Вы находитесь на странице: 1из 3

UNDANG-UNDANG JASA KONSTRUKSI NO.

18/1999 TENTANG JASA KONSTRUKSI BAB I KETENTUAN UMUM (Pasal 1) BAB II ASAS DAN TUJUAN (Pasal 2-3) BAB III USAHA JASA KONSTRUKSI (Pasal 4-13) BAB IV PENGIKATAN PEKERJAAN KONSTRUKSI (Pasal 14-22) BAB V PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI (Bab 23-24) BAB VI KEGAGALAN BANGUNAN (Pasal 25-28) BAB VII PERAN MASYARAKAT (Pasal 29-34) BAB VIII PEMBINAAAN (Pasal 35) BAB IX PENYELESAIAN SENGKETA (Pasal 36-40) BAB X SANKSI (41-43) BAB XI KETENTUAN PERALIHAN (Pasal 44) BAB XII KETENTUAN PENUTUP (Pasal 45-46)

KETERKAITAN UUJK DENGAN PP NO. 28, 29, DAN 30 PP No. 28/2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Konstruksi PP No. 29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi PP No. 30/2000 tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi

a. Keterkaitan UUJK Nomor 18 Tahun 1999 dengan PP No.28 Tahun 2000 Pada BAB III Usaha Jasa Konstruksi terdapat beberapa pasal yang terkait dengan PP No. 28. Dalam Pasal 7 Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 dinyatakan bahwa jenis usaha, bentuk usaha dan bidang usaha jasa konstruksi perlu diatur lebih lanjut oleh Pemerintah. Dalam Pasal 10 Undang-undang tersebut dinyatakan pula bahwa Pemerintah harus mengatur tata cara penyelenggaraan perizinan usaha, klasifikasi usaha, kualifikasi usaha, serta sertifikasi keterampilan dan sertifikasi keahlian kerja jasa konstruksi. Maka untuk menyelenggarakan kegiatan jasa konstruksi, diperlukan suatu peraturan mengenai kriteria, pengawasan maupun sanksi yang diberikan, sehingga dibuatlah peraturan pemerintah ini.

b. Keterkaitan UUJK Nomor 18 Tahun 1999 dengan PP No.29 Tahun 2000 Keterkaitan UUJK dengan PP No. 29 ini adalah pada BAB IV UUJK tentang Pengikatan Pekerjaan Kontruksi, yang dibahas lebih lengkap dalam PP No. 29 BAB II. Begitu juga dengan mengenai Penyelenggaraan kontruksi, kegagalan bangunan, penyeleseian sengketa, serta sanksi memiliki kaitan antara UUJK dan PP No. 29. Salah satu asas dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi yang menjiwai Peraturan Pemerintah ini adalah asas kemitraan yang saling menguntungkan. Dengan asas tersebut, dapat terwujud keterkaitan yang makin erat dalam satu kesatuan yang efisien dan efektif antar penyedia jasa. Kemitraan tersebut berarti juga memberikan peluang usaha yang semakin besar tanpa mengabaikan kaidah-kaidah efisiensi dan efektivitas serta kemanfaatan. Disamping asas kemitraan, asas lain yang cukup penting dan mendasar adalah asas keamanan dan keselamatan demi kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara. Maka dari itu, diperlukan suatu peraturan yang mampu mengatur hal mengenai penyelenggaraan jasa konstruksi sehingga asas yang terdapat dalam UUJK Nomor 18 Tahun 1999 dapat terwujud.

c. Keterkaitan UUJK Nomor 18 Tahun 1999 dengan PP No.30 Tahun 2000. Keterkaitan UUJK dengan PP No. 30 ini adalah pada BAB VIII UUJK tentang Pembinaan, yang dibahas lebih lengkap dalam PP No. 30.. Sesuai dengan Pasal 35 Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, diperlukan upaya pembinaan yang berupa pengaturan, pemberdayaan, dan pengawasan terhadap masyarakat jasa konstruksi yang penyelenggaraannya dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Propinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten, dan Pemerintah Daerah Kota sesuai dengan kewenangan masing-masing daerah. Agar upaya pembinaan tersebut berjalan dengan lancar, efektif, dan sistematis serta mampu mendukung Jasa Konstruksi dalam pembangunan nasional, maka diperlukan suatu peraturan yang mempu mengatur itu semua sehingga berjalan dengan baik. Oleh karena itu, dibuatlah peraturan pemerintah ini, yaitu nomor 30 tahun 2000.

Вам также может понравиться