Вы находитесь на странице: 1из 14

PENENTUAN AREA MASALAH Dalam Penentuan area masalah, pertama kali peneliti melakukan observasi dan wawancara dengan

tenaga kesehatan di daerah keluarga binaan, dengan mengacu kepada program program puskesmas, analisis analisi data program puskesmas dan mencari kelebihan dan kekurangan dalam program puskesmas yang telah di lakukan. Dari hasil observasi di puskesmas di temukan beberapa masalah besar yaitu :
a. Tingginya angka demam tifoid di keluarga binaan

b. DBD pada semua umur


c. Tingginya angka TB pada dewasa di keluarga binaan

d. Perilaku Bab yang tidak baik e. Pola asuh ibu


f. Pengetahuan konsumsi keluarga g. Kebiasaan bersalin ke dukun

h. Diare pada balita Setelah menemukan data dari puskesmas, peneliti berkunjung ke keluarga binaan masing masing. Tiap tiap peneliti diwajibkan menemukan area masalah pada masing masing keluarga binaan. Berikut hasil temuan tiap peneliti pada keluarga binaan masing - masing : 1. Peneliti Pertama : a. Gizi buruk balita b. Persalinan dengan dukun c. Diare pada balita d. Penyakit demam tifoid pada dewasa 2. Peneliti kedua : a. Demam tifoid pada keluarga binaan b. Perilaku BAB yang tidak baik pada keluarga c. Hipertensi pada usia lanjut

d. Penyakit TB pada keluarga binaan 3. Peneliti ketiga : a. Penyakit TB pada keluarga binaan b. Diare pada balita c. DBD pada keluarga binaan d. Demam tifoid pada keluarga binaan 4. Peneliti keempat : a. DBD pada semua umur b. Melahirkan di dukun c. Demam tifoid pada keluarga binaan d. Perilaku BAB yang tidak baik 5. Peneliti kelima : a. Diare pada balita b. Penyakit TB pada keluarga binaan c. Demam tifoid pada keluarga binaan d. Hipertensi pada usia lanjut Menurut metode delphi maka area masalah yang paling sering ditemukan adalah penyakit demam tifoid. Mempertimbangkan hasil temuan data di puskesmas dan hasil penentuan prioritas masalah dengan metode delphi maka peneliti memutuskan memilih area permasalahan, yaitu : Tingginya angka kejadian demam tifoid di keluarga binaan. Dengan berbagai pertimbangan berikut : 1. Demam tifoid merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella enterica serovar typhi (S.typhi). insidens penyakit ini sering dijumpai di negaranegara asia dan dapat ditularkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Pada permulaan penyakit biasanya tampak gejala atau keluhan dan kemudian timbul gejala atau keluhan seperti demam sore hari dan serangkaian gejala infeksi

umum pada saluran cerna. 2. Sejak awal abad ke-20 insiden demam tifoid menurun di USA dan Eropa dengan ketersediaan air bersih dan sistem pembuangan yang baik yang sampai saat ini belum dimiliki oleh sebagian besar negara berkembang. Secara keseluruhan demam tifoid diperkirakan menyebabkan 21,6 juta kasus, dengan 216.500 kematian pada tahun 2000. Insidens demam tifoid tinggi (lebih dari 100 kasus per 100 ribu populasi per tahun) dicatat di Asia Tengah dan Selatan, Asia Tenggara, dan kemungkinan Afrika Selatan yang tergolong sedang (10-100 kasus per 100.000 populasi per tahun) di Asia lainnya, Afrika, Amerika Latin, Oceania (kecuali Australia dan Selandia Baru); serta yang termasuk rendah (kurang dari 10 kasus per 100.000 populasi per tahun di bagian dunia lainnya).

Data yang diperlukan dari Puskesmas untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan kejadian demam tifoid di Tanjung Pasir, antara lain:
Data jumlah penderita demam tifoid di Kecamatan Tanjung Pasir tahun

2012 sampai Januari 2013. Data jumlah pasien dengan hasil uji Widal positif di Kecamatan Tanjung Pasir tahun 2012 sampai bulan Januari 2013. Data angka kematian akibat demam tifoid di Kecamatan Tanjung Pasir tahun 2012 sampai Januari 2013.

MEMBUAT KERANGKA TEORI Mengacu dari konsep segitiga epidemiologi dimana terjadinya penyakit disebabkan oleh interaksi dinamik faktor host, agent dan environment yang saling mendukung. Faktor host berupa karakterisitik individu yaitu : umur, jenis kelamin, pendidikan, perkerjaan, pengetahuan, perilaku, imunitas. Faktor agent yaitu makanan atau minuman yang terkontaminasi langsung oleh Salmonella typhii atau Salmonella paratyphii dan carrier Demam Tifoid kronik. Sedangkan faktor environment yaitu : kepadatan penduduk, sumber air minum, sanitasi, standar hygiene pengolahan makanan yang masih rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kerangka teori di bawah ini.

Tingginya Angka KejadianDemam Tifoid

Agent : Carrier asimptomatik demam Tifoid kronik Makanan atau minuman yang terkontaminasi

Host :

umur jenis kelamin pendidikan perkerjaan pengetahuan perilaku imunitas

Environment : kepadatan penduduk sumber air minum sanitasi standar hygiene pengolahan makanan yang masih rendah

Gambar. Kerangka Teori

MEMBUAT KERANGKA KONSEP Kerangka konsep sebagai pedoman mempermudah melakukan penelitian. Adapun kerangka konsep yang dibuat adalah sebagai berikut : Carrier asimptomatik demam tifoid kronik Makanan/minum an yang terkontaminasi S.typhii atau S.paratyphii

Pendidikan Pengetahuan Perilaku cuci tangan Kebiasaan jajan sembarangan.

Tingginya angka kejadian Demam Tifoid

Sumber air minum Sanitasi Standar hygiene pengolahan makanan

Gambar Kerangka Konsep Pada penelitian ini variabel independennya adalah carrier asimptomatik demam tifoid kronik, makanan atau minuman yang terkontaminasi langsung Salmonella typhii dan Salmonella paratyphii, pendidikan, pengetahuan, perilaku cuci tangan, kebiasaan jajan sembarangan, sumber air minum, sanitasi, dan standar hygiene pengolahan makanan sedangkan variabel dependennya adalah Demam Tifoid.

TABEL DEFINISI OPERASIONAL DIAGNOSIS DAN INTERVENSI KOMUNITAS AREA MASALAH TINGGINYA ANGKA KEJADIAN DEMAM TIFOID PADA DAERAH KELUARGA BINAAN No 1. VARIABEL Demam Tifoid DEFINISI ALAT CARA UKUR Wawancara HASIL - Ya/tidak -Hasil pemeriksaa n dan widal negatif/hasil pemeriksaa n positif widal SKALA Nominal

OPERASIONAL UKUR Demam 1 minggu Data atau lebih dengan Puskesmas disertai gangguan saluran pencernaan gangguan kesadaran. Tes Widal (+) dengan atau tanpa

2.

Makanan dan Memakan minuman yang terkontamina si Kebiasaan jajan sembarangan meminum

dan Kuesioner yang

Wawancara

Menutup mulut/ tidak menutup mulut

Ordinal

terkontaminasi Salmonella thyphi Perilaku sembarangan yang dilakukan cuci Kuesioner Wawancara jajan kuesioner Wawancara

3.

Jajan sembaranga n/ tidak - Tahu/tid ak - Iya/tidak

Ordinal

4.

responden Perilaku cuci - Perilaku tangan dan benar Perilaku

Nominal

tangan yang baik cuci ketika cuci

tangan Perilaku

hendak makan

5.

Pendidikan

tangan sehari-hari Tingkat pendidikan terakhir yang telah diselesaikan

Kuesioner

Wawancara

< 9 th : Ordinal rendah 9 12 : sedang > 12 : tinggi Memenuhi/ Ordinal tidak

6.

Sumber minum

oleh responden air Tempat penduduk

Parameter Observasi

mendapatkan air evaluasi untuk dikonsumsi kualitas air dan sarana Syarat jamban sehat menurut Kementrian Kesehatan Observasi penampungan air Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya
.

7.

Sanitasi (jamban)

Jamban sehat/tidak

Ordinal

8.

Standar hygiene pengolahan makanan

Merupakan proses pengolahan makanan meliputi pengolahan makanan, tenaga pengolah makanan, dan yang tempat

Observasi

Bersih/kotor Ordinal

cara 9. Pengetahuan

pengolahan kuesioner wawancara Tahu/tidak nominal

makanan. Pengetahuan responden mengenai penyakit Demam Tifoid

KUESIONER DIAGNOSIS DAN INTERVENSI KOMUNITAS AREA MASALAH DEMAM TIFOID DI RUMAH KELUARGA BINAAN DESA TANJUNG PASIR KECAMATAN TELUK NAGA

PERIODE 21 JANUARI 30 MARET 2013

Kuesioner ini dilakukan terhadap : I. Umum Identitas responden : 1. Nama : ........................................... 2. Umur : ........................................... 3. Alamat : ........................................ 4. Pendidikan : .................................. 5. Pekerjaan : .................................... II. HOST (MANUSIA)
1. Apa saudara kenal dengan istilah demam tifoid ?

a. Ya (Lanjut kepertanyaan no.2) b. Tidak (Lanjut kepertanyaan no.3)


2. Apa yang saudara ketahui tentang demam tifoid ? a. Demam lebih dari satu minggu disertai mual-muntah, diare atau sulit buang air

besar. b. Demam disertai bercak-bercak merah pada kulit.


3. Apakah saudara sering membeli makanan di luar rumah ?

a. Jarang b. Sering

4. Apakah sebelum makan saudara selalu mencuci tangan ? a. Ya

b. Tidak

5. Berapa lama saudara menjalani pendidikan formal ? a. > 12 tahun

b. 9 12 tahun
c. < 9 tahun

d. Tidak sekolah III. ENVIRONMENT (LINGKUNGAN)


6. Berapa jarak antara sumber air (sumur) dengan jamban saudara?

a. > 10 meter b. < 10 meter IV. AGENT (SUMBER PENYAKIT)


7. Apakah saudara pernah menderita demam lebih dari satu minggu dengan atau

tanpa disertai mual-muntah, diare atau sulit buang air besar ?


a. Tidak (Lanjut kepertanyaan no.9) b. Ya (Lanjut kepertanyaan no.8)

8. Apakah yang anda lakukan setelah keluhan tersebut muncul? a. Pergi ke Puskesmas b. Beli obat warung c. Dibiarkan saja
9. Apa yang anda lakukan apabila terdapat keluarga, kerabat, atau tetangga yang

mengalami keadaan seperti no. 7 (menderita demam lebih dari satu minggu dengan atau tanpa disertai mual-muntah, diare atau sulit buang air besar) ?
a. Menganjurkan untuk berobat ke Puskesmas

b. Menganjurkan membeli obat warung c. Dibiarkan saja

SKORING KUESIONER HOST (MANUSIA) 1. Jika responden menjawab : a. Beri poin 1 b. Beri poin 0 2. Jika responden menjawab : a. Beri poin 1 b. Beri poin 0 3. Jika responden menjawab : a. Beri poin 1 b. Beri poin 0 4. Jika responden menjawab : a. Beri poin 1 b. Beri poin 0 5. Jika responden menjawab :
a. Beri poin 3

b. Beri poin 2 c. Beri poin 1 d. Beri poin 0 ENVIRONMENT (LINGKUNGAN) 6. Jika responden menjawab : a. Beri poin 1 b. Beri poin 0 AGENT (SUMBER PENYAKIT) 7. Jika responden menjawab :
a. Beri poin 1

b. Beri poin 0 8. Jika responden menjawab : a. Beri poin 2

b. Beri poin 1 c. Beri poin 0 9. Jika responden menjawab : a. Beri poin 2 b. Beri poin 1 c. Beri poin 0 Kesimpulan total skoring : < 6 : meningkatkan faktor risiko terhadap peningkatan angka kejadian demam tifoid 6 : mengurangi faktor risiko terhadap peningkatan angka kejadian demam tifoid

Вам также может понравиться

  • Hipoksemia
    Hipoksemia
    Документ18 страниц
    Hipoksemia
    Muhammad Fitriana
    Оценок пока нет
  • DEMAM PENYEBAB
    DEMAM PENYEBAB
    Документ20 страниц
    DEMAM PENYEBAB
    Rijendra JD
    100% (3)
  • Bab Ii Tinjauan Pustaka
    Bab Ii Tinjauan Pustaka
    Документ17 страниц
    Bab Ii Tinjauan Pustaka
    Rijendra JD
    Оценок пока нет
  • ABORTUS
    ABORTUS
    Документ24 страницы
    ABORTUS
    Rijendra JD
    Оценок пока нет
  • CHF
    CHF
    Документ21 страница
    CHF
    Rijendra JD
    Оценок пока нет
  • Analisa Sperma
    Analisa Sperma
    Документ43 страницы
    Analisa Sperma
    Rijendra JD
    100% (1)
  • Demensia
    Demensia
    Документ6 страниц
    Demensia
    Rijendra JD
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ18 страниц
    Bab I
    Rijendra JD
    Оценок пока нет