TEST REPORT OF COMPARING PIC, SOIL SEMEN, SOLINDO & ALPHENATE TO PREVENT SPONTANEOUS COMBUSTION OF LATI COAL

By : Dudi Setiabudi

Mine Research & Development Technical Service Planning & Quality Assurance Dept. 2001

Spontaneous Combustion 2001

CONTENT
Page Summary . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Content . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1. 1.1 2. 3. 4. 4.1 4.2 4.2.1 4.2.2 5. 6. Introduction . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Purpose and Object Study ..........................

Investigation Method . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . The Time and Investigation Area . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Investigation Result . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Field Investigate Result . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Laboratory Investigate Result . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Graphic Temperature Monitoring . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Graphic Sizing (Cumulative Under Size) . . . . . . . . . . . . . . . Study Result . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Conclusion and Recommendation . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

TABLE CONTENT

1. 2. 3. 4.

Summarized Spontaneous Combustion Evaluation . . . . . . Spontaneous Combustion Evaluation . . . . . . . . . . . . . . . . . Coal Quality Spontaneous Combustion Test . . . . . . . . . . . . Coal Sizing Spontaneous Combustion Test . . . . . . . . . . . .

REFERENCES

1.

Yos Rosadi (1996), Self Spontaneous Combustion Test Report of Lati & Binungan Coal, PTBC.

2.

Oka Muttakin (1999), Laporan Pengujian Spontaneous Combustion untuk Batubara Lati, PTBC.

3.

Buddy Hendrawan (2000), Laporan Perbandingan Produk Solindo 2000 dan PIC 103, PTBC.
ii

Spontaneous Combustion 2001

APPENDIX

Figure

1 2

Lay out Investigate Location Detail Monitoring Temperature Location

Table Temperature And Rainn Fall Monitoring

1 2 3 4

Soil Semen PIC Solindo Alphenate

Photo

1. PIC First Burn at 21 February 2001 2. Soil Semen First Burn at 21 February 2001 3. Solindo First Burn at 28 February 2001 4. Alphenate First Burn at 3 March 2001 5. Coal Sampling After Burn at 6 March 2001 6. Coal Stacking Location

Material Safety Data Sheet 1. PIC 2. Soil Semen 3. Solindo 4. Alphenate

ii

Spontaneous Combustion 2001

Summary
Spontaneous combustion is important in the world of coal mine, especially in long time coal stacking in stockpile and shipment. Coal has a self-heating if its oxidation process. The controlling of self-heating process is not good will be spontaneous combustion. PT Berau coal has twice study of preventive spontaneous combustion; there are in year 1996 and 1999. Both of twice study to conclusion that the preventive of spontaneous combustion can do with spraying chemical regent. Based on twice study and with added chemical regent product, as like: Solindo and Alphenate. Therefore, We are comparing of each chemical regent PIC, Soil Semen, Solindo and Alphenate to preventive spontaneous combustion, and Its continued study of Dust Suppressant (2000). The result of the study with high sulfur contents of Lati coal (>1.5%), since 20 February to 6 March 2001, its conclusion such as: 1. Soil Semen has spontaneous combustion on 33 days with operational cost Rp 420 per ton coal. PIC has spontaneous combustion on 33 days with operational cost Rp 160 per ton coal. Solindo has spontaneous combustion on 40 days with operational cost Rp 136 per ton coal. Alphenate has spontaneous combustion on 43 days with operational cost Rp 160 per ton coal.

Ringkasan
Spontaneous combustion adalah masalah penting dalam dunia pertambangan terutama pada penyetokan batubara di stockpile dan pengapalan dalam waktu yang cukup lama. Spontaneous combustion terjadi apabila batubara terkena oksidasi yang tidak terkontrol. PT. Berau coal telah melakukan dua kali penelitian yaitu tahun 1996 dan 1999. Dari kedua penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa proses spontaneous combustion dapat dicegah dengan cara penyemprotan regen kimia. Berdasarkan kedua penelitian tersebut dan bertambahnya produk regen kimia, yaitu Solindo dan Alphenate, maka dilakukan percobaan spontaneous combustion dengan membandingkan produk regen kimia PIC, Soil Semen, Solindo dan Alphenate, serta merupakan tindak lanjut dari penelitian Dust Suppressant (2000). Dari hasil percobaan dengan menggunakan batubara Lati kadar sulfur tinggi (>1,5%), mulai tanggal 20 Pebruari sampai 6 Maret 2001 dapat disimpulkan bahwa: 1. Soil Sement mengalami spontaneous combustion pada hari ke 33 dengan biaya operasional Rp 420 per ton batubara. 2. PIC mengalami spontaneous combustion pada hari ke 33 dengan biaya operasional Rp 160 per ton batubara. 3. Solindo mengalami spontaneous combustion pada hari ke 40 dengan biaya operasional Rp 136 per ton batubara. 4. Alphenate mengalami spontaneous combustion pada hari ke 43 dengan biaya operasional Rp 160 per ton batubara. Ringkasan hasil ketiga penelitian dapat dilihat pada tabel Summarized Spontaneous Combustion Evaluation. Berdasarkan kesimpulan dari ke 4 regen kimia yang dilakukan penelitian, secara teknis Alphenate paling bagus (selisih 3 hari dengan solindo) dan secara ekonomis adalah solindo (selisih Rp 8 per ton batubara dengan alphenate) Dengan pertimbangan segi teknis untuk dikemudian hari, dimana solindo bisa menyebabkan tersumbatnya nozzle bila tidak dilakukan pembilasan pada nozzle setiap selesai running, maka regen kimia yang direkomendasikan untuk dipergunakan sebagai dust suppressant dan mencegah terjadinya spontaneous combustion adalah: Alternatif 1 = Alphenate Alternatif 2 = Solindo Alternatif 3 = PIC ii

2. 3.

4.

Summary of the third result is shown in table Summarized Spontaneous Combustion Evaluation. Based on conclusion of 4 chemical regents investigated, as technically Alphenate is the best, but Solindo is more economics. Within as technically in the future that silindo may be to be clogs up of nozzle when regent that recommended to use for dust suppressant and preventive spontaneous combustion are: Alternative 1 = Alphenate Alternative 2 = Solindo Alternative 3 = PIC

Spontaneous Combustion 2001

SUMMARIZED SPONTANEOUS COMBUSTION EVALUATION

PIC - NON PIC (Yos Rosadi, 1996)

(Sulfur Content < 1%)

Coal Type Lati Coal Lati Coal Binungan Coal Binungan Coal

Chemical Regent PIC Non PIC PIC Non PIC

Day 55 30 55 55

Remarks Not Burn Burn Not Burn Not Burn

PIC - SOIL SEMEN - COVERED (Oka Muttakin, 1999)

(Sulfur Content < 1%)

Coal Type Lati Coal Lati Coal Lati Coal

Chemical Regent PIC Soil Semen Covered

Day 60 57 43

Remarks Not Burn Burn Burn

PIC - SOIL SEMEN - SOLINDO - ALPHENATE (Dudi S, 2001)

(Sulfur Content > 1.5 % )

Coal Type Lati Coal Lati Coal Lati Coal Lati Coal

Chemical Regent PIC Soil Semen Solindo Alphenate

Day 33 33 40 43

Remarks Burn Burn Burn Burn

ii

Spontaneous Combustion 2001

ii

Spontaneous Combustion 2001

1. Introduction
Coal is a fuel material that has physical and chemical material of each others are

1. Pendahuluan
Batubara sebagai salah satu bahan bakar memiliki karakteristik fisik maupun kimia yang berbeda-beda dimana hal tersebut akan berpengaruh terhadap penggolongan kualitas batubara. Batubara memiliki sifat pemanasan sendiri (self-heating) apabila terjadi proses oksidasi. Process self-heating yang tidak terkontrol akan menyebabkan combustion terjadinya

different. The differences to determine of rank coal. Coal has a self-heating if its oxidation process. The controlling of selfheating process is not good will be

spontaneous combustion.

The spontaneous combustion is important in the world of coal mine, especially in long time coal stacking in stockpile and shipment.

spontaneous sendiri).

(pembakaran

Masalah spontaneous combustion adalah PT Berau coal has twice study of preventive spontaneous combustion; there are in year 1996 (Yos Rosadi) and 1999 (Okka masalah penting dalam dunia pertambangan batubara, terutama pada penumpukan di stockpile dan pengapalan batubara dalam jangka waktu lama.

muttakin).

Both of twice study to conclusion that the preventive of spontaneous combustion can do with spraying chemical regent (table 1).

Untuk

menanggulangi

terjadinya

spontaneous combustion tersebut, PT. Berau Coal telah melakukan dua kali penelitian yaitu tahun 1996 (Yos Rosadi) dan tahun

Based on twice study and with added chemical regent product, as like: Solindo and Alphenate. We are comparing of each

1999 (Okka Muttakin).

Dari

kedua

penelitian bahwa

tersebut

dapat

chemical regent PIC, Soil Semen, Solindo and Alphenate to preventive spontaneous combustion.

disimpulkan

penanggulangan

terjadinnya spontaneous combustion dapat dilakukan dengan cara penyemprotan regen kimia (Tabel 1).

PIC and Alphenate are surfactant and humectant, while Soil Semen and Solindo are acrylic latex material blend). (Polly vinyl acrylic Bertitik tolak dari kedua penelitian tersebut diatas dan dengan bertambahnya produk regen kimia, antara lain : Solindo dan Alphenate, maka kami perlu melakukan The procedure of PIC and Alphenate to preventive oxidation process of a coal, such as:Surfactant is chemically explained to have 1 penelitian spontaneous combustion dengan membandingkan produk regen kimia PIC, Soil Semen, Solindo dan Alphenate.

Spontaneous Combustion 2001

Table 1 SPONTANEOUS COMBUSTION EVALUATION

PIC - NON PIC (Yos Rosadi, 1996)

(Sulfur Content < 1%)

Coal Type Lati Coal Lati Coal Binungan Coal Binungan Coal

Chemical Regent PIC Non PIC PIC Non PIC

Day 55 30 55 55

Remarks Not Burn Burn Not Burn Not Burn

PIC - SOIL SEMEN - COVERED (Oka Muttakin, 1999)

(Sulfur Content < 1%)

Coal Type Lati Coal Lati Coal Lati Coal

Chemical Regent PIC Soil Semen Covered

Day 60 57 43

Remarks Not Burn Burn Burn

both hydrophilic and hydrophobic radicals is its molecule. The hydrophobic radicals of surfactant absorb on the surface of coal efficiently thus the surface of a coal becomes hydrophilic. The wettability of coal surface induced by the function of surfactant is prolonged by the function of humectant.

PIC dan Alphenate terdiri dari surfactant dan humectant, sedangkan Soil Semen dan Solindo terdiri dari bahan acrilik latec (poly vinyl acrylic blend). Prinsip kerja PIC dan Alphenate dalam mencegah terjadinya oksidasi dalam

batubara, yaitu Surfactant yang berfungsi memberikan efek pembasahan dengan permukaan pada cara pada

Prosedure of Soil Semen and Solindo, its acrylic latex that function to bond coal surface and aggregate together.

permukaan menurunkan

batubara tegangan

batubara dan humectan berfungsi sebagai pengontrol penguapan air dan juga

1.1 Purpose and Object Study

The purpose of study is investigate of alternative technology with comparing

memperpanjang umur pembasahan pada permukaan batubara.

Sedangkan prinsip kerja Soil Semen dan Solindo dalam mencegah oksidasi tersebut adalah acrylic latex yang berfungsi mengikat 2

chemical regent product PIC, Soil Semen, Solindo and Alphenate to preventive

Spontaneous Combustion 2001

spontaneous combustion. And to continued study of Dust Suppressants in March 2000.

partikel-partikel

halus

dan

membentuk

lapisan mantel pada permukaan batubara.

The objective study is : Investigate of effectively of surfactant, humectant and acrylic latex to preventive spontaneous combustion in stockpile. Knowing of environmental influence to spontaneous combustion. Knowing the eliminated time of coal stacking in stockpile. Recommended of the result investigation.

1.1 Maksud dan Tujuan

Maksud dilakukan penelitian adalah untuk melakukan teknologi pengkajian alternatif dan yaitu pencarian dengan

membandingkan produk regen kimia PIC, Soil Semen, Solindo, dan Alphenate

terhadap proses spontaneous combustion. Serta menindak lanjuti percobaan Dust

Suppressant bulan Maret 2000.

2. Investigation Method
Investigation Flow diagram is shown in table 3, while as detail such as: The investigated used 400 tonnes high sulfur of Q Seam Lati for each chemical regent PIC, Soil Semen, Solindo and Alphenate in 1% solution. Spraying chemical regent in belt

Tujuannya adalah : Menguji efesiensi surfactant, humectant dan acrylic latex dalam mencegah / menghambat proses spontaneous

combustion di stockpile. Mengetahui pengaruh kondisi lingkungan terhadap spontaneous combustion. Mengetahui umur penyimpanan batubara di stockpile. Merekomendasdikan hasil penelitian.

conveyor upter crushing (-50 mm) in Roxon. Coal sample after coal crushing and spraying chemical regent by automatic sampling. Coal stocking in ROM 2 with 30 meters long, 7 meters width and 5 meters high (Figure. 1). Monitoring temperature twice in a day at 9.00 and 16.00 WITA divided to 17 monitoring location (Figure. 2). Sample taken after spontaneous

5. Metode Penelitian
Flow diagram penelitian terlampir pada table 3, adapun secara detai adalah : Pengujian dilakukan terhadap batubara high sulfur Q seam Lati yang masingmasing sebanyak 400 ton untuk setiap regen kimia PIC, Soil Semen, Solindo dan Alphenate dengan konsentrasi

larutan regen kimia sebesar 1%. Penyemprotan regen kimia dilakukan di belt conveyor setelah batubara di cruhing (50 mm) di Roxon. 3

combustion by manual.

Spontaneous Combustion 2001

Table 3 INVESTIGATION FLOW DIAGRAM TEST SPONTANEOUS COMBUSTION

( 20 February to 6 March 2001 )

19 Februari 2001 ( 2nd Shiff ) Belt Conpeyor LATI MINE ROM 1 CHRUSER

20 Februari 2001 ( 1st Shiff )

STOCKPILE

ROM 2

SPRAYING CHEMICAL REGENT SOIL SEMEN PIC SOLINDO ALPHENATE

COAL STOCKING - TEMPERATURE - RAIN FALL - WIND DIRECTION - COAL PHYSICS

AUTOMATIC SAMPLING

MANUAL SAMPLING

Pengambilan sample dilakukan pada automatic sample (batubara telah

3. Time and Investigation Area

The investigated in Lati area within high sulfur content (more than 1.5%), since 20 February to 6 March 2001. -

dicrushing dan disemprot regen kimia). Batubara di tumpuk di tempat yang telah ditentukan (ROM 2) dengan pangjang tumpukan 30 meter, tinggi 5 meter, lebar 7 meter (Gambar 1). Monitoring temperature dilakukan 2 kali perhari sekitar jam 9.00 dan jam 16.00 yang dibagi menjadi 17 titik pengamatan

4. Investigation Result
The investigation result divided to field and laboratory investigate. -

(Gambar 2). Pengambilan spontaneous sample setelah proses

combustion

dilakukan

4.1 Field Investigate Result

20 February 2001 PIC, location no. 10 has a white fog.

secara manual dengan menggunakan skop.

3. Waktu Dan Lokasi Penelitian

dilakukan di Lati dengan

21 February 2001 -

PIC, White fog in location no. 10 Penelitian

becomes blue fog and coal burn smell. After a coal removed is about 4 (kadar

spesifikasi kualitas batubara sulfur tinggi sulfur lebih besar dari 1,5%).

Spontaneous Combustion 2001

50 cm to 70 cm depth is showed coal burn with temperature 450 C. Soil Semen beginning burn between location no. 10 and 11 with
o

Penelitian ini dimulai tanggal 20 Januari sampai 6 Maret 2001.

4. Hasil Penelitian
Hasil penelitian terdiri dari hasil pengamatan dilapangan dan hasil analisa di laboratorium.

temperature 417oC. 24 February 2001 All coal stacking has white fog

28 February 2001 Solindo, beginning burns between location no. 8 and 9 with temperature 530oC. Tanggal 20 Pebruari 2001 3 March 2001 Alphenate, beginning burns between location no. 10 and 11 with temperature 383oC. PIC, di sekitar lokasi pengamatan no 10 sudah mengeluarkan asap

4.1 Hasil Pengamatan Lapangan

berwarna putih. Tanggal 21 Pebruari 2001 PIC, kondisi asap pada titik

6 March 2001 The end temperature monitoring and taken sample by manual.

pengamatan no. 10 berwarna biru dan bau batubara terbakar, saat dilakukan pembongkaran di sekitar kedalaman 50
o

sampai bara api

70

cm

1.2 Analysis Laboratory Result

The analysis result consists of Proximate, TM, TS, CV and Sizing (Table 4 and 5). The result of temperature monitoring and sizing Its shown in graphic temperature monitoring (4.2.1) and graphic sizing (4.2.2).

mengeluarkan

dengan

temperatur 450 C. Soil Semen mulai terbakar disekitar titik pengamatan 10 dan 11 dengan temperature 417oC. Tanggal 24 Pebruari 2001 Semua tumpukan asap batubara putih

mengeluarkan

5. Study Result
Both of investigate in the field and laboratory of the coal stacking, part of the first burn at northeaster coal stacking and parallel with haul road. This is equal with wind direction northeast to southwest (figure 1).

(penguapan). Tanggal 28 Pebruari 2001 Solindo mulai terbakar disekitar titik pengamatan 8 dan 9 dengan suhu 530oC. Tanggal 3 Maret 2001 Alphenate mulai terbakar disekitar titik pengamatan 10 dan 11 dengan suhu 383oC. 5 Tanggal 6 Maret 2001

In graphic monitoring temperature is shown : PIC, from beginning investigate has a

Spontaneous Combustion 2001

highest temperature. It is clearly at 23rd days and burn at 33rd days. Soil Semen, in the beginning investigate has a lowest temperature but at 23rd days temperature to increase as significant with to add days and burn at 33rd days. Solindo, at the beginning investigate has temperature between PIC and Soil

- Akhir

monitoring

stockpile

dan

pengambilan sample secara manual.

4.2 Hasil Analisa Laboratorium

Hasil analisa laboratorium terdiri dari

Proximate, TM, TS, CV dan Sizing (Tabel 4 dan 5). sizing Hasil pengamatan temperatur dan juga diperlihakan pada grafik

Semen but higher than Alphenate. Its burn at 40 days Alphenate, Its the last burn at 43rd days. Its to ward of the end investigate at 31st days has a lowest temperature.

temperature sizing (4.2.2)

monitoring (4.2.1) dan grafic

5. PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian keempat pada dan pengamatan batubara timur laut

The relation of temperature and weather is shown in temperature monitoring graphic that a higher temperature is equal with higher rainfall. Its the same with the according to Young (1976) both adsorption of water on dry or partially dry coal and oxygen reactions with coal are exothermic. The absorption of sufficient water vapour from moist air to raise the moisture content of 100 gram of low rank coal from say 10 to 11 % will generate over 2.6 kilo joule of heat. This will lead to a rise of about 17oC in the temperature of the coal assuming no heat loss. PIC sejak awal penelitian memiliki tamperatur yang lebih tinggi dibanding tumpukan batubara regen kimia lain dan The coal sizes of coal stacking of all chemical regents are relative the same characteristic that coal particle 50 mm to increase after has a coal stacking burn or end of Soil Semen pada awal penelitian memiliki temperatur paling rendah dibanding terlihat jelas mulai pengamatan pada hari ke 23 sampai terbakar pada hari ke 33. dilapangan mulai tumpukan bagian

terbakar

tumpukan batubara yang sejajar dengan jalan angkut batubara (haul road). Hal ini sesuai dengan arah angin utama yaitu timur laut barat daya (gambar 1). Pada graphic temperature monitoring

diperlihatkan bahwa:

investigate. This is oxidation product, which cause breakage of coal. The increase of coal size 22.4 mm to +1 mm of Soil Semen, PIC and Solindo. And the increase of coal size 11.5 mm to +1 mm of Alphenate.

tumpukan batubara regen kimia lain namun mulai hari ke 23 temperatur Soil Semen meningkat secara signifikan

dengan bertambahnya waktu sampai akhirnya terbakar pada hari ke 33.

Spontaneous Combustion 2001

The coal quality of coal stacking of all chemical regents is generally has the

Solindo dari awal penelitian memiliki temperature diantara PIC dan Soil

increase of inherent moisture and to following decrease of calorific value. This is caused by oxidation process of coal. While another quality parameters in range of repeatability. -

Semen, tetapi berada di atas rata-rata temperature Alphenate dan terbakar

pada hari ke 40. Alphenate adalah tumpukan batubara yang paling akhir terbakar yaitu pada hari ke 43. Menjelang akhir penelitian, yaitu mulai hari ke 31 relatif memiliki

6. Conclusion and Recommendation 6.1 Conclusion

Based on the investigate above have as a conclusion that : 1. Soil Semen has burn on 33 days with operational cost Rp 420 per ton coal. 2. PIC has burn on 33 days with

temperature paling rendah dibandingkan dengan regen kimia lain. Hubungan antara temperature dengan cuaca dapat dilihat pada graphic temperature temperature

monitoring

yaitu

besarnya

operational cost Rp 160 per ton coal. 3. Solindo has burn on 40 days with operational cost Rp 136 per ton coal. 4. Alphenate has burn on 43 days with operational cost Rp 160 per ton coal.

berbanding lurus dengan besarnya curah hujan. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Young (1976) yang

menyatakan bahwa penyerapan air dan oksigen dalam batubara kering adalah reaksi eksoterm. Dalam 100 gram batubara derajat

6.2 Recommendation
Based on conclusion of 4th chemical regents therefore to recommended that has a reduce dust suppressant and preventive

rendah (low rank coal) dengan kandungan moisture naik 10-11% akan menghasilkan 2.6 kilo-joule panas atau sekitar 17oC dengan asumsi tidak ada panas yang hilang (Young, 1976). Ditinjau dari hasil sizing semua tumpukan batubara dengan regen kimia tersebut

spontaneous combustion are : Alternative 1 = Alphenate Alternative 2 = Solindo Alternative 3 = PIC

mempunyai sifat yang relatif sama yaitu jumlah size 50 mm meningkat setelah penelitian berakhir (batubara terbakar). Hal ini terjadi karena adanya proses oksidasi yang partikel menyebabkan batubara. pecahnya partikelpartikel

Bertambahnya

halus tersebut terkonsentrasi pada ukuran butir 22.4 mm sampai +1 mm untuk Soil Semen, PIC, dan Solindo. 7 Dan 11.2mm

Spontaneous Combustion 2001

sampai +1 mm untuk Alphenate. Ditinjau dari segi kualitas batubara, semua tumpukan batubara dengan regen kimia tersebut, secara umum memiliki inherent

moisture meningkat dan kalori batubara menurun, sedangkan parameter kualitas

batubara yang lain berada dalam jangkauan repeatability. Meningkatnya inherent moisture yang diikuti dengan turunnya kalori batubara disebabkan oleh proses oksidasi pada

partikel-partikel batubara.

5.1 Analisis Biaya

Dalam pengujian spontaneous combustion ini, untuk 400 ton batubara diperlukan 1.100 liter larutan yang terdiri dari 11 liter regen kimia dan 1.089 liter air. Biaya operasional percobaan terlampir. Biaya per ton batubara untuk : Soil Semen = Rp 420 PIC Solindo Alphenate = Rp 160 = Rp 136 = Rp 160

5.2 Analisis Operasional

Secara operasional PIC dan Alphenate yang terdiri dari surfactant dan Humectan tidak ada masalah karena regen kimia tersebut dapat larut dalam air dangan baik.

Sedangkan Solindo dan Soil semen yang terdiri dari Acrylic Latex dapat menyebabkan tersumbatnya nozzle, tapi hal ini bisa diatasi dengan cara dibilas air pada saat operasional berhenti.

Spontaneous Combustion 2001

Ditinjau dari segi lingkungan Solindo dan soil semen berbau tidak nyaman, sedangkan PIC dan Alphenate tidak berbau.

Kesimpulan dan Rekomendasi

6.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian spontaneous combustion ke empat regen kimia yaitu Soil Semen, PIC, Solindo dan Alphenate dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Soil Sement mengalami spontaneous combustion pada hari ke 33 dengan biaya operasional Rp 420 per ton

batubara. 6. PIC mengalami spontaneous combustion pada hari ke 33 dengan biaya

operasioanl Rp 160 per ton batubara. 7. Solindo mengalami spontaneous

combustion pada hari ke 40 dengan biaya operasional Rp 136 per ton

batubara. 8. Alphenate mengalami spontaneous

combustion pada hari ke 43 dengan biaya operasional Rp 160 per ton

batubara.

6.2 Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan dari ke 4 regen kimia yang dilakukan penelitian, secara teknis Alphenate paling bagus, namun

Solindo lebih ekonomis. Karena perbedaan terbakarnya antara Alphenate dan Solindo

hanya 3 hari, maka regen kimia yang direkomendasikan sebagai mencegah 9 dust untuk dipergunakan dan untuk

suppressant terjadinya

spontaneous

Spontaneous Combustion 2001

combustion adalah: Alternatif 1 = Solindo Alternatif 2 = Alphenate Alternatif 3 = PIC

10

Spontaneous Combustion 2001

Tabel 4

Coal Quality Spontaneous Combustion Test

No

Chemical Regent

TM % ar

M % adb

ASH % adb

VM % adb

FC % adb

TS % adb

TS % arb

CV CV CV kcal/kg kcal/kg kcal/kg adb ar daf

Before Burn
1 2 3 4 Soil Semen 24.72 PIC Solindo Alphenate 24.79 24.59 24.95 15.00 16.00 15.40 16.40 4.30 5.80 4.40 4.30 41.80 40.00 41.50 40.50 38.90 38.20 38.70 38.80 1.86 1.66 1.61 1.62 1.65 1.49 1.44 1.45 5,750 5,539 5,715 5,685 5,093 4,959 5,094 5,104 7,125 7,083 7,126 7,169

After Burn
1 2 3 4 Soil Semen 24.80 PIC Solindo Alphenate 24.50 23.80 24.80 16.70 17.30 19.50 18.60 5.10 4.20 4.20 4.40 41.00 40.40 39.00 39.60 37.20 38.10 37.30 37.40 2.01 1.90 1.98 1.72 1.81 1.73 1.87 1.59 5,416 5,433 5,422 5,352 4,889 4,960 5,132 4,944 6,926 6,921 7,106 6,951

Tabel 5

Coal Sizing Spontaneous Combustion Test

No

Chemical Regent

+50 mm

-50 +40 mm

-40 -31.5 +31.5 +22.4 mm mm

-22.4 -11.2 -4.75 -2.00 +11.2 +4.75 +2.00 +1.00 mm mm mm mm

-1.00 +0.50 mm

-0.50 Total mm

Before Burn
1 2 3 4 Soil Semen PIC Solindo Alphenate 7.05 7.53 8.36 6.41 10.66 12.03 15.32 12.77 8.80 14.33 20.72 15.54 21.65 17.05 18.63 15.70 24.86 17.85 8.08 7.09 7.41 6.08 3.62 3.62 3.99 3.17 3.45 3.44 3.70 3.09 3.53 3.72 3.89 3.01 100 100 100 100

13.16 12.10 13.06 14.39 9.08 12.06

After Burn
1 2 3 4 Soil Semen PIC Solindo Alphenate 1.3 1.5 2.8 3.7 4.0 3.7 6.9 6.0 4.3 5.0 10.2 9.9 8.2 9.7 12.8 13.4 21.7 24.5 17.4 17.4 26.5 24.0 21.4 21.2 13.6 10.8 13.3 14.1 6.5 6.3 4.6 4.7 6.7 7.1 5.2 4.3 7.1 7.5 5.5 5.3 100 100 100 100

11

Spontaneous Combustion 2001

4.2.1 Graphic Temperature Monitoring

SPONTENEOUS COMBUSTION
Period : 20 January to 6 March 2001 100 90 Maximum Temperature (OC) 80 140 70 60 50 40 40 30 20 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 Day 20 0 120 100 80 60 Rain Fall (mm)
Cuaca Soil Sement PIC Solindo Alphenate

200 180 160

SPONTENEOUS COMBUSTION
Period : 20 January to 6 March 2001 200 75 Average Temperature (OC) 180 160 65 140 120 55 100 45 80 60 35 40 20 25 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 Day 0 Rain Fall (mm)
cuaca Soil Sement PIC Solindo Alphenate

12

Spontaneous Combustion 2001

4.2.2 Graphic Cumulative Under Size

S O IL S E M E N
120 100 80 60 40 20 0 -5 0 -40 -31 .5 -2 2 .4 -1 1.2 S IZ E (m m ) -4 .7 5 -2 .0 0 -1 .0 0 -0 .5 0

% (Weight)

P IC
120 100 80 60 40 20 0 -50 -40 -31.5 -22.4 -11.2 S IZ E (m m ) -4.75 -2.00 -1.00 -0.50

% (Weight)

S O L IN D O
120 100

% (Weight)

80 60 40 20 0 -5 0 -4 0 -3 1 .5 -2 2 .4 -1 1 .2 S IZ E (m m ) -4 .7 5 -2 .0 0 -1 .0 0 -0 .5 0

120

A L P H E N A TE

100

% (Weight)

80

60

40

20

0 -50 -40 -31.5 -22.4 -11.2 S IZ E (m m ) -4.75 -2.00 -1.00 -0.50

After Burn 13

Before Burn

Spontaneous Combustion 2001

4.2.3

Graphic Sizing

SO IL SEM EN
30 25

% (Weight)

20 15 10 5 0 +50 +40 -50 +31.5 -40 +22.4 -31.5 +11.2 -22.4 +4.75 -11.2 +2.00 -4.75 +1.00 -2.00 +0.50 -1.00 -0.50

SIZE (m m )

PIC
30 25

% (Weight)

20 15 10 5 0 +50 +40 -50 +31.5 -40 +22.4 -31.5 +11.2 -22.4 +4.75 -11.2 +2.00 -4.75 +1.00 -2.00 +0.50 -1.00 -0.50

SIZE (m m )

SO LINDO
25 20

% (Weight)

15 10 5 0 +50 +40 -50 +31.5 -40 +22.4 -31.5 +11.2 -22.4 +4.75 -11.2 +2.00 -4.75 +1.00 -2.00 +0.50 -1.00 -0.50

S IZE (m m )

ALPHENATE
30 25

% (Weight)

20 15 10 5 0 +50 +40 -50 +31.5 -40 +22.4 -31.5 +11.2 -22.4 +4.75 -11.2 +2.00 -4.75 +1.00 -2.00 +0.50 -1.00 -0.50

SIZE (m m )

After Burn

Before Burn

14

Spontaneous Combustion 2001

15

Spontaneous Combustion 2001

APPENDIX

16

Spontaneous Combustion 2001

Foto 1. PIC First Burn at 21 February 2001

Foto 2. Soill Semen First Burn at 21 February 2001

17

Spontaneous Combustion 2001

Foto 3. Solindo First Burn at 28 February 2001

Foto 4. Alphenate First Burn at 3 March 2001

Comment:

18

Spontaneous Combustion 2001

Foto 5. Coal Sampling after burn at 6 March 2001

Foto 6. Coal stacking location

19