Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
2. Etiologi/ penyebab a. Infeksi 1) Neurosifilis 2) Tuberkolosis 3) Penyakit virus b. Gangguan metabolik 1) Hipotiroidisme 2) Keseimbangan elektrolit c. Defisiensi zat-zat makanan 1) Defisiensi vitamin B12 2) Defisiensi Niamin 3) Defisiensi Korsakoff (tiamin) d. Lesi desak ruang 1) Hematoma subdural 2) Tumor
3) Abses e. f. Infark otak Zat-zat toksik 1) Obat-obatan 2) Alkohol 3) Arsen g. Gangguan vaskuler 1) Embolus serebral 2) Vaskulitis serebral h. Lain-lain 1) Penyakit Parkinson 2) Penyakit Wilson 3) Penyakit Huntington 4) Depresi 5) Cedera kepala sebelumnya
3. Faktor Predisposisi dan Presipitasi Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya demensia adalah: a. Degenerasi yang berhubungan dengan proses menua.
b. Gangguan suplai oksigen, glukosa dan zat-zat makanan yang penting untuk fungsi otak: 1) Arteriosklerotik vaskuler 2) Serangan iskemik singkat 3) Perdarahan otak 4) Gangguan infak pada otak c. Penumpukan racun pada jaringan otak
d. Penyakit hati kronik e. f. Penyakit ginjal kronik Kekurangan vitamin (B1 atau Tiamin)
Factor presipitasi
Setiap kelainan atau gangguan pada otak dapat menjadi factor presipitasi pada gangguan kognitif. Kelainan tersebut antara lain: a. Hipoksia
b. Gangguan metabolism (hipertiroidisme, hipotiroidisme, penyakit adrenal, hipoglikemia) c. Racun pada otak
d. Adanya perubahan struktur pada otak e. f. Stimulus lingkungan yang kurang atau berlebih yang mengakibatkan gangguan sensori. Respon perlawanan terhadap pengobatan.
4. Tanda dan Gejala a. Hilangnya memori (tahap awal kehilangan memori yang baru seperti lupa sedang memasak makanan di kompor, tahap selanjutnya kehilangan memori masa lalu seperti melupakan nama anak-anak, pekerjaan). b. Penurunan fungsi bahasa (melupakan nama benda-benda umum seperti kursi atau meja, palilalia [mengulangi suara], dan mengulang kata-kata yang didengar [ekolalia]). c. Kehilangan kemampuan untuk berpikir abstrak dan merencanakan, memulai, mengurutkan, memantau, atau menghentikan perilaku yang kompleks (kehilangan fungsi eksekutif): klien kehilangan kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri.
5. Klasifikasi Menurut kerusakan struktur otak a. Tipe Alzheimer Lima puluh sampai enam puluh persen penyebab demensia adalah penyakit Alzheimer. Alzhaimer adalah kondisi dimana sel syaraf pada otak mati sehingga membuat signal dari otak tidak dapat di transmisikan sebagaimana mestinya (Grayson, C. 2004). Penderita Alzheimer mengalami gangguan memori, kemampuan membuat keputusan dan juga penurunan proses berpikir.
b. Demensia vascular Demensia tipe Vaskuler, disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah di otak. Dan setiap penyebab atau faktor resiko stroke dapat berakibat terjadinya demensia,. Depresi bisa disebabkan karena lesi tertentu di otak akibat gangguan sirkulasi darah otak, sehingga depresi itu dapat didiuga sebagai demensia vaskuler.
6. Penatalaksanaan Medik Demensia dapat disembuhkan bila tidak terlambat. Secara umum, terapi pada demensia adalah perawatan medis yang mendukung, memberi dukungan emosional pada pasien dan keluarganya, serta farmakoterapi untuk gejala yang spesifik. Terapi simtomatik meliputi diet, latihan fisik yang sesuai, terapi rekreasional dan aktivitas, serta penanganan terhadap masalahmasalah lain. Sebagai farmakoterapi, benzodiazepin diberikan untuk ansietas dan insomnia, antidepresan untuk depresi, serta antipsikotik untuk gejala waham dan halusinasi.
3) Hubungan sosial Berbagai faktor di masyarakat yang membuat seseorang disingkirkan atau kesepian, yang selanjutnya tidak dapat diatasi sehingga timbul akibat berat seperti delusi dan halusinasi. Konsep diri dibentuk oleh pola hubungan sosial khususnya dengan orang yang penting dalam kehidupan individu. Jika hubungan ini tidak sehat maka individu dalam kekosongan internal.
Perkembangan hubungan sosial yang tidak adeguat menyebabkan kegagalan individu untuk belajar mempertahankan komunikasi dengan orang lain, akibatnya klien cenderung memisahkan
diri dari orang lain dan hanya terlibat dengan pikirannya sendiri yang tidak memerlukan kontrol orang lain. Keadaa ini menimbulkan kesepian, isolasi sosial, hubungan dangkal dan tergantung.
4) Spiritual Keyakina klien terhadapa agama dan keyakinannya masih kuat.a tetapi tidak atau kurang mampu dalam melaksnakan ibadatnmya sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
e. Status mental 1) Penampila klien tidak rapi dan tidak mampu utnuk merawat dirinya sendiri. 2) 3) Pembicaraan keras, cepat dan inkoheren. Aktivitas motorik, Perubahan motorik dapat dinmanifestasikan adanya peningkatan kegiatan motorik, gelisah, impulsif, manerisme, otomatis, steriotipi. 4) Alam perasaan Klien nampak ketakutan dan putus asa. 5) Afek dan emosi. Perubahan afek terjadi karena klien berusaha membuat jarak dengan perasaan tertentu karena jika langsung mengalami perasaa tersebut dapat menimbulkan ansietas. Keadaan ini menimbulkan perubahan afek yang digunakan klien untukj melindungi dirinya, karena afek yang telah berubahn memampukan kien mengingkari dampak emosional yang menyakitkan dari lingkungan eksternal. Respon emosional klien mungkin tampak bizar dan tidak sesuai karena datang dari kerangka pikir yang telah berubah. Perubahan afek adalah tumpul, datar, tidak sesuai, berlebihan dan ambivalen 6) Interaksi selama wawancara Sikap klien terhadap pemeriksa kurawng kooperatif, kontak mata kurang. 7) Persepsi Persepsi melibatkan proses berpikir dan pemahaman emosional terhadap suatu obyek. Perubahan persepsi dapat terjadi pada satu atau kebiuh panca indera yaitu penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman dan pengecapan. Perubahan persepsi dapat ringan, sedang dan berat atau berkepanjangan. Perubahan persepsi yang paling sering ditemukan adalah halusinasi. 8) Proses berpikir
Klien yang terganggu pikirannya sukar berperilaku kohern, tindakannya cenderung berdasarkan penilaian pribadi klien terhadap realitas yang tidak sesuai dengan penilaian yang umum diterima. Penilaian realitas secara pribadi oleh klien merupakan penilaian subyektif yang dikaitkan dengan orang, benda atau kejadian yang tidak logis.(Pemikiran autistik). Klien tidak menelaah ulang kebenaran realitas. Pemikiran autistik dasar perubahan proses pikir yang dapat dimanifestasikan dengan pemikian primitf, hilangnya asosiasi, pemikiran magis, delusi (waham), perubahan linguistik (memperlihatkan gangguan pola pikir abstrak sehingga tampak klien regresi dan pola pikir yang sempit misalnya ekholali, clang asosiasi dan neologisme. 9) Tingkat kesadaran Kesadaran yang menurun, bingung. Disorientasi waktu, tempat dan orang 10) Memori Gangguan daya ingat sudah lama terjadi (kejadian beberapa tahun yang lalu). 11) Tingkat konsentrasi Klien tidak mampu berkonsentrasi 12) Kemampuan penilaian Gangguan berat dalam penilaian atau keputusan.
f. 1)
Kebutuhan klien sehari-hari Tidur, klien sukar tidur karena cemas, gelisah, berbaring atau duduk dan gelisah . Kadangkadang terbangun tengah malam dan sukar tidur kemabali. Tidurnya mungkin terganggu sepanjang malam, sehingga tidak merasa segar di pagi hari.
2) Selera makan, klien tidak mempunyai selera makan atau makannya hanya sedikit, karea putus asa, merasa tidak berharga, aktivitas terbatas sehingga bisa terjadi penurunan berat badan. 3) Eliminasi Klien mungkin tergnaggu buang air kecilnya, kadang-kdang lebih sering dari biasanya, karena sukar tidur dan stres. Kadang-kadang dapat terjadi konstipasi, akibat terganggu pola makan. 4) Mekanisme koping Apabila klien merasa tridak berhasil, kegagalan maka ia akan menetralisir, mengingkari atau meniadakannya dengan mengembangkan berbagai pola koping mekanisme. Ketidak mampuan mengatasi secara konstruktif merupakan faktor penyebab primer terbentuknya pola tiungkah laku
patologis. Koping mekanisme yang digunakan seseorang dalam keadaan delerium adalah mengurangi kontak mata, memakai kata-kata yang cepat dan keras (ngomel-ngomel) dan menutup diri.
2) Resiko jatuh 3) Resiko nutrisi/cairan kurang dari kebutuhan tubuh 4) kemunduran daya ingat 5) Penatalaksanaan regimen terapiotik tidak efektif
Perubahanprosespikir
d. Resiko nutrisi/cairan kurang dari kebutuhan tubuh e. Penatalaksanaan regimen terapiotik tidak efektif
proses pikir. menit selama 6 jam, di b.perkenalkan diri dengan sopan harapakan klien dapat c.jelaskan tujuan pertemuan membina hubungan d.jujur dan menepati janji tunjukan sifat empati dan
Klien menunjukan rasa f. berikan perhatian kepada klien senang ekpresi wajah dan perhatikan kebutuhan dasar.
bersahabat mau berjabat tangan ada kontak mata, mau berjabat tangan,
pertemuan 2X15 menit mengenal barang milik pribadinya selama 6 jam dalam 1 misalnya pekan klien mampu tempat tidur, lemari, pakaian dll. Beri kesempatan kepada pasien mengenal waktu dengan
orang untuk
tempat hasil:
kreteria mamapu
mana orang yang ada di tulisan besar. sekitarnya, klien mampu c. Beri kesempatan kepada pasien
menyabutkan hari dan untuk menyebutkan namanya dan tempat yang di anggota
kunjunginya. d.
keluarga terdekat Beri kesempatan kepada klien untuk mengenal dimana dia berada. Berikan pujian jika pasien bila pasien dapat menjawab dengan benar
pertemuan 2X15 menit hari selama 6 jam dalam f. 1 pekan Pasien Beri kesempatan kepada pasien
mampu untuk memilih aktifitas yang dapat aktiftas dilakukannya. secara g. Bantu pasien untuk melakukan
melakukan sehari-hari
optimal dengan keteria kegiatan yang telah dipilihnya hasil pasien mampu h. Beri pujian jika pasien dapat
kebutuhan melakukan kegiatannya. secara i. Tanyakan perasaan pasien jika mampu melakukan kegiatannya. j. Bersama pasien membuat jadwal kegiatan sehari-hari.
Setelah
pertemuan 2X15 menit tempat selama 2 hari Keluarga b. mampu Diskusikan dengan keluarga caracara mengorientasikan waktu, orang tempat
mengorientasikan pasien dan terhadap waktu, orang pada pasien dan tempat dengan c. Anjurkan keluarga
untuk
kriteria hasil keluarga menyediakan jam besar, kalender mampu memberi dengan tulisan besar Diskusikan dengan keluarga
tempat serta orang di pasien sekitarnya dan keluarga e. mampu Anjurkan kepada keluarga untuk pujian terhadap
memberikan memberikan
sikap yang terapeutuk kemampuan yang masih dimiliki pada klien f. oleh pasien Anjurkan keluarga untuk memantau kegiatan sehari-hari pasien sesuai dengan jadwal yang telah dibuat. g. Anjurkan keluarga memberikan pujian kegiatan jika pasien melakukan jadwal
sesuai
dengan
dibutuhkan pasien untuk melakukan orientasi. i. Tuk 5. Setelah Anjurkan membantu keluarga pasien untuk
melakukan
sarana yang dibutuhkan pasien untuk melakukan Tuk 6. orientasi realitas dengan j. Membantu pasien dalam
kriteria hasil: klien padat melakukan aktiftas sehari-hari. /mampu hal-hal atau k. Anjurkan keluarga untuk memantu
sesuatu yang pernah atau lansia melakukan kegiatan sesuai sedang di alaminya kemampuan yang dimiliki l. Bantu keluarga memilih
5. a.
b. Pasien mampu mengenal/berorientasi terhadap waktu orang dan tempat. c. Pasien mampu meklakukan aktiftas sehari-hari secara optimal.
d. Keluarga mampu mengorientasikan pasien terhadap waktu, orang dan tempat. e. f. Tersedianya sarana yang dibutuhkan pasien untuk melakukan orientasi realitas. Terbantunya pasien dalam melakukan aktiftas sehari-hari.