Вы находитесь на странице: 1из 15

LAPORAN KELOMPOK PBL FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

MODUL 2

OLEH KELOMPOK IV
ANDI PUTRIANI NURMARIFAH DESTI MONASARI A NUR INZANA DEWI 10542 0203 10 10542 0173 10 10542 0251 10 10542 0165 10

DEVI RATNA PRATIWI 10542 0155 10 HARYONO MUH NADZIEF G 10542 0241 10 10542 0227 10

INDRA RIZAL RASYID 10542 0210 10 NIRMALA SARI MUH ADITYA M 10542 0185 10 10542 0198 10

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


2013

Skenario Seorang pria 29 tahun ditemukan tewas, terbaring di jalan, dan diduga ditikam. Sebuah luka akibat senjata tajam ditemukan pada dada kirinya. Penyidik dari kepolisian meminta dilakukannya otopsi untuk mengungkapkan penyebab kematian dari korban tersebut di atas.

Kata sulit Kata Kunci Pria 29 Tahun ditemukan tewas Terbaring di jalan dan diduga ditikam Luka akibat senjata tajam ditemukan pada dada kiri, penyidik dan kepolisian meminta dilakukan otopsi Pertanyaan 1. Anatomi dan fisiologi Paru dan Jantung? 2. Patomekanisme Luka? 3. Deskripsi Luka? 4. Multiple Cause of Death? 5. Derajat Keparahan Luka sesuai hokum yang berlaku? 6. Agen penyebab kematian korban? 7. Apakah luka yang terjadi pada korban termasuk dalam intravital atau postmortem?

Jawaban 1. Anatomi dan fisiologi Paru dan Jantung. A. Paru-paru (Pulmo)

Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paruparu ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis). Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan,tetapi ronga bronkus masih bersilia dan dibagian ujungnya mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Setiap bronkiolus terminalis bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus respirasi, kemudian menjadi duktus alveolaris.Pada dinding duktus alveolaris mangandung gelembung-gelembung yang disebut alveolus.

Kapasitas Paru-Paru Udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu melakukan pernapasan biasa disebut udara pernapasan (udara tidal). Volume udara pernapasan pada orang dewasa

lebih kurang 500 ml. Volume udara tidal orang dewasa pada pernapasan biasa kirakira 500 ml. ketika menarik napas dalam-dalam maka volume udara yang dapat kita tarik mencapai 1500 ml. Udara ini dinamakan udara komplementer. Ketika kita menarik napas sekuat-kuatnya, volume udara yang dapat diembuskan juga sekitar 1500 ml. Udara ini dinamakan udara suplementer. Meskipun telah mengeluarkan napas sekuat-kuatnya, tetapi masih ada sisa udara dalam paru-paru yang volumenya kira-kira 1500 mL. Udara sisa ini dinamakan udara residu. Jadi, Kapasitas paru-paru total = kapasitas vital + volume residu =4500 ml/wanita dan 5500 ml/pria. Pertukaran Gas dalam Alveolus Oksigen yang diperlukan untuk oksidasi diambil dari udara yang kita hirup pada waktu kita bernapas. Pada waktu bernapas udara masuk melalu saluran pernapasan dan akhirnyan masuk ke dalam alveolus. Oksigen yang terdapat dalam alveolus berdifusi menembus dinding sel alveolus. Akhirnya masuk ke dalam pembuluh darah dan diikat oleh hemoglobin yang terdapat dalam darah menjadi oksihemoglobin. Selanjutnya diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Oksigennya dilepaskan ke dalam sel-sel tubuh sehingga oksihemoglobin kembali menjadi hemoglobin. Karbondioksida yang dihasilkan dari pernapasan diangkut oleh darah melalui pembuluh darah yang akhirnya sampai pada alveolus Dari alveolus karbon dioksida dikeluarkan melalui saluran pernapasan pada waktu kita mengeluarkan napas.

Dengan demikian dalam alveolus terjadi pertukaran gas yaitu oksigen masuk dan karnbondioksida keluar.

B. Jantung Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri. Ukuran jantung kira-kira panjang 12 cm, lebar 8-9 cm seta tebal kira-kira 6 cm. Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah. Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan berada ditengah tengah dada, bertumpu pada diaphragma thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas processus

xiphoideus. Pada tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa III dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi kanan caudal berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa VI dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum Tepi kiri cranial jantung berada pada tepi caudal pars cartilaginis costa II sinistra di tepi lateral sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang intercostalis 5, kira-kira 9 cm di kiri linea medioclavicularis. Selaput yang membungkus jantung disebut pericardium dimana teridiri antara lapisan fibrosa dan serosa, dalam cavum pericardii berisi 50 cc yang berfungsi sebagai pelumas agar tidak ada gesekan antara pericardium dan epicardium. Epicardium adalah lapisan paling luar dari jantung, lapisan berikutnya adalah lapisan miokardium dimana lapisan ini adalah lapisan yang paling tebal. Lapisan terakhir adalah lapisan endocardium. Ada 4 ruangan dalam jantung dimana dua dari ruang itu disebut atrium dan sisanya adalah ventrikel. Pada orang awan atrium dikenal dengan serambi dan ventrikel dikenal dengan bilik.

Diantara atrium kanan dan ventrikel kana nada katup yang memisahkan keduanya yaitu ktup tricuspid, sedangkan pada atrium kiri dan ventrikel kiri juga mempunyai katup yang disebut dengan katup mitral. Kedua katup ini berfungsi sebagai pembatas yang dapat terbuka dan tertutup pada saat darah masuk dari atrium ke ventrikel. Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh dimana pada saat memompa jantung otot-otot jantung (miokardium) yang bergerak. Selain itu otot jantung juga mempunyai kemampuan untuk menimbulkan rangsangan listrik.

Kedua atrium merupakan ruang dengan dinding otot yang tipis karena rendahnya tekanan yang ditimbulkan oleh atrium. Sebaliknya ventrikel mempunyai dinding otot yang tebal terutama ventrikel kiri yang mempunyai lapisan tiga kali lebih tebal dari ventrikel kanan. Aktifitas kontraksi jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh selalu didahului oleh aktifitas listrik. Aktifitas listrik inidimulai pada nodus sinoatrial (nodus SA) yang terletak pada celah antara vena cava suiperior dan atrium kanan. Pada nodus SA mengawali gelombang depolarisasi secara spontan sehingga menyebabkan timbulnya potensial aksi yang disebarkan melalui sel-sel otot atrium, nodus atrioventrikuler (nodus AV), berkas His, serabut Purkinje dan akhirnya ke seluruh otot ventrikel. Oleh karena itu jantung tidak pernah istirahat untuk berkontraksi demi memenuhi kebutuhan tubuh, maka jantung membutuhkan lebih banyak darah dibandingkan dengan organ lain. Aliran darah untuk jantung diperoleh dari arteri koroner kanan dan kiri. Kedua arteri koroner ini keluar dari aorta kira-kira inchi diatas katup aorta dan berjalan dipermukaan pericardium. Lalu bercabang menjadi arteriol

dan kapiler ke dalam dinding ventrikel. Sesudah terjadi pertukaran O2 dan CO2 di kapiler , aliran vena dari ventrikel dibawa melalui vena koroner dan langsung masuk ke atrium kanan dimana aliran darah vena dari seluruh tubuh akan bermuara. Sirkulasi darah ditubuh ada 2 yaitu sirkulasi paru dan sirkulasi sistemis. Sirkulasi paru mulai dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis, arteri besar dan kecil, kapiler lalu masuk ke paru, setelah dari paru keluar melalui vena kecil, vena pulmonalis dan akhirnya kembali ke atrium kiri. Sirkulasi ini mempunyai tekanan yang rendah kira-kira 15-20 mmHg pada arteri pulmonalis. Sirkulasi sistemis dimulai dari ventrikel kiri ke aorta lalu arteri besar, arteri kecil, arteriole lalu ke seluruh tubuh lalu ke venule, vena kecil, vena besar, vena cava inferior, vena cava superior akhirnya kembali ke atrium kanan. Sirkulasi sistemik mempunyai fungsi khusus sebagai sumber tekanan yang tinggi dan membawa oksigen ke jaringan yang membutuhkan. Pada kapiler terjadin pertukaran O2 dan CO2 dimana pada sirkulasi sistemis O2 keluar dan CO2 masuk dalam kapiler sedangkan pada sirkulasi paru O2 masuk dan CO2 keluar dari kapiler. Volume darah pada setiap komponen sirkulasi berbeda-beda. 84% dari volume darah dalam tubuh terdapat pada sirkulasi sistemik, dimana 64% pada vena, 13% pada arteri dan 7 % pada arteriol dan kapiler.

2. Patomekanisme luka Trauma tajam pada rongga dada akibat luka tusukan akan menembus rongga dada. Mulai dari kulit, otot, tulang serta menembus bagian dalam thoraks. Tusukan yang mengenai pembuluh darah di daerah paru bisa arteri intercostalis, arteri pulmonalis sinistra, vena pulmonalis sinistra akan menyebabkan robekan pada pembuluh darah tersebut sehingga darah akan keluar dan menempati cavum pleura. Penumpukan darah di cavum pleura ini menyebabkan tingginya tekanan intapulmoner sehingga akan mendesak parunya. Paru yang terdesak akan menganggu fungsi paru untuk melakukan proses respirasi. Yang lama kelamaan akan menyebabkan terganggunya proses pertukaran gas O2 dan CO2. Atau disebut gagal nafas. Akan menyebabkan O2 yang masuk berkurang/ Hipoksia dan CO2 meningkat / Hiperkarbia yang lama kelamaan menyebabkan asfiksia. da 4 stadium gejala / tanda dari asfiksia, yaitu (1,5): Fase dispneu / sianosis Fase konvulsi Fase apneu

Fase akhir / terminal / final Pada fase dispneu / sianosis asfiksia berlangsung kira-kira 4 menit. Fase ini

terjadi akibat rendahnya kadar oksigen dan tingginya kadar karbon dioksida. Tingginya kadar karbon dioksida akan merangsang medulla oblongata sehingga terjadi perubahan pada pernapasan, nadi dan tekanan darah. Pernapasan terlihat cepat, berat, dan sukar. Nadi teraba cepat. Tekanan darah terukur meningkat. Fase konvulsi asfiksia terjadi kira-kira 2 menit. Awalnya berupa kejang klonik lalu kejang tonik kemudian opistotonik. Kesadaran mulai hilang, pupil dilatasi, denyut jantung lambat, dan tekanan darah turun. Fase apneu asfiksia berlangsung kira-kira 1 menit. Fase ini dapat kita amati berupa adanya depresi pusat pernapasan (napas lemah), kesadaran menurun sampai hilang dan relaksasi spingter. Fase akhir asfiksia ditandai oleh adanya paralisis pusat pernapasan lengkap. Denyut jantung beberapa saat masih ada lalu napas terhenti kemudian mati. Disisi yang lain jika tusukannya terlalu dalam akan mengenai jantung. Bisa saja miokardium, arteri coronaria, ventrikel kiri terkena luka tusukan. Sehingga darah yang terkumpul pada kandung jantung lebh cepat daripada yang keluar dari kandung jantung tersebut, baik karena kebocoran pada kandung jantung terbendung oleh bekuan darah. Pada kasus kontusio, tidak ada jalan keluar dari kandung jantung. Ketika darah yang terkumpul cukup banyak, tekanan pada kandung jantung meningkat dana mencegah pengisian pasif pada atrium pada saat diastol. Curah jantung menurun, begitu juga tekanan darah sistemik dan tekanan vena meningkat. Jika tidak dibebaskan, akan terjadi kematian dengan waktu yang berbeda dan hampir tidak mungkin diperkirakan pada waktu pemeriksaan patologis. Menurut Moritz, kehilangan darah 400-500ml sudah dapat sebabkan kematian.

3. Deskripsi Luka Gambar 2.2.0

Jumlah Luka : 1 buah Luka Lokalisasi - Letak axis : Terdapat satu buah luka pada bagian dada kiri atas. : tidak bisa dihitung karena pada foto tidak terlihat garis tengah tubuh. - Letak ordinat : tidak bisa dihitung karena pada foto tidak terlihat garis tengah tubuh. - Regio Ukuran luka Jenis luka Bentuk luka Sifat luka : Hemithoraks Sinistra Superior : Panjang 1,1 cm, Lebar 0,5cm, Dalam luka tidak diketahui. : Luka tusuk : Lonjong luka terbuka. : Warna merah, Batas tegas, Sekitar luka tidak terdapat luka memar. Terjadi Intravital

Luka menyebabkan kematian Cara kejadian luka tidak diketahui karena tidak ada tanda pembunuhan atau bunuh diri. Karakteristik Luka - Tepi luka - Batas luka - Ujung luka - Jembatan jaringan - Dasar luka : Reguler : Tegas : Runcing : tidak ada : tidak terlihat

Gambar 2.2.2

Deskripsi luka

: Tampak luka menembus dinding thorax dari regio

hemithorax sinistra superior dan menembus cardio (kira-kira atrium dextra). Kedalaman luka tidak dapat ditentukan.

Gambar 2.2.3

Deskripsi Gambar

: Tampak ujung kaki pucat (akral).

Gambar 2.2.5

Deskripsi luka

: Tampak banyak terjadi koagulasi darah. (Koagulasi

(en:coagulation, clotting) adalah peristiwa pengendapan atau penggumpalan koloid.

4. Multiple Cause Of Death Menetapkan penyebab kematian paling mungkin (COD) menggunakan pendekatan Proximus Mortis (PMA) pada kejadian dimana kematian merupakan konsekuensi dari luka / trauma.

penyebab kematian paling mungkin (COD) menggunakan pendekatan Proximus Mortis (PMA) pada kejadian dimana kematian merupakan konsekuensi dari luka / trauma.

CAUSE OF DEATH Gagal sirkulasi

Perdarahan massive

robekan pada jantung

luka tusuk

Apabila luka karena benda tajam mengenai dada kiri dan sampai ke jantung akan menyebabkan perdarahan yang hebat. Perdarahan ini apabila terjadi terus-menerus dalam waktu yang lama akan menimbulkan suatu keadaan yang disebut syok hipovolemik. Yaitu suatu keadaan dimana terganggunya sistem sirkulasi akibat dari volume darah dalam pembuluh darah yang berkurang. Perdarahan yang terjadi akan menurunkan tekanan pengisian pembuluh darah rata-rata dan menurunkan aliran darah balik ke jantung. Hal inilah yang menimbulkan penurunan curah jantung. Curah jantung yang rendah dibawah normal akan menimbulkan beberapa kejadian pada beberapa organ, yaitu Ketika curah jantung turun tahanan vaskuler sistemik akan berusaha untuk meningkatkan tekanan sistemik guna menyediakan perfusi yang cukup bagi jantung dan otak melebihi jaringan lain. Kebutuhan energi untuk

pelaksanaan metabolisme di jantung dan otak sangata tinggi tetapi kedua sel organ itu tidak mampu menyimpan cadangan energi. Sehingga keduanya sangat bergantung pada ketersediaan oksigen dan nutrisi tetapi sangat rentang bila terjadi iskemia yang berat untuk waktu yang melebihi kemampuan toleransi jantung dan otak. Ketika tekanan arterial rata-ratan (mean arterial presure / MAP) jatuh hingga < 60mmHg maka aliran ke organ akan turun drastis dan fungsi sel disemua organ akan terganggu. Apabila hal ini terus-menerus terjadi maka akan menimbulkan suatu yang disebt gagal sirkulasi dan akan menimbulkan kematian. Seperti yang kita ketahui di rongga toraks terdapat 2 organ vital yang sangat penting yaitu jantung dan paru-paru. Apabila luka tusuk mengenai daerah dada (toraks) maka apabila mengenai jantung maka akan menimbulkan kegagalan sirkulasi yang dapat mengancam jiwa seseorang.

CAUSE OF DEATH Gagal nafas

Terganggu fungsi pernafasan

Paru tidak dapat mengembang

Hematothoraks

Luka tusuk

Pada kasus yang didapatkan lokasi luka tusuk terdapat didada kiri bagian atas, maka organ yang dapat mengenai lokasi tersebut kemungkinan mengenai paru-paru. Jika terkena paru-paru , maka akan menghambat sistem pernafasan. Hal ini dapat terjadi apabila setelah terjadi luka, kemungkinan terjadi perdarahan dan darah akan terakumulasi di paru-paru yang dapat menimbulkan haemotorax. Dimana haemotorax ini dapat mengganggu pengembangan dari paru yang akhirnya secara tidak langsung akan mengganggu pengambilan O2 sehingga terjadi gagal nafas dimana system pernapasan tidak mampu untuk mempertahankan suatu keadaan pertukaran udara antara atmosfer dengan sel-sel tubuh yang sesuai dengan kebutuhan tubuh normal.

dan akhirnya menyebabkan hypoxia dan apabila terjadi dalam waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan terjadinya iskemia pada berbagai organ dan berujung pada kematian.

5. Derajat keparahan luka sesuai hukum yang berlaku : Pada korban laki-laki ini ditemukan 1 buah luka tusuk oleh karena benda tajam yang mengakibatkan korban meninggal dunia sehingga luka pada pasien dapat disebut sebagai luka berat yaitu pada pasal 90 KUHP Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian, diancam, sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu terhadap orang yang bekerja padanya, atau menjadi bawahannya.

6. Agen penyebab kematian dari skenario ini adalah di sebabkan oleh : Luka tusuk oleh karena trauma benda tajam

7. Apakah luka yang terjadi pada korban termasuk dalam intravital atau postmortem? Luka yang terjadi intravital : Banyak koagulasi Perdarahan di bawah kulit (+) Mulut luka terbuka (+) Secara mikroskopik tampak platelet pada gumpalan darah dan infiltrasi eritrosit Luka yang terjadi postmortem : Sedikit koagulasi Perdarahan di bawah kulit (-) Mulut luka terbuka (-) Secara mikroskopik tidak tampak platelet pada gumpalan darah dan infiltrasi eritrosit Jadi, setelah memperhatikan data-data dan foto dari skenario diatas, merupakan terjadi pada korban dalam intravital.

REFERENSI

Atmadja. DS., Thanatologi;Ilmu Kedokteran Forensik;Edisi Pertama; Bagian


Kedokteran Forensik FKUI;1997:5:37-55.

Dahlan Sofwan, Thanatologi; Ilmu Kedokteran Forensik, Pedoman Bagi


Dokter dan Penegak Hukum;Cetakan Pertama; Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang; 2000:9:47-67.

Gani, M.Husni, dr. DSF. Ilmu Kedokteran Forensik. Fakultas Kedokteran


Universitas Andalas, Padang, Indonesia 2002

Pearce, C. Evelyn. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk paramedis. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.

Вам также может понравиться