Вы находитесь на странице: 1из 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Demam 2.1.1. Definisi demam Demam adalah peninggian suhu tubuh dari variasi suhu normal sehari-hari yang berhubungan dengan peningkatan titik patokan suhu di hipotalamus (Dinarello & Gelfand, 2005). Suhu tubuh normal berkisar antara 36,5-37,2C. Derajat suhu yang dapat dikatakan demam adalah rectal temperature 38,0C atau oral temperature 37,5C atau axillary temperature 37,2C (Kaneshiro & Zieve, 2010). Istilah lain yang berhubungan dengan demam adalah hiperpireksia. Hiperpireksia adalah suatu keadaan demam dengan suhu >41,5C yang dapat terjadi pada pasien dengan infeksi yang parah tetapi paling sering terjadi pada pasien dengan perdarahan sistem saraf pusat (Dinarello & Gelfand, 2005).

2.1.2. Etiologi demam Demam dapat disebabkan oleh faktor infeksi ataupun faktor non infeksi. Demam akibat infeksi bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, ataupun parasit. Infeksi bakteri yang pada umumnya menimbulkan demam pada anak-anak antara lain pneumonia, bronkitis, osteomyelitis, appendisitis, tuberculosis, bakteremia, sepsis, bakterial gastroenteritis, meningitis, ensefalitis, selulitis, otitis media, infeksi saluran kemih, dan lain-lain (Graneto, 2010). Infeksi virus yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain viral pneumonia, influenza, demam berdarah dengue, demam chikungunya, dan virus-virus umum seperti H1N1 (Davis, 2011). Infeksi jamur yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain coccidioides imitis, criptococcosis, dan lain-lain (Davis, 2011). Infeksi parasit yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain malaria, toksoplasmosis, dan helmintiasis (Jenson & Baltimore, 2007). Demam akibat faktor non infeksi dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain faktor lingkungan (suhu lingkungan yang eksternal yang terlalu tinggi,

Universitas Sumatera Utara

keadaan tumbuh gigi, dll), penyakit autoimun (arthritis, systemic lupus erythematosus, vaskulitis, dll), keganasan (Penyakit Hodgkin, Limfoma nonhodgkin, leukemia, dll), dan pemakaian obat-obatan (antibiotik, difenilhidantoin, dan antihistamin) (Kaneshiro & Zieve, 2010). Selain itu anak-anak juga dapat mengalami demam sebagai akibat efek samping dari pemberian imunisasi selama 1-10 hari (Graneto, 2010). Hal lain yang juga berperan sebagai faktor non infeksi penyebab demam adalah gangguan sistem saraf pusat seperti perdarahan otak, status epileptikus, koma, cedera hipotalamus, atau gangguan lainnya (Nelwan, 2009).

2.1.3. Risiko demam Risiko antara anak dengan terjadinya demam akut terhadap suatu penyakit serius bervariasi tergantung usia anak. Pada umur tiga bulan pertama, bayi memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena infeksi bakteri yang serius dibandingkan dengan bayi dengan usia lebih tua. Demam yang terjadi pada anak pada umumnya adalah demam yang disebabkan oleh infeksi virus. Akan tetapi infeksi bakteri yang serius dapat juga terjadi pada anak dan menimbulkan gejala demam seperti bakteremia, infeksi saluran kemih, pneumonia, meningitis, dan osteomyelitis (Jenson & Baltimore, 2007). Pada anak dengan usia di diantara dua bulan sampai dengan tiga tahun, terdapat peningkatan risiko terkena penyakit serius akibat kurangnya IgG yang merupakan bahan bagi tubuh untuk membentuk sistem komplemen yang berfungsi mengatasi infeksi. Pada anak dibawah usia tiga tahun pada umumnya terkena infeksi virus yang berakhir sendiri tetapi bisa juga terjadi bakteremia yang tersembunyi (bakteremia tanpa tanda fokus). Demam yang terjadi pada anak dibawah tiga tahun pada umumnya merupakan demam yang disebabkan oleh infeksi seperti influenza, otitis media, pneumonia, dan infeksi saluran kemih. Bakteremia yang tersembunyi biasanya bersifat sementara dan dapat sembuh sendiri akan tetapi juga dapat menjadi pneumonia, meningitis, arthritis, dan pericarditis (Jenson & Baltimore, 2007).

Universitas Sumatera Utara

2.1.4. Tipe demam Adapun tipe-tipe demam yang sering dijumpai antara lain:

Tabel 2.1. Tipe-tipe demam


Jenis demam Demam septik Penjelasan Pada demam ini, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari. Pada demam ini, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat yang normal pada pagi hari Pada demam ini, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu normal Pada demam ini, suhu badan turun ke tingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Pada demam ini, terdapat variasi suhu sepanjang hari yang tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada demam ini, kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.

Demam hektik

Demam remiten Demam intermiten Demam Kontinyu Demam Siklik

(Sumber: Nelwan, Demam: Tipe dan Pendekatan, 2009)

2.1.5. Patofisiologi demam Demam terjadi karena adanya suatu zat yang dikenal dengan nama pirogen. Pirogen adalah zat yang dapat menyebabkan demam. Pirogen terbagi dua yaitu pirogen eksogen adalah pirogen yang berasal dari luar tubuh pasien. Contoh dari pirogen eksogen adalah produk mikroorganisme seperti toksin atau

mikroorganisme seutuhnya. Salah satu pirogen eksogen klasik adalah endotoksin lipopolisakarida yang dihasilkan oleh bakteri gram negatif. Jenis lain dari pirogen adalah pirogen endogen yang merupakan pirogen yang berasal dari dalam tubuh pasien. Contoh dari pirogen endogen antara lain IL-1, IL-6, TNF-, dan IFN. Sumber dari pirogen endogen ini pada umumnya adalah monosit, neutrofil, dan limfosit walaupun sel lain juga dapat mengeluarkan pirogen endogen jika terstimulasi (Dinarello & Gelfand, 2005).

Universitas Sumatera Utara

Proses terjadinya demam dimulai dari stimulasi sel-sel darah put ih (monosit, limfosit, dan neutrofil) oleh pirogen eksogen baik berupa toksin, mediator inflamasi, atau reaksi imun. Sel-sel darah putih tersebut akan mengeluarkan zat kimia yang dikenal dengan pirogen endogen (IL-1, IL-6, TNF-, dan IFN). Pirogen eksogen dan pirogen endogen akan merangsang endotelium hipotalamus untuk membentuk prostaglandin (Dinarello & Gelfand, 2005). Prostaglandin yang terbentuk kemudian akan meningkatkan patokan termostat di pusat termoregulasi hipotalamus. Hipotalamus akan menganggap suhu sekarang lebih rendah dari suhu patokan yang baru sehingga ini memicu mekanisme-mekanisme untuk meningkatkan panas antara lain menggigil, vasokonstriksi kulit dan mekanisme volunter seperti memakai selimut. Sehingga akan terjadi peningkatan produksi panas dan penurunan pengurangan panas yang pada akhirnya akan menyebabkan suhu tubuh naik ke patokan yang baru tersebut (Sherwood, 2001). Demam memiliki tiga fase yaitu: fase kedinginan, fase demam, dan fase kemerahan. Fase pertama yaitu fase kedinginan merupakan fase peningkatan suhu tubuh yang ditandai dengan vasokonstriksi pembuluh darah dan peningkatan aktivitas otot yang berusaha untuk memproduksi panas sehingga tubuh akan merasa kedinginan dan menggigil. Fase kedua yaitu fase demam merupakan fase keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas di titik patokan suhu yang sudah meningkat. Fase ketiga yaitu fase kemerahan merupakan fase penurunan suhu yang ditandai dengan vasodilatasi pembuluh darah dan berkeringat yang berusaha untuk menghilangkan panas sehingga tubuh akan berwarna kemerahan (Dalal & Zhukovsky, 2006).

2.1.6. Penatalaksanaan demam Demam merupakan mekanisme pertahanan diri atau reaksi fisiologis terhadap perubahan titik patokan di hipotalamus. Penatalaksanaan demam bertujuan untuk merendahkan suhu tubuh yang terlalu tinggi bukan untuk menghilangkan demam. Penatalaksanaan demam dapat dibagi menjadi dua garis besar yaitu: nonfarmakologi dan farmakologi. Akan tetapi, diperlukan penanganan demam secara langsung oleh dokter apabila penderita dengan umur <3 bulan dengan suhu rektal

Universitas Sumatera Utara

>38C, penderita dengan umur 3-12 bulan dengan suhu >39C, penderita dengan suhu >40,5C, dan demam dengan suhu yang tidak turun dalam 48-72 jam (Kaneshiro & Zieve, 2010)

2.1.6.1. Terapi non-farmakologi Adapun yang termasuk dalam terapi non-farmakologi dari penatalaksanaan demam: 1. Pemberian cairan dalam jumlah banyak untuk mencegah dehidrasi dan beristirahat yang cukup. 2. Tidak memberikan penderita pakaian panas yang berlebihan pada saat menggigil. Kita lepaskan pakaian dan selimut yang terlalu berlebihan. Memakai satu lapis pakaian dan satu lapis selimut sudah dapat memberikan rasa nyaman kepada penderita. 3. Memberikan kompres hangat pada penderita. Pemberian kompres hangat efektif terutama setelah pemberian obat. Jangan berikan kompres dingin karena akan menyebabkan keadaan menggigil dan meningkatkan kembali suhu inti (Kaneshiro & Zieve, 2010).

2.1.6.2. Terapi farmakologi Obat-obatan yang dipakai dalam mengatasi demam (antipiretik) adalah parasetamol (asetaminofen) dan ibuprofen. Parasetamol cepat bereaksi dalam menurunkan panas sedangkan ibuprofen memiliki efek kerja yang lama (Graneto, 2010). Pada anak-anak, dianjurkan untuk pemberian parasetamol sebagai antipiretik. Penggunaan OAINS tidak dianjurkan dikarenakan oleh fungsi antikoagulan dan resiko sindrom Reye pada anak-anak (Kaushik, Pineda, & Kest, 2010). Dosis parasetamol juga dapat disederhanakan menjadi:

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.2. Dosis parasetamol menurut kelompok umur


Umur (tahun) <1 1-3 4-6 6-12 Dosis Parasetamol tiap pemberian (mg) 60 60-125 125-250 250-500

(Sumber: Soegijanto et al., Naskah Lengkap Pelatihan bagi Pelatih Dokter Spesialis Anak dan Dokter Spesialis Penyakit Dalam dalam Tatalaksana Kasus DBD, 1998)

Selain pemberian antipiretik juga perlu diperhatikan mengenai pemberian obat untuk mengatasi penyebab terjadinya demam. Antibiotik dapat diberikan untuk mengatasi infeksi bakteri. Pemberian antibiotik hendaknya sesuai dengan tes sensitivitas kultur bakteri apabila memungkinkan (Graneto, 2010).

2.2. Parasetamol 2.2.1. Definisi Parasetamol (asetaminofen) merupakan metabolit aktif dari fenasetin dengan efek antipiretik dan analgesik lemah (Wilmana & Gan, 2007). Nama lain parasetamol antara lain : a. Acetaminofen b. APAP c. Paracetamolo d. Paracetanol (University of Alberta, 2009) Nama IUPAC: N-(4-hydroxyphenyl)acetamide

Universitas Sumatera Utara

Rumus bangun asetaminofen adalah:

Gambar 2.1. Rumus bangun asetaminofen (Sumber: Frust & Ulrich, Basic and Clinical Pharmacology 10th ed, 2007)

2.2.2. Farmakokinetik Parasetamol diberikan secara oral dan diabsorpsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Konsentrasi tertinggi di dalam plasma dicapai dalam 30-60 menit. Masa paruh plasma antara 1-3 jam. Obat ini tersebar ke seluruh tubuh dan berikatan dengan protein plasma secara lemah (Wilmana & Gan, 2007). Ikatan dengan protein plasma sebesar 25% (University of Alberta, 2009). Parasetamol akan dimetabolisme di dalam hati oleh enzim mikrosom hati dan diubah menjadi asetaminofen sulfat dan glukuronida. Asetaminofen akan dioksidasi oleh CYP2E1 membentuk metabolit yaitu N-acetyl-p-benzoquinone yang akan berkonjugasi dengan glutation yang kemudian dieksresikan melalui ginjal (University of Alberta, 2009). N-acetyl-p-benzoquinone merupakan metabolit minor tetapi sangat aktif. Akan tetapi N-acetyl-p-benzoquinone merupakan metabolit yang dapat merusak hati dan ginjal jika terkumpul dalam jumlah besar (Frust & Ulrich, 2007). Parasetamol dieksresikan melalui ginjal, sebagian sebagai parasetamol (3%) dan sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi (Wilmana & Gan, 2007).

2.2.3. Farmakodinamik Parasetamol merupakan penghambat prostaglandin yang lemah dengan cara menghambat COX-1 dan COX-2 di jaringan perifer (Frust & Ulrich, 2007). Efek anti-inflamasi sangat lemah, sehingga parasetamol tidak digunakan sebagai antireumatik (Wilmana & Gan, 2007). Penelitian terbaru menyatakan bahwa

Universitas Sumatera Utara

parasetamol menghambat secara selektif jenis lain dari enzim COX yang berbeda dari COX-1 dan COX-2 yaitu enzim COX-3 (University of Alberta, 2009). Sifat antipiretik dari parasetamol dikarenakan efek langsung ke pusat pengaturan panas di hipotalamus yang mengakibatkan vasodilatasi perifer, berkeringat, dan pembuangan panas (University of Alberta, 2009)

2.2.4. Indikasi Indikasi Parasetamol digunakan sebagai: 1. Antipiretik/menurunkan panas, misal setelah imunisasi atau influenza 2. Analgesik/mengurangi rasa sakit, misal sakit kepala, sakit gigi, dan nyeri (ISFI, 2008).

2.2.5. Kontraindikasi Parasetamol kontraindikasi untuk diberikan kepada: 1. Penderita dengan gangguan fungsi hati yang berat 2. Penderita yang hipersensitif terhadap parasetamol (ISFI, 2008).

2.2.6. Efek samping Pemberian parasetamol yang berlebihan akan menyebabkan hepatotoksik dan nefropati analgesik (Wilmana & Gan, 2007). Dosis tinggi dari parasetamol akan menyebabkan saturasi dari glutation sehingga terjadi penimbunan N-acetylp-benzoquinone. N-acetyl-p-benzoquinone akan berinteraksi dengan sitoskleton sel hati yang kemudian akan membuat sel menjadi melepuh dan akhirnya sel hati tersebut akan mati (Moore et al., 1985). Kematian sel dalam jumlah besar ini akan menyebabkan nekrosis hati. Pemberian parasetamol maksimal dalam satu hari adalah 4 g (University of Alberta, 2009). Pemberian parasetamol sebanyak 15 g dapat menyebabkan hepatotoksik yang parah dengan nekrosis sentrilobular, dan terkadang bersamaan dengan nekrosis tubular ginjal akut (Frust & Ulrich, 2007). Gejala awal keracunan parasetamol adalah anoreksia, mual, dan muntah. Untuk mengatasi keracunan parasetamol dapat diberikan N-asetilsistein (prekursor glutation) (Wilmana & Gan, 2007).

Universitas Sumatera Utara

2.2.7. Dosis dan sediaan Dosis parasetamol untuk dewasa 300 mg-1 g per kali dengan maksimum 4g hari. Anak 6-12 tahun: 150-300 mg/kali, maksimum 1,2 g/hari. Anak 1-6 tahun: 60-120 mg/kali dan bayi dibawah 1 tahun: 60 mg/kali (Wilmana & Gan, 2007). Parasetamol tersedia sebagai obat tunggal, berbentuk tablet 500 mg atau sirup yang mengandung 120 mg/5ml. Selain itu parasetamol terdapat sebagai sediaan kombinasi tetap, dalam bentuk tablet maupun cairan (Wilmana & Gan, 2007).

2.3. Perilaku Perilaku dari pandangan biologis adalah kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003). Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan lingkungan (Notoatmodjo, 2003). Adapun klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan sebagai berikut: 1. Perilaku hidup sehat yaitu perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan

kesehatannya. 2. Perilaku sakit yaitu segala tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang merasa sakit untuk merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit. 3. Perilaku peran sakit yakni segala tindakan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit untuk memperoleh kesembuhan (Becker dikutip dalam Notoatmodjo, 2003) Perilaku kedalam 3 domain yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan (Bloom dikutip dalam Notoatmodjo, 2003).

Universitas Sumatera Utara

2.3.1. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2003). Sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam orang tersebut terjadi proses berurutan berikut: 1. Awareness (Kesadaran), yakni menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu, 2. Interest, yakni mulai tertarik kepada stimulus, 3. Evaluation, yakni mulai menimbang-nimbang baik atau tidaknya stimulus bagi dirinya, 4. Trial, yakni mulai mencoba perilaku baru, 5. Adoption, yakni sudah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulus (Rogers dikutip dalam Notoatmodjo, 2003). Namun dalam penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut. Pengetahuan dalam domain kognitif memiliki enam tingkatan, yaitu: 1. Tahu (Know), yaitu mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. 2. Memahami (Comprehension), yakni kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3. Aplikasi (Application), yakni kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya. 4. Analisis (Analysis), yakni kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke dalam komponen yang masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitan satu sama lain.

Universitas Sumatera Utara

5. Sintesis

(Synthesis),

yakni

kemampuan

untuk

meletakkan

dan

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6. Evaluasi (Evaluation), yakni kemampuan melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek (Notoatmodjo, 2003) Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2003).

2.3.2. Sikap Sikap merupakan respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2003). Sikap mempunyai tiga komponen pokok yaitu: 1. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek 3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave) (Allport dikutip dalam Notoatmodjo, 2003) Sikap terdiri dari beberapa tingkatan yaitu: 1. Menerima (receiving), yakni mau dan memperhatikan stimulus atau objek yang diberikan 2. Merespon (responding), yakni memberikan jawaban apabula ditanya dan mengerjakan serta menyelesaikan tugas yang diberikan 3. Menghargai (valuing), yakni mengajak orang lain mengerjakan atau mendiskusikan masalah 4. Bertanggung jawab (responsible), yakni mempunyai tanggung jawab terhadap segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala resiko (Notoatmodjo, 2003) Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan dapat juga tidak langsung (Notoatmodjo, 2003).

Universitas Sumatera Utara

2.3.3. Tindakan Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behaviour). Untuk meweujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan (Notoatmodjo, 2003). Tindakan dibedakan atas beberapa tingkatan: 1. Persepsi (perception), yakni mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. 2. Respon terpimpin (guided response), yakni dapat melakukan sesuai urutan yang benar dan sesuai dengan contoh. 3. Mekanisme (mechanism), yakni melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan. 4. Adopsi (adoption), yakni suatu tindakan yang sudah berkembang dengan baik (Notoatmodjo, 2003).

Universitas Sumatera Utara

Вам также может понравиться

  • Abses Peritonsil
    Abses Peritonsil
    Документ22 страницы
    Abses Peritonsil
    popowiii 01
    Оценок пока нет
  • Definisi Epilepsi
    Definisi Epilepsi
    Документ10 страниц
    Definisi Epilepsi
    Tara
    Оценок пока нет
  • Referat-Cystic Fibrosis
    Referat-Cystic Fibrosis
    Документ24 страницы
    Referat-Cystic Fibrosis
    Alsy
    Оценок пока нет
  • Utama BST Exanthematous Drug Eruption
    Utama BST Exanthematous Drug Eruption
    Документ25 страниц
    Utama BST Exanthematous Drug Eruption
    Hima Alamrie
    Оценок пока нет
  • Editpaper Fimosis Dan Parafimosis
    Editpaper Fimosis Dan Parafimosis
    Документ10 страниц
    Editpaper Fimosis Dan Parafimosis
    Ayu Putri Hitasari
    100% (1)
  • Laporan Kasus Pilek Menahun
    Laporan Kasus Pilek Menahun
    Документ22 страницы
    Laporan Kasus Pilek Menahun
    akbar011512
    Оценок пока нет
  • Periodik Paralisis Tirotoksikosis
    Periodik Paralisis Tirotoksikosis
    Документ8 страниц
    Periodik Paralisis Tirotoksikosis
    moviex
    Оценок пока нет
  • (FIX) Dermatitis Kontak Alergi
    (FIX) Dermatitis Kontak Alergi
    Документ58 страниц
    (FIX) Dermatitis Kontak Alergi
    Trisna Aulia
    Оценок пока нет
  • PBL Modul 1 Kardio
    PBL Modul 1 Kardio
    Документ61 страница
    PBL Modul 1 Kardio
    Muhammad Indo Fuji Rahman
    Оценок пока нет
  • Referat Bronchiolitis Ilmi 2
    Referat Bronchiolitis Ilmi 2
    Документ33 страницы
    Referat Bronchiolitis Ilmi 2
    Ninis Ilmi Octasari
    Оценок пока нет
  • Pilek Menahun
    Pilek Menahun
    Документ17 страниц
    Pilek Menahun
    Ririn Afrianto
    Оценок пока нет
  • Mekanisme Inflamasi
    Mekanisme Inflamasi
    Документ5 страниц
    Mekanisme Inflamasi
    Luke Wolfstein Hidetora
    100% (1)
  • Struma Difusa Toksik-21
    Struma Difusa Toksik-21
    Документ19 страниц
    Struma Difusa Toksik-21
    Andar Aji Hutomo
    Оценок пока нет
  • Batuk Dan Sesak Napas Pada Anak
    Batuk Dan Sesak Napas Pada Anak
    Документ45 страниц
    Batuk Dan Sesak Napas Pada Anak
    Angel Kote
    Оценок пока нет
  • Lapkas Regi Hipertiroid
    Lapkas Regi Hipertiroid
    Документ23 страницы
    Lapkas Regi Hipertiroid
    Regi Indra Permana
    Оценок пока нет
  • Anatomi Faring
    Anatomi Faring
    Документ9 страниц
    Anatomi Faring
    Cahaya Penyayang
    Оценок пока нет
  • Anatomi Tiroid
    Anatomi Tiroid
    Документ4 страницы
    Anatomi Tiroid
    Myra Marianty
    Оценок пока нет
  • Gejala Klinis Pneumothorax
    Gejala Klinis Pneumothorax
    Документ21 страница
    Gejala Klinis Pneumothorax
    Alexis Lambert
    Оценок пока нет
  • REAKSI KUSTA A
    REAKSI KUSTA A
    Документ19 страниц
    REAKSI KUSTA A
    Ester Rita
    Оценок пока нет
  • Fisiologi Kulit
    Fisiologi Kulit
    Документ2 страницы
    Fisiologi Kulit
    Prima Dhika Ayu
    100% (1)
  • Modul 3
    Modul 3
    Документ21 страница
    Modul 3
    Muhammad Ezyra Widya Aqshal
    Оценок пока нет
  • KOLANGITIS
    KOLANGITIS
    Документ18 страниц
    KOLANGITIS
    Anisa Rahmi Mardaningrum
    Оценок пока нет
  • Gagal Jantung Akut
    Gagal Jantung Akut
    Документ19 страниц
    Gagal Jantung Akut
    Archgear
    Оценок пока нет
  • Patogenesis Limfadenitis TB
    Patogenesis Limfadenitis TB
    Документ2 страницы
    Patogenesis Limfadenitis TB
    Hana Khairunnisa
    100% (1)
  • Ctev
    Ctev
    Документ6 страниц
    Ctev
    Siti Nurjanah Septiani
    Оценок пока нет
  • PBL Modul Autoimun Kel.4
    PBL Modul Autoimun Kel.4
    Документ42 страницы
    PBL Modul Autoimun Kel.4
    Kusuma Intan
    Оценок пока нет
  • Tukak Duodenum
    Tukak Duodenum
    Документ7 страниц
    Tukak Duodenum
    Ika Putri Yuliani
    Оценок пока нет
  • Fixx
    Fixx
    Документ31 страница
    Fixx
    Achy Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Laporan Modul 2 Imunodefisiensi Kelompok 2
    Laporan Modul 2 Imunodefisiensi Kelompok 2
    Документ60 страниц
    Laporan Modul 2 Imunodefisiensi Kelompok 2
    ErmanW'theRachingMuhamad
    Оценок пока нет
  • Transient Ischemic Attack
    Transient Ischemic Attack
    Документ69 страниц
    Transient Ischemic Attack
    Kristine Brady
    Оценок пока нет
  • KELOMPOK 5-Modul 2 - Pilek Menahun
    KELOMPOK 5-Modul 2 - Pilek Menahun
    Документ21 страница
    KELOMPOK 5-Modul 2 - Pilek Menahun
    Al Azhar Afiah
    Оценок пока нет
  • Erupsi Obat Alergi
    Erupsi Obat Alergi
    Документ8 страниц
    Erupsi Obat Alergi
    Rifqi Aris Pranata
    Оценок пока нет
  • PPOK
    PPOK
    Документ29 страниц
    PPOK
    Dedi Irawan
    Оценок пока нет
  • Pleno Immunodefisiensi
    Pleno Immunodefisiensi
    Документ34 страницы
    Pleno Immunodefisiensi
    V s
    Оценок пока нет
  • Asma Pada Anak
    Asma Pada Anak
    Документ22 страницы
    Asma Pada Anak
    Fathir
    Оценок пока нет
  • Laporan Skenario B Blok 16
    Laporan Skenario B Blok 16
    Документ51 страница
    Laporan Skenario B Blok 16
    Catri Dwi Utari Pramasari
    Оценок пока нет
  • Diagnosa Banding Osteomyelitis
    Diagnosa Banding Osteomyelitis
    Документ2 страницы
    Diagnosa Banding Osteomyelitis
    Sandy Murtiningtyas
    Оценок пока нет
  • ISK
    ISK
    Документ22 страницы
    ISK
    Fabian Fabiansyah
    100% (1)
  • Tinea Pedis
    Tinea Pedis
    Документ12 страниц
    Tinea Pedis
    onny
    Оценок пока нет
  • Makalah Hiperkeratosis
    Makalah Hiperkeratosis
    Документ33 страницы
    Makalah Hiperkeratosis
    Nailiya Saida El-Husna
    100% (2)
  • Sesak Napas
    Sesak Napas
    Документ4 страницы
    Sesak Napas
    stefenandrean
    100% (1)
  • Referat - Open Pneumothorax (Danang Chandra)
    Referat - Open Pneumothorax (Danang Chandra)
    Документ29 страниц
    Referat - Open Pneumothorax (Danang Chandra)
    ody
    Оценок пока нет
  • Helicobacter Pylori
    Helicobacter Pylori
    Документ3 страницы
    Helicobacter Pylori
    astrisi
    Оценок пока нет
  • Pemeriksaan Penunjang Tiroid
    Pemeriksaan Penunjang Tiroid
    Документ12 страниц
    Pemeriksaan Penunjang Tiroid
    nadia kurnia
    Оценок пока нет
  • Makalah Kelenjar Tiroid
    Makalah Kelenjar Tiroid
    Документ25 страниц
    Makalah Kelenjar Tiroid
    Si Sari Wisholic
    Оценок пока нет
  • Analisis Pengaruh Waktu Malam Hari Terhadap Munculnya Penyakit Asma Sebagai Dasar Preventif Asma Nokturnal
    Analisis Pengaruh Waktu Malam Hari Terhadap Munculnya Penyakit Asma Sebagai Dasar Preventif Asma Nokturnal
    Документ11 страниц
    Analisis Pengaruh Waktu Malam Hari Terhadap Munculnya Penyakit Asma Sebagai Dasar Preventif Asma Nokturnal
    Izzy Vikrat
    Оценок пока нет
  • Patogenesis RA Rheumatoid Arthritis
    Patogenesis RA Rheumatoid Arthritis
    Документ2 страницы
    Patogenesis RA Rheumatoid Arthritis
    anas
    Оценок пока нет
  • Atlas Prakt BMD Kendari
    Atlas Prakt BMD Kendari
    Документ19 страниц
    Atlas Prakt BMD Kendari
    Andi Ahmad Rizal Anmurazul
    Оценок пока нет
  • Referat Malnutrisi Energi Protein
    Referat Malnutrisi Energi Protein
    Документ34 страницы
    Referat Malnutrisi Energi Protein
    Hamka Hasan
    Оценок пока нет
  • Komplikasi ITP
    Komplikasi ITP
    Документ17 страниц
    Komplikasi ITP
    Fadillahulfa1099
    Оценок пока нет
  • Afi
    Afi
    Документ12 страниц
    Afi
    Miming Widiyasih
    100% (1)
  • FEBRIS
    FEBRIS
    Документ7 страниц
    FEBRIS
    lautanbiru
    Оценок пока нет
  • Tipe Demam
    Tipe Demam
    Документ10 страниц
    Tipe Demam
    Aulia Annur
    Оценок пока нет
  • Makalah BHP (Philosophy of Science)
    Makalah BHP (Philosophy of Science)
    Документ13 страниц
    Makalah BHP (Philosophy of Science)
    Nanda Valeriadi
    Оценок пока нет
  • Bab Ii PDF
    Bab Ii PDF
    Документ14 страниц
    Bab Ii PDF
    bagus haryadi darwis
    Оценок пока нет
  • Mekanisme Demam
    Mekanisme Demam
    Документ21 страница
    Mekanisme Demam
    Anonymous 2Itukl
    Оценок пока нет
  • Modul Demam
    Modul Demam
    Документ14 страниц
    Modul Demam
    D Ok
    Оценок пока нет
  • Makalah Demam
    Makalah Demam
    Документ18 страниц
    Makalah Demam
    Virhazhrh
    Оценок пока нет
  • LP FEBRIS Mega Ayu
    LP FEBRIS Mega Ayu
    Документ7 страниц
    LP FEBRIS Mega Ayu
    Mega Ayu
    Оценок пока нет
  • Format Pengkajian Anak-Bayi Siap Print
    Format Pengkajian Anak-Bayi Siap Print
    Документ33 страницы
    Format Pengkajian Anak-Bayi Siap Print
    anon_203211347
    100% (1)