Вы находитесь на странице: 1из 20

PENERAPAN SISTEM PENGANGKAT (HOISTING SYSTEM) PADA RIG WORK AREA PETROCHINA INTERNATIONAL JABUNG, Ltd

PROPOSAL KERJA PRAKTEK ( KP )

OLEH : RAJIF HAKKONI NIM 08010010

JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN INDRAMAYU 2011 LEMBAR PENGESAHAN

Nama NIM Jurusan Judul

: MOCHAMMAD WILLYAM MORGAN : 08010010 : Teknik Perminyakan : PENERAPAN SISTEM PENGANGKAT (HOISTING SYSTEM) PADA RIG WORK AREA PETROCHINA INTERNATIONAL JABUNG, Ltd

Indramayu, September 2011 Proposal ini telah disetujui oleh

Dosen Pembimbing `

Adhi Subiyantoro,S.T. LEMBAR PENGESAHAN

Nama NIM Jurusan Judul

: MOCHAMMAD WILLYAM MORGAN : 08010010 : Teknik Perminyakan : PENERAPAN SISTEM PENGANGKAT (HOISTING SYSTEM) PADA RIG WORK AREA PETROCHINA INTERNATIONAL JABUNG, Ltd

.,2011 Proposal ini telah disetujui oleh

Pembimbing Lapangan `

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal KP ini dengan judul : PENERAPAN SISTEM PENGANGKAT (HOISTING SYSTEM) PADA RIG . Perwujudan proposal ini adalah berkat bantuan dari berbagai pihak sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih kepada : 1. Orang Tua yang selalu mendukung dan memberikan doanya. 2. Ir. Hj. Hanifah Handayani,MT selaku Direktur Akamigas Balongan, Indramayu. 3. Drs. H. Nahnudin Islamy,Msi selaku Direktur Akamigas Balongan, Indramayu. 4. Adhi Subiyantoro. S.T. selaku Dosen Pembimbing dalam KP ini. 5. Teman-teman Akamigas Balongan, Indramayu Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak terdapat kekurangan baik dilihat dari segi menyajikan data maupun penulisannya. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi penulisan selanjutnya yang lebih baik.

Indramayu,

September2011

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dalam dunia perminyakan diketahui bahwa untuk melakukan pemboran diperlukan dana yang tidak sedikit (Hight Cost), memerlukan teknologi yang canggih (High Tech), memerlukan kualitas orang-orang yang professional (Higt Qualityman) dan resiko yang besar (High Risk). Dalam dunia perminyakan untuk melakukan pemboran dan produksi juga memerlukan beberapa komponen yang dibutuhkan utuk menunjang saran dan prasarana agar proses pemboran dapat berjalan lancar dan tepat waktu. Komponen-komponen yang dibutuhkan antara lain sebagai berikut : 1. Sistem Tenaga (Power System) 2. Sistem Pengangkatan (Hoisting System) 3. Sistem Pemutar (Rotating System) 4. Sistem Sirkulasi (Circulating System) 5. Sistem Pencegah semburan liar ( Blowout Prevention System ) Komponen-komponen tersebut sangatlah penting dalam proses pemboran, produksi, maupun pada saat sumur di kerjakan ulang atau yang sering disebut dengan Work Over.

Power system digunakan untuk menyuplai tenaga yang dubutuhkan oleh rig (menara) yang dihasilkan oleh prime mover yang kemudian disalurkan pada komponen-komponen yang membutuhkan. Hoisting system adalah sistem pengangkatan dalam pemboran memegang peranan yang sangat penting, mengingat bahwa system pengangkatan ini adalah sistem yang mendapat beban, baik beban vertikal maupun horizontal. Sistem pemutar berfungsi untuk memutar rangkaian pipa bor dan memberikan beban (beratan) pada bagian atas dari pahat selama operasi pemboran berlansung. Selain itu peralatan putar juga berfungsi untuk menggantungkan rangkaian pipa bor yaitu dengan slip yang dipasang (dimasukkan) pada rotary table ketika disambung atau melepas bagian-bagian drill pipe. Sistem sirkulasi berfungsi untuk mensirkulasikan fluida selama pemboran berlangsung untuk mencegah tekanan formasi. Fluida pemboran adalah merupakan suatu campuran (liquid) dari beberapa komponen yang terdiri dari : air (tawar atau asin), oil, tanah liat (clay), bahan-bahan kimia (chemical additives), gas, udara, busa maupun detergen.

1.2 Tema Kerja Praktek Tema kerja praktek yang akan diambil adalah mengenai komponenkomponen yang mendukung pemboran berjalan lancar yaitu HOISTING SYSTEM. Untuk tema dan judul yang lebih spesifik dapat disesuaikan dengan kondisi yang terjadi di lapangan.

1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum 1. Mengenal alat-alat yang termasuk dalam hoisting sistem secara langsung dilapangan. 2. Membandingkan teori yang di dapat dibangku kuliah dengan

mengaplikasikannya secara langsung dilapangan. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui sistem kerja dari masing alat alat yang termasuk dalam hoisting system. 2. Mengetahui jenis-jenis ala dan cara kerjanya secara langsung.

1.4 Manfaat 1.4.1 Manfaat Bagi Perusahaan 1. Perusahaan dapat memanfaatkan tenaga mahasiswa yang bekerja praktek dalam membantu menyelesaikan tugas - tugas untuk kebutuhan di unit - unit kerja yang relevan.

2. Perusahaan

mendapatkan

alternatif

calon

karyawan

pada

spesialisasi yang ada pada perusahaan tersebut. 3. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan

bermanfaat antara perusahaan tempat kerja praktek dengan mahasiswa teknik perminyakan AKAMIGAS BALONGAN. 1.4.2 Manfaat Bagi Akamigas Balongan 1. Terbinanya suatu jaringan kerjasama dengan institusi tempat praktek kerja dalam antara upaya substansi meningkatkan akademik keterkaitan dengan dan

kesepakatan

kegiatan

manajemen maupun operasional institusi tempat kerja praktek. 2. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pendidikan dengan melibatkan tenaga terampil dari lapangan dalam kegiatan kerja praktek. 1.4.3 Manfaat Bagi Mahasiswa 1. Dapat mengenal secara dekat dan nyata kondisi di lingkungan kerja. 2. Dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat di AKAMIGAS

BALONGAN mengenai teknik perminyakan yang diperoleh dibangku kuliah dalam praktek dan kondisi kerja sebenarya yang terjadi di lapangan. 3. Dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap perusahaan tempat mahasiswa kerja praktek.

1. 5 Ruang Lingkup Penerapan system sirkulasi di Rig Pengeboran pada Work Area PETROCHINA INTERNATIONAL JABUNG, Ltd dan hal-hal yang paling mendasar tentang system sirkulasi sebagai bagian dari operasi pemboran.

1.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Pada magang kerja dimulai tanggal 10 Januari 10 Februari 2012 tepatnya di Rig Work area PETROCHINA INTERNATIONAL JABUNG, Ltd

BAB II DASAR TEORI

2.1 Pengertian Hoisting System


Sistem pengangkatan dalam pemboran memegang peranan yang sangat penting, mengingat bahwa sistem pengangkatan ini adalah sistem yang mendapat beban, baik beban vertikal maupun horizontal. Beban vertikal yang dialami berasal dari beban menara itu sendiri, beban drill string, casing string, tegangan dari fast line, beban karena tegangan deadline serta beban dari blok-blok. Sedangkan beban horizontal berasal dari tiupan angin yang mana hal ini sangat terasa mempengaruhi beban sistem pengangkatan pada pemboran di lepas pantai (off shore). Sistem pengangkatan terdiri dari dua sub komponen, yaitu: 1. Struktur penyangga (supporting structure) 2. Peralatan pengangkatan (hoisting equipment)

2.1.1 Struktur Penyangga


Struktur penyangga (rig), adalah suatu kerangka sebagai platform yang berfungsi sebagai penyangga peralatan pemboran. Kerangka ini diletakkan di atas lantai bor. Fungsi utamanya adalah memberi ruang kerja yang cukup untuk pengangkatan dan penurunan rangkaian pipa bor dan peralatan lainnya.untuk trip, serta untuk menahan beban yang terjadi akibat peralatan bor itu sendiri maupun beban dari luar.

10

Stuktur penyangga terdiri dari : Menara pemboran (drilling tower). Substructure. Lantai bor (rig floor), dan

Untuk menara pemboran, ada dua tipe menara : 1. Type standart (derrick), dan 2. Type portable (Mast). Struktur penyangga meliputi : 1. Drilling Tower (derrick) Fungsi utamanya untuk memberikan ruang kerja yang cukup untuk pengangkatan dan penurunan drill collar serta casing string. Oleh sebab itu tinggi dan kekuatannya harus sesuai dengan keperluan. 2. Substructure Fungsinya untuk menahan beban tekan yang berasal dari peralatan pemboran itu sendiri. 3. Rig Floor Fungsinya untuk menampung peralatan pemboran yang berukuran kecil, tempat berdirinya menara dan sebagai tempat kerja para roughneck. Salah satu hal yang perlu diperhatikan pada sebuah lantai bor ialah tinggi dari pada lantai bor itu, karena hal tersebut akan berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut :

11

1.

Pengukuran kedalaman sumur pada saat pemboran, dimulai dari lantai bor.

2.

Lantai berpengaruh terhadap jenis dan susunan dari BOP (BOP Stack) yang dipakai.

3.

Pengukuran kedalaman sumur pada saat produksi dimulai dari bottom flange.

Menara pemboran ada 2 macam yaitu : 1. Type standart (derrick) Derrick atau menara memiliki fungsi utama untuk

mendapatkan ruang vertikal yang cukup untuk menaikkan dan menurunkan rangkaian pipa bor dan casing kedalam lubang bor selama operasi pemboran berlangsung. Oleh karena itu tinggi dan kekuatannya harus disesuaikan dengan keperluan pemboran. Menara ini kalau dilihat dari keempat sisinya, konstruksi berbeda. Sisi dimana drawwork berada selalu berlawanan dengan pipa ramp maupun pipe rack. 2. Type portable (Mast). Jenis menara ini posisi berdiri dari bagian yang dikaitkan satu sama lain dengan las/sekrup (biasanya terdiri dari dua tingkat), tipe menara ini dapat didirikan menara ditahan oleh teleskoping dan diperkuat oleh tali-tali (string) yang ditambatkan secara tersebar. Tipe menara ini jika dibandingkan dengan menara standard mempunyai kelebihan, karena lebih murah, mudah dan cepat untuk

12

mendirikannya,

serta

biasanya

transportnya

murah,

tetapi

penggunaannya terbatas pada pemboran yang tidak terlalu dalam (dangkal).

2.1.2 Peralatan Pengangkatan Peralatan pengangkatan yang terdapat pada suatu pemboran terdiri dari draw work, overhead tools dan drilling line. 1. Draw work Merupakan otak dari satu unit pemboran karena melalui alat ini seorang driller melakukan dan mengatur operasi pemboran. Komponen-komponen utama yang terdapat pada drawwork terdiri dari : Revolving drum Merupakan suatu drum untuk penggulung kabel bor. Breaking system Terdiri dari mechanical main break dan auxiliarydraulic atau electric, berfungsi untuk memperlambat atau menghentikan gerakan kabel bor. Rotary drive Berfungsi untuk memindahkan tenaga dari drawwork ke rotary table. Catheads Berfungsi untuk mengangkat atau menarik beban-beban kecil pada rig floor dan juga berfungsi sebagai pelepas atau penyambung sambungan pipa bor.

13

2. Overhead Tools Merupakan rangkaian yag terdiri dari crow block, traveling block, hook, dan elevator. Crown block Merupakan kumpulan roda-roda yang ditempatkan pada puncak menara (sebagai block diam). Travelling Block Merupakan roda yang digantungkan dibbawawh crown block, diatas lantai bor. Hook Berfungsi unntuk menggantunngkann swivel dan rangkaian pipa bor selama operasi pemboran. Elevator Merupakann klem (penjepit) yang ditempatkan (digantung) pada

salah satu sisi traveling block atau hook dengan elevator links, berfungsi untuk menurunkan-naikan pipa dari lubang bor.

14

3. Drilling Line Merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam operasi pemboran karena berfungsi untuk menahan atau menarik beban yang diderita oleh hook. Drilling line terbuat dari baja dan merupakan kumpulan dari kawat yang kecil, diatur sedemikian rupa sehingga merupakan suatu lilitan. Lilitan dari kabel pemboran terdiri dari 6 kumpulan dan satu bagian yang disebut core. Susunan drilling line terdiri dari : Reeved drilling line Merupakan tali yang melewati roda-roda crown block dann roda-roda traveling block. Dead linne Merupakan tali tidak bergerak yang ditambatkan pada substructure (tali mati). Dead line anchor Dead line anchor biasanya ditempatkann berlawanan dengan drawwork. Storage or supply real Storage or suplay real biasanya ditempatkan dekat rig.

15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Orientasi Lapangan Dimana data yang diperoleh dari penelitian secara langsung tentang bagaimana cara kerja dari komponen hoisting system. Berdasarkan penelitian itulah penulis mendapatkan data data yang akan menjadi sumber data dalam pembuatan laporan.

3.2 Metode Observasi Data data diperoleh dari konsultasi langsung dengan pembimbing lapangan maupun dengan operator operator yang berasangkutan.

3.3 Study Literatur Merupakan data yang diperoleh dari buku buku dan hand book sebagai bahan tambahan dalam penyusunan laporan yang berkaitan dengan tema yang diambil.

16

BAB IV KESIMPULAN SEMENTARA

Dari uraian diatas dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Drawwork merupakan sentral atau pusat pengendalian seluruh operasi pemboran. Pada drawwork terdapat instrument-instrumen untuk mengatur seluruh kegiatan pemboran yang dilaksanakan oleh seorang driller. Drawwork terletak diatas substructure dan berputar bila dihubungkan dengan mesin penggerak. 2. Derrick adalah salah satu komponen yang sangat penting pada suatu sistem pengangkat adalah derrick (menara), kedalaman suatu sumur minyak sangatlah mempengaruhi jenis-jenis menara yang akan digunakan.pemilihan menara harus disesuaikan dengan kedalaman suatu sumur. 3. Jumlah prime mover unit yang digunakan pada suatu operasi pemboran tergantung dari beban yang dihadapi di lapangan misalnya semakin dalam suatu sumur maka beban akan semakin bertambah besar.

17

BAB VI WAKTU PENYELESAIAN

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ini akan dilaksanakan dilaksanakan di Work Area

PETROCHINA INTERNATIONAL JABUNG, Ltd. Setelah disesuaikan dengan jadwal akademik untuk waktu penelitian direncanakan selama, mulai 10 Januari s/d 10 Februari 2012. 3.2 Rencana PKL Yang Diusulkan MINGGU KEGIATAN Studi Literature Pengumpulan Data Analisa Data Presentasi dan evaluasi KE 1 MINGGU KE 2 MINGGU KE 3 MINGGU KE - 4

18

BAB VII PENUTUP

Demikianlah proposal ini dibuat, atas segala kesempatan yang diberikan pada saya selaku mahasiswa Akamigas Balongan yang akan melakukan Kerja Praktek akan dilakukan semaksimal mungkin karena hal ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. Saya selaku penulis sekaligus pemohon, mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang membantu dalam penyelesaian proposal Kerja Praktek ini. Semoga proposal ini menjadi langkah awal yang lebih baik menuju masa depan yang lebih cerah.

19

DAFTAR PUSTAKA

1. 2.

Bahrudin, Ir. 2003. Hand out Pengenalan Teknik Pemboran. Jakarta Prasetia, Andi Eka, ST . 2004. Materi Kuliah Teknik Pemboran. Indramayu : Akamigas Balongan.

3.

Rubiandini R. S, Rudi, Dr. Perencanaan Dan Perancangan Pemboran. Bandung : ITB

20

Вам также может понравиться