Вы находитесь на странице: 1из 25

BAB III SPESIFIKASI ALAT DAN BAHAN

3.1

Spesifikasi Alat Di dalam dunia konstruksi, keberadaan peralatan memang sangat menunjang dalam keberhasilan penyelesaian pekerjaan dengan tepat waktu. Dengan adanya alat kerja, maka dapat membantu pekerjaan sehingga pekerjaan menjadi lebih cepat dan efisien. Dalam pemilihan peralatan kerja ini harus melalui beberapa pertimbangan, yaitu : Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan Biaya yang tersedia. Jenis pekerjaan yang dilaksanakan. Volume pekerjaan. Kapasitas alat yang digunakan. Kondisi lapangan dan tingkat kesulitan. Kemampuan operator alat kerja. Selain itu, penggunaan alat kerja ini juga bertujuan untuk : Mempercepat pelaksanaan pekerjaan dengan kapasitas volume alat berat yang besar dibandingkan dengan tenaga manusia. Menjangkau wilayah yang sulit dijangkau oleh manusia. Mendapatkan hasil pekerjaan yang lebih baik dan rapi. Mempercepat mobilisasi material konstruksi ke lapangan. Adapun peralatan yang digunakan dalam proyek pembangunan Jembatan Kali Konang ini anatara lain :

3.1.1 Excavator/Back Hoe Excavator/Back Hoe ini berfungsi untuk menggali, memindahkan, meratakan dan memuat material, baik material tanah galian, kerikil, pasir dan lain-lain. Selain itu, Excavator/Back Hoe ini juga berfungsi untuk mengangkat, menarik dan mendorong alat-alat dan material

lain. Alat ini menggunakan kendali hidrolis untuk melakukan gerakan. Gerakan utama alat ini adalah mengisi bucket (Land Bucket), Mengayun (Dump Bucket) dan mengayun balik (Swing Empty). Adapun spesifikasi alat Excavator/Back Hoe ini yaitu : Tabel 3.1 Spesifikasi Excavator/Back Hoe No Nama Alat 1 Excavator Type Kapasitas Kondisi Jumlah Kepemilikan baik 1 sewa Komatsu 0,8 m3 PC-200

Gambar 3.1 Excavator / Back Hoe (sumber:http://www.google.com)

3.1.2 Truck Mixer Truck mixer adalah alat yang digunakan untuk mengaduk beton dengan perbandingan tertentu sehingga akan menghasilkan beton dengan mutu yang sesuai dengan perencanaan dan bisa tercampur secara homogen. Alat ini hanya bisa menampung beton dengan kapasitas yang terbatas. Concrete mixer yang digunakan pada proyek ini sebanyak 1 buah dengan kapasitas 0,4 m3.

Adapun spesifikasi Truck Mixer yang digunakan dalam proyek ini yaitu : Tabel 3.2 Spesifikasi Truck Mixer No Nama Alat 1 Truck Mixer Type Kapasitas Kondisi Jumlah Kepemilikan 0,4 m3 baik 1 sewa

Gambar 3.2 Truck Mixer (sumber:http://www.google.com)

3.1.3 Concrete Pump Concrete Pump adalah alay yang berfungsi untuk memompa beton segar dari truck mixer ke bangunan abutment yang akan diadakan pengecoran. Pemompaan ini dilakukan melalui pipa atau selang yang menjadi bagian dari Concrete Pump itu sendiri. (sumber : Alat-alat berat.
Hendra Suryadharma & Haryanto Yoso W.)

Adapun spesifikasi Concrete Pump yang digunakan dalam proyek ini yaitu : Tabel 3.3 Spesifikasi Concrete Pump No Nama Alat 1 Concrete Pump Type IHI Kapasitas 10 Ton/jam Kondisi Jumlah Kepemilikan baik 1 sewa

Gambar 3.3 Concrete Pump (sumber:http://www.google.com)

3.1.4 Theodolit dan Waterpass Theodolit adalah alat yang digunakan untuk mengatur, menentukan elevasi dan sudut konstruksi, tata letak bangunan dan ketegakan vertikal struktur. Pengukuran oleh theodolit dilengkapi dengan teropong pembaca dan mistar ukur untuk pembacaan elevasi. Sedangkan untuk menentukan sudut struktur terhadap suatu titik tetap, maka struktur tersebut diwakili oleh titik-titik sudutnya yang didapat dari pembacaan sudut theodolit. Waterpass ini digunakan untuk pengukuran titik titik elevasi juga dipergunakan untuk menentukan elevasi jembatan, jalan, dan elevasi galian. Fungsi dari waterpass ini sudah dimiliki oleh Theodolit. Adapun spesifikasi Theodolit dan waterpass yang digunakan dalam proyek ini yaitu : Tabel 3.4 Spesifikasi Theodolit dan Waterpass No Nama Alat 1 Theodolit Type Digital Topcon DT 100 P 2 Waterpass Shokiska baik 1 Milik sendiri Kapasitas Kondisi Jumlah baik 1 Kepemilikan sewa

Gambar 3.4 Theodolit

Gambar 3.5 Waterpass (sumber:http://www.google.com)

3.1.5 Bar Bender Bar bender ini berfungsi sebagai alat pembengkok besi sesuai dengan bentuk dan panjang bengkokan yang dikehendaki.

Pembengkokan besi dalam proyek ini dilakukan secara manal dengan tenaga manusia. Bar Bender terdiri dari meja kerja yang terbuat dari kayu dengan batang-batang baja pendek sebagai poros penahan. Pembengkokan menggunakan kunci pembengkok yang terbuat dari baja yang ujungnya diberi lekukan yang besarnya disesuaikan dengan diameter besi yang akan dibengkokan. Cara kerja pembengkokan yaitu besi dipasang pada poros-poros penahan, kunci dipasang pada besi dan selanjutnya diputar dengan tenaga manusia sampai didapatkan bentuk bengkokan yang dikehendaki. Adapun spesifikasi Bar Bender yang digunakan dalam proyek ini yaitu : Tabel 3.5 Spesifikasi Bar Bender No Nama Alat 1 Bar Bender Type Takeda Kapasitas Dia. 50mm Kondisi Jumlah Kepemilikan baik 3 Milik sendiri

Gambar 3.6 Bar Bender (sumber:http://www.google.com)

3.1.6 Bar Cutter Bar Cutter berfungsi sebagai alat pemotong besi sesuai dengan ukuran panjang yang dikehendaki. Bar Cutter terdiri dari tuas pengungkit dan bagian pemotong. Besi yang akan dipotong diletakkan pada bagian pemotong, kemudian tuas ditarik kebawah dengan tenaga manusia sampai besi terpotong. Adapun spesifikasi Bar Cutter yang digunakan dalam proyek ini yaitu : Tabel 3.6 Spesifikasi Bar Cutter No Nama Alat 1 Bar Cutter Type Takeda Kapasitas Dia. 50mm Kondisi Jumlah Kepemilikan baik 3 Milik sendiri

Gambar 3.7 Bar Cutter (sumber:http://www.google.com)

3.1.7 Concrete Vibrator Concrete Vibrator ini berfungsi untuk memampatkan adukan beton, meningkatkan homogenitas adukan pada saat pengecoran, mengeluarkan gelembung-gelembung udara sehingga tidak terjadi rongga-rongga udara setelah pengerasan beton dan untuk meratakan adukan beton ke segala arah serta dapat menjangkau ke celah-celah terjauh di dalam begisting. Alat ini berupa motor diesel dan pipa penghujung dengan ujungnya berupa pipa getar yang dapat bergerak elektris. Agar tidak terjadi pemisahan diantara bahan-bahan penyusun betonnya, pada waktu penggetaran sedapat mungkin posisi batang penggetar vertikal dan penggetaran tidak boleh terlalu lama kurang lebih 10 15 detik untuk satu titik penggetaran. Adapun spesifikasi Concrete Vibrator yang digunakan dalam proyek ini yaitu : Tabel 3.7 Spesifikasi Concrete Vibrator No Nama Alat 1 Concrete Vibrator Type Robin EY-30 Kapasitas 0,5 PK Kondisi Jumlah Kepemilikan baik 2 sewa

Gambar 3.8 Concrete Vibrator (sumber:http://www.google.com)

3.1.8 Dump Truck Dump truck adalah alat yang khusus digunakan sebagai alat angkut karena kemampuannya, misalnya dapat bergerak cepat, kapasitasnya yang besar dan biaya operasinya yang tidak terlalu mahal. Besarnya truk yang dipilih diusahakan agar seimbang dengan kemampuan atau produksi alat gali atau alat pemuatnya. Ini untuk menghindari jangan sampai terjadi salah satu alat ada yang menganggur sewaktu organisasi alat-alat tersebut bekerja. Penuangan material di dalam dump truck ini dilakukan oleh kendali hidrolis dimana bak akan akan terangkat sehingga material akan terbongkar ke bawah. Adapun spesifikasi Dump Truck yang digunakan dalam proyek ini yaitu : Tabel 3.8 Spesifikasi Dump Truck No Nama Alat 1 Dump Truck Type Hino Kapasitas 6 m3 Kondisi Jumlah Kepemilikan baik 4 sewa

Gambar 3.9 Dump Truck (sumber:http://www.google.com)

3.1.9 Stamper Stamper digunakan untuk memadatkan dan meratakan tanah urugan di bagian optrit Abutment. Pemadatan tanah dilakukan dengan cara bertahap, lapisan demi lapisan yaitu setiap 20 cm, hal ini untuk mendapatkan hasil pemadatan yang optimal. Lama pemadatan tiap

lapisan tergantung dari jenis tanahnya, kelincahan operator dan kondisi alat stamper itu sendiri. Adapun spesifikasi Stamper yang digunakan dalam proyek ini yaitu : Tabel 3.9 Spesifikasi Stamper No Nama Alat 1 Stamper Type Mikassa Kapasitas 4 HP Kondisi Jumlah Kepemilikan baik 1 sewa

Gambar 3.10 Stamper (sumber:http://www.google.com)

3.1.10 Bulldozer Bulldozer digunakan untuk meratakan tanah hasil atau bekas galian ke tempat pembuangan yang dikehendaki. Adapun spesifikasi

Bulldozer yang digunakan dalam proyek ini yaitu : Tabel 3.10 Spesifikasi Bulldozer No Nama Alat 1 Bulldozer Type Kapasitas Kondisi Jumlah Kepemilikan baik 1 sewa Komatsu 5,61 m3 D 65 E

Gambar 3.11 Bulldozer (sumber:http://www.google.com) 3.1.11 Crawler Crane Alat ini merupakan satu unit alat pancang. Crane ini dilengkapi dengan rangkaian besi dan kabel kabel baja dengan fungsi utama pekerjaannya adalah mengangkat, menarik, memindahkan atau menempatkan tiang pancang. Crawler Crane ini berfungsi untuk mengangkat dan menempatkan tiang pancang dan Hammer pada saat proses pemancangan. Adapun spesifikasi Crawler Crane yang digunakan dalam proyek ini yaitu : Tabel 3.11 Spesifikasi Crawler Crane No Nama Alat 1 Crawler Crane Type Kapasitas Kondisi Jumlah Kepemilikan baik 1 sewa

Link Belt 35 Ton L578 RS

Gambar 3.12 Crawler Crane (sumber:http://www.google.com)

3.1.12 Drop Hammer Alat ini merupakan bagian dari alat pemancangan. Berfungsi untuk memukul tiang pancang agar bisa masuk ke dalam tanah. Pemukul jatuh terdiri dari blok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Pemberat ditarik dengan tinggi jatuh tertentu kemudian dilepas dan menumbuk tiang. Adapun spesifikasi Drop Hammer yang digunakan dalam proyek ini yaitu : Tabel 3.12 Spesifikasi Drop Hammer No Nama Alat 1 Drop Hammer Type Kapasitas Kondisi Jumlah Kepemilikan baik 1 sewa

Gambar 3.13 Drop Hammer (sumber:http://www.google.com)

Tabel 3.13 Daftar Spesifikasi Alat dan Kepemilikan No 1 Nama Alat Excavator Type Kapasitas Kondisi baik Jumlah 1 Kepemilikan sewa Komatsu PC- 0,8 m3 200 2 Truck Mixer 3 Concrete Pump 4 Theodolit Digital Topcon 100 P 5 6 7 8 Waterpass Bar Bender Bar Cutter Concrete Vibrator 9 Dump Truck 10 11 Stamper Bulldozer Mikassa Komatsu 65 E 12 Crawler Crane 13 Drop Hammer Link L578 RS baik 1 sewa Belt 35 Ton baik 1 sewa 4 HP D 5,61 m3 baik baik 1 1 sewa sewa Hino 6 m3 baik 4 sewa Shokiska Takeda Takeda Robin EY-30 Dia. 50mm Dia. 50mm 0,5 PK baik baik baik baik 1 3 3 2 Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri sewa DT baik 1 sewa IHI 10 Ton/jam baik 1 sewa 0,4 m3 baik 1 sewa

3.2

Spesifikasi Material Dalam dunia konstruksi, material menjadi faktor yang penting apabila ingin mendapatkan hasil yang maksimal. Pemilihan dan penanganan material secara baik akan ikut berperan dalam peningkatan mutu suatu konstruksi. Material yang baik apabila penanganannya sembarangan juga akan menghasilkan bentuk yang kurang menarik, jadi pemilihan dan penanganan harus berjalan dengan serasi. Material yang akan dipakai dalam proyek terlebih dahulu harus diuji mutu dan kualitasnya, sehingga akan didapat material yang baik dan sesuai standar. Pengujian material harus sesuai dengan pedoman yang berlaku sehingga tercapai kondisi material yang memenuhi syarat sebagai bahan Konstruksi. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan material untuk proyek antara lain : Material harus memenuhi standard dan spesifikasi yang berlaku Material yang digunakan harus baru, bukan bekas pakai. Material harus memenuhi ukuran, pembuatan, jenis dan kualitas yang disyaratkan dalam spesifikasi.

Penyimpanan material harus diperhatikan sehingga mutunya terjamin dan terpelihara serta siap dipergunakan untuk pekerjaan. (Sumber : SNI
03-6861-2002)

Adapun peralatan yang digunakan dalam proyek pembangunan Jembatan Kali Konang ini anatara lain : 3.2.1 Air Dalam pekerjaan konstruksi, air berperan sebagai bahan yang digunakan untuk pembuatan beton, adukan pasangan dan adukan plesteran. Persyaratan air sebagai bahan bangunan harus memenuhi syarat sebagai berikut : Air harus bersih. Tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya yang dapat terlihat secara visual.

Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram/liter Tidak mengandung garam yang dapat larut dan merusak beton (asam,bahan organik dan sebagainya) lebih dari 15 gram/liter. (Sumber : SK-SNI 03-6861-2002)

3.2.2 Semen Portland Berdasarkan SK SNI S 04 1989 F dan SNI 03-6861.1-2002 semen merupakan suatu campuran beton ikat organik yang akan membentuk suatu massa yang keras dan kedap air bila bereaksi dengan air. Semen Portland adalah semen hidrolis yang akan membentuk massa yang keras bila bereaksi dengan air. Semen merupakan bahan ikat yang penting dan banyak dipakai dalam pembangunan fisik. Semen juga banyak dikenal sebagai bahan pengikat antara agregat halus dan agregat kasar untuk beton dan pasangan batu. Semen portland ini merupakan bahan yang mudah mengeras apabila tercampur dengan air, sehingga dalam penyimpanannya harus benar-benar dijaga kelembaban ruangannya. Syarat-syarat

penyimpanan semen portland ini diantaranya : Semen yang datang harus segera disimpan dalam gudang. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya perubahan pada bentuk semen yang dapat menurunkan kualitas pada semen. Semen tidak boleh langsung diletakkan di atas permukaan tanah. Harus diberi landasan yang tingginya lebih dari 30 cm dari lantai. Semen tidak boleh menyentuh dinding gudang penyimpanan sehingga dalam penyimpanannya diberi jarak antara dinding dengan semen kira-kira 25 cm. Untuk menghindari pecahnya kantong semen, tinggi maksimum tumpukan semen adalah maksimum 10 zak.

Dalam pemakaian semen, harus digunakan semen yang terlebih dahulu datang. Semen tidak boleh basah dan lembab sehingga harus diatur kelembaban gudan penyimpanan dan harus cukup sinar matahari. Semen tidak boleh tercampur dengan bahan lain.

Menurut penggunannya di dalam proyek konstruksi, semen digolongkan menjadi : Tabel 3.14 Penggolongan semen portland
(Sumber:Buku Bahan Bangunan II, Drs.Kusdiyono, M.T. Polines)

Jenis Semen Jenis I Jenis II

Karateristik Umum Semen portland yang digunakan untuk tujuan umum. Semen portland yang penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang.

Jenis III

Semen portland yang penggunaannya memerlukan persyaratanawal yang tinggi setelah pengikatan terjadi.

Jenis IV

Semen portland yang dalam penggunaannya menuntut panas hidrasi yang rendah.

Jenis V

Semen portland yang dalam penggunaannya menuntut ketahanan yang kuat terhadap sulfat.

Sedangkan untuk semen Portland yang digunakan untuk Proyek Jembatan Kali Konang ini menggunakan semen Portland jenis I dengan kemasan 1 zak yaitu 40 kg yang digunakan untuk konstruksi umum.

Gambar 3.14 Semen Portland (sumber:http://www.google.com)

3.2.3 Agregat Halus (Pasir) Agregat halus untuk beton adalah agregat berupa pasir sebagai hasil disintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu dan mempunyai ukuran butiran 5 mm. Agregat halus ini berfungsi sebagai bahan pengisi campuran beton. Syarat penyimpanan pasir ini antara lain : Penimbunan pasir harus terpisah dari bahan bahan lain, seperti split, kapur, semen, kayu dan lain-lain. Penimbunan pasir harus jauh dari tempat yang dapat mengalirkan air hujan dan diberi pembatas untuk menghindari hanyutnya pasir oleh air. Penempatan timbunan pasir sedekat mungkin dengan lokasi pencampuran. Hal ini untuk memperpendek jarak angkut dan mengurangi kehilangan selama pengangkutan. Sementara untuk persyaratan Agregat halus ini antara lain : a. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, dengan indeks kekarasan < 2,2 b. Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari atau hujan c. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap berat kering)

d. Susunan besar butir agregat halus mempunyai modulus kehalusan

antara 1,5 3,8 dan harus terdiri dari butir butir yang beraneka ragam bentuknya.
e. Pasir laut tidak boleh digunakan sebagai agregat halus untuk semua

mutu beton. (Sumber : SK-SNI S-04-1989-F) Sementara untuk jenis pasir yang digunakan dalam proyek Jembatan Kali Konang ini adalah Pasir Muntilan.

Gambar 3.15 Agregat Halus (sumber:http://www.google.com)

3.2.4 Agregat Kasar Agregat kasar adalah agregat berupa kerikil yang diperoleh dari hasil disintegrasi batuan-batuan atau dari pemecahan batu. Agregat dikatakan agregat kasar jika memiliki ukuran butiran antara 5 mm 40 mm, jika lebih besar dari 40 mm maka disebut dengan batu. Persyaratan agregat kasar yang digunakan dalam proyek Jembatan Kali Konang ini antara lain : a. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori b. Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih dan panjang hanya dapat dipakai, apabila jumlah butir-butir pipih dan panjang tersebut tidak malampaui 20 % berat agregat seluruhnya

c. Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan d. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, seperti zat-zat reaktif alkali e. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (ditentukan terhadap berat kering) f. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan, susunan besar butir mempunyai modulus kehalusan antara 6 7,10.
(Sumber : SK-SNI 04-1989-F)

Gambar 3.16 Agregat Kasar (sumber:http://www.google.com)

3.2.5 Batu Pecah Batu Pecah adalah hasil pecahan batu alam dengan ukuran butiran lebih dari 40 mm dan pada umumnya besar butiran tidak lebih dari 7 cm. Persyaratan batu belah yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Batu belah / batu pecah yang dipakai pada pekerjaan adalah seperti yang ditunjukkan dalam gambar-gambar seperti pasangan batu pada pasangan batu kali. b. Batu belah yang digunakan haruslah batu alam hasil pecahan dengan muka minimal 3 sisi dan bukan batu glondong, harus bersih dan keras, tahan lama menurut persetujuan Pengguna Barang / Jasa,

serta bersih dari campuran besi, noda-noda, lubang-lubang, pasir, cacat atau ketidaksempurnaan lainnya

Gambar 3.17 Batu Belah (sumber:http://www.google.com) 3.2.6 Begisting atau Perancah Begisting adalah suatu konstruksi pembantu yang bersifat sementara dan berfungsi sebagai cetakan pada bagian sisi bawah dan samping dari bentuk beton abutment. Fungsi utama dari begisting yaitu : 1. Untuk memberikan bentuk pada sebuah konstruksi beton. 2. Untuk memperoleh texture permukaan yang rata dah halus. 3. Untuk menahan gaya desak beton segar pada saat pengecoran hingga konstruksi beton abutment jembatan menjadi keras. Sedangkan syarat dari Begsting antara lain : 1. Begisting harus kuat, kaku dan rapat dan mudah dibongkar. 2. Bagian dalam begisting harus bersih dari kotoran. 3. Dimensi begisting harus dikontrol dengan teliti sehingga dimensi yang tertera dalam gambar rencana dapat tercapai. 4. Bahan begisting untuk beton abutment ini biasanya menggunakan multiplek kayu, atau plywood yang memiliki kualitas baik. 5. Begisting untuk abutment dapat dibongkar setelah beton berumur lebih dari 3 hari. 6. Pembongkaran begisting harus menggunakan cara statis tanpa sebuah getaran, goncangan ataupun pukulan yang dapat merusak beton.

Gambar 3.18 Bekisting (sumber:http://www.google.com)

3.2.7 Baja Tulangan Baja tulangan adalah baja yang berbentuk batang yang digunakan untuk penulangan beton. Baja tulangan pada struktur beton bertulang memiliki peran yang sangat penting yaitu berfungsi untuk menahan gaya tarik. Dalam penyimpanannya, baja tulangan ini harus benarbenar dijaga dari pengaruh cuaca, karena sangat mudah terkorosi dan rusak. Selain itu, untuk memudahkan dalam pengambilan, baja tulangan ini harus diberi label sesuai dengan ukuran diameter masingmasing. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh baja tulangan untuk dijadikan material konstruksi antara lain : 1. Batang baja tulangan tidak boleh mengandung serpih-serpih, lipatan-lipatan, retak-retak, gelombang-gelombang, cerna-cerna, yang dalam, atau tidak boleh berlapis-lapis. Hanya diperkenankan berkarat pada permukaan. 2. Baja tulangan yang memiliki ukuran lebih dari 2 cm harus dibengkokkan dengan mesin pembengkok tulangan. 3. Tulangan harus bersih sebelum dipasang agar tidak mengurangi atau merusak perlekatan dengan beton.
(Sumber : SK SNI - S 04 1989 F)

Dalam Proyek Jembatan Kali Konang ini mengguanakan tulangan jenis ulir dengan ukuran diameter 10,13,16,19,25 dan 28.

Gambar 3.19 Baja Tulangan (sumber:http://www.google.com)

3.2.8 Kayu Kayu di dalam proyek Jembatan Kali Konang ini digunakan sebagai konstruksi perancah. Selain mudah didapat, kayu juga memiliki konsumsi energi yang relatif rendah dalam penggunaannya. Kayu yang baik untuk konstruksi yaitu kayu yang padat, kaku, tidak memiliki cacat kayu dan tidak melengkung. Dalam Proyek Jembatan Kali Konang ini menggunakan kayu meranti kelas III . Persyaratan Kayu sebagai bahan bangunan diantaranya : 1. Kayu harus kaku, tidak mengandung cacat kayu dan tidak melengkung. 2. Harus memenuhi kekuatan kayu. Berikut ini penggolongan kayu berdasarkan kekuatan kayu :

Tabel 3.15 Kelas Kuat Kayu Kelas kayu Berat jenis kering udara I II III IV V 0,9 0,6 - 0,9 0,4 - 0,6 0,3 - 0,4 < 0,3 1100 725 - 1100 500 725 360 500 < 360 Kuat lentur mutlak (kg/cm2) Kuat Tekan Mutlak (kg/cm2) 650 425 640 300 425 215 300 < 215

Gambar 3.20 Kayu (sumber:http://www.google.com)

3.2.9 Kawat baja/bendrat

Kedudukan tulangan pada konstruksi beton harus sesuai dengan gambar, demikian pula dengan sewaktu dicor kedudukan tulangan tidak boleh berubah atau bergeser pada tempatnya. Sehingga untuk mengikat baja tulangan agar kedudukannya tidak bergeser dipakai kawat pengikat (bendrat). Kawat pengikat tidak boleh berkarat, oleh karena itu kawat bendrat biasanya disimpan di dalam gudang agar terhindar dari hujan yang dapat menyebabkan korosi.

Gambar 3.21 Kawat Bendrat (sumber:http://www.google.com)

3.2.10 Bahan Tambahan (admixture) Bahan tambahan ini adalah bahan yang ditambahkan ke dalam material konstruksi yang memiliki tujuan untuk memperbaiki, menambah atau meningkatkan mutu beton atau mortar. Syarat dalam pengguanaan bahan tambahan ini yaitu : 1. Harus meminta izin dari konsultan pengawas ataupun pemilik proyek jika akan memnambahkan bahan tambahan ini ke dalam material konstruksi. 2. Penambahan bahan tambahan ini harus sesuai dengan takaran yang disyaratkan. 3. Harus memperhatikan efek dari penambahan tambahan, karena jika tidak maka akan dapat menyebabkan kerusakan pada beton ataupun mortar.

Gambar 3.22 Admixture (sumber:http://www.google.com)


3.2.11 Tanah Urugan Tanah urugan yang dimaksud disini adalah tanah urugan yang dipakai untuk mengurug abutment. Persyaratan tanah urugan yang digunakan dalam proyek ini adalah :

1. Kekuatan geser yang tinggi. 2. Kompresibilitas dan elastisitas yang rendah. 3. Indeks plastisitas < 12. 4. Sensitifitas rendah. 5. Batas cair < 35 %. 6. Koefisien keseragaman > 6. 7. Ukuran butir tanah dasar tidak boleh lebih besar dari 7,5 mm, maksimum 40% dari butiran harus lewat saringan standar No. 4 dan sekurang kurangnya 2% harus lewat saringan standar No. 300.
(Sumber : SK SNI - S 04 1989 F)

Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis, tebal tiap lapis adalah 20 cm tanah lepas dan dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum, demikian seterusnya hingga mencapai peil permukaan tanah yang direncanakan.

3.2.12 Sumber Material Berikut ini sumber material proyek pembangunan Abutmen 1 Jembatan Kali Konang, yaitu : 1. Air diambil dari Sugai Konang 2. Semen yang digunakan yaitu tipe 1 dengan kemasan 40 kg dibeli dari toko bangunan................ 3. Agregat halus atau pasir menggunakan jenis pasir Muntilan yang dibeli dari Muntilan, Magelang 4. Agregat Kasar dan batu pecah diambil dari pabrik pemecahan batu di Kota Kudus. 5. Besi Tulangan disuplay dari toko bangunan.............. 6. Kayu Begisting dan multiplek dibeli dari toko

bangunan................. 7. Tanah Urugan didatangkan dari............

Вам также может понравиться