Вы находитесь на странице: 1из 42

CV.

TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

A.

UMUM 1. Uraian Pendahuluan Kontroversi perkembangan pembangunan Bali dapat dilihat dari kondisi fisik geografisnya sebagai sistem ekologi pulau relatif kecil dengan sumber daya alam terbatas, namun disisi lain Bali hadir sebagai pusat pengembangan pariwisata di Indonesia yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi cukup tinggi. Hal ini akan terus berkembang di masa datang. Sebuah perkembangan yang tidak sepenuhnya menjawab masalah-masalah : pertambahan jumlah penduduk, pelestarian fungsi lingkungan, pertumbuhan ekonomi, pengembangan budaya lokal dan tantangan lain yang nampaknya pada masa mendatang tidak akan semakin mudah untuk ditangani. Sejalan dengan perkembangan tersebut dan kesadaran akan ketersediaan ruang yang terbatas dan kebutuhan ruang untuk aktivitas manusia yang terus bertambah, maka ruang yang ada mesti dimanfaatkan dengan sebaikbaiknya melalui suatu rencana tata ruang. UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, mengarahkan bahwa dalam rangka penataan ruang perlu disusun Rencana Umum Tata Ruang untuk seluruh wilayah provinsi dan kabupaten/kota beserta Rencana Rincinya. Provinsi Bali telah berhasil merampungkan penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) sesuai ketentuan, yang telah dituangkan dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 16 Tahun 2009 tentang RTRWP Provinsi Bali Tahun 2009 2029. Segera setelah ditetapkannya Perda RTRWP Provinsi Bali, maka selanjutnya Perda yang masih merupakan rencana umum tersebut perlu ditindaklanjuti penjabarannya agar lebih operasional menjadi rencana

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

umum tata Ruang

ruang wilayah kabupaten/kota Kawasan Strategis

dalam bentuk RTRW Penyusunan RTRW

Kabupaten/Kota dan rencana rinci tata ruang dalam bentuk Rencana Tata (RTR) Provinsi. Kabupaten/Kota merupakan tugas dan kewenangan tiap kabupaten/kota yang harus sinkron dengan RTRWP Bali. Sedangkan penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi adalah tugas dan kewenangan Pemerintah Provinsi. Kawasan Strategis Provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi berdasarkan kepentingan pertahanan dan keamanan, pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya Bali, pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi dan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Pada Pasal 67 ayat (2) perda No. 16 Tahun penetapan kawasan 2009 diuraikan bahwa

strategis Provinsi Bali dari sudut kepentingan

pertumbuhan ekonomi adalah berupa kawasan pusat pelayanan transportasi wilayah (pelabuhan, bandar udara, terminal penumpang), kawasan pariwisata dan daya tarik wisata khusus (DTWK), kawasan industri, kawasan perkotaan fungsi Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan kawasan sepanjang jalan arteri primer. 2. Latar Belakang a. Dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali (RTRWP Bali) khususnya Pasal 83 (1) b, Kawasan Jatiluwih ditetapkan sebagai salah satu Kawasan Strategis Provinsi dari sudut kepentingan soaial budaya dengan status Kawasan Warisan Budaya dengan peruntukan pertanian lahan basah yang bebasis Subak. b. Kawasan Warisan Budaya Dunia adalah kawasan-kawasan yang memiliki peninggalan sejarah yang diajukan sebagai calon kawasan

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

warisan budaya dunia mencakup Kawasan Jatiluwih, Kawasan Taman Ayun dan Kawasan DAS Tukad Pakerisan. c. Penyusunan Raperda RTRW Kabupaten Tabanan yang sedang berjalan diharapkan dapat saling menunjang dan saling melengkapi dengan penyusunan RTR Kawasan Warisan Budaya Jatiluwih. d. Salah satu tugas pokok Seksi Perencanaan dan Pengawasan Teknis Tata Ruang dan Perumahan pada Bidang Tata Ruang dan Cipta Karya, Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Bali adalah menyusun Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Strategis. Diantaranya adalah Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Strategis Kawasan Warisan Budaya Jatlluwih (selanjutnya disebut RTR Kawasan Jatiluwih) sebagaimana tercantum dalam Daftar Penggunaan Anggaran Dinas Pekerjaan Umum Tahun 2011. e. Pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Strategis Kawasan Warisan Budaya Jatiluwih tersebut akan ditugaskan kepada Badan Usaha Penyedia Jasa Konsultansi yang bergerak dalam bidang layanan Tata Lingkungan sub layanan Jasa Perencanaan Urban yang dipilih melalui proses seleksi berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini. f. Melalui KAK ini, Konsultan yang ditunjuk diharapkan dapat melakukan pekerjaan perencanaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan bertanggung jawab atas semua kegiatan yang dikerjakannya. Dalam pelaksanaannya Konsultan akan mendapat bantuan dan bimbingan dari Pejabat Pengguna Anggaran dan para pembantunya.

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

3.

Maksud dan Tujuan Maksud kegiatan adalah untuk menyusun dokumen Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Warisan Budaya Jatiluwih sebagai penjabaran dari RTRWP Provinsi Bali dan RTRWK Tabanan yang selanjutnya menjadi rujukan dalam pengembangan Rancangan Peraturan Daerah tentang RTR Kawasan Warisan Budaya Jatiluwih. Tujuan penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Warisan Budaya Jatiluwih adalah : a. Mendayagunakan dan menjabarkan arahan penatan ruang yang tertuang dalam RTRWN, RTRWP Bali dan RTRWK Tabanan; b. Mendayagunakan potensi alam dan budaya yang terkandung di dalam kawasan menjadi bentuk perangkat pengaturan untuk pengendalian pemanfaatan ruang yang terpadu dan operasional; c. Menjaga perkembangan kawasan agar tetap dalam format kelestarian fungsi lingkungan, mitigasi bencana, penguatan buadaya lokal dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan; d. Mendorong dan mengarahkan perkembangan kawasan melalui batasan yang jelas, khususnya pada kawasan potensial untuk pengembangan kegiatan budidaya serta mempertahankan kawasan yang harus dilindungi. e. Menyediakan alat pengendalian pemanfaatan ruang yang lebih operasional untuk menjaga konsistensi perwujudan ruang kawasan mencakup arahan pembangunan kawasan untuk perijinan pemanfaatan ruang, perijinan letak bangunan dan bukan bangunan, kapasitas dan intensitas bangunan dan bukan bangunan, pelaksanaan program pembangunan. penyusunan zonasi dan

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

4.

Sasaran Sasaran penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Warisan Budaya Jatiluwih adalah : a. Umum Terciptanya keseimbangan dan keserasian fungsi dan intensitas penggunaan ruang yang berkaitan dengan fungsi lahan dengan tetap bercirikan pengaturan ruang yang mengacu pada: ketentuan peraturan perundang-undangan, kepatutan ilmiah dan kearifan lokal seperti: Tri Hita Karana, Sad Krtih, Tri Mandala, Tri Angga, LuanTeben dan nilai-nilai budaya Bali lainnya yang berkaitan dengan penataan ruang. Terumuskannya RTR Kawasan Jatiluwih sebagai pedoman untuk mengkoordinasikan, mengintegrasikan dan melaksanakan program pemanfaatan ruang yang dilaksanakan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat secara lebih tegas dan operasional. Terwujudnya akselerasi pemanfaatan ruang bagi kawasan yang mempunyai potensi untuk dikembangkan dan memberikan perlindungan bagi kawasan yang dinilai dapat mengancam terjadinya kerusakan lingkungan pada kawasan yang lebih luas. Terwujudnya landasan operasional di dalam melaksanakan program pemanfaatan ruang, terutama yang berkaitan dengan pemberian perijinan pemanfaatan atau pengendalian ruang. Tersedianya acuan dalam penyusunan rencana pembangunan yang lebih teknis. b. Khusus Terwujudnya Rencana Rinci Kawasan Warisan Budaya Jatiluwih dalam bentuk Kajian Teknis, Album Peta Rencana Tata Ruang, Indikasi Program Pembangunan serta naskah Rancangan Peraturan Daerah

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

Provinsi Bali Tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Warisan Budaya Jatiluwih. 5. Lokasi Kegiatan Kawasan Warisan Budaya Jatiluwih terletak di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. B. APRESIASI DAN INOVASI 1. Apresiasi Pengertian dan Definisi a. Pola Pemanfaatan Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya; b. Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah proses perizinan, pemantauan, evaluasi, dan penertiban terhadap pemanfaatan ruang berdasarkan peraturan zonasi; c. d. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya; Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan; e. Kawasan Budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan; f. Rencana Rinci Tata Ruang adalah penjabaran operasional lebih RTRW Kabupaten, meliputi : a. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan; b. Rencana Teknik Ruang (RTR) Kawasan. g. Peraturan Zonasi adalah peraturan yang menjadi rujukan perijinan, pengawasan dan penertiban dalam pengendalian pemanfaatan ruang, yang merujuk pada rencana tata ruang wilayah yang umumnya telah

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

menetapkan fungsi, intensitas, ketentuan tata massa bangunan, sarana dan prasarana serta indikasi program pembangunan. 2. Inovasi Perencanaan merupakan bagian awal dari proses keseluruhan

pembangunan. Pelaksanaan pembangunan tanpa sebuah rencana tidak akan mencapai tujuan dan sasaran, oleh karena itu keberadaan sebuah rencana sangat mutlak diperlukan, mulai dari Rencana Makro seperti rencana pembangunan kota dan wilayah, hingga Rencana Mikro seperti struktur dan infrastruktur yang merupakan sarana dan prasarana pengembangan kota dan wilayah itu sendiri. Maka dari itu sangatlah bijak apabila semua kawasan yang ada di wilayah Bali mempunyai rencana pengembangan kawasan terutama kawasan khusus (konservasi, cepat tumbuh) dan kawasan strategis. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan merupakan bagian dari rencana tata ruang (spatial planning) untuk pedoman mengarahkan pembangunan kawasan menuju tujuan dan sasaran yang ditetapkan, dalam RDTR Kawasan, Rencana Penggunaan Lahan, Rencana Peruntukan Pemanfaatan/Fungsi Ruang dan Rencana Struktur Ruang serta Pedoman/Persyaratan Teknis yang diijinkan dalam pembangunan sarana dan prasarana kawasan. C. PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI PEKERJAAN Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang sesuai dengan harapan dan untuk kelancaran serta terkoordinasinya pelaksanaan pekerjaan, maka kegiatan yang paling pokok adalah penyusunan uraian teknis pelaksanaan pekerjaan. Uraian teknis pelaksanaan pekerjaan ini menyangkut urutan dan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan. Konsultan dalam melaksanakan pekerjaan ini pada nantinya akan

memperhatikan lingkup pekerjaan yang telah tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja yang telah ada.

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

Metode pelaksanaan diuraikan sebagai dasar dan tata cara pelaksanaan pekerjaan, sehingga dalam pelaksanaannya tidak terjadi kesalahan dan seluruh kegiatan dapat dikoordinir dan dipantau dengan mudah. 1. Pendekatan Studi Dalam Penyusunan RTR Kawasan Warisan Budaya Jatiluwih akan digunakan beberapa pendekatan. keterpaduan metode Perlunya dalam

Penyusunan RTR Kawasan Warisan Budaya Jatiluwih merupakan hal yang krusial, sebab potensi dan permasalahan di kawasan ini pun bersifat kompleks. Dalam Penyusunan RTR Kawasan Warisan Budaya Jatiluwih ini titik tumpunya adalah pada pendekatan kesejahteraan yang manusiawi dan berkeadilan sosial serta berwawasan lingkungan. Penekanannya pada human oriented dimana manusia yang kehidupan dan penghidupannya berhubungan dengan lahan dan perekonomian dimana mereka tinggal, serta pengaruh dan akibatnya dengan daerah sekitarnya. Untuk mencapai kesejahteraan tersebut, dikaji 3 model yaitu : a. b. c. Pemenuhan kebutuhan dasar. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Konservasi lingkungan.
PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN Pendekatan Pada Human Oriented

Pendekatan dasar pemanfaatan ruang dalam mencapai kesejahteraan tersebut kemudian diterjemahkan kedalam 4 (empat) buah azas perencanaan

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

yaitu azas demokratisasi ruang, azas kesesuaian pemanfaatan ruang, azas kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta azas sinergi wilayah. Pembangunan berkelanjutan adalah suatu strategi pemanfaatan ekosistem alamiah sedemikian rupa sehingga kapasitas fungsionalnya dapat memberikan manfaat bagi kehidupan umat manusia. Secara garis besar konsep pembangunan berkelanjutan memiliki empat dimensi yaitu : (1). Ekologis, (2). Sosial Ekonomi Budaya, (3). Sosial Politik, dan (4). Hukum. a. Dimensi Ekologis Persyaratan pembangunan berdasarkan dimensi ekologis adalah keharmonisan berkelanjutan. Keharmonisan sosial, bahwa dalam suatu wilayah pembangunan hendaknya tidak seluruhnya diperuntukan bagi zona pemanfaatan tetapi harus pula dialokasikan untuk zona preservasi dan konservasi. Kapasitas asimilasi dimana setiap limbah yang masuk dalam wilayah ini harus sesuai dengan daya asimilasinya yaitu kemampuan kawasan untuk menerima suatu jumlah limbah tertentu sebelum ada indikasi terjadinya kerusakan lingkungan dan atau kesehatan yang tidak dapat ditoleransi. Pemanfaatan berkelanjutan dengan kriteria pemanfaatan yang disesuaikan dengan jenis sumberdaya. Untuk sumberdaya yang dapat pulih (renewable resources) adalah bahwa laju pemanfaatannya (ekstraksi) tidak boleh melebihi kemampuannya untuk memulihkan pada suatu periode tertentu. Sedangkan untuk sumberdaya tidak dapat pulih (non renewable resources) harus dilakukan dengan cermat, sehingga efeknya tidak merusak lingkungan sekitarnya. sosial, kapasitas asimilasi dan pemanfaatan

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

b.

Dimensi Sosial Ekonomi Budaya Persyaratan secara sosial ekonomi adalah bahwa manfaat/keuntungan yang diperoleh dari penggunaan ruang suatu kawasan serta sumberdaya alamnya harus diprioritaskan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk sekitar kegiatan (proyek) tersebut, terutama mereka yang termasuk ekonomi lemah, guna menjamin kelangsungan pertumbuhan ekonomi kawasan itu sendiri. Dimensi Sosial Politik Pembangunan berkelanjutan hanya dapat dilaksanakan dalam sistem dan suasana politik yang demokratis dan transparan. Dimensi Hukum Peryaratan yang diajukan secara hukum lebih bersifat personal yaitu mensyaratkan pengendalian diri dari setiap masyarakat untuk tidak merusak lingkungan.

Selain itu Pendekatan Inovatif : Peran-Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang dinilai sangat penting, karena hasil-hasil Penataan Ruang pada akhirnya ditujukan untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat, serta demi tercapainya tujuan-tujuan Penataan Ruang seperti diatur dalam UU No. 26 Tahun 2007, yaitu : a. b. c. Terselenggaranya Penataan Ruang yang berwawasan lingkungan; Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya; Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas.

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan melibatkan masyarakat secara aktif dan menyeluruh dalam Penataan Ruang adalah : a. b. Adanya perbaikan mutu hasil-hasil perencanaan (Aspek Perencanaan). Mempermudah terwujudnya pemanfaatan ruang yang sesuai dengan Rencana yang telah ditetapkan (Aspek Pemanfataan).

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

c.

Ditaatinya

keputusan-keputusan

dalam

rangka

menertibkan

pemanfaatan ruang (Aspek Pengendalian). Sedangkan pendekatan yang dilakukan dalam mencapai tujuan perencanaan Penyusunan RTR Kawasan Warisan Budaya Jatiluwih adalah : pendekatan politis, pendekatan strategis, pendekatan teknis serta pendekatan pengelolaan yang menyangkut aspek administrasi, keuangan, hukum, dan perundang-undangan secara koordinatif agar rencana tata ruang yang disusun dapat dimanfaatkan secara konsisten, serta mempunyai kekuatan hukum. a. b. Pendekatan Politis yang menyangkut berbagai aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. Pendekatan Strategis yang menyangkut penentuan fungsi kawasan, pengembangan kegiatan kawasan dan pengembangan tata ruang kawasan yang merupakan penjabaran dan pengisian dan Rencana Pengembangan Lima Tahun Nasional dan Daerah. c. Pendekatan Teknis menyangkut upaya optimasi pemanfatan ruang kawasan diantaranya pola meliputi penataan lingkungan kawasan, dan manajemen pertanahan, pengadaan fasilitas dan utilitas secara tepat. Mengefisiensikan angkutan, menjaga kelestarian meningkatkan kualitas lingkungan sesuai dengan kaedah teknis perencanaan baik ditinjau dari kriteria lokasi maupun standar teknik kawasan. d. Pendekatan Pengelolaan yang menyangkut aspek administrasi, keuangan, hukum dan perundang-undangan agar rencana tata ruang kawasan yang disusun dapat dimanfaatkan dan dikendalikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Secara keseluruhan penyusunan Penyusunan RTR Kawasan Warisan Budaya Jatiluwih dilakukan berdasarkan kerangka pendekatan yang merupakan tahapan pekerjaan yang terdiri dari :

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

a.

Identifikasi kondisi aktual, potensi dan keterbatasan sumber daya alam dan buatan serta kebijaksanaan daerah yang berlaku. Tahap ini termasuk dalam tahap pengumpulan data.

b.

Menganalisis potensi dan perkembangan kawasan serta menganalisis pola dan struktur tata ruang yang ada dalam hubungannya dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan daerah yang terkait. Tahap ini merupakan tahap analisis.

c. d.

Mengidentifikasi pokok permasalahan dan daya dukung ruang yang ada sebagai dasar penyusunan konsepsi rencana. Merumuskan rencana detail tata ruang berdasarkan konsepsi rencana dan strategi pengembangannya. Tahap c dan d merupakah tahap penyusunan rencana.

2.

Metodologi Metodologi dapat dipandang sebagai bagian dari logika yang mengkaji kaidah penalaran yang tepat. Jika kita membicarakan metodologi maka hal yang tak kalah pentingnya adalah asumsi-asumsi yang melatar belakangi berbagai metode yang dipergunakan dalam aktivitas ilmiah. Dalam pekerjaan Penyusunan RTR Kawasan Warisan Budaya Jatiluwih, perlu disusun langkah-langkah yang tersistematis agar mendapatkan hasil sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan. Metodologi yang digunakan dalam proses pekerjaan Penyusunan RTR Kawasan Warisan Budaya Jatiluwih, tentunya disesuaikan dengan ruang lingkup dan output yang telah ditetapkan di dalam Kerangka Acuan Kerja. Metodologi studi yang akan dilakukan dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu meliputi : a. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan Metodologi pelaksanaan yang diajukan oleh Konsultan adalah berdasarkan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, sebagaimana yang tercantum dalam KAK dengan beberapa modifikasi guna pencapaian

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

tujuan dan sasaran kegiatan yang diharapkan. Lingkup kegiatan yang dilakukan tersebut secara garis besar terdiri dari 6 (enam) tahapan. Tahap-tahap tersebut adalah : Proses Penyusunan Tahap Persiapan Dalam tahap persiapan ini hal-hal yang akan dilakukan oleh konsultan mencakup : (1) Persiapan Administrasi Persiapan administrasi untuk memulai pekerjaan ini adalah mempersiapkan semua surat-menyurat yang meliputi : Surat pengantar dari pihak proyek kepada masing-masing instansi untuk pengumpulan data. Surat tugas untuk personil sebagai pegangan untuk personil. (2) Mobilisasi Personil dan Peralatan Mobilisasi personil dan peralatan dilakukan setelah kegiatan penyusunan jadwal pelaksanaan, jadwal penugasan personil selesai sehingga diketahui kapan tenaga ahli dan peralatan perlu mobilisasi. (3) Penyusunan Metodologi dan Kerangka Kerja Persiapan teknis yang perlu dilakukan adalah penjelasan oleh Ketua Tim mengenai penyamaan persepsi dan standar yang dipakai antara Ketua Tim dan anggota tim, sehingga tidak akan terjadi kesalahanpahaman dalam pelaksanaan nantinya. Persiapan lainnya yaitu penyusunan metodologi dan kerangka kerja sebagai dasar untuk penetapan metode dan tahapantahapan dari pelaksanaan pekerjaan nantinya.

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

Penyusunan metodologi dan kerangka kerja ini juga meliputi penyusunan : Bagan alir pekerjaan Jadwal pelaksanaan pekerjaan Bagan organisasi pelaksanaan pekerjaan Jadwal penugasan personil Jadwal penggunaan alat

(4) Tahap Koordinasi dan Konsultasi Pada tahapan ini Konsultan diwajibkan secara aktif melakukan koordinasi dengan Tim Teknis dan Instansi Teknis Provinsi dan Kabupaten terkait sehingga dapat dicapai keluaran yang memadai, dengan dimungkinkan pula untuk melakukan konsultasi dengan asosiasi profesi terkait dan instansi pemerintah setempat/SKPD atau instansi lain. Pengumpulan Data Pengumpulan data untuk mendapatkan data dan infornasi kawasan dan terkait kawasan secara lengkap mencakup : (1) Pengumpulan Data Primer (observasi lapangan, wawancara, penyebaran kuisioner) (2) Pengumpulan Data Sekunder Pengolahan Data dan Analisis Pengolahan data Analisis Penyusunan RTR Kawasan Strategis terdiri atas : (1) Analisis karakteristik wilayah dan kawasan; (2) Analisis potensi dan masalah pengembangan kawasan;

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

(3) Analisis daya dukung dan daya tampung; (4) Analisis kualitas kinerja kawasan dan bangunan.

Target keluaran pada tahap ini adalah : (1) Potensi dan permasalahan pengembangan kawasan; (2) Peluang dan tantangan pengembangan; (3) Kecenderungan perkembangan; (4) Perkiraan kebutuhan pengembangan kawasan; (5) Intensitas pemanfaatan ruang sesuai daya dukung dan daya tamping; (6) Perkiraan kebutuhan pengembangan prasarana /infrastruktur maupun utilitas; (7) Terindentifikasninya indikasi arahan penanganan kawasan dan bangunan. Perumusan Konsepsi Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Perumusan konsepsi RTR Kawasan Strategis terdiri atas : (1) Rumusan Tujuan penataan ruang kawasan; (2) Rumusan Kebijakan dan Strategi Penataan Kawasan. Perumusan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Perumusan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis terdiri atas : (1) Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kawasan; (2) Rencana Detail Struktur Ruang Kawasan; (3) Rencana Detail Pola Ruang Kawasan; (4) Rencana Penanganan Kawasan, Bangunan dan BangunBangunan; (5) Rencana Pemanfatan Ruang Kawasan; dan (6) Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan.

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

Pelibatan Peran Masyarakat Persiapan masyarakat dalam penyusunan RTR Kawasan Warisan Budaya Jatiluwih dilakukan dengan tahapan : Pada Tahap Persiapan Pemerintah telah melibatkan masyarakat secara pasif dengan pemberitaan mengenai informasi akan dlaksanakannya penyusunan RTR Kawasan Pada Tahap Pengumpulan Data Pada tahap pengumpulan data, peran masyarakat/organisasi masyarakat akan lebih aktif dalam bentuk : (1) Pemberian data dan informasi kewilayahan yang

diketahui/dimiliki datanya; (2) Pendataan untuk kepentingan penataan ruang yang diperlukan; (3) Pemberian masukan, aspirasi, dan opini awal usulan rencana penataan ruang; dan (4) Identifikasi potensi dan masalah penataan ruang. Pada Tahap Perumusan Konsepsi RTR Kawasan Pada tahap perumusan konsepsi RTR Kawasan, masyarakat/organisasi masyarakat terlibat secara aktif dan bersifat dialogis/komunikasi dua arah. Dialog dilakukan antara lain melalui konsultasi publik, workshop, FGD, seminar dan bentuk komunikasi dua arah lainnya. Pembahasan Rancangan Perda RTR Kawasan Strategis

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

Pembahasan rancangan Perda tentang RTR Kawasan Warisan Budaya Jatiluwih ini dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan baik legeslatif maupun eksekutif, masyarakat, asosiasi profesi terkait, Perguruan Tinggi dapat berperan dalam bentuk pengajuan usulan, keberatan dan sanggahan terhadap Raperda RTR Kawasan strategis. b. Metodologi Analisis Analisis Kesesuaian/Kelayakan Lahan Berdasarkan masukan rona fisik dan sumber daya alam wilayah, maka akan dilakukan analisis keadaan fisik guna melihat daya dukung/kemampuan lahan dalam suatu wilayah. Daya dukung tersebut menggambarkan besarnya kapasitas yang dapat dikembangkan dan kemungkinan kesesuaian pemanfaatan ruang. (1) Analisis Kesesuaian Lahan Analisis kesesuaian lahan merupakan analisis yang terkait dengan kondisi kemampuan fisik dasar lahan dan lingkungan untuk menampung kegiatan budidaya atau non budidaya. Faktor-faktor yang dikaji adalah semua aspek fisik dasar yang terdiri dari klimatologi, komponen fisiografi yaitu topografi, geologi, sifat tanah, kesuburan tanah dan erosi serta komponen hidrologi yang terdiri atas sungai, mata air dan air bawah tanah. (2) Analisis Kelayakan Lahan Analisis kelayakan lahan pada intinya dilakukan untuk mengetahui seberapa besar lahan yang sesuai untuk suatu rencana pembangunan (land suitability). Penentuan kelayakan lahan dilakukan secara multidisiplin baik fisik maupun sosio ekonomi. Pada gambar dibawah ini dapat dilihat skema dari penentuan kelayakan lahan atas dasar analisa parameter fisik, dan analisa

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

sosio ekonomi; pada skema tersebut faktor lahan sangat penting khususnya mengenai relief dan proses-proses geomorfik yang sedang terjadi. Apa yang dituliskan dalam parameter fisik tersebut diatas pada hakekatnya merupakan suatu satuan/unit ekologi yang saling berkerja kait mengait menuju keseimbangan alam (iklim, bentuk, proses-proses batuan, tanah, air dan vegetasi). Yang perlu diperhatikan adalah adanya perbedaan antara kelayakan lahan yang sekarang dan yang potensial. Kelayakan sekarang adalah kelayakan pada kondisi sekarang dengan atau tanpa perbaikan kecil. Kelayakan potensial dari lahan ialah jika lahan telah mendapat perbaikan yang besar.
Skema Penentuan Kelayakan Lahan

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

Dalam analisa kelayakan lahan dipergunakan metode/cara super-imposed (teknik overlay) yaitu dengan melakukan analisa tumpang tindih menggunakan alat bantu peta. Dengan demikian dalam analisa ini kurang lebih dibutuhkan beberapa peta yang antara lain : peta dasar, topografi, morfologi, geologi umum, geologi teknik, geohidrologi, peta kestabilan lereng, daerah rawan gempa, peta banjir, bahan galian dan mineral, peta guna lahan sekarang (eksisting) meliputi : peta penyebaran hutan, peta penyebaran areal pertanian, penyebaran permukiman, kemudian peta sosial kependudukan dan lain sebagainya. Untuk peta hasil analisa fisik dasar dapat menggunakan hasil penilaian kesesuaian lahan. Teknik Super-Imposed

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

Analisa Sosial Kependudukan (1) Analisis Sosial Analisis sosial bertujuan untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran mengenai permasalahan sosial yang ada di kawasan perencanaan. Dalam analisis sosial, komponen, sub-komponen, dan parameter yang dikaji adalah seperti yang tercantum dalam Tabel E.1. Tabel E.1 Komponen dan Parameter Analisa Sosial
Komponen 1. Demografi Parameter 1. Struktur Penduduk a. komposisi penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, mata pencaharian, pendidikan, agama; b. kepadatan penduduk. 2. Proses Penduduk a. pertumbuhan penduduk; b. tingkat kelahiran; c. tingkat kematian bayi; d. pola migrasi (sirkuler, komuter, permanen). 3. Tenaga Kerja a. tingkat partisipasi angkatan kerja; b. tingkat pengangguran. 2. Ekonomi 1. Ekonomi Rumah Tangga a. tingkat pendapatan; b. pola nafkah ganda. 2. Ekonomi Sumber Daya Alam a. pola pemilikan dan penguasaan sumber daya alam; b. pola pemanfaatan sumber daya alam ; c. pola penggunaan lahan; d. nilai tanah dan sumber daya alam lainnya ;

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

Komponen

Parameter e. sumber daya alam milik umum (common property). 3. Perekonomian Lokal dan Regional a. kesempatan kerja dan berusaha; b. nilai tambah karena proses manufaktur; c. jenis dan jumlah aktifitas ekonomi non-formal; d. distribusi pendapatan; e. efek ganda ekonomi (multiplier effect). f. Produk Domestik Regional Bruto; g. pendapatan asli daerah; h. pusat-pusat pertumbuhan ekonomi; i. fasilitas umum dan fasilitas sosial; j. aksesibilitas wilayah.

Sedangkan metode pengumpulan data yang dapat digunakan untuk membahas masing-masing komponen di atas antara lain adalah : Observasi/pengamatan lapangan Pengumpulan data sekunder Melalui teknik ini, data dan informasi yang berupa hasilhasil penelitian, bahan-bahan pustaka terkait. Wawancara dengan kuisioner Pengumpulan data pada sejumlah responden terpilih melalui wawancara dengan kuisioner yang terstruktur. (2) Analisis Kependudukan Analisis ini diarahkan untuk memperkirakan distribusi penduduk, dalam rangka penyediaan kebutuhan fasilitas sosial ekonomi, disamping untuk mengetahui perubahan-perubahan pada angkatan struktur kerja, penduduk, seperti tingkat pertumbuhan tingkat perubahan berdasarkan mutasi dan bahan-bahan lain yang relevan dikumpulkan dari berbagai instansi

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

(kelahiran, kematian, kedatangan, dan perpindahan) dan sebagainya. Adapun model analisa yang digunakan untuk memproyeksi atau memprediksi penduduk kawasan perencanaan sampai akhir tahun antara lain :

Model Bunga Berganda Metode ini menggunakan patokan pertumbuhan rata-rata pada kurun waktu 5 10 tahun. Pertumbuhan penduduk diproyeksikan dengan menggunakan dasar bunga berganda (bunga majemuk) dengan angka pertumbuhan yang sama setiap tahun. Rumus : Pn = Pa (1 + r)n Dimana : Pn = Pa = N = R = jumlah penduduk tahun n jumlah penduduk tahun awal jumlah tahun perencanaan tingkat prosentase pertumbuhan penduduk

Model Regresi Analisis ini didasarkan pada data pola pertumbuhan penduduk pada 5 10 tahun yang lalu yang didekati dengan salah satu pola regresi, yaitu linier, logaritma, eksponensial, dan regresi berpangkat. (a). Linier Regresion Rumus : Pn = Po + F (x); F(x) = a(n) Pn = Po + a(n) Dimana : Pn = jumlah penduduk tahun yang akan datang (n), F(x) = pertambahan penduduk selama tahun n a = koefisien/rata-rata persentasi pertambahan

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

Pt+x = a + b(x) Dimana : Pt+x = jumlah penduduk pada tahun t+x a,b = konstanta x = jumlah selang tahun dari tahun dasar t n = sampel pengamatan a = P. X2 - P. PX N X2 (X)2 b = NPX - X . P NX2 (X)2 (b). Logarithmic Regresion Rumus : Y = A + B ln X Dimana : A = konstanta B = koefisien regresi X = tahun Y = Jumlah Penduduk (c). Exponential Regresion Rumus : Y = A . 1 B.X Dimana : A = konstanta B = koefisien regresi X = tahun Y =

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

Jumlah Penduduk (d). Power Regresion Rumus : Y=A.XB Dimana : A = konstanta B = koefisien regresi X = tahun Y = jumlah penduduk Analisa Sarana dan Prasarana Bertujuan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang keadaan infrastruktur pusat-pusat permukiman baik di luar kawasan maupun di dalam kawasan, hubungan interaksi kawasan perencanaan (dengan kawasan luar dan di dalam kawasan perencanaan), untuk kegiatan investasi, maupun pelayanan sosial ekonomi.

(1) Analisis Penyebaran Fasilitas Dalam penentuan lokasi fasilitas umum digunakan asumsi bahwa penentuan lokasi fasilitas terkait pada berbagai pertimbangan,yaitu pertimbangan utama (mayor) dan pertimbangan pelengkap (minor). Sebelumnya perlu dibuat suatu pembagian unit terkecil (lingkungan) pada wilayah perencanaan. Yaitu dengan membagi wilayah perencanaan menjadi unit-unit yang lebih kecil. Adapun batas-batas penentuan unit lingkungan tersebut dapat digunakan batasbatas penentuan unit fisik (jalan, sungai). Standar perencanaan sarana pendukung dapat dilihat pada Tabel E.2. Tabel E.2

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

Standar Fasilitas
JENIS FASILITAS SARANA PENDIDIKAN a. Taman KanakKanak MINIMUM PENDUDUK 700 LUAS LAHAN (m) 1200 KRITERIA STANDARD TINGKAT RENCANA Jumlah dan jenis sekolah Lokasi (simbol) Jumlah ruang kelas Daya tampung KET

- Lokasi sebaiknya ditengahtengah kelompok keluarga.

3540 murid/ruang kelas

3 kelas

b. Sekolah Dasar

6400

1500

c. SLTP d. SLTA/SMU

28000 42000

10000 20000

- Lahan ditengah-tengah keluarga. - Radius pencapaian dari daerah yang dilayani maksimum 1.000 meter. - Lokasi digabungkan atau dikelompokkan dengan taman dan lapangan olahraga. - Lokasi digabungkan atau dikelompokkan dengan taman dan lapangan olahraga. - Lokasi terletak ditengah-tengah keluarga - Radius pencapaian maksimal 1500 meter - Lokasi terletak ditengah-tengah keluarga - Radius pencapaian maksimal 1500 meter - Lokasi terletak ditengah-tengah keluarga - Radius pencapaian maksimal 2000 meter - Lokasi sebaiknya di pusat lingkungan dekat dengan pelayanan pemerintahan/sosial. - Radius pencapaian maksimal3000 meter - Lokasi dipilih daerah yang cukup tenang. - Radius yang merata dengan daerah yang dilayani. - Lokasi sebaiknya tersebar diantara kelompok keluarga. - Radius pencapaian maksimal 1500 meter -

30 murid/ruang kelas

6 kelas (pagi sore)

30 murid/ruang kelas 30 murid/ruang kelas

7 kelas (pagi sore) 14 kelas (pagi sore)

KESEHATAN a. Balai Pengobatan b. Puskesmas Pembantu

3000

300

- Jumlah dan jenis - Lokasi (dot)

6000

500

c. BKIA/RS Bersalin

10000

1600

d. Puskesmas

30000

650

e. Rumah Sakit

240000

86400

f. Apotek

10000

350

g. Tempat Praktek Dokter PERIBADATAN a. Langgar

5000

Dapat bersatu dengan rumah tinggal 300

2500

- Sarana ini tergantung kondisi setempat

dari

- Jumlah dan jenis - Lokasi (dot) - Jumlah dan jenis - Lokasi (dot)

PERDAGANGAN a. Warung/Kios

250

- Lokasi terletak di pusat lingkungan yang mudah dicapai. - Radius pencapaian maksimal

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

JENIS FASILITAS SARANA b. c. Pertokoan

MINIMUM PENDUDUK 2500 30000

LUAS LAHAN (m) 1200 13500

KRITERIA 500 meter - Lokasi terletak di pusat lingkungan. - Lokasi ada jalan utama lingkungan dan mengelompok dengan pusat lingkungan. - Di pusat-pusat kecamatan dekat dengan terminal kecamatan.

STANDARD -

TINGKAT RENCANA -

KET -

P.P. Lingkungan (Toko dan pasar) d. P.P Niaga REKREASI & OLAHRAGA a. Tempat bermain (anakanak)

120000

36000

250

250

b. Tempat bermain (bola voli, bulu tangkis dan daerah terbuka) c. Lapangan Olahraga (sep. bola) d. Bioskop e. Gedung Serbaguna PEMERINTAHAN DAN PELAYANAN UMUM a. Pos Hansip dan Balai Pertemuan b. Kantor Kelurahan/ Lingkungan c. Kantor Pos/Polisi d. Kantor Pos Pembantu/ Cabang e. Pos Pemadam Kebakaran f. Parkir Umum +MCK g. Kantor Kecamatan h. Kantor Telepon i. Gardu Listrik

2500

1250

- Tergantung dari tata kehidupan dan struktur penduduk sehingga di dalam memilih jenis sarana ini perlu adanya penyesuaian dengan situasi dan kondisi setempat. -

- Jumlah dan jenis - Lokasi (dot)

30000 30000 30000

9000 2000 1000

2500

3000

30000 30000 120000 30000 120000 30000 120000 2500 30000 120000 120000 120000 480000 120000 -

500 100 300 100 500 200 300 100 1000 4000 1000 300 1000 150 -

UTILITAS 1. Air Bersih 2. Listrik

- Kapasitas - Sumber air bersih - Kapasitas

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

JENIS FASILITAS SARANA

MINIMUM PENDUDUK

LUAS LAHAN (m)

KRITERIA

STANDARD

TINGKAT RENCANA - Sumber Tenaga Listrik - Jumlah dan jenis sarana angkutan - Jaringan/fung si/kelas jalan - Kondisi - Rute jaringan angkutan - Lokasi (simbol)

KET

3. Persampahan 4. Telepon/ telekomnikasi 5. Jaringan jalan dan transportasi

6. Terminal

Sumber : Standar PU Cipta Karya

Tentang penetapan pertimbangan mayor dan minor, dapat dikembangkan suatu alasan yang rasional seperti ketersediaan lahan, aksesibilitas, hubungan fungsional, guna lahan yang ada, status lahan, ketersediaan lahan, nilai lahan dan masih dapat dikembangkan lebih luas lagi. Kemudian dari faktorfaktor tersebut untuk kemudahan penilaiannya dapat dikuantitatifkan dengan menggunakan bobot sesuai dengan tingkatannya masing-masing. Untuk kondisi yang baik menggunakan bobot 5, sedang 3 dan jelek 1, pembobotan ini bisa diberlakukan untuk pertimbangan Selanjutnya bobot utama dan untuk pertimbangan pembobotan, pelengkap. dijumlahkan setelah dilakukan

keseluruhan

mengetahui bobot totalnya. Maka selanjutnya dibuat rangking atas calon-calon lokasi tersebut. Yang bernilai (bobot) paling tinggi menunjukkan rangking yang paling tinggi pula sebagai calon lokasi terpilih untuk ditempati suatu jenis fasilitas. (2) Analisis Sarana dan Prasarana Transportasi Menggambarkan kondisi pelayanan transportasi, serta tingkat aksesibilitas/kemudahan pencapaian serta keterkaitan antara

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

satu pusat dengan pusat lainnya. Analisis transportasi di kawasan perencanaan akan mencakup analisis sarana dan prasarana transportasi darat.

Tabel E.3 Tipe Jalan

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

Tipe Jalan Jalan utama (Arteri Utama) -

Kegunaan Memberi kan kesatuan untuk seluruh daerah kota dan sekitarnya; Biasanya merupakan batas untuk beberapa wilayah; pengend alian akses kecil; pengatur an persimpangan; parkir pada umumnya tidak diperkenankan

Interval Persimpangan 1 2 mil

Lebar Badan Jalan 120 150 kaki

Lebar Perkerasan Maksimum 84 kaki untuk empat jalur, parkir dan garis pemisah

Kelandaian Lalu Lintas (mil per (persen) jam) 4 35 - 40

Trotoar, dan lain lain Mem erlukan trotoar terpisah 5 kaki di daerah perkotaan; Jalur tanaman (lebar 5 sampai 10 kaki); Garis sempadan bangunan yang memadai (30 kaki untuk bangunan yang menghadap ke jalan dan 60 kaki untuk rumah yang membelakangi jalan) Mem erlukan trotoar terpisah 5 kaki; Jalur tanaman diantara trotoar dan tepi jalan (lebar 5 sampai 10 kaki atau lebih) dan garis serupa dan yang memadai (30 kaki)

Jalan sekunder (arteri kecil)

Jalan Kolektor

Jalan pelayanan utama Ramburambu diperkenankan dimana diperlukan; Tanda berhenti pada jalan-jalan samping Kadangkadang merupakan batas untuk beberapa wilayah Jalan interior utama Tanda berhenti pada jalan-jalan samping

- 1 mil

80 kaki

60 kaki

35 - 40

- mil

64 kaki

44 kaki (dua jalur lalu lintas 12 kaki dan dua tempat parkir 10 kaki)

30

Mem erlukan trotoar terpisah dengan lebar 4 kaki; Tepi jalan vertikal; Jalur tanaman akan menyenangka; Garis -

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

Tipe Jalan

Kegunaan

Interval Persimpangan

Lebar Badan Jalan

Lebar Perkerasan

Kelandaian Lalu Lintas (mil per (persen) jam)

Trotoar, dan lain lain sempadan bangunan adalah 30 kaki dari badan jalan Memerlukan trotoar dengan lebar paling sedikit 4 kaki untuk kepadatan lebih besar dari 1 unit per acre, tepi jalan dan got Tidak boleh mempunyai panjang lebih besar dari 500 kaki

Jalan lokal

Jalan servis setempat; Tidak mengakibatkan jalan menerus -

Pada blok

50 kaki

36 kaki apabila parkir di tepi jalan diperkenank an 30 sampai 36 kaki (75 kaki untuk lingkaran putar)

25

Cul de sac

Jalan terbuka hanya pada satu sisi dilengkapi dengan sebuah Slingkaran putar pada sisi lainnya

Hanya bila diperlukan

50 kaki (diameter 90 kaki untuk lingkaran putar)

Sumber: Joseph De Chiara, (Standar Perencanaan Tapak, Hal 192)

(3) Analisis Prasarana Wilayah Menggambarkan keadaan prasarana yang meliputi jaringan air bersih, listrik, telepon, drainase dan sampah, serta prasarana pengelolaan lingkungan seperti limbah. Analisis ini juga mengkaji jaringan prasarana kawasan dan memprediksi kebutuhan memprediksi sampai akhir tahun perencanaan. rencana Untuk dihitung kebutuhan pada tahun

berdasakan standar baku yang dapat dilihat pada tabel-tabel standar pada tabel-tabel berikut. Tabel E.4 Standar Air Bersih Dengan Kriteria Untuk Domestik
URAIAN Metropolitan (>1.000.000) Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk Besar Sedang Kecil (500.000 (100.000 (20.000 - 100.000) 1.000.000) 500.000) 170 150 130 Desa (< 20.000)

1. Konsumsi Unit Sambungan Rumah

190

100

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

URAIAN (lt/org/hari) 2. Konsumsi Unit Hidran Umum (HU) (lt/org/hari) 3. Konsumsi Unit Non Domestik (%) 4. Kehilangan Air 5. Faktor Maximum Day 6. Faktor Peak - Hour 7. Jumlah jiwa per - SR 8. Jumlah jiwa per HU/KU 9. Sisa Tekanan di Jaringan Distribusi (mka) 10. Jam Operasi 11. Volume Reservoir (% max day demand) 12. Perbandingan SR : HU 13. Cakupan Pelayanan (%)

Metropolitan (>1.000.000)

Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk Besar Sedang Kecil (500.000 (100.000 (20.000 - 100.000) 1.000.000) 500.000) 30 30 30

Desa (< 20.000)

30

30

20 - 30 20 - 30 1,1 1,5 5 100 10 24 20 50:50 s/d 80:20 90

20 - 30 20 - 30 1,1 1,5 5 100 10 24 20 50:50 s/d 80:20 90

20 - 30 20 - 30 1,1 1,5 6 100 10 24 20 50:50 s/d 80:20 90

20 - 30 20 - 30 1,1 1,5 6 100 - 200 10 24 20 70:30 90

10 - 20 20 1,1 1,5 10 200 10 24 20 70:30 70

Sumber: Direktorat Air Bersih DirJen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum, Nopember 1994

Tabel E.5 Standar Air Bersih Dengan Kriteria Untuk Non Domestik
URAIAN 1. Sekolah TK, SD, SMP, SMA, dan PT 2. Rumah Sakit 3. Puskesmas 4. Mesjid, Gereja, Pura dan Wihara 5. Kantor 6. Pasar 7. Hotel 8. Rumah Makan 9. Kompleks Militer 10. Kawasan Industri 11. Kawasan Pariwisata 12. Kebocoran Kota-kota Kategori I, II, III dan IV Satuan Kebutuhan Air lt/murid/hari lt/tempat tidur/hari m3/hari m3/hari lt/pegawai/hari m3/hektar/hari lt/tempat tidur/hari lt/tempat duduk/hari lt/orang/hari lt/detik/Ha lt/detik/Ha lt/orang/hari 10 200 2 sampai dengan 2 10 12 150 100 60 0,2 - 0,8 0,1 - 0,3 20 30% dari keb. domestik + non domestik

Sumber: Direktorat Air Bersih Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum, Nopember 1994

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

Tabel E.6 Standar Kebutuhan Energi Listrik


No 1. 2. 3. Komponen/Jenis Komponen Rumah Tangga Kegiatan Sosial dan Ekonomi Penerangan Jalan Satuan VA Persen Persen Pelayanan 90 250% Total kebutuhan RT (Kota Besar) 40% Total kebutuhan RT (Kota Kecil) 15% Total kebutuhan RT

Sumber: Direktorat Jendral Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum, Nopember 1994

Tabel E.7 Standar Kebutuhan Telepon


No 1 2 3 Komponen/Jenis Komponen Rumah Tangga Kegiatan Sosial dan Ekonomi Telepon Umum Satuan 4 SS : 100 Penduduk 3% dari Total Kebutuhan RT 1 SS : 2500 penduduk Pelayanan 6 SS : 100 Penduduk 3% dari Total Kebutuhan RT 1 SS : 2500 penduduk

Sumber: Direktorat Jendral Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum, Nopember 1994

Tabel E.8 Standar Perhitungan Sampah


No 1 2 3 4 Komponen/Jenis Komponen Sampah Domestik/Rumah Tangga Sampah Komersial (perkantoran, pasar, pertokoan, dll) Sampah Fasilitas Umum (jalan, taman, dll) Standar limbah cair Satuan 2,28 liter/orang ekivalensi/hari 0,29 liter/orang ekivalensi/hari 0,13 liter/orang ekivalensi/hari 70 80% dari kebutuhan air bersih

Sumber : Buku Pedoman Paket Modul Persampahan

Tabel E.9 Standar Peralatan Persampahan Yang Digunakan


No 1 2 Peralatan Sub-sistem Pengumpulan Bin Plastik/kantong Container (besi) Container (besi) TPS (kayu) Gerobak Kapasitas 40/60 lt 5.000 lt 1.000 lt 1.000 lt 1 m3 0,6 m3 200 m Pelayanan 8 2.000 1.000 1.000 1.000 900 20.000 Keterangan Komunal Komunal Komunal Komunal Individual Individual Individual

Transfer depo

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

No

Peralatan

Kapasitas 100 m 10 m 6 - 8 m3 6 - 8 m3 8 - 10 m3 8 - 10 m3

Pelayanan 10.000 12.000 6.000 - 8.000 8.000 - 10.000 12.000 15.000 6.000 - 10.000

Keterangan Individual Individual 1 Kelurahan (50 Ha) Pasar Kota Besar

5 6 7 8

Sub-sistem Pengangkutan Truk Biasa Dump Truck Arm Roll Truck Compactor Truck Sub-sistem Pembuangan Akhir Bulldozer

80 Hp 100 Hp

100.000 250.000

Sumber : Buku Pedoman Paket Modul Persampahan

Analisis Peluang dan Kendala (SWOT) Analisa ini bertujuan untuk melakukan identifikasi dan analisis terhadap peluang dan ancaman yang mungkin dihadapi, sebagai hasil intraksi lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Pengaruh hasil interaksi lingkungan internal perusahaan juga perlu diidentifikasi dan dianalisis berupa kekuatan dan kelemahan. Dengan demikian, setelah analisis SWOT dilakukan dirumuskanlah masalah-masalah pokok yang harus dijadikan dasar dalam penentuan sasaran, strategi dan rencana aksi/taktik. Strategi pemasaran dirumuskan berdasarkan SWOT dan sasaran yang ingin dicapai, dan penetapannya terutama didasarkan pada pertimbangan biaya dan manfaat, serta kemampuan sumberdaya untuk melaksanakannya.

Tabel E.10

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

Matriks Analisa SWOT


INTERNAL AUDIT STRENGTHS KEKUATAN EKSTERNAL AUDIT OPPRTUNITIES KESEMPATAN THREATS ANCAMAN SO ST WEAKNESS KELEMAHAN WO WT

SO ST

: :

WO : WT :

memanfaatkan kekuatan secara maksimal untuk meraih peluang. memanfaatkan kekuatan secara maksimal untuk mengantisipasi ancaman, dan berusaha menjadikannya sebagai peluang. meminimalkan kelemahan, untuk meraih peluang. meminimalkan kelemahan untuk menghindar dari ancaman.

D.

PROGRAM KERJA Program/rencana kerja dibuat berdasarkan ketentuan teknik operasional yang telah diuraikan oleh CV. TRI MATRA DISAIN di dalam Pendekatan dan Metodologi pada sub bab sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan tahap penyusunan laporan, keluaran dan kegiatan pembahasan. Tahap Penyusunan Laporan 1. Tahap Persiapan Pokok pekerjaan yang dilakukan adalah : a. Persiapan dasar, berupa : pemahaman terhadap KAK, penyusunan metode pelaksanaan kegiatan, pembentukan tim pelaksana, pembuatan surat tugas, studi literatur, peta dasar dan persiapan bahan-bahan lainnya; b. Persiapan teknis berupa penyiapan daftar pertanyaan (kuisioner, blanko) peta wilayah kota dan kawasan, peralatan survey lainnya yang akan digunakan untuk pekerjaan di lapangan; c. Inventarisasi data/informasi yang telah dimiliki.

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

2.

Tahap Pengumpulan Data a. Mengumpulkan data/informasi lapangan secara lengkap melaui survey instansional dengan cara merekam/mencatat data sekunder yang ada dimasing - masing instansi. b. Observasi lapangan, wawancara dan penyebaran kuisioner untuk memperoleh dan menguji data termasuk pelibatan masyarakat agar diperoleh informasi yang senyatanya (primer).

3.

Tahap Pengolahan Data dan Analisis a. Melakukan kompilasi data (tabulasi dan sistematisasi data); b. Melakukan prosesing data (deskripsi, proyeksi, koreksi, asumsi dan sebagainya dengan menggunakan model anaslisis dan refrensi yang sesuai) meliputi : Analisis karakteristik wilayah dan kawasan; Analisis potensi dan masalah pengembangan kawasan; Analisis daya dukung dan daya tampung; Analisis kualitas kinerja kawasan dan bangunan;

c. Merumuskan hasil analisis ke dalam suatu laporan fakta dan analisa. Pada tahap analisis ini sekurang-kurangnya diperoleh keluaran berupa : a. Identifikasi permasalahan karakteristik wilayah perencanaan, peluang potensi dan dan pengembangan kawasan, tantangan

pengembangan serta kecenderungan perkembangan kawasan baik dari sudut pandang sektor industri maupun perekonomian lokal dan wilayah; b. Perkiraan kebutuhan pengembangan kawasan, perkiraan kebutuhan pengembangan prasarana /infrastruktur maupun utilitas; c. Kajian Ringkas Lingkungan Hidup Strategis Kawasan Perencanaan yang sekurang-kurangnya memuat perkiraan intensitas pemanfaatan ruang sesuai daya dukung dan daya tamping; d. Analisis penentuan fungsi bagian-bagian kawasan yang dominan dalam pemanfaatan ruang;

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

e. Proses penentuan struktur dan pola ruang yang merupakan usaha optimal penetapan kerangka pengembangan tata ruang secara keseluruhan; f. Proses penentuan zonasi pemanfaatan ruang; dan g. Alternatif Indikasi Program Jangka Panjang dan Menengah. 4. Tahap Perumusan Rencana Perumusan Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Warisan Budaya Jatiluwih secara garis besar meliputi : a. Perumusan tujuan, kebijakan dan strategi pengembangan wilayah perencanaan; b. Rencana Detail Struktur Ruang Kawasan; c. Rencana Detail Pola Ruang Kawasan; d. Rencana penetapan pengaturan zonasi pemanfaatan ruang; e. Rencana pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang; f. Indikasi Program Jangka Panjang dan Menengah; dan g. Rumusan Konsep Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Warisan Budaya Jatiluwih. Tahap Keluaran Keluaran yang diharapkan adalah : 1. Laporan Pendahuluan : (diserahkan 4 minggu setelah penugasan) sebanyak 10 eksemplar, berisi pemahaman tugas oleh Penyedia Jasa yang disajikan dalam bentuk uraian/narasi, skhema atau peta mengenai: latar belakang, maksud, tujuan, sasaran, pendekatan dan metodologi, hasil tinjauan/review dokumen terkait serta persiapan pelaksanaan kegiatan seperti : jadwal dan rencana kerja. 2. Laporan Antara : diserahkan pada 12 minggu setelah penugasan sebanyak 10 eksemplar berupa Laporan Fakta dan Analisa dan Konsep Laporan

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

Rancangan Rencana Tata Ruang Kawasan Warisan Budaya Jatiluwih yang siap untuk dibahas. 3. Konsep Laporan Akhir : diserahkan paling lambat 18 minggu setelah penugasan sebanyak 10 eksemplar, berupa hasil sementara perencanaan yang siap untuk dibahas; 4. Laporan Akhir : diserahkan pada akhir masa penugasan berupa laporan yang telah disempurnakan terdiri dari : a. Buku Kajian Teknis Rencana Tata Ruang Kawasan Warisan Budaya Jatiluwih sebanyak 20 buah; disertai b. Konsep Rancangan Peraturan Daerah Provinsi Bali tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Warisan Budaya Jatiluwih seabanyak 15 buah; c. Album Peta berwarna skala 1 : 5000 dengan ukuran disesuaikan dengan bidang gambar (minimal A 1) sebanyak 3 eksemplar dan Album Peta hitam putih ukuran A3 sebanyak 20 eksemplar. d. Arsip Data Komputer (ADK) berupa Soft Copy dari seluruh hasil pekerjaan termasuk foto dokumentasi dalam bentuk CD sebanyak 20 keping. e. Penyedia Jasa berkewajiban menyediakan materi untuk keperluan pembahasan. Tahap Pembahasan Pembahasan rancangan Perda tentang RTR Kawasan Warisan Budaya Jatiluwih ini dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan baik legeslatif maupun eksekutif, masyarakat, asosiasi profesi terkait, Perguruan Tinggi dapat berperan dalam bentuk pengajuan usulan, keberatan dan sanggahan terhadap Raperda RTR Kawasan strategis.

E.

ORGANISASI DAN PERSONIL

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan menyediakan dan menugaskan beberapa Tenaga Ahli sesuai dengan yang dibutuhkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK). Tenaga Ahli yang akan ditugaskan tersebut dikoornidir oleh seorang Team Leader yang memiliki kemampuan dalam koordinasi dan komunikasi dengan pihak pengguna jasa, instansi teknis terkait dan Tenaga Ahli lainnya. Adapun Tenaga Ahli yang diusulkan dalam pelaksanaan studi ini telah memilki kualifikasi pendidikan, pengalaman dibidang penanganan pekerjaan sejenis. Masing-masing Tenaga Ahli tersebut memilki tugas dan tanggung-jawab masing-masing sesuai dengan bidang keahliannya. Kualifikasi dan jumlah Tenaga Ahli yang disediakan oleh penyedia jasa untuk menangani pekerjaan ini sesuai dengan KAK dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : No Posisi A. Tenaga Ahli 1. Team Leader Kualifikasi Berpendidikan S1 Perencanaan Kota dan Wilayah berpengalaan 6 tahun dibidangnya dan minimal 2 tahun sebagai Team Leader atau S2 Perencanaan Kota dan Wilayah dengan pengalaman minimal 3 tahun 2. Pertanian dibidangnya. 1 (satu) orang S1 Pertanian berpengalaman kerja di bidang perencanaan tata ruang kawasan, atau perencanaan bidang ekonomi pertanian sekurang-kurangnya 4 3. Ekonomi Pembangunan (empat) tahun 1 (satu) orang S1 Ekonomi dengan pengalaman kerja di bidang perencanaan tata ruang kawasan dan perekonomian wilayah sekurang-kurangnya 4 (empat) 4. Lingkungan tahun 1 (satu) orang S1 Teknik Lingkungan atau 2,40 2,10 2,40 Jumlah OB 4,88

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

No

Posisi Perencanaan

Kualifikasi Lingkungan

Jumlah OB dengan

pengalaman kerja di bidang prasarana dan infrastruktur kawasan sekurang-kurangnya 5. Prasarana Transportasi 4 (empat) tahun 1 (satu) orang S1 Sipil dengan pengalaman kerja di bidang perencanaan tata ruang kawasan dan perencanaan transportasi wilayah sekurang-kurangnya 4 (empat) 6. Perumahan Permukiman tahun 1 (satu) orang berpendidikan S1 Arsitektur atau Planologi dengan pengalaman kerja di bidang perencanaan tata ruang kawasan atau perencanaan kawasan permukiman 7. Sosial Budaya sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun 1 (satu) orang yang memiliki latar belakang pendidikan S1 Antrolopogi, atau S1 Ilmu Agama Hindu atau S1 Ilmu Sosial dengan pengalaman kerja di bidang sosial budaya sekurang-kurangnya 4 (empat) 8. Hukum tahun. 1 (satu) orang S1 Hukum pengalaman 2,60 2,40 2,10 1,90

Pidana/TataNegara

dengan

kerja di bidang perencanaan wilayah sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun. B. Tenaga Pembantu Ahli /Trampil 1. Asisten Ahli 1 (satu) orang Planologi bulan, yang

Asisten

Perencanaan belakang

4,80

Wilayah dan Kota dengan jumlah 5 orang memiliki latar pendidikan S1 Perencanaan Wilayah dan Kota dengan pengalaman kerja di bidang

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

No

Posisi

Kualifikasi perencanaan kota sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun. Minimal D3 Grafika atau lebih tinggi menguasai aplikasi grafis komputer minimal AutoCad dan MapInfo dan Sistem

Jumlah OB

2. Drafter

3,10

3. Surveyor

Operasi GIS. Minimal SMK/STM berpengalaman 5 tahun, menguasai tatacara survey dan

2,90

pengukuran lapangan. C. Tenaga Pendukung 1. Administrasi Minimal SMK menguasai aplikasi MS dan Keuangan 2. Operator Komputer Office menguasai tata persuratan dan pembukuan sederhana. Minimal SMK menguasai aplikasi MS Office menguasai tata kearsipan.

4,80

4,60

Untuk memperjelas alur koordinasi dalam pelaksanaan pekerjaan ini, maka dibuat bagan organisasi pelaksana agar pelaksanaan pekerjaan berjalan sesuai KAK. Disamping itu konsultan juga menyadari adanya mekanisme kontrol terhadap proses dan hasil dari pekerjaan konsultan. Bagan ini menggambarkan hubungan koordinasi antara pengguna jasa dan penyedia jasa serta masing-masing Tim Konsultan. Dalam struktur organisasi pelaksana pekerjaan yang melibatkan beberapa tenaga profesional, tenaga sub profesional dan tenaga penunjang dengan tugas dan tanggung jawab masingmasing sesuai dengan bidang keahliannya. Bagan organisasi untuk pelaksanaan pekerjaan dimaksudkan untuk membuat jalur koordinasi untuk semua personil pelaksana. Untuk mendapatkan hasil yang baik maka diperlukan hubungan timbal balik antara Team Leader dan Direksi Pekerjaan, dan bila konsultan perlu data-data

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

dari instansi lain, maka dengan seijin Direksi dan pemberi tugas, akan menghubungi instansi tersebut. Adapun Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan dapat dilihat pada Gambar E.1.

CV. TRI MATRA DISAIN Konsultan Perencana Dan Pengawas

Gambar E.1 Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan

CV. TRI MATRA DISAIN

SKPD SKPD DINAS DINAS PEKERJAAN PEKERJAAN UMUM UMUM PROVINSI PROVINSI BALI BALI

TEAM LEADER

TIM TEKNIS

Tenaga Ahli Ahli Pertanian Ahli Ekonomi Ahli Lingkungan Ahli Prasarana Transportasi Ahli Permukiman Ahli Sosial Budaya Hukum Tenaga Pembantu Ahli/Trampil Asisten Ahli Planologi Drafter Surveyor

Tenaga Pendukung Administrasi Operator Komputer

Keterangan : Garis Koordinasi Garis Instruksi

Вам также может понравиться