Вы находитесь на странице: 1из 40

23

BAB IV

ANALISA DATA DAN HASIL SIMULASI

Bagian ini menjelaskan proses perancangan antena mikrostrip

ultrawideband dalam simulasi piranti lunak sebagai pendekatan untuk mengetahui

hasil yang akan dicapai. Dalam perancangan ini digunakan program Microwave

Office 2002 (MWO 2002) yang menggunakan teknik analisa numerik metode

momen (Method of Moment). Metode ini digunakan untuk pemecahan masalah

medan elektromagnetik dengan tingkat ketelitian dan akurasi yang tinggi dalam

melakukan analisa terhadap parameter-parameter antena.

Adapun parameter-parameter antena yang diukur adalah :

• Lebar pita (bandwidth)

• Refleksi (return loss)

• Impedansi masukan

• VSWR

• Pola radiasi

• Lebar berkas (beamwidth)

Dalam melakukan perancangan antena mikrostrip penulis melakukan variasi

pergeseran bagian-bagian geometri antena mikrostrip dengan tujuan untuk

mendapatkan lebar pita yang optimum sebagai dasar awal melakukan analisa

terhadap parameter antena. Variasi / perubahan pergeseran bagian geometri


24

antenna mikrostrip tersebut adalah :

• Perubahan Thickness

• Perubahan Substrate

• Lebar Radiator (W)

• Perubahan Tickness (udara)

• Perubahan Saluran Pencatu (ds)

• Perubahan Saluran Pencatu & Radiator (ds & W)

• Lebar saluran pencatu induk (Wf)

4.1. Hasil Optimal (Perancangan Antena Microstrip Bowtie)

Hasil simulasi terhadap lebar pita antena mikrostrip seperti terlihat pada

Gambar 4

DB(|S[1,1]|) ~
pita2 Graph 1
-5
1.196 GHz 87.556 GHz
-10 dB -10 dB
-10

-15

-20

-25 35.041 GHz


-25.674 dB
-30
1 31 61 90
Frequency (GHz)
25

Gambar 4. Return Loss vs Frekuensi hasil simulasi optimal antena mikrostrip

Gambar 4.1 Antena Mikrostrip

Perubahan ukuran pada radiator maupun saluran pencatu yang berada

disebelah kanan dan kiri disini tidak berpengaruh sedikitpun terhadap frekuensi

kerja dan lebar bandwidth.Seperti terlihat pada gambar 4.3(a) sampai (c). Adapun

perubahan yang sangat berpengaruh terlihat pada perubahan saluran pencatu induk,

yang mana disini terlihat perubahan yang sangat drastis dan juga tentunya diikuti

dengan berubahnya jenis substrat dan frekuensi kerjanya.

4.1.1 Hasil simulasi Return Loss vs Frequency

Pada bagian ini hasil simulasi return loss vs frequency telah dilakukan

beberapa kemungkinan untuk mencapai hasil yang optimal. Tahap mengambil

kemungkinan tersebut dapat dilihat pada grafik 4.1.1 sampai 4.1.4


26

Adapun diantaranya :

- Perubahan Thickness / Ketebalan (substrate)

- Perubahan Subatrate

- Perubahan Lebar Radiator

- Perubahan Thickness / Ketebalan (udara)

- Perubahan Saluran Pencatu

- Perubahan Saluran Pencatu & Radiator

- Perubahan Saluran Pencatu Induk

4.1.1.1 Variasi Thickness (substrate) Terhadap Bandwidth

Di bawah ini diperlihatkan grafik-grafik hasil simulasi lebar Thickness

terhadap bandwidth.Hal ini terlihat pada grafik 4.1i

Grafik Perubahan Thickness Terhadap Bandw idth

1.2

0.8
Bandwidth (GHz)

0.6

0.4

0.2

0
0.127 0.254 0.381 0.608 0.767 1.675 2.175
Perubahan Thickness (mm)
27

Grafik 4.1i Variasi thickness terhadap bandwidth

Tabel 4.2 Variasi thickness terhadap bandwidth

Thickness (h) mm Bandwidth (GHz)


0.127 0.5
0.254 0.896
0.381 0.992
0.608 0.507
0.767 0.436
1.675 0.322
2.175 0.308

Gambar 4.2i Variasi thickness substrate (ex. Substrate = 0.007)


28

DB(|S[1,1]|) ~
pita2 Graph 2
10

0
11.049 GHz 13.158 GHz
-10 dB -10 dB
-10

-20

-30

-40
10 11 12 13 14
Frequency (GHz)

Gambar 4.2ii GrafikVariasi thickness substrate (ex. Substrate = 0.007)

Pada hasil simulasi terhadap variasi thickness / ketebalan dirubah dari

0.127mm hingga 2.175mm dengan step 1mm terjadi perubahan terhadap lebar pita

(bandwidth). Terlihat dalam Grafik 4.1 bahwa rancangan antena mikrostrip akan

menghasilkan variasi lebar pita (bandwidth) yang cukup bervariasi, dari yang

sedang kemudian naik hingga hampir mendekati 1 GHz lalu turun seperti keadaan

semula dan turun hingga berkisar 0.3 GHz. Dari rancangan awal data diatas dapat

disimpulkan bahwa lebar bandwidth jika perubahan thickness / ketebalan

0.007mm, menghasilkan bandwidth sebesar 2.109 GHz,kemudian terdapat

pengecilan atau penyempitan lebar bandwidth pada thickness / ketebalan 0.127mm

sebesar 1.609 GHz. Lalu jika perubahan thickness / ketebalan menjadi 0.254mm

sebesar 1.213GHz. Lalu jika perubahan thickness / ketebalan menjadi 0.381mm

sebesar 1.117GHz. lalu jika perubahan thickness / ketebalan menjadi 0.608mm

sebesar 1.602GHz. Lalu jika perubahan thickness / ketebalan menjadi 0.767mm


29

sebesar 1.673GHz. Lalu jika perubahan thickness / ketebalan menjadi 1.675mm

sebesar 1.787GHz. Kemudian jika perubahan thickness / ketebalan menjadi

2.175mm sebesar 1.801GHz. Dari hasil simulasi diatas, yang maksimal jatuh pada

Thickness / ketebalan 0.381mm dengan lebar bandwidth 0.992 GHz. Terlihat pada

grafik atau gambar 4.1.

4.1.1.2 Variasi Substrat Terhadap Bandwidth

Berikut ini diperlihatkan variasi hasil rancangan antena mikrostrip

terhadap substrat. Dimana substrat ini diambil dari tabel-tabel jenis substrat. Pada

tabel di bawah diperlihatkan lima nilai kemungkinan perubahan jenis-jenis

subatrat. Hal ini terlihat pada grafik 4.2.

Grafik Perubahan Substrat Terhadap Bandw idth


2.5

2
Bandwidth (GHz)

1.5

0.5

0
0.0012 0.0019 0.0012 0.0019 0.0023

2.3 2.4 2.9 6.15 10.2


Perubahan Substrat

Grafik 4.2 Variasi substrate terhadap bandwidth


30

Tabel 4.3 Variasi substrate terhadap bandwidth

Substrate
Bandwidth (GHz)
εr Loss Tangent
2.3 0.0012 2.2937
2.4 0.0019 0.701
2.9 0.0012 0.419
6.15 0.0019 0.266
10.2 0.0023 0.075

DB(|S[1,1]|) ~
pita21 Pita 21
40

9.4603 GHz 11.754 GHz


20 -10 dB -10 dB

-20

-40

-60
8 10 12 14
Frequency (GHz)

Gambar 4.3i Grafik Variasi substrate terhadap bandwidth

Hasil simulasi variasi perubahan jenis-jenis substrat terlihat bahwa terjadi

perubahan lebar pita (bandwidth). Dari rancangan awal, pada saat variasi

perubahan jenis-jenis substrat (Grafik 4.2 ) dengan merubah konstanta dielektrik

dan loss tangent nya rancangan antena mikrostrip akan memperoleh lebar pita yang

maksimal pada saat konstanta dielektriknya 2.3 dan loss tangent nya 0.0012 atau

bisa disebut dengan jenis substrat RT / Duroid 5870 dengan lebar bandwidth

sebesar 0.1847GHz. Lalu pada saat konstanta dielektriknya 2.4 dan loss tangent

nya 0.0019 (jenis substrate ULTRARAM 2000) lebar bandwidthnya menurun


31

sebesar 1.409GHz. Lalu pada saat konstanta dielektriknya 2.9 dan loss tangent nya

0.0012 (RT / Duroid 6002) lebar bandwidthnya sebesar 1.69GHz. Lalu pada saat

konstanta dielektriknya 6.15 dan loss tangent nya 0.0019 (RT / Duroid 6006) lebar

bandwidthnya sebesar 1.843GHz. Kemudian pada saat konstanta dielektriknya

10.2 dan loss tangent nya 0.023 (RT / Duroid 6010LM) lebar bandwidthnya

sebesar 2.034GHz.

4.1.1.3 Variasi Lebar Radiator (W)

Pada bagian ini diperlihatkan variasi hasil rancangan antenna mikrostrip

terhadap lebar radiator kiri (W1), dimana masing-masing lebar radiator diambil

perubahan pergeseran sebanyak enam kemungkinan dari 40mm hingga 30mm

dengan step 2mm. Hal ini terlihat pada grafik 4.3(i).

Grafik Perubahan Radiator Kiri Terhadap Bandw idth

2.5
Bandwidth (GHz)

1.5

0.5

0
40 40 40 40 40 40

40 38 36 34 32 30
Perubahan Radiator Kiri (mm)

Grafik 4.3(i) Variasi (W1) terhadap bandwidth

Tabel 4.3 (i) Variasi (W1) terhadap bandwidth


32

Panjang Radiator
W2(mm Bandwidth (GHz)
W1(mm)
)
40 40 2.109
38 40 2.109
36 40 2.109
34 40 2.109
32 40 2.109
30 40 2.109

Gambar 4.3 (i) Variasi (W1 = 30mm) terhadap bandwidth


33

DB(|S[1,1]|) ~
pita2 Graph 1
10
11.049 GHz 13.158 GHz
-10 dB -10 dB
0

-10

-20

-30

-40
10 11 12 13 14
Frequency (GHz)

Gambar 4.3(i) Grafik Variasi (W1) terhadap bandwidth

Efek variasi lebar radiator kiri (W1) tidak berpengaruh terhadap

peningkatan lebar pita (bandwdth), dari mulai perubahan W1 = 40mm, hingga

mencapai perubahan W1 = 30mm, tidak terjadi pergeseran bandwidth sedikitpun.

Pada variasi perancangan antena mikrostrip lebar radiator kiri (W1) memperoleh

bandwidth yang stabil berkisar pada lebar frekuensi 2.109 GHz. Simulasi ini

terlihat pada gambar 4.3(i).

Pada bagian ini diperlihatkan variasi hasil rancangan antenna mikrostrip

terhadap lebar radiator kanan (W2), dimana masing-masing lebar radiator diambil

perubahan pergeseran sebanyak enam kemungkinan dari 40mm hingga 30mm

dengan step 2mm. Variasi / perubahan lebar radiator kanan (W2) sama dengan

lebar radiator kiri, hanya saja perbedaannya terletak pada sebelah kanan dan kiri.
34

Hal ini terlihat pada grafik 4.3(ii).

Grafik Perubahan Radiator Kanan Terhadap Bandw idth

2.5
Bandwidth (GHz)

2
1.5

1
0.5

0
40 38 36 34 32 30

40 40 40 40 40 40
Perubahan Radiator Kanan (mm)

Grafik 4.3(ii) Variasi (W2) terhadap bandwidth

Tabel 4.3(ii) Variasi (W2) terhadap bandwidth

Panjang Radiator
Bandwidth (GHz)
W1(mm) W2(mm)
40 40 2.109
40 38 2.109
40 36 2.109
40 34 2.109
40 32 2.109
40 30 2.109

Gambar 4.3(ii) Variasi (W2 = 30mm) terhadap bandwidth


35

DB(|S[1,1]|) ~
pita2 Graph 1
10
11.049 GHz 13.158 GHz
-10 dB -10 dB
0

-10

-20

-30

-40
10 11 12 13 14
Frequency (GHz)

Gambar 4.3(ii) Grafik Variasi (W2) terhadap bandwidth

Pada variasi / perubahan lebar radiator kanan (W2) ini, efek dari lebar

radiator kanan tidak berpengaruh juga terhadap peningkatan lebar pita (bandwdth),

dari mulai perubahan W2 = 40mm, hingga mencapai perubahan W2 = 30mm, tidak

terjadi pergeseran bandwidth sedikitpun. Pada variasi perancangan antena

mikrostrip lebar radiator kanan (W2) ini juga memperoleh bandwidth yang stabil

berkisar pada lebar frekuensi 2.109 GHz. Simulasi ini terlihat pada gambar 4.3(ii).

Pada bagian ini juga dilakukan hal yang sama seperti sebelumnya, dimana

variasi / perubahan lebar radiator kiri (W1) & kanan (W2) pada radiator tidak

memberikan perubahan lebar bandwidth sedikitpun, dimana masing-masing lebar

radiator kiri maupun kanan diambil sampel pergeseran sebanyak enam

kemungkinan dari 40mm hingga 30mm dengan step 2mm. Hal ini terlihat pada

grafik 4.3(iii).
36

Grafik Perubahan Radiator Kiri & Kanan Terhadap Bandw idth


2.5
Bandwidth (GHz)

2
1.5
1

0.5

0
40 38 36 34 32 30

40 38 36 34 32 30
Perubahan Radiator Kiri & Kanan (mm)

Grafik 4.3(iii) Variasi (W1) & (W2) terhadap bandwidth

Tabel 4.3(iii) Variasi (W1) & (W2) terhadap bandwidth

Panjang Radiator
Bandwidth (GHz)
W1(mm) W2(mm)
40 40 2.109
38 38 2.109
36 36 2.109
34 34 2.109
32 32 2.109
30 30 2.109
37

Gambar 4.3(iii) Variasi (W1 = 30mm) & (W2 = 30mm) terhadap bandwidth

DB(|S[1,1]|) ~
pita2 Graph 1
10
11.049 GHz 13.158 GHz
-10 dB -10 dB
0

-10

-20

-30

-40
10 11 12 13 14
Frequency (GHz)

Gambar 4.3(iii) Grafik Variasi (W1) & (W2) terhadap bandwidth

Pada variasi / perubahan lebar radiator kiri (W1) & kanan (W2) ini, efek

dari lebar radiator kiri & kanan tidak berpengaruh juga terhadap peningkatan lebar

pita (bandwdth). Pada variasi perancangan antena mikrostrip lebar radiator ini juga

memperoleh bandwidth yang stabil berkisar pada lebar frekuensi 2.109 GHz.
38

Simulasi ini terlihat pada gambar 4.3(c). Dari hasil perancangan diatas disimpulkan

bahwa pada perubahan geometri tentunya pada perubahan lebar radiator diatas

tidak mempengaruhi atau tidak merubah pergeseran lebar bandwidth sedikitpun.

4.1.1.4 Variasi Thickness Udara Terhadap Bandwidth

Perubahan pada thickness / ketebalan udara sangat berpengaruh terhadap

lebar bandwidth pada rancangan awal sebesar 2.109GHz. Pada perubahan kesatu

jika thickness / ketebalan 0.01mm maka mengalami penurunan lebar bandwidth

sebesar 1.367GHz, pada saat perubahan kedua jika thickness / ketebalan 0.02mm

maka mengalami penurunan lebar bandwidth sebesar 1.722GHz, pada perubahan

ketiga jika thickness / ketebalan 0.03mm maka mengalami penurunan lebar

bandwidth 1.078GHz, pada perubahan keempat jika thickness / ketebalan 0.04mm

maka mengalami penurunan lebar bandwith sebesar 1.826GHz, pada saat

perubahan kelima jika thickness / ketebalan 0.05mm maka mengalami penurunan

lebar bandwidth sebesar 1.875GHz. Terlihat pada grafik, dan gambar 4.4(i).

Grafik Perubahan Thickness Udara Terhadap Bandw idth

1.2
1
Bandwidth (GHz)

0.8
0.6
0.4
0.2

0
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05
Perubahan Thickness Udara (mm)

Grafik 4.4(i) Variasi thickness / ketebalan udara terhadap bandwidth


39

Tabel 4.4(i) Variasi thickness / ketebalan udara terhadap bandwidth

Thickness Udara (mm) bandwidth (GHz)


0.01 0.742
0.02 0.387
0.03 1.031
0.04 0.283
0.05 0.234

DB(|S[1,1]|) ~
24
20 pita24

10

-10

-20
10.333 GHz
-30 10.05 GHz -10 dB
-10 dB
-40
10 11 12 13 14
Frequency (GHz)

Gambar 4.4(i) Grafik Variasi thickness / ketebalan udara terhadap bandwidth

Kemudian pada perubahan thickness udara yang lainnya sangat

berpengaruh juga terhadap lebar bandwidth pada rancangan awal sebesar

2.109GHz. Pada perubahan kesatu jika thickness / ketebalan 0.001mm tidak

mengalami perubahan lebar bandwidth, dikarenakan pada saat thickness 0.001mm

ini lebar bandwidth diatas min 10 (-10), kalau bandwidthnya itu masih diatas min

10 maka akan terjadi feedback atau disebut juga sinyal balik, pada saat perubahan

kedua jika thickness / ketebalan 0.002mm maka mengalami penurunan lebar

bandwidth sebesar 1.181GHz, pada perubahan ketiga jika thickness / ketebalan

0.003mm maka mengalami penurunan lebar bandwidth 1.545GHz, pada perubahan

keempat jika thickness / ketebalan 0.004mm maka mengalami penurunan lebar


40

bandwith sebesar 2.014GHz, pada saat perubahan kelima jika thickness / ketebalan

0.005mm maka mengalami penurunan lebar bandwidth sebesar 0.962GHz. Terlihat

pada grafik, dan gambar 4.4(b).

Grafik Perubahan Thickness Udara Terhadap Bandw idth

1.4
1.2
Bandwidth (GHz)

1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0.001 0.002 0.003 0.004 0.005
Perubahan Thickness Udara (mm)

Grafik 4.4(ii) Variasi thickness udara terhadap bandwidth

Tabel 4.4(ii) Variasi thickness udara terhadap bandwidth

Thickness Udara (mm) bandwidth (GHz)


0.001 0
0.002 0.928
0.003 0.564
0.004 0.095
0.005 1.147
DB(|S[1,1]|) ~
pita25 25
5

0
10.8 GHz 11.947 GHz
-10 dB -10 dB
-5

-10

-15

-20
10 11 12 13 14
Frequency (GHz)

Gambar 4.4(iii) Grafik Variasi thickness udara terhadap bandwidth


41

Kemudian pada perubahan thickness / ketebalan udara yang lainpun sangat

berpengaruh terhadap lebar bandwidth pada rancangan awal sebesar 2.109GHz.

Pada perubahan kesatu jika thickness / ketebalan 0.006mm maka mengalami

penurunan lebar bandwidth sebesar 1.949GHz, pada saat perubahan kedua jika

thickness / ketebalan 0.008mm maka mengalami penurunan lebar bandwidth

sebesar 1.98GHz, pada perubahan ketiga jika thickness / ketebalan 0.009mm maka

mengalami kenaikan lebar bandwidth sebesar 0.122GHz, pada perubahan keempat

jika thickness / ketebalan 0.0010mm maka tidak mengalami perubahan lebar

bandwidth, dikarenakan pada saat thickness 0.0010mm ini kembali seperti pada

keadaan thickness / ketebalan 0.001mm itu lebar bandwidthnya diatas min 10

(-10), kalau bandwidthnya itu masih diatas min 10 maka akan terjadi feedback atau

disebut juga sinyal balik, pada saat perubahan kelima jika thickness / ketebalan

0.0011mm maka mengalami penurunan lebar bandwidth sebesar 1.248GHz.

Terlihat pada grafik, dan gambar 4.4(i).


42

Grafik Perubahan Thickness Udara Terhadap Bandw idth

2.5

2
Bandwidth (GHz)

1.5

0.5

0
0.006 0.008 0.009 0.001 0.0011
Perubahan Thickness Udara (mm)

Grafik 4.4(iii) Variasi thickness udara terhadap bandwidth

Tabel 4.4(iii) Variasi thickness udara terhadap bandwidth

Thickness Udara (mm) bandwidth (GHz)


0.006 0.16
0.008 0.129
0.009 2.231
0.001 0
0.0011 0.861

DB(|S[1,1]|) ~
pita23 23
10

0 12.621 GHz
10.39 GHz -10 dB
-10 dB
-10

-20

-30

-40
10 11 12 13 14
Frequency (GHz)

Gambar 4.4(iii) Grafik Variasi thickness udara terhadap bandwidth


43

4.1.1.5 Variasi Saluran Pencatu Terhadap Bandwidth(ds)

Pada bagian ini diperlihatkan variasi hasil rancangan antenna mikrostrip

terhadap lebar saluran pencatu yang sebelah kanan (ds2), dimana masing-masing

lebar saluran pencatu diambil perubahan pergeseran sebanyak lima kemungkinan

dari 5mm hingga 9mm dengan step 1mm. Hal ini terlihat pada grafik 4.5(a).

Grafik Perubahan Saluran Pencatu Kanan Terhadap Bandw idth

2.5
Bandwidth (GHz)

2
1.5
1
0.5
0
5 6 7 8 9

4 4 4 4 4

Perubahan ds1 & ds2 (mm)

Grafik 4.5(i) Variasi ds2 terhadap bandwidth

Tabel 4.5(i) Variasi ds2 terhadap bandwidth

ds 1(mm) ds 2 (mm) bandwidth (GHz)


4 5 2.109
4 6 2.109
4 7 2.109
4 8 2.109
4 9 2.109
44

Gambar 4.5(i) Variasi ds2 = 9mm terhadap bandwidth

DB(|S[1,1]|) ~
pita2 Graph 1
10
11.049 GHz 13.158 GHz
-10 dB -10 dB
0

-10

-20

-30

-40
10 11 12 13 14
Frequency (GHz)

Gambar 4.5(i) Grafik Variasi ds2 terhadap bandwidth

Efek variasi lebar saluran pencatu kanan (ds2) tidak berpengaruh terhadap

peningkatan lebar pita (bandwdth), dari mulai perubahan ds2 = 5mm, hingga

mencapai perubahan ds2 = 9mm, tidak terjadi pergeseran bandwidth sedikitpun.

Pada variasi perancangan antena mikrostrip lebar saluran pencatu kanan (ds2)

memperoleh bandwidth yang stabil berkisar pada lebar frekuensi 2.109 GHz.

Simulasi ini terlihat pada grafik dan gambar 4.5(i).


45

Kemudian pada bagian ini diperlihatkan variasi hasil rancangan antenna

mikrostrip terhadap lebar saluran pencatu yang sebelah kiri (ds1), dimana masing-

masing lebar radiator diambil perubahan pergeseran sebanyak lima kemungkinan

dari 5mm hingga 9mm dengan step 1mm. Variasi / perubahan lebar saluran pencatu

kiri sama dengan lebar saluran pencatu kanan, hanya saja perbedaannya terletak

pada sebelah kanan dan kiri. Hal ini terlihat pada grafik 4.5(ii).

Grafik Perubahan Saluran Pencatu Kiri Terhadap Bandw idth

2.5
2
Bandwidth (GHz)

1.5
1

0.5
0
4 4 4 4 4

5 6 7 8 9
Perubahan ds1 & ds2 (mm)

Grafik 4.5(ii) Variasi ds1 terhadap bandwidth

Tabel 4.5(ii) Variasi ds1 terhadap bandwidth

ds 1(mm) ds 2 (mm) bandwidth (GHz)


5 4 2.109
6 4 2.109
7 4 2.109
8 4 2.109
9 4 2.109
46

Gambar 4.5(ii) Variasi ds1 = 9mm terhadap bandwidth

DB(|S[1,1]|) ~
pita2 Graph 1
10
11.049 GHz 13.158 GHz
-10 dB -10 dB
0

-10

-20

-30

-40
10 11 12 13 14
Frequency (GHz)

Gambar 4.5(ii) Grafik Variasi ds1 terhadap bandwidth

Pada variasi / perubahan lebar saluran pencatu kiri (ds1) ini, efek dari

lebar saluran pencatu kiri tidak berpengaruh juga terhadap peningkatan lebar pita

(bandwdth), dari mulai perubahan ds1 = 5mm, hingga mencapai perubahan

ds1 = 9mm, tidak terjadi pergeseran bandwidth sedikitpun. Pada variasi

perancangan antena mikrostrip lebar saluran pencatu kiri (ds1) ini juga
47

memperoleh bandwidth yang stabil berkisar pada lebar frekuensi 2.109 GHz.

Simulasi ini terlihat pada grafik dan gambar 4.5(ii).

Lalu pada bagian ini juga dilakukan hal yang sama seperti sebelumnya,

dimana variasi / perubahan lebar saluran pencatu kiri (ds1) & kanan (ds2), dimana

masing-masing lebar saluran pencatu kiri maupun kanan diambil perubahan

pergeseran sebanyak lima kemungkinan dari 5mm hingga 9mm dengan step 1mm.

Hal ini terlihat pada grafik 4.5(iii).

Grafik Perubahan Saluran Pencatu Kiri & KananTerhadap Bandw idth

2.5
Bandwidth (GHz)

2
1.5
1

0.5
0
5 6 7 8 9

5 6 7 8 9
Perubahan ds1 & ds2 (mm)

Grafik 4.5(iii) Variasi ds1 & ds2 terhadap bandwidth

Tabel 4.5(iii) Variasi ds1 & ds2 terhadap bandwidth

ds 1(mm) ds 2 (mm) bandwidth (GHz)


5 5 2.109
6 6 2.109
7 7 2.109
8 8 2.109
9 9 2.109
48

Gambar 4.5(iii) Variasi ds1 = 9mm & ds2 = 9mm terhadap bandwidth

DB(|S[1,1]|) ~
pita2 Graph 1
10
11.049 GHz 13.158 GHz
-10 dB -10 dB
0

-10

-20

-30

-40
10 11 12 13 14
Frequency (GHz)

Gambar 4.5(iii) Grafik Variasi ds1 & ds2 terhadap bandwidth

Pada variasi / perubahan lebar saluran pencatu kiri (ds1) & kanan (ds2)

ini, efek dari lebar saluran pencatu kiri & kanan tidak berpengaruh juga terhadap

peningkatan lebar pita (bandwdth). Pada variasi perancangan antena mikrostrip

lebar saluran pencatu ini juga memperoleh bandwidth yang stabil berkisar pada

lebar frekuensi 2.109 GHz. Simulasi ini terlihat pada grafik dan gambar 4.5(c).
49

Dari hasil perancangan diatas disimpulkan bahwa pada perubahan saluran pencatu

baik pada sebelah kiri maupun sebelah kanan, tidak mempengaruhi atau tidak

merubah pergeseran bandwidth sedikitpun.

4.1.1.6 Variasi Saluran Pencatu (ds) & Radiator (W)Terhadap Bandwidth

Sedangkan pada bagian ini diperlihatkan variasi hasil rancangan antenna

mikrostrip terhadap lebar saluran pencatu (ds2) dan lebar radiator (W2) sebelah

kanan, pada perubahan variasi disini adalah rangkuman dari perubahan variasi-

variasi diatas, dimana masing-masing lebar saluran pencatu diambil perubahan

pergeseran sebanyak lima kemungkinan dari ds2 = 5mm hingga ds2 = 9mm

dengan step 1mm dan lebar radiator dari W2 = 38mm hingga mencapai

W2 = 30mm dengan step 2mm. Hal ini terlihat pada grafik 4.6(i).

Grafik Perubahan Saluran Pencatu & Radiator Kiri Terhadap Bandw idth
Bandwidth (GHz)

2.5
2
1.5
1
0.5
0
38 36 34 32 30

40 40 40 40 40

5 6 7 8 9

4 4 4 4 4
Perubahan ds1 & ds2 dan L1 & L2 (mm)

Grafik 4.6(i) Variasi ds2 & W2 terhadap bandwidth

Tabel 4.6(i) Variasi ds2 & W2 terhadap bandwidth

saluran pencatu radiator


Bandwidth
ds ds 2 W1 W2
(GHz)
1(mm) (mm) (mm) (mm)
50

4 5 40 38 2.109
4 6 40 36 2.109
4 7 40 34 2.109
4 8 40 32 2.109
4 9 40 30 2.109

Gambar 4.6(i) Variasi ds2 = 9mm & W2 = 30mm terhadap bandwidth

DB(|S[1,1]|) ~
pita2 Graph 1
10
11.049 GHz 13.158 GHz
-10 dB -10 dB
0

-10

-20

-30

-40
10 11 12 13 14
Frequency (GHz)

Gamabar 4.6(i) Grafik Variasi ds2 & W2 terhadap bandwidth

Hasil variasi lebar saluran pencatu (ds2) dan lebar radiator (W2) tidak

berpengaruh terhadap peningkatan lebar pita (bandwdth), dari mulai perubahan

saluran pencatu ds2 = 5mm, hingga mencapai perubahan ds2 = 9mm, sedangkan
51

pada lebar radiator L2 = 38mm, hingga mencapai perubahan L2 = 30mm, tidak

terjadi pergeseran bandwidth sedikitpun. Pada variasi perancangan antena

mikrostrip lebar saluran pencatu kanan (ds2) memperoleh bandwidth yang stabil

berkisar pada lebar frekuensi 2.109 GHz. Simulasi ini terlihat pada grafik dan

gambar 4.6(a).

Kemudian pada bagian ini diperlihatkan variasi hasil rancangan antenna

mikrostrip terhadap lebar saluran pencatu (ds1) dan lebar radiator (W1), dimana

masing-masing lebar radiator diambil perubahan pergeseran sebanyak lima

kemungkinan dari ds1 = 5mm hingga mencapai ds1 = 9mm dengan step 1mm, dan

lebar radiator dari W1 = 38mm hingga mencapai W1 = 30mm dengan step 2mm.

Variasi / perubahan lebar saluran pencatu dan lebar radiator ini sama dengan lebar

saluran pencatu dan lebar radiator kanan, hanya saja perbedaannya terletak pada

sebelah kanan dan kirinya saja. Hal ini terlihat pada grafik 4.6(ii).
52

Grafik Perubahan Saluran Pencatu & Radiator Kanan Terhadap


Bandw idth
2.5
Bandwidth (GHz)
2
1.5
1
0.5
0
40 40 40 40 40

38 36 34 32 30

4 4 4 4 4

5 6 7 8 9
Perubahan ds1 & ds2 dan L1 & L2 (mm)

Grafik 4.6(ii) Variasi ds1 & W1 terhadap bandwidth

Tabel 4.6(i) Variasi ds2 & W2 terhadap bandwidth

saluran pencatu radiator


bandwidth
ds1 ds 2 W1 W2
(GHz)
(mm) (mm) (mm) (mm)
5 4 38 40 2.109
6 4 36 40 2.109
7 4 34 40 2.109
8 4 32 40 2.109
9 4 30 40 2.109

1
53

Gambar4.6(ii) Variasi ds1 = 9mm & W1 = 30mm terhadap bandwidth

DB(|S[1,1]|) ~
pita2 Graph 1
10
11.049 GHz 13.158 GHz
-10 dB -10 dB
0

-10

-20

-30

-40
10 11 12 13 14
Frequency (GHz)

Gambar 4.6(ii) Grafik Variasi ds1 & W1 terhadap bandwidth

Pada variasi / perubahan lebar saluran pencatu (ds1) dan lebar radiator

(W1) ini, efek dari lebar saluran pencatu dan lebar radiator sebelah kiri tidak

berpengaruh juga terhadap peningkatan lebar pita (bandwdth), dari mulai

perubahan ds1 = 5mm, hingga mencapai perubahan ds1 = 9mm, dan W1 = 38mm,

hingga mencapai perubahan W1 = 30mm, tidak terjadi pergeseran bandwidth

sedikitpun. Pada variasi perancangan antena mikrostrip lebar saluran pencatu (ds1)

dan lebar radiator (W1) ini juga memperoleh bandwidth yang stabil berkisar pada

lebar frekuensi 2.109 GHz. Simulasi ini terlihat pada grafik dan gambar 4.5(ii).
54

Lalu pada bagian ini juga dilakukan hal yang sama seperti sebelumnya,

dimana variasi / perubahan lebar saluran pencatu dan lebar radiator dirubah

semuanya (baik yang sebelah kanan maupun yang sebelah kiri), dimana masing-

masing lebar saluran pencatu kiri maupun kanan diambil perubahan pergeseran

sebanyak lima kemungkinan dari 5mm hingga 9mm dengan step 1mm, sedangkan

pada lebar radiator kiri maupun kanan juga diambil lima kemungkinan perubahan

dari 38mm hingga mencapai 30mm. Hal ini terlihat pada grafik 4.6(iii).

Grafik Perubahan Saluran Pencatu & RadiatorKiri & Kanan Terhadap


Bandw idth
2.5
Bandwidth (GHz)

2
1.5
1
0.5
0
38 36 34 32 30

38 36 34 32 30

5 6 7 8 9

5 6 7 8 9
Perubahan ds1 & ds2 dan L1 & L2 (mm)

Grafik 4.6(iii) Variasi ds1, ds2, W1 & W2 terhadap bandwidth

Tabel 4.6(iii) Variasi ds1, ds2, W1 & W2 terhadap bandwidth

saluran pencatu radiator


bandwidth
ds 1 ds 2 W1 W2
(GHz)
(mm) (mm) (mm) (mm)
5 5 38 38 2.109
6 6 36 36 2.109
7 7 34 34 2.109
8 8 32 32 2.109
55

9 9 30 30 2.109

Gambar 4.6(iii) Variasi ds1 = 9mm, ds2 = 9mm, W1 = 30mm & W2 = 30mm

terhadap bandwidth

DB(|S[1,1]|) ~
pita2 Graph 1
10
11.049 GHz 13.158 GHz
-10 dB -10 dB
0

-10

-20

-30

-40
10 11 12 13 14
Frequency (GHz)

Gambar 4.6(iii) Grafik Variasi ds1, ds2, W1 & W2 terhadap bandwidth

Pada variasi / perubahan lebar saluran pencatu dan lebar radiator ini, baik

yang sebelah kanan maupun sebelah kiri menghasilkan suatu bandwidth yang sama
56

dengan percobaan sebelumnya (tidak berpengaruh juga terhadap peningkatan lebar

pita / bandwidth). Pada variasi perancangan antena mikrostrip lebar saluran

pencatu dan lebar radiator ini juga memperoleh bandwidth yang stabil berkisar

pada lebar frekuensi 2.109 GHz. Simulasi ini terlihat pada grafik dan gambar

4.5(iii). Dari hasil perancangan diatas disimpulkan bahwa pada perubahan saluran

pencatu dan lebar radiator, baik pada sebelah kiri maupun sebelah kanan, tidak

mempengaruhi atau tidak merubah pergeseran bandwidth sedikitpun.

4.1.1.7 Variasi Lebar Saluran Pencatu Induk

Pada perubahan / variasi lebar saluran pencatu induk ini dihasilkan atau

didapat hasil yang maksimal, dimana dari sekian banyak proses, diambil smpel

pergeseran sebanyak enam kemungkinan dari 2mm hingga 7mm dengan step 1

(satu)mm. Hal ini terlihat pada grafik 4.7

Grafik Perubahan Lebar Saluran Pencatu Induk Terhadap Bandw idth


100
90
80
70
Bandwidth (GHz)

60
50
40
30
20
10
0
2 3 4 5 6 7
Perubahn Lebar Saluran Pencatu (mm)
57

Grafik 4.7 Variasi lebar saluran pencatu induk terhadap bandwidth

Tabel 4.7 Variasi lebar saluran pencatu induk terhadap bandwidth

Wf (mm) Bandwidth (GHz)


2 2.109
3 86.3603
4 59.7778
5 21.1076
6 5.719
7 4.0156

Gambar 4.7 Variasi lebar saluran pencatu induk (Wf = 3mm) terhadap bandwidth

DB(|S[1,1]|) ~
pita2 Graph 1
-5
1.196 GHz 87.556 GHz
-10 dB -10 dB
-10

-15

-20

-25 35.041 GHz


-25.674 dB
-30
1 31 61 90
Frequency (GHz)

Gambar 4.7 Grafik Variasi lebar saluran pencatu induk (Wf = 3mm) terhadap

bandwidth

Pada hasil variasi / perubahan lebar saluran pencatu induk ini sangat

mempengaruhi lebar frekuensi dan return loss. Maka didapat hasil yang optimum,
58

yang terletak pada lebar saluran pencatu induk sebesar 3mm dimana lebar

frekuensi yang dicapai adalah 86.3603 GHz dan titik jatuh dari return loss ada di

frekuensi 35.041 GHz. Adapun variasi lebar saluran pencatu induk ini merupakan

hasil simulasi yang optimal.

4.2 Hasil simulasi Impedansi Masukan

Impedasi yang diinginkan dalam perancangan antena mikrostrip Direct

Microstrip Line adalah sebesar 50 Ω. Hal ini dikarenakan konektor dan peralatan

lain yang digunakan dalam pengukuran adalah 50 Ω. Namun berdasarkan hasil

simulasi yang didapat dengan bantuan piranti lunak Microwave Office 2002,

impedansi masukan dari antena tidaklah tepat 50 Ω. Dari data yang didapat bahwa

impedansi yang didapat pada frekuensi 35 GHz adalah 48.3+j4.7871 Ω. (tabel

4.11)

Impedansi Masukan
1.0

Swp Max
0.8

91GHz
6
0.

0
2.

4
0. 0
3.
0
4.
0
2 5.
0.

10.0
10.0
0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

2.0

3.0

4.0
5.0
0

0
-10.

.2
-0 .0
-5
.0
-4
.0
.4 -3
-0
.0
.6

-2
-0

-0.8

-1.0

Swp Min
1GHz

Gambar 4.8 Plot Smith Chart hasil simulasi optimal antena mikrostrip

4.3 VSWR dan Frekuensi Resonansi


59

Berdasarkan pengukuran VSWR yang telah dilakukan dari rentang

frekuensi 1 GHz hingga 90 GHz, untuk antena Dierect Microstrip Line memiliki

VSWR rata-rata sebesar 1.5585. Hal ini berarti bahwa VSWR antena Dierect

Microstrip Line masih dalam batas toleransi yaitu antara 1 sampai 2.

Dari grafik VSWR dan frekuensi resonansi (gambar 4.9) didapat bahwa

besarnya frekuensi resonansi dan VSWR untuk antenna elemen tersebut adalah

sebagai berikut :

VSWR
2.2

1.8

1.6

1.4

1.2

1
1 21 41 61 81 91
Frequency (GHz)

Gambar 4.9 VSWR vs frequency hasil simulasi optimal antena mikrostrip

4.4 Pola Radiasi, Lebar Berkas


60

Pada grafik pola radiasi, medan E dan medan H (gambar 4.10)

memperlihatkan bahwa level sinyal terima untuk hasil pengukuran antenna

perancangan cenderung lebih besar dari level simulasi. Dari grafik pola radiasi ini

pula diperoleh bahwa lebar berkas (beam width) untuk antenna rancangan lebih

baik dari hasil simulasi. Hasil tersebut memperlihatkan performansi antenna

mikrostrip yang cukup baik. Hal ini disebabkan karena penggunaan jenis substrat

dan perubahan pada saluran pencatu induk.

Graph 1
Mag Max
0

10
-1 0

20

0 dB
-2 0

30
-3
0

40
-4
0

-5 50
0
60
-6
0
70
-7 0

80
-8 0

90
-90

10 0
-100
11 0
0
- 11
12
0
20
-1
13
0
30
-1
14
40

0
-1

15
50

0
-1

16 0
- 16

-170

10 dB Mag Min
17 0

DB(|PPC_EPhi[0,1]|) DB(|PPC_ETheta[0,1]|)
180

pita21 pita21
Per Div -50 dB

Gambar 4.10 VSWR vs frequency hasil simulasi optimal antena mikrostrip

Tabel 4.11 Hasil Simulasi Antena Mikrostrip Ultrawideband


61

Freq Return Loss Impedansi Masukan E E


VSWR Gain
(GHz) (dB) (Ohm) Phi Theta
5 -18.417 43.472 + j 9.186 1.2727 69.1 89.8 8.200
10 -19.294 50.444 + j 10.951 1.2433 84.1 129.6 5.753
15 -20.731 49.272 + j 9.1358 1.2025 89.4 60.7 8.782
20 -19.507 52.768 + j 10.578 1.2367 86.6 112 6.260
25 -23.767 49.182 + j 6.389 1.1386 81 92.9 7.362
30 -19.05 48.965 + j 11.06 1.2511 77.6 35.9 1.167
35 -25.744 48.3 + j 4.7871 1.1089 74.2 26.92 1.312
40 -17.339 42.036 + j 9.7286 1.3144 71.7 81.9 8.439
45 -21.943 46.451 + j 6.8679 1.1738 63.8 81.3 8.978
50 -15.354 36.634 + j 6.4279 1.4118 69 56.8 10.195
55 -16.058 40.852 + j 11.134 1.3737 85.4 11.73 16.120
60 -15.236 35.637 + j 3.7057 1.4185 60.4 61.5 10.428
65 -12.227 32.815 + j 11.08 1.648 35.8 67 12.328
70 -16.118 37.331 + j 5.1583 1.3707 18.84 115.2 12.762
75 -11.096 28.749 + j 5.7235 1.7729 64.9 95.5 8.205
80 -12.964 33.583 + j 9.3812 1.58 65.6 35.3 12.481
85 -12.317 30.518 + j 0.84892 1.6391 41.6 58 12.302
90 -9.4609 25.333 + j 6.1933 2.0142 59.6 32.16 13.302

4.5 GAIN

Berdasarkan simulasi dengan piranti lunak, penguatan (gain) yang

dihasilkan antena Dierect Microstrip Line memiliki rata-rata sebesar 8.49 dB. Hal

ini dapat dikatakan cukup baik untuk standar penguatan antena mikrostrip sekitar 5

– 6 dB. Hal tersebut memperlihatkan performasi antena mikrostrip yang cukup

baik.
62

Grafik Gain
17
16 16.12027974
15
14
13 13.12304896
12.76250479
12 12.32826027
11.67827687
11
10.1958643 10.42871802
10
9 8.978726324
Gain

8.782576468 8.439807993
8 8.200294727 8.205357883
7.362831238
7 6.886361198
6 6.26047942
5.753828594
5
4
3
2
1
0
2 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75
Frequency

Gambar 4.11 Gain Hasil Simulasi Optimal Antena Mikrostrip

Вам также может понравиться

  • Struktur Organisasi Telkom
    Struktur Organisasi Telkom
    Документ1 страница
    Struktur Organisasi Telkom
    dhenot
    Оценок пока нет
  • Persetujuan
    Persetujuan
    Документ8 страниц
    Persetujuan
    dhenot
    Оценок пока нет
  • Lembar Pengesahan&katapengantar
    Lembar Pengesahan&katapengantar
    Документ3 страницы
    Lembar Pengesahan&katapengantar
    dhenot
    Оценок пока нет
  • Sekilas Tentang Telkom
    Sekilas Tentang Telkom
    Документ15 страниц
    Sekilas Tentang Telkom
    dhenot
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi 64
    Daftar Isi 64
    Документ4 страницы
    Daftar Isi 64
    dhenot
    Оценок пока нет
  • Lampiran II
    Lampiran II
    Документ11 страниц
    Lampiran II
    dhenot
    Оценок пока нет
  • D Aftar Isi Akhir
    D Aftar Isi Akhir
    Документ8 страниц
    D Aftar Isi Akhir
    dhenot
    Оценок пока нет
  • Cover 1
    Cover 1
    Документ1 страница
    Cover 1
    dhenot
    Оценок пока нет
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Документ10 страниц
    Bab Iii
    dhenot
    Оценок пока нет
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Документ10 страниц
    Bab Ii
    dhenot
    100% (2)
  • Bab V
    Bab V
    Документ1 страница
    Bab V
    dhenot
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ4 страницы
    Bab I
    dhenot
    Оценок пока нет
  • ABSTRAK#1
    ABSTRAK#1
    Документ1 страница
    ABSTRAK#1
    dhenot
    Оценок пока нет
  • BCD Lengkap
    BCD Lengkap
    Документ9 страниц
    BCD Lengkap
    Prativi N. Hanggarsari
    Оценок пока нет