Вы находитесь на странице: 1из 61

BAB III PERENCANAAN KONVEYOR SABUK 3.

1 Material Yang Diangkut Dalam merencanakan sebuah konveyor sabuk, peninjauan terhadap

material yang diangkut perlu dilakukan. Peninjauan ini bertujuan untuk yang diperlukan dalam perencanaan konveyor ini. 3.1.1 Karakteristik Material mendapatkan data-data mengenai karakteristik material dan variable-variabel

kayu gergajian. Bentuk dan ukuran material yang dipindahkan merupakan factor penting yang berhubungan langsung dalam merencanakan dimensi pengoperasiannya. sebuah konveyor, meliputi kekuatan dan kemampuan konveyor dalam yang mana mempunyai massa : a. Jenis kayu c. Panjang Dari hasil survey yang dilakuan di P.T. TANJUNG TIMBERINDO INDUSTRI : Meranti : 8 cm x 16 cm : 40 kg = 30 ton perjam = 50 meter = 00 = 0,8 m/s = 40 Kg = 0,762 meter

Pada perencanaan ini karakterial material yang diangkut adalah material

b. Ukuran kemasan kayu e. Dengan kadar air Kapasitas angkut, Panjang lintasan, Sudut tanjakan, Kecepatan, Lebar sabuk d. Berat kemasan

: 6000 mm : 15 % Q L V

3.2.1 Data Perencanaan

Berat tiap kemasan,

Universitas Sumatera Utara

3.2.2 Perencanaan Sabuk

Sabuk direncanakan ditumpu dengan menggunakan flat roller idler


B b c c

Gambar 3.1 Dimensi Sabuk a. Berat sabuk

Pada perencanaan ini, dipilih sabuk yang terbuat dari bahan katun yang

and related Equipment.) dengan cover kwalitas I yang terbuat dari bahan karet campuran sintasis 1 2 3

mempunyai kekuatan tarik, Kt = 30 Kg/Cm2 ( A. Spivakovsky, Conveyor

Gambar 3.2 Penampang Sabuk

Jumlah lapisan sabuk yang dianjurkan untuk lebar sabuk 800 mm Tebal lapisan top cover, Tebal lapisan sabuk, adalah i = 4 sampai 8 (tabel . 7, lihat lampiran), dipilih i = 4 1 = 1,0 mm 2 = 1,25 mm (ref. 2, hal. 71) 3 = 1,0 mm, (table 2-1)

Tebal lapisan bottom cover

Tebal sabuk keseluruhan adalah, = 1 + 2 + 3 = 7,0 mm

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2-1 Tebal Cover untuk textile belt yang dilapis dengan karet Cover thickness, mm Load characteristic Material (see Fig. 32) Loaded Side 1 1,5 Return Side 2 1.0

Granular and powdered nonabrasive

Fine-grained and small lumped, abrasive, medium and heavy weight (a < 60 mm; V < 2 tons per cu m ) Medium-lumped, slightly abrasive , medium and heavy weight (a < 160 mm; V< <2 tons per cu m) Ditto abrasive Large-lumped, abrasive , heavy weight (a > 160 mm; V> >2 tons per cu m) Light loads in paper and cloth packing

Grain, coal dust

A. Bulk Loads

Sand, foundry sand, coke

cement, crushed stone Coal, peat briquettes

1.5 to 3.0

1.0

3.0

1.0

Gravel, clinker, stone ore, rock salt iron one

Manganese ore, brown B. Unit Loads

4.5 6.0 1.0

1.5 1.5 1.0

Loads in soft containers

Paecels, packages books Bags, bales, packs Boxes, barrels, baskets Machine parts, ceramic articles, building elements

Loads in hard containers weighing up to 15 kg Untared loads

Ditto wrighing over 15 kg

1.5 to 4.5 15 to 6.0

1.5 to 3.0

1.5 to 3.0

1.0 to 1.5 1.0 to 1.5

1.0

1.0

Sumber : Referensi ( A. Spivakovsky, Conveyor and related Equipment.)

Universitas Sumatera Utara

Equipment.) berat sabuk persatuan panjang adalah: qp = 5,87 kg/m = 1,1 . 0,762 (1,0 + 1,25 . 4 + 1,0 ) = 1,1 . B ( 1 + 1 + 2 . 1 + 3 )

Sesuai dengan referensi ( A. Spivakovsky, Conveyor and related (II - 2)

3.2.3 Beban-beban yang Diterima Sabuk diangkut. disepanjang sistem konveyor sabuk. pada bagian Adapun
2

Beban-beban yang diterima oleh sabuk terdiri dari beban yang Berat sabuk sendiri dan tahanan-tahanan yang terjadi Tahanan-tahanan yang terjadi pada system konveyor sabuk terdapat besarnya sisi tegang, tahanan-tahanan bagian lengkung sabuk dan sisi kendornya. tersebut dapat
q b q p W q

menggunakan rumus berikut

dihitung

dengan

a. Tahanan pada sisi tegang sabuk

+
1

Wt

+
4

Gambar 3.3 Tahanan Sabuk Wt = (q + qb + qp ) L. w q L qb = berat muatan persatuan panjang, kg/m = berat sabuk persatuan panjang, kg/m = panjang lintasan conveyor, m = berat bagian roll yang berputar, kg/m (II - 3)

Dimana :

qP

b. Tahanan pada sisi balik sabuk Wb = ( qb + qp ) L W

w'

= 0,022 (lihat tabel 2 - 2)

= koefisien tahanan idler roll terhadap bearing (II - 4)

Dimana qP adalah berat idler roll yang berputar pada sisi balik sabuk
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2 2 Faktor tahanan idler pada bantalan Operating conditions Favourable Medium Characteristic of the operating conditions Operation in clean, dry of abrasive dust premises in the Operation in heated Factor to fo : idlers Flat Throughing

premises in the absence

0.018

0.020

presence of a limited normal air humidity premises or out-of moisture or other factors present

Adverse

amout of abrasive dust, Operation in unheated

0.022

0.025

doors large amount of

abrasive dust, excessive adversely affecling the halaman 104

Sumber : Referensi ( A. Spivakovsky, Conveyor and related Equipment.) c. Tahanan pada lengkung sabuk kendornya. Besarnya tahanan yang terjadi pada saat sabuk melalui pulley

operation of the bearing

0.035

0.040

merupakan selisih tegangan tarik antara sisi kencang sabuk dengan sisi

T t

T k

Gambar 3.4 Tahanan pada Bagian Lengkung Sabuk Tt = tegangan tarik pada sisi tegang sabuk, Kg
Universitas Sumatera Utara

Tk

dapat dilihat pada gambar berikut

Rasio tegangan yang terjadi antara kedua sisi pada flat belt

= sudut lingkup sabuk pada pulley, radian

= tegangan tarik pada sisi kendor sabuk, Kg

pusat pulley , gaya gaya yang bekerja adalah: Tegangan sabuk T pada titik P Gaya normal reaksi RN dan dengan pulley Tegangan sabuk T + T pada titik Q

Untuk elemen sabuk sepanjang P - Q dengan sudut lingkungan pada

Gambar 3.5 Tegangan pada sabuk

Gaya gesek F = RN, dimana adalah koefisien gesek antara sabuk RN = ( T + T) sin RN
2 2 2 2

Penjumlahan dari gaya - gaya horizontal menghasilkan : Untuk harga

, sin

= (T ) + T) = T + ST

sehingga persamaan menjadi :


2 2

+ T sin + T

(i)

Karena T

RN = T

<<< dapat diabaikan, maka:

(ii)
Universitas Sumatera Utara

Penjumlahan dari gaya - gaya yang bekerja pada arah vertical diperoleh: Untuk
2

<<< , cos RN

F= ( T + T) cos
2

= (T ) + T) = T + ST

= 1 dan

F = x RN ,
2 2

+ T cos + T

(iii)

Sehingga x T + T - T atau RN T =

Dengan menggabungkan persamaan (ii) dan (iv) akan di dapatkan: Dengan menggunakan integrasi, diperoleh : Ln =

(iv)

atau

= .

tegang sabuk dengan tegangan pada sisi kendornya Te = T t - Tk = Tk ( . 1)

Besarnya tegangan efektif Te merupakan selisih antara tegangan pada sisi Harga koefisien gesek , untuk pulley yang terbuat dari baja atau (II-6)

= . atau

Tt = . . Tk

(II-5)

.21, lihat lampiran) 2 adalah :


2

besi cor dengan bahan sabuk dari katun adalah sebesar = 0,20 (tabel

Selanjutnya berdasarkan gambar 2.4 tegangan konveyor sabuk pada titik 1


T 2

T 1

T2

= 1,87 T1

= T1 . .

Tahanan sabuk antara titik 2 3

Wt. 2-3 = (q + qb + qb ) L. w

Wt. 2-3 = (20 + 5,87 + 5,86 ) 45. 0,022


Universitas Sumatera Utara

Tegangan tarik pada titik 3 - 4 T3 T3

= 31,41 Kg

= 1,87 T1 + 31,41 = 0,33 T3 = T4 . .

= T2 + Wt . 2 3

= 0,30

Tahanan sabuk antara titik 4 - 5

= 2100

Wt. 4-5 = (qb + qb ) L. w = T4 + Wk . 4 5 = 0,15 Kg

Wt. 2-3 = (5,87 + 2,93) 0,75. 0,022 T5 T6 = 0,62 T1 + 10,52 = 0,022 = 1020

Tegangan sabuk pada titik 5 6 Tahanan sabuk antara titik 6 - 7 Wk.


6-7

= 1,04 T5

= T5 . .

= (qb + qb ) L. w = 8,42 Kg

= (5,87 + 2,93) 43,5. 0,022

Tegangan tarik sabuk antara titik 7 - 8 T7 T8 = 1,04 T5 + 8,42 = 1,04 T7 = T7 . . = T6 + Wk . 6 3 = 0,65 T1 + 19,36

= 0,020 = 1020

Tahanan sabuk antara titik 8 - 1 Wk.


8-1

= (qb + qb ) L . w

= (5,87 + 2,93) 0,75 . 0,022


Universitas Sumatera Utara

Tegangan tarik sabuk antara titik 7 - 8 T1 = 060,96 Kg = 0,68 T1 + 19,51 = T8 + Wk . 8 1

= 0,15 Kg

3.2.4 Distribusi Tegangan Tarik disepanjang Sabuk Konveyor Sabuk tarik pada titik-titik lainnya dapat dihitung. Hasil - T1 = 60,96 N = 48,13 N = 58,48 N - T2

Setelah teggangan tarik sabuk pada titik 1 diperloleh, maka gaya perhitungan secara

lengkap beserta distribusi tegangan disepanjang sabuk dapat dilihat pada gambar berikut: - T5 - T7 - T3 = 145,41 N - T4 - T6 - T8 = 114 N = 47,98 N

= 50,06 N = 60,81 N

terjadi pada titik -3, dimana sabuk diputar oleh pulley penggerak yaitu sebesar, T = 145, 41 Kg

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa gaya tarik maksimum

Gambar 3.6 Distribusi tegangan tarik disepanjang sabuk

3.2.5 Pemeriksaan Kekuatan Sabuk keamanan.

kekuatan sabuk perlu diperiksa dengan cara menghitung besarnya faktor

Untuk mengetahui kemampuan

sabuk dalam mengangkut beban,

Universitas Sumatera Utara

Equipment.) adalah: Dimana:

Besarnya faktor keamanan ( A. Spivakovsky, Conveyor and related


=
Kt B Tm

(II - 7)

= Kekuatan tarik sabuk persatuan lebar. Unuk sabuk dengan = Tegangan tarik maksimum yang diterima sabuk. = Lebar sabuk, 762 mm bahan katun biasa K t = 30 Kg/Cm

cukup besar. Hal ini berarti sabuk yang dipilih dapat dipergunakan
3.2.6 Pemeriksaan Jumlah Lapisan Sabuk persamaan 111, referensi 2 .

Dari perhitungan diatas terlihat bahwa faktor keamanan sabuk

= 15,77

30 76,20 145,41

Jumlah lapisan sabuk minimum dapat dicari dengan menggunakan

jumlah lapisan sabuk. Menurut tabel 2 3, besarnya k = 9,0 Number of belt pilles Safety factor k 2 to 4 9 1 to 5 9.5 6 to 8 10

Dimana k adalah faktor keamanan yang besarnya tergantung dari

(II - 8)

Tabel 2-3 Gaktor keamanan untuk pemilihan jumlah lapisan sabuk 9 to 11 10.5

12 to14 11.0

Sehingga jumlah lapisan sabuk minimum adalah :

= 1,0

9,0 145,41 30 .76,20

Universitas Sumatera Utara

Terlihat bahwa jumlah lapisan sabuk yang dipilih telah memenuhi persyaratan
3.2.7 Perencanaan Roller Idler Konveyor sabuk yang direncanakan untuk mengangkut kertas

merupakan jenis flat konveyor sabuk. Sehingga hanya ada satu jenis idler yang dipergunakan yaitu flat roll idler.
Bf

Equipment.) dianjurkan untuk lebar belt 400 - 800 mm, diameter roller, D = 108 mm. Panjang roller direncanakan, Bf = 900 mm pada poros yang dilengkapi L1 Konstruksi flat roller idler terdiri dari silinder baja yang ditumpu dengan bantalan dan rumah L1 bantalan.

Menurut

referensi

Gambar 3.7 Dimensi roller idler

( A. Spivakovsky, Conveyor and related

Pemantauan roller idler seperti terlihat pada gambar berikut:

Sedangkan untuk return lampiran) a. Berat roller idler

Jarak spasi tiap roller pada sisi tegang sabuk, 11 adalah 1300. idler, 12 = 11 . 2 = 2600 mm (tabel.10, lihat

Gambar 3.8 Penempatan roller idler

L2

Berat bagian roller yang berputar persatuan panjang sabuk dapat dicari Spivakovsky, Conveyor and related Equipment.) Pada sisi tegang sabuk

dengan menggunakan persamaan 140 dan persamaan 141, referensi ( A.

Universitas Sumatera Utara

10 . + 3 10 . 0,762 + 3 1300 11

(II - 9)

Pada sisi balik sabuk


" = 10 . + 3 12

= 5,86 Kg/m

b. Kecepatan putar roller idler Pada sisi tegang sabuk = =


60 .0,80 .0,108 60. .

= 2,93 Kg/m

(II-10)

(II-11)

c. Beban pada roller

= 141,47 rpm

Beban-beban yang diterima oleh roller idler terdiri dari berat muatan kertas, berat sabuk dan berat shell roller idler sendiri
q q q

qp

qp

qb

qp

qp

diterima oleh roller tidak merata. Dalam perhitungan ini akan dicari beban maksimum yang diterima oleh sebuah roller
qp.1 q qb.1 qp. qb11 qb.1 q 300 350 1300 A B 650 350 350 1300 C qp.1

Beban angkut berupa unit muatan.

Gambar 3.9 Distribusi beban pada roller

Sehinggga distibusi muatan yang

350

Dengan metode Clapayron diperoleh:


Universitas Sumatera Utara

1 = 2 = =

6 . .130 1

6 . . 1

2 (2 1 )

= =

= 15322,037 / EI
. 3

2580

(1302 652 ) + 5,86 . (1,3)2 . 130 (1302 02 ) (9600000 + 8173087 + 21757769)

20 . 30 (1302 302 ) + 5,87 . (1,3)2 . 65 .

(II-12)

1 = 2 =

Dengan menggabungkan persamaan (i) dan (ii) akan didapatkan: Rb = 5,86 . 1,3 + 5,87 . 1,3 + Rb = 33,58 Kg idler.
20.30 130

130 3

(II-13) (ii)

(i)

=========== 41825,30 = 43,33 Mb +


2. 130

Mb = 965,27 Kg-Cm

= 7,62 + 7,62 + 4,6 + 13,74

disepanjang roller.

Gaya lintang tersebut diasumsikan terdistribusi secara merata

Gaya ini merupakan gaya yang harus ditanggung oleh sebuah roller

R1 = R2 Rb/2 = 16,79 Kg
R1 R2

Reaksi tumpuan :

R SFD

Terjadi pada jarak x = L Mm = R1 . x - qr . x2

Momen bending maksimum

BMD X

Universitas Sumatera Utara

= 3505.5 Kg. mm

Tegangan normal maksimum yang terjadi pada roller adalah : max = max =

Dimana Wb adalah momen tahanan terhadap bending :


. ( 4 4) 32 . .

(II-15)

maka besarnya tegangan maksimum yang terjadi adalah

Roller idler direncanakan memiliki diameter dalam sebesar, d = 98 mm,


max

50 yang memiliki kekuatan lentur maksimum sebesar b = 1700 Kg/Cm2

Kg/mm2. Untuk ini dapat dipergunakan bahan plat tebal, t = 6 mm baja St

= 0,89

d. Poros roller idler


R1 R2

R1 = R2 Rb/2 = 16,79 Kg
R2

Reaksi tumpuan :

R1

M BMD

Terjadi adalah

Momen bending maksimum Mmax = Rr . 30

Universitas Sumatera Utara

Tegangan normal maksimum yang terjadi pada poros adalah : max = =


32. 3

= 503,7 Kg. mm

diameter, D = 22 mm dengan radius r = 1 mm dan panjang poros, L= 896 mm. sehingga diperoleh factor konsentrasi tegangan, Ks = 1,5 (gambar 1,2 72,2 Kg/Cm2. Sehingga poros dapat dibuat dari bahan St 42-1 yang memiliki 3.2.8 Pemilihan Bantalan Rolller Idler Beban yang diterima bantalan kekuatan tarik sebesar, b = 410 N/mm2 berupa beban radial murni maka lihat lampiran). Maka diperoleh harga tegangan normal maksimum max =

Direncanakan

poros

memiliki diameter terkecil, d = 20 mm dan

dengan diameter poros dan memiliki umur relative lama adalah bantalan dengan nomor 6004

dapat dipilih jenis Deep Grove Ball - Bearing DIN 625. Dimensi yang sesuai

d D

Dimensi bantalan : Diameter luar Beban dasar Beban radial Lebar bantalan

Gambar 3.10 Penampang bearing d = 20 mm

Diameter dalam

D B C Pr

= 12 mm

= 42 mm = 453,60 Kg = 16,79 Kg

Universitas Sumatera Utara

Beban aksial

Beban ekivalen Umur bantalan

Pa P Lh

= 0

= Pr = 16,79 Kg
60 . 106

Lh

3.2.9 Perencanaan Pulley

= 2323011 jam

( )3

(II-16)

penggerak. Tetapi pada permukaan pulley penggerak dilapisi dengan karet. untuk pulley penggerak

Pulley idler direncanakan dibuat dari bahan yang sama dengan pulley

Hal ini dimaksudkan agar harga koefisien gesek sama besarnya dengan perhitungan sebelumnya, yaitu sebesar = 0,20 untuk idler pulley dan 0,3 direncanakan memiliki konstruksi yang sama, yaitu terdiri dari silinder tipis beserta bantalan dan rumah bantalannya dapat dilihat pada gambar berikut Kedua jenis pulley baik untuk idler maupun sebagai penggerak,

yang ditumpu oleh poros dan dilengkapi dengan bantalan. Konstruksi pulley

a. Lebar pulley

Gambar 3.11 Konstruksi pulley terlepas dari pulley,

maka lebar sabuk dianjurkan berkisar antara 100 sampai 200 mm lebih related Equipment., halaman 84).

Untuk menjaga agar sabuk tidak mudah

besar dari lebar sabuk (referensi buku A. Spivakovsky, Conveyor and

Universitas Sumatera Utara

Lebar pulley direncanakan Bp = B + 1,38 mm b. Diameter pulley = 500 mm

Spivakovsky, Conveyor and related Equipment.) Dp k . i

Diameter minimum pulley dapat dicari dengan , referensi ( A. (II-17)

Dimana k adalah factor yang besarnya tergantung dari jumlah lapisan sabuk yang dipergunakan. Untuk i = 2 sampai 6 harga k = 125 sampai 150 (ref. 2, hal. 84). Dipilih k = 125 Dp = 125 . 4 3.2.10 Pemeriksaan Kekuatan Pulley = 500 mm

diterima oleh pulley penggerak. Dengan demikian pemeriksaan kekuatan cukup dilakukan pada pulley penggerak saja. a. Tekanan pada permukaan pulley
3 T 3
2 2

Dari perhitungan tegangan sabuk diketahui bahwa beban terbesar

S +S

T 4

F radial = 0

Gaya yang bekerja pada elemen luasan dF adalah:


2

P . dF = S . Sin

Untuk <<, maka sin P. r . b . = S.


2

+ (s + dS) sin
2

Sehingga didapat persamaan :

+ (S + ds )

; karena ds

<< dapat diabaikan.

Universitas Sumatera Utara

p. r. b . = S . untuk r = R dan b = B, maka: P= =


.

b. Tegangan pada pulley


2 2 0 + 2 0 2

250 .762

145,41

= P = 0,08 Kg/Cm 2

(II-18)

Dengan menggunakan penurunan rumus lama diperoleh: Tegangan pada permukaan dalam = - 2 0
2 0 2 2 0

Tegangan pada permukaan luar = 2 Dimana: Pi D0 Di P0


2 2 0 2

(II-19) (II-20)

- 0

2 2 0 + 2 2 0

= Diameter luar pulley, D0 = 500 mm Dari kedua persamaan terjadi pada


2 0

= Tekanan pada permukaan luar, Pi

= Tekanan pada permukaan dalam, Pi = 0 = P

= Diameter dalam pulley, D = 470 mm permukaan dalam diatas

terbesar max max

terlihat bahwa tegangan pulley, yang

tegangan kompresi. = 20 = (0 1)

berupa

2 2 0 1

= -7 Kg/m2

tegangan maksimumnya, dapat diambil kesimpulan 3.2.11 Daya Motor Penggerak adalah:

Dari pemeriksaan tekanan terhadap permukaan pulley dan bahwa pulley

yang direncanakan dari bahan St 34 -1 tersebut cukup aman

Besarnya daya yang diperlukan untuk menggerakkan konveyor sabuk


Universitas Sumatera Utara

. . 75 7

Dimana : Te V Sf

(II-21) = gaya tarik efektif pada pulley penggerak = Kecepatan linier konveyor sabuk, V = 0,8 m/s 7 g = 0,70

= T3 - T4 = 97,43 Kg

7g =

= Faktor keamanan, diambil Sf = 3,0

= Efisiensi transmisi roda gigi reduksi, diasumsikan

= 4,5 HP

97,43 . 0,8 . 3,0 75 0,70

3.3

Perencanaan Take Up Seperti terlihat pada gambar 2.1 pengencangan sabuk dilakukan

dengan cara menarik idler pulley menjauhi terminalnya dengan kabel yang dibebani melalui sebuah katrol. a. Berat take up Berat take up yang dipergunakan untuk menarik pulley, sebanding dengan penjumlahan tegangan sabuk pada titik -1 dan titik -2
2 T 2 T 1 G

TU 1

GTU GTU

= T1 + T2

= 60,96 + 114 = 174,96 Kg

Universitas Sumatera Utara

b. Take up travel X = 0,01 . L = 0,01 . 50

Panjang lingkaran take up maksimum adalah: = 0,5 meter (dibuat X = 0,25 meter ) Perencanaan Roller Konveyor

(II- 22)

3.4

memindahkan kayu gergajian dari unit pemotongan menuju ke unit potong. Dalam perencanaan ini, untuk mengangkut kayu potongan yang berada di tersebut). atas roller, cukup digerakkan dengan tangan (dengan mendorong kayu

Sebagai tambahan, disini akan direncanakan roller konveyor untuk

3.4.1

Bagian-bagian Utama Roller Konveyor

3.4.1.1 Roller

silinder yang terbuat dari baja atau besi cor yang bertumpu pada poros dan didukung dengan bantalan gelinding diangkut. Semakin lebar beban angkut, semakin panjang mm lebih besar dari lebar muatan. Dimensi roller ditentukan oleh berat roller

Seperti halnya pada konveyor sabuk, konstruksi roller terdiri dari dan lebar beban yang yang

diperlukan. Panjang m roller pada umumnya berkisar antara 50 sampai 100

Universitas Sumatera Utara

Gambar 3.12

Penampang roller a. Heavy type b. Extra-heavy type

tergantung dari berat dan lebar beban. Biasanya roller pitch antara sampai 1/5 dari lebar beban angkut.

Roller pitch (jarak antara roller yang satu dengan yang lain), Menurut tabel 2-4 untuk mengangkut kayu gergajian yang memiliki Tabel 2-4 Karakteristk Uppowered konveyor Roller Roller parameters Medium 600 300 73

berkisar

diameter 1100 mm dan berat mencapai 250 Kg, dapat dipilih roller dengan diameter D = 73 mm dan panjang 1200 mm. pitch roller dibuat 220 mm

Maximum load per roller, Kg Maximum recommended load, Kg Roller diameter, mm Axle diameter at the point the bear - ing is fit, mm Roller length 300 400 500 600 800

20 30 45 Weight on the totating parts, kg (rounded off) 3.4 6.4 15.8 4.2 7.8 19.8 5.0 9.2 21.5 5.7 10.6 24.4 6.5 12.0 27.3

Type of roller Heavy Extra heavy 1200 2500 600 1200 105 155

Universitas Sumatera Utara

1000 1200

3.4.1.2 Frame

Sumber : Referensi A. Spivakovsky, Conveyor and related Equipment Rangka roller konveyor terdiri dari baja profil yang disambung dapat bergeser dari

7.3 8.8 -

13.4 16.3 -

30.2 35.9 41.7

antara satu dengan lainnya dengan menggunakan baut atau las. Untuk menumpu roller dan mencegah agar roller tidak dengan baut 3.4.2

tempatnya dipergunakan baja profil siku-siku yang diikatkan pada frame Perhitungan Roller Konveyor

3.4.2.1 Diameter Poros Roller

250 Kg, harus ditanggung oleh

Beban angkut yang berupa gulungan kertas dengan berat sebesar empat buah roller. Apabila berat roller

diabaikan, maka beban setiap poros adalah sebesar G = 62,5 Kg

RA = R B = 62.5/2 Kg = 31, 25 Kg
RA M RB

Reaksi tumpuan :

BMD X

Terjadi adalah

Momen lentir maksimum Mmax = RA . 600 = 18750 Kg - mm

Tegangan normal maksimum pada poros :

Universitas Sumatera Utara

max = =

32. . 3

b = 410 . N/ mm2 , maka diperloleh : d =


32 . 18750 . 41,83

Poros direncanakan dari bahan St. 42-1 yang memiliki kekuatan tarik 1/3

============= =

32. . b

1/3

diameter poros roller dibuat d = 20 mm 3.4.2.2 Umur Bantalan yang memiliki dimensi Diameter dalam Diameter luar Beban dasar Lebar bantalan Umur bantalan -

Untuk menjaga keamanan terhadap momen torsi konsentrasi tegangan, Untuk menumpu poros roller dipilih bantalan dengan nomor 4903 D = 43 mm Lh d = 22 mm B = 12 mm C = 500 kg Lh =
60 . 106

= 16,60 mm

didapatkan putaran roller sebesar Lh = Lh = 260560 jam


60 . 262 106

Dengan mengasumsikan kecepatan pengangkutan sebesar V = 2 mps, (


500 3 ) 31,25

( )3

Universitas Sumatera Utara

BAB IV PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI DAYA

Daya motor yang dihasilkan oleh motor penggeramk ditransmisikan transmisi, duabuah kopling tetap dan empat pasang roda gigi lurus.

Pada perencanaan ini dipergunakan motor listrik sebagai penggerak. ke maka dipilih system transmisi sederhana yang terdiri dari

pulley melalui system roda gigi reduksi. Untuk memperbesar efisiensi

dengan spesifikasi gerakan dan kecepatan yang berbeda, maka dalam mendapatkan metoda gerakan periodic (intermitten) dengan pada

Mengingat system yang direncanakan terdiri dari dua buah konveyor konveyor sabuk,

perencanaan system transmisi daya juga terdapat sedikit perbedan. Untuk dipergunakan mekanisme tambahan yang berupa roda genewa. Hal tersebut dianggap lebih ekonomis dari pada elektromagnetis. pemutusan arus ataupun menggunakan pengaturan motor listrik dengan

kopling

Gambar 4.1 Sistem transmisi daya

Universitas Sumatera Utara

slip sangat besar. Sehingga ketetapan gerakan sulit diharapkan. Sedangkan apabila dilakukan dengan cara pemutusan arus pada system motor 3 sampai 5 kali arus nominal).

Pada penggunaan kopling elektromagnetis, kemungkinan terjadinya

penggerak, maka arus asut yang dibutuhkan akan sangat besar (mencapai besar dengan putaran poros rendah. Hal ini berarti dibutuhkan torsi yang besar. Dengan bentuk gerakan dipergunakan kopling gesek yang dapat mereduksi beban kejut. Pemilihan Motor Penggerak Untuk menggerakkan konveyor sabuk diperlukan daya yang cukup konveyor yang periodik, kemungkinan

terjadinya beban kejut tak dapat dihindarkan. Untuk mengatasi hal ini 4.1

harganya relative murah dan

Pada perencanaan ini dipilih motor AC sebagai penggerak,

diperoleh dibandingkan dengan motor DC. Karakteristik motor AC dapat dilihat pada kurva momen dan kuat arus terhadap putaran poros output.

penyediaan sumber daya juga lebih mudah

karena

(diputar sebelum ada beban, putaran n = 0 ) diperlukan torsi serta arus berat, arus listrik yang mengalir menjadi sangat besar dan dapat serta

Dari karakteristik motor diatas terlihat bahwa pada saat start

Gambar 4.2 Karekteristik motor listrik Ac

yang besar. Sehingga apabila dipergunakan untuk menggerakkan beban yang menyebabkan motor terbakar. Untuk mencegah hal ini perlu diupayakan agar putaran poros naik secara perlahan-lahan. mempertimbangkan factor keamanan yang cukup. Daya keluaran serta torsi
Universitas Sumatera Utara

Pemilihan motor penggerak disesuaikan dengan keperluan

yang dihaslkan dan putaran motor, dapat dipilih dengan menentukan jumlah kutub dan Ket : dengan spesifikasi menurut Asea Motor Catalogue sebagai berikut: Sumber tegangan Jenis motor : AC - 415 v - 50 Hz : MBT 160 A : 3000 rpm : 45 Nm : 52 Kg : 80 % : 0,70 : 4,0 KW : motor induksi 6 kutub

konveyor sabuk, dipergunakan motor listrik tiga fase tertutup seluruhnya

performance motor yang tepat. Untuk menggerakkan

Putaran poros output Faktor daya Effisiensi Momen rate Starting 4.2

Daya output rata-rata

Nomor penunjukan

Momen girasi GD2 Berat motor

: 0,00575 Kgm2

Perencanaan Kopling Gesek

: Y / (star - Delta)

poros output dan input. Penerusan daya terjadi dengan adanya gesekan antara serat untuk kekuatan, kemudian diimpregnasi dengan bahan ikat seperti damar untuk paduan dan diberi bahan tambahan terjadi slip. plat yang saling berpasangan. Bahan gesek biasanya terbuat dari guna mempertinggi

Kopling ini menggunakan satu plat atau lebih yang dipasang diantara

koefisien gesek. Dalam keadaan bekerja kopling gesek tidak diperbolehkan

4.2.1 Teori Dasar -

Tekanan permukaan seragam pada permukaan gesek


Universitas Sumatera Utara

Pada perencanaan ini diasumsikan bahwa:

Keausan seragam pada seluruh permukaan gesek Selama kopling bekerja tidak terjadi slip

a. Gaya-gaya yang bekerja

Gaya normal dN N N

Gambar 4.3 Prinsip kerja kopling gesek 0 . 2 . . .


1

= P . dA = P . 2 . . r. dr = =
2 12 ) = . (0

Gaya gesek F dF F

(III -1)

= =

= . dN

Momen punter dMr Mr Mr

2 2 1 ) = . . (0

0 .
1

(III -2)

= r . dF = . P. 2 . r 2 . dr = 0 = =
2 2 ) 3 (0 1 3 3 2 (0 1 )

2 3

3 . . P (0 13 )

(III -3)

b. Umur plat kopling

keausan dari permukaan gesek. Besarnya laju keausan permukaan


Universitas Sumatera Utara

Pada dasarnya perhitungan umur kopling gesek merupakan laju

berbanding lurus dengan kerja gesek. Sedangkan kerja gesek sebanding

dengan gaya gesek kopling. Umur dari kopling gesek dipengaruhi oleh kopling semakin pendek. Penghubungan kopling yang terlalu sering

temperature kerja kopling. Makin tinggi temperature permukaan gesek akan mengakibatkan kerugian daya. Besarnya rugi daya tersebut diubah menjadi kalor untuk menaikkan temperature permukaan gesek yang 4.2.2 berarti juga memperpendek umur kopling. Perhitungan Kopling

akan semakin cepat laju keausan permukaan yang menyebabkan umur

4.2.2.1 Perhitungan Plat Gesek

dari tenunan asbes dengan damar buatan yang memiliki koefisien gesek sampai 2,0 N / mm2 (referensi SKF general catalogue bearing 1970, a. Luas permukaan gesek diasumsikan b = 0,05 N/mm2 Momen torsi yang dipindahkan dari motor listrik sebesar 45 Nm pada mm, maka besarnya gaya gesek kopling adalah : = =
0,06 45

Pada perencanaan ini dipilih bahan gesek untuk plat yang terbuat

= 0,4 dengan tekanan bidang maksimum yang diijinkan b = 0,05

putaran 745 rpm. Diameter rata-rata plat kopling direncanakan d = 120 (III-5)

F = 750 Newton

Luas bidang gesek = . b

========

= =

0,05

750

(III-6)

Universitas Sumatera Utara

b. Lebar bidang gesek = =

A = 15000 mm

Kopling gesek yang direncanakan terdapat dua permukaan gesek, sehingga lebar bidang gesek setiap permukaan adalah:
2 .2 .r 4 . . 60 7500

(III-7)

Diameter bidang gesek Diameter luar d0 Diameter dalam di

= 9,95 mm

======== = d + b = 90 mm = 150 mm = d - b

dibuat b = 60 mm

4.2.2.2 Perhitungan Pegas Piringan Untuk menekan

piringan. Hal ini dimaksudkan untuk menghemaht tempat. pegas ini dapat dilihat pada gambar 4.5

plat gesek

dari kopling dipergunakan pegas Bentuk dari

1,0 sampai 2,0 kali tebal pegas, t . a. Beban pegas

panas, h. Dalam praktek sehari-hari biasanya defleksi pegas berkisar antara

Defleksi maksimum pada saat pegas dibebani sama dengan tinggi

Gambar 4.5 Penampang pegas piringan

Beban yang diterima pegas merupakan gaya normal yang diperlukan untuk menekan plat gesek kopling. Dengan demikian :

Universitas Sumatera Utara

= =

750 0 ,4

b. Dimensi pegas berikut :

1875

(III-9)

Dalam perencanaan ini dibuat pegas piringan dengan ukuran sebagai = 50 mm = 160 mm

Diameter dalam di Tebal pegas Tinggi pegas ht t

Diameter luar d0

= 5,0 mm

Tegangan ijin bahan b =2.000 2200 2400 N/mm2 ) Besar gaya pegas
4 4 2 t 2 (1 v ) d0

= 3, 0 mm

N/mm2 (DIN 2093, bahan pegas yang dinormalisasi memiliki b =

c. Pemeriksaan pegas =

Dimana :
4

+ 1

(III-10)

Dari tabel 12/4 (lihat lampiran) didapatkan : f = 1,46 = 1,81 = 0, 79

1 2

= 9,23. 105 / 2 (ref. 6 hal. 218)

sehingga diperoleh :

= 0,75 ht

Gaya ini jauh lebih besar dari pada gaya normal yang diperlukan untuk menekan plat gesek yang besarnya adalah P = 1875 Newton. Dengan demikian maka perencanaan pegas dapat dipergunakan 4.2.2.3 dengan baik. Perhitungan Pegas Kopling
Universitas Sumatera Utara

Fp = 7135,37 Newton

a. Gaya pegas

perubahan pembebanan, dipergunakan pegas sekrup sebanyak 6 buah.

Untuk meredam beban kejut pada saat start maupun ketika terjadi

Gaya maksimum yang bekerja pada pegas pada pegas merupakan gaya Sehingga F = 750 Newton FD = . . d3 / k . 8 . D

gesek yang dittimbulkan plat kopling untuk meneruskan momen torsi. Kemampuan pegas untuk menahan beban dinamis dinotasikan dengan persamaan 12/50 referensi 6 b. Dimensi pegas N/mm2. (III-14)

Pegas direncanakan dibuat menurut standart DIN 17224 dengan modulus geser G = 73000 dan tegangan tarik yang di ijinkan b = 590 Pegas direncanakan memiliki diameter D = 5d, dari tabel 12/5 (lihat lampiran) didapatkan k = 1,29 sehingga :
8 .

Diameter kawat

d =

D = 5.d

= 1,5 mm=============== dibuat d = 1,6 mm = 8,0 mm


. . 2

8 . 5 .125 590

1/3

1,29 1/3

(III-15)

Jumlah lilitan aktif i =

Defleksi pegas direncanakan = 5 mm , maka : = 5 buah lilitan


. 3 8

(III-16)

Tegangan pegas p = =
8 . 5 . 125 . 1,63

1,29

(III-17)

Universitas Sumatera Utara

4.3

p = 501,25 N/mm2 karena p < ijin , maka pegas aman di pakai Perencanaan Transmisi Roda Gigi Untuk meneruskan daya dari motor listrik ke pulley penggerak, n v Dp = 745 rpm

dipergunakan system transmisi roda gigi lurus. Dari data sebelumnya telah diketahui: Putaran poros output motor penggerak Kecepatan sabuk konveyor sabuk Diameter pulley penggerak
60

Dengan asumsi np =

dengan sabuk, maka putaran pulley adalah: = 30,55 rpm

bahwa tidak terjadi slip antara pulley penggerak

= 500 mm

= 0,8 mps

Indeks yang diberikan pada rloda genewa adalah 4:5, maka putaran pena penggerak adalah: i =

Perbandingan transmisi (i)


n rg = 5/4 . np = 38,1875 rpm = 19,51

empat

Untuk memenuhi perbandingan transmisi sebesar ini, dipergunakan pasang roda gigi. Dengan metode trial and error diperoleh

perbandingan transmisi untuk masing-masing tingkat.


GE AR BOX

4.3.1 Transmisi Tingkat Pertama

Gambar 4.6 Susunan roda gigi transmisi

Universitas Sumatera Utara

gigi sebagai berikut: Sudut tekan Modul

Dengan menggunakan metode Nieman direncanakan pasangan roda 0 = 200 m = 4 mm (dipilih)

Diameter pitch pinion d01 = 80 mm Perbandingan transmisi i = 1,90


2 1

POROS INPUT

a. Dimensi roda gigi d02 = i d01 Z1= Z2=


02 02

Dengan demikian maka besaran-besaran yang lain dapat ditentukan : Diameter pitch roda gigi pasangan (d02) = 152 mm = 20 = 38 (III-18) (III-19a)

Gambar 4.7 Transmisi roda gigi tingkat pertama

Jumlah gigi (Z)

Faktor korigasi (X) X1 = X 2 = 0

(III-19b)

tetap, yaitu : a0 = ab, 0 = 0 dan d0 = dh dk1 Diameter kepala (dk) = 88 mm = d01 + 2 m (1 + X1) = d02 + 2 m (1 + X2)

harga jarak sumbu poros (a0), sudut tekan (0) dan diameter pitch (III-20a) (III-20b)

Untuk factor korigasi X 1 = X2, maka akan didapatkan harga-

dk2

Sudut tekan puncak (k)


Universitas Sumatera Utara

= 160 mm

Cos k1 = Cos k2 =

cos .1 1

= 0,8245 ========== k1 = 31,320


2 2

(III-21a) (III-21b)

hk1

Tinggi kepala (hk) = 4,0 mm = 4,0 mm

= 0,8927 ========== k2 = 26,780

= 0,5 (dk1 - db1) = 0,5 (dk2 - db2)

(III-22a) (III-22b)

hk2

Lebar gigi (b) b/d = b

Untuk pinion yang ditumpu pada salah satu sisinya, perbandingan kedua ujungnya (referensi 7 halaman 411). = 56 mm = 0,7 d 0,7 dan b/d 1,2 untuk roda gigi yang ditumpu pada

========== dibuat b = 30 mm

b. Kondisi operasi Mp

Momen puntir yang diteruskan roda gigi (M p) = 716, 2


Gaya tangensial pada lingkaran kontak (U) = = 177,5 Kg = u/b


01 /2

= 7,1 Kg-mm

(III-23)

(III-24)

Gaya tangensial per lebar gigi (u) = 5,92 Kg/mm

(III-25)

Intensitas beban nominal (B)


Universitas Sumatera Utara

Kecepatan tangensial (V) = = 3,12 mps


60 . . . 103

= 0.074 Kg/mm2

(III-26)

(III-27)

c. Faktor kesalahan gigi gigi V =

Dari tabel 22/12 (lihat lampiran), untuk kecepatan tangensial roda 3,12 mps, dapat dipilih kwalitas gigi

splash lubricant dan finish machined. Sehingga diperoleh faktor ge= 4 dan hanging), maka gk = 0,3 Berdasarkan DIN 3961, kesalahan dasar pitch (fe) = 23,96

no 9 DIN 3962 dengan

gr = 2,0. Direncanakan pinion di tumpu pada salah satu sisinya (over fe ge (3 + 0,3 m + 0,2 ) Kesalahan arah gigi (fr) (III-28)

Berdasarkan FZG, fr gr ) fRw Kesalahan arah gigi efektif (fRw) = 0,75 fr + gk u . Cs = 10,95

(III-29) (III-30)

d. Faktor pembebanan

Faktor beban kejut (Cs)

Dari tabel 22/18 (lihat lampiran), untuk pasangan roda gigi dengan belt conveyor, besarnya factor pembebanan kejut Cs = 1,1. Sehingga diperoleh factor kesalahan gigi efektif : fRw = 0,75 . 10,95 + 0,3 . 5,92 . 1,1 = 10,17

penggerak motor listrik yang dipergunakan untuk menggerakkan

Factor kesalahan gigi yang diperhitungkan adalah kesalahan yang terbesar, yaitu f= fe = 23,96

Universitas Sumatera Utara

CD

Faktor beban dinamis (CD) = 1 + roda gigi lurus, didapatkan


2,10 . ( + 1)

tangensial V = 3,12 mps dan u . Cs + 0,26 f = 12,74 dari gambar 22/37 CD permukaan, U dyn = 2,1 Kg/mm, maka didapatkan harga factor beban dinamis sebesar: = 1,32 = = 1 +
5,92 . 1,1

Untuk

overlap

rasio = tangensial

0. Pada kecepatan dinamis

(III-31)

harga gaya

pelebar

Faktor distribusi beban (CT) T


. . . .

Dari tabel 3-2, untuk bahan baja dengan baja didapatkan harga C z T = = 1,0. Maka diperoleh:
177,5 . 1,1 . 1,32 1,0 . 10,17 . 30

(III-32)

= 1,18

C1 1 for the combination St/St; 0,74 for St/Ct ; 0,55 C1/C1 from table 22/12: Cr (lin) for linear load distribution (use when Cr (par) is not ensured Cr (par) for parabolle load distribution (after the best running in under load) T Cr (lin) = Cr(par) = 1,0 1,0 0 0,2 1,1 1,15 0,3 1,20 1,10 0,4 1,25 0,5 1,0 1,6 1,75 1,41 1,5 2,0 2,0 2,24 1,82 2,5 2,45 2,0 3,0

Tabel 4-2 Faktor Distribusi muatan

1,05

1,075

1,125

1,25

1,63

2,83 2,31

4,0

3,17 2.59

5,0

3,47 2,83

3,75 3,05

parabolik, dengan intrapolasi dari tabel 22/19 didapatkan CT = 1,28 Intensitas beban efektif (Bw) Bw = Cs . CD . CT. C. B = 0,14 kg/mm2 Untuk roda gigi lurus, factor kemiringan gigi C = 1,0 Bw = 1,1 . 1,32 . 1,28 . 1,0 . 0,074 (III-33)

Diasumsikan bahwa distribusi beban pada permukaan gigi berbentuk

Sumber : Referensi 7 halaman 132

Universitas Sumatera Utara

e. Faktor geometri gigi 1 =


1

(tan 1 )

2 =

= 0,78
2

2 . .

(III-34a) (III-34b)

(tan 2 )

= 0,90 = 1,68

2 . .

= 0,78 + 0,90

= = 1 + 2

Kontak rasio efektif ( ) = 1 + ( 1) = 1,41

( + /4) 1 + /6

(III-35)

f.

Tekanan permukaan efektif (kw)

Faktor koreksi tegangan kaki (qk)

Dari gambar 22/40 (lihat lampiran) diperoleh : X1 X2 1 2 1 2 Z2 Z1 = 20 = 38 = = =0


1 ,4

=0

======= =======

======= ======= qk1 = 2,75 ======= ======= qk2 = 2,45

= 0,67 = 0,77 = 1,84 = 1,89

+ 0,4 1 ,4

+ 0,4

= qk1 . q 1 = qk2 . q 2

Universitas Sumatera Utara

3,11 V = 1,0. Untuk roda gigi -1 sebagai penggerak, berlaku: = 0,70 = =


+ 1

Dari tabel 22/23 dan 22/24 (lihat lampiran) didapatkan harga, Vc = = 1+


tan 2

(1 1

(III-36) (III-37a) (III-37b)

1 2

= 0,95 Kg/mm2
+ 1

Tegangan efektif pada kaki gigi (w) w1 w2 = 1,84 . 20 . 0,14 = 1,89 . 38 . 0,14 = 10, 05 Kg/mm2 = qw2 Z 2 Bw = 5,15 Kg/mm2 = qw1 Z 1 Bw

= 0,66 Kg/mm2

(III-38a) (III-38b)

Faktor tegangan permukaan YG YH = 1,0 lihat lampiran)


1 +(8/) 0 ,6

= 1.0 (tabel 22/26, untuk pasangan roda gigi baja dengan baja, = 0,7 +

Yv

Ys merupakan fungsi dari viscousitas olie pada temperature kerja. Dari tabel 22/28 (lihat lampiran) untuk V = 3,12 mps pada V50 = g. Pemilihan bahan roda gigi 100, didapatkan Ys = 1,0 Bahan untuk kedua roda gigi pasangan dipilih distemper 37 Mn Si 5 yang memiliki dan k0 = 0,7 Kgf/mm2

= 0,77

tekan terhadap permukaan masing- masing sebesar 0 = 31,5 Kgf/mm2

kekuatan tarik dan kekuatan

baja dki quench dan

Universitas Sumatera Utara

KD

Tekanan permukaan yang diijinkan (KD) = 1,0 . 1,0 . 1,0 . 0,77. 0,7 = 0,54 kg/mm2

= Y G . YH . YS . Yv . K 0

(III-39)

h. Faktor keamanan SG1 =


1

Keamanan terhadap permukaan (SG) = 0,57


2

0,95

0,54

(III-40a)

SG2

SB1 SB2 i.

Keamanan terhadap permukaan (SB) = = = 6,1


0
1

= 0,82
0

0,66

0 ,54

(III-40b)

= =

5,15

31,5

(III-41a) (III-41b)

10,05

31,5

Umur roda gigi terhadap


167 .10 3 1

Umur Roda Gigi (Lh)

besarnya factor keamanan terhadap Lh1 Lh2 = =


2 1 2 2

tooth breakage adalah tidak terbatas karena tooth breakage

Adapun umur roda gigi terhadap tekanan permukaan adalah: = 74,72 jam
167 .10 3 2

lebih dari satu.

(III-42a) (III-42b)

4.3.2 Transmisi Tingkat Kedua

= 81,4 jam

system transmisi tingkat kedua.

Daya dari poros antara diteruskan ke pulley

penggerak

melalui

Universitas Sumatera Utara

pertama, diperoleh harga-harga untuk pasangan roda gigi tingkat kedua dan seterusnya. Hasil secara keseluruhan tertera dalam tabel berikut: Modul R.G Pasangan Tabel. 4.3 Hasil perhitungan Roda Gigi Transmisi 20 88 80 70 30 III 4 46 IV 4 20 88 80 70 30 V 4 50 VI 4 VII 200 84 76 66 30 19 4

Dengan cara yang sama seperti pada perhitungan transmisi tingkat

Gambar 4.8 Transmisi tingkat kedua

Jumlah gigi Jarak poros

VIII 200 34 4

Sudut tekan

Diameter kepala Diameter pitch Diameter kaki Lebar gigi 4.4 Bahan

200

132

192 184 174 30

200

200

140

208 200 190 30

200

106

144 136 126 30

Perencanaan Poros Transmisi

C45

C 60

34 Cr 4

transmisi. Sebuah poros input, tiga buah poros antara dan sebuah poros gaya tekan pada roda gigi dan berat roda gigi sendiri serta momen torski dari motor penggerak . Pada bagian 4.4.1 Perencanaan Poros Input output. Beban-beban yang diterima poros adalah momen lentugr karena

Sistem transmisi daya yang direncanakan memiliki empat buah poros

kopling gesek, terdapat spline (poros bintang) sedangkan untuk menahan roda gigi agar tidak terlepas adari poros berikut: dipergunakan clips sebagai

ujung dari poros input yang dihubungkan dengan

Universitas Sumatera Utara

a. Gaya yang bekerja pada poros


RAX RAX A RAY RBX B RBY

Fv

F FH

Berat roda gigi pinion G1 = 1,17 Kg

2 0

Gambar 4.9 Beban pada poros input (III-43) (III-44) (III-45)

2 . . b/4 = 0

PH Pv

Gaya tangensial pada roda gigi Gaya vertical pada roda gigi = 52,41 Kg = PH tan = = 112,5

Gaya horizontal pada poros Fx Gaya vertikal pada poros Fv = PV + G1 Gaya total pad poros FP = 124,61 Kg = 53,58 Kg = PH = 112,5 kg

2 2 = ( + )1/2

(III-46)

b. Diameter poros RB =
60 76

Reaksi tumpuan : = 98, 38 Kg = 222,99 Kg


Universitas Sumatera Utara

R A = R B + FP

Momen lentur maksimum M = -FP . 45 Momen lentur ekivalen MV = 5607,45 Kg/mm = (M2 + (a/2 . M t)2)

Dimana a merupakan perbandingan antara kekuatan tarik dengan kekuatan geser poros. Menurut tabel 17/2, ref.6 = 6834, 15 Kg/mm2 = 2,17 .
b

MV

Untuk tegangan geser dinamis (berubah-ubah), a = 1,7 = (5607,452 + (1,7/2 . 4596,09)2) Diameter poros

Pada perencanaan ini dipilih bahan poros baja St.42.11 dengan kekkuatan lentur yang diijinkan b = 320 N/mm2 . Sehingga didapatkan : dmin = 2,17 1,0 = 13 mm
32,650 6834

Untuk poros pasif, konstanta h = 1,0 (tabel 17/2, lihat lampiran).

dmin

1/3

(III-48)

4.4.1.1 -

standart DIN 5462 dengan dimensi sebagai berikut : Diameter dalam Lebar baja Diamter luar d0 l i b di = 26 mm = 25 mm = 6 buah = 6 mm = 23 mm

Dari tabel

Perencanaan Spline

======== dibuat d = 24 mm spline sesuai dengan

1/3

18/7 (lihat lampiran), dipilih

Panjang spline

Jumlah baja

Momen torsi yang mampu ditransmisikan adalah Mt = 0,75 P . h. l . rm . i Dimana untuk bahan baja St. 42.11 , kekuatan

permukaan yang diijinkan adalah sebesar P = 90 N/mm2 untuk harga h =

terhadap tekanan

(III-49)

Universitas Sumatera Utara

1,3 mm (tinggi baja yang mendukung), maka besarnya momen torsi yang mampu dipindahkan adalah : = 18796,05 Kg/mm listrik Mt = 0,75 . 9,18 . 25. 1,3 . 14 . 6 Momen ini jauh lebih besar daripada momen yang yaitu, M t = 4596,09 Kg/mm. Hal dipindahkan ini berarti

4.4.2 Perencanaan Poros Antara maka cukup dibuat dengan

perencanaan spline cukup aman dipergunakan Didalam gear box roda gigi reduksi, ukuran

dari motor

antara. Karena beban yang diterima ketika poros tersebut hampir sama, perhitungan ini hanya akan diberikan poros yang menerima beban paling besar, yaitu poros yang menumpu roda gigi IV dan V
F4 F4H F4v G5 RH RV F5H RH F5 F5v

terdapat tiga buah poros

dan bahan yang sama. Dalam

RV

a. Gaya-gaya yang bekerja Berat roda gigi G4 G5 P4H P5H


2 = 04 . /4 2 = 05 . /4

= 1,17 kg

Gaya tangensial =
4 0 5 0

= 2,925 kg

= P1H = 112,5 Kg P4H

Gaya Vertikal

= 45 Kg

Universitas Sumatera Utara

P4V P5V

= 52,41 Kg

= P1V

Gaya horizontal pada poros P5X F5y F4y P4X Gaya vertikal pada poros = P4V + G4 = P5V - G5 = P5H = 45 Kg = P4H = 112,5 Kg

= 16,38 Kg

= P5H tan

= 53,58 Kg = 13,45 K F4H F4V = 112,5 Kg = 28,23 Kg = 11,9 Kg = 45 Kg

Reaksi tumpuan:
F4x F4y

F5v

F5H F5V

F5y F5y

F4y

F5y

Mv

Momen lentur bidang vertikal

Mav
X

a MH

Mbv Mah

= 416.5 kg/mm = 988,05 kg/mm = 1575 Kg/mm = 3937,5 Kg/mm = F4v . 35

= F5v . 35

Momen lentur bidang horizontal

Mbh

Momen lentur maksimum Mb Ma

2 2 ) = ( + 1/2 = 4059,57 Kg/mm

2 ) 2 = ( + 1/2 = 1629, 14 Kg/mm

Universitas Sumatera Utara

Mmax = Mb= 4059,57 Kg/mm Mv Momen lentur eki


2 = (max + . )2 1/2 2

b. Diameter poros

= 5868,18 Kg/mm

D min = 2,17 (b

Poros antara dibuat berdiameter, d = 20 mm 4.4.3 Perencanaan Poros Output seperti pada 4.5

= 12,25 mm

) 1/3

pulley penggerak melalui sebuah kopling flens. Dengan cara yang sama berdiameter d = 24,0 mm perhitungan sebelumnya, maka poros output

Poros output merupakan poros yang langsung dihubungkan dengan dibuat

Perencanaan Pasak dipermukaan pasak.

Pada perencanaan = 330 N/mm2 .

Untuk memasang roda gigi pada porosnya ini dipilih pasak bilah

untuk pasak dipilih baja St. 60-1 yang memiliki kekuatan geser sebesar s diameter poros roda gigi sama besar, maka dimensi pasak untuk kedelapan menurut standart DIN 6255 dengan ukuran sebagai berikut Panjang pasak Tinggi pasak Tebal pasak l t = 25 mm t2 = 6,4 mm = 2,4 mm Terdapat delapan buah roda gigi didalam gear box reduksi. Karena

tergantung dari dimensi poros dan momen torsi yang dipindahkan. Bahkan

benam. Dimensi pasak

roda gigi juga sama besar. Dari tabel 18/5 (lihat lampiran) dipilih pasak

Lebar pasak

= 8,0 mm

Universitas Sumatera Utara

a. Tekanan pada permukaan pasak P = =


2 . 4596,09 25 .20 (74) l . d (h t 1 ) 2 . Mt

115 N/mm2

Kekuatan bahan pasak terhadap tekanan permukaan adalah sebesar P =

(III-50)

tekanan permukaannya. =
b. d . l 2 . Mt

diijinkan yaitu sebesar PZ = 11,6, Kg/mm2. Sehingga pasak aman terhadap b. Tegangan geser pada pasak =
8,0 . 20 . 25 2 . 459,09

Tekanan kerja ini lebih kecil daripada tekanan

= 6,128 Kg/mm2

maksimum

yang

(III-51)

tekanan 4.6

Dari pemeriksaan

= 0,23 Kg/mm2

pemilihan pasak dapat dipergunakan.

terhadap permukaan,

kekuatan pasak terhadap tegangan geser dan memenuhi persyaratan. Hal ini berarti

Perencanaan Kopling Flens

pulley penggerak, dipergunakan

Untuk meneruskan daya dari poros output system transmisi menuju kopling tetap. Kopling ini terdiri dari

flens yang diikat dengan menggunakan enam buah baut. Bentuk dari kopling flems dapat dilihat pada gambar berikut: Kesetiaan momen di titik A MA = 6F = 0
2 d

Mp F

Tegangan geser karena momen puntir


Universitas Sumatera Utara

= 153,28 Kg

3 . d

MP

3687,2 3 .80

(III-52)

db =

4 . F .

pada perencanaan ini dipilih baut dengan bahan baja St. 38 . 11 yang memiliki tegangan geser ijin . db =
4 . 153,28 .6,10

1/2

(III-53)

Karena

= 5,66 mm baut

1/2

b = 63 N/mm2

melainkan juga tegangan normal karena pre load (beban awal) , maka diameter baut direncanakan db = 8,0 mm

tidak hanya

menerima

beban

tegangan

geser

Tegangan geser pada baut =


A F .8 2 / 4 153,28

Gambar 4.11 Penampang kopling flens


/4

2 . db

Tegangan normal diberi

= 3,05 Kg/mm2 maka baut pada flens perlu tegangan normal

Agar kopling bekerja dengan baik, tegangan normal sebagai karena beban awal adalah: = 0,5 kg/mm2 =
d2 b /4 F

direncanakan, F0 = 25 kg. Dengan demikian =


82 / 4 25

beban awal, yang besarnya

Tegangan ekivalen

v = (2 + a 2 )
Universitas Sumatera Utara

Dimana

Untuk pengencangan buat standart, menurut besarnya konstanta, a adalah : v = 5,31 Kg/mm2 = = ( 0,52 + 3,0 . 3,052 ) Dengan demikian,

a merupakan perbandingan antara tarik terhadap geser. 3. Maka besarnya tegangan ekivalen Huber dan

Hencky

tegangan diijinkan. 4.7

Terlihat bahwa tegangan yang terjadi pada buat lebih kecil dari untuk kopling flens ini dapat d = 8,0 mm,

diameter inti di = 6,647 mm dan diameter efektif de = 7,188 mm Perencanaan Bantalan Poros Transmisi berupa beban jenis bantalan radial. Adapun

dipergunakan baut metric M-8, yang memiliki diameter luar

Beban yang diterima oleh poros roda gigi transmisi semuanya beban aksial yang ditimbulkan oleh

pengaruh defleksi poros, harganya sangat kecil, sehingga dapat diabaikan. perencanaan ini radial yaitu Deep d

Dengan demikian untuk menumpu poros tersebut dapat dipergunakan satu dipilih bantalan dengan nomor 6205 yang memiliki D B C = 25 mm = 52 mm = 15 mm = 730 Kg

Groove Ball-bearing, DIN 625. Dalam

ukuran sebagai berikut :

Diameter dalam Diameter luar Beban dasar statis Lebar bantalan

a. Ukuran bantalan poros input - Umur bantalan - Beban poros - Putaran poros Lh

p = 124,61 Kg Lh =
60 ,n 106 C P

n = 745 rpm

b. Umur bantalan poros antara

= 4497, 82 jam

( )3

Universitas Sumatera Utara

Sehingga dalam perhitungan juga akan diperoleh tiga harga yang berbeda. Untuk menumpu proses antara ini Diameter dalam Diameter luar Beban dasar Beban poros Lebar bantalan Putaran poros d D C n B nomor 6304 yang memiliki dimensi sebagai berikut : = 20 mm = 52 mm = 15 mm = 785 Kg dipergunakan bantalan dengan

Ada tiga buah poros

antara

yang ditumpu pada kedua ujungnya.

Dari data sebelumnya telah didapatkan harga-harga Umur bantalan Lh P = 298 rpm
106 C

= 311,53 Kg
60 ,n

Untuk masing-masing bantalan diperoleh : Lh1 Lh2 Lh3 = 894,83 jam = 1700,18 jam = 2056,20 jam

Lh =

( )3
P

c. Umur bantalan poros output Putaran poros

Untuk poros output ini dipergunakan bantalan yang sama seperti pada poros input yaitu nomor 6205 Beban poros Umur bantalan Lh P n = 30,55 rpm = 223,2 Kg

4.8

Pemeriksaan Momen Start Motor Penggerak Pada saat start, motor harus mampu menghasilkan torsi yang lebih M start = M statis + M dinamis (III-54)
Universitas Sumatera Utara

Lh = 19086,38 jam

besar untuk mengatasi beban statis dan beban dinamis dari perlengkapan yang digerakkan

Besarnya momen statis dan momen dinamis, masing-masing adalah M statis = 716200 = 716200
375

3,46 745

Dimana

Mdin

= 3327,7 Kg-mm
2

0,975 2
.

(III-55)

transmisi. Dari

= Koefisien yang besarnya tergantung dari mekanisme

1,1 sampai 1,25. Pada perencanaan ini dipilih = 1,25 GD2 = Momen Girasi total (Kg-m2 ) ts nominal,

referensi 10, hal 334 harganya berkisar antara

nm = Putaran motor pada kedudukan steady (rpm) Te = Beban V efektif pulley (Kg)

= Waktu yang dibutuhkan untjuk percepatan motor = kecepatan linier pulley (m/s)

dalam hal ini merupakan tegangan

komponen-komponen yang terkait pada shaft yaitu : Momen girasi pulley Berat jenis pulley Lebar pulley

Momen girasi total (GD2) merupakan jumlah dari momen girasi

= effisiensi mekanisme transmisi, = 70 %

Momen girasi rotor, GD 2 = 0,00575 Kg/m2 (tabel) Diameter luar pulley D0 Bp = 7800 Kg/m3 = 500 mm = 470 mm = 900 mm

Diameter dalam pulley Di Momen girasi pulley Berat pulley Gp

GD2

= 160,44 Kg

Dengan demikian, maka besarnya momen dinamis adalah


Universitas Sumatera Utara

= 0,03 Kg-m2

= GP (D20 - D2i)

Mdinamis

1,25.0,537 .745 375.20

= 666,78 + 46,44

0,975.97,43.0,82 935.0,70.20

4.9

konveyor sabuk, baik pada saat start maupun pada keadaan steady. Perencanaan Roda Genewa

sebesar Mp = 4174,55 Kg-mm. Hal ini berarti motor mampu menggerakkan Untuk mendapatkan gerakan periodic (intermitten moving) pada belt rangkaian gerakan terputus-putus. Mekanisme dari roda genewa batang penghubung yang merubah gerakan terus-

Momen star motor ini lebih kecil daripada momen rate, yaitu

= 4040,92 Kg-mm

conveyor dipergunakan roda genewa. Mekanisme roda genewa terdiri dari sebuah menerus menjadi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

pena yang mengikat suatu celah dari batang 3 yang digerakkan. Celah tersebut meninggalkannya diletakkan genewa adalah memberikan indek (selang waktu untuk menimbulkan beban impact secara sedemikian tangesial. Keuntungan rupa sehingga dari pena masuk dan mekanisme berhenti) tanpa roda

Batang penghubung 2 merupakan penggerak yang mana terdapat

Gambar 4.12 Roda Genewa

Universitas Sumatera Utara

dibentuk

digerakkan

Rasi kecepatan

Untuk mencegah agar mekanisme yang digerakkan tidak berputar kecuali selama periode pemberian indeks, diatur oleh batang penggerak. Sesuai dengan sebanyak empat buah. perencanaan, kecepatan konveyor sabuk

antara kedua celah dan

dapat ditentukan dengan menghitung besarnya sudut

putaran antara mekanisme penggerak dan yang jumlah pena pada batang penggerak.

yang

dipergunakan pelat pengunci. Pelat ini maka

besarnya sudut = 360 / 5 = 720 dengan jumlah pena pada penggerak

Universitas Sumatera Utara

BAB V PERENCANAAN STRUKTUR PENUMPU

(rangka) yang terdiri gambar berikut :

Struktur penumpu konveyor sabuk, direncanakan berbentuk frame dari batang-batang profil seperti terlihat pada

Gambar

5.1

Struktur penumpu konveyor sabuk a. Penampang memanjang b. Penampang melintang

terdiri dari batang melintang dan dua batang memanjang yang berfungsi untuk menumpu tersebut dipergunakan sepasang Rangka untuk menumpu flat roller idler. Untuk menahan batang roller konveyor hampir roller konveyor cukup

Dari gambar diatas terlihat bahwa rangka penumpu konveyor sabuk memanjang

rangka pada konveyor sabuk. Pada

sama dengan

sebuah batang memanjang yang berfungsi sebagai penumpu roller

dipergunakan

Universitas Sumatera Utara

4.1

Perencanaan Struktur Konveyor Sabuk

4.1.1 Perencanaan Batang Penumpu Roller Idler atas : Muatan sabuk Berat roller q = 12,5 Kg/m

Beban-beban yang diterima batang penumpu roller idler terdiri dari qb = 5,87 Kg/m

Berat sabuk

bantalan, baut dan lain-lain ; diperkirakan qa = 8 Kg/m qtot = (q + qp + qa)

Perlengkapan-perlengkapan

lainnya yang berupa

qP = 5,86 Kg/m

bantalan,

rumah

batang penumpu roller adalah: = 32,23 Kg/m

Dengan demikian maka beban persatuan panjang yang diterima oleh (IV-1) dua buah batang yang memanjang.

Untuk memudahkan perhitungan, distribusi beban beserta berat batang diasumsikan merata. Sehingga beban total yang diterima oleh sebuah batang adalah: Q = 32,23 . 5 = 80,577 Kg = q tot . 1 (IV-2)

Beban ini harus ditanggung oleh

6,5, dengan dimensi sebagai berikut :

Batang penumpu roller idler direncanakan baja profil L 100 x 100 x

Berat persatuan panjang G

Gambar 5.2 Profil batang rangka penumpu roller = 10,1 Kg/m

Universitas Sumatera Utara

a. Reaksi tumpuan
A RA SFD

Momen tahanan

Luas penampang potongan F = 1280 mm2 Wx


=

16666 mm3

B RB

RC

BMD Mmax Mmax

MB

Dengan menggunakan dalil 3 momen clapyron akan diperoleh : ba + Sudut belahan karena muatan
bc

Gambar 5.3 Reaksi tumpuan


. 3

. 3

ba +

Sudut belahan karena momen


bc

24..

167,87

24..

(IV-3)

Dengan menggabungkan kedua persamaan diatas diperoleh:


167,87

3 . . 10 3 .

3 . .

(IV-4)

Momen bending pada batang didapatkan :

= =

10 3 .

=============Mb = 50361 Kgmm

Dengan asumsi muatan terletak diatas batang sendi-rol maka akan = 50359 Kgmm

Mmax = 1/8 . q . La2 = 1/8 . 16,115 . 52 Gaya reaksi tumpuan

Universitas Sumatera Utara

RA RB Rc

= q -

= q +

= 30,215 Kg

= 40,2875 +

50361 5000

Momen bending maksimum = 12589 Kgmm

= RA = 30,215 Kg

= 60,432 Kg

= 40,2875

50361 5000

50361 5000

Mmax = 1/8 . q . (La)2 = 1/8. 16,115 (2,5)2


max

b. Tegangan normal =

Faktor keamanan = 20 N/mm2


max

= 0, 76 Kg/mm2

12589

16666

Untuk batang penumpu roller idler ini dapat dipergunakan baa GST = =
2,04

38 yang memiliki kekuatan tarik terhadap beban dinamis sebesar


0,760

= 2,68

4.1.2 Perencanaan Batang Melintang dimensi sebagai berikut:


X Y

Batang melintang direncanakan baja profil L 64 x 64 x 5 dengan

Gambar 5.4 Profil batang melintang

Berat persatuan panjang

Luas penampang potongan

= 581 mm2

= 4,90 Kg/m

Universitas Sumatera Utara

Momen tahanan bending I/C Reaksi tumpuan

= 4960 mm3

= 60,432 Kg. Batang melintang ini sebenarnya tidak menerma beban lentur. Dalam perhitungan ini dilakukan dengan asumsi, paku keling yang Reaksi tumpuan
RB G

Dari perhitungan sebelumnya telah diperoleh harga gaya reaksi RB menahan batang penumpu roller idler tidak mampu

menanggung beban.

RB

BMD

RM

Gambar 5.5 Reaksi tumpuan = RN = RB + . G. L = 63,13 Kg = 60,432 + . 4,9 . 1,10

Momen maksimum Mmax = RM . 50 Tegangan normal = max /

= 3156,5 Kgmm = 3156,5 4960,0 = 20 N/mm

4.1.3 Perencanaan Batang Penumpu Return Roller Idler


Universitas Sumatera Utara

yang memiliki kekuatan tarik sebesar

Untuk batang melintang ini dapat dipergunakan baja cor GST 38

= 0,64 Kg/mm2

idler terdiri atas:

Beban-beban yang diterima oleh Berat sabuk qb = 5,87 Kg/m Berat sabuk qP = 2,93 Kg/m pada batang penumpu

batang penumpu return

roller

beban -

Sebagaimana pada

Berat Perlengkapan lainnya diperkirakan qa = 1,5 Kg/m perhitungan return roller idler

batang penumpu roller idler,

terdistribusi merata dan sama besar pada kedua sisinya. Untuk ini dipilih batang profil L 50 x 50 x 5, dengan dimensi Luas penampang potongan F = 480 mm2 Momen tahanan Wx
=

juga diasumsikan

maka

Berat persatuan panjang G

= 3,77 Kg/m 13223 mm3


q tot

C RC SFD RE

RD

BMD Mmax Mmax

ME

Gambar 5.6 Reaksi tumpuan Beban total persatuan panjang yang diterima oleh satu sisi batang qtot = (q h + qP + qa) + G = 8,92 Kg/m

penumpu adalah :

Berat total

Universitas Sumatera Utara

= q tot . L

Dengan cara yang sama seperti pada perhitungan sebelumnya akan diperoleh harga-harga : Reaksi tumpuan RE = 44,6 Kg RC = RD = 22,3 Kg

= 44,6 Kg

Momen maksimum

Tegangan normal

Mmax = 6968,75 Kgmm

dengan bahan yang sama yaitu GST 38 4.2 Struktur roller konveyor

Dengan demikian dapat dipilih batang penumpu return roller idler Perencanaan Struktur Roller Konveyor terdiri dari batang memanjang sebagai

= 0,53 Kg/mm2

penumpu roller yang didukung oleh sepasang batang tegak disisi kiri dan kanan. Bentuk struktur roller konveyor dapat dilihat gambar berikut

5000 a

1800

Gambar

5.7

Struktur rangka roller Konveyor a. b. Penampang memanjang Penampang melintang

Universitas Sumatera Utara

1100

4.2.1 Perencanaan Batang Memanjang Muatan konveyor 35 Kg / buah

Beban-beban yang diterima oleh batang penumpu roller terdiri dari: q = 250 Kg

Berat roller beserta peralatan lainnya yang diperkirakan sebesar qp = Batang penumpu direncanakan dari baja peroleh L 100 x 100 x 10

yang memiliki dimensi:

Berat persatuan panjang Momen tahanan Beban total Q Dengan asumsi

Gambar 5.8 Profil batang rangka penumpu roller F G Wx = 1920 mm2 = 15,1 Kg/m = 24965 mm3

Luas penampang potongan

batang, maka beban yang diterima oleh setiap batang memanjang adalah: = (250 + 35 . 23) + 15,1 . 5 = 603 Kg = Q/L = (q + qp . z ) + G . L

bahwa beban terdistribusi merata disepanjang

Beban persatuan panjang qtot = 0,1206 Kg/mm

a. Reaksi tumpuan

didapatkan harga-harga:

Dengan cara yang sama seperti pada perhitungan sebelumnya akan

Universitas Sumatera Utara

q tot P Q R

BMD Mmax Mmax

MQ

Gaya reaksi tumpuan Rq = 603 Kg Rp = Rr = 301,5 Kg Momen pada batang

Gambar 5.9 Diagram momen batang

Mmax = 188437, 5 Kgmm b. Tegangan normal =

Mq = M max = 376875 Kgmm

memiliki kekuatan tarik ijin = 160 N/mm2

Untuk batang memanjang ini dapat dipergunakan baja cor GST 38 yang

= 7,55 Kg/mm2

18837,5 = 1920,0

Universitas Sumatera Utara

Вам также может понравиться