Вы находитесь на странице: 1из 11

TINJAUAN TEORITIS A.

Definisi Meningitis adalah infeksi selaput otak dan disertai proses peradangan yang mengenai piameter, araknoid dan dapat meluas ke permukaan jarinag otak dan medula spinalis yang menimbulkan eksudasi berupa pus atau serosa yang terdapat secara akut dan kronis. Meniingitis adalah peradangan pada selaput menginen, cairan serebropinal dan spinal column yang menyebabkan prooses infeksi pada sistem saraf pusat. (Suryadi, Rita Yuliani.2006) Meningitis adalah infeksi selaput otak ( Dr.Harold S.Koplewich.2005 ) Meningitis dibagi menjadi dua : 1. Meningitis purulenta Yaitu infeksi selaput otak yang disebabkan oleh bakteri non spesifik yang menimbulkan eksudasi berupa pus atau reaksi purulen pada cairan otak. Penyebabnya adalah pneumonia, hemofilus influensa, E. Coli. 2. Meningitis tuberkulosa Yaitu radang selaput otak dengan eksudasi yang bersifat serosa yang disebabkan oleh kuman tuberkulosis, lues, virus, riketsia. Berdasarkan lapisan selaput otak yang mengalami radang meningitis dibagi menjadi: a. Pakimeningitis, yamg mengalami adalah durameter b. Leptomeningitis, yang mengalami adalah araknoid dan piameter. B. Etiologi Meningitis disebabkan oleh berbagai macam organisme, tetapi kebanyakan pasien dengan meningitis mempunyai faktor predisposisi seperti fraktur tulang tengkorak, infeksi, operasi otak atau sum-sum tulang belakang. Seperti disebutkan di atas bahwa meningitis itu disebabkan oleh virus dan bakteri, maka meningitis dibagi menjadi dua bagian besar yaitu : meningitis purulenta dan meningitis serosa. a. Meningitis Bakteri Bakteri yang paling sering menyebabkan meningitis adalah haemofilus influenza, Nersseria, Diplokokus pnemonia, Sterptokokus group A, Stapilokokus Aurens, Eschericia colli, Klebsiela dan Pseudomonas. Tubuh akan berespon terhadap bakteri sebagai benda asing dan berespon dengan terjadinya peradangan dengan
1

adanya neutrofil, monosit dan limfosit. Cairan eksudat yang terdiri dari bakteri, fibrin dan lekosit terbentuk di ruangan subarahcnoid ini akan terkumpul di dalam cairan otak sehingga dapat menyebabkan lapisan yang tadinya tipis menjadi tebal. Dan pengumpulan cairan ini akan menyebabkan peningkatan intrakranial. Hal ini akan menyebabkan jaringan otak akan mengalami infark. b. Meningitis Virus Tipe dari meningitis ini sering disebut aseptik meningitis. Ini biasanya disebabkan oleh berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti; gondok, herpez simplek dan herpez zoster. Eksudat yang biasanya terjadi pada meningitis bakteri tidak terjadi pada meningitis virus dan tidak ditemukan organisme pada kultur cairan otak. Peradangan terjadi pada seluruh koteks cerebri dan lapisan otak. Mekanisme atau respon dari jaringan otak terhadap virus bervariasi tergantung pada jenis sel yang terlibat. C. Manifestasi Klinis Neonatus : menolak untuk makan, reflek mengisap kurang, muntah atau diare, tonus otot kurang, kurang gerak dan menangis lemah. Anak-anak dan remaja : demam tinggi, sakit kepala, muntah yang diikuti dengan perubahan sensori, kejang, mudah terstimulasi dan teragitasi, fotobia, delirius, halusinasi perilaku agresif atau maniak, stupor, koma, kaku kuduk, opistotonus. Tanda kernig dan brudzinski ositif, refleks fisisologis hiperaktif, ptechiae atau pruritus. Bayi dan anak-anak (3 usia 3 bulan higga 2 tahun) : demam, malas makan, muntah, mudah terstimulasi, kejang, menangis dengan merintih, ubun-ubun menonjol, kaku kuduk, dan tanda kernig dan brudzinsky positif. Rewel, susah makan, sulit bernafas, tampak lemah, lumpuh dan sakit. Lesu dan sulit bangun, menolak untuk bergerak, bintik-bintik merah atau ungu mirip memar pada kulit, tangis yang sulit diberhentikan selama berjam-jam, leher kaku, dan sakit kepala parah. D. Lidah dan kuku terlihat biru, serta bagian lunak kepala tampak menonjol kedepan

Patofisiologi Otak dilapisi oleh tiga lapisan, yaitu : duramater, arachnoid, dan piamater. Cairan otak dihasilkan di dalam pleksus choroid ventrikel bergerak / mengalir melalui sub arachnoid dalam sistem ventrikuler dan seluruh otak dan sumsum tulang belakang,
2

direabsorbsi melalui villi arachnoid yang berstruktur seperti jari-jari di dalam lapisan subarachnoid. Organisme (virus / bakteri) yang dapat menyebabkan meningitis, memasuki cairan otak melaui aliran darah di dalam pembuluh darah otak. Cairan hidung (sekret hidung) atau sekret telinga yang disebabkan oleh fraktur tulang tengkorak dapat menyebabkan meningitis karena hubungan langsung antara cairan otak dengan lingkungan (dunia luar), mikroorganisme yang masuk dapat berjalan ke cairan otak melalui ruangan subarachnoid. Adanya mikroorganisme yang patologis merupakan penyebab peradangan pada piamater, arachnoid, cairan otak dan ventrikel. E. Pemeriksaan Pemeiksaan Penunjang Pemeriksaan cairan otak melalui pungsi lumbal, didapatkan : 1. 2. Tekanan Warna cairan otak: pada keadaan normal cairan otak tidakberwarna. Pada menigitis purulenta berwarna keruh sampai kekuning-kuningangan. Sedangkan pada meningitis tuberkulosis cairan otak berwarna jernih. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Protein ( 0, 2-0, 4 Kg ) pada miningitis meninggi Glukosa dan klorida None pandi Pemeriksaan darah Uji tuberkulin positif dari kurasan lambung untuk meningitis tuberkulosis Pemeriksaan radiologi CT Scan Rotgen kepala Rotgen thorak Elektroensefalografi ( EEG ), akan menunjukkan perlambatan yang menyeluruh di kedua hemisfer dan derajatnya sebanding dengan radang. Pemeriksaan Diagnostik 1. 2. 3. Punksi lumal : tekanan cairan meningkat, jumlah sel darah putih meningkat, glukosa menurun, protein meningkat. Kultur darah Kultur swab hidung dan tenggorokan

F.

Manajamen Terapi Terapi bertujuan memberantas penyebab infeksi disertai perawatan intensif suporatif untuk membantu pasien melaluimasa kritis : 1. 2. 3. 4. 5. Penderita dirawat di rumah sakit Pemberian cairan intravena Bila gelisah berikan sedatif/penenang Jika panas berikan kompres hangat, kolaborasi antipiretik Sementara menunggu hasil pemeriksaan terhadap kausa diberikan Kombinasi amphisilin 12-18 gram, klorampenikol 4 gram, intravena 4x sehari 6. 7. 8. 9. 10. Dapat dicampurkan trimetropan 80 mg, sulfa 400 mg Dapat pula ditambahkan ceftriaxon 4-6 gram intra vena

Melonggarkan pakaian Menghisap lender Puasa untuk menghindari aspirasi dan muntah Menghindarkan pasien jatuh Jika penderita tidak sadar lama : a. b. c. Diit TKTP melalui sonde Mencegah dekubitus dan pneumonia ostostatikdengna merubah posisi setiap dua jam Mencegah kekeringan kornea dengan borwater atau salep antibiotic

11. 12. 13. 14. 15. 16. G. 1. 2.

Jika terjadi inkontinensia pasang kateter Pemantauan ketat terhadap tanda-tanda vital Kolaborasi fisioterapi dan terapi bicara Konsultasi THT ( jika ada kelainan telinga, seperti tuli ) Konsultasi mata ( kalau ada kelainan mata, seperti buta ) Konsultasi bedah ( jika ada hidrosefalus ) Pengumpulan cairan subdural Lesi lokal intrakranial dapat mengakibatkan kelumpuhan sebagian badan. Hidrocepalus yang berat dan retardasi mental, tuli, kebutaan karena atrofi nervus II ( optikus )

Komplikasi

3. 4.

Pada meningitis dengan septikemia menyebabkan suam kulit atau luka di mulut, konjungtivitis. Epilepsi
4

5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. H.

Pneumonia karena aspirasi Efusi subdural, emfisema subdural Keterlambatan bicara. Kelumpuhan otot yang disarafi nervus III (okulomotor), nervus IV (toklearis ), nervus VI (abdusen). Ketiga saraf tersebut mengatur gerakan bola mata. Hidrosefalus obstruktif Meningococcal septicemia (mengingocemia) Sindrom water Friderichhsen (septik syok, DIC), perdarahan adrenal bilatral). SIADH (Syndrome Inappropriate Antidioretik Hrmone) Edema dan herniasi serebral Cerebral Palsy Gnguuan mental dan gangguan belajarr Attenction deficit disorder

Imunisasi Meningitis Imunisasi ini belum diwajibkan pemerintah karena biayanya masih cukup besar. Imunisasi dilakukan bagi bayi dibawah usia satu tahun hingga balita. Imunisasi ini mencegah terjadinya infeksi meningitis atau lapisan otak yang banyak terjadi pada bayi dan balita. Pemberian Imunisasi vaksin (vaccine) Meningitis merupakan tindakan yang tepat terutama didaerah yang diketahui rentan terkena wabah meningitis, adapun vaccine yang telah dikenal sebagai pencegahan terhadap meningitis diantaranya adalah: o o o o Haemophilus influenzae type b (Hib) Pneumococcal conjugate vaccine (PCV7) Pneumococcal polysaccharide vaccine (PPV) Meningococcal conjugate vaccine (MCV4)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN SISTEM NEUROLOGY: MENINGITIS A. Pengkajian I. II. Identitas Meliputi Nama , Umur , Jenis kelamin, Alamat , Status , Suku Riwayat Kesehatan Riwayat kesehatan sekarang Bagaimana klien datang kerumah sakit, apakah dengan keluhan nyeri pada daerah kepala, nyeri berkurang setelah istirahat di tempat tidur. Dan bertambah sakit bila melakukan kegiatan. Riwayat penyakit dahulu Apakah pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya atau pernah mengalami penyakit meningitis. III. Riwayat penyakit keluarga Apakah ada yang mengalami penyakit yang sama. Pengkajian Fisik a. Sistem Muskuloskeletal - Terdapat/terjadi penurunan tinggi badan. - Terdapat kelainan pada kranium. - Nyeri tekan b. c. Sistem Kardiovaskuler - Tidak terdapat kelainan Sistem perkemihan - Urine keruh, akibat peningkatan sekresi kalsium. - Fungsi ginjal d. Sistem Digestivus - Bising usus - Absorpasi lemak e. Sistem penglihatan - tidak ada kelainan B. Diagnosa Keperawatan 1. 2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan hiperthermi.
6

3. 4. C.

Resiko terjadinya injuri berhubungan dengan adanya kejang, perubahan status mental dan penurunan tingkat kesadaran Kurangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan keterbataaan informasi.

Rencana Keperawatan 1) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial Tujuan : Pasien kembali pada, keadaan status neurologis sebelum sakit Meningkatnya kesadaran pasien dan fungsi sensoris Tanda-tanda vital dalam batas normal Rasa sakit kepala berkurang Kesadaran meningkat Adanya peningkatan kognitif dan tidak ada atau hilangnya tanda-tanda tekanan intrakranial yang meningkat. INTERVENSI RASIONAL 1. Pasien bed rest total dengan posisi Perubahan pada tekanan intakranial tidur terlentang tanpa bantal 2. Monitor tanda-tanda akan dapat meyebabkan resiko untuk terjadinya herniasi otak status Dapat mengurangi kerusakan otak lebih lanjt neurologis dengan GCS.

Kriteria hasil :

3. Monitor tanda-tanda vital seperti Pada keadaan normal autoregulasi TD, Nadi, Suhu, Resoirasi dan mempertahankan keadaan tekanan hati-hati pada hipertensi sistolik darah sistemik berubah secara fluktuasi. Kegagalan autoreguler akan menyebabkan cerebral kerusakan yang dapat dengan vaskuler

dimanifestasikan

peningkatan sistolik dan diiukuti oleh penurunan tekanan diastolik. Sedangkan peningkatan suhu dapat menggambarkan perjalanan infeksi. 4. Monitor intake dan output hipertermi dapat menyebabkan
7

peningkatan meningkatkan

IWL resiko

dan dehidrasi

terutama pada pasien yang tidak sadra, nausea yang menurunkan intake per oral 5. Bantu pasien untuk membatasi Aktifitas ini dapat meningkatkan muntah, batuk. Anjurkan pasien untuk mengeluarkan napas apabila bergerak atau berbalik di tempat tidur. 6. Kolaborasi Berikan cairan perinfus dengan perhatian ketat. tekanan intrakranial dan intraabdomen. Mengeluarkan napas sewaktu bergerak atau merubah posisi dapat melindungi diri dari efek valsava Meminimalkan beban vaskuler fluktuasi dan pada tekanan

intrakranial, vetriksi cairan dan cairan dapat menurunkan edema cerebral

7. Monitor

AGD

bila

diperlukan Adanya pada serebral

kemungkinan tingkat sel

asidosis dapat

pemberian oksigen

disertai dengan pelepasan oksigen menyebabkan terjadinya iskhemik

8. Berikan terapi sesuai advis dokter Terapi yang diberikan dapat seperti: Steroid, Aminofel, menurunkan permeabilitas kapiler. Antibiotika. Menurunkan edema serebri Menurunka metabolik sel / konsumsi dan kejang. 2) Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan hiperthermi. Tujuan : Rasa nyaman terpenuhi Kriteria hasil : Suhu tubuh 36 37, 5 C, N ; 100 110 x/menit, RR : 24 28 x/menit, Kesadaran composmentis, anak tidak rewel RASIONALISASI mengetahui penyebab terjadinya
8

INTERVENSI 1. Kaji faktor faktor terjadinya

hiperthermi

hiperthermi karena penambahan pakaian/selimut dapat menghambat penurunan suhu tubuh

2. Observasi tanda tanda vital tiap 4 jam sekali

Pemantauan teratur selanjutnya.

tanda dapat

vital

yang

menentukan

perkembangan keperawatan yang

3. Pertahankan suhu tubuh normal

suhu tubuh dapat dipengaruhi oleh tingkat aktivitas, suhu lingkungan, kelembaban mempengaruhi dinginnya tubuh tinggiakan panas atau

4. Ajarkan pada keluarga memberikan kompres dingin pada kepala / ketiak 5. Anjurkan untuk menggunakan baju tipis dan terbuat dari kain katun 6. Atur sirkulasi udara ruangan 7. Beri minum 8. Batasi aktivitas fisik ekstra cairan pasien dengan banyak menganjurkan

proses konduksi/perpindahan panas dengan suatu bahan perantara proses hilangnya panas akan

terhalangi oleh pakaian tebal dan tidak dapat menyerap keringat Penyediaan udara bersih Kebutuhan cairan meningkat karena penguapan tubuh meningkat Aktivitas metabolisme panas dan meningkatkan meningkatkan

3)

Resiko terjadinya injuri berhubungan dengan adanya kejang, perubahan status mental dan penurunan tingkat kesadaran Tujuan: Pasien bebas dari injuri yang disebabkan oleh kejang dan penurunan kesadaran INTERVENSI 1. Independent monitor kejang pada tangan, kaki, RASIONALISASI Gambaran tribalitas sistem saraf pusat memerlukan evaluasi yang
9

mulut dan otot-otot muka lainnya

sesuai dengan intervensi yang tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi.

2. Persiapkan lingkungan yang aman seperti batasan ranjang, papan pengaman, dan alat suction selalu berada dekat pasien 3. Pertahankan bedrest total selama fae akut 4. Kolaborasi Berikan terapi sesuai advis dokter seperti; diazepam, phenobarbital, dll

Melindungi pasien bila kejang terjadi

Mengurangi resiko jatuh / terluka jika vertigo, sincope, dan ataksia terjadi Untuk mencegah atau mengurangi kejang. Catatan: dan sedasi. Phenobarbital dapat menyebabkan respiratorius depresi

D.

Implementasi Pertahankan anak tetap kontak dengan lingkungan sekitar Mengobservasi dan mencatat tingkat kesadaran Menilai status neurologi setiap 1-2 jam Memonitor adanya peningkatan tekanan intracranial Meninggikan bagian kepala tempat tidur 30 Memberberikan antibiotik sesuai dosis Memberikan pendidikan kepada pihak keluarga tentang penyakit yang di derita pasien.

E.

Evaluasi Hasil yang diharapkan : 1) 2) 3) 4) Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti penyebaran infeksi endogen atau keterlibatan orang lain. Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan fungsi motorik/sensorik, mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil. Tidak mengalami kejang/penyerta atau cedera lain. Melaporkan nyeri hilang/terkontrol dan menunjukkan postur rileks dan mampu tidur/istirahat dengan tepat.
10

5) 6) 7)

Mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal dan kekuatan. Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi. Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang dan mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang situasi.

11

Вам также может понравиться