Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1 Material Yang Diangkut Dalam merencanakan sebuah konveyor sabuk, peninjauan terhadap
material yang diangkut perlu dilakukan. Peninjauan ini bertujuan untuk yang diperlukan dalam perencanaan konveyor ini. 3.1.1 Karakteristik Material mendapatkan data-data mengenai karakteristik material dan variable-variabel
kayu gergajian. Bentuk dan ukuran material yang dipindahkan merupakan factor penting yang berhubungan langsung dalam merencanakan dimensi pengoperasiannya. sebuah konveyor, meliputi kekuatan dan kemampuan konveyor dalam yang mana mempunyai massa : a. Jenis kayu c. Panjang Dari hasil survey yang dilakuan di P.T. TANJUNG TIMBERINDO INDUSTRI : Meranti : 8 cm x 16 cm : 40 kg = 30 ton perjam = 50 meter = 00 = 0,8 m/s = 40 Kg = 0,762 meter
b. Ukuran kemasan kayu e. Dengan kadar air Kapasitas angkut, Panjang lintasan, Sudut tanjakan, Kecepatan, Lebar sabuk d. Berat kemasan
: 6000 mm : 15 % Q L V
Pada perencanaan ini, dipilih sabuk yang terbuat dari bahan katun yang
and related Equipment.) dengan cover kwalitas I yang terbuat dari bahan karet campuran sintasis 1 2 3
Jumlah lapisan sabuk yang dianjurkan untuk lebar sabuk 800 mm Tebal lapisan top cover, Tebal lapisan sabuk, adalah i = 4 sampai 8 (tabel . 7, lihat lampiran), dipilih i = 4 1 = 1,0 mm 2 = 1,25 mm (ref. 2, hal. 71) 3 = 1,0 mm, (table 2-1)
Tabel 2-1 Tebal Cover untuk textile belt yang dilapis dengan karet Cover thickness, mm Load characteristic Material (see Fig. 32) Loaded Side 1 1,5 Return Side 2 1.0
Fine-grained and small lumped, abrasive, medium and heavy weight (a < 60 mm; V < 2 tons per cu m ) Medium-lumped, slightly abrasive , medium and heavy weight (a < 160 mm; V< <2 tons per cu m) Ditto abrasive Large-lumped, abrasive , heavy weight (a > 160 mm; V> >2 tons per cu m) Light loads in paper and cloth packing
A. Bulk Loads
1.5 to 3.0
1.0
3.0
1.0
Paecels, packages books Bags, bales, packs Boxes, barrels, baskets Machine parts, ceramic articles, building elements
1.5 to 3.0
1.5 to 3.0
1.0
1.0
Equipment.) berat sabuk persatuan panjang adalah: qp = 5,87 kg/m = 1,1 . 0,762 (1,0 + 1,25 . 4 + 1,0 ) = 1,1 . B ( 1 + 1 + 2 . 1 + 3 )
3.2.3 Beban-beban yang Diterima Sabuk diangkut. disepanjang sistem konveyor sabuk. pada bagian Adapun
2
Beban-beban yang diterima oleh sabuk terdiri dari beban yang Berat sabuk sendiri dan tahanan-tahanan yang terjadi Tahanan-tahanan yang terjadi pada system konveyor sabuk terdapat besarnya sisi tegang, tahanan-tahanan bagian lengkung sabuk dan sisi kendornya. tersebut dapat
q b q p W q
dihitung
dengan
+
1
Wt
+
4
Gambar 3.3 Tahanan Sabuk Wt = (q + qb + qp ) L. w q L qb = berat muatan persatuan panjang, kg/m = berat sabuk persatuan panjang, kg/m = panjang lintasan conveyor, m = berat bagian roll yang berputar, kg/m (II - 3)
Dimana :
qP
w'
Dimana qP adalah berat idler roll yang berputar pada sisi balik sabuk
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2 2 Faktor tahanan idler pada bantalan Operating conditions Favourable Medium Characteristic of the operating conditions Operation in clean, dry of abrasive dust premises in the Operation in heated Factor to fo : idlers Flat Throughing
0.018
0.020
presence of a limited normal air humidity premises or out-of moisture or other factors present
Adverse
0.022
0.025
Sumber : Referensi ( A. Spivakovsky, Conveyor and related Equipment.) c. Tahanan pada lengkung sabuk kendornya. Besarnya tahanan yang terjadi pada saat sabuk melalui pulley
0.035
0.040
merupakan selisih tegangan tarik antara sisi kencang sabuk dengan sisi
T t
T k
Gambar 3.4 Tahanan pada Bagian Lengkung Sabuk Tt = tegangan tarik pada sisi tegang sabuk, Kg
Universitas Sumatera Utara
Tk
Rasio tegangan yang terjadi antara kedua sisi pada flat belt
pusat pulley , gaya gaya yang bekerja adalah: Tegangan sabuk T pada titik P Gaya normal reaksi RN dan dengan pulley Tegangan sabuk T + T pada titik Q
Gaya gesek F = RN, dimana adalah koefisien gesek antara sabuk RN = ( T + T) sin RN
2 2 2 2
, sin
= (T ) + T) = T + ST
+ T sin + T
(i)
Karena T
RN = T
(ii)
Universitas Sumatera Utara
Penjumlahan dari gaya - gaya yang bekerja pada arah vertical diperoleh: Untuk
2
<<< , cos RN
F= ( T + T) cos
2
= (T ) + T) = T + ST
= 1 dan
F = x RN ,
2 2
+ T cos + T
(iii)
Sehingga x T + T - T atau RN T =
Dengan menggabungkan persamaan (ii) dan (iv) akan di dapatkan: Dengan menggunakan integrasi, diperoleh : Ln =
(iv)
atau
= .
Besarnya tegangan efektif Te merupakan selisih antara tegangan pada sisi Harga koefisien gesek , untuk pulley yang terbuat dari baja atau (II-6)
= . atau
Tt = . . Tk
(II-5)
besi cor dengan bahan sabuk dari katun adalah sebesar = 0,20 (tabel
T 1
T2
= 1,87 T1
= T1 . .
Wt. 2-3 = (q + qb + qb ) L. w
= 31,41 Kg
= T2 + Wt . 2 3
= 0,30
= 2100
Wt. 2-3 = (5,87 + 2,93) 0,75. 0,022 T5 T6 = 0,62 T1 + 10,52 = 0,022 = 1020
= 1,04 T5
= T5 . .
= (qb + qb ) L. w = 8,42 Kg
Tegangan tarik sabuk antara titik 7 - 8 T7 T8 = 1,04 T5 + 8,42 = 1,04 T7 = T7 . . = T6 + Wk . 6 3 = 0,65 T1 + 19,36
= 0,020 = 1020
= (qb + qb ) L . w
= 0,15 Kg
3.2.4 Distribusi Tegangan Tarik disepanjang Sabuk Konveyor Sabuk tarik pada titik-titik lainnya dapat dihitung. Hasil - T1 = 60,96 N = 48,13 N = 58,48 N - T2
Setelah teggangan tarik sabuk pada titik 1 diperloleh, maka gaya perhitungan secara
lengkap beserta distribusi tegangan disepanjang sabuk dapat dilihat pada gambar berikut: - T5 - T7 - T3 = 145,41 N - T4 - T6 - T8 = 114 N = 47,98 N
= 50,06 N = 60,81 N
terjadi pada titik -3, dimana sabuk diputar oleh pulley penggerak yaitu sebesar, T = 145, 41 Kg
=
Kt B Tm
(II - 7)
= Kekuatan tarik sabuk persatuan lebar. Unuk sabuk dengan = Tegangan tarik maksimum yang diterima sabuk. = Lebar sabuk, 762 mm bahan katun biasa K t = 30 Kg/Cm
cukup besar. Hal ini berarti sabuk yang dipilih dapat dipergunakan
3.2.6 Pemeriksaan Jumlah Lapisan Sabuk persamaan 111, referensi 2 .
= 15,77
30 76,20 145,41
jumlah lapisan sabuk. Menurut tabel 2 3, besarnya k = 9,0 Number of belt pilles Safety factor k 2 to 4 9 1 to 5 9.5 6 to 8 10
(II - 8)
Tabel 2-3 Gaktor keamanan untuk pemilihan jumlah lapisan sabuk 9 to 11 10.5
12 to14 11.0
= 1,0
Terlihat bahwa jumlah lapisan sabuk yang dipilih telah memenuhi persyaratan
3.2.7 Perencanaan Roller Idler Konveyor sabuk yang direncanakan untuk mengangkut kertas
merupakan jenis flat konveyor sabuk. Sehingga hanya ada satu jenis idler yang dipergunakan yaitu flat roll idler.
Bf
Equipment.) dianjurkan untuk lebar belt 400 - 800 mm, diameter roller, D = 108 mm. Panjang roller direncanakan, Bf = 900 mm pada poros yang dilengkapi L1 Konstruksi flat roller idler terdiri dari silinder baja yang ditumpu dengan bantalan dan rumah L1 bantalan.
Menurut
referensi
Jarak spasi tiap roller pada sisi tegang sabuk, 11 adalah 1300. idler, 12 = 11 . 2 = 2600 mm (tabel.10, lihat
L2
Berat bagian roller yang berputar persatuan panjang sabuk dapat dicari Spivakovsky, Conveyor and related Equipment.) Pada sisi tegang sabuk
10 . + 3 10 . 0,762 + 3 1300 11
(II - 9)
= 5,86 Kg/m
= 2,93 Kg/m
(II-10)
(II-11)
= 141,47 rpm
Beban-beban yang diterima oleh roller idler terdiri dari berat muatan kertas, berat sabuk dan berat shell roller idler sendiri
q q q
qp
qp
qb
qp
qp
diterima oleh roller tidak merata. Dalam perhitungan ini akan dicari beban maksimum yang diterima oleh sebuah roller
qp.1 q qb.1 qp. qb11 qb.1 q 300 350 1300 A B 650 350 350 1300 C qp.1
350
1 = 2 = =
6 . .130 1
6 . . 1
2 (2 1 )
= =
= 15322,037 / EI
. 3
2580
(II-12)
1 = 2 =
Dengan menggabungkan persamaan (i) dan (ii) akan didapatkan: Rb = 5,86 . 1,3 + 5,87 . 1,3 + Rb = 33,58 Kg idler.
20.30 130
130 3
(II-13) (ii)
(i)
Mb = 965,27 Kg-Cm
disepanjang roller.
Gaya ini merupakan gaya yang harus ditanggung oleh sebuah roller
R1 = R2 Rb/2 = 16,79 Kg
R1 R2
Reaksi tumpuan :
R SFD
BMD X
= 3505.5 Kg. mm
Tegangan normal maksimum yang terjadi pada roller adalah : max = max =
(II-15)
= 0,89
R1 = R2 Rb/2 = 16,79 Kg
R2
Reaksi tumpuan :
R1
M BMD
Terjadi adalah
= 503,7 Kg. mm
diameter, D = 22 mm dengan radius r = 1 mm dan panjang poros, L= 896 mm. sehingga diperoleh factor konsentrasi tegangan, Ks = 1,5 (gambar 1,2 72,2 Kg/Cm2. Sehingga poros dapat dibuat dari bahan St 42-1 yang memiliki 3.2.8 Pemilihan Bantalan Rolller Idler Beban yang diterima bantalan kekuatan tarik sebesar, b = 410 N/mm2 berupa beban radial murni maka lihat lampiran). Maka diperoleh harga tegangan normal maksimum max =
Direncanakan
poros
dengan diameter poros dan memiliki umur relative lama adalah bantalan dengan nomor 6004
dapat dipilih jenis Deep Grove Ball - Bearing DIN 625. Dimensi yang sesuai
d D
Dimensi bantalan : Diameter luar Beban dasar Beban radial Lebar bantalan
Diameter dalam
D B C Pr
= 12 mm
= 42 mm = 453,60 Kg = 16,79 Kg
Beban aksial
Pa P Lh
= 0
= Pr = 16,79 Kg
60 . 106
Lh
= 2323011 jam
( )3
(II-16)
penggerak. Tetapi pada permukaan pulley penggerak dilapisi dengan karet. untuk pulley penggerak
Pulley idler direncanakan dibuat dari bahan yang sama dengan pulley
Hal ini dimaksudkan agar harga koefisien gesek sama besarnya dengan perhitungan sebelumnya, yaitu sebesar = 0,20 untuk idler pulley dan 0,3 direncanakan memiliki konstruksi yang sama, yaitu terdiri dari silinder tipis beserta bantalan dan rumah bantalannya dapat dilihat pada gambar berikut Kedua jenis pulley baik untuk idler maupun sebagai penggerak,
yang ditumpu oleh poros dan dilengkapi dengan bantalan. Konstruksi pulley
a. Lebar pulley
maka lebar sabuk dianjurkan berkisar antara 100 sampai 200 mm lebih related Equipment., halaman 84).
Dimana k adalah factor yang besarnya tergantung dari jumlah lapisan sabuk yang dipergunakan. Untuk i = 2 sampai 6 harga k = 125 sampai 150 (ref. 2, hal. 84). Dipilih k = 125 Dp = 125 . 4 3.2.10 Pemeriksaan Kekuatan Pulley = 500 mm
diterima oleh pulley penggerak. Dengan demikian pemeriksaan kekuatan cukup dilakukan pada pulley penggerak saja. a. Tekanan pada permukaan pulley
3 T 3
2 2
S +S
T 4
F radial = 0
P . dF = S . Sin
+ (s + dS) sin
2
+ (S + ds )
; karena ds
250 .762
145,41
= P = 0,08 Kg/Cm 2
(II-18)
Dengan menggunakan penurunan rumus lama diperoleh: Tegangan pada permukaan dalam = - 2 0
2 0 2 2 0
(II-19) (II-20)
- 0
2 2 0 + 2 2 0
tegangan kompresi. = 20 = (0 1)
berupa
2 2 0 1
= -7 Kg/m2
tegangan maksimumnya, dapat diambil kesimpulan 3.2.11 Daya Motor Penggerak adalah:
. . 75 7
Dimana : Te V Sf
(II-21) = gaya tarik efektif pada pulley penggerak = Kecepatan linier konveyor sabuk, V = 0,8 m/s 7 g = 0,70
= T3 - T4 = 97,43 Kg
7g =
= 4,5 HP
3.3
Perencanaan Take Up Seperti terlihat pada gambar 2.1 pengencangan sabuk dilakukan
dengan cara menarik idler pulley menjauhi terminalnya dengan kabel yang dibebani melalui sebuah katrol. a. Berat take up Berat take up yang dipergunakan untuk menarik pulley, sebanding dengan penjumlahan tegangan sabuk pada titik -1 dan titik -2
2 T 2 T 1 G
TU 1
GTU GTU
= T1 + T2
Panjang lingkaran take up maksimum adalah: = 0,5 meter (dibuat X = 0,25 meter ) Perencanaan Roller Konveyor
(II- 22)
3.4
memindahkan kayu gergajian dari unit pemotongan menuju ke unit potong. Dalam perencanaan ini, untuk mengangkut kayu potongan yang berada di tersebut). atas roller, cukup digerakkan dengan tangan (dengan mendorong kayu
3.4.1
3.4.1.1 Roller
silinder yang terbuat dari baja atau besi cor yang bertumpu pada poros dan didukung dengan bantalan gelinding diangkut. Semakin lebar beban angkut, semakin panjang mm lebih besar dari lebar muatan. Dimensi roller ditentukan oleh berat roller
Seperti halnya pada konveyor sabuk, konstruksi roller terdiri dari dan lebar beban yang yang
Gambar 3.12
tergantung dari berat dan lebar beban. Biasanya roller pitch antara sampai 1/5 dari lebar beban angkut.
Roller pitch (jarak antara roller yang satu dengan yang lain), Menurut tabel 2-4 untuk mengangkut kayu gergajian yang memiliki Tabel 2-4 Karakteristk Uppowered konveyor Roller Roller parameters Medium 600 300 73
berkisar
diameter 1100 mm dan berat mencapai 250 Kg, dapat dipilih roller dengan diameter D = 73 mm dan panjang 1200 mm. pitch roller dibuat 220 mm
Maximum load per roller, Kg Maximum recommended load, Kg Roller diameter, mm Axle diameter at the point the bear - ing is fit, mm Roller length 300 400 500 600 800
20 30 45 Weight on the totating parts, kg (rounded off) 3.4 6.4 15.8 4.2 7.8 19.8 5.0 9.2 21.5 5.7 10.6 24.4 6.5 12.0 27.3
Type of roller Heavy Extra heavy 1200 2500 600 1200 105 155
1000 1200
3.4.1.2 Frame
Sumber : Referensi A. Spivakovsky, Conveyor and related Equipment Rangka roller konveyor terdiri dari baja profil yang disambung dapat bergeser dari
7.3 8.8 -
13.4 16.3 -
antara satu dengan lainnya dengan menggunakan baut atau las. Untuk menumpu roller dan mencegah agar roller tidak dengan baut 3.4.2
tempatnya dipergunakan baja profil siku-siku yang diikatkan pada frame Perhitungan Roller Konveyor
Beban angkut yang berupa gulungan kertas dengan berat sebesar empat buah roller. Apabila berat roller
RA = R B = 62.5/2 Kg = 31, 25 Kg
RA M RB
Reaksi tumpuan :
BMD X
Terjadi adalah
max = =
32. . 3
Poros direncanakan dari bahan St. 42-1 yang memiliki kekuatan tarik 1/3
============= =
32. . b
1/3
diameter poros roller dibuat d = 20 mm 3.4.2.2 Umur Bantalan yang memiliki dimensi Diameter dalam Diameter luar Beban dasar Lebar bantalan Umur bantalan -
Untuk menjaga keamanan terhadap momen torsi konsentrasi tegangan, Untuk menumpu poros roller dipilih bantalan dengan nomor 4903 D = 43 mm Lh d = 22 mm B = 12 mm C = 500 kg Lh =
60 . 106
= 16,60 mm
( )3
Daya motor yang dihasilkan oleh motor penggeramk ditransmisikan transmisi, duabuah kopling tetap dan empat pasang roda gigi lurus.
Pada perencanaan ini dipergunakan motor listrik sebagai penggerak. ke maka dipilih system transmisi sederhana yang terdiri dari
dengan spesifikasi gerakan dan kecepatan yang berbeda, maka dalam mendapatkan metoda gerakan periodic (intermitten) dengan pada
Mengingat system yang direncanakan terdiri dari dua buah konveyor konveyor sabuk,
perencanaan system transmisi daya juga terdapat sedikit perbedan. Untuk dipergunakan mekanisme tambahan yang berupa roda genewa. Hal tersebut dianggap lebih ekonomis dari pada elektromagnetis. pemutusan arus ataupun menggunakan pengaturan motor listrik dengan
kopling
slip sangat besar. Sehingga ketetapan gerakan sulit diharapkan. Sedangkan apabila dilakukan dengan cara pemutusan arus pada system motor 3 sampai 5 kali arus nominal).
penggerak, maka arus asut yang dibutuhkan akan sangat besar (mencapai besar dengan putaran poros rendah. Hal ini berarti dibutuhkan torsi yang besar. Dengan bentuk gerakan dipergunakan kopling gesek yang dapat mereduksi beban kejut. Pemilihan Motor Penggerak Untuk menggerakkan konveyor sabuk diperlukan daya yang cukup konveyor yang periodik, kemungkinan
terjadinya beban kejut tak dapat dihindarkan. Untuk mengatasi hal ini 4.1
diperoleh dibandingkan dengan motor DC. Karakteristik motor AC dapat dilihat pada kurva momen dan kuat arus terhadap putaran poros output.
karena
(diputar sebelum ada beban, putaran n = 0 ) diperlukan torsi serta arus berat, arus listrik yang mengalir menjadi sangat besar dan dapat serta
yang besar. Sehingga apabila dipergunakan untuk menggerakkan beban yang menyebabkan motor terbakar. Untuk mencegah hal ini perlu diupayakan agar putaran poros naik secara perlahan-lahan. mempertimbangkan factor keamanan yang cukup. Daya keluaran serta torsi
Universitas Sumatera Utara
yang dihaslkan dan putaran motor, dapat dipilih dengan menentukan jumlah kutub dan Ket : dengan spesifikasi menurut Asea Motor Catalogue sebagai berikut: Sumber tegangan Jenis motor : AC - 415 v - 50 Hz : MBT 160 A : 3000 rpm : 45 Nm : 52 Kg : 80 % : 0,70 : 4,0 KW : motor induksi 6 kutub
Putaran poros output Faktor daya Effisiensi Momen rate Starting 4.2
Nomor penunjukan
: 0,00575 Kgm2
: Y / (star - Delta)
poros output dan input. Penerusan daya terjadi dengan adanya gesekan antara serat untuk kekuatan, kemudian diimpregnasi dengan bahan ikat seperti damar untuk paduan dan diberi bahan tambahan terjadi slip. plat yang saling berpasangan. Bahan gesek biasanya terbuat dari guna mempertinggi
Kopling ini menggunakan satu plat atau lebih yang dipasang diantara
Keausan seragam pada seluruh permukaan gesek Selama kopling bekerja tidak terjadi slip
Gaya normal dN N N
= P . dA = P . 2 . . r. dr = =
2 12 ) = . (0
Gaya gesek F dF F
(III -1)
= =
= . dN
2 2 1 ) = . . (0
0 .
1
(III -2)
= r . dF = . P. 2 . r 2 . dr = 0 = =
2 2 ) 3 (0 1 3 3 2 (0 1 )
2 3
3 . . P (0 13 )
(III -3)
dengan gaya gesek kopling. Umur dari kopling gesek dipengaruhi oleh kopling semakin pendek. Penghubungan kopling yang terlalu sering
temperature kerja kopling. Makin tinggi temperature permukaan gesek akan mengakibatkan kerugian daya. Besarnya rugi daya tersebut diubah menjadi kalor untuk menaikkan temperature permukaan gesek yang 4.2.2 berarti juga memperpendek umur kopling. Perhitungan Kopling
dari tenunan asbes dengan damar buatan yang memiliki koefisien gesek sampai 2,0 N / mm2 (referensi SKF general catalogue bearing 1970, a. Luas permukaan gesek diasumsikan b = 0,05 N/mm2 Momen torsi yang dipindahkan dari motor listrik sebesar 45 Nm pada mm, maka besarnya gaya gesek kopling adalah : = =
0,06 45
Pada perencanaan ini dipilih bahan gesek untuk plat yang terbuat
putaran 745 rpm. Diameter rata-rata plat kopling direncanakan d = 120 (III-5)
F = 750 Newton
========
= =
0,05
750
(III-6)
A = 15000 mm
Kopling gesek yang direncanakan terdapat dua permukaan gesek, sehingga lebar bidang gesek setiap permukaan adalah:
2 .2 .r 4 . . 60 7500
(III-7)
= 9,95 mm
======== = d + b = 90 mm = 150 mm = d - b
dibuat b = 60 mm
piringan. Hal ini dimaksudkan untuk menghemaht tempat. pegas ini dapat dilihat pada gambar 4.5
plat gesek
Beban yang diterima pegas merupakan gaya normal yang diperlukan untuk menekan plat gesek kopling. Dengan demikian :
= =
750 0 ,4
1875
(III-9)
Dalam perencanaan ini dibuat pegas piringan dengan ukuran sebagai = 50 mm = 160 mm
Diameter luar d0
= 5,0 mm
Tegangan ijin bahan b =2.000 2200 2400 N/mm2 ) Besar gaya pegas
4 4 2 t 2 (1 v ) d0
= 3, 0 mm
c. Pemeriksaan pegas =
Dimana :
4
+ 1
(III-10)
1 2
sehingga diperoleh :
= 0,75 ht
Gaya ini jauh lebih besar dari pada gaya normal yang diperlukan untuk menekan plat gesek yang besarnya adalah P = 1875 Newton. Dengan demikian maka perencanaan pegas dapat dipergunakan 4.2.2.3 dengan baik. Perhitungan Pegas Kopling
Universitas Sumatera Utara
Fp = 7135,37 Newton
a. Gaya pegas
Untuk meredam beban kejut pada saat start maupun ketika terjadi
Gaya maksimum yang bekerja pada pegas pada pegas merupakan gaya Sehingga F = 750 Newton FD = . . d3 / k . 8 . D
gesek yang dittimbulkan plat kopling untuk meneruskan momen torsi. Kemampuan pegas untuk menahan beban dinamis dinotasikan dengan persamaan 12/50 referensi 6 b. Dimensi pegas N/mm2. (III-14)
Pegas direncanakan dibuat menurut standart DIN 17224 dengan modulus geser G = 73000 dan tegangan tarik yang di ijinkan b = 590 Pegas direncanakan memiliki diameter D = 5d, dari tabel 12/5 (lihat lampiran) didapatkan k = 1,29 sehingga :
8 .
Diameter kawat
d =
D = 5.d
8 . 5 .125 590
1/3
1,29 1/3
(III-15)
(III-16)
Tegangan pegas p = =
8 . 5 . 125 . 1,63
1,29
(III-17)
4.3
p = 501,25 N/mm2 karena p < ijin , maka pegas aman di pakai Perencanaan Transmisi Roda Gigi Untuk meneruskan daya dari motor listrik ke pulley penggerak, n v Dp = 745 rpm
dipergunakan system transmisi roda gigi lurus. Dari data sebelumnya telah diketahui: Putaran poros output motor penggerak Kecepatan sabuk konveyor sabuk Diameter pulley penggerak
60
Dengan asumsi np =
= 500 mm
= 0,8 mps
Indeks yang diberikan pada rloda genewa adalah 4:5, maka putaran pena penggerak adalah: i =
empat
Untuk memenuhi perbandingan transmisi sebesar ini, dipergunakan pasang roda gigi. Dengan metode trial and error diperoleh
POROS INPUT
Dengan demikian maka besaran-besaran yang lain dapat ditentukan : Diameter pitch roda gigi pasangan (d02) = 152 mm = 20 = 38 (III-18) (III-19a)
(III-19b)
tetap, yaitu : a0 = ab, 0 = 0 dan d0 = dh dk1 Diameter kepala (dk) = 88 mm = d01 + 2 m (1 + X1) = d02 + 2 m (1 + X2)
harga jarak sumbu poros (a0), sudut tekan (0) dan diameter pitch (III-20a) (III-20b)
dk2
= 160 mm
Cos k1 = Cos k2 =
cos .1 1
(III-21a) (III-21b)
hk1
(III-22a) (III-22b)
hk2
Untuk pinion yang ditumpu pada salah satu sisinya, perbandingan kedua ujungnya (referensi 7 halaman 411). = 56 mm = 0,7 d 0,7 dan b/d 1,2 untuk roda gigi yang ditumpu pada
========== dibuat b = 30 mm
b. Kondisi operasi Mp
= 7,1 Kg-mm
(III-23)
(III-24)
(III-25)
= 0.074 Kg/mm2
(III-26)
(III-27)
Dari tabel 22/12 (lihat lampiran), untuk kecepatan tangensial roda 3,12 mps, dapat dipilih kwalitas gigi
splash lubricant dan finish machined. Sehingga diperoleh faktor ge= 4 dan hanging), maka gk = 0,3 Berdasarkan DIN 3961, kesalahan dasar pitch (fe) = 23,96
gr = 2,0. Direncanakan pinion di tumpu pada salah satu sisinya (over fe ge (3 + 0,3 m + 0,2 ) Kesalahan arah gigi (fr) (III-28)
Berdasarkan FZG, fr gr ) fRw Kesalahan arah gigi efektif (fRw) = 0,75 fr + gk u . Cs = 10,95
(III-29) (III-30)
d. Faktor pembebanan
Dari tabel 22/18 (lihat lampiran), untuk pasangan roda gigi dengan belt conveyor, besarnya factor pembebanan kejut Cs = 1,1. Sehingga diperoleh factor kesalahan gigi efektif : fRw = 0,75 . 10,95 + 0,3 . 5,92 . 1,1 = 10,17
Factor kesalahan gigi yang diperhitungkan adalah kesalahan yang terbesar, yaitu f= fe = 23,96
CD
tangensial V = 3,12 mps dan u . Cs + 0,26 f = 12,74 dari gambar 22/37 CD permukaan, U dyn = 2,1 Kg/mm, maka didapatkan harga factor beban dinamis sebesar: = 1,32 = = 1 +
5,92 . 1,1
Untuk
overlap
rasio = tangensial
(III-31)
harga gaya
pelebar
Dari tabel 3-2, untuk bahan baja dengan baja didapatkan harga C z T = = 1,0. Maka diperoleh:
177,5 . 1,1 . 1,32 1,0 . 10,17 . 30
(III-32)
= 1,18
C1 1 for the combination St/St; 0,74 for St/Ct ; 0,55 C1/C1 from table 22/12: Cr (lin) for linear load distribution (use when Cr (par) is not ensured Cr (par) for parabolle load distribution (after the best running in under load) T Cr (lin) = Cr(par) = 1,0 1,0 0 0,2 1,1 1,15 0,3 1,20 1,10 0,4 1,25 0,5 1,0 1,6 1,75 1,41 1,5 2,0 2,0 2,24 1,82 2,5 2,45 2,0 3,0
1,05
1,075
1,125
1,25
1,63
2,83 2,31
4,0
3,17 2.59
5,0
3,47 2,83
3,75 3,05
parabolik, dengan intrapolasi dari tabel 22/19 didapatkan CT = 1,28 Intensitas beban efektif (Bw) Bw = Cs . CD . CT. C. B = 0,14 kg/mm2 Untuk roda gigi lurus, factor kemiringan gigi C = 1,0 Bw = 1,1 . 1,32 . 1,28 . 1,0 . 0,074 (III-33)
(tan 1 )
2 =
= 0,78
2
2 . .
(III-34a) (III-34b)
(tan 2 )
= 0,90 = 1,68
2 . .
= 0,78 + 0,90
= = 1 + 2
( + /4) 1 + /6
(III-35)
f.
=0
======= =======
+ 0,4 1 ,4
+ 0,4
= qk1 . q 1 = qk2 . q 2
(1 1
1 2
= 0,95 Kg/mm2
+ 1
Tegangan efektif pada kaki gigi (w) w1 w2 = 1,84 . 20 . 0,14 = 1,89 . 38 . 0,14 = 10, 05 Kg/mm2 = qw2 Z 2 Bw = 5,15 Kg/mm2 = qw1 Z 1 Bw
= 0,66 Kg/mm2
(III-38a) (III-38b)
= 1.0 (tabel 22/26, untuk pasangan roda gigi baja dengan baja, = 0,7 +
Yv
Ys merupakan fungsi dari viscousitas olie pada temperature kerja. Dari tabel 22/28 (lihat lampiran) untuk V = 3,12 mps pada V50 = g. Pemilihan bahan roda gigi 100, didapatkan Ys = 1,0 Bahan untuk kedua roda gigi pasangan dipilih distemper 37 Mn Si 5 yang memiliki dan k0 = 0,7 Kgf/mm2
= 0,77
KD
Tekanan permukaan yang diijinkan (KD) = 1,0 . 1,0 . 1,0 . 0,77. 0,7 = 0,54 kg/mm2
= Y G . YH . YS . Yv . K 0
(III-39)
0,95
0,54
(III-40a)
SG2
SB1 SB2 i.
= 0,82
0
0,66
0 ,54
(III-40b)
= =
5,15
31,5
(III-41a) (III-41b)
10,05
31,5
Adapun umur roda gigi terhadap tekanan permukaan adalah: = 74,72 jam
167 .10 3 2
(III-42a) (III-42b)
= 81,4 jam
penggerak
melalui
pertama, diperoleh harga-harga untuk pasangan roda gigi tingkat kedua dan seterusnya. Hasil secara keseluruhan tertera dalam tabel berikut: Modul R.G Pasangan Tabel. 4.3 Hasil perhitungan Roda Gigi Transmisi 20 88 80 70 30 III 4 46 IV 4 20 88 80 70 30 V 4 50 VI 4 VII 200 84 76 66 30 19 4
VIII 200 34 4
Sudut tekan
Diameter kepala Diameter pitch Diameter kaki Lebar gigi 4.4 Bahan
200
132
200
200
140
200
106
C45
C 60
34 Cr 4
transmisi. Sebuah poros input, tiga buah poros antara dan sebuah poros gaya tekan pada roda gigi dan berat roda gigi sendiri serta momen torski dari motor penggerak . Pada bagian 4.4.1 Perencanaan Poros Input output. Beban-beban yang diterima poros adalah momen lentugr karena
kopling gesek, terdapat spline (poros bintang) sedangkan untuk menahan roda gigi agar tidak terlepas adari poros berikut: dipergunakan clips sebagai
Fv
F FH
2 0
2 . . b/4 = 0
PH Pv
Gaya tangensial pada roda gigi Gaya vertical pada roda gigi = 52,41 Kg = PH tan = = 112,5
Gaya horizontal pada poros Fx Gaya vertikal pada poros Fv = PV + G1 Gaya total pad poros FP = 124,61 Kg = 53,58 Kg = PH = 112,5 kg
2 2 = ( + )1/2
(III-46)
b. Diameter poros RB =
60 76
R A = R B + FP
Momen lentur maksimum M = -FP . 45 Momen lentur ekivalen MV = 5607,45 Kg/mm = (M2 + (a/2 . M t)2)
Dimana a merupakan perbandingan antara kekuatan tarik dengan kekuatan geser poros. Menurut tabel 17/2, ref.6 = 6834, 15 Kg/mm2 = 2,17 .
b
MV
Untuk tegangan geser dinamis (berubah-ubah), a = 1,7 = (5607,452 + (1,7/2 . 4596,09)2) Diameter poros
Pada perencanaan ini dipilih bahan poros baja St.42.11 dengan kekkuatan lentur yang diijinkan b = 320 N/mm2 . Sehingga didapatkan : dmin = 2,17 1,0 = 13 mm
32,650 6834
dmin
1/3
(III-48)
4.4.1.1 -
standart DIN 5462 dengan dimensi sebagai berikut : Diameter dalam Lebar baja Diamter luar d0 l i b di = 26 mm = 25 mm = 6 buah = 6 mm = 23 mm
Dari tabel
Perencanaan Spline
1/3
Panjang spline
Jumlah baja
Momen torsi yang mampu ditransmisikan adalah Mt = 0,75 P . h. l . rm . i Dimana untuk bahan baja St. 42.11 , kekuatan
terhadap tekanan
(III-49)
1,3 mm (tinggi baja yang mendukung), maka besarnya momen torsi yang mampu dipindahkan adalah : = 18796,05 Kg/mm listrik Mt = 0,75 . 9,18 . 25. 1,3 . 14 . 6 Momen ini jauh lebih besar daripada momen yang yaitu, M t = 4596,09 Kg/mm. Hal dipindahkan ini berarti
perencanaan spline cukup aman dipergunakan Didalam gear box roda gigi reduksi, ukuran
dari motor
antara. Karena beban yang diterima ketika poros tersebut hampir sama, perhitungan ini hanya akan diberikan poros yang menerima beban paling besar, yaitu poros yang menumpu roda gigi IV dan V
F4 F4H F4v G5 RH RV F5H RH F5 F5v
RV
= 1,17 kg
Gaya tangensial =
4 0 5 0
= 2,925 kg
Gaya Vertikal
= 45 Kg
P4V P5V
= 52,41 Kg
= P1V
Gaya horizontal pada poros P5X F5y F4y P4X Gaya vertikal pada poros = P4V + G4 = P5V - G5 = P5H = 45 Kg = P4H = 112,5 Kg
= 16,38 Kg
= P5H tan
Reaksi tumpuan:
F4x F4y
F5v
F5H F5V
F5y F5y
F4y
F5y
Mv
Mav
X
a MH
Mbv Mah
= F5v . 35
Mbh
b. Diameter poros
= 5868,18 Kg/mm
D min = 2,17 (b
Poros antara dibuat berdiameter, d = 20 mm 4.4.3 Perencanaan Poros Output seperti pada 4.5
= 12,25 mm
) 1/3
pulley penggerak melalui sebuah kopling flens. Dengan cara yang sama berdiameter d = 24,0 mm perhitungan sebelumnya, maka poros output
Untuk memasang roda gigi pada porosnya ini dipilih pasak bilah
untuk pasak dipilih baja St. 60-1 yang memiliki kekuatan geser sebesar s diameter poros roda gigi sama besar, maka dimensi pasak untuk kedelapan menurut standart DIN 6255 dengan ukuran sebagai berikut Panjang pasak Tinggi pasak Tebal pasak l t = 25 mm t2 = 6,4 mm = 2,4 mm Terdapat delapan buah roda gigi didalam gear box reduksi. Karena
tergantung dari dimensi poros dan momen torsi yang dipindahkan. Bahkan
roda gigi juga sama besar. Dari tabel 18/5 (lihat lampiran) dipilih pasak
Lebar pasak
= 8,0 mm
115 N/mm2
(III-50)
tekanan permukaannya. =
b. d . l 2 . Mt
diijinkan yaitu sebesar PZ = 11,6, Kg/mm2. Sehingga pasak aman terhadap b. Tegangan geser pada pasak =
8,0 . 20 . 25 2 . 459,09
= 6,128 Kg/mm2
maksimum
yang
(III-51)
tekanan 4.6
Dari pemeriksaan
= 0,23 Kg/mm2
terhadap permukaan,
kekuatan pasak terhadap tegangan geser dan memenuhi persyaratan. Hal ini berarti
Untuk meneruskan daya dari poros output system transmisi menuju kopling tetap. Kopling ini terdiri dari
flens yang diikat dengan menggunakan enam buah baut. Bentuk dari kopling flems dapat dilihat pada gambar berikut: Kesetiaan momen di titik A MA = 6F = 0
2 d
Mp F
= 153,28 Kg
3 . d
MP
3687,2 3 .80
(III-52)
db =
4 . F .
pada perencanaan ini dipilih baut dengan bahan baja St. 38 . 11 yang memiliki tegangan geser ijin . db =
4 . 153,28 .6,10
1/2
(III-53)
Karena
= 5,66 mm baut
1/2
b = 63 N/mm2
melainkan juga tegangan normal karena pre load (beban awal) , maka diameter baut direncanakan db = 8,0 mm
tidak hanya
menerima
beban
tegangan
geser
2 . db
Agar kopling bekerja dengan baik, tegangan normal sebagai karena beban awal adalah: = 0,5 kg/mm2 =
d2 b /4 F
Tegangan ekivalen
v = (2 + a 2 )
Universitas Sumatera Utara
Dimana
Untuk pengencangan buat standart, menurut besarnya konstanta, a adalah : v = 5,31 Kg/mm2 = = ( 0,52 + 3,0 . 3,052 ) Dengan demikian,
a merupakan perbandingan antara tarik terhadap geser. 3. Maka besarnya tegangan ekivalen Huber dan
Hencky
Terlihat bahwa tegangan yang terjadi pada buat lebih kecil dari untuk kopling flens ini dapat d = 8,0 mm,
diameter inti di = 6,647 mm dan diameter efektif de = 7,188 mm Perencanaan Bantalan Poros Transmisi berupa beban jenis bantalan radial. Adapun
Beban yang diterima oleh poros roda gigi transmisi semuanya beban aksial yang ditimbulkan oleh
pengaruh defleksi poros, harganya sangat kecil, sehingga dapat diabaikan. perencanaan ini radial yaitu Deep d
Dengan demikian untuk menumpu poros tersebut dapat dipergunakan satu dipilih bantalan dengan nomor 6205 yang memiliki D B C = 25 mm = 52 mm = 15 mm = 730 Kg
a. Ukuran bantalan poros input - Umur bantalan - Beban poros - Putaran poros Lh
p = 124,61 Kg Lh =
60 ,n 106 C P
n = 745 rpm
= 4497, 82 jam
( )3
Sehingga dalam perhitungan juga akan diperoleh tiga harga yang berbeda. Untuk menumpu proses antara ini Diameter dalam Diameter luar Beban dasar Beban poros Lebar bantalan Putaran poros d D C n B nomor 6304 yang memiliki dimensi sebagai berikut : = 20 mm = 52 mm = 15 mm = 785 Kg dipergunakan bantalan dengan
antara
Dari data sebelumnya telah didapatkan harga-harga Umur bantalan Lh P = 298 rpm
106 C
= 311,53 Kg
60 ,n
Untuk masing-masing bantalan diperoleh : Lh1 Lh2 Lh3 = 894,83 jam = 1700,18 jam = 2056,20 jam
Lh =
( )3
P
Untuk poros output ini dipergunakan bantalan yang sama seperti pada poros input yaitu nomor 6205 Beban poros Umur bantalan Lh P n = 30,55 rpm = 223,2 Kg
4.8
Pemeriksaan Momen Start Motor Penggerak Pada saat start, motor harus mampu menghasilkan torsi yang lebih M start = M statis + M dinamis (III-54)
Universitas Sumatera Utara
Lh = 19086,38 jam
besar untuk mengatasi beban statis dan beban dinamis dari perlengkapan yang digerakkan
Besarnya momen statis dan momen dinamis, masing-masing adalah M statis = 716200 = 716200
375
3,46 745
Dimana
Mdin
= 3327,7 Kg-mm
2
0,975 2
.
(III-55)
transmisi. Dari
1,1 sampai 1,25. Pada perencanaan ini dipilih = 1,25 GD2 = Momen Girasi total (Kg-m2 ) ts nominal,
nm = Putaran motor pada kedudukan steady (rpm) Te = Beban V efektif pulley (Kg)
= Waktu yang dibutuhkan untjuk percepatan motor = kecepatan linier pulley (m/s)
komponen-komponen yang terkait pada shaft yaitu : Momen girasi pulley Berat jenis pulley Lebar pulley
Momen girasi rotor, GD 2 = 0,00575 Kg/m2 (tabel) Diameter luar pulley D0 Bp = 7800 Kg/m3 = 500 mm = 470 mm = 900 mm
GD2
= 160,44 Kg
= 0,03 Kg-m2
= GP (D20 - D2i)
Mdinamis
= 666,78 + 46,44
0,975.97,43.0,82 935.0,70.20
4.9
konveyor sabuk, baik pada saat start maupun pada keadaan steady. Perencanaan Roda Genewa
sebesar Mp = 4174,55 Kg-mm. Hal ini berarti motor mampu menggerakkan Untuk mendapatkan gerakan periodic (intermitten moving) pada belt rangkaian gerakan terputus-putus. Mekanisme dari roda genewa batang penghubung yang merubah gerakan terus-
Momen star motor ini lebih kecil daripada momen rate, yaitu
= 4040,92 Kg-mm
conveyor dipergunakan roda genewa. Mekanisme roda genewa terdiri dari sebuah menerus menjadi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
pena yang mengikat suatu celah dari batang 3 yang digerakkan. Celah tersebut meninggalkannya diletakkan genewa adalah memberikan indek (selang waktu untuk menimbulkan beban impact secara sedemikian tangesial. Keuntungan rupa sehingga dari pena masuk dan mekanisme berhenti) tanpa roda
dibentuk
digerakkan
Rasi kecepatan
Untuk mencegah agar mekanisme yang digerakkan tidak berputar kecuali selama periode pemberian indeks, diatur oleh batang penggerak. Sesuai dengan sebanyak empat buah. perencanaan, kecepatan konveyor sabuk
putaran antara mekanisme penggerak dan yang jumlah pena pada batang penggerak.
yang
Struktur penumpu konveyor sabuk, direncanakan berbentuk frame dari batang-batang profil seperti terlihat pada
Gambar
5.1
terdiri dari batang melintang dan dua batang memanjang yang berfungsi untuk menumpu tersebut dipergunakan sepasang Rangka untuk menumpu flat roller idler. Untuk menahan batang roller konveyor hampir roller konveyor cukup
Dari gambar diatas terlihat bahwa rangka penumpu konveyor sabuk memanjang
sama dengan
dipergunakan
4.1
4.1.1 Perencanaan Batang Penumpu Roller Idler atas : Muatan sabuk Berat roller q = 12,5 Kg/m
Beban-beban yang diterima batang penumpu roller idler terdiri dari qb = 5,87 Kg/m
Berat sabuk
Perlengkapan-perlengkapan
qP = 5,86 Kg/m
bantalan,
rumah
Dengan demikian maka beban persatuan panjang yang diterima oleh (IV-1) dua buah batang yang memanjang.
Untuk memudahkan perhitungan, distribusi beban beserta berat batang diasumsikan merata. Sehingga beban total yang diterima oleh sebuah batang adalah: Q = 32,23 . 5 = 80,577 Kg = q tot . 1 (IV-2)
a. Reaksi tumpuan
A RA SFD
Momen tahanan
16666 mm3
B RB
RC
MB
Dengan menggunakan dalil 3 momen clapyron akan diperoleh : ba + Sudut belahan karena muatan
bc
. 3
ba +
24..
167,87
24..
(IV-3)
3 . . 10 3 .
3 . .
(IV-4)
= =
10 3 .
Dengan asumsi muatan terletak diatas batang sendi-rol maka akan = 50359 Kgmm
RA RB Rc
= q -
= q +
= 30,215 Kg
= 40,2875 +
50361 5000
= RA = 30,215 Kg
= 60,432 Kg
= 40,2875
50361 5000
50361 5000
b. Tegangan normal =
= 0, 76 Kg/mm2
12589
16666
Untuk batang penumpu roller idler ini dapat dipergunakan baa GST = =
2,04
= 2,68
= 581 mm2
= 4,90 Kg/m
= 4960 mm3
= 60,432 Kg. Batang melintang ini sebenarnya tidak menerma beban lentur. Dalam perhitungan ini dilakukan dengan asumsi, paku keling yang Reaksi tumpuan
RB G
Dari perhitungan sebelumnya telah diperoleh harga gaya reaksi RB menahan batang penumpu roller idler tidak mampu
menanggung beban.
RB
BMD
RM
= 0,64 Kg/mm2
Beban-beban yang diterima oleh Berat sabuk qb = 5,87 Kg/m Berat sabuk qP = 2,93 Kg/m pada batang penumpu
roller
beban -
Sebagaimana pada
Berat Perlengkapan lainnya diperkirakan qa = 1,5 Kg/m perhitungan return roller idler
terdistribusi merata dan sama besar pada kedua sisinya. Untuk ini dipilih batang profil L 50 x 50 x 5, dengan dimensi Luas penampang potongan F = 480 mm2 Momen tahanan Wx
=
juga diasumsikan
maka
C RC SFD RE
RD
ME
Gambar 5.6 Reaksi tumpuan Beban total persatuan panjang yang diterima oleh satu sisi batang qtot = (q h + qP + qa) + G = 8,92 Kg/m
penumpu adalah :
Berat total
= q tot . L
Dengan cara yang sama seperti pada perhitungan sebelumnya akan diperoleh harga-harga : Reaksi tumpuan RE = 44,6 Kg RC = RD = 22,3 Kg
= 44,6 Kg
Momen maksimum
Tegangan normal
dengan bahan yang sama yaitu GST 38 4.2 Struktur roller konveyor
Dengan demikian dapat dipilih batang penumpu return roller idler Perencanaan Struktur Roller Konveyor terdiri dari batang memanjang sebagai
= 0,53 Kg/mm2
penumpu roller yang didukung oleh sepasang batang tegak disisi kiri dan kanan. Bentuk struktur roller konveyor dapat dilihat gambar berikut
5000 a
1800
Gambar
5.7
1100
Beban-beban yang diterima oleh batang penumpu roller terdiri dari: q = 250 Kg
Berat roller beserta peralatan lainnya yang diperkirakan sebesar qp = Batang penumpu direncanakan dari baja peroleh L 100 x 100 x 10
Gambar 5.8 Profil batang rangka penumpu roller F G Wx = 1920 mm2 = 15,1 Kg/m = 24965 mm3
batang, maka beban yang diterima oleh setiap batang memanjang adalah: = (250 + 35 . 23) + 15,1 . 5 = 603 Kg = Q/L = (q + qp . z ) + G . L
a. Reaksi tumpuan
didapatkan harga-harga:
q tot P Q R
MQ
Untuk batang memanjang ini dapat dipergunakan baja cor GST 38 yang
= 7,55 Kg/mm2
18837,5 = 1920,0