Вы находитесь на странице: 1из 5

Kromatografi Kolom

I. Tujuan II. Teori

: Untuk melakukan pemisahan kandungan kimia dari ekstrak hasil fraksinasi : Sekarang ini deteksi sifat spesifik suatu senyawa menjadi sangat

penting,terutama dalam bidang farmasi, kimia, dan klinik, serta bidang lainnya. Suatu analisis kimia seperti pengambilan cuplikan, pemisahan senyawa

pengganggu, isolasi senyawa yang dimaksudkan, pemekatan terlebih dahulu sebelum identifikasi dan pengukuran banyak dilakukan.

Banyak metode analisis seperti spektrofotometri, manganometri, atau lainnya, akan tetapi semuanya membutuhkan kerja ekstra dan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil analisis dibandingkan dengan teknik kromatografi. Kromatografi kolom adalah suatu metode pemisahan yang di dasarkan pada pemisahan daya adsorbsi suatu adsorben terhadap suatu senyawa, baik pengotornya maupun hasil isolasinya. Sebelumnya dilakukan percobaan tarhadap kromatografi lapis tipis sebagai pencari kondisi eluen. Misalnya apsolsi yang cocok dengan pelarut yang baik sehingga antara pengotor dan hasil isolasinya terpisah secara sempurna. Alat yang diinginkan adalah kolom gelas yang diisi dengan zat padat aktif seperti selika gel sebagai fase diam. Zat yang dimasukan lewat puncak kolom akan mengalir kedalam zat penyerap. Zat diserap dari larutan secara sempurna oleh zat penyerapan berupa pita sempit pada ujung kolom dengan kecepatan yang berbeda, sehingga terjadi pemisahan dalam kolom. Hasil pemisahan ini disebut kromatogram. Prinsip kerja kromatografi kolom adalah dengan adanya perbedaan daya serap dari masing-masing komponen, campuran yang akan diuji, dilarutkan dalam sedikit pelarut lalu di masukan lewat puncak kolom dan dibiarkan mengalir kedalam zat menyerap. Senyawa yang lebih polar akan terserap lebih kuat sehingga turun lebih lambat dari senyawa non polar terserap lebih lemah dan turun lebih cepat. Zat yang di serap dari larutan secara sempurna oleh bahan penyerap berupa pita sempit

pada kolom. Pelarut lebih lanjut / dengan tanpa tekanan udara masin-masing zat akan bergerak turun dengan kecepatan khusus sehingga terjadi pemisahan dalam kolom.

III.

Alat dan Bahan : Alat : 1. Kolom kromatografi 2. Erlemeyer 3. gelas ukur 4. Oven pengering 5. Vial berbagai ukuran untuk menampung fraksi hasil kolom 6. kromatografi 7. Kapas 8.pipet tetes,dll

Bahan : 1. Silika gel 60 2. Etil asetat 3. kloroform 4. Etanol,dll

IV.

Cara kerja : A. Penyiapan kolom kromatografi 1. Bersihkan kolom kromatografi dan dikeringkan di oven. 2. Pasangkan vertical,lapisi bagian bawah kolom kromatografi dengan kapas. 3. Buat suspense silica gel 60 untuk kromatografi dengan cairan pengelusi. 4. Tuangkan ke dalam kolom kromatografi ,ketok-ketok kolom dengan batang karet sampai isi kolom kromatogarafi padat merata.

B. Penyiapan sampel 1. Sampel dicampurkan dengan sedikit fase diam. 2. Tuang dengan hati-hati ke dalam kolom kromatografi. 3. Tambahkan fase diam di atasnya. 4. Lalu tuangkan cairan pengelusi ke dalam kolom kromatografi. 5. Buka kran kolom kromatografi,tamping fraksi tetes demi tetes dengan vial yang bersih dan kering. 6. Lalu monitor dengan KLT.

V.

Gambar alat kromatografi kolom

VI.

Hasil dan Pembahasan A. Hasil :

Keterangan : Vial 1 : Bening Vial 2 : Fraksi 1 Vial 3 : Fraksi 2 Vial 4 : Fraksi 3 Vial 5 : kembali bening

B. Pembahasan : 1. Sampel : Hasil fraksinasi dari Daun Pulae (Alstoniae Scholaris) 2. Pembuatan Eluan : Methanol : Amoniak (200 : 3) 400 ml Methanol Amoniak = = x 400 = 394,08 x 400 = 5,91 6,0 ml

Didapatkan 5 vial hasil fraksi.

Sebenarnya harus dilakukan Uji Sampel dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT), tetapi karena keterbatasan waktu pada praktikum ini tidak dilakukan Uji Sampel dengan KLT.

Вам также может понравиться