Вы находитесь на странице: 1из 4

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada kehamilan semester I sampai usia kehamilan 20 minggu. Keluhan mual dan muntah kadang-kadang begitu hebat dimana segala apapun yang dimakan atau diminum dimuntahkan kembali sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu aktivitas sehari-hari, terjadi penurunan berat badan, dehidrasi dan asetonuria.

INSIDENSI ETIOLOGI Penyebab dari hiperemesis gravidarum belum diketahui namun diperkirakan berhubungan dengan kehamilan pertama dan peningkatan hormonal pada kehamilan, terutama pada kehamilan ganda, dan mola hidatidosa. Wanita dengan riwayat mual pada kehamilan sebelumnya dan mereka yang mengalami obesitas juga mangalami peningkatan risiko hiperemesis gravidarum. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang ditemukan: 1. Primigravida 2. Overdistensi Uterus: Hidroamnion kehamilah ganda molahiatidosa 3. Peningkatan estrogen dan HCG 4. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal 5. Faktor psikologi PATOFISIOLOGI Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit dengan alkalosis hipokloremik:

1. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energy. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton asetik, asam hidrosibutirik dan aseton dalam darah. 2. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Selain itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. 3. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya eksresi lewat ginjal. 4. Terjadi robekan pada selaput lender esophagus dan lambung (sindroma Mallory-Weiss) dengan akibat pendarahan gastrointestinal.

GEJALA KLINIS Mulai terjadi pada trisemester pertama. Gejala klinis yang sering dijumpai adalah nausea, muntah, penurunan berat badan, ptialism (salvias yang berlebihan), tanda-tanda dehidrasi termasuk hipotensipostural, takikardi. Pemeriksaan laboratorium dapat dijumpai hiponatremi, hipokalemia dan peningkatan hematokrit. Secara klinis, hiperemesis gravidarum dibedakan atas 3 tingkatan, yaitu: Tingkat I Muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar makanan, lender dan sedikit cairan empedu. Nadi meningkat sampai 100x/menit dan tekanan darah sistolik menurun. Mata cekung dan lidah kering, turgor kulit berkurang, dan uris sedikit tetapi masih normal. Tingkat II Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus hebat, subfebril, nadi cepat 100-140x/menit, tekanan darah sistolik menurun krang dari 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus, aseton dan bilirubin dalam urin, dan penurunan berat badan. Tingkat III

Kondisi tingkat ini sangat jarang ditemui. Mulai terjadi gangguan kesadaran (deliriumkoma), munah berkurang atau berhenti, tetapi dapt terjadi ikterus, sianosis, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin dan proteinuria dalam urin.

DIAGNOSIS Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari terganggu. Tanda vital: nadi meningkat 100x/menit, tekanan darh menurun pada keadaan berat, subfebril, dan gangguan kesadaran (apatis-koma). Pemeriksaan fisik: dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun, pada vaginal toucher uterus membesar sesuai besarnya kehamilan, konsistensi lunak, pada pemeriksaan inspekulo serviks berwarna biru (livide). Pemeriksaa USG: untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan juga untuk mengetahui kemingkinan adanya kehamilan kembar ataupun kehamilan molahidatidosa. Laboratorium: penurunan relatif hemoglobin, kenaikan relatif hematokrit, shift to the left, benda keton dan proteinuria.

TATALAKSANA Untuk keluhan hiperemesis yang berat pasien dianjurkan untuk dirawat di rumah sakit. Stop makanan per oral 24-48 jam. Infus glukosa 10% atau 5% : RL = 2:1, 40 tetes per menit. Medikamentosa:

PENCEGAHAN Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis gravidarum dengan cara: 1. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik. 2. Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan

3. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi sering 4. Hindari makanan berminyak dan berbau. 5. Hindari makanan berlemak 6. Makanan sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin 7. Defekasi teratur 8. Menghindari kekurangan konsumsi bahan makanan karbohidrat

Вам также может понравиться