Вы находитесь на странице: 1из 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.

1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen. Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit dengan tegangan dari 11 kV sampai 24 kV dinaikan tegangannya oleh gardu induk menggunakan transformator penaik tegangan menjadi 70 kV, 154 kV, 220 kV atau 500 kV kemudian disalurkan melalui saluran transmisi. Tujuan menaikkan tegangan ialah untuk memperkecil kerugian daya listrik pada saluran transmisi, dimana dalam hal ini kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir (I.R). Dengan daya yang sama bila nilai tegangannya diperbesar, maka arus yang mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga akan kecil pula. Dari saluran transmisi, tegangan diturunkan lagi menjadi 20 kV menggunakan transformator penurun tegangan pada gardu induk distribusi yang kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan oleh saluran distribusi primer. Dari saluran distribusi primer inilah gardu-gardu distribusi menurunkan tegangannya menjadi sistem tegangan rendah, yaitu 220V/380V. Selanjutnya disalurkan oleh saluran distribusi sekunder ke konsumen-konsumen. Pada sistem penyaluran daya jarak jauh digunakan tegangan setinggi mungkin dengan menggunakan trafo step-up. Nilai tegangan yang sangat tinggi ini menimbulkan beberapa konsekuensi antara lain: berbahaya bagi lingkungan dan mahalnya harga perlengkapan-perlengkapannya, selain itu menjadi tidak cocok dengan nilai tegangan yang dibutuhkan pada sisi beban. Oleh karena itu, pada daerah-daerah pusat beban, tegangan saluran yang tinggi ini diturunkan kembali dengan menggunakan trafo step-down. Dalam hal ini jelas bahwa sistem distribusi merupakan bagian yang penting dalam sistem tenaga listrik secara keseluruhan.

PP 11 kV

11/150 kV

Trafo Step UP

Pembangkit

150 kV
PMT 150 kV GIT 150/70 kV PMT 70 kV
Saluran Transmisi

70 kV
PMT 70 kV GID 70/20 kV PMT 20 kV
Saluran Distribusi Primer

20 kV
PMT 20 kV GD 20 kV/380 v
Saluran Distribusi Sekunder

Feeder Konsumen TR 220 V

Gambar 2.1 Sistem Tenaga Listrik1

Keterangan: PP = GIT = GID =


1

Power Plan Gardu Induk Transmisi Gardu Induk Distribusi

GD TR

= =

Gardu Distribusi Tegangan Rendah

Kadir, Abdul. 2000.Distribusi dan Utilisasi Tenaga Listrik, halaman 5.

2.2

Konfigurasi Sistem Distribusi2 Secara umum konfigurasi suatu jaringan tenaga listrik hanya

mempunyai 2 konsep konfigurasi : 1. Jaringan Radial yaitu jaringan yang hanya mempunyai satu pasokan tenaga listrik, jika terjadi gangguan akan terjadi blackout atau padam pada bagian yang tidak dapat dipasok. 2. Jaringan Bentuk Tertutup yaitu jaringan yang mempunyai alternatif pasokan tenaga listrik jika terjadi gangguan. Sehingga bagian yang mengalami pemadaman (blackout) dapat dikurangi atau bahkan dihindari.

Gambar 2.2 Pola Jaringan Distribusi Dasar Berdasarkan kedua pola dasar tersebut, dibuat konfigurasikonfigurasi jaringan sesuai dengan maksud perencanaannya sebagai berikut : a. Konfigurasi Tulang Ikan (FishBone) Konfigurasi fishbone ini adalah tipikal konfigurasi dari saluran udara Tegangan Menengah beroperasi radial. Pengurangan luas pemadaman dilakukan dengan mengisolasi bagian yang terkena gangguan dengan memakai pemisah [Pole Top Switch (PTS), Air Break Switch (ABSW)] dengan koordinasi relai atau dengan system SCADA. Pemutus balik otomatis PBO (Automatic Recloser) dipasang pada saluran utama dan saklar seksi otomatis SSO (Automatic Sectionalizer) pada pencabangan.
2

PT PLN (PERSERO).2010. Buku 1 Kriteria Disain enjinering Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listri. bab 4 halaman 3-7.

Gambar 2.3 Konfigurasi Tulang Ikan (Fishbone)

b. Konfigurasi Kluster (Cluster / Leap Frog) Konfigurasi saluran udara Tegangan Menengah yang sudah bertipikal sistem tertutup, namun beroperasi radial (Radial Open Loop). Saluran bagian tengah besar. merupakan penyulang cadangan dengan luas penampang penghantar

Gambar 2.4 Konfugurasi Kluster (Leap Frog)

c. Konfigurasi Spindel (Spindle Configuration) Konfigurasi spindel umumnya dipakai pada saluran kabel bawah tanah. Pada konfigurasi ini dikenal 2 jenis penyulang yaitu pengulang cadangan (standby atau express feeder) dan penyulang operasi (working feeder). Penyulang cadangan tidak dibebani dan berfungsi sebagai backup supply jika terjadi gangguan pada penyulang operasi. Untuk konfigurasi 2 penyulang, maka faktor pembebanan hanya 50%. Berdasarkan konsep Spindel jumlah penyulang pada 1 spindel adalah 6 penyulang operasi dan 1 penyulang cadangan sehingga faktor pembebanan konfigurasi spindel penuh adalah 85 %. Ujungujung penyulang berakhir pada gardu yang

disebut Gardu Hubung dengan kondisi penyulang operasi NO (Normally Open), kecuali penyulang cadangan dengan kondisi NC (Normally Close).

Gambar 2.5 Konfigurasi Spindel (Spindle Configuration)

d. Konfigurasi Fork Konfigurasi ini memungkinkan 1(satu) Gardu Distribusi dipasok dari 2 penyulang berbeda dengan selang waktu pemadaman sangat singkat (Short Break Time). Jika penyulang operasi mengalami gangguan, dapat dipasok dari penyulang cadangan secara efektif dalam waktu sangat singkat dengan menggunakan fasilitas Automatic Change Over Switch (ACOS). Pencabangan dapat dilakukan dengan sadapan TeeOff (TO) dari Saluran Udara atau dari Saluran Kabel tanah melalui Gardu Distribusi.

Gambar 2.6 Konfigurasi Fork

e. Konfigurasi Spotload (Parallel Spot Configuration) Konfigurasi yang terdiri sejumlah penyulang beroperasi paralel dari sumber atau Gardu Induk yang berakhir pada Gardu Distribusi. Konfigurasi ini dipakai jika beban pelanggan melebihi kemampuan hantar arus penghantar. Salah satu penyulang berfungsi sebagai penyulang cadangan, guna mempertahankan kontinuitas penyaluran. Sistem harus rele arah (Directional Relay) pada Gardu Hilir (Gardu

dilengkapi dengan Hubung).

Gambar 2.7 Konfigurasi Spotload (Parallel Spot Configuration) f. Konfigurasi JalaJala (Grid, Mesh) Konfigurasi jalajala, memungkinkan pasokan tenaga listrik dari berbagai arah ke titik beban. Rumit dalam proses pengoperasian, umumnya dipakai pada daerah padat beban tinggi dan pelangganpelanggan pemakaian khusus.

Gambar 2.8 Konfigurasi Jalajala (Grid, Mesh)

g. Konfigurasi lainlain Selain dari model konfigurasi jaringan yang umum dikenal sebagaiman diatas, terdapat beberapa model struktur jaringan yang dapat dipergunakan sebagai alternatif model model struktur jaringan. Struktur Garpu dan Bunga Struktur ini dipakai jika pusat beban berada jauh dari pusat listrik/Gardu Induk. Jaringan Tegangan Menengah (JTM) berfungsi sebagai pemasok, Gardu Hubung sebagai Gardu Pembagi, Pemutus Tenaga sebagai pengaman dengan rele proteksi gangguan fasafasa dan fasatanah pada JTM yang berawal dari Gardu Hubung.

Gambar 2.9 Konfigurasi Struktur Garpu

Gambar 2.10 Konfigurasi Struktur Bunga

Struktur rantai pada Gambar 2.11 dipakai pada suatu kawasan yang luas dengan pusatpusat beban yang berjauhan satu sama lain.

Gambar 2.11 Konfigurasi Rantai

2.3 Jenis-Jenis Hantaran pada Jaringan 2.3.1 Hantaran Udara (Over Head Line)3 Hantaran udara dapat berupa kawat terbuka atau kabel udara. Sistem ini baik untuk daerah dengan kerapatan daerah beban rendah, seperti daerah pinggiran kota maupun daerah pedesaan, Hantaran udara murah untuk daerahdaerah seperti itu karena harga. Keuntungankeuntungan yang dapat dicapai dari hantaran ini antara lain: Mudah melakukan pencabangan untuk keperluan perkembangan beban. Mudah mengadakan perbaikan gangguan, yang ganggguan

bersifat sementara. Mudah melakukan pemerikasaan jika terjadi gangguan pada jaringan Tiangtiang jaringan distribusi primer dapat pula dipergunakan untuk jaringan distribusi sekunder dan keperluan trafo atau gardu tiang (gardu distribusi) sehingga secara keseluruhan harga instalasinya murah.

Jaringan hantaran udara menyalurkan daya listrik melalui kawat telanjang atau kabel yang digantung pada tiang-tiang dengan peralatan isolator,

Martavijaya, Danu. 2008. Analisa Rugi Tegangan pada Saluran Distribusi Tegangan Menengah 20 KV di Gardu Induk Betung pada PT.PLN P3B Sumatera, halaman 7-8.

disamping itu juga mengurangi keindahan sekitarnya karena saluran kabel tersebut tidak teratur. Penghantar antar jaringan distribusi primer yang biasanya digunakan adalah dari jenis kabel atau kawat belitan dan dengan penghantar dari jenis tembaga atau dari pengantar dari jenis alumunium. Tiang-tiang jaringan distribusi primer atau sekunder biasanya dapat berupa tiang kayu, besi ataupun beton tetapi biasanya untuk jaringan distribusi yang paling banyak digunakan adalah tiang dari jenis besi karena memberikan keuntungan antara lain : Tiang tidak mudah terpengaruh oleh keadaan alam sehingga

usai pemakaian lebih panjang bila dibandingkan dengan tiang kayu. Tiang besi juga dapat langsung berfungsi sebagai elektroda pentanahan. 2.3.2 Hantaran Bawah Tanah (Under Ground Cable)4 Hantaran bawah tanah menggunakan kabel tanah. Sistem ini biasanya digunakan pada daerah-daerah dengan kerapatan beban tinggi, seperti daerah pusat kota dan industri. Pada daerah-daerah tersebut, pembagunan hantaran udara terutama yang menggunakan kawat telanjang akan menemui kesulitan. Dengan demikian secara keseluruhan hantaran bawah tanah lebih banyak dipakai walaupun harganya relative lebih mahal. Keuntungan dari hantaran ini adalah tidak dipengaruihi oleh perubahan cuaca sambaran petir maupun oleh pepohonan serta gangguan yang disebabkan oleh manusia. Sedangkan hal yang dipandang merugikan dari hantaran bawah tanah ini adalah: Harga kabel yang relatif mahal Tidak fleksibel terhadap perubahan jaringan Gangguan sering bersifat permanent
4

Martavijaya, Danu. 2008. Analisa Rugi Tegangan pada Saluran Distribusi Tegangan Menengah 20 KV di Gardu Induk Betung pada PT.PLN P3B Sumatera, halaman 8-9.

Waktu dan biaya untuk menanggulangi bila terjadi gangguan lebih lama dan lebih mahal. 2.4 Jenis Jenis Penghantar 5 Pada masa awal dari transmisi tenaga listrik, penghantar biasanya terbuat dari tembaga. Tetapi penghantar aluminium, yang lebih murah dan lebih ringan dibandingkan dengan penghantar tembaga untuk suatu resistansi yang sama, akhirnya menggantikan kedudukan penghantar tembaga. Bermacam macam jenis penghantar aluminium dapat dikenal dari lambang lambang berikut ini : 1. AAC all aluminium conductors, seluruhnya terbuat dari aluminium 2. AAAC all aluminium alloyconductors, seluruhnya terbuat dari campuran alumunium 3. ACSR 4. ACAR Aluminium aluminium conductor, steel-reinforced, alloy-reinforced, penghantar penghantar

aluminium yang diperkuat dengan baja conductor,

aluminium yang diperkuat dengan logam campuran. 2.5 Daya Listrik6 Pengertian daya listrik adalah perkalian antara tegangan yang diberikan dengan hasil arus yang mengalir. Daya dikatakan positif, ketika arus yang mengalir bernilai positif artinya arus mengalir dari sumber tegangan menuju rangkaian (transfer energi dari sumber ke rangkaian ). Sedangkan, daya dikatakan negatif, ketika arus yang mengalir bernilai negatif artinya arus mengalir dari rangkaian menuju sumber tegangan (transfer energi dari rangkaian ke sumber ).
5

Adri, Muhammad. 2012. Analisa Rugi daya pada Jaringan Distribusi Primer yang Disupply dari Gardu Induk Bungaran dengan Program Matlab Simulink 7.11, halaman 10.
6

Ramdhani ,Mohamad. 2005. Rangkaian Listrik(Revisi), halaman 180.

2.5.1. Daya Semu Daya semu adalah daya yang melewati suatu saluran penghantar yang ada pada jaringan transmisi maupun jaringan distribusi. Dimana untuk daya semu ini dibentuk oleh besaran tegangan yang dikalikan dengan besaran arus. Untuk 1 phasa yaitu : S = Vp x I .............................................................................................. 2.17 Untuk 3 phasa yaitu : S = 3 x VL x I ....................................................................................... 2.28 Dimana : S Vp VL I = Daya semu (VA) = Tegangan fasa ke netral (V) = Tegangan fasa ke fasa (V) = Besar arus yang mengalir (A).

2.5.2. Daya Aktif Daya aktif atau disebut juga dengan daya nyata adalah daya yang dipakai untuk menggerakkan berbagai macam peralatan mekanik. Daya aktif ini merupakan pembentukkan dari besar tegangan yang kemudian dikalikan dengan besaran arus dan faktor dayanya. Untuk 1 phasa : P = V x I x cos Untuk 3 phasa : P = 3 x V x I x cos Dimana : P
7

..................................................................................2.39 .........................................................................2.410

= Daya aktif (watt)

Subir Ray. 2007. Electrical Power System, halaman 17. Kothari, D. P dan I. J. Nagrath. 2003. Modern Power System Analysis, halaman 107. Subir Ray. 2007. Electrical Power System, halaman 17. Kothari, D. P dan I. J. Nagrath. 2003. Modern Power System Analysis, halaman 107.

10

Vp VL I cos

= Tegangan fasa ke netral (V) = Tegangan fasa ke fasa (V) = Besar arus yang mengalir (A) = Faktor daya.

2.5.3. Daya Reaktif Daya reaktif merupakan daya yang hilang atau selisih daya semu yang masuk pada saluran dengan daya aktif yang terpakai pada daya mekanis dan daya panas. Untuk 1 phasa : Q = V x I x sin Untuk 3 phasa : Q= x V x I x sin .........................................................................2.612 ..................................................................................2.511

Dimana : Q Vp VL I sin = Daya reaktif (VAR) = Tegangan fasa ke netral (V) = Tegangan fasa ke fasa (V) = Besar arus yang mengalir (A) = Faktor daya .

2.5.4 Faktor Daya Faktor daya atau faktor kerja adalah perbandingan antara daya aktif (watt) dengan daya semu/daya total (VA). Dengan kata lain dapat dikatakan merupakan cosinus sudut anatar daya aktif adan daya semu/daya total. Daya reaktif (VAR) yang tinggi akan meningkatkan sudut dan sebagai hasilnya faktor daya akan menjadi lebih rendah. Adapun rumus untuk menghitung faktor daya adalah:
11

Subir Ray. 2007. Electrical Power System, halaman 17. Kothari, D. P dan I. J. Nagrath. 2003. Modern Power System Analysis, halaman 107

12

Faktor daya = cos

.................................................................2.713

2.6 ETAP ETAP adalah suatu software analisis yang comprehensive untuk mendesain dan mensimulasi suatu sistem rangkaian tenaga. Analisis yang ditawarkan oleh ETAP yang digunakan oleh penulis adalah, drop tegangan, power factor, dan losses jaringan. ETAP juga bisa memberikan warning terhadap bus bus yang under voltage dan over voltage sehingga pengguna bisa mengetahui bus mana yang tidak beroperasi optimal. Untuk menganalisa suatu rangkaian diperlukan data rangkaian yang lengkap dan akurat sehingga hasil perhitungan ETAP bisa dipertanggung jawabkan. ETAP mengitegrasikan datadata rangkaian tenaga listrik seperti kapasitas pembangkit, panjang jaringan, resistansi jaringan per km,kapasitas busbar, ranting trafo, impedansi urutan nol, positif, dan negatif suatu peralatan listrik seperi trafo, generator dan penghantar. 14 ETAP memungkinkan anda untuk bekerja secara langsung dengan diagram satu garis grafis dan sistem kabel bawah tanah raceway. Program ini telah dirancang berdasarkan tiga konsep kunci:

1. Virtual Reality Operasi Program Operasi menyerupai sistem operasi listrik nyata sedekat mungkin. Sebagai contoh, ketika membuka atau menutup sebuah pemutus sirkuit, tempat elemen dari layanan, atau mengubah status operasi dari motor, unsur de-energized dan sub-sistem yang ditunjukkan pada diagram satu garis berwarna abu-abu. ETAP menggabungkan konsep-konsep baru untuk menentukan perangkat pelindung koordinasi langsung dari diagram satu garis.
13

Ramdhani ,Mohamad.2005. Rangkaian Listrik(Revisi), halaman 185.

14

Rahman, Arif. 2009. Analisa Rugi-Rugi daya Listrik pada Sistem Distribusi Primer di Gardu Induk Bukit Siguntang Palembang dengan Bantuan Software Etap. 16

2. Integrasi total Data Etap menggabungkan listrik, atribut logis, mekanik, dan fisik dari elemen sistem dalam database yang sama. Misalnya, kabel tidak hanya berisi data yang mewakili sifat listrik dan dimensi fisik, tapi juga informasi yang

menunjukkan raceways melalui yang disalurkan. Dengan demikian, data untuk kabel tunggal dapat digunakan untuk analisis aliran daya atau sirkuit pendek (yang membutuhkan listrik dan parameter koneksi) serta kabel ampacity derating perhitungan (yang memerlukan rute fisik data). Integrasi ini menyediakan konsistensi data di seluruh sistem dan menghilangkan multiple entry data untuk unsur yang sama.

3. Kesederhanaan di Data Entri Etap melacak data rinci untuk setiap alat listrik. Editor data dapat mempercepat proses entri data dengan meminta data minimum untuk studi tertentu. Untuk mencapai hal ini, kita telah terstruktur editor properti dengan cara yang paling logis untuk memasukkan data untuk berbagai jenis analisis atau desain. Etap diagram satu garis mendukung sejumlah fitur untuk membantu dalam membangun jaringan dari berbagai kompleksitas. Misalnya, setiap elemen secara individu dapat memiliki berbagai orientasi, ukuran, dan simbol-simbol display (IEC atau ANSI). Diagram satu garis juga memungkinkan untuk menempatkan beberapa alat pelindung antara sirkuit cabang dan bus. Etap menyediakan berbagai pilihan untuk menampilkan atau melihat sistem listrik. Pandangan ini disebut presentasi. Lokasi, ukuran, orientasi, dan simbol setiap unsur dapat berbeda di masing-masing presentasi. Selain itu, alat pelindung dan relay dapat ditampilkan (terlihat) atau disembunyikan (tidak terlihat) untuk presentasi tertentu. Misalnya, satu presentasi dapat menggunakan tampilan relay di mana semua perangkat pelindung ditampilkan. presentasi lain

mungkin menunjukkan diagram satu garis dengan beberapa pemutus sirkuit ditampilkan dan sisanya tersembunyi (tata letak paling cocok untuk hasil aliran beban).15 2.6.1 Kemampuan Program16 Etap menyediakan kemampuan program berikut: 1. Elemen Bus Terminal beban (Load) Cabang Alat / Kabel Feeder Transformator dengan Pengaturan Tekan : tidak terbatas * : tidak terbatas : tidak terbatas : tidak terbatas : tidak terbatas

Motor, Beban, MOVs, Kapasitor, Filter, dll : tidak terbatas Penggabungan Komposit Jaringan Penggabungan Komposit Motor : tidak terbatas : tidak terbatas

2. Presentasi / Konfigurasi / Revisi Data Diagram satu garis Sistem Pentanahan Raceway Diagram System Kontrol Diagram Jaringan Tanah Alur Karakteristik Waktu Arus Penyajian Geografis (antar-muka GIS ) Konfigurasi Status Revisi Data (Data Base & Revisi) : tidak terbatas : tidak terbatas : tidak terbatas : tidak terbatas : tidak terbatas : tidak terbatas : tidak terbatas : tidak terbatas

15

Sugiarto , Bambang. 2010, Evaluasi Rugi Daya dan Tegangan Jatuh di Penyulang Jati Dengan Menggunakan Etap Power Station, halaman 6-7.
16

(sumber: Manual Help Etap Power Station 7.0)

3. Kategori Beban Setiap Motor , MOV, Beban , dan lain-lain. :10

4. Kategori Generasi Tiap Generator dan Power Grid :10

5. Short-Circuit Program (AC & DC) Bus terganggu : tidak terbatas

6. Motor Starting Program Menjalankan Motor Secara Serentak Katergori Starting Waktu menjalankan Program : tidak terbatas : tidak terbatas : tidak terbatas

7. Program Stabilitas Transien Model dinamis Mesin Kegiatan Waktu : tidak terbatas : tidak terbatas

8. Sistem DC Kategori Tugas Cycle :5

9. Libraries Headers dan Merekam : tidak terbatas

*nomor maksimum dari pemakaian bus sampai perhitungan adalah bergantung pada Lesensi. Contohnya, 100, 500, 2.000, atau 20.000 bus.

2.6.2 Persyaratan Sistem17 Persyaratan Sistem Pengaturan menggambar minimum dan dianjurkan untuk Etap. 1. Sistem Operasi Microsoft Windows Vista (Home Premium, Business, Enterprise) Microsoft Windows XP (Service Pack 3) Professional or Home Edition Microsoft Server 2003 (Service Pack 2), Microsoft Server 2003 R2 (Service Pack 2) Microsoft Server 2008

2. Syarat Software Lainnya Internet Explorer 5.01 atau lebih Microsoft .NET Framework v1.1, Service pack 1 Microsoft .NET Framework v2.0, Service pack 1

3. Syarat Konfigurasi PC USB port (jika hanya memiliki ini untuk antar muka) Akses jaringan portal Ethernet (jika jaringan membutuhkan lisesnsi) Tempat DVD 5 sampai 80 GB tempat harddisk (berdasarkan ukuran, nomor dari bus proyek) Merekomendasikan monitor 19 inchi (rekomendasi dual monitor yang berkualitas tinggi) Resulusi tampilan minimum-1024x768

4. Syarat Hardware yang Disarankan A. Proyek Untuk 100 Bus Intel Dual/Quad core 2.0 GHz atau lebih (atau mendekati)
17

(sumber: Manual Help Etap Power Station 7.0)

2 GB RAM

B. Proyek Untuk 500 Bus Intel Dual/Quad core 2.0 GHz atau lebih (atau mendekati) 4 GB RAM

C. Proyek Untuk 1,000 Bus Intel Dual/Quad core 3.0 GHz dengan Hyper-Threading Technology dengan bus kecepatan tinggi (atau mendekati) 8 GB of RAM (kecepatan tinggi) Operasi Sistem 64-bit

D. Proyek Untuk 10,000 Bus dan Lebih Intel Dual/Quad core 3.0 GHz dengan Hyper-Threading dengan sistem bus berkecepatan tinggi (atau setara) 12 GB RAM - (kecepatan tinggi) Operasi Sistem 64-bit 2.6.3 Langkah Langkah Pengoprasian pada Etap18 Setelah semua data penunjang etap terkumpul, baik itu panjang jaringan, jenis penghantar, rating trafo dan besar pembebanan trafo tersebut. Barulah kita dapat menggambar rangkaian etap dengan berpedoman dengan single line diagram dan map info kita dapat menggambar rangkaian etap sesuai dengan alur jaringan sesungguhnya pada penyulang, tetapi sebelum merangkai jaringan pada etap, untuk memudahkan merangkai, terlebih dahulu kita harus melakukan setting pada etap itu sendiri, seperti kapasitas busbar yang digunakan,impedansi kabel dan rating trafo.Langkah-langkahnya yaitu :

18

Rahman, Arif. 2009. Analisa Rugi-Rugi daya Listrik pada Sistem Distribusi Primer di Gardu Induk Bukit Siguntang Palembang dengan Bantuan Software Etap, halman 20.

1.

Pengaturan kapasitas busbar pada etap.dengan langkah langkah sebagai

berikut : Buka software etap Klik defaults Pilih pilihan Bus Kemudian akan keluar tabel Bus seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.12 Pengaturan Kapasitas Busbar pada Etap

Untuk pengaturan kapasitas busbar, harus dilakukan penyettingan ulang pada busbar yang menerima tegangan sekunder pada tiap tiap trafo, karena tegangan yang dikeluarkan dari trafo telah dikecilkan, sehinngga pengaturan busbarnya punharus diperkecil agar lebih efisien. Pengaturan impedansi kabel pada etap, dengan langkah langkah sebagai

2.

berikut : Buka software etap

Klik defaults Pilih pilihan Branch Kemudian akan keluar tabel Cable seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

Lalu isi sesuai data.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.13 Pengaturan Impedansi Kabel pada Etap

3. Pengaturan rating trafo primer dan sekunder, dengan langkah - langkah sebagai berikut :

- Pilih pilihan Phase adapter - Kemudian akan keluar tabel winding transformer seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini. - Lalu isi sesuai data. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.14 dibawah ini:

Gambar 2.14 Pengaturan Rating Trafo Primer dan Sekunder pada Etap

Setelah penyetingan dasar pada etap selesai , barulah kita dapat merangkai jaringan pada penyulang tertentu yang ada di gardu indukbukit siguntang sesuai dengan alurnya dengan berpedoman pada single line yang ada. 2.7 GPS 19 GPS atau Global Positioning System adalah suatu sistem navigasi yang berbasis pada satelit yang tersusun pada suatu jaringan yang berjumlah 24 buah yang terletak pada garis edar bumi yang dilakukan oleh departemen pertahanan Amerika Serikat. Awalnya GPS digunakan untuk kebutuhan militer, tetapi kemudian pada tahun 1980-an Pemerintah Amerika Serikat memberikan ijin untuk penggunaan masyarakat umum. GPS dapat digunakan dalam berbagai kondisi cuaca, dimanapun di dunia selama 24 jam/ hari dan tidak dikenakan biaya apapun dalam menggunakan jasa ini.

19

Hasyim, Abdul Wahid dan M. Taufik. 2009. Menentukan Titik Kontrol Tanah (GCP) Dengan Menggunakan Teknik GPS dan Citra Satelit Untuk Perencanaan Perkotaan. http://awhasyim.wordpress.com/2009/05/.

Terdapat 3 macam jenis GPS, yaitu; Geodetic, Mapping, dan Navigasi. Pada GPS Geodetic memiliki sistem penerima (receivers) dual frekwensi yaitu mampu menangkap 2 signal L1 dan L2 bersamaan. GPS tersebut umumnya digunakan untuk keperluan survey dengan tingkat akurasi sangat tinggi dan tingkat kesalahan dibawah centi meter, misalnya kegiatan survey: konstruksi, jalan bebas hambatan, pengeboran, dan lain sebagainya. GPS Mapping memiliki frekwensi tunggal (single frequency) yang berfungsi menerima dan mengumpulkan data-data spatial untuk kemudian dituangkan dalam kegiatan GIS/SIG (sistem informasi geografis). Tingkat ketelitian GPS ini termasuk medium (menengah) dengan kesalahan dibawah meter hingga beberapa meter (<10m). Perangkat ini biasa digunakan untuk kegiatan pemetaan. GPS Navigasi biasa digunakan oleh sipil. Perangkat ini memiliki kemampuan lebih rendah dari GPS Mapping karena keterbatasan pada track log maupun penyimpanan waypoint (www.garmin.com) dan bahkan fasilitas kompas ataupun altimeter tidak ditemui. Kemampuan akurasi maupun kelengkapan fasilitas yang berbeda-beda pada jenis GPS mengakibatkan harga yang ditempelkan pada perangkat tersebut atas atas nilainya bisa berbeda dengan selisih yang jauh, dari 1 juta hingga ratusan juta bahkan milyar. Pada 2 jenis GPS terakhir (Mapping dan Navigasi), memiliki akurasi semakin baik pada akhir-akhir ini. Dua hal utama yang mempengaruhi keakuratan GPS adalah Selective Availability (SA) dan multipath. SA adalah upaya sengaja dari pihak Departemen Pertahanan Amerika Serikat untuk mengurangi akurasi GPS dalam rangka melindungi negaranya. Awalnya SA menyebabkan akurasi GPS sebesar 100 meter, artinya posisi obyek berada dalam radius 100 meter dari

yang seharusnya. Beruntunglah pada awal tahun 2000 Pemerintah Amerika Serikat mencabut kebijaksanaan SA tersebut sehingga akurasi GPS pada umumnya menjadi sekitar 10 meter. Angka ini cukup memadai untuk GPS genggam. Dengan asumsi peta yang kita tampilkan di layar memiliki skala 1:10.000, maka kesalahan 10 meter di lapangan hanya setara dengan 0,1 milimeter di layar display GPS, artinya tidak masalah jika diabaikan. 2.8 MapSource 20 Garmin Mapsource adalah penyedia data geografis yang dapat dilihat pada PC dan ditambahkan ke peta dasar dari perangkat Garmin Gps yang cocok. Dengan Mapsource dapat : Mentransfer titik jalan yang disimpan, rute dari perangkat GPS dan menyimpannya ke dalam PC. Membuat, Melihat, dan mengedit titika arah, rute dan jalur. Menemukan item, alamat, dan poin poin yang dibutuhkan di dalam data. Transfer data peta, titik titik tiang, rute, dan jalan ke peralatan GPS.

Untuk membuka file MapSource disimpan: Pilih Buka dari menu file. Pilih jenis file atau All Files pada daftar jenis file Cari ke file di komputer anda Klik Open. File dibuka dalam MapSource

2.9 LBS21 Load Break Switch (LBS) adalah suatu peralatan switching yang berfungsi untuk memutuskan atau menyambungkan power line listrik dalam keadaan berbeban. Sistem ini terdiri dari komponen aktuator berupa switch blade.

20

(Sumber : Manual Book mapSource v.6.14 Help)

21

Indrajit, Wisnu, dkk. 2011. Sipadat-Lbs (Sistem Pengendalian Dan Otomasi Load Break Switch) Sebagai Solusi Peningkatan Efisiensi Sistem Distribusi Listrik Indonesia, halaman 5.

mekanisme pemadaman percikan listrik, serta sistem pengendali mekanisme LBS.

Gambar 2.15 LBS pada Tiang

Blade dari switch pemutus arus dapat dilengkapi dengan kemampuan pembebanan tertentu. Biasanya blade memiliki komponen aktuator yang bervariasi baik dari mekanisme maupun bentuk aktuator. Sebagian besar LBS dilengkapi dengan mekanisme pemadam percikan api akibat lonjakan arus (arcing), yang disebut interrupter. Biasanya LBS yang dilengkapi dengan mekanisme ini adalam LBS yang memiliki kapabilitas tegangan sedang hingga tinggi. Mekanisme ini biasanya menggunakan prinsip ruang vakum atau melibatkan senyawa kimia seperti SF6. Secara umum kontrol LBS dibagi menjadi dua keadaan, yaitu LBS Open dan LBS Closed. Pada LBS juga terdapat beberapa status keadaan penting yang dapat dipantau, yaitu LBS Open/Closed, Remote/Lokal, Low Gass Pressure, Door Open, dan Battery Drop. Beberapa merk LBS juga memiliki fungsi pengukuran (metering) terhadap pemantauan tegangan line dan netral.Pada beberapa jenis LBS, digunakan SCADA sebagai sistem kendali.

Вам также может понравиться

  • Analisa Gangguan
    Analisa Gangguan
    Документ15 страниц
    Analisa Gangguan
    geshima
    Оценок пока нет
  • No 1
    No 1
    Документ5 страниц
    No 1
    geshima
    Оценок пока нет
  • 1 37
    1 37
    Документ33 страницы
    1 37
    geshima
    Оценок пока нет
  • No 3
    No 3
    Документ8 страниц
    No 3
    geshima
    Оценок пока нет
  • No 2
    No 2
    Документ6 страниц
    No 2
    geshima
    Оценок пока нет
  • Cara Penulisan
    Cara Penulisan
    Документ5 страниц
    Cara Penulisan
    geshima
    Оценок пока нет
  • Kerusakan Trafo
    Kerusakan Trafo
    Документ14 страниц
    Kerusakan Trafo
    geshima
    Оценок пока нет
  • Potongan Bab 2 LA
    Potongan Bab 2 LA
    Документ9 страниц
    Potongan Bab 2 LA
    geshima
    Оценок пока нет
  • Mtri Kelistrikan
    Mtri Kelistrikan
    Документ30 страниц
    Mtri Kelistrikan
    geshima
    Оценок пока нет
  • Transformer Arus
    Transformer Arus
    Документ5 страниц
    Transformer Arus
    geshima
    Оценок пока нет
  • Kerusakan Trafo
    Kerusakan Trafo
    Документ14 страниц
    Kerusakan Trafo
    geshima
    Оценок пока нет
  • Cover (Deal)
    Cover (Deal)
    Документ2 страницы
    Cover (Deal)
    geshima
    Оценок пока нет
  • Potongan Bab 2 LA
    Potongan Bab 2 LA
    Документ9 страниц
    Potongan Bab 2 LA
    geshima
    Оценок пока нет
  • Bahan Ajar Kewirausahaan
    Bahan Ajar Kewirausahaan
    Документ101 страница
    Bahan Ajar Kewirausahaan
    geshima
    50% (2)
  • Bab 1-Ok
    Bab 1-Ok
    Документ22 страницы
    Bab 1-Ok
    geshima
    Оценок пока нет
  • Bab 2 - Ok
    Bab 2 - Ok
    Документ18 страниц
    Bab 2 - Ok
    geshima
    Оценок пока нет
  • Ukuran Penghantar
    Ukuran Penghantar
    Документ2 страницы
    Ukuran Penghantar
    geshima
    Оценок пока нет
  • SMK APP
    SMK APP
    Документ142 страницы
    SMK APP
    Indah Purnama Sigalingging
    Оценок пока нет