Вы находитесь на странице: 1из 21

CASE REPORT SESSION PRETERM, BERAT BADAN LAHIR RENDAH, DAN RESPIRATORY DISTRESS SYNDROM

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG RUMAH SAKIT AL-ISLAM BANDUNG 2009

STATUS PASIEN PERINATOLOGI

Keterangan Umum Pasien Nama Jenis Kelamin : By. N II. : Laki-laki.

Umur/Tanggal Lahir : 3 hari / 06-12-09 jam 11.40. Anak ke Ruang : 5 dari 5 bersaudara. : Perinatologi.

Orangtua : Nama Ayah Umur Pendidikan Pekerjaan Nama Ibu Umur Pemdidikan Alamat : Tn. D : 41 tahun. : SMA. : Swasta. : Ny. N. : 38 tahun. : SMA : Jatinagor, kabupaten Sumedang.

Tanggal masuk RS

: Minggu, 6 Desember 2009, jam 14.50.

Tanggal Pemeriksaan : Selas, 8 Desember 2009.

Anamnesis Sejak beberapa jam setelah lahir bayi mengalami sesak napas. Sesak nafas terus menerus. Sesak nafas tidak diketahui progresifitasnya. Pasien mengalami sesak nafas disertai suara merintih tapi tidak sertai dengan suara mengorok, mengi. Sesak juga disertai dengan ujung-ujung jari membiru tapi tidak diserta dengan membiru pada bagian mulut, serta pasien terlihat lemah dan kurang aktif dan tidak dipengaruhi oleh aktivitas seperti menangis.

Riwayat Kehamilan : Pada saat hamil, ibu sedang berusia 38 tahun, kehamilan ke 4 dengan G4 P3 A0. yang merasa hamil cukup bulan (38 minggu). Jarak antara kehamilan sebelumnya adalah 5 tahun. Ibu mengatakan kenaikan berat badan saat hamil. Riwayat untuk melakukan pemeriksaan kehamilan ke bidan dilakukan secara rutin dan imunisasi TT sudah dilakukan 2 kali. Ibu menyangkal pernah sakit saat hamil seperti demam, pilek, batuk dan kulit kemerahan dan riwayat pengobatan, minuman alkohol ataupun merokok dan memiliki binatang peliharaan. Riwayat trauma, atau terpapar zat kimia pada saat kehamilan pun disangkal oleh ibu. Ibu tidak memiliki riwayat kehamilan sebelumnya seperti aborsi, mati lahir, prematur, ataupun bayi lahir rendah. Ibu menyangkal memiliki penyakit jantung, ginjal, diabetes mellitus. Ibu berkata sehari sebelum melahirkan, tekanan darah menjadi tinggi 160/90 mmHg diakibatkan mengetahui bahwa anaknya kembar, tapi sebelumnya ibu tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi. Sesudah persalinan darahnya kembali normal.

Riwayat Persalinan: Persalinan ke 4, dengan usia kehamilan 38 minggu. Bayi laki-laki dilahirkan pada tanggal 6 Desember 2009 pada jam 11.40 disebuah rumah bersalin dibantu oleh bidan. Cara persalinan secara spontan, kembar dengan dengan letak terendah kepala. Penyulit adalah janin gemeli. Ketuban jernih, (-) KPSW, dengan APGAR score: 1= 6, 5= 8. Warna kulit kemerahan dengan akral kebiruan.

Riwayat Neonatal : Bayi lahir dengan berat badan 1400 gram, panjang 37 cm. Kondisi bayi setelah lahir langsung menangis terlihat adanya distress pernafasan.

Pemeriksaan Fisik ( 8 Desember 2009) Kesadaran Aktivitas : sadar, apatis : lemah, letargi

Tanda Vital Tekanan Darah Denyut jantung :: 139x/menit regular isi cukup (normal = 70-120 x/menit) Pernapasan : 62 x/menit, abdominotorakal (normal= < 60 x/menit) Suhu : 36,80 C. BB saat pemeriksaan : 1200 gram (< 2500 gram) Panjang Badan LK Kepala Bentuk Fontanel anterior Fontanel posterior Mata : (-) ada kelainan. : terbuka, datar (3 x 2,5 cm) : terbuka, datar (1 cm) : simetris, konjunctiva (-) anemis, sclera (-) icteric, pupil isokor, reflex cahaya +/+, palpebra (-) edema. Telinga : lokasi normal, simetris, daun telinga bentuknya lebih baik, lunak, mudah membalik, posisi puncak pina sejajar dengan kantus mata, sekret (-) Hidung Mulut : lokasi normal, simetris, (-) sekret, (-) PCH. : bibir kering, mukosa lembab, gigi (-), reflex rooting (-), sucking (-), (-) labioschizis, (-) paltoschizis, (-) labioplatoschizis, (+) bubbly, (+) hipersaliva, (-) sianosis. Leher Kelenjar Tiroid KGB Retraksi Kulit : tidak ada pembesaran : tidak ada pembesaran : (+) suprasternal : warna merah muda, licin/halus, tampak vena, : 37 cm : 27 cm

ikterik, lembab, lanugo tidak ada Thorax Inspeksi : payudara : areola datar tidak ada tonjolan. paru : bentuk simetris, pergerakan dada simetris, dyspnea, (+) retraksi intercostals, irama nafas tidak regular, pernafasan abdominaltorakal. Palpasi Perkusi Auskultasi : gerakan simetris. : : bunyi paru : broncho vesicular +/+, (-) whezzing, (-) ronchi, (-) slem. bunyi jantung :S1 S2 murni, regular. Abdomen Inspeksi : datar, tali pusat belum lepas, tidak berbau, (+) retraksi epigatrik Palpasi : hati teraba 2 cm dibawah arcus costa kanan. Lien tidak teraba Perkusi Aukultasi Punggung : tympani :: bentuk simetris, (-) kifois, (-) lordosis, (-) spina bifida. Genital dan anus Genital laki-laki : Ruge tidak terlihat, testis belum turun, (+) meatus, (+) miksi Anus Ekstrimitas Bentuk Akral Kuku dan jari Plantar : simetris : hangat, (-) sianosis perifer, lembab : lengkap, (-) polodaktil, (-) sindaktil. : lipatan plantar hanya lipatan anterior yang melintang. : lubang anus (+)

Refleks Primitif Fisiologis : Palmar graps (+), plantar graps (+), babinsky (+). : Bisep (+), trisep (+), patella (+), achiles (+).

Downes Score Karakteristik Frekuensi pernafasan Retraksi Sianosis Jalan masuk udara Skor 0 < 60 x/menit Udara Skor 1 60-80x/menit ringan hilang dengan 02 udara masuk dapat Skor 2 >80 x/menit parah tidak hilang

masuk penurunan ringan tidak ada udara masuk didengar

bilateral baik Grunting -

didengar dapat

stetoskop. Klasifikasi : < 4 = tidak ada respiratory distress 4-7 = respiratory distress >8 = respiratory distress berat

tanpa stetoskop.

Downe score : IGD = 6 (respiratory distress) Pemeriksaan (8 desember 2009) = 2 ( (-) respiratory distress)

Penentuan umur kehamilan (berdasarkan Ballard score)

Skor Maturitas Skor Minggu 5 26 10 28 15 30 20 32 25 34 30 36 35 38 40 40 45 42 50 44

Hasil ballard score = 19 yaitu antara 30-32 minggu. Keadaan fisik : Kulit Lanugo Lipatan plantar Payudara Daun telinga Kelamin laki-laki : merah muda, licin/ halus, tampak vena (1) : menipis (2) : hanya lipatan anterior yang melintang (2) : areolar datar tidak ada tonjolan (1) : bentuknya lebih baik, lunak, mudah membalik (2) : skrotum kosong, tidak ada ruge (0)

Neuromuskular maturitas : Postur :3 : tetap 1800 (0) : pada sudut 900 (4) : pertengahan sternum (1) :3 Square window wrist : tertahan pada 900 (0) Arm recoil Popliteal angle Scraft sign Heal to ear

Kurva pertumbuhan intrauterine Lubchenko : 29-30 minggu

Resume : 1. Preterm Ballard score = 19, umur kehamilan 30-32 minggu 2. BBLR Berat badan lahir Berat badan saat pemeriksaan =1400 gram = 1200 gram

Tanda-tanda prematuritas, menggunakan ballard score. 3. Respiratory distress syndrome Anamnesis : mengalami sesak nafas terus-menerus, disertai merintih, terlihat letargi dan lemah, dan ujung-ujung jari mengalami kebiruan dan hasil downe score yaitu 6 yang menunjukan gangguan pernafasan. Riwayat kelahiran dari hasil APGAR pada menit pertama yaitu 6 yang menunjukan adanya asphyxia ringan. Pemeriksaan fisik o (6 Desember 2009) o (8 Desember 2009) : downe score 6 (distres pernafasan) : pernafasannya meningkat >60x menit, retraksi suprasternal, pada pemeriksaan thoraks : dyspnea, (+) retraksi intercostals, irama nafas tidak regular.

Diagnosis banding: Neonatus kurang bulan, sesuai masa kehamilan, letak kepala, lahir dengan spontan, gemeli, RDS, BBLR. Aspirasi mekonium neonatal.

Diagnosis kerja : Neonatus kurang bulan, sesuai masa kehamilan, letak kepala, lahir dengan spontan, gemeli, RDS, BBLR

Usulan Pemeriksaan Darah rutin (RBC, Hb, Ht, WBC, diff.count, trombosit) Gula darah sewaktu Elektrolit : Na, K, Ca Foto toraks. Analisis gas darah.

Penatalaksanaan : Pertahankan suhu bayi 36,5-37,00C Pertahankan oksigen adekuat, PaO2 50-70 mmHg untuk memungkinkan kebutuhan normal fungsi jaringan, hiperoxia terhadap mata (retinophaty prematur), mencegah asidosis, syok serta pirau dari kanan ke kiri (PDA). Untuk memperthankan keadaan tersebut, dapt dicapai melalui pemberian O2 dengan menggunkan hras box, CPAP atau pernafsan buatan tergantungan analisa gas darah. Vitamin K1, OTM Cairan dan elektrolit : o Hari ke 1 : glukosa 5-10%, 60-70% mL/kgBB/24 jam o Hari ke 2 : diatambah NaCl 3%, 2-3 mEq/kgBB, KCl 2 mEq/kgBB dan kalsium 100-200 mg/kgBB/hr. Pertahankan sirkulasi darah, jika Ht turun < 40% lakukanlah transfusi. Antibiotik (dihentikan jika bukan karena infeksi) Pemantauan : o Observasi tanda vital o Laboraturium : analisis gas darah setiap hari bila memungkinkan sampai terapi O2 distop, Hb, Ht, leukosit, hitung jenis, trombosit Kalsium, gula darah tiap hari (3 hari)

o Jika sudah memungkinkan, O2 distop secara perlahan.

Prognosis : Sangat tergantung pada berat badan lahir dan usia gestasi

Analisa Permasalahan : 1. Bayi Prematur Definisi : Bayi Menurut World Health Organization (WHO), bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum berusia 37 minggu gestasi dari hari pertama tanggal menstruasi terakhir. Penyebab bayi lahir prematur adalah Fetal Fetal distress Multiple gestation

Placenta Placenta disfungsi Placenta previa Abruption placenta

Uterine Incompeten cervic (dilatasi premature)

Maternal Preeklamsi Penyakit kronik (penyakit ginjal, penyakit jantung) Infeksi (ISK, bacterial vaginosis, chorioamnionitis) Penyalahgunaan obat-obatan.

Lain-lain KPSW Polyhidramnion Trauma

Pada kasus ini kehamilan ibu, berkisar antara 30-32 minggu, berdasarkan hasil penilaian ballard score didapatkan hasil 19 menunjukan tanda-tanda prematuritas seperti Kulit Lanugo Lipatan plantar Payudara Daun telinga Kelamin laki-laki : merah muda, licin/ halus, tampak vena : menipis : hanya lipatan anterior yang melintang : areolar datar tidak ada tonjolan : bentuknya lebih baik, lunak, mudah membalik : skrotum kosong, tidak ada ruge

Menunjukan bahwa bayi ini premature yaitu kurang dari 37 minggu dan penyebab bayi lahir prematur adalah kehamilan ganda. Kehamilan ganda, maka suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa aliran darah maternal pada kehamilan biasa hanya untuk satu anak, pada kehamilan kembar dibagi lagi, sehingga kadar oksigen dan nutrisi dalam plasenta bayi kembar lebih sedikit daripada kehamilan tunggal. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan bayi terhambat atau bayi dilahirkan sebelum waktunya (prematur). Pada keadaan ini, bayi yang dilahirkan akan memiliki resiko besar dalam kedaan BBLR. Meningkatnya regangan dari intrauterine disebabkan bayi ada dua

Berat Badan lahir Rendah Definisi berat lahir/Birth Weight adalah berat badan bayi baru lahir yang ditimbang sejak 0-24 jam setelah lahir. Menurut World Health Organization (WHO), ada beberapa klasifikasi dari berat lahir : a. Berat Badan Lahir Normal adalah bayi dengan berat badan lahir diatas sama dengan 2500 gram. b. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) atau Low Birth Weight (LBW) adalah bayi yang lahir dengan ukuran yang terlalu kecil dan memiliki berat lahir kurang dari 2500 gram. c. Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR) atau Very Low Birth Weight (VLBW) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram dan biasanya prematur.

d. Berat Badan Lahir Amat Sangat Rendah (BBLASR) atau Extremely Low Birth Weight (ELBW) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 1000 gram. Berdasarkan ukuran tubuhnya, neonatal diklasifikasikan sebagai berikut: a. Sesuai dengan usia gestasi atau Appropriate for Gestational Age (AGA) Merupakan ukuran tubuh bayi yang sesuai dengan perkembangan kematangan masa gestasinya yang pada kurva pertumbuhan intrauterine terletak antara persentil 10 dan persentil 90. b. Kecil untuk usia gestasi atau Small for Gestational Age (SGA) Merupakan ukuran tubuh bayi yang lebih kecil dari perkembangan kematangan masa gestasinya yang pada kurva pertumbuhan intrauterine terletak di bawah persentil 10. c. Besar untuk usia gestasi atau Large for Gestational Age (LGA). Merupakan ukuran tubuh bayi yang lebih besar atau terlampau besar jika dibandingkan dengan kematangan masa gestasinya yang pada kurva pertumbuhan intrauterin terletak di atas persentil 90. Berat Badan Lahir Rendah atau dalam bahasa asing biasa disebut sebagai Low Birth Weight merupakan suatu keadaan pada neonatus yang lahir dengan keadaan yang terlalu kecil dan memiliki berat lahir di bawah 2500 gram. Bayi dengan BBLR diakibatkan oleh kelahiran yang terlalu cepat/ prematur, dengan keadaan yang belum sesuai saatnya untuk lahir, bayi yang dilahirkan dalam keadaan yang perkembangannya belum optimal atau tidak sesuai usia gestasinya. Selain kelahiran bayi prematur, bayi BBLR juga banyak diakibatkan karena mengalami pertumbuhan intrauterus yang lambat (Intrauterine Growth Retardation/Restriction). Berikut ini adalah beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya BBLR, yaitu: Faktor Maternal 1. Faktor Demografi : a. Usia ibu hamil. b. Pendidikan. c. Status Ekonomi.

d. Kondisi Lingkungan. 2. Faktor Biologi : a. Masa Gestasi. b. Paritas. c. Interval kehamilan. d. Berat badan dan status nutrisi ibu. 3. Faktor Medis : a. Penyakit Seperti malaria, anaemia, sipilis, infeksi TORCH, dan lain-lain. b. Komplikasi kehamilan. Komplikasi yang tejadi pada kehamilan seperti: Perdarahan antepartum. Pre-eklamsia berat. Eklamsia

c. Hidramnion. d. Kehamilan kembar/ganda. e. Kelainan kromosom 4) Faktor lain: a. Rokok, alkohol dan narkotik. b. Frekuensi Kunjungan Prenatal. Faktor janin 1) Erythroblastosis fetalis 2) Intra Uterine Growth Restriction (IUGR) 3) Genetik: ras, jenis kelamin, etnik. 4) Kelainan kardiovaskular. Faktor Plasenta 1) Solution plasenta, plasenta previa. 2) Infark, thrombosis. 3) Infeksi (chorioamnionitis, desiduitis, plasentitis)

Pada kasus ini didapatkan bahwa bayi dilahirkan dengan berat badan sangat rendah yaitu 1400 gram (berat badan kurang dari 1500 gram dan premature). Berdasarkan kurva pertumbuhan Lubchenko menunjukan hasil berat badan sesuai dengan masa kehamilan. Selain itu juga didapatkan kemungkinan faktor prediposisi berat badan lahir sangat rendah adalah 1. Usia Ibu hamil Usia aman dan optimum untuk persalinan adalah usia antara 20-34 tahun, sedangkan yang dianggap berbahaya adalah 20 tahun ke bawah atau 35 tahun ke atas. Kehamilan dibawah usia 20 tahun disebut sebagai kehamilan remaja (teenage pregnancy). Pada usia kehamilan ini berisiko, karena belum cukup matang dalam fisik, mental dan fungsi sosialnya. Perkembangan alat reproduksi dan fungsi fisiologisnya pun belum optimal, emosi masih labil dan kejiwaan yang belum cukup matang sehingga akan mempengaruhi terhadap kehamilan, persalinan dan nifas. Kesulitan lain juga adanya risiko lebih tinggi mengalami preeklamsi/eklamsi, anemia dan kelahiran pematur. Sedangkan pada usia di atas 35 tahun, jaringan alat reproduksi dan fungsi fisiologis seorang wanita akan mengalami kemunduran sehingga dikhawatirkan dapat menimbulkan masalah fisik maupun psikis yang akan mempengaruhi janin dalam kandungan, dan berisiko untuk timbulnya komplikasi dan berakibat buruk bagi proses kehamilan dan persalinan. Kehamilan di atas 35 tahun dan primipara juga menambah terjadinya risiko retardasi pertumbuhan intrauterin, gawat janin dan kematian intra uterin. Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia lebih dari 35 tahun atau kurang dari 20 tahun. Ibu yang mengandung dalam usia >35 tahun dan <20 tahun, kondisi fisik dan psikologinya kurang mendukung, karena rentan terhadap stress sehingga dapat mengganggu sistem aliran darah plasenta dari ibu ke janin, oleh karena itu dapat berakibat kurang baik terhadap janin yang dikandungnya serta bayi dapat lahir dalam keadaan BBLR. Kehamilan pada usia lebih dari 35 tahun juga mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk timbulnya penyakit dibanding usia 20-35 tahun. Selain itu, menurut Abuekteuh dan Obeidat, kehamilan pada usia di atas 35

tahun berisiko lebih tinggi, yaitu menyebabkan angka kematian perinatal sebesar 37,7/1000, dibandingkan pada usia di bawahnya, yaitu sebesar 23,5% pada usia 30-34 tahun, 22,6% pada usia 25-29 tahun, 16,7% pada usia 20-24 tahun. Pada kasus ini faktor predisposisi untuk bayi lahir dengan berat badan sangat rendah adalah usia ibu diatas 35 tahun yaotu 38 tahun. 2. Paritas Paritas adalah jumlah kehamilan yang mencapai viabilitas (stadium yang mampu bertahan hidup) bukan jumlah janin yang dilahirkan yang menentukan paritas. Paritas tidak lebih besar kalau dilahirkan bayi tunggal, kembar dua atau kembar empat juga tidak rendah kalau janinnya lahir mati. Babinszki dkk, 1999, menyatakan bahwa paritas ibu dapat mempengaruhi lokasi perlekatan plasenta, karena plasenta tidak mau melekat pada lokasi yang sama. Lokasi plasenta akan membentuk jaringan ikat, oleh karena itu plasenta yang terbentuk pada kehamilan selanjutnya tidak akan dapat melekat pada lokasi yang sama. Pada ibu multipara, kemungkinan lokasi yang sesuai sebagai tempat perlekatan plasenta sudah berkurang sehingga plasenta tidak dapat melekat dan berkembang dengan baik yang berakibat janin tidak mendapatkan nutrisi yang sesuai dan bayi dapat lahir dalam keadaan BBLR. Billewick dan Thomsons, 1997, melakukan studi secara potong silang/cross-sectional yang menyatakan bahwa terjadi peningkatan berat lahir pada bayi kehamilan kedua, dan bayi pertama memiliki kecenderungan untuk lahir dalam keadaan BBLR, oleh karena itu nullipara memiliki risiko yang lebih tinggi dalam melahirkan bayi dalam keadaan BBLR. Pada penelitian Alisjahbana, diketahui bahwa BBLR terutama banyak didapatkan pada kehamilan pertama dan paritas 5 ( multipara). Pada paritas 2,3, dan 4 kejadian BBLR rendah.. Pada multipara lebih dikarenakan kondisi alat reproduksi yang kurang baik (oleh karena seringnya partus), proses penuaan (fungsi fisiologisnya menurun), sering disertai penyulit seperti kelainan letak, perdarahan antepartum, perdarahan postpartum, dan lain-lain. Pada kasus ini faktor predisposisi bayi lahir dengan berat badan rendah adalah multipara dimana ini merupakan kehamilan ke 4 dan ke 5.

3. Kemamilan ganda Kehamilan ganda, maka suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa aliran darah maternal pada kehamilan biasa hanya untuk satu anak, pada kehamilan kembar dibagi lagi, sehingga kadar oksigen dan nutrisi dalam plasenta bayi kembar lebih sedikit daripada kehamilan tunggal. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan bayi terhambat atau bayi dilahirkan sebelum waktunya (premarur). Pada keadaan ini, bayi yang dilahirkan akan memiliki resiko besar dalam kedaan BBLR. Meningkatnya regangan dari intrauterine disebabkan bayi ada dua. Pada kasus ini, faktor predisposisi yang menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah adalah kehamilan ganda.

Respiratory Distress Syndrome (Hyaline Membrane Disease) a. Definisi RDS adalah sindrom gawat pernafasan, merupakan gawat nafas pada bayi baru lahir yang terjadi segera atau beberapa saat setelah lahir. Ditandai dengan : Takipneu (> 60x/menit) Pernafasan cuping hidung Restraksi suprasternal, interkostal, epigastrik Sianosis menetap atau progresif setelah 48-96 jam pertama kehidupan. grunting Gambaran broncogram. b. Insidensi RDS terjadi pada bayi premature, insidensi dihubungkan dengan umur gestasi dan berat badan. Terjadi 60-80% bayi yang lahir <28 minggu, 15-30% antara 32-36 minggu, 5% pada 37 minggu dan jarang pada bayi yang cukup bulan. c. Etiologi : defisiensi surfaktan. radiologi: retikuloglanular yang uniform dengan air

d. Faktor resiko Faktor resiko meningkatkan RDS adalah premature, ibu DM, lahir SC, asfiksia perinatal, genetik (riwayat HMD sudara kandung), lahir kembar. Menurunkan resiko RDS adalah Chronic intra-uterine stress, rupture membrane, ibu hipertensi atau toxemia, IUGR/SGA, antenatal

glukokortikoid, ibu yang menggunakan narkotik atau kokain, tocolytic agen, hemolytic disease of the newborn. e. Fisiologi Surfaktan Surfaktan mulai diproduki Sel Alveol tipe II pada minggu ke 20 gestasi. Kebanyakan surfaktant diproduksi di antara minggu ke 32 dan ke36. Kandungan dari surfaktan adalah dipalmitoyl phospohatidylcholine (lecithin),

phospohatidylglycerol, apoprotein (surfaktan protein SP-A, -B, -C, -D) dan kolesterol. Fungsi dari surfaktan adalah menghindari alveolus kecil kempes, dengan mengurangi tekanan daratan (surface pressure) pada dinding alevolus. Kematangan paru dapat diukur dengan Ratio Lecithin:sphingomyelin(L/S ratio). Ratio 2:1 berarti cukup matang yaitu bayi tidak akan menderita HMD. f. Patofisiologi

g. Kriteria diagnosis Kesukaran bernafas : takipnea (>60x/menit), retraksi kostal, sianosi pada udara kamar yang menetap atau menjadi progresif setelah 48 jam96 jam pertama kehidupan, hipotensi, hipotermia, edema perifer, edema paru, ronki halus inspiratori. Perjalanan klinis bervariasi sesuai dengan berat badan bayi, berat penyakit, adanya infeksi dan derajat pirau PDA-nya. Gambaran khas pada foto toraks : retikulogranular uniform dengan air bronchogram Laboratorium : o Darah : Hb, Ht, dan gamabaran darah tepi tidak menunjukan tanda infeksi Kultur streptococcus (-) Analisa gas darah : hipoksemia, asidemia yang berupa metabolic respiratori atau kombinasi o Rasio lesitin-spingomielin (jika memungkinkan) <2:1 o Aspirasi lambung (jika memungkinkan): tes kocok/foam tes (+) o Ketuban (jika memungkinkan): tes kocok (+) Pada kasus ini didapatkan : Anamnesis bahwa pasien mengalami sesak nafas terus-menerus, disertai merintih, terlihat letargi dan lemah, dan ujung-ujung jari mengalami kebiruan dan hasil downe score yaitu 6 yang menunjukan gangguan pernafasan. Riwayat kelahiran dari hasil APGAR pada menit pertama yaitu 6 yang menunjukan adanya asphyxia ringan. Pemeriksaan fisik menunjukan pernafasannya meningkat >60x menit, retraksi suprasternal, pada pemeriksaan thoraks : dyspnea, (+) retraksi intercostals, irama nafas tidak regular. Berdasarkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan usia kehamilan menunjukan bahwa adanya gangguan pernafsaan dan insidensi meningkat pada bayi yang usia kehamilan kurang dari 32 minggu, ini sesuai dengan usia

kehamilan pada kasus ini adalah antar 30-32 minggu yang dapat menyebabkan defisiensi surfaktan sehingga terjadi RDS. Faktor resiko yang memungkinkan menyebabkan RDS adalah prematuritas dan lahir kembar.

Terapi pada pasien ini diberikan atas indikasi adanya RDS : 1. Pertahankan suhu bayi 36,50-37,50 C 2. Jaga patensi jalan nafas, pertahankan oksigenasi adekuat Pa O2 50-70 mmHg yang dicapai dengan menggunakan CPAP 3. Puasa 4. Cairan dan elektrolit : Dektrose 10% yaitu 80cc/kgBB 5. Pemberian obat : Bactesyn 2x63mg i.v Mikasin 2x9mg i.v Aminophilin 2x3mg i.v Rantin 2x5mg i.v

6. Vitamin K1 0,5 mg i.m 7. Obat tetes mata 1 gtt

DAFTAR PUSTAKA 1. Behrman, Kliegman, Jenson. Nelsons Textbook of Pediatrics 17th ed. Saunders. Philadelphia, Pennsylvania; 2004.

2. Cunnigham, F. G., Eastman N. J., Hellman L. M. Williams Obstetrics. 22nd ed. United States: Mc Graw Hill. Philadelphia; 2004. 3. Donald, Mhairi G., Martha D. Mullett, Mary M. K. Seshia. Averys Neonatology Pathophysiology & Management of the Newborn. 6th ed. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia, United States; 2005. 4. James, David K. MA, MD., Philip J. Steer. BSc, MD., Carl P. Weiner. MD., Bernard Gonik MD. High Risk Pregnancy Management and Options. 2nd ed. W. London: B. Saunders; 2001. 5. Herry Garna, Pedoman Diagnosis dan Terapi, Ilmu Kesehatan Anak edisi 3. Fakultas Kedokteran UNPAD, RS. Dr. Hasan Sadikin. Bandung: 2005

Вам также может понравиться