Вы находитесь на странице: 1из 16

d).

Pemeriksaan radiologi, diperlukan untuk menegakkan dignosa bila klien sering menderita diare yang hilang timbul misalnya kolitis ulserative, regional enteritis. e). Pemeriksaan kultur feses untuk mengetahui penyebab te~adinya diare.

b. Pengelompokan data Setelah selesai mengumpulkan data maka selanjutnya data-data yang terkumpul dikelompokkan. Pengelompokan data berdasarkan cara pengumpulan data dibagi atas data obyektif dan data subyektif Data subyektif adalah data yang diperoleh dari keluhankeluhan yang disampaikan klien, misalnya rasa nyeri, sakit kepala, rasa khawatir dan lain-lain. Data obyektif dalah data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan pemenksaan dengan menggunakan standar yang di akui (beflaku), misalnya perubahan warna kulit, tekanan darah, suhu. c. Analisa Data Analisa adalah kemampuan kogmtif dalam pengembangan daya berfikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan pengetahuan, pengalaman dan pengertian keperawatan. Analisa data adalah kemampuan mengkaitkcan data dan menghubungkan data tersebut dengan konsep, teon dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan klien. (Nasrul Efendi 1995) Setelah dilakukan analisis pada kasus gastroenteritis ditemukan beberapa masalah antara lain: 1). Defisit volume cairan dan elektrolit dengan kemungkinan penyebab kehilangan banyak cairan melalui rute normal (diare berat, muntah) yang ditandai dengan klien mengatakan badan terasa lemah, BAB lebih dan 3 kali sehari, berbentuk cair, perubahan tanda-tanda vital, turgor menurun, selaput mukosa kering, volume urine sedikit, penurunan Natnum dan Kalium, peningkatan BUN dan serum kreatinin. 2). Rasa Nyaman dengan kemungidnan penyebab hiperperistaltik yang ditandai dengan klien mengatakan perutnya terasa kembung, klien berak cair, terdengar bunyi timpani nyen tekan abdomen, luperperistaluk usus. 3). Pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan kemungkinan penyebab gangguan absorbsi nutrien yang ditandai dengan klien mengatakan nafsu makan menurun, perut terasa mual dan muntah, berat badan klien menurun, turgor kulit menurun, penurtman lemak subcutan. 4). Aktifitas dengan kemungkinan penyebab kelemahan fisik, yang ditandai dengan klien badan terasa lemas, aktifitas dibantu oleh keluarga, klien bedrest.

5). Suhu tubuh dengan penyebab radang saluran pencernaan yang ditandai dengan suhu tubuh meningkat, nadi cepat, muka merah, turgor menurun, jumlah urine menurun, nyeri tekan abdomen, rasa haus, bibir pecah-pecah. 6). Istirahat dengan kemungkinan penyebab nyeri perut/diare yang. ditandai dengan nyeri tekan abdomen, BAB cair berulang, hiperperistaltik usus, klien mengatakan badannya tidak segar, klien sering menguap, mata merah. d. Diagnosa Keperawatan 1). Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan banyak cairan melalui rute normal (diare berat, muntah) yang ditandai dengan klien mengatakan badan terasa lemah, BAB lebih dari 3 kali sehari, berhentuk Caft, perubahan tanda-tanda vital, turgor menurim, selaput mukosa kering, volume urine sedikit, penurunan Natrium dan Kalium, peningkatan BUN dan serum kreatinin. 2). Gangguan rasa nyaman berhubunpn dengan hiperperistaltik yang ditandai dengan klien mengatakan perutnya terasa kembung, klien berak cair, terdengar bunyi timpani nyeri tekan abdomen, hiperperistaltik usus. 3). Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubunpn dengan gangguan absorbsi nutrien yang ditandai dengan klien mengatakan nafsu. makan menu-run, perut terasa mual dan muntah,'berat badan klien menurun, turgor kulit menurun, penurunan lemak subcutan. 4). Gangguan aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik, yang ditandal denpn klien mengatakan badan terasa lemas, aktifitas dibantu. oleh keluarga, klien bedrest. 5). Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan radang saluran. pencernaan yang ditandai dengan suhu tubuh meningkat, nach cepat, muka merah, turgor menurtin, jumlah urine menurun, nyeri tekan abdomen, rasa haus, bibir pecah-pecah. 6). Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat berhubungan dengan nyeri perut/diare yang ditandai dengan nyeri tekan abdomen, BAB cair berulang, hiperperistaltik usus, klien mengatakan badannya fidak segar, klien sering menguap, mata merah. 2. Perencanaan Rencana asuhan keperawatan adalah pengkajian yang sistematik dan identifikasi masalah, penentuan. tujuan dan pelaksanaan serta strategi. (Nasrul Efendi). Dalam perencanaan ini terdapat beberapa langkah yaitu menyusun iencana tindakan.

a. Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan banyak cairan melalui rute normal (diare berat, muntah) yang ditandai dengan klien mengautkan badan terasa lemah, BAB lebih dari 3 kali sehan, berbentuk cair, perubahan tanda-tanda vital, turgor menurun, selaput mukosa kering, volume urine sedikit, penurunan Natrium dan Kalium, peningkatan BUN dan serum kreatinin. Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama. 3 jam volume cairan dapat dipertahankan secara adekuat. Kriteria Hasil : mukosa. lembab, turgor kulit baik, tanda-tanda vital stabil, intake dan output seimbang. Rencana Tindakan: 1). Awasi intake dan output, karakter dan jwnlah feses, perubahan/ kehilangan yang tidak terlihat. Rasional : deteksi terhadap, kehilangan cairan lebih lanjut dan merupakan. pedoman untuk penggantian cairan. 2). Observasi tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan) Rasional : hipotensi, takikardi, demam, pernafasan kusmaull dapat menunjukkan respon terhadap efek kehilangan cairan. 3). Berikan minum pada klien sedikit-sedikit tetapi sering Rasional : pernbenan mmum banyak dalam waktu sekaligus akan meningkatkan resiko te~adinya muntah. 4). Obervasi penurunan turgor kulit dan membran mukosa. Rasional : menunjukkan kebilangan cairan yang berlebihan/ dehidrasi. 5). Anjurkan untuk istirahat/pembausan aktifitas selama fase akut. Rasional : menurunkan kebutuhan metabolik untuk mencegah penurunan kalori dan simpanan. energi. 6). Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian cairan parenteral Rasional : Pemberian cairan secara parenteral diperlukan untuk pengembalian cairan tubuh yang hilang secara cepat. 7). Awasi hasil laboratorium (Kalium, Natrium), Analisa Gas Darah

(keseimbangan asam basa). Rasional : menentukan kebutuban penggantian cairan dan keefektifan terapi. 8). Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian anti diare (anti kolinergik). Rasional : menurunkan motilitas atau penstaltik saluran pencernaan dan menurunkan sekresi digestive untuk mengbilangkan kramp dan diare. b. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyen abdomen, diare, mwitah terhadap dilatasi vaskuler dan hiperperistaltik yang ditandai dengan klien mengatakan perutnya terasa kembung, klien beTak cair, terdengar bunyi timpani nyeri tekan abdomen, hiperperistaltik usus. Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2 jam Nyeri berkurangNIangKriteria Hasil klien tenang, klien dapat beristirahat, klien tidak menyeringai menahan nyeri, nadi teratur. Rencana Tindakan -. 1). Catat keluhan nyeri termasuk lamanya, lokasi, intensitas (menurut Barbara C. Long) Skala 0Tidak Nyeri Skala I Nyeri tanpa gangguan istirahat atau akfifitas/nyeri ringan. Skala 2Nyeri dengan tidak nyaman Skala 3Nyeri dirasakan menganggu Skala 4Nyeri sangat mengganggu Rasional : Nyen tidak selalu ada tetapt bila. ada harus dibanchngkan dengan gejala nyeri klien sebelumnya dimana dapat membantu mendiagnosa. penyebab nyen tersebut dan terjadinya. komplikasi juga untuk menentukan tindakan selanjutnya. 2). Berikan penjelasan secara singkat kepada klien mengenai penyebab timbulnya nyeri. Rasional : Dengan adanya pernahaman klien dapat kooperatif dalam pelaksanaan tindakan asuhan kepeTawatan. 3). Kaji ulang faktor yang meningkatkan atau menunmkan nyeri.

Rasional : mernbantu dalam membuat diagnosa dan kebutuhan terapi selanjutnya. 4). Kaji tanda-tanda non verbal (gelisah, menolak bergerak, berhati-hati dengan bagian yang nyeri, takikardi, berkeringat). Rasional : tanda non verbal dapat benipa fisiologis dan patologis dan dapat chgunakan dalam menghubungkan petunjuk verbal untuk mengidentifikasi luas atau bemtnya masalah. 5). Berikan teknik distraksi dan relaksasi. Rasional : mengalihkan perhatian klien terhadap nyeri dengan meniberikan suasana atau kegiatan lain yang lebih menarik. 6). Kolaborasi dengan tim. medis untuk pemberian obat antispasmodik. Rasional : nyeri bervariasi dari ringan sampai berat dan perlu penanganan untuk memudahkan istirahat adekuat dan penyembuhan. 7). Observasi tanda-tanda vital. Rasional : Deteksi dini tentang keberhasilan tindakan dan penA*han yang dialami klien. c. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisl berhubungan dengan gangguan absrobsi nutrien yang ditandai dengan klien Tnengatakan nafsu makan menurun, perut terasa mual dan muntah, berat badan khen menurun, turgor kulit menurun, penurunan lernak subcutan. Tujuan :.Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2 x 24 jam klien dapat mempertahankan berat badan/menunjukkan kemajuan peningkatan intake nutrisi. Kriteria Hasil : klien tidak menunjukkan tanda-tanda malnutrisi, menghabiskan porsi makan yang disediakan, klien tidak mual ataupun muntah. Rencana Tindakan 1). Berikan penjelasan mengenai pentingnya nutrisi bagi klien terutama pada keadaan sakit. Rasional : Dengan penjelasan klien akan mengerti dan dapat diajak bekerJa sama sehingga menimbulkan keinginan atau kemauan untuk -makan. 2). Kaji tentang makanan kesukaan/ketidaksukaan diet dari klien.

Rasional : meningkatkan ke~asama klien dengan aturan diet. 3). Berikan diet dalam porsi kecil atau sedikit dengan frekuensi sering. Rasional : Dengan porsi keeil/sedikit dapat menekan atau mengurangi rangsangan mual sehingga klien dapat mengkonsumsi makanan secara bertahap sampai diet yang diberikan habis. 4). Modifikasi makanan rumah sakit tanpa menyalalu program diet untuk klien (tidak boleh tinggi serat, makanan pedas). Rasional : Dengan memodifikasi menu makanan dapat memngkatkan seleTa makan, modifikasi makanan dapat mengurangi rasa bosan dan jenuh pada, menu makanan, diet rendah serat akan mengistirahatkan usus. 5). Anjurkan untuk membersilikan mulut dengan berkumur-kumur atau menggosok gigi sebelum dan sesudah makan. Rasional : Dengan membersilikan mulut dapat memberikan kesegaran mulut sehingga dapat mengurangi rasa rnual, dan dapat meningkatkan rasa makanan. 6). Catat berat badan saat masuk dan bandingkan dengan saat berikutnya. Rasional : Memberikan informasi tentang keadekuatan masukan diet/penentuan kebutuhan nutrisi. 7). Observasi jumlah intake dan output makanan Rasional : Memberikan informasi tentang keadekuatan masukan diet/penentuan kebutulian nutrisi. 8). Kolaborasi dengan ahli gizi untuk peniberian makanan. Rasional : pemberian makanan disamping memenuhi kebutuhan suplai makanan juga akan menambah cairan melalui makanan tersebut. d. Gangguan aktifitas berhubungan dengan, kelemahan fisik, yang ditandai dengan klien mengatakan badan teras lemas, aktifitas dibantu oleh keluarga, klien bedrest. Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama. 2 x 24 jwn klien dapat melakukan aktifitas dengan atau tanpa bantuan keluarga dan perawat. Kriteria Hasil klien dapat melakukan aktifitas untuk, memenuhi kebutuhan

en e R ri c e e a

ke in 2 e n s ra raI hani-hari. Rencana Tindakan 1). Jelaskan pada klien mengenai keadaan yang menyebabkan kondisi klien lemah. Rasional : Meningkatkan pengetahuan sehingga, klien termotivasi untuk melakukan aktifitas guna memenubi kcbutuhannya sendin. 2). Beri penjelasan mengenai pentingnya nutrisi bagi khen terutama, pada keadaan sakit. Rs asional : Dengan penjelasan klien akan mengerti dan dapat diajak bekoa sarna sehingga menimbulkan keinginan atau kemauan makan.

bek LL tj atih klien untuk belajar melakukan aktifitas yang dapat dilakukan s 4 sendiri, misalnya makan, minum, duduk dan lain-lain. asional : Melatih pergerakan tubuh agar tidak akan toadi kontraktur dan sirkulasi menjadi lancar. 4). Bantu klien untuk melakukan aktifitas yang tidak dapat dilakukan klien. Rasional : Melatih pergerakan tubuh agar tidak akan te~adi kontraktur dan sirkulasi menjadi lancar dan memandirikan klien. 5). Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian anti diare (anti kolinergik). Rasional : menurunkan motilitas, atau peristaltik saluran pencernaan dan menurunkan sekresi digestive untuk menglulangkan kramp danchare. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan radang saluran pencernaan yang ditandai dengan suhu tubuh meningkat, nadi cepat, muka merah, turgor menurun, jumlah urine menurun, nyen tekan. abdomen, rasa haus, bibir pecah-pecah. Tupan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama. 2 jam diharapkan suhu tubuh dalam batas normal (36-37C) Kriteria Hasit : akral hangat, suhu tubuh dalam batas normal (36-37C), mukosa lembab. Mata tidak merah. Rencana Tindakan 1). Berikan penjelasan pada klien penyebab dari suhu tubuh yang meningkat. Rasional : Dengan penjelasan klien akan mengerti dan. dapat kooperatif dalarn pelaksanaan tindakan asuhan keperawatan. 2). Berikan kompres dingin pada ketiak, lipat paha, dada atau dahi. Rasional : Kompres dingin dapat mernpercepat pemindahan panas secara konduksi sehingga dapat membantu penurunan panas. 3). Menganjurkan untuk minum lebih banyak pada. waktu panas baik air putih ataupun teh.

Rasional : Peningkatan suhu tubuh dapat menyebabkan penguapan air meningkat sehingga perlu diimbangi dengan intake cairan yang adekuat. 4). Beri pakaian yang dapat menyerap keringat. Rastonal : Dengan pakaian yang tipis dan dapat menyerap kenngat dapat membantu. pengeluaran panas sehingga. suhu tubuh menurun. 5). Anjurkan pada klien untuk istirahat dan mengurangi aktifitas Rasional : Aktifitas fisik memerlukan energi sehingga dapat meningkatkan metabolisme tubuh dan panas setungga penurunan suhu tubuh dapat terharnbat. 6). Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antipiretika. Rasional : Antipiretika dapat mempengaruhi homeostatis sehingga pembentukan panas dapat dikontrol. 7). Observasi tanda vital tiap 6 jam Rasional : Deteksi dini mengenai kondisi klien dan mengetahui keefektifan tindakan perawatan yang dilakukan. ib GAngguan pemenuhan kebutuhan istirahat (tidur) berhubungan dengan nyen perut/diare yang chtandai dengan nyen tekan abdomen, BAB cair berulang, hiperperistaltik usus, khen mengatakan badannya tidak segar, khen senng menguap, mata merah. Tujuan : setelah chlakukan asuhan keperawatan dalwn waktu 24 jam, kwalitas dan kwantitas tidur klien adekuat. Kriteria Hasil : klien. mengatakan. dapat tidur din badan segar, mata. tidak merah. Rencana Tindakan 1). Jelaskan mengenai pentingnya. istirahat bagi klien terutama pada saat keadaan sakit. Rasional : Meningkatkan pengetahuan sehingga klien akan berusaha memenuhi kebutuban istirahat/tiduT yang cukup. 2). KaJi faktor-faktor yang menyebabkan gangguan tidur. Rasional: menentukan tindakan perawatan yang tepat.

3). Berikan lingkungan yang nyaman. Rasional : memberikan perasaan tenang dan nyaman sehingga klien dapat tidur/isfirahat dengan tenang. 4). Kolaborasi dengan tim mechs untuk pembenan anti kolinerg1k. Rasional : menurunkan motilitas atau peristaltik saluran pencernaan dan menurunkan sekTesi chgestive untuk menglulangkan kranip dan chare. 5). Observasi kebiasaan fidur klien (lama dan kebiasaan waktu) sehari-hari sebelum dan sesudah masuk rumah salut. Rasional : mengetahui ada atau fidaknya gangguan kebutuhan tidur dan banyaknya pola. perubahan. 3. Pelaksanaan Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh pemwat dan khen. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika. melakukan implementasi adalah intervensi yang dilaksanakan. sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi penguasaan ketranpilan interpersonal, intelektual dan tekmkal, intervensi harus dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologi dilindungi dan dokumentasi keperawatan berupa. pencatatan dan pelaporan. 4. Evaluasi Hal-hal yang dievaluasi adalah keakuratan, kelengkapan dan kualitas data, teratasi atau tidaknya. masalah klien, serta. pencapaian tujuan serta. ketepatan intervensi keperawatan. Penggunaan proses keperawatan secara. tepat pada praktek' keperawatan diharapkan dapat ditingkafkan. Perawat dapat mendemostrasi-kan tanggung jawab dan tanggung gugatnya yang merupakan salah satu cin profesi yang amat penting adalah menjamin efisiensi dan efektifitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada khen.

Daftar Pustaka

Carpenito, LT, (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2 Jakarata: EGC

(2000). Diagnosa Keperawatan. Ed. 8. Jakarata: EGC Makalah Kuliah. Tidak diterbitkan. Mansjoer, Arif, et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius. Pitono Soeparto, dkk. (1997). Gastroenterologi. Surabaya GRAMIK FK Universitas Airlangga. Price, Anderson Sylvia. (1997) Patoftsiologi. Ed. 1. Jakarata EGC. BAB M TINJAUAN KASUS A. Pengkajian a. Biodata Klien Nama Ny. P Umur 50 tahun Jenis Kelamin Wanita Status Perkawinan Kawin Pendidikan SD Pekerjaan Ibu rumah tangga Agama Islam Suku/Bangsa Aawa Alamat: Mulyorejo Nomor register :370573 Tanggal masuk 05 DesembeT 2005 pukul 13.51 WIB Tanggal di data 05 Desember 2005 pukul 13.00 WIB Diagnosa Medis Gastroenteritis akut. Kamar Ruang Shofa b. Penanggung Jawab Klien Nama U m. u r Tn. T 55 tahun

Agama Islam Peke~aan Wiraswasta Hubungan dengan klien Suarni pasien Alamat. Mulyorejo

c.* Riwayat Kesehatan Pasien 4 Keluhan Utarna berak cair

2). Riwayat Penyakit Sekarang a). Alasan MRS Klien mengatakan mulai dua hari yang lalu perut terasa mules seperti di plintir-plinlir, terasa mual dan muntah setiap kah makan dan berak cair 4 kah, sebanyak 200 cc tiap kali berak dengan konsistensi cair, berbau amis kemudian oleh keluarp langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Haji dan MRS di ruang Shofa. b). Ke1uhan Waktu Didata Klien mengatakan perut terasa mules seperti diplinfir, berak cair 2 kali 100 cc tiap kali berak, konsistensi cair, berbau amis, klien mual-mual dan muntah 2 kah 100 cc tiap kah muntahan dan badan terasa lemas, nafsu makan menurun. 3). Riwayat Penyakit Dahulu Klien tidak pernah menderita penyakit kronis dan tidak pernah mRs sebelumnya. cl. Riwayat Penyakit Keluarga Klien mengatakan di dalam anggota keluarp fidak ada yang menderita. penyakit seperti yang di alaminya sekarang; ini~ Juga tidak ada yang mendenta penyakit menular maupun menahun seperti TBC maupun hypertensi. e. Data Psikologis dan Sosial 1). Status Emosi Ekspresi waiah khen cemas, (murung): Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami kea0aan seperti ini. Klien mengatakan takut bila. keadaaannya bertambah parah. 2). Konsep Diri a). Body Image Klien mengatakan ia menyukai sernua anggota tubuhnya dan ia selalu percaya diri juga bersyukur pada Tuhan atas apa yang dimiliki. b). Self Id6al Harapan klien akan penyakitnya adalah cepat sernbuh, cepat berkumpul dengan keluarganya. c). Self Esteem Mien menganggap (hrinya sebagat orang biasa dan sekarang dinnya sedang dirawat di Rumah Saldt Umum Haji di ruang Shofa d). Role Peran dirumah sebagai ibu rumah tangga. e). Self Identity Klien adalah seorang wanita yang berusia 50 tahun dan sebagai ibu

rumah tangga. 3). Gaya Bicara Bila diajak bicara jawaban yang diberikan sesuai dengan pertanyaanoelas), bahasa yang digunakan bahasa jawa, klien sering bertanya apakah penyalcitnya bisa cepat sembuk 4). Pola. Interaksi Orang terdekat dengan klien adalah suami klien dan bila ada permasalahan ch selesaikan bersama dengan. suami. Hubungan klien dengan perawat maupun pasien lain baik. Data Spiritual Klien mengatakan beragama Islam, klien menyerahkan sepenuh keadaannya ini kepada Tuhan. g. Aktifitas Sehari-hari 1). Pola Nutrisi Sebelum sakit Klien makan 2-3 kah sehari dan. selalu menghabiskan porsi makanannya, menu nasi, lauk, sayur, buah kadang-kadang dan tidak ada gangguan fungsi pencernaan. Minum 7-8 gelas sehari air putih, pasien tidak muntah. Selama sakit Klien tidak makan karena setiap kah makan klien akan merasa, mual dan akhimya muntah, selama ch rwnah sakit klien hanya menghabiskan 3-4 sendok porsi makan yang disechakan dan klien muntah 2 kah dengan volmne 100 cc tiap muntahan. 2). Pola Istirahat/tidur Sebelum sakit Tidur sehari 6-7 jam dan siang kadang-kadang tidur. Malam tidur mulai pukul 21.30 04.30 WIB, siang pukul 13.00 - 14.00 WIB Selama sakit Klien tidur 6-7 jam mulai jam 21.00 s/d 05.00 WTLB, pada saat tidur klien kadangkadang terbangun bila terasa nyeri dan bila ingin muntah atau ingin berak. 3). Pola Aktifitas Sebelum sakit Klien menghabiskan waktunya untuk membersihkan rumah serta memasak. Selama sakit

Klien hanya berbaring &tempat tidur karena, badannya terasa sangat lemah dan untuk memenuhi kebutuhannya klien dibantu oleh keluarga dan perawat. 4). Pola Personal Hygiene Sebelum sakit Klien man(h 2x sehan pagi dan sore dengan memakai sabun menggosok gigi I - 2 x sehari, keramas 2 - 3 hari sekali, ganti pakaian bila selesai mandi. Selama. sakit Klien belum mandi ataupun keramas, klien diseka oleh ketuarganya dan klien hanya berktunur-kumur. 5). Pola, Efirninasi Sebelum sakit BAK sehari 5-6 kali, warna kuning jernih, tidak ada gangguan, jumlah tidak terobservasi dan BAB schari satu kali, tiap pagi, konsistensi lembek, warna kunmg, tidak ada gangguan. Selama saidt Klien BAB 4 kah dengan konsistensi cair, Jtunlah 200 cc tiap kah berak, berbau amis, tidak ditemukan darah atau lendir, dan BAK hanya 2 kali warna kuning, dengan jumlah 100 cc. Di rumah saldt klien berak cair 2 kali, berbau wnis, jumiah 100 cc. 6). Ketergantungan Klien tidak pernah merokok, dan kadang-kadang minwn jamu, klien tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan ataupun minuman keras. h. Pemeriksaan Fisik I). Keadaan umum. klien lemah, klien berbaring di tempat tidur, dan ekspresi klien menyeringai menahan nyeri dan klien murung. 2). Kesadaran: compos mentis, 3). BB saat masuk: 49.5 kg BB sebelum, sakit: 46?kg, TB: 150 cm Kebutuhan cairan 45.5 x 50 cc/Kg BB = 2256 cc/24 jam. 4). Tanda-tanda. vital Tekanan darah100/70 mmHg Suhu. 36,9* C

Nadi

100 x/menit

Respirasi :20 x/menit

5). Pemeriksaan. kepala. dan leher 9 Kepala Bentuk kepala klien bulat, simetris,. kulit kepala tidak ada. luka, bersih, terdapat ketombe, tidak terdapat kutu, ubun-ubun cekung. 0 Rambut Warna. hitam, distribusi merata, keadaan rambut bersih, tidak rontok, dan tidak berbau. 9 Muka Ekspresi wajah menyeringai menahan nyeri, warna. kulit pucat, struktur waJah klien simetris. Mata Terdapat dua buah bola mata, simetris, tidak terdapat edema palpebra, tidak ada. peradangan, tidak ada benjolan ataupun. ptosis, bulu. mata. tidak rontok, konjungtiva. tidak anemis, sclera tidak icterus, reflek terhadap cahaya baik dan dapat melihat dengan baik. Bidung Tidak terdapat pembengkokan septum nasal, bersth, tidak ada. sekret, dan. tidak ada polip, dapat mernbedakan bau dengan baik. Mulut Warna. kemerahan, bersih, tidak ada luka, tidak ada caries dentis, lidah bersih, klien dapat mengunyah dan menelan dengan baik. Leher Posisi trachea simetris, tidak ada. pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada. pembesaran kelenjar limfe, dan tidak ada pembesaran kelenjar venajugularis, fungsi pergera-kan leher tidak mengalami gangguan. 6). Dada

Bentuk dada simetris, tidak ada scoliosis, lordosis, tidak ada retraksi musculus intercostalis. Vokal fremitus paru. merata dan tidak teraba ictus cordis. Paru. kanan dan kiri resonan. Intensitas, suara ucapan pada paru. kanan dan kiri sama, tidak terdengar ronchi atau wheezing, S1, S2 tunggal, tidak ditemukan suara tambahan. 7). Abdomen Bentuk abdomen datar, simetris, tidak ada luka bekas operasi, tidak ada bayangan pembuluh darah vena dikulit abdomen, tidak ada ascites. Tidak ada pembesaran hepar atau, lien, tidak terdapat benjolan, terdapat nyeri tekan abdomen. Terdengar bunyi timpan~ Terdengar bising usus 25 kali/menit. 8). Ekstremitas Struktur lengkap dan utuh, tidak ada oedema, ekstremitas, tidak terdapat cyanosis, akral dingin. 9). Integumen Integritas utuh, turgor menurun dan kelembaban kulit cukup kuht teraba hangat. i. Data Penunjang Hasil Laboratoriwn tanggal 05 Desember 2005 Hb 13.2 gr/dl (Normal 11,5 -18,0 gr/dl) Leukosit 15000 /CmM (Normal 4000-1 1000/cmm) Hematokirit :40,9 % (Normal 3 8 - 42 %) Trombosit : 218.000 /m~ (Normal 150 - 400 ribu/W Bj Plasma :1,029 (Normal) Elektrolit Kalium :3,8 mEq /L (Normal 3.8-5.0 mEq /L) Natrium 138 mEq /L (Normal 136-144 mEq /L) Chlorida IlOmEq/L (97 - 103 m.Eq /L) Urea Nitrogen :9 mg/dl (Normal 10-25 mg/dl) Kreatinin 0,9 mg/dl (Normal 0,8 - 1,5 mg/dl) SGOT 28 u/I (Normal < 31 u/1) SGPT 21 u/I (Normal < 31 u/1) GDA 127 gr/dl (Normal 50 - 140 mg/dl) j. Therapy 1). Infus asering 30 tetes / menit 2). Injeksi Cefotaxim. 3 x I gr iv 3). Injeksi Invomit 2 x I ampul iv 4). Injeksi Duthrai 3 x I ampul iv 5). Arcopeg tablet 3 x 2 tablet 6). Diet bubur TKTP Surabaya, 05 Desember 2005 Yang mengkaji

Вам также может понравиться