokondria dan peningkatan transport aktif ion-ion melalui membrane sel (Na+-K+-ATPase). 3. Berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan. 4. Efek-efek spesifik: Meningkatkan metabolisme karbohidrat dan pengangkutan lemak; menurunkan konsentrasi kolestrol, fosfolipid, dan trigliserida dalam darah namun meningkatkan asam lemak bebas; meningkatkan kebutuhan vitamin karena meningkatkan jumlah berbagai enzim tubuh; meningkatkan laju metabolism basal hingga 60-100% di atas nilai normal; menurunkan berat badan. 5. Kardiovaskuler: Meningkatkan aliran darah dan curah jantung, frekuensi denyut jantung, kekuatan denyut jantung akibat timbulnya katabolisme, menormalkan tekanan arteri. 6. Meningkatkan pernapasan. 7. Merangsang sistem saraf pusat 8. Menimbulkan reaksi otot dan tremor otot. 9. Membuat sulit tidur tapi menyebabkan kelelahan. 10. Meningkatkan kecepatan sekresi sebagian besar kelenjar endokrin lain. 11. Menstabilkan / menormalkan fungsi seksual.

2.3

Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan hormone tiroid Beberapa penyakit yang berkaitan dengan hormone tiroid adalah merupakan

kelainan yang menyerang kelenjar tiroid. Adapun beberapa penyakit tersebut antara lain sebagai berikut : 1. Hipotiroidisme. Hipotiroidisme terjadi jika kelenjar tiroid tidak dapat memehuhi kebutuhan tubuh akan hormon tiroid. Gejala pada anak-anak dan remaja berbeda dengan gejala pada dewasa.'' Pada bayi baru lahir, hipotiroidisme menyebabkan kretinisme (hipotiroidisme neonatorum), yang ditandai dengan: sembelit. suara menangis yang serak. hernia umbilikalis (penonjolan pada pusar). pertumbuhan tulang yang lambat. jaundice (sakit kuning). nafsu makan yang buruk. Jika tidak segera diobati, hipertiroidisme bisa menyebabkan keterbelakangan mental. Hipotiroidisme pada masa kanak-kanak (hipotiroidisme juvenil)

menyebabkan pertumbuhan menjadi lambat, kadang menyebabkan tengan menjadi pendek. Perkembangan gigi juga tertunda. Hipotiroidisme pada masa remaja (hipertiroidisme adolesens) menyerupai hipotiroidisme pada dewasa dan bisa menyebabkan tertundanya masa pubertas.'' Gejala lainnya dari penyakit hipotiroidisme adala : wajah bundar. rambut rontok. kulit kering. denyut nadi lambat.

penambahan berat badan. suara serak. berbicara lambat. kelopak mata turun. Pada semua bayi baru lahir, kadar hormon tiroid dalam darah secara rutin

diukur pada umur 2 hari. Kepada bayi baru lahir yang menderita hipotiroidisme diberikan hormon tiroid untuk mencegah kerusakan otak. Kepada anak-anak dan remaja yang menderita hipotiroidisme juga diberikan hormon tiroid.'' 2. Hipertiroidisme. Hipertiroidisme terjadi karena kelenjar tiroid yang terlalu aktif.'' Pada bayi baru lahir, penyebab dari hipertiroidisme yang paling sering ditemukan adalah penyakit Graves neonatorum. Penyakit ini bisa berakibat fatal dan bisa terjadi pada bayi yang ibunya menderita atau pernah menderita penyakit Graves. Penyakit Graves adalah suatu penyakit autoimun dimana tubuh menghasilkan antibodi yang merangsang kelenjar tiroid. Pada wanita hamil, antibodi ini bisa sampai ke janin dan merangsang kelenjar tiroid janin.'' Penyakit Graves pada ibu bisa menyebabkan lahir mati, keguguran atau kelahiran prematur.'' Pada bayi baru lahir, gejala kelenjar tiroid yang terlalu aktif bisa timbul dalam waktu beberapa hari setelah lahir: tekanan darah tinggi. rewel atau gelisah. muntah. diare. berat badan tidak bertambah. denyut jantung yang cepat.

3. Gondok Gondok bisa timbul jika kelenjar tiroid kurang aktif (menghasilkan terlalu sedikit hormon tiroid) atau terlalu aktif (menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid).'' Pembesaran kelenjar tiroid yang sudah ada sejak anak lahir disebut gondok kongenital. Sindroma Pendred adalah suatu penyakit keturunan yang ditandai dengan bisu-tuli dan gondok congenital. Gondok bisa menekan saluran udara dan mengganggu proses bernafas. Kadar hormon tiroid yang tinggi bisa menyebabkan denyut jantung menjadi cepat yang selanjutnya dapat menyebabkan gagal jantung. Seperti halnya pada dewasa, pada bayi baru lahir, mata juga menonjol. Jika dilakukan pengobatan, pemulihan akan terjadi dalam beberapa minggu, tetapi bayi tetap memiliki resiko kekambuhan selama 6 bulan sampai 1 tahun. Kadar antibodi perangsang tiroid yang tetap tinggi juga dapat menyebabkan penutupan dini ubunubun, keterbelakangan mental, hiperaktivitas pada masa kanak-kanak dan pertumbuhan yang lambat

BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan 1. Sekresi hormone tiroid adalah melalui otak sistem hormonal, ketika asupan hormone tiroid kurang dalam tubuh, hipotalamus mengirimkan sebuah perintah (TRH, hormon pelepas tiroid) ke kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid, sebagai titik akhir rantai perintah ini, segera menanggapi dengan melepaskan tiroksin dan menyebarkannya ke seluruh tubuh melalui darah. 2. Mekasanisme kerja dan fungsi hormone tiroid berkaitan dengan beberapa aktivitas dan pengaturan yang terjadi dalam tubuh, meliputi transkripsi, proses metabolism dalam sel, metabolism beberapa bahan makanan, untuk pertumbuhan dan perkembangan serta lain sebagainya, 3. Penyakit- penyakit yang berkaitan dengan hormone tiroid antara lain sebagai berikut : Gondok, Hipertiroidisme, dan Hipotiroidisme.

3.2 Saran Saran yang dapat disampaikan terkait dengan makalah ini adalah, hormone sangat penting untuk aktivitas dan pengaturan metabolism yang terjadi di dalam tuhuh, sehingga penting untuk selalu mengkonsumsi asupan makanan yang bergisi dan menerapkan pola hisup sehat sehingga tidak terjadi penyakit-penyakit yang tidak diinginkan.

10

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.

2011.

Mekanisme

Kerja

Hormon

Tiroid.

Diakses

pada

http://farmakologid.blogspot.com/2011/11/mekanisme-kerja-hormontiroid.html tanggal 25 Mei 2012 Anonim. 2011. Gejala Kelenjar Tiroid. Diakses pada

http://penyakitwaswas.blogspot.com/2012/03/gejala-kelenjar-tiroid-thyroidgland.html Tanggal 25 Mei 2012 Anonim.2012.Physiologi of Hormones. diakses pada http://www.news-

medical.net/health/Physiology-of-Hormones-(Indonesian).aspx tanggal 26 Mei 2012

11

MAKALAH BIOKIMIA

HORMON TIROID

OLEH: AYU PUTU ASTITI NATIH NIM. P07134011002

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2012

12

Вам также может понравиться