[ edisi cetak pdf format ] Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas i Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda Sekapur Sirih
Puji syukur ke hadlirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat-Nya, sehingga Uraian Sistem Pelayanan Kesehatan Dasar Puskesmas sebagai bagian Mata Kuliah Manajemen Kesehatan ini dapat tersusun.
Uraian ini merupakan panduan bagi para mahasiswa Program Studi Kedokteran Umum Universitas Mulawarman agar dalam proses perkuliahan dapat terarah sesuai Pedoman Program Studi Kedokteran Umum di Bidang Manajemen Kesehatan.
Tak dapat dipungkiri bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Otonomi, berdampak kepada sistem pelaksanaan Pemerintahan khususnya di jajaran Pemerintah Daerah Tingkat II yang berpengaruh terhadap kebijakan daerah, termasuk bidang Kesehatan. Kondisi ini memicu jajaran Kesehatan di semua tingkat struktural untuk membenahi sistem manajerial dan pendekatan-pendekatan lintas sektoral, khususnya dengan Pemerintah Daerah agar program Kesehatan mendapat perhatian dan dana yang layak. Terkait struktur Kesehatan yang menempatkan Puskesmas sebagai garda terdepan layanan kesehatan tingkat dasar, maka materi Sistem Pelayanan Kesehatan Dasar Puskesmas menjadi keharusan untuk dikuasai oleh para calon dokter agar nantinya sebagian lulusan yang bertugas di Puskesmas dapat menerapkan ilmunya bahkan diharapkan bisa mengembangkan Puskesmas menjadi unit layanan kesehatan yang berkualitas.
Penulis menyadari, uraian ini jauh dari sempurna, baik materi maupun penyajiannya, untuk itu saran ke arah perbaikan sangat diharapkan. Semoga bermanfaat.
Referensi: 1. Pedoman Kerja Puskesmas, Depkes RI 2. Sistem Kesehatan Nasional 3. Renstra Depkes 2005-2009 4. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas ii Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda Daftar Isi
I. Sekapur Sirih i II. Daftar Isi ii III. Pendahuluan Pengertian Puskesmas 1 Wilayah kerja Puskesmas 1 Pelayanan kesehatan menyeluruh 2 Pelayanan kesehatan integratif 2 IV. Fungsi dan Peran Puskesmas Fungsi Puskesmas 3 Peran Puskesmas 3 Kedudukan Puskesmas 4 V. Organisasi Puskesmas Uraian tugas 5 Bagan Struktur Organisasi Puskesmas 6 VI. Program Pokok Puskesmas Upaya Pokok Kesehatan 8 Jangkauan Pelayanan Kesehatan 10 Dukungan Rujukan 10 Puskesmas perawatan 13 VII. Peran Dokter sebagai Provider 15 VIII. Penutup 20
Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 1 Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda SISTEM PELAYANAN KESEHATAN DASAR PUSKESMAS
Sub Pokok Bahasan :
1. Fungsi dan peran Puskesmas dalam sitem kesehatan masyarakat 2. Organisasi Puskesmas 3. Program Pokok Puskesmas 4. Peran dokter di Puskesmas
Pendahuluan Pengertian Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalm bentuk kegiatan pokok. Dengan kata lain Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab ats pemeliharaan kesehatan masyarakat dalm wilayah kerjanya.
Wilayah Kerja Puskemas Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh Bupati atau Walikota, dengan saran teknis dari kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk setiap Puskesmas. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka Puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yanng disebut Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta atau lebih, wilayah kerja Puskesmas bisa meliputi 1 Kelurahan. Puskesmas di ibukota Kecamatan dengan jumlah Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 2 Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan Puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi Puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi.
Dalam perkembangannya, batasan-batasan di atas makin kabur seiring dengan diberlakukannya UU Otonomi Daerah yang lebih mengedepankan desentralisasi. Dengan Otonomi, setiap daerah tingkat II punya kesempatan mengembangkan Puskesmas sesuai Rencana Strategis ( renstra ) Kesehatan Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD ) Bidang Kesehatan sesuai situasi dan kondisi daerah Tingkat II. Konsekuensinya adalah perubahan struktur organisasi kesehatan serta tugas pokok dan fungsi yang menggambarkan lebih dominannya aroma kepentingan daerah tingakt II, yang memungkinkan terjadinya perbedaan penentuan skala prioritas upaya peningkatan pelayanan kesehatan di tiap daerah tingkat II, dengan catatan setiap kebijakan tetap mengacu kepada Renstra Kesehatan Nasional. Di sisi lain daerah tingkat II dituntut melakukan akselerasi di semua sektor penunjang upaya pelayanan kesehatan. (penulis)
Pelayanan Kesehatan Menyeluruh Pelayanan Kesehatan yang diberikan Puskesmas adalah pelayanan kesehatan menyeluruh yang meliputi pelayanan: - Kuratif (pengobatan) - Preventif (upaya pencegahan) - Promotif (peningkatan kesehatan) - Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedaan jenis kelamain dan golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia.
Pelayanan Kesehatan Integratif Sebelum ada Puskesmas, pelayanan kesehatan di Kecamatan meliputi Balai Pengobatan, Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak, Usaha Hyegiene Sanitasi Lingkungan, Pemberantasan Penyakit Menular, dan lain-lain. Usaha-usaha tersebut masih bekerja sendiri-sendiri dan langsung melapor kepada Kepala Dinas Kesehatan Dati II. Petugas Balai Pengobatan tidak tahu menahu apa yang terjadi di BKIA, begitu juga petugas BKIA tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh petugas Hygiene Sanitasi dan sebaliknya. Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 3 Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda Dengan adanya sistem pelayanan kesehatan melalui Pusat Kesehatan Masyarakat yakni Puskesmas, maka berbagai kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan bersama di bawah satu koordinasi dan satu pimpinan.
Fungsi dan peran Puskesmas Fungsi Puskesmas: 1. Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya. 2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat 3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilaksanakan dengan cara: a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri. b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien. c. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan. d. Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat. e. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program Puskesmas.
Peran Puskesmas: Dalam konteks Otonomi Daerah saat ini, Puskesmas mempunyai peran yang sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang dan realisize, tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Rangkaian maajerial di atas bermanfaat dalam penentuan skala prioritas daerah dan sebagai bahan kesesuaian dalam menentukan RAPBD yang berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Adapun ke depan, Puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terpadu. Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 4 Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda Kedudukan Puskesmas: 1. Kedudukan secara administratif: Puskesmas merupakan perangkat teknis Pemerintah Daerah Tingkat II dan bertanggung jawab langsung baik teknis maupun administratif kepada Kepala Dinas Kesehatan Dati II. 2. Kedudukan dalam hirarki pelayanan kesehatan: Dalam urutan hirarki pelayanan kesehatan, sesuai SKN maka Puskesmas berkedudukan pada Tingkat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pertama. Catatan (penulis) : Yang dimaksud Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama adalah fasilitas, sedangkan dalam hal pengembangan pelayanan kesehatan, Puskesmas dapat meningkatkan dan mengembangkan diri ke arah modernisasi sistem pelayanan kesehatan di semua lini, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif sesuai kebijakan Rencana Strategis daerah tingkat II di bidang kesehatan. Sebagai contoh: Di bidang promotif, Puskesmas dimungkinkan menggunakan LCD Proyektor sebagai sarana penyuluhan kesehatan dengan memanfaatkan teknologi terkini yang bersifat interaktif menggunakan perangkat audiovisual multimedia. ( baca makalah penulis berjudul : Pemanfaatan Multimedia Audiovisual Sebagai Media Penyuluhan Kesehatan Interaktif ) Di bidang penunjang kuratif, Puskesmas dapat mengembangkan Laboratorium modern menggunakan Elektro Fotometri, USG, EEG dan lain-lain secara bertahap, agar mutu pelayanan meningkat dan masyarakat dapat menikmati berbagai pelayanan kesehatan di Puskesmas. Di bidang pengembangan SDM petugas, pimpinan Puskesmas dapat mengupayakan medical review dan prosedur tetap pelayanan medis, agar upaya kuratif lebih bermutu dan dapat dipertanggung jawabkan. ( lihat preview penulis dalam kemasan CD multimedia : Medical Review seri 1 ) Di bidang preventif, Puskesmas dapat mengembangkannya dalam bentuk pembuatan brosur semisal Brosur jadwal imunisasi, brosur DBD, Diare dan lain-lain sesuai skala priotitas dan kondisi tiap Puskesmas. Di bidang rehabilitatif, juga dapat dikembangkan transfer pengetahuan kesehatan kepada khalayak berupa brosur, semisal brosur jadwal makan Diabetes saat Puasa dan lain-lain. Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 5 Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda Organisasi Puskesmas Susunan organisasi Puskesmas terdiri dari: a. Unsur Pimpinan : Kepala Puskesmas b. Unsur Pembantu Pimpinan : Urusan Tata Usaha c. Unsur Pelaksana : 1. Unit yang terdiri dari tenaga / pegawai dalam jabatan fungsional 2. jumlah unit tergantung kepada kegiatan, tenaga dan fasilitas tiap daerah 3. Unit terdiri dari: unit I, II, III, IV, V, VI dan VII [ lihat bagan ]
Ringkasan Uraian Tugas: Kepala Puskesmas: Mempunyai tugas pokok dan fungsi: memimpin, mengawasi dan mengkoordinir kegiatan Puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan struktural dan jabatan fungsional. Kepala Urusan Tata Usaha: Mempunyai tugas pokok dan fungsi: di bidang kepegawaian, keungan, perlengkapan dan surat menyurat serta pencatatan dan pelaporan. Unit I: Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan Kesejahteraan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana dan Perbaikan Gizi. Unit II: Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit, khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium. Unit III: Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan Kesehatan Gigi dan Mulut, Kesehatan tenaga Kerja dan Lansia ( lanjut usia ). Unit IV: Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan Perawatan Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Sekolah dan Olah Raga, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Mata dan kesehatan khusus lainnya. Unit V: Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan di bidang pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan masyarakat dan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.
Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 6 Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda Unit VI: Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan pengobatan Rawat Jalan dan Rawat Inap ( Puskesmas Perawatan ). Unit VII: Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan pengelolaan Farmasi.
Ringkasan Tata Kerja Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Puskesmas wajib menetapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan Puskesmas maupun dengan satuan organisasi di luar Puskesmas sesuai dengan tugasnya masing-masing. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Puskesmas wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk atasan serta mengikuti bimbingan teknis pelaksanaan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Dati II, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kepala Puskesmas bertanggung jawab memimpin, mengkoordinasi semua unsur dalam lingkungan Puskesmas, memberikan bimbngan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas masing-masing petugas bawahannya. Setiap unsur di lingkungan Puskesmas wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dari dan bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas. Hal-hal yang menyangkut tata hubungan dan koordinasi dengan instansi vertikal Departemen Kesehatan RI ( akan diatur dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan RI )
Bagan Struktur Organisasi Puskesmas
Kepala Puskesmas Unit : I - III Pelaksana teknis Puskesmas Pembantu Unit : IV - VII Pelaksana Teknis Urusan Tata Usaha Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 7 Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda Catatan: Dalam realisasi pelaksanaan penyusunan Struktur Orgaanisasi dan Penempatan petugas dapat dilakukan secara fleksibel, bergantung kepada jumlah dan jenis tenaga, kegiatan dan fasilitas di masing-masing Puskesmas atau Daerah Tingkat II. Selain itu, juga dapat dimodifikasi sesuai kemudahan koordinasi dan integrasi personal maupun program serta akses layanan. Contoh: Unit V yang mestinya melaksanakan Rawat Jalan dan Rawat Inap, dapat ditambahkan Lab, mengingat kemudahan akses dan alur pelayanan, dan Rawat Jalan sebagai koordinator. Berarti di Unit II tanpa Laboratorium karena sudah disubstitusi. Setiap modifikasi sistem unit hendaknya disertai narasi atau keterangan agar tidak berulangkali ditanyakan oleh Tim Supervisi Dinas kesehatan Dati II. Bentuk dan tampilan Struktur organisasi juga fleksibel dan tidak mengikat, yang penting dapat dilihat oleh petugas maupun pengunjung. Perlu diingat, adakalanya Supervisor atau staf SubDin Dinas Kesehatan Dati II, kurang memahami keterkaitan Struktur sistem Unit dengan Renstra Daerah maupun kondisi setiap Puskesmas ( dikarenakan mungkin pandangan yang kaku atau kurangnya koordinasi di SubDin Dinas Kesehatan Dati II ), untuk itu diperlukan penjelasan dalam bentuk tertulis yang termuat dalam narasi Rencana Kerja dan Evaluasi Puskesmas.
Fasilitas Penunjang 1. Puskesmas Pembantu Puskesmas Pembantu yang lebih sering dikenal sebagai Pustu atau Pusban, adalah unit pelayanan kesehatan sederhana dan berfungsi menunjang serta membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil. Pada akhir Pelita V di wilayah kerja Puskesmas Pembantu diperkirakan meliputi 2 - 3 desa, dengan sasaran penduduk anatara 2.500 jiwa ( di luar Jawa-Bali ) hingga 10.000 jiwa ( di perkotaan Jawa-Bali ). Puskesmas Pembantu merupakan bagian integral dari Puskesmas, atau setiap Puskesmas memiliki beberapa Puskesmas Pembantu di dalam wilayah kerjanya. Namun adakalanya Puskesmas tidak memiliki Puskesmas Pembantu, khususnya di daerah Perkotaan. Jumlah Puskesmas Pembantu: Tahun 1980: 8.342 buah Tahun 1999: 21.417 buah Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 8 Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda 2. Puskesmas Keliling Puskesmas Keliling merupakan unit pelayanan kesehatan Keliling yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor roda 4 atau perahu bermotor dan peralatan kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga dari Puskesmas. Puskesmas Keliling berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan- kegiatan Puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Kegiatan Puskesmas Keliling adalah: a. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil atau daerah yang tidak atau sulit dijangkau oleh pelayanan Puskesmas atau Puskesmas Pembantu dengan frekuensi 4 kali dalam seminggu, atau disesuaikan dengan kondisi geografis tiap Puskesmas. b. Melakukan penyelidikan tentang Kejadian Luar Biasa ( KLB ). c. Dapat dipergunakan sebagai alat transport penderitra dalam rangka rujukan bagi kasus darurat. d. Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat audiovisual.
3. Bidan Desa Pada setiap desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatannya, ditempatkan seorang Bidan yang bertempat tinggal di desa tersebut dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Puskesmas. Wilayah kerja bidan desa adalah satu desa dengan jumlah penduduk rata-rata 3.000 jiwa. Tugas utama bidan desa adalah membina peran serta masyarakat melalui pembinaan Posyandu dan pembinaan kelompok Dasawisma, disamping memberikan pelayanan langsung di Posyandu dan pertolongan persalinan di rumah penduduk. Selain itu juga menerima rujukan masalah kesehatan anggota keluarga Dasawisma untuk diberi pelayanan seperlunya atau dirujuk lebih lanjut ke Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu dan terjangkau secara rasional.
Program Pokok Puskesmas Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun fasilitasnya, karenanya kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat berbeda-beda. Namun demikian kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut : Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 9 Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda 1. Kesejahteraan ibu dan Anak ( KIA ) 2. Keluarga Berencana 3. Usaha Peningkatan Gizi 4. Kesehatan Lingkungan 5. Pemberantasan Penyakit Menular 6. Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan 7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat 8. Usaha Kesehatan Sekolah 9. Kesehatan Olah Raga 10. Perawatan Kesehatan Masyarakat 11. Usaha Kesehatan Kerja 12. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut 13. Usaha Kesehatan Jiwa 14. Kesehatan Mata 15. Laboratorium ( diupayakan tidak lagi sederhana ) 16. Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan 17. Kesehatan Usia Lanjut 18. Pembinaan Pengobatan Tradisional 19. Dan masih terus bertambah .. ( alasannya ? )
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya. Setiap kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa ( PKMD ). Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas seperti tersebut di atas, Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat ( contoh: Pekan Imunisasi Nasional ). Dalam hal demikian, baik petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah Pusat bersama Pemerintah Daerah. Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat terjadi, misalnya karena timbulnya wabah penyakit menular atau bencana alam. Untuk mengatasi kejadian darurat seperti di atas bisa mengurangi atau menunda kegiatan lain.
Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 10 Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda Catatan ( penulis ): Dengan semangat Otonomi yang lebih mengedepankan desentralisasi dan efisiensi kerja dengan perampingan Jabatan Struktural di jajaran Depkes sampai Dinas Kesehatan Dati II, tak pelak menimbulkan gejolak dalam pemilihan Upaya Pokok Kesehatan sebagai program prioritas di tiap Dati II. Sebenarnya di tataran aplikatif yakni di Puskesmas tidak diperlukan strukturisasi seperti di Dati II, seperti satu UPK dilaksanakan oleh 1satu petugas, mengingat layanan kesehatan mengamanatkan integrasi, lebih-lebih petugas di Puskesmas adalah petugas fungsional yang dituntut mampu melaksanakan beberapa jenis kegiatan sesuai Rencana Strategis Kesehatan Nasional dan amanat Otonomi Daerah. Kenyataanya masih ada staf SubDin Dinas Kesehatan Dati II mencari dan menghubungi petugas Puskesmas dengan spesifikasi bidang tertentu terkait dengan spesifikasi tugas staf Dinas Kesehatan Dati II yang mungkin saja lebih berorientasi kepada anggaran proyek. Kondisi ini sangat tidak kondusif dan melemahkan integrasi yang sudah terbangun di Puskesmas, sehingga petugas Puskesmas seringkali hanya terfokus kepada tugas yang dipesan oleh supervisor Dati II. Akibatnya integrasi personal maupun program tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Kondisi ini masih kental hingga kini dan harus dirubah. Pen.
Jangkauan Pelayanan Kesehatan. Sesuai dengan keadaan geografis, luas wilayah, sarana perhubungan dan kepadatan penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas, tidak semua penduduk dapat dengan mudah mendapatkan akses layanan Puskesmas. Agar jangkauan pelayanan Puskesmas lebih merata dan meluas, Puskesmas perlu ditunjang dengan Puskesmas Pembantu, Bidan desa di daerah yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan yang sudah ada. Disamping itu penggerakan peran serta masyarakat untuk mengelola Posyandu dan membina dasawisma akan dapat menunjang jangkauan pelayanan kesehatan.
Dukungan Rujukan. 1. Sistem Rujukan Upaya Kesehatan: Adalah suatu sistem jaringan pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun horisontal, kepada yang lebih kompeten, terjangkau dan dilakukan secara rasional. 2. Jenis Rujukan: Sistem Rujukan secra konsepsional menyangkut hal-hal sebagai berikut: Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 11 Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda a. Rujukan Medik, meliputi: Konsultasi penderita untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan operatif dan lain-lain. Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap. Mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk meningkatkan mutu pelayanan pengobatan.
b. Rujukan Kesehatan. Adalah rujukan yang menyangkut masalah kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan promotif yang antara lain meliputi bantuan: Survey epidemiologi dan pemberantasan penyakit atas kejadian Luar Biasa atau berjangkitnya penyakit menular Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan di suatu wilayah Penyidikan penyebab keracunan, bantuan teknologi penanggulangan keracunan dan bantuan obta-obtatan atas terjadinya keracunan masal Pemberian makanan, tempat tinggal dan obat-obatan untuk pengungsi atas terjadinya bencana alam Saran dan teknologi untuk penyediaan air bersih atas masalah kekurangan air bersih bagi masyarakat umum Pemeriksaan spesimen air di Laboratorium Kesehatan, dan lain-lain
3. Tujuan Sistem Rujukan Upaya Kesehatan a. Umum: Dihasilkannya pemerataan upaya pelayanan kesehatan yang didukung kualitas pelayanan yang optimal dalam rangka memecahkan masalah kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna b. Khusus: Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan rehabilitatif secara berhasil guna dan berdaya guna Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan promotif secara berhasil guna dan berdaya guna
Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 12 Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda 4. Jenjang Tingkat Pelayanan Kesehatan Jenjang ( Hirarki ) Komponen / unsur pelayanan kesehatan Tingkat Rumah Tangga Pelayanan Kesehatan oleh individu atau oleh keluarganya sendiri Tingkat Masyarakat Kegiatan swadaya masyarakat dalam menolong mereka sendiri oleh Kelompok Paguyuban, PKK, Saka Bhakti Husada, anggota RW, RT dan masyarakat Fasilitas Peleyanan Kesehatan Profesional Tingkat Pertama Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Praktek Dokter Swasta, Poloklinik Swasta, dan lain-lain Fasilitas Pelayanan Rujukan Tingkat Pertama Rumah Sakit Kabupaten / Kota, RS Swasta, Klinik Swasta, Laboratorium, dan lalin-lain Fasilitas Pelayanan Rujukan yang lebih tinggi RS type B dan type A, Lembaga Spesialistik Swasta, Lab. Kes. Daerah, Lab. Klinik Swasta, dll
5. Alur Rujukan Rujukan medik: Intern antara petugas puskesmas Antara Puskesmas pembantu dengan Puskesmas Antara masyarakat dengan Puskesmas Antara Puskesmas yang satu dengan Puskesmas yang lain Antara Puskesmas dengan RS, Laboratorium, atau fasilitas kesehatan lainnya.
6. Upaya Peningkatan Mutu Rujukan Langkah-langkah dalam upaya meningkatkan mutu rujukan: Meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas dalam menampung rujukan dari Puskesmas Pembantu dan Pos kesehatan lain dari masyarakat Mengadakan Pusat rujukan antara dengan mengadakan ruangan tambahan untuk 10 tempat tidur perawatan penderita gawat darurat di lokasi yang strategis Meningkatkan sarana komunikasi antara unit pelayanan kesehatan Menyediakan Puskesmas Keliling di setiap Kecamatan dalam bentuk kendaraan roda 4 atau perahu bermotor yang dilengkapi alat komunikasi Menyediakan sarana pencatatan dan pelaporan bagi sistem rujukan, baik rujukan medik maupun rujukan kesehatan Meningkatkan upaya dana sehat masyarakat untuk menunjang pelayanan rujukan Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 13 Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda Puskesmas Perawatan Pengertian: Puskesmas Perawatan atau Puskesmas Rawat Inap adalah Puskesmas yang diberi tambahan ruangan dan fasilitas untuk menolong penderita gawat darurat, baik berupa tindakan operatif terbatas maupun rawat inap sementara.
Catatan penulis: Dalam perkembangannya Rawat Inap dapat dibuat berdiri sendiri dengan manajemen dan tempat yang terpisah dari Puskesmas Induk. Hal ini penting untuk memberi kenyamanan bagi penderita yang dirawat sebagai wujud peningkatan mutu pelayanan. pen
Kriteria: Puskesmas terletak kurang lebih 20 km dari Rumah Sakit Puskesmas mudah dicapai dengan kendaraan bermotor Puskesmas dipimpin oleh dokter dan telah mempunyai tenaga yang memadai Jumlah kunjungan Puskesmas minimal 100 orang per hari Penduduk wilayah kerja Puskesmas dan penduduk wilayah 3 Puskesmas di sekitarnya minimal 20.000 jiwa per Puskesmas Pemerintah Daerah bersedia menyediakan dana rutin yang memadai.
Fungsi: Merupakan Pusat Rujukan Antara bagi penderita gawat darurat sebelum dibawa ke RS.
Kegiatan: Melakukan tindakan operatif terbatas terhadap penderita gawat darurat, antara lain: a. Kecelakaan lalu lintas b. Persalinan denngan penyulit c. Penyakit lain yang mendadak dan gawat Merawat sementara penderita gawat darurat atau untuk observasi penderita dalam rangka diagnostik dengan rata-rata 3-7 hari perawatan Melakukan pertolongan sementara untuk pengiriman penderita ke Rumah Sakit Memberi pertolongan persalinan bagi kehamilan denngan resiko tinggi dan persalinan dengan penyulit Melakukan metode operasi pria dan metode operasi wanita ( MOP dan MOW ) untuk Keluarga Berencana. Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 14 Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda Ketenagaan: Dokter kedua di Puskesmas yang telah mendapatkan latihan klinis di Rumah sakit selama 6 bulan dalam bidang bedah, obstetri-gynekologi, pediatri dan interne. Seorang perawat yang telah dilatih selama 6 bulan dalam bidang perawatan bedah, kebidanan, pediatri dan penyakit dalam. Tiga (3) orang perawat / bidan yang diberi tugas bergilir Satu (1) orang pekarya kesehatan (SMA atau lebih)
Sarana: Untuk melaksanakan kegiatannya Puskesmas dengan tempat perawatan memiliki luas bangunan, ruangan-ruangan pelayanan serta peralatan yang lebih lengkap, antara lain: Ruangan rawat tinggal yang memadai ( nyaman, luas dan terpisah antara anak, wanita dan pria untuk menjaga privacy ) Ruangan operasi dan ruang post operasi Ruangan persalinan (dan ruang menyusui sekaligus sebagai ruang recovery) Kamar perawat jaga Kamar linen dan cuci
Peralatan Medis: Peralatan operasi terbatas Peralatan obstetri patologis, peralatan vasektomi dan tubektomi Peralatan resusitasi Minimal 10 tempat tidur dengan peralatan perawatan
Alat Komunikasi dan Transportasi: Tilpon atau Radio Komunikasi jarak sedang Minimal satu buah ambulance
Catatan penulis: Semua item di atas adalah prasyarat minimal, sedangkan untuk menuju peningkatan kualitas pelayanan, diperlukan inovasi seorang dokter secara serius, baik menyangkut obat-obatan, penunjang medis, protap perawatan medis dengan referensi terkini dan medical review secara berkala maupun pengembangan non medis. Hal ini dimungkinkan dalam era Otonomi Daerah. Namun upaya maju tak jarang justru mendapatkan hambatan dari jajaran internal Kesehatan sendiri, nun disisi lain kita selalu mengusung jargon mutu. Tanpa keseriusan dan pengetahuan komprehensif tentang teknis medis dan masalah lain yang terkait, mutu adalah kata belaka, yang hanya identik dengan seminar, workshop dan sejenisnya tanpa langkah nyata. pen Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 15 Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda Peran Dokter di Puskesmas Tugas pokok, Fungsi dan kegiatan dokter di Puskesmas: Tugas pokok: Mengusahakan agar fungsi Puskesmas dapat diselenggarakan dengan baik dan dapat memberi manfaat kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Fungsi: Sebagai seorang dokter Sebagai seorang manajer Kegiatan Pokok: Melaksanakan fungsi-fungsi manajerial Melakukan pemeriksaan dan pengobatan penderita. Menerima rujukan dan konsultasi Mengkoordinir kegiatan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Mengkoordinir pembinaan peran serta masyarakat melalui pendekatan PKMD Kegiatan Lain: Menerima konsultasi dari semua kegiatan Puskesmas
Peranan Dokter sebagai Provider di Puskesmas 1. Dokter Kepala Puskesmas sebagai Seorang Dokter Pendapat umum mengenai seorang dokter biasanya adalah seorang yang berilmu untuk menyembuhkan orang sakit. Demikian pula masyarakat mengharapkan seorang dokter Kepala Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan orang sakit. Namun demikian, dalam kenyataan tanggung jawab seorang dokter Kepala Puskesmas tidak hanya mengobati orang sakit saja akan tetapi jauh lebih besar, yaitu memelihara dan meningkatkan kesehatan dari masyarakat di dalam wilayah kerjanya. Disamping itu dokter berfungsi juga sebagai seorang pemimpin dan seorang manajer. Oleh karenanya dalam kegiatan pemeriksaan dan pengobatan penderita sehari-hari pada waktu tertentu, dimana dokter Puskesmas sedang melakukan tugas-tugas manajemen Puskesmas dan tugas kemasyarakatannya, dokter dapat mendelegasikan wewenangnya kepada seorang perawat dan seorang Bidan. Dokter Puskesmas memeriksa dan mengobati penderita rujukan (referral dari Perawat atau Bidan) saja. Akan tetapi masyarakat biasanya kurang puas bila hanya diperiksa dan diobati seorang Perawat bila di Puskesmas ada seorang dokter. Oleh karena itu kiranya waktu nya dapat diatur sedemikian rupa sehingga masyarakat puas dan pekerjaan lain dapat terlaksana dengan baik. Misalnya pemeriksaan oleh dokter dilakukan pada hari-hari Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 16 Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda tertentu saja dalam satu minggu, sedangkan pada hari lain dokter hanya memeriksa rujukan, sehingga masih ada waktu untuk melakukan tugas-tugas lain. Hal ini perlu diumumkan kepada masyarakat secara jelas sehingga tidak terjadi salah paham. Penting kiranya seorang dokter puskesmas dalm melakukan pemeriksaan dan pengobatan penderita, pandangan dan cara berpikir dalam menentukan diagnosa dan pengobatan tidak semayta-mata ditujukan kepada penderita sebagai individu, akan tetapi pandangan ditujukan kepada keluarga penderita dan dihubungkan pula dengan masyarakat lingkungan penderita tersebut. Dalam melakukan pemeriksaan dan tindakan pengobatan hendaknya mempergunakan semua fasilitas yang ada dan kemampuan yang dimiliki dengan sebaik-baiknya. Hal ini sangat penting untuk memupuk kepercayaan masyarakat dan para pejabat di lingkungan kecamatan kepada dokter Puskesmas yang bersangkutan. Bila ada penderita yang tidak dapat diatasi dengan fasilitas dan kemampuan yang ada, maka penderita perlu dikirim ke Rumah Sakit yang diperkirakan memiliki kemampuan untuk mengatasi penderita tersebut dengan persetujuan penderita setelah cukup diberi pengertian dan motivasi. Ilmu pengetahuan terus berkembang dengan pesat, maka perlu diusahakan untuk mengikuti seminar yang diselenggarakan oleh IDI setempat, atau membaca buku, majalah-majalah bidang klinik maupun bidang kesehatan masyarakat. Praktek di luar jam kerja tentunya bisa dilakukan tanpa mengabaikan tugas.
2. Dokter Kepala Puskesmas sebagai Seorang Manajer a. Organisasi dan tatalaksana Puskesmas mempunyai wilayah satu Kecamatan atau sebagian dari kecamatan yang langsung bertanggung jawab dalam bidanng teknis kesehatan maupun administratif kepada kepala Dinas Kesehatan Dati II ( dokabu ). Puskesmas Pembantu dan Bidan di Desa dalam wilayah kerja Puskesmas adalah bagian integral dari Puskesmas. Puskesmas Pembantu melaksanakan sebagian tugas-tugas Puskesmas sesuai dengan kemampuan tenaga dan fasilitas yang ada dalam wilayah tertentu yang merupakan sebagian dari wilayah kerja Puskesmas. Jenis dan jumlah tenaga Puskesmas yang sebenarnya tidak perlu sama untuk tiap puskesmas, tetapi disesuaikan dengan jumlah penduduk dan luas daerah yang dicakup serta keadaan geografis dan sarana transportasi di wilayah kerjanya. Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 17 Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda Namun demikian jumlah tenaga yang tersedia belum dapat memenuhi kebutuhan pada hingga saat ini, maka untuk sementara diadakan pola tenaga yang seragam bagi setiap Puskesmas. Yang penting tenaga tersebut bekerja dalam suatu tim, berarti pekerjaan tenaga yang satu dapat mengisi kekurangan dari tenaga yang lain dan sebaliknya. Walupun pekerjaan yang dilakukan berbeda-beda akan tetapi semuanya dalam kerangka satu tujuan, yakni meningkatkan kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas dan di bawah satu pimpinan yakni Kepala Puskesmas. Tidak ada pengotak-kotan struktur dalam Puskesmas. Kepala puskesmas perlu melakukan pembagian tugas bersama-sama stafnya disesuaikan dengan jenis dan jumlah tenaga serta kegiatan yang dilakukan. Dalam hal ini perlu dipertimbangkan pula lokasi pekerjaan dan waktu pekerjaan, sehingga bisa diadakan pembagian tugas dan giliran kerja yang merata di antara tenaga- tenaga Puskesmas yang ada dan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik. Pertemua berkala antara Kepala Puskesmas dengan segenap stafnya, termasuk Puskesmas Pembantu dan Bidan Desa perlu dilakukan secara teratur setidaknya sebulan sekali. Pembagian tugas dan penjadwalan pertemuan dilakukan melalui media Mini Lokakarya Puskesmas.
Tujuan pertemuan berkala tersebut, antara lain adalah: - Menampung masalah / hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari untuk dipecahkan bersama. - Merencanakan bersama kegiatan yang perlu dilakukan dalam bulan berikutnya atau minggu yang akan datang. - Menilai hasil-hasil pekerjaan yang telah dilakukan dalam bulan yang lalu. - Meneruskan informasi / instruksi / petunjuk dari atasan untuk diketahui dan dilaksanakan bersama.
b. Bimbingan teknis dan supervisi Selain pertemuan berkala dengan staf Puskesmas yang dilakukan di Puskesmas, Kepala Puskesmas perlu juga datang untuk melihat dan memberi bimbingan kepada staf Puskesmas secara berkala di tempat mereka bekerja di Puskesmas, Puskesmas Perawatan, Puskesmas Pembantu, di lapangan maupun di rumah penduduk dalam rangka kunjungan rumah. Hal ini penting sekali dilakukan secara teratur untuk memelihara disiplin kerja staf Puskesmas dalam melaksanakan tugas. Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 18 Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda Dalam kunjungan ini dimanfaatkan pula untuk meningkatkan sistem rujukan (referral system) dimana konsultasi dari staf Puskesmas dapat dilakukan di tempat mereka bekerja, disamping melimpahkan pengetahuan dan ketrampilan kepada staf Puskesmas berdasarkan referensi terkini dan dapat dipertanggung jawabkan.
c. Hubungan kerja antar instansi tingat Kecamatan Camat meerupakan koordinator dari semua instansi / dinas di tingkat Kecamatan, Kepala puskesmas bertanggung jawab secara teknis kesehatan dan administratif kepada Dokabu / Kepala Dinas kesehatan Dati II. Hubungan dengan Camat adalah hubungan koordinasi, namun demikian tanggung jawab secara moril dokter Kepala Puskesmas terhadap Camat tetap ada. Hubungan kerja sama yang baik perlu dipupuk antara Puskesmas dengan semua instansi di tingkat Kecamatan. Kepala Puskesmas harus secara aktif mencari hubungan kerjasama dengan instansi-instansi di tingkat Kecamatan. Usaha kesehatan tidak dapat berjalan sendiri dan peerlu kerjasama dengan instansi lain. Pertemuan berkala antar instansi tingkat Kecamatan perlu diadakan di bawah koordinasi Camat.
d. Dokter Puskesmas sebagai penggerak pembangunan di wilayah kerjanya Disamping hubungan langsung antara dokter Kepala puskesmas dan staf dengan anggota masyarakat sebagai pengunjung Puskesmas dalam rangka pemeriksaan, pengobatan dan penyuluhan kesehatan, perlu pula dilakukan hubungan kerja sama dengan masyarakat dalam rangka membantu masyarakat agar dapat menolong diri mereka sendiri dalam bidang kesehatan. Khususnya dengan pemuka masyarakat dalam rangka memperbaiki nasib mereka, baik dalam ruang lingkup kesehatan maupun dalam hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat. Seringkali masyarakat belum dapat mengenal masalah yang mereka hadapi, dan belum bisa menentukan prioritas masalah yang perlu ditanggulangi. Dokter Kepala Puskesmas beserta segenap staf bekerja sama dengan instansi-instansi terkait, perlu memberi bimbingan kepada masyarakat untuk mengenal masalahnya dan menentukan prioritas masalah yang perlu ditanggulangi sesuai kemampuan swadaya mereka sendiri. Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 19 Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda Untuk itu perlu dilakukan pertemuan-pertemuan, baik secara individu dengan para pemuka masyarakat amupun secara kelompok. Pertemuan ini biasanya dilakukan di luar jam kerja, pada sore atau malam hari. Bila diperlukan latihan, maka Kepala Puskesmas dan segenap stafnya harus dapat melayaninya.
3. Dokter Kepala Puskesmas sebagai Tenaga Ahli Pendamping Camat Program Pemerintah saat ini baru bisa menempatkan dokter Puskesmas sebagai seorang sarjana secara merata di Kecamatan-kecamatan. Dengan sendirinya harapan dari seluruh masyarakat Kecamatan adalah mendapatkan manfaat dari keahliannya dalam bidang kesehatan masyarakat maupun pandangan dan cara berpikir yang luas dan kreatif dari seorang sarjana. Maka peranan dokter Puskesmas di Kecamatan disamping sebagai Pimpinan Puskesmas, juga merupakan tenaga ahli dan pendamping Camat.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Penungan: SetIap manusIa akan rusak kecualI orang yang berIlmu, dan setIap orang yang berIlmu akan rusak kecualI orang yang mengamalkan Ilmu, setIap orang yang mengamalkan Ilmu akan rusak kecualI orang yang Ikhlas . ( Al HadIts )
Pesan untuk adIk-adIkku: 8elajar setIap harI sampaI akhIr hayat adalah tanggung jawab seseorang yang telah dIberI anugerah Ilmu. 8elajar bukan hanya mengejar nIlaI ujIan semata, bukan pula meraIh Indeks prestasI tInggI belaka, nun dI balIk Itu belajar adalah bentuk rasa syukur kepada Sang PencIpta. lmu hanya dIberIkan kepada orangorang yang mau belajar dan akan dItambahkan Ilmu kepada orangorang yang mengamalkannya dengan rasa Ikhlas. --------------------------------------------------------------------------------------------------------------- cakmoki@yahoo.com
9/12/2006Manajemen Kesehatan : Seri Pedoman Kerja Puskesmas 20 Hatmoko, Lab IKM PSKU Unmul Samarinda P e n u t u p Demikian uraian Sistem Pelayanan Kesehatan Dasar Puskesmas, yang merupakan bagian dari Manajemen Kesehatan. Perlu diingat bahwa Puskesmas adalah garda terdepan yang melaksanakan pelayanan kesehatan secara komprehensif, namun dalam kenyataannya sampai saat ini belum banyak Puskesmas yang dapat memerankan dan bahkan mengembangkan dirinya menjadi institusi Pelayanan Kesehatan yang representatif, yang dapat memberikan manfaat secara optimal kepada masyarakat. Dengan bergesernya sistem pemerintahan dari sentralisasi menuju desentralisasi belumlah menunjukkan tanda-tanda modernisasi Puskesmas sebagai garda terdepan. Melalui pesan moral dalam mata kuliah ini, diharapkan para dokter lulusan PSKU Universitas Mulawarman Samarinda dapat menjadi pioner untuk memperjuangkan performa Puskesmas, sehingga Puskesmas tidak lagi terkesan kumuh, apa adanya, dan berbagai kekurangan lainnya. Sudah saatnya Puskesmas sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan mendapatkan perhatian yang serius dari para Kepala Daerah agar masyarakat yang sebagian besar kalangan bawah dapat pula menikmati layanan yang berkualitas dengan biaya terjangkau. Parameter mutu tidak hanya monopoli milik jajaran Kesehatan, tetapi diperlukan kepekaan para pimpinan jajaran kesehatan untuk lebih mengedepankan kepentingan masyarakat di atas kepentingan lainnya sesuai dengan sumpah seorang dokter. Kiranya tidak berlebihan harapan luhur ini dibebankan kepada para mahasiswa Kedokteran khususnya mahasiswa PSKU Unmul yang nantinya bertugas di tengah masyarakat. Semoga langkah kita senantiasa mendapatkan limpahan rahmat dan ridho-Nya. Amin.
Samarinda, last up date 2 September 2006 dr. H. Hatmoko Staf Pengajar Lab IKM PSKU Unmul
Visit my blog in: http://masmoki.blogspot.com http://cakmoki.blogonfly.com http://cakmoki.blogspirit.com
.. please search in www.google.com . cakmoki or cak moki or moki thanks