Вы находитесь на странице: 1из 3

ENDOMETRIOSIS 1. Pengertian Suatu keadaan dimana jaringan endometrium terdapat diluar kavum uteri dan di luar miometrium.

Menurut urutan yang tersering endometrium ditemukan di: ovarium, perimetrium dan ligamentum sakrouterinum, kavum Douglas, dinding belakang uterus, tuba Fallopi, plika vesikouterina, ligamentum rotundum dan sigmoid, septum rektovaginal, kanalis inguinalis, apendiks, umbilicus, serviks uteri, vagina, kandung kemih, vulva, perineum, parut laparatomi, kelenjar limfe, lengan, paha, pleura dan pericardium. 2. Epidemiologi Selama 30 tahun terakhir ini angka kejadian endometriosis semakin meningkat. Angka kejadian antara 5-15% dapat ditemukan anatara semua operasi oelvik. Endometriosis jarang ditemukan pada orang Negro, dan lebih sering terjadi pada wanita dengan sosioekonomi tinggi. Selain itu, endometriosis sering terjadi pada orang yang tidak kawin pada umur muda, dan yang mempunyai anak sedikit. 3. Patologi Pada endometriosis di ovarium tampak kista besar berisi darah tua menyerupai coklat. Darah tua dapat keluar sedikit-sdikit karena luka pada dinding kista, dan dapat menyebabkan perlengketan antara permukaan ovarium dengan uterus, sigmoid dan dinding pelvis. Kista coklat dapat mengalir dalam jumlah banyak ke dalam rongga peritoneum karena robekan dinding kista, dan menyebabkan akut abdomen. Tuba pada keadaan ini normal, sedangkan ligamnetum sakrouterinum, kavum Douglas dan pada permukaan uterus sebelah belakang uterus dapat ditemukan satu atau beberapa bintik sampai benjolan kecil berwarna kebiru-biruan, sebAagai akibat dari perdarahan pada waktu haid dari jaringan endometriosis, mudah sekali timbulnya perlenketan alatalat di sekitar kavum Douglas.

4. Gambaran mikroskopik Pemeriksaan mikroskopik menujukkan cirri-ciri: kelenjar-kelenjar dan stroma endomtrium, perdarahan bekas dan baru berupa eritrosit, pigmen hemosiderin dan sel-sel makrofag, berisi hemosiderin. Di sekitarnya terdapat sel-sel radang dan jaringan ikat, sebagai reaksi dari jaringan normal disekelilingnya (jaringan endometriosis). Jaringan endometriosis ini dipengaruhi oleh hormone estrogen dan progesterone. Sebagai akibat dari pengaruh hormone-hormon tersebut, sebagaian besar sarang-sarang endometriosis berdarah secara periodic. Perdarahan yang periodic ini menyebabkan reaksi jaringan sekelilingnya berupa radang dan perlengketan. Pada kehamilan reaksi desisual dapat ditemukan jaringan endometriosis. Jika kehamilan berakhir, reaksi desidual menghilang disertai dengan regresi sarang endometriosis. Pengaruh baik dari kehamilan ini menjadi dasar pengobatan endometriosis dengan hormone untuk menjadikan hamil semu (pseudopregnancy). Endometriosis dapat menyebar ke paru-paru lengan, infiltrasi ke bawah kavum Douglas ke fasia rektovaginal, sigmoid, dll. 5. Manifestasi klinik Gejala yang sering ditemukan adalah: nyeri perut bawah yang progresif dan dekat paha yang terjadi pada dan selama haid (dismenorea), dispareunia, nyeri waktu defekasi, poli- dan hipermenorhea dan infertilitas. 6. Diagnosis Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan: anamnesis dan pemeriksaan fisik, dipastikan dengan pemeriksaan laparoskopi. Kuldoskopi kurang bermanfaat terutama jika kavum Douglas ikut serta dalam endometriosis. Jika endometriosis ditemukan pada forniks vagina posterior, perineum, parut laparatomi , dapat dilakukan biopsy. Pemeriksaan laboratorium pada endometriosis todak memberikan tanda yang khas, kecuali jika ada darah waktu defekasi dan miksi pada waktu haid dapat memberikan kesan endometriosis pada rekrosigmoid dan vesika urinaria. Foto Rontgen menunjukkan

filling defect pada rekrosigmoid dengan batas-batas yang jelas dan mukosa yang utuh. Untuk menentukan berat ringannya endometriosis digunakan klasifikasi American Fertility Society. 7. Differensial diagnosa Beberapa differential diagnosis adalah: aemiosis uter, radang pelvic dengan tumor adneksa, kista ovarium dan kardinoma rektosigmoid. 8. Penatalaksanaan Penangan endometriosi terdiri atas: pencegahan, pengawasan, terapi hormonal, pembedahan dan radiasi. Pencegahan Meigs mengatakan bahwa kehamilan adalah pencegahan yang paling baik untuk endometriosis. Hal ini bukan saja sebagai profilaks, tetapi juga menghindari terjadinya infertilitas setelah endometriosis timbul. Observasi dan pemberian analgetik Pengobatan ekspektatif ini berguna untuk wanita dengan gejala dan kelainan fisisk yang ringan. Pada wanita yang sudah berumur, pengawasan dapat dilanjutkan sampai menopause. Pengobatan hormonal Dasar pengobatan hormonal endometriosis adalah bahwa pertumbuhan dan fungsi jaringan endometriosis, seperti jaringan endometrium yang normal, dikontrol oleh hormone-hormon Pembedahan Radiasi

Вам также может понравиться