Вы находитесь на странице: 1из 23

ASKEP TETRALOGI OF FALLOT

ASKEP TETRALOGI OF FALLOT (TOF) A. Tinjauan teori I. Pendahuluan Penyakit jantung bawaan terdiri dari berbagai jenis dan salah satunya adalah Tetralogi of Fallot. Yang mana Tetralogi of Fallot adalah suatu penyakit dengan kelainan bawaan yang merupakan kelainan jantung bawaan sianotik yang paling banyak dijumpai . Kelainan ini mula mula dilaporkan pada tahun 1671, tetapi baru diformulasikan oleh Fallot pada tahun 1888. Tetralogi fallot menempati urutan keempat dari angka kejadian penyakit jantung bawaan pada anak, setelah defek septum ventrikel, defek septum atrium dan duktus arteriosus persisten atau lebih kurang 10-15% dari seluruh penyakit jantung bawaan. Di antara penyakit jantung bawaan sianotik, tetralogi fallot merupakan 2/3 nya. Di RSU Dr. Soetomo sebagian besar pasien Tetralogi fallot didapat diatas 5 tahun dan prevalensi menurun setelah berumur 10 tahun. Dari banyaknya kasus kelainan jantung serta kegawatan yang ditimbulkan akibat kelainan jantung bawaan ini, maka sebagai seorang perawat dituntut untuk mampu mengenali tanda kegawatan dan mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat. II. Pengertian Tetralogi fallot (TF) adalah kelainan jantung dengan gangguan sianosis yang ditandai dengan kombinasi 4 hal yang abnormal meliputi defek septum ventrikel, stenosis pulmonal, overriding aorta, dan hipertrofi ventrikel kanan. Komponen yang paling penting dalam menentukan derajat beratnya penyakit adalah stenosis pulmonal dari sangat ringan sampai berat. Stenosis pulmonal bersifat progresif , makin lama makin berat. III. Etiologi Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak diketahui secara pasti. diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen. Faktor faktor tersebut antara lain : Faktor endogen - Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom

- Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan - Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung atau kelainan bawaan Faktor eksogen - Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikut program KB oral atau suntik, minum obatobatan tanpa resep dokter, (thalidmide, dextroamphetamine. aminopterin, amethopterin, jamu) - Ibu menderita penyakit infeksi : rubella - Pajanan terhadap sinar X Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut jarang terpisah menyebabkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih dari 90% kasus penyebab adalah multifaktor. Apapun sebabnya, pajanan terhadap faktor penyebab harus ada sebelum akhir bulan kedua kehamilan , oleh karena pada minggu ke delapan kehamilan pembentukan jantung janin sudah selesai. IV. Epidemiologi Tetralogy of fallot timbul pada +/- 3-6 per 10.000 kelahiran dan menempati angka 5-7% dari kelainan jantung akibat congenital. Sampai saat ini para dokter tidak dapat memastikan sebab terjadinya, akan tetapi ,penyebabnya dapat berkaitan dengan factor lingkungan dan juga factor genetic atau keduanya. Dapat juga berhubungan dengan kromosom 22 deletions dan juga diGeorge syndrome. Ia lebih sering muncul pada lakilaki daripada wanita. Pengertian akan embryology daripada penyakit ini adalah sebagai hasil kegagalan dalam conal septum bagian anterior, menghasilkan kombinasi klinik berupa VSD, pulmonary stenosis, and overriding aorta. Perkembangan dari hipertropi ventricle kanan adalah oleh karena kerja yang makin meningkat akibat defek dari katup pulmonal. Hal ini dapat diminimalkan bahkan dapat dipulihkan dengan operasi yang dini. V. Menifestasi klinis - Murmur mungkin merupakan tanda pertama yang biasa ditemukan oleh dokter. Ia merupakan suara tambahan atau tidak biasa yang dapat didengar pada denyut

jantung si bayi. Kebanyakan bayi yang menderita tetaralogy of fallot mempunyai suara murmur jantung. - Cyanosis juga merupakan pertanda umum pada tetralogy of fallot. Cyanosis adalah suatu keadaan di mana pada sirkulasi bayi kekurangan darah yang telah mengalami oksigenasi sehingga dapat timbul dengan kulit, kuku, serta bibir yang pucat. - Warna kulit pucat - Frekuensi pernafasan yang meninggi - Kulit terasa dingin - BB yang rendah - Susah untuk diberi makan karena klien cepat lelah ketika diberi makan - Clubbing fingers VI. Patofisiologi Tetralogy of fallot biasanya berakibatkan oksigenasi yang rendah berhubungan dengan tercampurnya darah yang deoksigenasi dan oksigenasi pada ventricle kiri yang akan dipompakan ke aorta karena obstruksi pada katup pulmonal. Ini dikenal dengan istilah right-to-left shunt. Hal ini sering mengakibatkan kulit bayi menjadi pucat dan terlihat biru. Apabila Tetralogy of fallot tidak ditangani pada jangka waktu yang panjang, maka akan mengakibatkan hipertrofi ventricle kanan progressive dan dilatasi berhubung dengan resistensi yang meningkat pada ventricle kanan. Hal ini dapat menyebabkan DC kanan yang bisa berakhir dengan kematian. VII. Penatalaksanaan Penatalaksaan yang diberikan pada klien dengan Tetralogi of Fallot adalah : 1. Mengurangi peradangan dan rasa tidak nyaman 2. Mencukupi kebutuhan Istiraharat 3. Mencukupi kebutuhan nutrisi 4. Mencukupi kebutuhan oksigen

VIII.

Prognosis Pada umumnya dapat dikatakan bahwa prognosis pasien Tetralogy of fallot tanpa operasi adalah tidak baik, meskupun hal ini bergantung pada beratnya stenosis pulmonal dan terbentuknya sirkulasi kolateral. Pasien dengan dispnea deffort jarang bertahan sampai besar. Pasien Tetralogy of fallot derajat sedang dapat bertahan sampai umur 15 tahun, dan hanya sebagian kecil yang hidup sampai dekade ketiga

IX. Pemeriksaan diagnostik Laboratorium Pemeriksaan laboratorium rutin penting pada setiap penyakit jantung bawaan sianotik untuk menilai perkembangan penyakit. Hemoglobin dan hematokrit merupakan indikator yang cukup baik untuk derajat hipoksemia. Peningkatan hemoglobin dan hematokrit ini merupakan mekanisme kompensasi akibat saturasi oksigen yang rendah. Pada umumnya hemoglobin dipertahankan antara 16-18 g/dl, sedangkan hematokrit 5065%. Bila kadar hemoglobin dan hematokrit melampaui batas tersebut timbul bahaya terjadinya kelainan trombo emboli, sebaliknya bila kurang dari batas bawah tersebut berarti terjadi anemia relatif yang harus diobati. Gambaran radiologis Cardio thoracic ratio pasien tetralogi fallot biasanya normal atau sedikit membesar. Akibat terjadinya pembesaran ventrikel kanan dengan konus pulmonalis yang hilang, maka tampak apeks jantung terangkat sehingga tampak seperti sepatu kayu (coer en sabot). Pada 25% kasus arkus aorta terletak di kanan yang seharusnya di kiri, dapat berakibat terjadinya suatu tarik bayangan trakeobronkial berisi udara di sebelah kiri, yang terdapat pada pandangan antero-posterior atau dapat dipastikan oleh pergeseran esophagus yang berisi barium ke kiri

Corakan vascular paru berkurang dan lapangan paru relatif bersih, mungkin disebabkan oleh aliran darah paru paru yang berkurang dan merupakan suatu tanda diagnostik yang penting. Bila terdapat kolateral yang banyak mungkin corakan vascular paru tampak normal, atau bahkan bertambah.

Pada proyeksi lateral, ruangan depan yang bersih atau kosong dapat atau tidak dipenuhi oleh ventrikel kanan yang hipertrofi. Elektrokardiogram Pada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan. Tampak pula hipertrofi ventrikel kanan. Pada anak besar sering dijumpai P pulmonal. Ekokardiogram Ekokardiografi dapat memperlihatkan setiap kelainan pada tetralogi fallot. Pelebaran dan posisi aorta berupa diskontinuitas septum ventrikel dan dinding depan aorta serta pelebaran ventrikel kanan mudah dilihat. Kelainan katup pulmonal seringkali sulit dinilai, demikian pula penentuan perbedaan tekanan antara ventrikel kanan dan a.pulmonalis tidak selalu mudah dilakukan. Kateterisasi jantung Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui defek septum ventrikel multiple, mendeteksi kelainan arteri koronari dan mendeteksi stenosis pulmonal perifer. Mendeteksi adanya penurunan saturasi oksigen, peningkatan tekanan ventrikel kanan, dengan tekanan pulmonalis normal atau rendah. B. Asuhan keperawatan 1) Pengkajian Keperawatan Pengkajian diambil : 6 April 2009 jam : 10.00 Tgl. MRS : 5 April 2009 Ruangan/kelas : Ratna/I No. kamar : 2B Data Dasar A. Identitas Pasien Nama Pasien : K.T Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 18 Bulan Status Perkawinan : Belum Agama : Hindu Suku Bangsa : Indonesia Pendidikan : Belum Bahasa yang Digunakan : Bahasa Indonesia Pekerjaan : Alamat : Jl. PB. Sudirman, no. 21 X Diagnose medis : Tetralogi of Fallot Hubungan dengan Pasien : Pasien adalah anak dari penanggung Sumber biaya : Askes Sumber informasi : Keluarga B. Data Penanggung jawab Nama Penanggung jawab : K.T Jenis Kelamin : Laki - laki Usia : 27 tahun Status Perkawinan : Kawin Agama : Hindu Suku Bangsa : Indonesia Pendidikan : S1 Bahasa yang Digunakan : Bahasa Indonesia Pekerjaan : PNS Alamat : Jl. PB. Sudirman, no. 21 X C. Riwayat Keperawatan

1. Riwayat kesehatan Keluhan utama : sianosis ( kulit Nampak kebiruan ), napas dangkal, mudah kelelahan, 2. Riwayat kesehatan masa lalu Ibu klien mengatakan, klien sebelumnya belum pernah mengalami penyakit seperti ini. 3. Riwayat keluarga Adanya penyakit tertentu dalam keluarga, yaitu ibu klien menderita hipertensi dan saat hamil sering mengkonsumsi obat obatan tanpa resep dokter. 4. Diagnosa medis : Tetralogi of Fallot D. Data Bio Psiko Sosial Spiritual a. Bernafas Ibu klien mengatakan bahwa, klien mengalami kesulitan bernafas. Klien mengalami dispnea dan kadang-kadang mengalami apnea. b. Makan dan Minum - Makan Sebelum masuk rumah sakit ibu klien mengatakan, klien tidak nafsu makan, yang biasanya 1 porsi anak anak penuh tiga kali sehari menjadi porsi tiga kali sehari. - Minum Klien biasanya minum 5 6 gelas/hari masing masing 100 cc. Sekarang klien hanya bisa minum 3 gelas dan akan segera mual setelah minum minuman yang agak dingin. c. Eleminasi BAB/BAK Keluarga mengatakan, BAB klien di rumah maupun di Rumah Sakit satu kali, sedangkan BAK klien normal, tidak ada gangguan.

d. Aktivitas Ibu klien mengatakan, aktivitas klien berkurang, karena klien sering mengalami kelelahan dan sering mengalami sesak dalam bernafas. e. Rekreasi Ibu klien juga mengatakan, saat diajak jalan jalan bersama keluarga setelah berjalan 20-50 meter,klien akan berjongkok dalam beberapa waktu, sebelum kilen berjalan kembali. f. Istirahat tidur Klien terbiasa tidur 2 3 jam pada siang hari dan di malam hari tidur jam 20.30 6.00. Pasien sering terbangun di malam hari karena mengalami kesulitan dalam bernafas. g. Kebersihan diri Saat pengkajian kondisi klien bersih karena selalu dibantu ibunya untuk mandi dan klien sudah bisa berpakaian dan gosok gigi sendiri. h. Suhu tubuh Menurut ibu klien suhu tubuh klien setelah sakit tidak menentu, sebelum dibawa ke rumah sakit suhu tubuh normal, tapi saat pengkajian ibu klien mengeluh suhu tubuh klien panas. i. Rasa nyaman Klien merasa kurang nyaman, ketika merasakan susah bernafas. j. Rasa aman Klien selalu merasa tenang saat bersama dan jika selalu dekat dengan kedua orang tuanya. k. Belajar Keluarga klien mengatakan, belum bisa belajar secara efektif karena masih kecil, apalagi belajar tentang penyakit yang sedang dialami. l. Prestasi

Klien belum bersekolah, dan belum mempunyai prestasi dibidang akademik. m. Hubungan sosial Hubungan sosial klien dengan orang tuanya sangat baik dan menurut ibumya hubungan klien dengan teman sebayanya, klien juga tidak rewel dengan perawat. n. Melaksanakan ibadah Keluarga sering mengajak klien beribadah ke wihara dan khususnya pada hari raya keagamaan. E. Pengkajian Pisik a. Kesan Umum i. Kesadaran : CM ( Compis Mentis ) ii. Kebersihan : cukup bersih iii. Pergerakan : agak terbatas karena, terpasang infuse pada extrimitas kanan atas iv. Postur : tegak agak kurus, v. Status gizi : baik b. Sistem penglihatan : bentuk mata normal, pergerakan mata normal, pupil dilatasi, konjung tipa merah muda, sclera putih, visus 6/6. c. Sistem pendengaran : bentuk normal, keadaan bersih, pendengaran normal, serumen tidak ada, kelainan tidak ada. d. Sistem wicara : mulut bersih, mukosa bibir merah muda, stomatitis tidak ada, caries tidak ada, tonsil T1 T0 hypertemi negative. e. Warna kulit : sawo mateng f. Suara waktu menangis cukup melengking dan agak keras g. Tonus otot : normal h. Turgor kulit : normal i. Kepala : bentuk normal, UUB tertutup, ketombe dan rambut rontok tidak ada.

j. Hidung : bentuk normal, secret tidak ada, gerakan cuping hidung tidak ada, kelainan tidak ada. k. Leher : bentuk normal, kaku kuduk tidak ada, pembesaran kelenjar limfa di leher positif. l. Persyarafan : normal m. Alat kelamin : kebersihan cukup, bentuk normal, kelainan tidk ada. n. Anus : bentuk normal, kebersihan cukup, haemoroid tidak ada. o. Gejala cardinal : - suhu = 36oC - nadi = 80 x / menit - respirasi = 40 x / menit - Tekanan darah = 100 x/ 75menit p. Antropometri : - BB = 10 kg - TB = 75 cm - LD = 26 cm - LK = 25 cm - LL = 10 cm 2) Diagnose Keperawatan a) Analisis data keperawatan pasien K.T dengan Tetralogi of Fallot diruang Ratna RS. Sangglah Denpasar tanggal 6 10 April 2009 No. Hari, Tanggal, Jam Data subjektif dan data Standar normal Masalah Keperawatan

Objektif

1. 2. 3. 4.

Senin, 6/4/2009, jam 8.00 Senin, 6/4/2009, jam 8.00 Senin, :

DS : ibu klien mengatakan, klien sulit bernafas.

Klien

tidak

terlihat Gangguan

tersengal sengal saat pertukaran bernafas dan dalam gas batas normal yaitu 25 Penurunan 32 x/mnt. kardiac output

: DO : - saat pengkajian, klien Nampak tersengal

sengal saat bernafas dan

saat di cek, nafas klien 40 - Saturasi O2 normal. x/menit. - Saturasi O2 dalam darah rendah.

- Klien tidak mengalami Gangguan sianosis nutrisi kurang

- Denyut jantung klien dari 6/4/2009, - kulit klien Nampak biru ( kebutuhan kembali normal jam : sianosis ) karena suplai - Klien tidak mengalami tubuh 8.00 oksigen ke jaringan Koping sianosis. Senin, berkurang - Klien tidak pucat keluarga 6/4/2009, DS : - ibu klien mengatakan tidak efektif. - Klien tidak terlihat lemah jam : bahwa, klien tidak 8.00 - Berat badan klien berada banyak berativitas. DO : - denyut nadi klien lemah Klien mengalami pada batas normal. - Klien terlihat lebih segar Orang tua klien menjadi tenang dan tidak cemas.

sianosis pada tubuhnya. - Klien terlihat pucat. - Klien terlihat lemah. DS : ibu klien mengatakan nafsu makan klien

berkurang. DO : - berat badan kurang dari normal sesuai dengan umr

- Klien terlihat lemah - Toleransi makan Klien menurun dengan tidak menghabiskan makan klien porsi saat

dirumah sakit. DS : orang tua klien mengaku tidak tahu cara penyakit

mengangani anaknya.

DO : - orang tua klien Nampak cemas diadakannya pengkajian. saat

b) Analisis Masalah 1. P = Gangguan pertukaran gas E = ketidakseimbangan perfusi ventrikel S = klien terlihat tersengal sengal, saturasi O2 manurun dan sianosis A = jika hal ini tidak diatasi, maka biru-biru pada tubuh klien akan semakin banyak dan suplai oksigen ke jaringan akan terganggu Proses : Gangguan pertukaran gas ini disebabkan karena penurunan aliran darah ke pulmonal. Pada klien dengan tetralogi of fallot akan mengalami stenosis arteri pulmonal sehingga aliran darah ke pulmonal tidak bisa mengalir sepenuhnya sehingga hanya sedikit darah yang mengalir ke paru-paru dan mengalami pertukaran gas. 2. P = Penurunan cardiac output

E = sirkulasi yang tidak efektif dengan adanya malformasi jantung. S = denyut nadi klien lemah, Klien mengalami sianosis pada tubuhnya, Klien terlihat pucat Dan Klien terlihat lemah. A = kebutuhan metabolism tubuh tidak terpenuhi Proses : Karena adanya ketidsempurnaan dari jantung ( terjadi defeks sektum ventrikel ), maka sirkulasi darah dalam jantung tidak efektif, yang mana saat ventrikel memompa darah ke paru paru, tidak sepenuhnya darah masuk ke paru paru tetapi ada yang masuk ke aorta. Sehingga cardiac output menuju paru paru menjadi berkurang. 3. P = Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh E = Fatiq selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori karena nafsu makan berkurang S = berat badan kurang dari normal A = jika tidak di tangann, klien akan mengalami malnutrisi Proses : Karena klien mengalami fatiq saat makan, maka sedikit mendapat asupan makanan. Jika hal tersebut terus terjadi, nafsu makannya menjadi berkurang dan asupan energi tidak terpenuhi. 4. P = Koping keluarga tidak efektif. E = kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit klien S = Orang tua klien Nampak cemas saat diadakannya pengkajian. A = keluarga klien bisa salah persepsi tentang sakit dan dalam pemberian penanganan klien klien Proses :

Dari timbul penyakit yang dialami klien, yang mana belum pernah dialami oleh keluarganya sebelumnya, maka klien menjadi cemas sehingga koping klien menjadi tidak efektif c) Diagnosis 1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventrikel yang ditandai dengan klien terlihat tersengal sengal, saturasi O2 manurun dan sianosis. 2. Penurunan cardiac output berhubungan dengan sirkulasi yang tidak efektif dengan adanya malformasi jantung yang tandai dengan . 3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan fatiq selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori, penurunan nafsu makan yang ditandai dengan berat badan kurang dari normal. 4. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit anak yang ditandai Orang tua klien Nampak cemas saat diadakannya pengkajian.. 3) Intervensi Keperawatan Rencana keperawatan pasien T. K dengan Tetralogi of Fallot diruang Ratna RS. Sangglah Denpasar tanggal 6 10 April 2009 No. Hari, Tanggal, Jam No. DiagNosa kep. Tujuan Intervensi/ Perencanaan Rasional

1. 2. 3.

Senin,

I,II

Setelah asuhan

diberi 1. Melakukan observasi 1. Dari data tanda terhadap tanda tanda vital klien frekuensi, dan tanda vital yang di padat dari

6/4/2009, dan jam : Senin, III I

keperawatan 3 x 24

4. 5.

6/4/2009, II jam : III 10.00 IV Senin, 6/4/2009, jam 10.00 Senin, 6/4/2009, jam 10.00 Senin, 6/4/2009, jam 10.00 : : :

jam 1. Kaji diharapkan tanda kedalaman tanda vital klien ada pada kondisi normal outcome : HR : 90 140 x/mnt

pasien

melalui

observasi dapat sebagai untuk acuan

kemudahan bernafas. 2. Observasi warna kulit, membrane mukosa, dan kuku, sianosis catat adanya periferatau 1.

menentukan tindakan yang

dapat diberikan kepada pasien. Manifestasi distress pernafasan tergantung pada drajat keterlibatan paru

sianosis sentral.

RR : 25 32 3. Kolaborasi pemberian x/mnt BP : 95/65 mmHg T : 35,5 39oC 1. Setelah asuhan keperawatan 3 x 24 diharapkan gangguan pertukaran dalam klien, diatasi Outcome : Bernafas 4. gas tubuh dapat jam 2. Berikan posisi knee chest pada klien. 3. Sediakan waktu istirahat yang cukup bagi anak dan dampingi anak pada saat aktivitas. Kolaborasi melakukan diberi terapi oksigen dengan benar. Missal, dengan masal, masker atau

masker venture. Observasi adanya

dan umum. 2.

kesehatan

serangan sianosis yuang di alami klien.

Untuk menentukan tindakan lanjut sianosis berkurang atau lebih jika

malah bertambah parah.

dalam: 3.

Tujuan oksigen

terapi adalah

pemeriksaan serial ECG dan foto thorax serta

kebutuhan oksige

dengan normal yaitu 25 32 x/mnt Saturasi kembali normal - Warna kebiruan yang pada dapat berkurang Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 24 timbul tubuh O2

kolaborasi

dalam

klien

terpenuhi

tindakan pembedahan. 1. buat ketententuan berat badan minimum dan

dan mengurangi kekurangan oksigen klien. pada Oksigen

kebutuhan nutrisi harian. 2. Timbang berat badan anak setiap pagi tanpa diaper pada alat ukur yang sama, pada waktu yang sama dan 1.

diberikan dengan metode sesuai yang dengan

keadaan klien. Untuk membandingkan dengan pasien

dokumentasikan. 3. Catat intake dan output secara akurat 4. Berikan makan sedikit tapi sering.

sebelumnya, sehingga dapat

membantu dalam diagnosa etiologi dan untuk

jam, diharapkan 5. Berikan makan yang penurunan tinggi protein dan tinggi cardiac output kalori. pada klien dapat diatasi, outcome : denyut klien normal, nadi dengan 6. Kolaborasi dengan

menentukan tindakan selanjutnya.

merujuk pasien ke ahli 2. Dari tindakan tersebut gizi. 1. Beri kesempatan pada klien untuk menghadapi dan situasi membicarakan diharapkan dapat mempermudah aliran darah.

kembali yaitu

90 140 x/mnt Klien tidak

terlihat pucat. Klien tidak

dan 3. Agar klien tidak terlalu memperlihatkan kondisi kecapekan saat yang sedang dihadapi klien saat ini. melakukan sesuatu, dan agar

terlihat lemah. mengalami sianosis tubuhnya. Setelah pada

2.

Jangan

memberi

dapat memantau sejauh klien beraktivitas sebelum klien mana dapat

jaminan palsu. Tekankan kemampuan mereka

untuk mengatasi secara efektif.

merasa lelah. diberikan asuhan 3. Gali teknik teknik yang dapat 4. Untuk keperawatan selama 3 x 24 jam,diharapkan gangguan nutrisi kurang dari meningkatkan koping. 4. Pemberian HE pada klien terhadap penangan yang dapat dikalukan mengetahui, keadaan dan

kondisi kelainan yang pada juga mengatasi masalah menurunnya cardiac karena output adanya terdapat jantung, untuk

kebutuhan tubuh dapat

oleh kluarga pada klien.

diatasi, 5. Tetapkan metode untuk dengan outcome: mendapat informasi dan berat badan dukungan. Misalnya saja konseling.

klien ada pada batas sesuai umur normal dengan

defeks ventrikel. 1. Malnutrisi adalah kondisi

- klien

terlihat

segar dan tidak lemah makan menurun dengan tidak Toleransi Klien

gangguan minat yang yang

menyebabkan depresi, dan mempengaruhi fungsi kognitif agitasi

menghabiskan porsi klien makan saat

/pengambilan kmeputusan.

dirumah sakit. Dengan diberikannya asuhan keperawatan pada klien

perbaikan status nutrisi dapat

meningkatkan keputusan. Perbaikan status nutrisi, meningkatkan kemampuan berpikir dan

selama 1 x 24 jam diharapkan, koping keluarga tidak dapat efektif diatasi

kerja psikologis. 2. Mambari cacatan lanjut penurunan dan peningkatan berat berat badan yang akurat. Juga untuk menurunkan obsesi tentang atau

dengan outcome : Orang tua klien menjadi tenang

dan tidak cemas.

peningkatan dan atau penurunan. 3. Hal itu untuk memantau masukan keluaran, sehingga berat dan

badan klien juga dapat terpantau lewat itu. 4. Walaupun klien

mengalami fatiq saat makan,

aktivitas makan klien harus tetap ditingkatkan untuk mengurangi kelemahan disesuaikan dengan aktivitas selama makan 5. Makan yang

mengandung banyak dan adalah yang memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh. 6. Perlu diet bantuan dalam protein kalori makan untuk

perencanaan diet yang memenuhi kebutuhan nutrisi. 1.Hal tersebut

dilakukan untuk mengeksplorasi keadaan perasaan

keluarga untuk memberikan tindakan

klien

pada

keluarga klien. 2.Dalam berkomunikasi dengan keluarga klien diharapkan tidak janji member tentang

kesembuhan klien, sebagai medis hanya berusaha. 3.Dengan pemberian teknik teknik yang dalam karena para perawat bisa

baik

meningkatkan koping keluarga, dapat lebih

menenangkan klien sehingga

tidak panic dalam menghadapi penyakit klien. 4.Dengan

pemberian

HE

pada klien, klien lebih mengerti

tentang penyakit yang dialami

oleh anak mereka sehingga mampu member penangan yang

tepat pada anak klien. 5.Ini agar klien mencari informasi dan dilakukan keluarga dapat

berberkonsultasi dengan tim medis lain yang dapat member pengetahuan yang lebih akurat tentang penyakit yang oleh mereka. 4) Evaluasi Keperawatan Cacatan keperawatan pasien K.T dengan Tetralogi of Fallot diruang Ratna RS. Sangglah Denpasar tanggal 6 10 April 2009 diderita anak

No.

Hari,

Evaluasi Sumatif

paraf

diagnosa tanggal, kep. I II III IV jam, Jumat, 10/4/2009, jam : 10.00 Jumat, 10/4/2009, jam : 10.00 Jumat, 10/4/2009, jam : 10.00 Jumat, 10/4/2009, jam : 10.00 DS : ibu lkien mengatakan bahwa, saat bernafas klien sudah terasa lebih lega atau tidak susah lagi dalam bernafas. DO : klien terlihat bernafas dengan normal dan tidak terlihat tersengal sengal yaitu 30x/mnt, Saturasi O2 klien ada pada batas normal, Warna kebiruan yang timbul pada tubuh mulai berkurang A : tujuan tercapai, masalah tercapai sebagian sehingga, klien perlu tetap dipantau kebutuhan oksigennya. P : saat diberikan tindakan keperawatan klien, klien bisa kooperatif karena klien tetap didampingi oleh orang tua kilen. DS : ibu klien mengatakan, bahwa aktivitas klien mulai bertambah dari sebelumnya. DO : klien sudah terlihat lebih baik yang ditunjukkan dengan, klien terlihat lebih segar, denyut nadi klien ada pada batas normal yaitu 90x/mnt, sianosis klien dapat berkurang. A : tujuan tercapai, masalah belum tercapai sehingga tindakan keperawatan perlu dilanjutkan untuk mengatasi penurunan curah jaunting yang terjadi. P : karena klien masih batita saat diberikan tindakan

keperawatan dan kolaborasi, klien masih belum bisa diajak berkolaboesi dengan aktif . DS : ibu klien mengatakan, nafsu makan klien mulai kembali bertambah. DO : Berat badan klien bertambah, Klien terlihat lebih segar,Toleransi makan klien bertambah A : tujuan tercapai, masalah diatasi sebagian, tidakan keperawatan pelu dilanjutkan agar nutrisi klien dapat terpenuhi P : klien terlihat mengikuti terapi diet yang diberikan dan pola pemberian makan tapi sering. DO : orang tua klien mengaku sudah cukup mengerti tentang penyakit yang dialami klien DS : keluarga klien sudah terlihat lebih tenang dalam menghadapi penyakit yang dialami oleh anak mereka A : tujuan tercapai, masalah teratasi P : keluarga klien terlihat antusias dalam menerima HE yang diberikan oleh perawat dan dalam mencari informasi tentang penyakit yang dialami oleh anak mereka.

Вам также может понравиться