Вы находитесь на странице: 1из 12

GANGGUAN PADA TELINGA TENGAH

Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengarandan keseimbanga Anatominya juga sangat rumit .Telinga tengah berbentuk kubus yang terdiridari membrane timpani, bila dilihat dari arah liang telinga berbentuk bundar dan lekung dangendang telinga adalah suatu bangunan berbentuk kerucut dengan puncaknya, umbo,mengarah ke medial. Membrane timpani tersusun oleh suatu lapisan epidermis, lapisan fibrosa tempat melekatnya tangkai maleus dan lapisan mukosa dibagian dalamnya. Tulang pendengaran didalam telinga tengah saling berhubungan, prosesus longusmaleus melekat pada membrane timpani, maleus melekat pada inkus dan inkus melekat padastapes. Stapes terletak pada tingkap lonjong yang berhubungan dengan koklea. Hubungan antara tulang-tulang pendengaran merupakan persendian. Pada pars flaksida terdapat daerahyang disebut atik, ditempat ini terdapat aditus adantrum yaitu lubang yang menghubungkan daerah nasopharing dengan telinga tengah.Penyakit pada telinga tengah banyak ditemukan diseluruh dunia, seperti beberapa penelitian menunjukan bahwa otitis media merupakan masalah paling umum terutama pada anak-anak. Yang termasuk gangguan pada telinga tengah diantaranya : A) Penyakit Membran Timpani

Membran Timpani normalnya memberikan refleks cahaya (cone of ligh) positif yang berarti cahaya dari luar dapat dipantulkan oleh membrane timpani. Penyakit Membran timpani terjadi secara primer yaitu berasal dari membran timpani dan dapat pula terjadi akibat adanya penyakit yang mendahuluinya seperti Otitis Media dan Mastoiditis. Jika terjadi peradangan pada membran timpani dapat terlihat bercak-bercak putih tebal akibat timbunan kolagen terhialinisasi pada lapisan tenagahnya sebagai akibat peradangan terdahulu (timpani sklerosis). Retraksi membran timpani dapat pula terjadi bila vakum dalam telinga tengah atau dapat menonjol bila terdapat cairan, infeksi atau massa jaringan dalam telinga tengah. Otitis media kronis dengan keluarnya secret selalu disertai perforasi membrane timpani yang serius. Intervensi kolaboratif pada Penyakit Membran Timpani adalah pemberian tetes telinga antibiotika seperti eritromisin, yang merupakan obat pilihan untuk menghilangkan nyeri, adanya bulging atau vesikel dapat dipecahkan dengan jarum halus atau miringotomi. B) Gangguan Tuba Eustakhius

Tuba Eustakhius menghubungkan rongga telinga tengah dengan nasopharing dan sepertiga bagian lateral tuba berhubungan dengan telinga berupa tulang sedangkan dua pertiga medial adalah fibrokartilaginosa. Fungsi Tuba Eustakhius adalah untuk ventilasi, drainage secret dan menghalangi masuknya secret dari nasopharing ke telinga tengah.Ventilasi berguna untuk menjaga agar tekanan udara dalam telinga tengah selalu sama dengan tekanan udara luar, ini dapat dibuktikan :

a. Perasat Valsava Teknik yang dilakukan dengan cara meniupkan dengan kertas dari hidung dipijat serta mulut ditutup. Bila tuba terbuka maka akan terasa udara masuk kedalam telinga tengah yang menekan membrane timpani kearah lateral seperti meletup. Perasat ini tidak boleh dilakukan apabila terjadi infeksi pada jalan nafas. b. Perasat Tyonbee Teknik yang dilakukan dengan cara menelan ludah sambil hidung dipijat serta mulut ditutup. Bila tuba terbuka maka akan terasa membrane tympani tertarik ke medial. Perasat ini lebih fisiologis. Drainage secret akan dialirkan ke nasopharing melalui tuba eustakhius yang berfungsi normal. Jika tuba tersumbat, maka akan tercipta keadaan vakum dalam telinga tengah, sumbatan yang lama dapat mengarah pada peningkatan produksi cairan yang akan memperberat masalah klien. Bila tidak dapat diatasi dengan pengobatan, maka keadaan vakum harus dihentikan dengan miringotomi sehingga cairan dapat didrainage melalui kanalis akustikus eksternus. Tuba Eustakhius biasanya dalam keadaan tertutup dan baru akan terbuka apabila oksigen diperlukan masuk ke telinga tengah atau pada saat mengunyah, menelan dan menguap. Karena selalu tertutup inilah maka tuba eustakhius dapat melindungi telinga tengah dari kontaminasi sekrei telinga tengah dan organisme patologik. Gangguan pada Tuba Eustakhius antara lain berupa Tuba Terbuka Abnormal, Myoklonus Palatal, Palatoskisis dan Obstruksi Tuba. C) Barotrauma

Adalah keadaan dengan terjadinya perubahan tekanan yang tiba-tiba di luar telinga tengah sewaktu di pesawat terbang atau menyelam, yang menyebabkan tuba gagal membuka. Apabila perbedaan tekanan melebihi 90 mmHg, maka otot yang normal aktivitasnya tidak mampu membuka tuba. Pada keadaan ini terjadi tekanan negative sehingga cairan keluar dari pembuluh darah kapiler mukosa dan kadang- kadang disertai dengan rupture pembuluh darah, yang dapat menyebabkan cairan di telinga tengah dan rongga mastoid tercampur darah. Manifestasi klinis berupa nyeri pada telinga, klien mengeluh kurang jelas pendengarannya, autofonia, perasaan ada air dalam telinga dan kadang-kadang tinnitus dan vertigo. Intervensi yang dapat dilakukan diantaranya adalah: a) Melakukan Perasat Valsava salama tidak ada infeksi pada jalan nafas atas. b) Terapi dekongestan. c) Jika cairan masih menetap ditelinga tengah sampai beberapa minggu maka dianjurkan untuk tindakan miring otomi dan bila perlu pemasangan pipa ventilasi (Grommet). d) Usaha preventif terhadap barotrauma dapat dilakukan dengan selalu mengunyahpermen karet atau melakukan Perasat Valsava, terutama sewaktu dalam pesawat terbangmulai turun untuk mendarat. e) Gangguan pada Rantai Osikula Pada telinga tengah terdapat tulang-tulang pendengaran (rantai osikula) yang terdiridari maleus, inkus dan stapes yang mentransmisikan suara dari membrane tympani ke fenestra yang dapat disebabkan oleh infeksi, trauma ataupun proses congenital dapatmenghambat transmisi suara ke tempat lainnya.

Kelainan Kongenital Osikula dapat mengalami kelainan bentuk, terputus ataupun terfiksasi secara kongenital, bentuk yang paling umum adalah hilangnya sebagian inkus dam fiksasi stapes. Liang telinga dapat sama sekali tidak berkembang atau berujung buntu atau tumbuh denganpenyempitan konsentris. Hal ini secara fungsional dapat menyebabkan ketulian kongenital yang seharusnya mendapatkan terapi secara dini. Koreksi kosmetik dari mikrosa perlu segera dilakukan sebelum anak masuk sekolah serta perunya alat Bantu mendengar yang menempel pada tulang pendengaran agar anak dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. D) Otosklerosis a. Pengertian Otosklerosis adalah penyakit pada kapsul tulang labirin yang mengalami spongiosis di daerah kaki stapes, sehingga stapes menjadi kaku dan tidak dapat menghantarkan getaran suara ke labirin dengan baik. Pengertian lain Otosklerosis adalah pengeseran telinga dimana dalam kondisi ini kelebihant ulang stapes mengakibatkan hilangnya gerakan stapes. b. Patofisiologi Kondisi otosklerosis mengenai stapes dan diperkirakan disebabkan oleh pembentukan tulang spongius yang abnormal, khususnya sekitar jendela ovalis yang mengakibatkan fiksasi stapes yang menyebabkan kehilangan pendengaran konduktif c. Etiologi Otosklerosis merupakan gangguan herediter yang dimulai sejak remaja dengan bentuk dominant autosomal yang diwariskan. d. Insiden Terjadi lebih banyak pada Caucasian dan Perempuan yang dapat memperberat kehamilan. e. Tanda dan Gejala Tes Rinne abnormal. Hilangnya pendengaran secara progesive lambat. Membrane tympani normal atau berwarna orange kemerahan karena terjadi peningkatan vaskularisasi dari telinga tengah. f) Penatalaksanaan Pengangkatan stapes yang diganti dengan prosthesis metallic (stapedektomy). Penggunaan fluorikal (suplemen fluoride) dapat memperlambat pertumbuhan tulang spongiosa abnormal. Pemakaian Alat Bantu Dengar.

E)

OTITIS MEDIA a) Pengertian Otitis media adalah pendengaran sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustakhius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. b) Pembagian Otitis Media Otitis media terbagi atas : 1. Otitis media supuratif, terdiri dari : - Otitis Media Supuratif akut = otitis media akut (OMA) - Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK/OMP) 2. Otitis media non supuratif, terdiri dari : - Otits Media Serosa Akut (barotraumas) - Otitis Media Serosa Kronis 1) a. Otitis Media Akut (OMA) Pengertian - Otitis Media Akut (OMA) adalah infeksi akut telinga tengah. (Brunner and Sudath. 1997 : 2050). - Otitis Media Akut (OMA) adalah penyakit yang disebabkan oleh serangan mendadak dari infeksi bakteri dalam telinga bagian tengah. (Charlene J.Reevas.2001:16) Etiologi Penyebab utama Otitis Media Akut (OMA) : a) Masuknya bakteri patogenik (Streptococcus Pnemoniae, Hemophillus Influenza, Moraxella Catarrhalis) ke dalam telinga tengah. b) Disfungsi tuba eustakhius, seperti obstruksi yang diakibatkan infeksi saluran pernapasan atas, inflamasi jaringan disekitar (sinusitis, hipertropi adenoid), atau reaksi alergi (Rhinitis Alergika). Patofisiologi Masuknya mikroorganisme (Streptococcus Pnemoniae, Hemophillus Influenza, Moraxella Catarrhalis) ke telinga tengah dari nasopharing atau telinga luar melalui tuba eustakhius yang mengalami infeksi. Mukosa yang melapisi tuba eustakhius, telinga tengah, dan sel-sel mastoid mengalami peradangan akut. Mukopus terkumpul di dalam telinga dan sel-sel udara. Tekanan dalam telinga tengah makin meningkat, gendang telinga meradang, disebabkan oleh nekrosis iskhemik. Mukopus kemudian keluar ke telinga luar. Gendang telinga menyembuhkan dan tuba eustakhius terbuka lagi. Peradangan biasanya sembuh dengan pengobataan yang efektif dan telinga tengah kembali pada bentuk dan fungsi normal. Tetapi kadang-kadang peradangan terus berlangsung dan diikuti dengan komplikasi.

b.

c.

d.

Tanda dan Gejala : tergantung berat ringannya infeksi Otlagia (nyeri telingah), akan hilang secara spontan jika terjadi perforasi spontan membrane timpani. Keluarnya cairan dari telinga. Demam. Kehilangan pendengaran. Tinitus. Stadium Otitis Media Akut Perubahan mukosa telinga tengah sebagai akibat infeksi dapat dibagi atas 5 stadium yaitu :

e.

1. Stadium oklusi tuba eustakhius Adalah adanya gambaran retraksi akibat terjadinya tekanan negative di dalam tekanan tengah, karena adanya absorbs udara. Efusi mungkin telah terjadi, tetapi tidak dapat dideteksi. Stadium ini sukar dibedakan dengan Otitis Media Serosa yang disebabkan oleh virus atau alergi. 2. Stadium hiperemesis (stadium presupurasi) Stadium ini tampak pembuluh daerah yang melebar di membrane timpani atau seluruh membrane timpani tampak hiperemesis serta edema. Secret yang telah terbentuk 3. Stadium supurasi Edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superficial, serta terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani, menyebabkan membrane timpani menonjol ke arah liang telinga luar. Pada keadaan ini pasien tampak sakit,suhu meningkat, rasa nyeri di telinga bertambah hebat. Apabila tekanan nanah dicavum timpani tidak berkurang, maka terjadi ischemia akibat tekanan pada kapiler dan timbulnya trombophlebitis pada vena kecil dan nekrosis mukosa, dan submukosa. Nekrosis terlihat sebagai daerah yang lebih lembek dan berwarna kekuningan dan ditempat ini akan terjadi rupture. 4. Stadium perforasi Akibat terlambatnya pemberian antibiotika atau virulensi kuman yang tinggi, maka dapat terjadi ruptur membran timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar, pada keadaan ini anak yang tadinya gelisah menjadi tenang, suhu badan turun dan anak tidur nyenyak. Keadaan ini disebut Otitis Media Akut StadiumPerforasi. 5. Stadium resolusi Bila membran timpani utuh maka perlahan-lahan akan normal kembali, bila sudah perforasi maka secret akan berkurang dan akhirnya kering. Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi kuman reda, maka resolusi dapat terjadi, walaupun tanpa pengobatan. f. Insiden Infeksi telinga bagian tengah, merupakan infeksi yang paling umum ditemukan pada anak-anak berumur kurang dari 4 tahun. Komplikasi - Sukar menyembuh. - Cepat kambuh kembali setelah nyeri telinga berkurang.

g.

Ketulian sementara atau menetap. Penyebaran infeksi ke struktur sekitarnya yang menyebabkan mastoiditis akut, kelumpuhan saraf facialis, komplikasi intracranial (meningitis, abses otak), thrombosis sinus lateralis.

h.

Tes Diagnostik Pemeriksaan fisik dan riwayat penyakit. Audiometric impedans, Audiometri Nada Murni. Kultur organism. Penatalaksanaan Pengobatan OMA tergantung pada stadium penyakitnya :

i.

a. Stadium oklusi Pengobatan bertujuan untuk membuka kembali tuba eustachius, sehingga tekanan negative di telinga tengah hilang. Pemberian obat tetes hidung : HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologis (usia di atas 12 tahun) sumber infeksi harus diobati, antibiotika diberikan bila penyebab penyakit adalah kuman bukan virus atau alergi. b. Stadium presupurasi Pemberian antibiotika, obat tetes hidung dan analgetika. Bila membran timpani terlihat hiperemis difus dilakukan Miringotomi. Antibiotika yang diajurkan golongan Penicillin diberikan Eritromisin. c. Stadium supurasi Pemberian antibiotika dan tindakan miringotomi jika membran timpani masih utuh untuk menghilangkan gejala klinis dan ruptur dapat dihindari. d. Stadium resolusi Pemberian antibiotika dilanjutkan sampai 3 minggu jika tidak terjadi resolusi. 2) a. Otitis Media Kronik (OMK) Pengertian - OMK adalah kondisi yang berhubungan dengan patologi jaringan irreversible dan biasanya disebabkan karena episode berulang OMA (Bruner and Suddath. 1997 : 2052). - OMK adalah perforasi membran timpani secara permanen, dengan atau tanpa pengeluaran pus dan kadang-kadang disertai oleh perubahan dalam mukosa dan struktur tulang dari telinga tengah. (Pricilla Lemone. 2001 : 1496). Etiologi - Otitis media kronis biasanya disebabkan karena pengulangan dari penyakit otitis media akut dan disfungsi tuba akustikus. - Trauma atau penyakit lain.

b.

c.

Patofisiologi Otitis media yang berulang akan menghancurkan pars tensa dan tulang dan tulangpendengaran, luasnya kerusakan tergantung dari berat dan seringnya penyakit tersebut kambuh. Prosesus longus inkus menderita paling dini karena aliran darah ke bagian ini kurang. Klien tidak pernah mendapatkan suatu komplikasi yang berat. Tanda dan Gejala Kehilangan Pendengaran. Otorea intermitten atau persisten yang bau busuk. Tidak ada nyerid. Pada pemeriksaan audiogram menunjukan tuli konduktif dalam berbagai derajat. Test Diagnostik Otoskopik Membran Timpani tampak perforasi dan Kolesteatoma dapat terihat sebagai massa putih di belakang membrane timpani. Audiometri memperlihatkan kehilangan pendengaran konduktif atau campuran. Penatalaksanaan Penanganan local : pembersihan hati-hati telinga menggunakan mikroskop dan alat penghisap, pemberian antibiotika tetes. Timpanoplasti, untuk mengembalikan fungsi telinga tengah, menutup lubang perforasi tengah, mencegah infeksi berulang dan memperbaiki pendengaran. Prodesur bedah paling sederhana tipe I (miringoplasti) untuk menutup lubang perforasi pada membrane timpani, tipe II sampai V untuk perbaikan yang lebih intensif struktur telinga tengah. Mastoidektomi, untuk mengangkat kolesteatoma, mencapai struktur yang sakit, dan menciptakan telinga yang aman, kering dan sehat. Komplikasi - Kehilangan pendengaran sensori neural. - Disfungsi syaraf fasial. - Lateral sinus thrombosis. - Abses otak atau subdural. - Meningitis. Terapi OMSK Tidak jarang memerlukan waktu lama serta harus berulang-ulang. Sekret yang keluar tidak cepat kering atau selalu kambuh lagi. Keadaan ini antara lain di sebabkan oleh satu atau beberapa keadaan, yaitu : o Adanya perforasi membran timpani yang permanen sehingga telinga tengah berhubungan dengan dunia luar. o Terdapat sumber infeksi di laring, nasofaring, hidung dan sinus paranasal. o Sudah terbentuk jaringan patologik yang ireversibel dalam rongga mastoid. o Gizi dan higiene yang kurang.

d.

e.

f.

g.

h.

Prinsip terapi OMSK tipe maligna adalah pembedahan, yaitu mastoidektomi. Jadi, bilaterdapat OMSK tipe maligna maka terapi yang tepat ialah dengan melakukan mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti. Terapi konservatif dengan medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan pembedahan. Bila terdapat abses subperiosteal retroaurikuler, maka insisi abses sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum kemudian dilakukan mastoidektomi (sederhana atau radikal). Tujuan operasi ini untuk membuang semua jaringan patologik dan mencegah komplikasike intrakranial. Fungsi pendengaran tidak diperbaiki. Kerugian operasi ini adalah pasientidak diperbolehkan berenang seumur hidupnya. Pasien harus datang dengan teratur untuk kontrol supaya tidak terjadi infeksi kembali. Pendengaran berkurang sekali sehingga dapat menghambat pendidikan atau karier pasien. Modifikasi operasi ini ialah dengan memasang tandur (graft) pada rongga operasi sertamembuat meatal-plasty yang lebar, sehingga rongga operasi kering permanen, tetapi terdapatcacat anatomi, yaitu meatus luar liang telinga menjadi lebar. Tindakan pembedahan Timpanoplasti dengan pendekatan Ganda (Combined Approach Tympanoplasty) Operasi ini merupakan teknik operasi timpanoplasti yang dikerjakan pada kasus OMSK tipe maligna atau OMSK tipe benigna dnegan jaringan granulasi yang luas. Tujuan opeasi iniuntuk menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran tanpa melakukan teknik matoidektomi radikal (tampa meruntuhkan dinding posterior liang telinga. sMembersihkan kolesteatom dan jaringan granulasi di kavum timpani di kerjakan melalui2 jalan (combined approach) yaitu melalui liang telinga dan rongga mastoid dengan melakukan timpanotomi posterior. Tehnik operasi ini pada OMSK tipe maligna belumdisepakati oleh para ahli karena sering terjadi kambuhnya kolesteatoma kembali.

3) a.

Otitis Media Perforasi (OMP) Pengertian Otitis Media Akut Perforasi adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga bagian tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel sel mastoid yang diikuti dengan rupturnya membrane tympani dan biasanya terdapat sekret yang mengalir keluar dari telinga bagian tengah ke telinga bagian luar. OMP adalah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul, sekret mungkin encer, kental, bening atau berupa nanah. (Dr Efiaty dan Prof Nurbaity Sp. THT).

b.

Patofisiologi Otitis media akut dengan perforasi membrane timpani menjadi otitis media perforatif apabila prosesnya sudah lebih dari 2 bulan. Bila proses infeksi kurang dari 2 bulan disebut otitis media supuratif subakut. Beberapa faktor yang menyababkan OMA menjadi OMP adalah terapi yang terlambat diberikan, terapi yang tidak adekuat, virulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah (gizi kurang) atau hygiene buruk. Otitis Media Akut perforasi biasanya disebabkan karena adanya komplikasi dari infeksi saluran pernafasan bagian atas. Sekresi dan inflamasi dari infeksi saluran pernafasan bagian atas ini dapat menyebabkan terjadnya oklusi tuba Eustachii. Normalnya, mukosa dari telinga bagian tengah mengabsorpsi udara diliang telinga bagian tengah. Jika udara tersebut tidak terabsorpsi karena adanya obstruksi tuba eustachii, maka akan timbul suatu tekanan negative yang menyebabkan terjadinya suatuproduksi secret yang serous. Sekret di telinga bagian tengah ini merupakan media yang baik bagi pertumbuhan bakteri dan mikroba. Dan dengan adanya infeksi saluran pernafasan bagian atas, memudahkan masuknya virus atau bakteri ke telinga tengah. Jika pertumbuhannya cepat, maka hal ini akan menyebabkan terjadinya infeksi telinga bagian tengah. Jika infeksi dan inflamasi ini terjadi secara terus menerus, hal ini dapat menyebabkan perforasi pada membran thympani. Insiden Sering dijumpai pada anak-anak, bila terjadi pada orang dewasa kemungkinan pada pasienyang menjalani radioterapi dan barotrauma seperti penyelam.

c.

d.

Tanda dan Gejala 1. Pasien mengeluh kehilangan pendengaran 2. Rasa penuh dalam telinga 3. Suara letup atau berderik yang terjadi ketika tuba eusakhius berusaha membuka. Test Diagnostik 1. Audiogram menunjukan adanya tuli konduktif dalam berbagai derajat. 2. Otoscope pada membrane timpani tampak sklerotik (tidak terisi sel udara dan mungkin terdapat rongga dalam tulang akibat erosi oleh kolesteoma). Penatalaksanaan Miringoplasti, bila kehlangan pendengaran yang berhubungan dengan efusi telinga tengahmenimbulkan masalah bagi pasien. Mastoidektomie yang bertujuan menghilangkan jaringan patologis serta eradikasi kuman. Kortikosteroid dosis rendah, untuk mengurangi oedema tuba eustakhius pada kasusbarotraumas.

e.

f.

F)

MASTOIDITIS

Mastoiditis adalah segala proses peradangan pada sel- sel mastoid yang terletak pada tulang temporal. Biasanya timbul pada anak-anak atau orang dewasa yang sebelumnya telah menderita infeksi akut pada telinga tengah. Gejala-gejala awal yang timbul adalah gejala-gejala peradangan pada telinga tengah, seperti demam, nyeri pada telinga, hilangnya sensasi pendengaran, bahkan kadang timbul suara berdenging pada satu sisi telinga (dapat juga pada sisi telinga yang lainnya). Konsep Penyakit Mastoiditis a. Pengertian Mastoiditis merupakan suatu infeksi dari otitis media akut yang melanjutkan ke dalam seludara mastoid (Lemone 2004 : 1496) b. Patofisiologi Pada mastoiditis akut, tulang septal antara sel udara mastoid dihancurkan dan selbergabung untuk membentuk ruang yang besar. Bagian dari jalannya mastoid terkikis.Dengan adanya infeksi kronis, dapat menyebabkan sebuah abses dapat terbentuk, atau sklerosis tulang dari mastoid.Mastoiditis akut meningkatkan resiko meningitis karena hanya sebuah tulang yang sangat tipis memisahkan sel udara mastoid dari otak. Beruntungnya, komplikasi ini jarang terjadi sejak pemberian antibiotika yang efektif untuk terapi otitis media. c. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala mastoiditis akut biasanya berkembang antara 2 atau 3 minggu setelah episode dari otitis media akut dan termasuk : Sakit telinga. Kehilangan pendengaran. Tampak kemerahan dan inflamasi. Bengkak dapat menyebabkan aurikula dari telinga menonjol melebihi dari normal (retroaurikula). Panas dapat disertai dengan tinnitus dan sakit kepala. Pengeluaran cairan dari telinga yang berlebihan perlu dicatat. d. Penatalaksanaan Pencegahan adalah focus primer dari kolaboratif dan tindakan keperawatan yang berhubungan dengan mastoiditis. Pengobatan antibiotika yang efektif dari otitis media akut mencegah mastoiditis pada tingkat awal. Mengikuti tindakan pembedahan, menetapkan secara hati-hati luka dan pengeluaran untuk membuktikan infeksi atau komplikasi lainnya. Pendengaran klien mungkin sementara atau menetap terpengaruh, tergantung pada luasnya operasi. Bicara pelan dan jelas, jangan berteriak atau bicara keras yang tidak biasa.

Yakinkan keluarganya dan staff mengetahui tentang kehilangan pendengaran klien dan menggunakan tekhnik komunikasi yang sesuai. Membantu pasien dengan ambulasi awal, karena pusing dan vertigo biasanya mengikuti pembedahan. Pemberian antibiotika untravena seperti penicillin, Cefriaxone selama 14 hari. Jika tidak membaik dengan antibiotic maka dilakukan operasi Mastoidektomi, bersama denngan Timpanoplasti. Penghembusan udara melalui hidung, bersin dan batuk harus dihindari karena dapat meningkatkan tekanan pada telinga bagian tengah.

e. Perawatan di rumah - Pendidikan tentang mastoiditis akut, menekankan pentingnya pemberian terapi antibiotika dan menganjurkan untuk follow up. - Instruksikan klien dan keluarga untuk melaporkan reaksi yang merugika untuk perawatan primer. - Ajarkan klien dan keluarga bagaimana teknik aseptic. G) KOLESTEATOMA a. Pengertian Kolesteatoma adalah suatu kista epithelial yang berisi deskuamasi epitel/keratin. b. Patofisiologi Sel epitel debris mengumpul dalam telinga bagian tengah, membentuk kista yang merusak struktur telinga dan mengurangi pendengaran, seperti pada mastoiditis. Deteksi dan pengobatan secara dini pada otitis media dengan memberikan antibiotika akan menurunkan kolesteatoma. Kolesteatoma sangat berbahaya dan merusak jaringan sekitarnya yang dapat mengakibatkan hilangnya pendengaran. c. Penatalaksanaan Mastoidektomy dapat menghilangkan kolesteatoma. d. Komplikasi Komplikasi terjadi apabila sudah terjadi proses nekrosis tulang yakni : Labirinitis Meningitis Abses otak

MASSA TELINGA TENGAH a. Jenis-jenis Massa Telinga Tengah 1. Glomus jugulare adalah tumor yang timbul dari bulbus jugularis (Brunner &Suddath: 1999;2056) 2. Neuroma nervus fasialis adalah tumor nervus VII, nervus fasialis (Brunner & Suddath: 1999;2056) 3. Granuloma kolesterin adalah reaksi system imun terhadap produk samping darah (Kristal kolesterol) di dalam telinga tengah (Brunner & Suddath: 1999;2056) 4. Timpanosklerosis adalah timbunan kolagen dan kalsium di dalam telinga tengah yang dapat mengeras di seputar osikulus sebagai akibat infeksi berulang Penatalaksanaan Pada dasarnya semua jenis massa dilakukan pengangkatan massa melalui pembedahan, dan jika tidak memungkinkan pembedahan digunakan terapi radiasi.

b.

DAFTAR PUSTAKA Brunner & Sudath . 2000. Keperawatan Medikal Bedah. Buku II Edisi 9, Alih

Вам также может понравиться

  • Anatomi Hepar
    Anatomi Hepar
    Документ38 страниц
    Anatomi Hepar
    Fazmial Ujir
    Оценок пока нет
  • Translate Tantangan Desentralisasi
    Translate Tantangan Desentralisasi
    Документ4 страницы
    Translate Tantangan Desentralisasi
    Fazmial Ujir
    Оценок пока нет
  • Informasi Dan Teknologi Komunikasi
    Informasi Dan Teknologi Komunikasi
    Документ1 страница
    Informasi Dan Teknologi Komunikasi
    Fazmial Ujir
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ3 страницы
    Bab I
    Fazmial Ujir
    Оценок пока нет
  • Participation
    Participation
    Документ1 страница
    Participation
    Fazmial Ujir
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ3 страницы
    Bab I
    Fazmial Ujir
    Оценок пока нет
  • Kesenjangan Digital
    Kesenjangan Digital
    Документ2 страницы
    Kesenjangan Digital
    Fazmial Ujir
    Оценок пока нет
  • Formulir Informasi Dan Edukasi RSUD PIRU
    Formulir Informasi Dan Edukasi RSUD PIRU
    Документ1 страница
    Formulir Informasi Dan Edukasi RSUD PIRU
    Fazmial Ujir
    Оценок пока нет
  • Kesimpulan
    Kesimpulan
    Документ2 страницы
    Kesimpulan
    Fazmial Ujir
    Оценок пока нет
  • Pengetahuan
    Pengetahuan
    Документ4 страницы
    Pengetahuan
    Fazmial Ujir
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Документ2 страницы
    Daftar Isi
    Fazmial Ujir
    Оценок пока нет
  • 10.daftar Pustaka
    10.daftar Pustaka
    Документ1 страница
    10.daftar Pustaka
    Fazmial Ujir
    Оценок пока нет
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Документ3 страницы
    Bab Iii
    Fazmial Ujir
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Документ5 страниц
    Daftar Isi
    Fazmial Ujir
    Оценок пока нет
  • Kesehatan Kerja
    Kesehatan Kerja
    Документ29 страниц
    Kesehatan Kerja
    Fazmial Ujir
    Оценок пока нет
  • Preskas Hepatitis
    Preskas Hepatitis
    Документ29 страниц
    Preskas Hepatitis
    Fazmial Ujir
    Оценок пока нет
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Документ5 страниц
    Bab Ii
    Fazmial Ujir
    Оценок пока нет
  • TBRN
    TBRN
    Документ7 страниц
    TBRN
    Fazmial Ujir
    Оценок пока нет
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Документ16 страниц
    Bab Ii
    Fazmial Ujir
    Оценок пока нет
  • Cases
    Cases
    Документ12 страниц
    Cases
    Fazmial Ujir
    Оценок пока нет
  • Studi Kasus
    Studi Kasus
    Документ4 страницы
    Studi Kasus
    Fazmial Ujir
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Документ3 страницы
    Daftar Isi
    Fazmial Ujir
    Оценок пока нет
  • Kuis kwn1102009110
    Kuis kwn1102009110
    Документ2 страницы
    Kuis kwn1102009110
    Fazmial Ujir
    Оценок пока нет
  • Word
    Word
    Документ38 страниц
    Word
    Fazmial Ujir
    Оценок пока нет
  • KB Suntik + Pil
    KB Suntik + Pil
    Документ2 страницы
    KB Suntik + Pil
    Fazmial Ujir
    Оценок пока нет
  • Test
    Test
    Документ15 страниц
    Test
    Fazmial Ujir
    Оценок пока нет
  • Check List
    Check List
    Документ1 страница
    Check List
    Fazmial Ujir
    Оценок пока нет
  • Tugas Dari Journal
    Tugas Dari Journal
    Документ2 страницы
    Tugas Dari Journal
    Fazmial Ujir
    Оценок пока нет
  • Cover Studi Kasus
    Cover Studi Kasus
    Документ5 страниц
    Cover Studi Kasus
    Fazmial Ujir
    Оценок пока нет
  • Tabe LLLLL 6
    Tabe LLLLL 6
    Документ2 страницы
    Tabe LLLLL 6
    Fazmial Ujir
    Оценок пока нет