Вы находитесь на странице: 1из 18

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang masalah Kita semua mungkin sudah banyak mendengar cerita-cerita yang menyeramkan tentang HIV/AIDS. Penyebrangan AIDS itu berlangsung secara cepat dan mungkin sekarang sudah ada disekitar kita. Sampai sekarang belum ada obat yang bisa menyembuhkan AIDS, bahkan penyakit yang saat ini belum bisa dicegah dengan vaksin. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan dengan AIDS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yaitu: H = Human (manusia), I = Immuno deficiency (berkurangnya kekebalan), V = Virus. Maka dapat dikatakan HIV adalah virus yang menyerang dan merusak sel kekebalan tubuh manusia sehingga tubuh kehilangan daya tahan dan mudah terserang berbagai penyakit antara lain TBC, diare, sakit kulit, dll. Kumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh kita itulah yang disebut AIDS Maka, selama bertahun-tahun orang dapat terinfeksi HIV sebelum akhirnya mengidap AIDS. Namun penyakit yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS adalah sejenis radang paru-paru yang langka, yang dikenal dengan nama pneumocystis carinii pneumonia (PCP), dan sejenis kanker kulit yang langka yaitu kaposis sarcoma (KS). Biasanya penyakit ini baru muncul dua sampai tiga tahun setelah penderita didiagnosis mengidap AIDS. Seseorang yang telah terinfeksi HIV belum tentu terlihat sakit. Secara fisik dia akan sama dengan orang yang tidak terinfeksi HIV. Oleh karena itu 90% dari pengidap AIDS tidak menyadari bahwa mereka telah tertular virus AIDS, yaitu HIV karena masa inkubasi penyakit ini termasuk lama dan itulah sebabnya mengapa penyakit ini sangat cepat tertular dari satu orang ke orang lain. Masa inkubasi adalah periode atau masa dari saat penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh (saat penularan) sampai timbulnya penyakit.

1.2 Tujuan 1.2.1. Tujuan Umum Penulisan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua dalam menambah ilmu pengetahuan dan wawasan. Secara terperinci tujuan dari penelitian dan penulisan makalah ini adalah : 1. Mengetahui penyebab AIDS serta bahaya yang ditimbulkan. 2. Mengetahui cara pencegahan HIV / AIDS. 1.2.2. Tujuan Khusus Memberikan informasi kepada masyarakat tentang bahaya dan akibat dari HIV/AIDS,

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Singkat Hiv Aids Virus HIV dikenal secara terpisah oleh para peneliti di Institut Pasteur Perancis pada tahun 1983 dan NIH yaitu sebuah institut kesehatan nasional di Amerika Serikat pada tahun 1984. Meskipun tim dari Institute Pasteur Perancis yang dipimpin oleh Dr. Luc Montagnie, yang pertama kali mengumumkan penemuan ini di awal tahun 1983 namun penghargaan untuk penemuan virus ini tetap diberikan kepada para peneliti baik yang berasal dari Perancis maupun Amerika. Peneliti Perancis memberi nama virus ini LAV atau lymphadenopathy associated virus. Tim dari Amerika yang dipimpin Dr. Robert Gallo menyebut virus ini HTLV-3 atau human T-cell lymphotropic virus type-3. Kemudian Komite Internasional untuk Taksonomi Virus memutuskan untuk menetapkan nama human immunodeficiency virus (HIV) sebagai nama yang dikenal sampai sekarang maka para peneliti tersebut juga sepakat untuk menggunakan istilah HIV. Sesuai dengan namanya, virus ini memakan imunitas tubuh. 2.2 Pengertiaan Apa itu HIV? HIV atau Human Immunodeficiency Virus, HIV adalah virus yang menyerang dan merusak kekebalan tubuh pada manusia, sehingga tubuh tidak bisa melawan infeksi-infeksi yang masuk ke tubuh. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan dengan AIDS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yaitu: H = Human (berkurangnya kekebalan), V = Virus. 3 (manusia), I = Immuno deficiency

Maka dapat dikatakan HIV adalah virus yang menyerang dan merusak sel kekebalan tubuh manusia sehingga tubuh kehilangan daya tahan dan mudah terserang berbagai penyakit antara lain TBC, diare, sakit kulit, dll. Kumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh kita itulah yang disebut AIDS, yaitu: A = Acquired (didapat), I = Immune (kekebalan tubuh),D = Deficiency (kekurangan), S = Syndrome (gejala). Maka, selama bertahun-tahun orang dapat terinfeksi HIV sebelum akhirnya mengidap AIDS. Namun penyakit yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS adalah sejenis radang paru-paru yang langka, yang dikenal dengan nama pneumocystis carinii pneumonia (PCP), dan sejenis kanker kulit yang langka yaitu kaposis sarcoma (KS). Jadi AIDS berarti kumpulan gejala akibat kekurangan atau kelemahan sistem kekebalan tubuh yang dibentuk setelah kita lahir dan disebabkan oleh HIV atau Human Immunodeficiency Virus. AIDS bukan penyakit turunan, oleh sebab itu dapat menulari siapa saja. Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan. Penyakit ini kadang disebut infeksi oportunistik, karena penyakit ini menyerang dengan cara memanfaatkan kesempatan ketika kekebalan tubuh menurun sehingga kanker dan infeksi oportunistik inilah yang dapat menyebabkan kematian. Biasanya penyakit ini baru muncul dua sampai tiga tahun setelah penderita didiagnosis mengidap AIDS. Orang yang mengidap KS mempunyai kesempatan hidup lebih lama dibandingkan orang yang terkena infeksi oportunistik. Akan tetapi belum ada seorang pun yang diketahui benar-benar sembuh dari AIDS. Seseorang yang telah terinfeksi HIV belum tentu terlihat sakit. Secara fisik dia akan sama dengan orang yang tidak terinfeksi HIV. Apakah seseorang sudah tertular HIV atau tidak hanya bisa diketahui melalui tes darah. Oleh karena itu 90% dari pengidap AIDS tidak menyadari bahwa mereka telah tertular virus AIDS, yaitu HIV karena masa inkubasi penyakit ini termasuk lama dan itulah sebabnya mengapa penyakit ini sangat cepat tertular dari satu orang ke orang lain. Masa inkubasi adalah periode atau masa dari saat penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh (saat penularan) sampai timbulnya penyakit.

2.2.1. Apa Perbedaannya HIV dan AIDS? Fase HIV adalah fase dimana virus masuk ke dalam tubuh dan tubuh mulai melakukan perlawanan dengan menciptakan antibodi. Pada fase ini, sebagian besar orang tidak merasakan gejalanya sehingga disebut fase tanpa gejala. Fase AIDS, adalah saat tubuh sudah tidak mampu melawan penyakit-penyakit yang masuk dan menginfeksi tubuh. Biasanya dikatakan fase AIDS setalah muncul 2 atau lebih gejala. Misal flu yang sulit sembuh diiringi mencret dan menurunnya berat badan hingga >10%.Untuk memudahkan penjelasannya. Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) dibagi dalam 4 Stadium perkembangan, yaitu: a. Stadium awal infeksi HIV, menunjukkan gejala-gejala seperti : demam, kelelahan, nyeri sendi, pembesaran kelenjar getah bening. Gejala-gejala ini menyerupai influenza/monokleosis. b. Stadium tanpa gejala, yaitu stadium dimana ODHA nampak sehat, namun dapat merupakan sumber penularan infeksi HIV. Masa ini bisa mencapai 5 hingga 10 tahun, bergantung dengan kekebalan tubuh dan kesehatan seseorang. c. Stadium ARC (AIDS Related Complex), memperlihatkan gejala-gejala seperti demam lebih dari 38oC secara berkala/terus-menerus, menurunnya berat badan lebih dari 10% dalam waktu 3 bulan, pembesaran kelenjar getah bening, diare/mencret secara berkala/terus-menerus dalam waktu yang lama tanpa sebab yang jelas, kelemahan tubuh yang menurunkan aktifitas fisik, berkeringat pada waktu malam hari. d. Stadium AIDS, akan menunjukkan gejala-gejala seperti terdapatnya kanker kulit yang disebut sarkoma kaposi, kanker kelenjar getah bening, infeksi penyakit penyerta misalnya : pneumonia yang disebabkan oleh pneumocytis carinii, TBC, peradangan otak/selaput otak. 2.3. Penyebab HIV/AIDS Penyebab timbulnya penyakit AIDS belum dapat dijelaskan sepenuhnya. tidak semua orang yang terinfeksi virus HIV ini terjangkit penyakit AIDS menunjukkan bahwa ada faktor-faktor lain yang berperan di sini. Penggunaan alkohol dan obat bius, kurang gizi, tingkat stress yang tinggi dan adanya penyakit lain terutama penyakit yang ditularkan lewat alat kelamin merupakan faktor-faktor yang mungkin berperan di antaranya adalah waktu. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa HIV secara terus menerus memperlemah sistem kekebalan tubuh dengan cara menyerang dan menghancurkan kelompok-kelompok 5

sel-sel darah putih tertentu yaitu sel T-helper. Normalnya sel T-helper ini (juga disebut sel T4) memainkan suatu peranan penting pada pencegahan infeksi. Ketika terjadi infeksi, selsel ini akan berkembang dengan cepat, memberi tanda pada bagian sistem kekebalan tubuh yang lain bahwa telah terjadi infeksi. Hasilnya, tubuh memproduksi antibodi yang menyerang dan menghancurkan bakteri-bakteri dan virus-virus yang berbahaya. Selain mengerahkan sistem kekebalan tubuh untuk memerangi infeksi, sel T-helper juga memberi tanda bagi sekelompok sel-sel darah putih lainnya yang disebut sel Tsuppressor atau T8, ketika tiba saatnya bagi sistem kekebalan tubuh untuk menghentikan serangannya. Biasanya kita memiliki lebih banyak sel-sel T-helper dalam darah daripada sel-sel T-suppressor, dan ketika sistem kekebalan sedang bekerja dengan baik, perbandingannya kira-kira dua banding satu. Jika orang menderita penyakit AIDS, perbandingan ini kebalikannya, yaitu sel-sel T-suppressor melebihi jumlah sel-sel Thelper. Akibatnya, penderita AIDS tidak hanya mempunyai lebih sedikit sel-sel penolong yaitu sel T-helper untuk mencegah infeksi, tetapi juga terdapat sel-sel penyerang yang menyerbu sel-sel penolong yang sedang bekerja. Selain mengetahui bahwa virus HIV membunuh sel-sel T-helper, kita juga perlu tahu bahwa tidak seperti virus-virus yang lain, virus HIV ini mengubah struktur sel yang diserangnya. Virus ini menyerang dengan cara menggabungkan kode genetiknya dengan bahan genetik sel yang menularinya. Hasilnya, sel yang ditulari berubah menjadi pabrik pengasil virus HIV yang dilepaskan ke dalam aliran darah dan dapat menulari sel-sel Thelper yang lain. Proses ini akan terjadi berulang-ulang. Virus yang bekerja seperti ini disebut retrovirus. HIV tidak hanya menyerang sistem kekebalan tubuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa virus ini juga merusask otak dan sistem saraf pusat. Otopsi yang dilakukan pada otak pengidap AIDS yang telah meniggal mengungkapkan bahwa virus ini juga menyebabkan hilangnya banyak sekali jaringan otak. Pada waktu yang bersamaan, peneliti lain telah berusaha untuk mengisolasi HIV dengan cairan cerebrospinal dari orang yang tidak menunjukkan gejala-gejala terjangkit AIDS. Penemuan ini benar-benar membuat risau. Sementara para peneliti masih berpikir bahwa HIV hanya menyerang sistem kekebalan, semua orang yang terinfeksi virus ini tetapi tidak menunjukkan gejala terjangkit AIDS atau penyakit yang berhubungan dengan HIV dapat dianggap bisa terbebas dari kerusakan jaringan otak. Saat ini hal yang cukup mengerikan adalah bahwa mereka yang 6

telah terinfeksi virus HIV pada akhirnya mungkin menderita kerusakan otak dan sistem saraf pusat. Penyakit AIDS disebabkan oleh virus HIV yang menyerang sel-sel Limfosit (sel T helper) yang berfungsi melindungi tubuh terhadap terjadinya infeksi sehingga daya tahan tubuh penderita berkurang dan mudah terinfeksi oleh berbagai penyakit 2.4. Penularan HIV/AIDS Bagaimana cara mencegah penularan HIV Pencegahan tentu saja harus dikaitkan dengan cara-cara penularan HIV seperti yang sudah dikemukakan. Ada beberapa cara pencegahan HIV/AIDS, yaitu : A. Pencegahan penularan melalui hubungan seksual, infeksi HIV terutama terjadi melalui hubungan seksual, sehingga pencegahan AIDS perlu difokuskan pada hubungan seksual. Untuk ini perlu dilakukan penyuluhan agar orang berperilaku seksual yang aman dan bertanggung jawab, yakni : hanya mengadakan hubungan seksual dengan pasangan sendiri (suami/isteri sendiri), kalau salah seorang pasangan anda sudah terinfeksi HIV, maka dalam melakukan hubungan seksual perlu dipergunakan kondom secara benar, mempertebal iman agar tidak terjerumus ke dalam hubungan-hubungan seksual di luar nikah. B. Pencegahan Penularan Melalui Darah dapat berupa : pencegahan dengan cara memastikan bahwa darah dan produk-produknya yang dipakai untuk transfusi tidak tercemar virus HIV, jangan menerima donor darah dari orang yang berisiko tinggi tertular AIDS, gunakan alat-alat kesehatan seperti jarum suntik, alat cukur, alat tusuk untuk tindik yang bersih dan suci hama. C. Pencegahan penularan dari Ibu-Anak (Perinatal). Ibu-ibu yang ternyata mengidap virus HIV/AIDS disarankan untuk tidak hamil 7

d. Mencegah Penularan Lewat. Alat-Alat Yang Tercemar Bila hendak menggunakan alatalat yang menembus kulit dan darah (jarum suntik, jarum tato, pisau cukur dan lainlainnya), pastikan bahwa alat-alat tersebut benar-benar steril. Cara mensterilkan alat-alat tersebut dapat dengan mencucinya dengan benar. Anda dapat memakai ethanol 70% atau pun pemutih. Caranya, sedot ethanol dengan jarum suntik tersebut, lalu semprotkan keluar. Hal ini dilakukan dua kali. Manifestasi AIDS rata-rata timbul 10 tahun sesudah infeksi. HIV/AIDS tidak menular kecuali : -melakukan hubungan seks dengan seorang ODHA -melakukan hubungan seks (homo/hetero seksual) -melakukan hubungan seks berganti-ganti pasangan tanpa kondom -menggunakan satu jarum suntik secara bergantian atau menggunakan jarum bekas -dari Wanita ODHA melalui kelahiran -dari Wanita ODHA melalui Air Susu Ibu.(Virus HIV hidup dan berkembang biak di dalam Darah,Cairan Sperma,Cairan Vagina dan ASI) Siapapun Bisa terkena AIDS, jika prilakunya beresiko.Penampilan luar tidak menjamin bebas HIV. ODHA sering terlihat sehat dan merasa sehatJika belum belakukan tes HIV, ODHA tidak tau bahwa dirinya telah tertular HIV dan dapat menularkan HIV kepada orang lain.Tes HIV adalah satu-satunya cara mendapatkan kepastian tertular atau tidak. Virus HIV Tidak Menular Melalui : -Keringat, Air liur -Makanan,Flu/influenza -Berpelukan -Makan dengan perabot yang sama -Bersalaman -Mandi bersama -Digigit nyamuk -Memakai toilet bersama -Berhubungan Seks dengan menggunakan Kondom yang baik. - Ciuman, senggolan, pelukan dan kegiatan sehari-hari lainnya. 8

.HIV dan Tubuh manusia HIV masuk langsung ke aliran darah untuk dapat hidup dalam tubuh manusia * Di luar tubuh manusia HIV sangat cepat mati * HIV mati oleh air panas, sabun, bahan pencuci hama lain * HIV tidak dpt menular lewat udara seperti virus lainnya * Ditubuh manusia HIV bersarang dalam sel darah putih tertentu yang disebut sel T4 (CD4 = Sel Thelper) * Sel T4 terdapat pd cairan tubuh maka HIV ditemukan terutama dalam: darah, air mani, cairan vagina

Belum ada obat membasmi HIV

* HIV tidak terdapat dalam: urine, faeces, muntahan * HIV tidak dapat menembus kulit utuh. 2.5. TANDA-TANDA SESEORANG TERTULAR HIV/AIDS Gejala-gejala utama AIDS. Sebenarnya tidak ada tanda-tanda khusus yang bisa menandai apakah seseorang telah tertular HIV, karena keberadaan virus HIV sendiri membutuhkan waktu yang cukup panjang (5 sampai 10 tahun hingga mencapai masa yang disebut fullblown AIDS). Adanya HIV di dalam darah bisa terjadi tanpa seseorang menunjukan gejala penyakit tertentu dan ini disebut masa HIV 9

positif. Bila seseorang terinfeksi HIV untuk pertama kali dan kemudian memeriksakan diri dengan menjalani tes darah, maka dalam tes pertama tersebut belum tentu dapat dideteksi adanya virus HIV di dalam darah. Hal ini disebabkan kaena tubuh kita membutuhkan waktu sekitar 3 - 6 bulan untuk membentuk antibodi yang nantinya akan dideteksi oleh tes darah tersebut. Masa ini disebut window period (periode jendela) . Dalam masa ini , bila orang tersebut ternyata sudah mempunyai virus HIV di dalam tubuhnya (walau pun belum bisa di deteksi melalui tes darah), ia sudah bisa menularkan HIV melalui perilaku yang disebutkan di atas tadi Berbagai gejala AIDS umumnya tidak akan terjadi pada orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Kebanyakan kondisi tersebut akibat infeksi oleh bakteri, virus, fungi dan parasit, yang biasanya dikendalikan oleh unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang dirusak HIV. Infeksi oportunistik umum didapati pada penderita AIDS HIV mempengaruhi hampir semua organ tubuh. Penderita AIDS juga berisiko lebih besar menderita kanker seperti sarkoma Kaposi, kanker leher rahim, dan kanker sistem kekebalan yang disebut limfoma. Biasanya penderita AIDS memiliki gejala infeksi sistemik; seperti demam, berkeringat (terutama pada malam hari), pembengkakan kelenjar, kedinginan, merasa lemah, serta penurunan berat badan.[8][9] Infeksi oportunistik tertentu yang diderita pasien AIDS, juga tergantung pada tingkat kekerapan terjadinya infeksi tersebut di wilayah geografis tempat hidup pasien. 2.6. Pencegahan HIV/AIDS Bagi yang belum terinfeksi Sampai detik ini belum ada vaksin yang sanggup mencegah atau mengobati HIV AIDS. Namun bukanlah sesuatu yang mustahil untuk melakukan pencegahan HIV terhadap diri sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, pemahaman terhadap proses penularan merupakan kunci dari pencegahannya. Disini saya sampaikan tindakan-tindakan untuk mencegah penularan HIV AIDS jika anda belum terinfeksi HIV AIDS.

10

Tindakan-tindakan untuk mencegah penularan HIV AIDS jika anda belum terinfeksi HIV AIDS. Yaitu : Pahami HIV AIDS dan ajarkan pada orang lain. Memahami HIV AIDS dan bagaimana virus ini ditularkan merupakan dasar untuk melakukan tindakan pencegahan Ketahui status HIV AIDS patner seks anda. Berhubungan seks dengan sembarang orang menjadikan pelaku seks bebas ini sangat riskan terinfeksi HIV, oleh karena itu mengetahui status HIV AIDS patner seks sangatlah penting. Gunakan jarum suntik yang baru dan steril. Penyebaran paling cepat HIV AIDS adalah melalui penggunaan jarum suntik secara bergantian dengan orang yang memiliki status HIV positif, penularan melalui jarum suntik sering terjadi pada IDU ( injection drug user). Gunakan Kondom Berkualitas. Selain membuat ejakulasi lebih lambat, penggunaan kondom saat berhubungan seks cukup efektif mencegah penularan HIV AIDS melalui seks. Lakukan sirkumsisi / khitan. Banyak penelitian pada tahun 2006 oleh National Institutes of Health (NIH) menunjukkan bahwa pria yang melakukan khitan memiliki resiko 53 % lebih kecil daripada mereka yang tidak melakukan sirkumsisi. Lakukan tes HIV secara berkala. Jika anda tergolong orang dengan resiko tinggi, sebaiknya melakukan tes HIV secara teratur, minimal 1 tahun sekali 2.7. Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan Laboratorium digunakan untuk menegakkan diagnosa infeksi HIV/AIDSberdasarkan tes yang dapat mendeteksi adanya antigen dan antibody HIV. Ketika HIVmemasuki tubuh seseorang, maka tubuh akan membentuk antibody sebagai respon tubuhterhadap infeksi. Sehingga apabila pada darah seseorang terdapat antibody HIV, makaseseorang tersebut adalah terinfeksi. Kebanyakan orang membentuk antibody HIV antara6-2 minggu dari waktu infeksi. Dan pada kasus yang jarang dapat mencapai waktu 6bulan. Melakukan tes HIV dalam waktu kurang dari 3 bulan sejak terinfeksi dapatmenghasilkan hasil yang meragukan karena pada waktu tersebut kemungkinan orangyang terinfeksi belum membentuk antibody terhadap HIV. Waktu antara seseorangterinfeksi dan pembentukan antibody HIV disebut window period. Pada masa ini tidak ditemukan antibody HIV pada tubuh mereka. Tetapi pada window period dapatmenularkan virus HIV pada orang lain walaupun hasil tes HIV negative karena 11

orangtersebut memiliki HIV dengan level yang tinggi pada darah, cairan-cairan seksualataupun ASI. Di Amerika Serikat dilakukan kombinasi dua tes antibody HIV. Apabilaantibody HIV dideteksi pada tes awal (ELISA), lalu dilakukan tes kedua yaitu WesternBlot untuk mengukur antigen yang berikatan dengan antibody. Test ELISA ( Enzyme Linked Immunosorbent Assay)ELISA merupakan komponen integral dari laboratorium klinik. Tingkat sensitifitasyang tinggi dan minimnya pengunaan radioisotop menyebabkan tes ini luas digunakanuntuk mendeteksi antigen dan antibody secara kualitatif dan kuantitatif. Jikadigunakan dengan baik, tes ini mempunyai sensitifitas > 98%. Dasar pemeriksaan iniadalah mereaksikan antigen HIV dengan serum. Apabila di dalam serum terdapatantibody HIV, akan terjadi ikatan antigen-antibody. Serum ditambahkan anti IgG yangbertanda peroksidase. Terjadi ikatan antigen-antibody dengan anti IgG peroksidase.Peroksidase yang terikat akan memecah substrat yang ditambah sehinggamenghasilkan perubahan warna yang akan dibaca dengan spektrofotometer. Njika erdeteksi antibody virus di dalam jumlah besar akan memperlihatkan warna yanglebih tua.Bila tes anibody berdasrkan ELISA digunakan untuk skrining populasi denganprevalensi infeksi HIV yang rendah(misalnya donor darah), hasil yang positif dalamsampel serum harus dikonfirmasi dengan tes ulang. Hal ini untuk mencegah hasilpemeriksaan yang positif palsu atau negative palsu. Oleh karena itu, pemeriksaanELISA diulang dua kali, dan jika menunjukkan hasil positif, dilakukan pemeriksaanyang lebih spesifik untuk konfirmasi. Tes Western BlotTes Western Blot merupakan cara pemeriksaan yang lebih spesifik, dimana antibodyterhadap protein HIV dari berat molekul tertentu dapat terdeteksi. Tes inimenggunakan kombinasi dari elektroforesis dan tes ELISA sehingga dapatmenentukan respon terhadap berbagi protein spesifik.Cara pemeriksaan, HIV yang telah dimurnikan kemudian dielektroforesis dam gelpoliakrilamid. Hasil pemisahan berabagi antigen HIV dipindahkan ke kertasnitoroselulosa yang kemudian dipotong menjadi potongan-potongan kecil dandiinkubasi dengan serum yang diperiksa. Adanya antigen HIV akan menghasilkanpita-pita pada berat molekul yang sesuai.Tes Western Blot paling sering digunakan untuk konfirmasi dari tes skriningserologic reaktif untuk antibody HIV. Tes ini dianggap positif untuk HIV-1 bilamengandung pada pita-pita pada berta molekul yang 12

sesuai untuk protein inti virus(p24) atau glikoprotein selubung gp41, gp120 atau gp160. kemampuan untuk mengenali reaktifitas spesifik terhadap protein tertentu menyebabkan tes inimempunyai tingkat spesifitas yang tinggi. PCR (Polymerase Chain Reaction)Tes ini digunakan untuk mendeteksi materi genetic virus pada darah. Pemeriksaan inisangat akurat dan dapat mendeteksi infeksi virus HIV secara dini. Tes PCR dapatmendeteksi virus 14 hari setelah infeksi.Dalam penelitian infeksi HIV digunakan 2 bentuk PCR, yaitu PCR DNA dan PCRRNA. PCR RNA telah digunakan, terutama untuk memantau perubahan kadar genom HIV yang terdapat dalam plasma. Pengujian PCR ini menggunakan metode enzimatik untuk mengaplifikasi RNA HIV sehingga dengan cara hibridisasi dapat dideteksi. Tesberbasis molekuler ini merupakan cara yang sangat sensitif.Pengujian PCR DNA dikerjakan dengan mengadakan campuran reaksi dalam tabungmikro yang kemudian diletakkan pada blok pemanas yang telah deprogram pada seritemperature yang diinginkan. Pada dasarnya target DNA diekstraksi dari spesimen dansecara spesifik membelah dalam tabung sampai diperoleh jumlah yang cukup yangakan digunakan untuk deteksi hibridisasi.Diagnosis awal infeksi HIV pada bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV sulitdilakukan karena adanya antibody maternal membuat tes-tes serologik tidak bersifatinformatif. Pengujian PCR dapat memperkuat adanya genom HIV dalam serum atausel sehingga bermanfaat dalam diagnosis. Uji ini mempunyai sensitifitas 93,2% danspesifitas 94,9%. 2.8. Penatalaksanaan Medis Penanganan infeksi yang berhubungan dengan HIV sertamalignasi, penghentianreplikasi virus lewat preparat antivirus dan penguatan serta pemulihansystemimmune melalui penggunaan preparat immunomodulator. Untuk infeksi umum biasanya digunakan trimetopirin-sulfametoksasol (preparatantibakteri) untuk mengatasi berbagai organism yang menyebabkan infeksi. Untuk diare digunakan terapi oktreotid asetat yaitu analog sintetik somastostatin. Penggunaan pentamidin suatu obat anti protozoa untuk melawan PCP. Kombinasi trimetoprin oral dan dapson terbukti juga sangat afektif untuk PCP yang ringan hingga sedang. Refabutin ternyata efektif untuk 13

mencegah MAC(mycobacterium AviumComplex) pada penderita infeksi HIV dengan jumlah sel CD4+ sebesar 200sel/mL atau kurang. Terapi primer yang mutakhir untuk meningitis triptokokus adalam amfoterisinB IV dengan atau tanpa flusitosin. Penggunaan gansiklovir untuk mengobati retinitis CMV (cytomegalovirus). Tapi karena gansiklofir tidak mematikan virus hanya mengendalikanpertumbuhannya, maka obat ini harus diberikan sepanjang sisa usia pasien.Selain itu ada juga yang menggunakan foskarnet, sebuah preparat yang bisadigunakan untuk mengobat CMV. Ini digunakan dengan cara disuntikkanintravena setiap 8 jam sekali selama 2 hingga 3 minggu. Reaksi merugikan yangbiasanya timbul akibat penggunaan foskarnet adalah agagl ginjal, dan gangguankeseimbangan elektrolit. Asiklofir dan foskarnat kini juga digunakan untuk mengobati ensefalitis yangdisebabkan oleh herpes simplek atau herpes zoster. Pirimetamin dan sulfadiazine atau klindamisin digunakan untuk pengobatanmaupun terapi supresif seumur hidup bagi infeksi toxoplasmosis gondii. Penatalaksanaan diare kronik Terapi dengan oktreotid asetat (sandostatin) yaitu suatu analog sintetik somastostatin ternyata efektif untuk mengatasi diare yang berat dan kronik. Konsentrasi receptor somastostatin yang tinggi ditemukan dalam trakstusgastrointestinal maupun jaringan lainnya. Somastatin akan menghambat banyak fungsi fisiologi yang mencakup motilitas gastrointestinal dan sekresi intestinal air serta elektrolit. Penatalaksanaan syndrome PelisutanMencakup penanganan penyebab yang mendasari infeksi opurtunis sistemik maupun gastrointestinal. Malnutrisi sendiri akan memperbesar risiko infesi dandapat pula meningkatkan insiden infeksi opurtunis. Terapi nutrisi harus disatukandalam keseluruhan rencana penatalaksanaan dan harus disesuaikan untuk memenuhikebutuhan nutrisi pasien. Terapi utrisi bisa dilakukan mulai dari diet oral danpemberian makanan lewat sonde hingga dukungan nutrisi parental ila diperlukan.Jumlah kalori yang butuhkan harus dihitung bagi semua penderita AIDS yangmengalami penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya. Pnghitungan inidilakukan untuk mengevaluasi status nutrisi pasien dan memulai terapi nutrisi yangtepat. Advera merupakan suplemen nutrisi yang dibuat khusus untuk penderita infeksi HIV dan penyakit AIDS. Megastrol asetat (Megace) yaitu suatu preparat sintetik progesterone oral

14

yang digunakan untuk pengobatan payudara akan menggalakkankenaikan berat badan yang signifikan dan mnghambat sintesis sitokin IL-1. OBAT-OBATAN Pengobatan HIV/ AIDS yang sudah ada kini adalah dengan pengobatan ARV(antiretroviral) dan obat-obat baru lainnya masih dalam tahap penelitian.Jenis obatobat antiretroviral : Attachment inhibitors (mencegah perlekatan virus pada sel host) dan fusion inhibitors (mencegah fusi membran luar virus dengan membran sel hos). Obat ini adalah obat baru yang sedang diteliti pada manusia. Reverse transcriptase inhibitors atau RTI, mencegah salinan RNA virus ke dalamDNA sel hos. Beberapa obat-obatan yang dipergunakan saat ini adalah golongan Nukes dan Non-Nukes Integrase inhibitors menghalangi kerja enzim integrase yang berfungsimenyambung potongan-potongan DNA untuk membentuk virus. Penelitian obat inipada manusia dimulai tahun 2001 (S-1360). Protease inhibitors (PIs), menghalangi enzim protease yang berfungsi memotong DNA menjadi potongan-potongan yang tepat. Golongan obat ini sekarang telahberedar di pasaran (Saquinavir, Ritonavir, Lopinavir, dll.). Immune stimulators (perangsang imunitas) tubuh melalui kurir (messenger ) kimia,termasuk interleukin-2 (IL2), Reticulose, HRG214. Obat ini masih dalam penelitian tahap lanjut pada manusia. Obat antisense merupakan bayangan cermin kode genetik HIV yang mengikatpada virus untuk mencegah fungsinya (HGTV43). Obat ini masih dalam percobaan.

15

Obat-obatan yang telah ditemukan pada saat ini menghambat pengubahan RNA menjadi DNA dan menghambat pembentukan protein-protein aktif. Enzim yang membantupengubahan RNA menjadi DNA disebut reverse transcriptase, sedangkan yang membantu pembentukan protein-protein aktif disebut protease. Untuk dapat membentuk protein yang aktif, informasi genetik yang tersimpan pada RNAvirus harus diubah terlebih dahulu menjadi DNA. Reverse transcriptase membantu prosespengubahan RNA menjadi DNA. Jika proses pembentukan DNA dihambat, maka prosespembentukan protein juga menjadi terhambat. Oleh karena itu, pembentukan virus-virusyang baru menjadi berjalan dengan lambat. Jadi, penggunaan obat-obatan penghambatenzim reverse transcriptase tidak secara tuntas menghancurkan virus yang terdapat didalam tubuh. Penggunaan obat-obatan jenis ini hanya menghambat proses pembentukanvirus baru, dan proses penghambatan ini pun tidak dapat menghentikan prosespembentukan virus baru secara total.Obat-obatan lain yang sekarang ini juga banyak berkembang adalah penggunaanpenghambat enzim protease. Dari DNA yang berasal dari RNA virus, akan dibentuk protein-protein yang nantinya akan berperan dalam proses pembentukan partikel virusyang baru. Pada mulanya, proteinprotein yang dibentuk berada dalam bentuk yang tidak aktif. Untuk mengaktifkannya, maka protein-protein yang dihasilkan harus dipotong padatempat-tempat tertentu. Di sinilah peranan protease. Protease akan memotong proteinpada tempat tertentu dari suatu protein yang terbentuk dari DNA, dan akhirnya akanmenghasilkan protein yang nantinya akan dapat membentuk protein penyusun matriksvirus (protein struktural) ataupun protein fungsional yang berperan sebagai enzim.

16

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan AIDS disebabkan oleh virus yang bernama HIV, Human Immunodeficiency Virus. Apabila anda terinfeksi HIV, maka tubuh anda akan mencoba untuk melawan infeksi tersebut. Tubuh akan membentuk antibodi, yaitu molekul-molekul khusus untuk melawan HIV. Tes darah untuk HIV berfungsi untuk mencari keberadaan antibodi tersebut. Apabila anda memiliki antibodi ini dalam tubuh anda, maka artinya anda telah terinfeksi HIV. Orang yang memiliki antibodi HIV disebut ODHA. Menjadi HIV-positif, atau terkena HIV, tidaklah sama dengan terkena AIDS. Banyak orang yang HIV-positif tetapi tidak menunjukkan gejala sakit selama bertahun-tahun. Namun selama penyakit HIV berlanjut, virus tersebut secara perlahan-lahan merusak sistem kekebalan tubuh. Apabila kekebalan tubuh anda rusak, berbagai virus, parasit, jamur, dan bakteria yang biasanya tidak mengakibatkan masalah dapat membuat anda sangat sakit. Inilah yang disebut infeksi oportunistik. Menurut pandangan agama HIV / AIDS itu buruk, karena penularannya pun terjadi melalui cara yang dilarang oleh agama. Salah satunya HIV / AIDS ditularkan melalui hubungan seks bebas. 3.2 Saran Agar kita semua terhindar dari AIDS, maka kita harus berhati-hati memilih pasangan hidup, jangan sampai kita menikah dengan pasangan yang mengicap HIV / AIDS, karena selain dapat menular kepada diri kita sendiri juga dapat menular kepada janin dalam kandungan kita. Kita juga harus berhati-hati dalam pemakaian jarum suntik secara bergantian dan tranfusi darah dengan darah yang sudah terpapar HIV.

17

DAFTAR PUSTAKA Maulanusantara.files.wordpress.com Flexner, C. 1998. HIV-Protease Inhibitor. N. Engl. J.Med. 338:1281-1293 Patrick, A.K. & Potts, K.E. 1998. Protease Inhibitors as Antiviral Agents. Clin. Microbiol. Rev. 11: 614-627

Вам также может понравиться