Вы находитесь на странице: 1из 7

III.

TINJAUAN PUSTAKA Ekstraksi adalah proses pemisahan komponen-komponen terlarut dari suatucampuran komponen tidak terlarut dengan menggunakan pelarut yang sesuai.Ekstraksi merupakan pemisahan dengan pelarut yang melibatkan perpindahan zatterlarut ke dalam pelarut. Prinsip ekstraksi dengan pelarut menguap adalahmelarutkan minyak atsiri dalam bahan dengan pelarut organik yang mudah menguap.Proses ekstraksi biasanya dilakukan dalam suatu wadah (ketel) disebut ekstraktor.Ekstraksi dengan pelarut organik umumnya digunakan untuk mengekstraksi minyak atsiri yang mudah rusak oleh pemanasan dengan uap dan air, terutama untuk mengesktrak minyak dari bunga-bungaan. Kebanyakan dipilih metode ini karenakadar minyaknya di dalam tanaman sangat rendah/kecil. Bila dipisahkan denganmetode lain, minyaknya akan hilang selama proses pemisahan. Pengambilan minyak atsiri menggunakan cara ini diyakini sangat efektif karena sifat minyak atsiri yanglarut sempurna di dalam bahan pelarut organik nonpolar (Guenther, 1987).Ekstraksi minyak atsiri dapat dilakukan pula dengan menggunakan pelarutmenguap seperti dietil eter, petroleum eter dan alkohol. Cara kerja ekstraksi dengan pelarut menguap cukup sederhana, yaitu dengan cara memasukkan bunga yang akandiekstraksi ke dalam ketel ekstraktor dan kemudian ekstraksi akan berlangsung secarasistematik pada suhu kamar. Pelarut akan berpenetrasi ke dalam bahan (bunga) danmelarutkan minyak bunga beserta beberapa jenis lilin, albumin serta zat warna.Karena zat warna yang ikut terlarut, maka semua minyak yang diekstraksi denganmenggunakan pelarut menguap akan berwarna gelap karena mengandung pigmenalamiah yang bersifat tidak dapat menguap. Selanjutnya larutan tersebut dipompa kedalam evaporator untuk menguapkan pelarut dan memekatkan minyak pada suhurendah. Dengan demikian, uap aktif yang terbentuk tidak akan merusak persenyawaan minyak bunga bila suhu dijaga tetap rendah (Guenther, 1987).Semua minyak yang diekstraksi dengan pelarut menguap mempunyai warnagelap karena mengandung pigmen alamiah yang bersifat tidak dapat menguap. aktor yang menentukan berhasilnya proses ekstraksi adalah mutu dari pelarut yangdipakai. Pelarut yang ideal harus memenuhi syarat yaitu:1). Harus dapat melarutkan zat wangi bunga secara cepat dan sempurna dansedikit mungkin melarutkan bahan seperti lilin, pigmen, senyawa albumin2). Harus mempunyai titik didih yang cukup rendah agar supaya pelarutmudah diuapkan tanpa menggunakan suhu tinggi3). Pelarut tidak boleh larut dalam air 4). Pelarut harus bersifat inert sehingga tidak bereaksi dengan komponenminyak bunga5). Pelarut harus mempunyai titik didih yang seragam, dan jika diuapkan tidak akan tertinggal dalam minyak 6). Harga pelarut harus serendah mungkin dan tidak terbakar. Tidak ada pelarut yang memenuhi syarat tersebut di atas, namun pelarut yang dianggap baik ialah petroleum eter dan benzena (benzol) (Ketaren, 1985).Susanto (1999) menjelaskan bahwa jumlah pelarut berpengaruh terhadapefisiensi ekstraksi, tetapi jumlah berlebihan tidak akan mengekstrak lebih banyak,dalam jumlah tertentu pelarut dapat bekerja optimal. McCabe, et al (1999)menambahkan jumlah pelarut berpengaruh terhadap banyaknya oleoresin yangdiekstrak sampai titik keseimbangan, namun pada ekstraksi multi tahap kepekatandari zat yang akan diperoleh pada tingkat ekstraksi berikutnya selalu menjadi lebihrendah, karena itu bahan pelarut tidak terpakai secara optimum.Pemilihan pelarut merupakan hal yang penting dalam mengekstrak komponenyang diinginkan. Kepolaran dan titik didih pelarut mempunyai peranan penting

dalam pengekstrakan komponen yang diinginakan. Jenis pelarut, konstanta dielektrik, titik didih dan sifatnya secara umum dapat dilihat sebagai berikut:Jenis pelarutKonstantadielektrik Titik didihSifat umumPetoleum eter1.9BervariasiMudahterbakar Heksana1.969 o CMudah

terbakar Kloroform5.061 o C-Isopropilalkohol15.782 o CLarut dalamair Aseton21.456 o CLarut dalamair Etanol24.378 o CLarut dalamair Metanol33.165 o CLarut dalamair Sumber: Brieger (1969)Oleoresin merupakan ekstrak atau sari tumbuhan yang telah mengalami penguapan pelarut. Oleoresin lada mempunyai keunggulan dibandingkan dengan produk olahan yang lain dari lada yaitu mempunyai keseragaman aroma dan tidak mengandung mikroba sehingga lebih awet. Oleoresin lada biasanya diproduksi darilada hitam karena mempunyai rendemen yang lebih besar dibanding dengan bahan baku lada putih dan juga harga bahan baku yang lebih murah dengan kandungan saritumbuhan yang hampir sama dari oleoresin lada hitam maupun oleoresin lada putih.Permasalahan pada ekstraksi oleoresin lada hitam adalah diperlukan pelarut yang banyak untuk dapat mengekstraksi oleoresin dari bahan baku. Banyaknya pelarutakan mempengaruhi tingginya biaya pengadaan pelarut sehingga diperlukan efisiensi penggunan pelarut untuk menekan biaya produksi.Ekstraksi dengan pelarut adalah pemisahan antar bagian dari suatu bahan berdasarkan pada perbedaan sifat melarut dari masing-masing bagian bahan terhadap pelarut yang digunakan (McCabe

et al , 1999). Oleoresin didapatkan dari rempah-rempah dengan cara diekstraksi menggunakan pelarut organik. Hasil ekstraksimengandung minyak dan senyawa terlarut pada pelarut. Pelarut organik yang biasadigunakan adalah senyawa hidrokarbon pelarut lemak dan minyak, seperti alkoholdan aseton. (Anonymous, 2006).Enfleurasi absolut dan chassis absolut pada dasarnya satu sama lain adalah pelengkap, sebab masing-masing merupakan minyak yang dihasilkan dari satu bungayang sama, yaitu bunga mawar. Untuk pemasarannya, kedua minyak ini dijual secara

terpisah karena harga chassis absolut lebih rendah dibanding dengan harga enfleurasiabsolut. Tapi walaupun begitu setidaknya sisa proses enfleurasi ini (kelopak bungamawar) dapat dijual sehingga meningkatkan nilai tambahnya daripada langsungdibuang dan hanya menjadi limbah yang dapat merusak lingkungan. Chassis absolutmemberikan hasil terbaik dalam campuran parfum, khususnya dalam campurannyadengan zat aromatik sintesis (Guenther, 1987).Prinsip kerja enfleurasi cukup sederhana. Jenis bunga tertentu (sedap malamdan melati misalnya) setelah dipetik, masih meneruskan aktivitas fisiologisnya,sehingga memproduksi minyak dan mengeluarkan bau wangi. Lemak mempunyaidaya absorpsi tinggi dan jika dicampur kemudian kontak dengan bunga yang berbauwangi, maka minyak akan mengabsorpsi minyak yang dikeluarkan bunga tersebut.Pada proses ini bunga dijaga agar bunga tetap hidup dengan cara memberikan O2secukupnya agar minyak atsiri yang dikandung dapat diabsorpsi pada suhu ruang (25-300) (Guenther, 1987). III. PEMBAHASANA.Hasil Pengamatan [Terlampir]

B.Pembahasan Minyak atsiri terdapat pada kantung-kantung minyak dalam jaringan tumbuhansehingga diperlukan suatu usaha untuk mengeluarkannya. Salah satu caranya adalahdengan melakukan penyulingan. Penyulingan adalah suatu proses pemisahan secarafisik suatu campuran dua atau lebih produk yang mempunyai titik didih yang berbeda,dengan cara mendidihkan terlebih dahulu komponen yang mempunyai titik didihrendah terpisah dari campuran atau dapat pula didefinisikan sebagai pemisahankomponen-komponen suatu campuran dari dua jenis cairan atau lebih berdasarkan perbedaaan tekanan uap dari masing-masing zat tersebut. Adapun tujuan dari proses penyulingan adalah memperoleh minyak atsiri dari tanaman aromatik yangmempunyai kandungan minyak atsiri yang sulit untuk diekstrak pada kondisilingkungan normal.Ekstraksi minyak atsiri dengan cara pengepresan atau pengempaan umumnyadilakukan terhadap bahan berupa biji, buah, atau kulit buah yang memiliki kandunganminyak atsiri yang cukup tinggi. Akibat tekanan pengepresan, maka sel-sel yangmengandung minyak atsiri akan pecah dan minyak atsiri akan mengalir ke permukaan bahan. Contohnya minyak atsiri dari kulit jeruk dapat diperoleh dengan cara ini.Prinsip dari ekstraksi dengan pelarut menguap atau perkolasi adalah melarutkanminyak atsiri dalam pelarut organik yang mudah menguap. Ekstraksi dengan pelarutorganik pada umumnya digunakan mengekstraksi minyak atsiri yang mudah rusak oleh pemanasan uap dan air, terutama untuk mengekstraksi minyak atsiri yang berasaldari bunga misalnya bunga cempaka, melati, mawar,

dan kenanga.Perbandingan bahan dan pelarut dapat mempengaruhi hasil ekstraksi.Perbandingan yang baik antara bahan dan pelarut adalah 1:10. Konsentrasi pelarut juga akan mempengaruhi ekstrak. Penggunaan pelarut alkohol dengan konsentrasikurang dari 35% akan menyebabkan terekstraknya gum sehingga mempersulit penyaringan. Penggunaan alkohol dengan konsentrasi lebih dari 70% akanmenghasilkan ekstrak dengan kandungan fixed oil tinggi, yang akan mengendap pada bagian bawah ekstrak. Berdasarkan hasil penelitian Sulusi (2002), konsentrasi etanolterbaik adalah 50-60%. Sesuai dengan literatur bahwa alkoholmelarutkan air dalam bahan sehingga rendemen dari minyak atsiri tersebut tidak murni minyak atsiri. Sedangkan ekstraksi dengan pelarut heksan, mempunyairendemen yang lebih kecil dibandingkan ekstraksi dengan pelarut alkohol. Padaekstraksi bunga sedap malam, rendemen yang didapat adalah 3,23% dan pada ladasebesar 2,17%. Jika dibandingkan hasil rendemen antara ekstraksi dengan heksan danekstraksi dengan alkohol maka rendemen alkohol lebih banyak tetapi untuk kemurnian dan kualitas, ekstraksi dengan heksan lebih baik. Selain itu alkohol bersifat polar yang banyak menyerap air sehingga akan sulit dalam proses pemisahannya.Sebelum proses ekstraksi, bunga sedap malam mengalami proses p engecilanukuran yang bertujuan untuk memperluas permukaan bahansehingga mempercepat penetrasi pelarut ke dalam bahan yangakan diekstrak dan

mempercepat waktu ekstraksi. Tetapi ukuranbahan yang terlalu kecil juga menyebabkan banyak minyak volatileyang menguap selama penghancuran. Setelah itu dilakukanpenimbangan bahan baku yang dilakukan pada tahap awalekstraksi. Penimbangan bertujuan untuk mempersiapkan bahanbaku yang akan dengan menggunakan timbangan biasa ataupundigital. Hasil ekstraksi umumnya masih mengandung bahan ikutanlain yang terdapat dalam residu. Penyaringan dimaksudkan untukmemisahkan antara filtrat dan residu. Penyaringan dilakukandengan menggunakan kertas saring sehingga proses yangdilakukan cukup lama.Pelarut yang masih terdapat dalam filtrat harus diuapkandengan metode evaporasi. Penguapan pelarut dilakukan dalamkeadaan vakum menggunakan rotary vacuum evaporator. Pemekatandilakukan sampai tidak ada pelarut yang menguap, masing-masingperlakuan mempunyai waktu penguapan yang berbeda, tergantung jumlah pelarut yang digunakan. Pada uji organoleptik pada ekstraksi dengan pelarut, untuk aroma yang palingdisukai oleh panelis adalah aroma dari ekstraksi lada menggunakan campuran hexan.Sedangkan untuk warna yang paling disukai oleh panelis adalah dari ladamenggunakan alkohol. Hal ini dikarenakan jumlah zat warna yang dihasilkan denganekstraksi heksan sedikit sehingga warnanya kurang menarik.Minyak atsiri merupakan salah satu jenis minyak nabati yang multi manfaat.Bahan baku minyak ini diperoleh dari berbagai bagian tanaman seperti daun, bunga, biji, buah, kulit biji, batang, akar, atau rimpang. Pada umumnya bunga setelah dipetik akan tetap hidup secara fisiologis. Daun bunga terus menjalankan proses hidupnyadan tetap memproduksi minyak atsiri dan minyak yang terbentuk dalam bunga akanmenguap dalam waktu singkat. Khusus untuk minyak atsiri yang diperoleh dari bunga, maka dalam proses pengambilan minyaknya bisa digunakan dengan metodeenfleurasi. Pada proses ini,

absorbsi minyak atsiri oleh lemak dilakukan pada suhurendah (keadaan dingin) sehingga minyak terhindar dari kerusakan yang disebabkanoleh panas.Shortening adalah komponen utama untuk media enfleurasi adalah mentega putihatau shortening, lemak, dan lilin. Shortening adalah lemak padat yang mempunyaisifat plastis dengan kestabilan tertentu, umumnya berwarna putih dan sering disebutmentega putih. Bahan ini diperoleh dari hasil pencampuran dua atau lebih lemak ataudengan cara hidrogenasi.Sifat fisik shortening didasarkan atas nilai shortening dan sifat plastisnya. Nilaishortening adalah kemampuan mentega putih untuk melumas dan mengempukkan bahan pangan yang tergantung dari derajat plastisnya. Sifat plastis tergantung dari perbandingan jumlah lemak padat dan lemak cair dan sifat-sifat krislat lemak.Sebagian besar mentega putih dibuat dari minyak nabati seperti minyak biji kapas,minyak kacang kedelai, dan minyak kacang tanah. Lemak atau mentega putih

dikatakan bersifat plastis jika berwujud padat dan tidak meleleh pada suhu kamar,dapat membentuk dispersi dan menyebar menjadi cairan kental oleh kenaikan suhuatau karena tekanan mekanis yang cukup rendah (Ketaren, 1985).Enfleurasi merupakan metode pengambilan (ekstraksi) minyak atsiri dengan bantuan lemak dingin sebagai adsorbennya. Caranya adalah lemak dingin yang telahdisiapkan dilumurkan secara merata kedalam chassis tempat lemak, yang berbentuk persegi empat. Setelah itu, kelopak bunga mawar yang telah disiapkan ditaburkandiatas lemak untuk selanjutnya disimpan selama 24 jam. Setelah 24 jam, kelopak bunga mawar yang telah jenuh tersebut diganti dengan kelopak bunga mawar yang baru. Lakukan proses tersebut selama beberapa kali sehingga akan menghasilkan pomade. Jika kelopak bunga mawar telah disebar sebanyak 10 kali, maka pomadeyang dihasilkan disebut pomade 10. Pomade selanjutnya diekstrak dengan alkoholyang berkonsentrasi tinggi, alkohol akan melarutkan minyak bunga yang ada dalam pomade. Alkohol yang telah dipakai mengekstraksi minyak bunga dari lemak disebutekstrait. Kemudian dilakukan penyulingan dalam keadaan vakum dan suhu yangrendah sehingga akan dihasilkan minyak bebas dari alkohol yang disebut enfeurasiabsolut.Hasil penelitian menyatakan, bahwa kelopak bunga (mawar) yang telah dipakaiuntuk proses enfleurasi masih mengandung minyak yang tidak dapat diserap olehlemak (Guenther, 1987). Minyak bunga atau minyak atsiri bunga tidak hanyamengandung minyak yang mudah menguap, tetapi juga mengandung persenyawaan bertitik didih tinggi, dan tidak segera dibebaskan oleh bunga. Zat ini merupakan hasil proses fisiologi yang kompleks yang belum dapat diterangkan secara mendetail.Fraksi minyak bunga yang masih tertahan dalam daun bunga mawar yang telahdikeluarkan dari chassis dapat diekstrak dengan pelarut mudah menguap, seperti petroleum eter. Hasil ekstraksi merupakan massa padat. Massa yang padat tersebutmengandung sejumlah lemak yang berasal dari bunga mawar selama prosesenfleurasi. Lemak ini kemudian dipisahkan dengan melarutkannya dalam alkohol pada suhu rendah. Hasil akhirnya disebut chassis absolut yang berupa pasta, danterdiri dari campuran minyak bunga dan alkohol, serta baunya berbeda denganenfleurasi absolut.Keberhasilan proses enfleurasi tergantung pada kualitas lemak yang digunakandan ketelitian serta keterampilan dalam mepersiapkan lemak. Lemak yang digunakantidak boleh berbau, tidak berwarna, tidak mengandung asam lemak bebas, danmemiliki konsistensi tertentu. Jika lemak terlalu keras, maka kontak antara bunga danlemak relatif sulit sehingga mengurangi daya absorpsi dan rendemen minyak bungayang dihasilkan. Sebaliknya jika lemak terlalu lunak, maka bunga yang disebarkan pada permukaan lemak akan masuk ke dalam lemak, sehingga bunga yang layu danlemak yang melekat

pada bunga sulit dipisahkan; dan hal ini dapat mengakibatkan penyusutan berat lemak yang digunakan).Pada praktikum kali ini digunakan bunga sedap malam sebagai bunga percobaan pada uji enfleurasi. Sedap malam ( Polianthes tuberosa , bahasa Melayu:sundalmalam) adalah tumbuhan hijau abadi darisukuAgavaceae.Minyak dari bunga ini digunakan dalam pembuatanparfum(Wikipedia, 2011). Menurut Ketaren 1985, proses enfleurasi mengasilkan rendemen minyak bunga sedap malam sekitar 11 kalilebih besar dibandingkan ekstraksi menggunakan pelarut menguap yaitu sekitar 13.2-13.5% dari berat ampas bunga, namun pada hasil percobaan rendemen yangdihasilkan hanya 1,23%. Hal ini tidak sesuai dengan literatur. Hal ini dapatdisebabkan karena lemak yang digunakan bisa saja masih mengandung asam lemak bebas sehingga mempengaruhi penyerapan minyak atsiri.Proses ini umumnya digunakan untuk mengekstraksi bunga-bungaan, untuk mendapatkan mutu dan rendeman minyak atsiri yang tinggi. Metode ekstraksi dapatdilakukan dengan dua cara yaitu enfleurasi dan maserasi. Enfleurasi bisa memberikannilai rendemen yang tinggi namun kekurangan dari metode ini adalah tidak efisiendalam hal waktu. Untuk memperoleh jumlah minyak atsiri yang diinginkan

memerlukan waktu yang lebih lama. Selain itu metode ini juga membutuhkan tenagakerja yang terampil dan berpengalaman agar minyak atsiri yang diperoleh optimum. IV. KESIMPULAN Ekstraksi adalah proses pemisahan komponen-komponen terlarut dari suatucampuran komponen tidak terlarut dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Prinsipekstraksi dengan pelarut menguap adalah melarutkan minyak atsiri dalam bahandengan pelarut organik yang mudah menguap. Sedangkan enfleurasi merupakanmetode pengambilan (ekstraksi) minyak atsiri dengan bantuan lemak dingin sebagaiadsorbennya. Setelah praktikum ini dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ektraksiminyak atsiri dengan lemak padat dan pelarut menguap menghasilkan minyak dengankualitas dan karakeristik yang berbeda. Metode enfleurasi (ekstraksi dengan lemak padat) baik untuk diaplikasikan pada sumber atsiri yang sensitif terhadap panas dancenderung mengandung kadar air yang tinggi seperti kelopak bunga, dalam hal inikelopak bunga sedap malam. Sedangkan ekstraksi menggunakan alkohol baik untuk diaplikasikan pada bahan-bahan kering seperti bubuk lada yang digunakan dalam praktikum. Penggunaan pelarut ini juga baik untuk memperoleh oleoresin, sedangkan pelarut hexan sangat baik digunakan untuk memperoleh minyak atsiri dengan sifatkeharuman yang sangat mirip dengan sumber atsiri atau bahan yang digunakan.Aroma yang dihasilkan dengan enfleurasi lebih menyengat dan dihasilkan bau yanglebih enak dibandingkan dengan aroma yang dihasilkan dari ekstraksi pelarutmenguap. DAFTAR PUSTAKA Anonymous. 2006. Spice Oil and Oleoresins . http:www.nrdcindia.com[ 3 Mei2011].Guenther E. 1987.

Minyak Atsiri Jilid I . Terjemahan S. Ketaren. UI Press, Jakarta.Ketaren, S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Balai Pustaka, Jakarta.McCabe, W.L. Smith, J.C.Hariot, Peter.1999. Operasi Teknik Kimia Jilid 2 .Penerjemah: Jasjfi, E.Erlangga. Jakarta.Sulusi, Prabawati. 2002. Perbaikan Cara Ekstraksi Untuk Meningkatkan Rendemen Dan Mutu Minyak Melati. Jurnal hort 12 12 (14): 270-275.Susanto, W.H. 1999. Teknologi Minyak dan Lemak Pangan . Teknologi HasilPertanian. Universitas Brawijaya. Malang.Wikipedia.2011. Sedap Malam .http://www.wikipedia.org/[diakses pada 9 Mei 2011]

Вам также может понравиться