Вы находитесь на странице: 1из 20

BAB 1 PENDAHULUAN

Otitis media supuratif kronik (OMSK) dahulu disebut otitis media perforate (OMP) atau dalam sebutan sehari-hari congek. ialah infeksi kronik di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul. Sekret bisa encer atau kental, bening atau berupa nanah.1 OMSK berawal dari OMA dengan perforasi membrane timpani yang prosesnya berlangsung lebih dari dua bulan. Beberapa factor yang menyebabkan OMA menjadi OMSK ialah terapi yang terlambat diberikan, terapi yang tidak adekuat, virulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah (gizi kurang) atau hygiene buruk.1 Kebanyakan penderita OMSK menganggap penyakit ini merupakan penyakit yang biasa yang nantinya akan sembuh sendiri. Penyakit ini pada umumnya tidak memberikan rasa sakit kecuali apabila sudah terjadi komplikasi. Biasanya komplikasi didapatkan pada penderita OMSK tipe maligna seperti labirinitis, meningitis, abses otak yang dapat menyebabkan kematian. Kadangkala suatu eksaserbasi akut oleh kuman yang virulen pada OMSK tipe bening pun dapat menyebabkan suatu komplikasi.2 Menurut data WHO pada tahun 1996 prevalensi OMSK didunia 65330 juta jiwa, berkisar antara 1-46%, dimana 94% terdapat di Negara berkembang. Prevalensi OMSK di Indonesia secara umum adalah sebesar 3,8%. Dengan kata lain, dari 220 juta penduduk Indonesia diperkirakan terdapat 6,6 juta penderita OMSK.3 Survei prevalensi di seluruh dunia, yang walaupun masih bervariasi dalam hal definisi penyakit, metode sampling serta mutu metodologi, menunjukkan beban dunia akibat OMSK melibatkan 65330 juta orang dengan telinga berair, 60% di antaranya (39200 juta) menderita kurang pendengaran yang signifikan. Data poliklinik THT RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2006 menunjukkan pasien OMSK merupakan 2,6% dari seluruh kunjungan pasien.4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Anatomi Telinga Telinga dibagi atas telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar terdiri dari daun telinga sampai membran timpani. Telinga tengah terdiri dari membran timpani, kavum timpani, prosesus mastoideus dan tuba eustachius, sedangkan telinga dalam terdiri dari koklea dan vestinuler. 1

Telinga tengah berbentuk kubus dengan batas sebagai berikut :1 Batas luar Batas depan Batas belakang Batas bawah Batas atas Batas dalam : membran timpani : tuba eustachius : aditus ad antrum dan kanalis fasialis pars vertikalis. : vena jugularis : tegmen timpani (meningen/otak) : berturut-turut dari atas ke bawah kanalis semisirkularis

horizontalis, kanalis fasialis, tingkap lonjong (oval window), tingkap bundar (round window) dan promontorium. Telinga tengah terdiri dari : 1. Membran timpani. Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga dan terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Bagian atas disebut pars flaksida 2

(membran Shrapnell), sedangkan bagian bawah disebut pars tensa (membran propria). Pars flaksid hanya berlapis dua, bagian luar yang merupakan lanjutan epitel luar kulit liang telinga dan bagian dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia. Pars tensa memiliki satu lapis lagi ditengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin yang berjalan secara radier di bagian luar dan sirkuler pada bagian dalam. Bayangan penonjolan bagian bawah maleus pada membrane timpani disebut sebagai umbo. Dari umbo bermula suatu reflex cahaya (cone of light) kea rah bawah pada pukul 7 untuk membrane timpani kiri dna pukul 5 untuk membrane timpani kanan. Secara klinis reflek cahaya ini dinilai, misalnya bila letak reflek cahaya mendatar, berarti terdapat gangguan pada tuba eustachius. Membran timpani dibagi dalam 4 kuadran untuk menyatakan letak perforasi membran timpani. Hal ini berpatokan dengan cara menarik garis searah dengan prosesus longus maleus dan garis tegak lurus pada garis itu di umbo, sehingga didapatkan bagian supero-anterior, supero-posteroir, infero-anterioir serta inferoposteroir. Tulang-tulang pendengaran terdiri dari malleus (hammer/martil), inkus (anvil/landasan), dan stapes (stirrup/pelana). Tulang-tulang ini saling berhubungan. Prosesus longus maleus melekat pada membrane timpani, maleus melekat pada inkus, dan inkus melekat pada stapes. Stapes terletak pada tingkap lonjong yang berhubungan dengan koklea. Hubungan antara tulang-tulang pendengaran merupakan persendian.1,2,5

2. Kavum timpani Kavum timpani terletak didalam pars petrosa dari tulang temporal, bentuknya bikonkaf, atau seperti kotak korek api. Diameter anteroposterior atau vertikal 15 mm, sedangkan diameter transversal 2-6 mm. Kavum timpani mempunyai 6 dinding yaitu : bagian atap, lantai, dinding lateral, dinding medial, dinding anterior, d inding posterior.2 3. Prosesus mastoideus Rongga mastoid berbentuk seperti bersisi tiga dengan puncak mengarah ke kaudal. Atap mastoid adalah fosa kranii media. Dinding medial adalah dinding lateral fosa kranii posterior. Sinus sigmoid terletak dibawah duramater pada daerah ini.2
4.

Tuba eustachius Tuba eustachius disebut juga tuba auditory atau tuba faringotimpani. Bentuknya seperti huruf S. Tuba ini merupakan saluran yang menghubungkan kavum timpani dengan nasofaring. Pada orang dewasa panjang tuba sekitar 36 mm berjalan ke bawah, depan dan medial dari telinga tengah 13 dan pada anak dibawah 9 bulan adalah 17,5 mm. Tuba terdiri dari 2 bagian yaitu bagian tulang terdapat pada bagian belakang dan pendek (1/3 bagian) dan bagian tulang rawan terdapat pada bagian depan dan panjang (2/3 bagian).

Fungsi

tuba

eustachius

sebagai

ventilasi

telinga

yaitu

mempertahankan

keseimbangan tekanan udara didalam kavum timpani dengan tekanan udara luar, drenase sekret dari kavum timpani ke nasofaring dan menghalangi masuknya sekret dari nasofaring ke kavum timpani.2 II. Fisiologi pendengaran Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energy bunyi oleh dauntelinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea. Getaran tersebut menggetarkan membrane timpani diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membrane timpani dan tingkap lonjong. Energy getar yang telahh diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang menggerakkan tingkap lonjong sehingga perilimfe pada skala vestibule bergerak. Getaran diteruskan melalui membrane Reissner yang medorong endolimfe, sehingga akan menimbulkan gerak relative antara membrane basilaris dan membrane tektoria. Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi penglepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmitter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nucleus auditoruis sampai ke korteks pendengarana (area 39-40) di lobus temporalis.1

III. Otitis Media Supuratif Kronis OMSK merupakan infeksi kronis telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah secara terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, atau bening atau berupa nanah. 1 Ada tiga tipe perforasi membrane timpani berdasarkan letaknya, yaitu : 1. Perforasi sentral Letak perforasi disentral dan pars tensa membrane timpani. Seluruh tepi perforasi masih tersisa membrane timpani.

2. Perforasi marginal Sebagian tepi perforasi langsung berhubungan dengan annulus atau sulkus timpanikum

3. Perforasi atik Perforasi yang terjadi di area pars flaksida ini sering menimbulkan komplikasi, seperti terbentuknya kolesteatoma.

IV. Klasifikasi OMSK OMSK dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu : (1) OMSK tipe aman (tipe mukosa = tipe benigna=tipe tubotimpani=tipe rhinogen) dan 6

(2) OMSK tipe bahaya (tipe tulang= tipe maligna). Proses peradangan pada OMSK tipe aman terbatas pada mukosa saja, dan biasanya tidak mengenai tulang. Yang ditemukan pada pemeriksaan adalah secret yang tidak terlalu banyak, gangguan pendengaran ringan, perforasi terletak disentral dan mukosa tidak menebal. Umunya OMSK tipe aman jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada OMSK tipe aman tidak terdapat kolesteatom. Secara klinis penyakit tubotimpani terbagi atas : a. Penyakit aktif Pada jenis ini terdapat secret pada telinga dan tuli. Biasanya didahului oleh perluasan infeksi saluran nafas atas melalui tuba eustachius, atau setelah berenang dimana kuman masuk melalui liang telinga luar. Secret bervariasi dari mukoid sampai purulen. Ukuran perforasi bervariasi dari sebesar jarum sampai perforasi subtotal pada pars tensa. b. Penyakit tidak aktif Pada pemeriksaan telinga dijumpai perforasi total yang kering dengan mukosa telinga tengah yang pucat. Gejala yang dijumpai berupa tuli konduktif ringan. Gejala lain yang dijumpai seperti vertigo, tinnitus atau suatu rasa penuh ditelinga. OMSK tipe maligna dianggap sebagai OMSK yang berbahaya karena bersifat progresif atau destruktif hingga ke tulang. atau tipe tulang. Perforasi pada OMSK tipe bahaya letaknya marginal atau atik, kadang-kadang terdapat juga kolesteatoma pada OMSK dengan perforai subtotal. Sebagian besar komplikasi yang berbahaya atau fatal timbul pada OMSK tipe bahaya. OMSK maligna memiliki kecendrungan tidak memiliki masa sembuh walaupun tidak ada infeksi hidung atau faring serta memilki komplikasi seperti sekret nanah yang berbau busuk, labirinitis, meningitis, paresis nervus fasialis, abses otak dan lain-lain. Selain itu gangguan pendengaran yang ditimbulkan juga lebih berat dibandingkan dengan OMSK tipe benigna. Pasien biasanya juga merasakan nyeri belakangan telinga dan nyeri kepala berat. Pada pemeriksaan dapat ditemukan sekret yang banyak dan berbau busuk, terbentuknya kolesteatoma, dan jaringan granulasi. Berdasarkan aktivitas sekret yang keluar, dibagi menjadi OMSK aktif dan tenang. Dikatakan aktif jika OMSK dengan sekret yang keluar dari kavum timpani secara aktif, sedangkan dikatakan tenang jika keadaan kavum timpani terlihat basah atau kering .1,2 7

V. Etiologi Terjadi OMSK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada anak, jarang dimulai setelah dewasa. Faktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring (adenoiditis, tonsilitis, rinitis, sinusitis), mencapai telinga tengah melalui tuba Eustachius. Fungsi tuba Eustachius yang abnormal merupakan faktor predisposisi yang dijumpai pada anak dengan cleft palate dan Downs syndrom. Adanya tuba patulous, menyebabkan refluk isi nasofaring yang merupakan faktor insiden OMSK yang tinggi di Amerika Serikat. Faktor Host yang berkaitan dengan insiden OMSK yang relatif tinggi adalah defisiensi immun sistemik. Kelainan humoral (seperti hipogammaglobulinemia) dan cell- mediated ( seperti infeksi HIV, sindrom kemalasan leukosit) dapat manifest sebagai sekresi telinga kronis. Penyebab OMSK, antara lain lingkungan, genetik, otitis media sebelumnya, infeksi, ISPA, autoimun, alergi, dan gangguan fungsi tuba Eustachius. 2

VI. Patogenesis Disfungsi tuba merupakan penyebab utama terjadinya radang telinga tengah (otitis media, OM).
1

Pada keadaan normal, muara tuba berada dalam keadaan tertutup dan akan membuka bila kita menelan. Tuba eustachius ini berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan udara telinga tengah dengan tekanan udara luar. Fungsi tuba yang belum sempuran, tuba yang pendek, penampang relative besar pada anak dan posisi tuba yang datar menjelaskan mengapa suatu infeksi saluran nafas atas pada anak akan lebih mudah menjalar ke telinga tengah sehingga lebih sering menimbulkan OM daripada dewasa. Pada anak dengan infeksi saluran nafas atas, bakteri menyebar dari nasofaring melalui tuba eustachius ke telinga tengah yang menyebabkan terjadinya infeksi dari telinga tengah. Pada saat ini terjadi respon imun ditelinga tengah. Mediator peradangan pada telinga tengah yang dihasilkan oleh sel-sel imun infiltrate seperti netrofil, monosit, dan leukosit serta sel local seperti keratinosit dan sel mastosit akibat proses infeksi tersebut akan menambah permeabilitas pembuluh darah dan menambah pengeluaran secret ditelinga tengah. Selain itu, adanya peningkatan beberapa kadar sitokin kemotaktik yang dihasilkan mukosa telinga tengah karena stimulasi bakteri menyebabkan terjadinya akumulasi sel peradangan pada telinga tengah.

Mukosa telinga tengah mengalami hyperplasia, mukosa berubah bentuk dari satu lapisan, epitel skuamosa sederhana, menjadi pseudostratified respiratory ephitelium dengan banyak lapisan sel di antara sel tambahan tersebut. Epitel respirasi ini mempunyai sel goblet dan sel yang bersilia, mempunyai stroma yang banyak serta pembuluh darah. Penyembuhan OM ditandai dengan hilangnya sel-sel tambahan tersebut dan kembali ke bentuk lapisan epitel sederhana. Terjadinya OMSK disebabkan oleh keadaan mukosa telinga tengah yang tidak normal atau tidak kembali normal setelah proses peradangan akut telinga tengah. Keadaan tuba eustachius yang tertutup dan adanya penyakit telinga pada waktu bayi.4 OMSK merupakan lanjutan dari OMA dengan perforasi membran timpani yang tidak mengalami penyembuhan. Ada dua mekanisme utama yang dapat menyebabkan infeksi yang berulang atau terus menerus pada tengah telinga: (1) Bakteri dari telinga luar dapat menginfeksi telinga tengah karena adanya perforasi membran timpani. (2) Membran timpani utuh biasanya menghasilkan "bantal gas," pada telinga tengah yang membantu untuk mencegah refluks sekresi nasofaring ke telinga tengah melalui tabung eustachius. Hilangnya mekanisme perlindungan ini memudahkan masuknya bakteri patogen dari nasofaring. 6 OMA dengan perforasi membran timpani menjadi OMSK apabila prosesnya sudah lebih dari 2 bulan. Apabila prosesnya kurang dari dua bulan disebut otitis media supuratif subakut. Beberapa faktor yang menyebabkab OMA manjadi OMSK ialah terapi yang terlambat diberikan, terapi yang tidak adekuat, virulensi kuman ynag tinggi, daya tubuh pasien yang rendah (kurang gizi) atau hiegen yang buruk. 1

VII. Gejala Klinis 1. Telinga berair (otorrhoe) Sekret bersifat purulen atau mukoid tergantung stadium peradangan. Sekret yang mukus dihasilkan oleh aktivitas kelenjar sekretorik telinga tengah dan mastoid. Pada OMSK tipe jinak, cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering kali sebagai reaksi iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan infeksi. Keluarnya sekret biasanya hilang timbul. Meningkatnya jumlah sekret dapat disebabkan infeksi saluran nafas atas atau kontaminasi dari liang telinga luar setelah mandi atau berenang. 2. Gangguan pendengaran

Ini tergantung dari derajat kerusakan tulang-tulang pendengaran. Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Gangguan pendengaran mungkin ringan sekalipun proses patologi sangat hebat, karena daerah yang sakit ataupun kolesteatom, dapat menghambat bunyi dengan efektif ke fenestra ovalis. Bila tidak dijumpai kolesteatom, tuli konduktif kurang dari 20 db ini ditandai bahwa rantai tulang pendengaran masih baik. Kerusakan dan fiksasi dari rantai tulang pendengaran menghasilkan penurunan pendengaran lebih dari 30 db. Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah. 2 3. Otalgia ( nyeri telinga) Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus. Nyeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan abses otak. Nyeri telinga mungkin ada tetapi mungkin oleh adanya otitis eksterna sekunder. Nyeri merupakan tanda berkembang komplikasi OMSK seperti Petrositis, subperiosteal abses atau trombosis sinus lateralis.2 4. Vertigo Keluhan vertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat erosi dinding labirin oleh kolesteatom. Vertigo yang timbul biasanya akibat perubahan tekanan udara yang mendadak atau pada panderita yang sensitif keluhan vertigo dapat terjadi hanya karena perforasi besar membran timpani yang akan menyebabkan labirin lebih mudah terangsang oleh perbedaan suhu. Penyebaran infeksi ke dalam labirin juga akan meyebabkan keluhan vertigo. Vertigo juga bisa terjadi akibat komplikasi serebelum. 2

VIII. Diagnosis OMSK Diagnosis OMSK dibuat berdasarkan gejala klinik dan pemeriksaan THT terutama pemeriksaan otoskopi. Pemeriksaan penala merupakan pemeriksaan sederhana untuk mengetahui adanya gangguan pendengaran. 1 1. Anamnesis OMSK biasanya terjadi perlahan-lahan dan penderita sering kali datang dengan gejala-gejala penyakit yang sudah lengkap. Gejala yang paling sering dijumpai adalah telinga berair, tidak berbau busuk, kadang-kadang disertai dengan pembentukan jaringan granulasi atau polip,

10

maka sekret yang keluar bercampur darah. Ada kalanya penderita datang dengan keluhan gangguan pendengaran atau keluar darah dari telinga. 2. Pemeriksaan otoskopi Pemeriksaan otoskopi akan menunjukan adanya perforasi, dari perforasi tersebut dapat dilihat keadaan mukosa telinga tengah. 3. Pemeriksaan audiologi Evaluasi audiometri perlu dilakukan pada penderita. Pembuatan audiogram nada murni untuk menilai hantaran tulang dan udara, penting untuk mengevaluasi tingkat penurunan pendengaran dan untuk menentuka gap udara dan tulang. 4. Pemeriksaan radiologi Radiologi konvensional, foto polos radiologi, posisi Schuller berguna untuk menilai kasus kolesteatoma, sedangkan pemeriksaan CT-scan dapat lebig efektif menunjukan anatomi tulang temporal dan kolesteatom. Pemeriksaan penunjang lain berupa kultur dan uji resistensi kuman dari sekret telinga. 1

IX. Penatalaksanaan Penatalaksanaan OMSK didasarkan pada tipe klinik penyakit. Terapi konservati atau dengan medikamentosa ditujukan pada OMSK tipe jinak atau aman, dan tindakan operasi dikerjakan pada OMSK tipe ganas. 1,6 1. OMSK Tipe tenang Bila secret yang keluar terus menerus, maka diberikan obat pencuci telinga, berupa larutan H2O2 3% selama 3-5 hari. Setelah secret berkurang maka terapi dilanjutkan dengan memberikan obat tetes telinga yang mengandung antibiotika dan kortikosteroid. Obat tetes telinga jangan diberikan secara terus menerus lebih dari 1 atau 2 minggu atau pada OMSK yang sudah tenang. Secara oral diberikan antibiotika dari golonngan ampisilin, atau eritromisin (bila pasien alergi terhadap penisilin), sebelum hasil tes resistensi diterima. Pada infeksi yang dicurigai karena penyebabnnya telah resisten terhadap ampisilin dapat diberikan ampisilin asam klavulanat.1 Bila sekret telah kering, tetapi perforasi masih ada setelah diobservasi selama dua bulan, maka idealnya dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti. Operasi bertujuan untk menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki membrane timpani yang perforasi, 11

mencegah komplikasi dan kerusakan pendengaran yang lebih berat, serta memperbaiki pendenganran.1 Pada keadaan di mana OMSK tipe aman dalam fase tenang, pengobatan tidaklah diperlukan, dinasehatkan untuk tidak mengorek telinga, menjaga telinga agar tetap kering (air jangan masuk ke telinga sewaktu mandi), tidak berenang dan segera berobat bila menderita infeksi saluran nafas atas. Bila fasilitas memungkinkan sebaiknya dilakukan operasi rekonstruksi (miringoplasti,timpanoplasti) untuk mencegah infeksi berulang serta gangguan pendengaran. 2 Pada keadaan di mana OMSK tipe aman dalam fase aktif, prinsip pengobatannya adalah: 1.Membersihkan liang telinga dan kavum timpani. 2.Pemberian antibiotika : topikal ataupun sistemik Pembersihan liang telinga dan kavum timpani (toilet telinga) bertujuan membuat lingkungan yang tidak sesuai untuk perkembangan mikroorganisme, karena sekret telinga merupakan media yang baik bagi perkembangan mikroorganisme. Untuk pemberian antibiotik topikal terdapat perbedaan pendapat mengenai manfaat penggunaan antibiotik topikal untuk OMSK. Pemberian antibiotik secara topikal pada telinga dan sekret yang banyak tanpa dibersihkan dulu, adalah tidak efektif. Bila sekret berkurang/tidak progresif lagi diberikan obat tetes yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid. Sebagian ahli menganjurkan irigasi dengan garam faal agar lingkungan bersifat asam sehingga menjadi media yang buruk untuk tumbuhnya kuman. Selain itu dikatakan bahwa tempat infeksi pada OMSK sulit dicapai oleh antibiotika topikal. Menurut ahli lainnya penggunakan antibiotik topikal sesudah irigasi sekret profus dengan hasil cukup memuaskan, kecuali kasus dengan jaringan patologis yang menetap pada telinga tengah dan kavum mastoid. Mengingat pemberian obat topikal dimaksudkan agar masuk sampai telinga tengah, maka tidak dianjurkan antibiotik yang ototoksik misalnya neomisin dan lamanya tidak lebih dari 1 minggu. Cara pemilihan antibiotik yang paling baik dengan berdasarkan kultur kuman penyebab dan uji resistensi. Pengobatan antibiotik topikal dapat digunakan secara luas untuk OMSK aktif yang dikombinasi dengan pembersihan telinga, baik pada anak maupun dewasa. Pemberian antibiotik sistemik untuk OMSK juga sebaiknya berdasarkan kultur kuman penyebab. Pemberian antibiotika tidak lebih dari 1 minggu dan harus disertai 12

pembersihan sekret profus. Bila terjadi kegagalan pengobatan, perlu diperhatikan faktor penyebab kegagalan yang ada pada penderita tersebut. Dalam pengunaan antimikroba, sedikitnya perlu diketahui daya bunuhnya terhadap masing- masing jenis kuman penyebab, kadar hambat minimal terhadap masing-masing kuman penyebab, daya penetrasi antimikroba di masing-masing jaringan tubuh, toksisitas obat terhadap kondisi tubuhnya dengan melihat konsentrasi obat dan daya bunuhnya terhadap mikroba, antimikroba dapat dibagi menjadi 2 golongan. Golongan pertama daya bunuhnya tergantung kadarnya. Makin tinggi kadar obat, makin banyak kuman terbunuh, misalnya golongan aminoglikosida dengan kuinolon. Golongan kedua adalah antimikroba yang pada konsentrasi tertentu daya bunuhnya paling baik. Peninggian dosis tidak menambah daya bunuh antimikroba golongan ini, misalnya golongan beta laktam. 2 2. Prinsip terapi OMSK tipe bahaya Prinsip terapinya adalah pembedahan, yaitu mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti. Jika terdapat abses subperiosteal retroaurikuler, maka insisi abses sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum mastoidektomi. X. Komplikasi Komplikasi OMSK dapat dibagi atas :1,6 a. Komplikasi intratemporal (komplikasi ektrakranial) terdiri dari parese n. fasialis dan labirinits b. Komplikasi ektratemporal ( komplikasi intracranial) terdiri dari abses ekstradural, abses subdural, tromboflebitis sinus lateral, meningitis, abses otak, hidrosefalus otitis. Pada radang telinga tengah menahun ini, walaupun telinga berair sudah bertahun-tahun lamanya telinga tidak merasa sakit, apabila telinga terasa sakit disertai demam, sakit kepala hebat dan kejang menandakan telah terjadi komplikasi ke intracranial.

13

BAB III LAPORAN KASUS

I.

Identitas Pasien Nama Umur Jenis Kelamin Alamat Pekerjaan : Tn.R : 62 tahun : Laki-laki : Jonggat : Pensiunan

II.

Anamnesis Keluhan utama : Kurang pendengaran Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengeluh kurang pendengaran pada kedua telinga sejak 1,5 bulan yang lalu, pasien juga mengeluhkan adanya cairan kental yang keluar dari kedua telinga, cairan berwarna bening dan tidak berbau, cairan yang keluar bersifat kambuh-kambuhan. Pasien juga mengeluhkan adanya telinga berdengung. Pasien menyangkal adanya nyeri telinga, riwayat telinga gatal (-), riwayat kemasukan air (-), riwayat batuk pilek sebelumnya (-). riwayat demam (-). Pasien mengaku sering mengorek telinga dengan menggunakan cotton bud. Pasien menyangkal riwayat trauma pada telinga. Riwayat penyakit dahulu : Pasien mengaku pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya sewaktu kecil. Riwayat Penyakit Keluarga dan Sosial : Tidak ada keluarga pasien yang pernah mengalami hal serupa dengan pasien. Riwayat Pengobatan : Pasien mengaku tidak pernah berobat sebelumnya Riwayat kebiasaan : Pasien mengaku rutin membersihkan telinga dengan cotton bud terutama saat cairan keluar.

14

III. Pemeriksaan Fisik Status Generalis Keadaan umum : Baik Kesadaran : Compos Mentis

Tanda vital TD Nadi RR Suhu : 130/80 mmHg : 80x/menit : 20x/menit : 36C

Status Lokalis Pemeriksaan Telinga No. 1. Pemeriksaan Telinga Tragus Telinga kanan Telinga kiri

Edema (-), hiperemi (-), Edema (-), hiperemi (-), massa massa (-) nyeri tekan (-) (-), nyeri tekan (-) Bentuk dan ukuran dbn, Edema (-), hiperemi (-), massa(-), aurikula (-) nyeri pergerakan

2.

Daun telinga

Bentuk dan ukuran dbn, Edema (-), hiperemi (-), massa (-), nyeri pergerakan aurikula (-)

3.

Liang telinga

Edema (-), hiperemi (-), sekret mukopurulen (+) berwarna kuning, furunkel (-), serumen (-)

Edema (-), hiperemi (+), sekret mukopurulen (+) berwarna

kuning, furunkel (-), serumen (-)

15

4.

Membrane timpani

Retraksi (-), bulging (-), Retraksi hiperemi (-), edema (-), hiperemi perforasi sentral (+)

(-), (-),

bulging edema

(-), (-),

perforasi sentral (+)

Pemeriksaan Hidung Inspeksi Hidung luar Hidung Kanan Bentuk (N), inflamasi (-), deformitas (-), massa (-) Rinoskopi Anterior Vestibulum nasi Cavum nasi N, ulkus (-) Bentuk (N), mukosa pucat (-), hiperemi (-) Septum nasi Deviasi (-), benda asing(-), perdarahan (-), ulkus (-), mukosa normal Konka nasi media dan hipertrofi (-), hiperemi (-) inferior N, ulkus (-) Bentuk (N), mukosa pucat (-). hiperemi (-) Deviasi (-), benda asing (-), perdarahan (-), ulkus (-), mukosa normal hipertrofi (-), hiperemi (-) Hidung Kiri Bentuk (N), inflamasi (-), deformitas (-), massa (-)

Gambar

16

Pemeriksaan Sinus Paranasal Nyeri tekan Kanan (+) Kiri (+) Transiluminasi Kanan Tidak dilakukan Frontalis Tidak dilakukan Kiri Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Sinus Maksilaris

Pemeriksaan Tenggorokan Keterangan Bukal Gigi Warna merah muda, hiperemi (-) Warna mukosa merah muda, hiperemi (-) Lidah Uvula Faring Ulkus (-) Bentuk normal, hiperemi (-), edema (-), Hiperemi (-), edema (-), ulkus (-), granul (-), reflex muntah (+) Tonsil Hiperemi (-), ukuran T1-T1, kripte melebar (-), detritus (-)

Gambar

17

IV. Diagnosa Kerja Otitis Media Supuratif Kronis Tipe Aman Fase Aktif

V.

Pemeriksaan Penunjang Foto rountgen mastoid Kultur sekret dan uji sensitivitas

VI. Penatalaksanaan 1. Terapi medikamentosa - Obat pencuci telinga : H2O2 3% 3-5 hari - Antibiotik sistemik : Levofloxacin 1 x 500 mg - antihistamin : interhistin 2 x 50 mg

2. KIE : Menganjurkan pasien untuk tetap menjaga kebersihan telinga dan tidak mengorekngorek liang telinga. Menghindari masuknya air ke telinga saat mandi dengan menutupnya menggunakan kapas Antibiotik harus diminum sampai habis Datang kembali untuk kontrol setelah 1 minggu untuk mengevaluasi pengobatan.

VII. Prognosis Baik

18

BAB IV PEMBAHASAN

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien didiagnosis menderita OMSK fase aktif tipe aman dengan perforasi sentral pada kedua telinga. Berdasarkan anamnesis, Pasien mengeluh kurang pendengaran pada kedua telinga sejak 1,5 bulan yang lalu, pasien juga mengeluhkan adanya cairan kental yang keluar dari kedua telinga, cairan berwarna bening dan tidak berbau, cairan yang keluar bersifat kambuh-kambuhan. Pasien juga mengeluhkan adanya telinga berdenging. Pasien mengaku pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya sewaktu kecil. Dari pemeriksaan fisik yang menunjang diagnosis adalah ditemukannya sekret, berwarna kuning pada kedua liang telinga serta membran timpani yang tak lagi intak, di mana terjadi perforasi yang letaknya disentral pada kedua telinga. Keluarnya cairan dari liang telinga sering kali sebagai reaksi iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan infeksi. Keluarnya sekret biasanya hilang timbul. Meningkatnya jumlah sekret dapat disebabkan infeksi saluran nafas atas atau kontaminasi dari liang telinga luar setelah mandi atau berenang. Penurunan pendengaran bergantung dari derajat kerusakan tulang-tulang pendengaran. Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Gangguan pendengaran ringan sekalipun proses patologi sangat hebat, karena daerah yang sakit, dapat menghambat bunyi dengan efektif ke fenestra ovalis. Prinsip pengobatan pada pasien ini adalah membersihkan liang telinga dan pemberian antibiotik topikal ataupun sistemik. Pembersihan liang telinga dengan menggunakan H2O2 selama 3-5 hari. Kemudian diberikan antibiotik sistemik berupa levofloxacin yang merupakan terapi lini kedua. Selain itu pasien juga diberi obat untuk mengurangi gatal yakni interhistin. Selain itu pasien dibekali dengan KIE berupa menganjurkan pasien untuk tetap menjaga kebersihan telinga dan tidak mengorek-ngorek liang telinga, menghindari masuknya air ke telinga saat mandi dengan menutupnya menggunakan kapas ,antibiotik harus diminum sampai habis.

19

DAFTAR PUSTAKA

1. Djaafar, Zainul A., dkk.2007. Kelainan Telinga Tengah dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher edisi keenam. Balai Penerbit FK UI. Jakarta. 2. Nursiah, Siti. 2003. Pola Kuman Aerob Penyebab OMSK dan Kepekaan Terhadap Beberapa Antibiotika di Bagian THT FK USU/RSUP.H. Adam Malik Medan. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Medan. 3. Christanto, A. et al. 2007. Pendekatan Molekuler (RISA) untuk Membedakan Spesies Bakteri Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Aktif. Cermin Dunia Kedokteran No. 155 4. Aboet, A. 2007. Radang Telinga Tengah Menahun. Universitas Sumatra Utara: Medan 5. Soetirto, Indro, dkk. 2008. Gangguan Pendengaran dan Kelainan Telinga dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher edisi keenam. Balai Penerbit FK UI. Jakarta. 6. Lalwani, Anil K. 2007. Otitis Media. Dalam: Current Diagnosis dan Treatment Otolaryngology Head and Neck Surgery Second Edition. New York: Mc Graw-Hill Companies.

20

Вам также может понравиться

  • RPK Kecacingan 2018
    RPK Kecacingan 2018
    Документ2 страницы
    RPK Kecacingan 2018
    Putra Mahautama
    Оценок пока нет
  • Edema Paru Non Kardio
    Edema Paru Non Kardio
    Документ2 страницы
    Edema Paru Non Kardio
    Putra Mahautama
    Оценок пока нет
  • Asbestosis Panduan
    Asbestosis Panduan
    Документ2 страницы
    Asbestosis Panduan
    Putra Mahautama
    100% (1)
  • PPK SKA
    PPK SKA
    Документ3 страницы
    PPK SKA
    Putra Mahautama
    Оценок пока нет
  • RDS
    RDS
    Документ15 страниц
    RDS
    Putra Mahautama
    Оценок пока нет
  • Batuk Darah
    Batuk Darah
    Документ2 страницы
    Batuk Darah
    Putra Mahautama
    Оценок пока нет
  • Tuberkulosis Paru
    Tuberkulosis Paru
    Документ3 страницы
    Tuberkulosis Paru
    Putra Mahautama
    Оценок пока нет
  • PPK Tifoid Rsud
    PPK Tifoid Rsud
    Документ4 страницы
    PPK Tifoid Rsud
    Putra Mahautama
    Оценок пока нет
  • Asma Bronkial
    Asma Bronkial
    Документ3 страницы
    Asma Bronkial
    Putra Mahautama
    Оценок пока нет
  • Analisis Situasi Puskesmas Sempu
    Analisis Situasi Puskesmas Sempu
    Документ31 страница
    Analisis Situasi Puskesmas Sempu
    Putra Mahautama
    67% (3)
  • 9 1 2 1 Pedoman Pelaksanaan Evaluasi Mandiri Dan Rekan
    9 1 2 1 Pedoman Pelaksanaan Evaluasi Mandiri Dan Rekan
    Документ2 страницы
    9 1 2 1 Pedoman Pelaksanaan Evaluasi Mandiri Dan Rekan
    jumriaty
    88% (8)
  • PPK CHF
    PPK CHF
    Документ3 страницы
    PPK CHF
    Putra Mahautama
    Оценок пока нет
  • Dermatofitosis
    Dermatofitosis
    Документ6 страниц
    Dermatofitosis
    Putra Mahautama
    Оценок пока нет
  • AKNE
    AKNE
    Документ3 страницы
    AKNE
    Putra Mahautama
    Оценок пока нет
  • Sop D 52 - 68
    Sop D 52 - 68
    Документ58 страниц
    Sop D 52 - 68
    Putra Mahautama
    Оценок пока нет
  • TO12072014UWKS
    TO12072014UWKS
    Документ13 страниц
    TO12072014UWKS
    Putra Mahautama
    Оценок пока нет
  • PPK Anak
    PPK Anak
    Документ17 страниц
    PPK Anak
    Putra Mahautama
    Оценок пока нет
  • Kusta
    Kusta
    Документ4 страницы
    Kusta
    Putra Mahautama
    Оценок пока нет
  • Herpes Zoster
    Herpes Zoster
    Документ3 страницы
    Herpes Zoster
    Putra Mahautama
    Оценок пока нет
  • Dermatitis Seboroik
    Dermatitis Seboroik
    Документ4 страницы
    Dermatitis Seboroik
    Putra Mahautama
    Оценок пока нет
  • DKA
    DKA
    Документ3 страницы
    DKA
    Putra Mahautama
    Оценок пока нет
  • Eritroderma Panduan
    Eritroderma Panduan
    Документ4 страницы
    Eritroderma Panduan
    Putra Mahautama
    Оценок пока нет
  • Dermatitis Popok
    Dermatitis Popok
    Документ2 страницы
    Dermatitis Popok
    Putra Mahautama
    Оценок пока нет
  • Soal Umm Part 1
    Soal Umm Part 1
    Документ21 страница
    Soal Umm Part 1
    Putra Mahautama
    Оценок пока нет
  • Dermatitis Numularis
    Dermatitis Numularis
    Документ3 страницы
    Dermatitis Numularis
    Putra Mahautama
    Оценок пока нет
  • DIAGNOSA
    DIAGNOSA
    Документ174 страницы
    DIAGNOSA
    mirfanjee89
    Оценок пока нет
  • Keloid
    Keloid
    Документ2 страницы
    Keloid
    Putra Mahautama
    Оценок пока нет
  • Soal Latihan UKDI 2011
    Soal Latihan UKDI 2011
    Документ37 страниц
    Soal Latihan UKDI 2011
    Aida Hastuti
    Оценок пока нет
  • New Soal Try Out Regio Solo Batch I 11 Januari 2014
    New Soal Try Out Regio Solo Batch I 11 Januari 2014
    Документ110 страниц
    New Soal Try Out Regio Solo Batch I 11 Januari 2014
    Dea Prista Agatha
    Оценок пока нет
  • Tugas Orto
    Tugas Orto
    Документ23 страницы
    Tugas Orto
    dsafitri_55
    Оценок пока нет