Вы находитесь на странице: 1из 27

1

METODE PERENCANAAN SISTEM IRIGASI AIR

DENGAN CARA SISTEM IRIGASI PANCARAN ( SPRINGKLE IRRIGATION ) DAN SISTEM IRIGASI TETESAN ( DRIP IRRIGATION )

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATRA UTARA TAHUN AJARAN 2012/2013

SISTEM
1. Umum

IRIGASI

PANCARAN

IRRIGATION

SPRINGKLE )
Secara garis besar, Schwab et al. (1981) membagi pengairan ke dalam empat cara, yaitu: 1) pemberian air di permukaan tanah ( surface irrigation), Pemberian air di permukaan tanah meliputi penggenangan ( flooding), biasanya di persawahan, dan pemberian air melalui saluran-saluran ( furrow irrigation) dan dalam barisan tanaman (corrugation irrigation).2) pemberian air di bawah permukaan tanah (subsurface irrigation), Pemberian air di bawah permukaan tanah dilakukan dengan menggunakan pipa ( tiles) yang dibenamkan ke dalam tanah. Pemberian air di permukaan dan di bawah permukaan tanah disebut juga pengairan gravitasi, karena air dialirkan berdasarkan gaya berat air 3) penyiraman (sprinkle irrigation), dan Pemberian air dengan cara penyiraman mancakup oscillating sprinkler dan rotary sprinkler, semuanya disebut juga overhead irrigation karena air diberikan atau disiramkan dari atas seperti air hujan. Pemberian air dengan penyiraman sangat efisien. Pada tanah bertekstur kasar, efisiensi pemakaian air dengan penyiraman dua kali lebih tinggi dari pemberian air permukaan. 4) irigasi tetes (drip or trickle irrigation). Pada irigasi tetes, air diberikan dalam kecepatan yang rendah di sekitar tanaman menggunakan emitter. Pada pemberian air dengan penyiraman dan irigasi tetes, ke dalam air pengairan dapat ditambahkan pestisida atau pupuk. 2. Sistem Irigasi Sprinkler 2.1 Definisi Sistem Sprinkler Irigasi Sprinkler (Sprinkler or spray Irrigation) adalah suatu metode pemberian air keseluruh lahan yang akan diirigasi dengan menggunakan pipa yang bertekanan melalui nozzle. Sistem sprinkler dapat diklasifikasikan menjadi system permanent (Fixed/solidset), portable dan semi portable ( hand move atau mechanical move), traveling irrigator (gun atau boom), center pivot atau linear move

Keutamaan Irigasi Sprinkler adalah suatu system irigasi yang fleksibel dimana selain dapat digunakan untuk menyiram tanaman juga dapat digunakan untuk pemupukan dan pengobatan dan untuk menjaga kelembaban tanah dan mengontrol kondisi iklim agar sesuai bagi pertumbuhan tanaman. Adopsi dari system sprinkler ini tergantung pada keuntungan ekonomis dan lingkungan yang akan didapatkan dibandingkan dengan system irigasi yang lain. Sistem sprinkler sekarang ini digunakan untuk berbagai jenis tanaman terutama komoditas yang bernilai tinggi seperti buah-buahan, sayuran dan digunakan pada berbagai jenis lahan dan topografi. Keuntungan Irigasi Sprinkler Sistem irigasi sprinkler cocok untuk semua jenis tanah apabila application ratenya sesuai dengan kapasitas inflitrasi tanahnya. Termasuk juga pada lahan marginal yang memiliki kapasitas infitrasi atau kapasitas menyimpan air yang rendah. Dapat mengontrol pemberian air pada tanaman sehingga dapat mengurangi tingkat pertumbuhan tanaman yang vegetatif dan memperbesar peluang tanaman untuk tumbuh secara generatif dimana akan meningkatkan produktivitas hasil panen. Desain dapat dirancang secara fleksibel sesuai dengan jenis tanaman, tenaga kerja yang tersedia dan penghematan energi Dapat dilakukan fertigation atau pemberian nutrisi tanaman melalui system irigasi
3

Dapat digunakan untuk mengontrol iklim bagi pertumbuhan tanaman Dapat menjaga tanah tetap lembut agar cocok bagi pertumbuhan seedling (persemaian) Mempercepat perkecambahan dan penentuan panen Kerugian Sistem Sprinkler Memerlukan biaya investasi yang tinggi Keseragaman distribusi air dapat terus menurun seiring dengan waktu Angin sangat berpengaruh atas keseragaman distribusi air Dapat mengakibatkan kanopi tanaman lembab dan mendatangkan penyakit tanaman Dapat merusak tanaman muda pada saat air disiramkan 2.2 Jenis-Jenis Sistem Sprinkler Sistem sprinkler dapat diklasifikasikan menjadi system permanent (Fixed/solid set), portable dan semi portable (hand move atau mechanical move), traveling irrigator (gun atau boom), center pivot atau linear move a. Sistem permanent (Fixed/Solid Set) Solid Set Sistem adalah sebuah system Irigasi Sprinkler dimana jaringan pipa dan sprinkler ditempatkan secara permanent pada lahan. Biasanya jarak antar pipa sama dengan jarak antar sprinkler sehingga menimbulkan jarak yang bujur sangkar (square spacing). Pipa dapat dikubur di dalam tanah (biasanya PVC atau besi) atau dapat juga berjenis alumunium dan dapat dipindahkan.

Gambar 1. Desain dan Aplikasi Solid Set Sistem Irigasi Sprinkler

b. portable dan semi portable (hand move atau mechanical move), Hand Move system System portable yang paling simple adalah digerakkan atau dipindah dengan tangan. Terdiri dari satu pompa, pipa utama dan pipa lateral dilengkapi dengan rotary sprinkler dengan jarak 9-24 m setiap bagian. Pipa lateral biasanya berdiameter 50 mm s/d 125 mm, dapat diangkat atau dipindahkan dengan mudah. Cara operasinya pipa lateral dipindah dari satu bagian ke bagian lain dengan tenaga manusia dengan melepas sambungan pada pipa utama. Berpindahnya pipa lateral tergantung pada set time. Untuk areal yang lebih luas dapat digunakan lebih dari satu pipa lateral.

Gambar

2.

Gambar 2. system portable dengan menggunakan dua buah pipa lateral Side Roll Sistem Side roll atau biasa disebit juga Wheel roll seperti terlihat pada gambar, terdiri dari sebuah lateral, biasanya panjangnya 1,25 mil; Pipanya berperan seperti sebuah poros sumbu. Pipa berdiamater antara 4-5 inci.; dan roda berdiameter 4-10 kaki. System ini mampu mengairi lahan seluas 60x90 kaki. Setelah selesai mengairi satu set, mesin akan menindahkan roda ke set berikutnya. Sprinkler diletakkan diatas connector yang memungkinkannya tetap berada diatas ketika roda berputar. System
6

ini

tidak

direkomendasikan

untuk

topografi

lahan

yang

mempunyai

kemiringan lebih dari 5 persen.

Gambar 3. Desain dan Aplikasi Side Roll System c. Traveling Big Gun Sistem Traveling Big Gun menggunakan sprinkler berkapasitas besar (diameter 3/4 sampai 1,5 inci) dan bertekanan besar (90 -125 PSI) untuk melemparkan air ke tanaman (radius 175-350 kaki). Traveling big guns dapat terdiri dari pipa hard hose dan selang fleksibel. Pada system selang yang keras, selang polietilen keras di pasang pada rel atau trailer. Trailer ini berada ditengah ataupun diujung lahan. Gun ditempatkan diujung selang kemudian selang ditarik ke ujung lahan. Selang ini kemudian ditarik oleh rel mengitari lahan. Pada flexible hose system, gun dipasang pada sebiah kereta. Sebuah pipa fleksibel yang tersambung dengan mainline mengisi air ke gun. Gambar 4. Aplikasi Traveling Big Gun

d. Center pivot atau Linear move Center Pivot Pada system ini mesin yang digunakan terdiri dari pipa lateral dari baja galvanisyang berputar dalam satu sumbu dari luas areal yang diairi. Pipa lateral mensuport airdari ketinggian 3 m diatas tanah dipegang oleh frame baja dan kabel-kabel. Jarak antara frame rata-rata 30 m, panjang pipa lateral bervariasi 150-600 m.air disuplai ke pusat pivot melalui pipa utama menyilang lapangan atau dari sumur yang berlokasi dekat pivot, kemudian didistribusi melalui swivel joint ke lateral dan sprinkler. Ketika mengairi, pipa lateral berputar secara kontinyu. Pembasahan radius lapangan bisa mencapai 100 ha, tergantung juga panjang pipa lateral yang ada. Satu putaran membutuhkan 1- 100 jam tergantung dari letak puncak air yang dipakai. Lambatnya putaran pipa lateral berarti lebih banyak air yang digunakan. Gambar 5. Desain dan Aplikasi Center Pivot

Linear Move Sistem irigasi Linear Move (sering disebut juga lateral move) dibangun dengan cara yang sama seperti center pivot. Perbedaannya adalah menara bergerak pada kecepatan dan arah yang sama. System ini dirancang untuk mengairi petak lapangan berbetuk persegi yang bergerak secara kontinyu. Salah satu cara untuk mengairi areal yang luas umumnya dikonstruksi melalui center pivot yang mensupport pipa lateral di atas tanaman melalui tower yang tersedia. Air dapat disuplai dari suatu fleksibel hose atau dari saluran sepanjang tepi atau ditengah-tengah lapangan. Pipa lateral digerakkan dengan motor yang ada pada setiap tower dan dikontrol sama seperti pada center pivot.

Gambar 6. Gambar 6. Desain dan

Aplikasi Linear Move

3.3. Desain Sistem Stationary Big Gun 3.3.1. Definisi Sistem ini dapat digunakan untuk berbagai pada berbagai aplikasi sistem irigasi. Sistem ini terdiri dari pompa dan pipa mainline. Keuntungan dari sistem gun ini adalah memberikan aplikasi debit (flow rate) yang lebih besar dan diameter basahan yang lebih besar pula sehingga kebutuhan akan tenaga kerja dapat dikurangi. Gun memiliki ukuran nozzle berkisar antara 0,5 sampai 2 inci dan beroperasi baik pada tekanan 50 sampai dengan 120 PSI. Gun sprinkler biasanya mempunyai tingkat application Rate yang tinggi.

Gambar 7. Salah Satu contoh Lay Out Stationary Big Gun

10

Keuntungan: Memiliki lebih sedikit benda mekanik sehingga mengurangi mal fungsi Masalah plugging lebih sedikit karena ukuran nozzle lebih besar Lebih fleksibel untuk diaplikasikan pada berbagai bentuk lahan Kebutuhan akan pipa jauh lebih sedikit Kebutuhan akan tenaga kerja jauh lebih sedikit Kelemahan: Biaya investasi tinggi Pola aplikasi air mudah dipengaruhi oleh angin Memiliki kecenderungan untuk mengaplikasikan air lebih besar dari kebutuhannya. Figure 8. Gun sprinklers use large diameter nozzles to discharge high flow rates at high pressures. Sistem gun memerlukan input energi yang lebih besar karena operasi tekanan yang lebih besar. 3.3.2. Komponen-komponen Dasar dari Sistem Gun a. Gun Nozzle Gun sprinkler memiliki ukuran nozzle, debit, tekanan dan diameter basahan yang lebih besar daripada sprinkler biasa. Seperti terlihat pada tabel dibawah ini Table 1. General Flow Rates and Coverage Diameters for Big Gun Sprinklers. Nozzle size is in inches. Flow rate is gallons per minute (G P M). Operating pressure is in pounds per square inches (P S I). Coverage diameter (D I A) is in feet (f t)

10

11

Berbagai jenis sprinkler dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

b. Riser Riser adalah pipa berdiameter kecil yang menghubungkan sprinkler dengan lateral. Ukuran pipa berkisar antara 12-25 mm tergantung dari ukuran sprinkler itu sendiri. Riser dan sprinkler ini dihubungkan dengan menggunakan sekrup yang menyusup. Tinggi dari pipa riser ditentukan agar sprinkler dapat beroperasi diatas canopy tanaman. Riser dipasang pada lateral di coupler pipa. c. Pipa lateral

11

12

Pipa lateral adalah pipa yang berfungsi untuk mengantarkan air dari pipa utama ke komponen sprinkler. Pipa ini juga dapat diletakkan permanent atau portable dan terbuat dari bahan yang sama seperti pipa utama dengan ukuran yang lebih kecil. d. pipa utama Main line (pipa utama) adalah pipa yang berfungsi menghantarkan air dari pompa ke pipa lateral. Dalam prakteknya pipa utama adalah berupa pipa yang dapat ditempatkan permanent di atas medan, atau pada beberapa kasus ada yang ditempatkan di bawah tanah, dan ada juga yang dibuat mudah diangkat (portable) sehingga mudah dipindah dari satu lapangan ke lapangan lainnya. e. Pipa sub utama Sama halnya pipa utama pipa ini berfungsi menghantarkan air ke pipa lateral, namun hanya diperlukan apabila jaringan pipa utama cukup sulit untuk langsung menjangkau pipa lateral secara langsung. Berbagai kriteria atau persyaratan yang diperlukan dalam memilih pipa mainline atau lateral adalah sebagai berikut: Pemilihan pipa lateral harus memperhitungkan jumlah sprinkler yang akan dipasang sepanjang lateral sehingga perbedaan antar tekanan sprinkler tidak melebihi 10 persen dari operasi tekanan sprinkler.

12

13

* Based on using one Class 160 lateral pipe size. Ukuran pipa dipilih agar kecepatan aliran tidak melebihi 5 fps (feet per second) Table 2 memberikan gambaran maximum flow rate pada berbagai ukuran

pipa.

13

14

f. pengatur tekanan/ aliran /valve and coupler g. pompa Pompa berfungsi untuk menyalurkan air dari sumbernya (reservoir, sungai, sumur/air tanah) kemudian menyalurkan ke system irigasi melalui komponenkomponen system irigasi sprinkler lainnya. Pompa digerakkan dengan unit tenaga mesin pembakaran dalam suatu motor listrik.

3.2. Prinsip Hidrolika dalam Perencanaan Sistem Sprinkler 3.2.1 Hidrolika Dasar Hidrologi dasar merupakan ilmu yang mempelajari mengenai pergerakan air dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Air bergerak dari atas ke bawah, atau lebih tepatnya, air mengalir dari tempat yang memiliki energi tinggi ke tempat yang memiliki energi lebih rendah. Energi ini disebut dengan Energi Potensial (Ep). Sementara itu jenis Energi Potensial yang lain adalah tekanan. Kedua jenis Energi Potensial ini memiliki hubungan sebagai berikut: 1 PSI = 2,31 Feet Pada Sistem Irigasi Sprinkler, air berasal dari tempat yang bertekanan tinggi lalu keluar dari lubang nozzle dimana dimana tekanannya berubah menjadi nol. Energi tersebut tidak hilang tetapi berubah menjadi kecepatan aliran air yang disebut dengan Energi Kinetik. Hubungan antara kedua energi
14

15

tersebut, dirumuskan ke dalam sebuah persamaan yang disebut dengan persamaan Bernaulli: H = V2/2g + p/w + y Dimana : H = energi air V = kecepatan aliran air G = percepatan gravitasi W = berat air per unit volume air Y = elevasi Salah satu prinsip energi menyebutkan bahwa energi tidak dapat dihilangkan namun dapat berubah bentuk ke bentuk energi lainnya. Sehingga suatu massa air yang bergerak tidak dapat hilang energinya namun dapat berkurang akibat adanya friction loss. Hubungan aliran energi pada satu tempat (A) ke tempat lain (B) dan friction loss adalah sebagai berikut: Ha = Hb + hf Friction loss terkait erat dengan aliran air dalam pipa dan tingkat kekasaran dinding pipa. Semakin tinggi kecepatannya maka semakin tingggi pula friction loss. Dan semakin kasar dinding dalam pipa maka semakin tinggi pula kehilangan energi akibat friction loss. Friction Loss dihitung dengan formula Hazen-Williams sebagai berikut:

Dimana: hf = friction loss sepanjang pipa lateral (m) L = panjang pipa (m) D = Diameter pipa Q = debit total sepanjang pipa lateral (L/det) CHW= koefosien Hazwn-Williams Sedangkan Q dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Q = 5,163 x 10-6 C D2,63 S0,54 (Bouthillier, 1981) Dimana :
15

16

Q = Flow rate l/min C = konstanta C = 130 untuk pipa alumunium D = diameter dalam mm S = head loss dalam m/km

Untuk mendapatkan actual Head loss dalam lateral, Head loss dalam pipa harus

dikalikan dengan value dari f pada tabel dibawah ini.

16

17

Tabel 4. F Nilai pengali dengan Friction loss untuk mendapatkan actual loss pada sepanjang pipa lateral.

Pada pipa lateral, diameter pipa harus dipilih sedemikian rupa sehingga friction loss ditambah dengan adanya perubahan elevasi sepanjang pipa lateral tidak lebih besar perbedaannya sebanyak 20% dari rata-rata tekanan yang dibutuhkan masingmasing sprinkler (Withers, 1980). Berdasarkan catatan Prof. Penkava, perbedaan maksimal dari tekanan yang dibutuhkan setiap sprinkler antara sprinkler pertama dengan sprinkler terakhir tidak lebih dari 5 PSI. Untuk mengitung perbedaan tekanan (energi) sepanjang lateral dapat menggunakan prinsip energi dan hubungannya dengan friction loss seperti disebutkan diatas. Dimana energi air yang mengalir sepanjang pipa adalah tekanan ( pressure) dan debit (flow rate). Jika energi disalah satu ujung pipa telah diketahui maka kita dapat mengetahui energi diujung pipa lainnya dengan menguranginya dengan friction loss. Pada prinsipmya, Friction loss ditambah dengan energi kinetik air akan sama dengan energi air pada ujung pipa. Tekanan Tekanan adalah ukuran dari energi yang diperlukan untuk operasi system sprinkler. Lebih spesifik adalah menentukan suatu gaya yang bekerja secara merata pada suatu luas permukaan yang diukur dalam Newton per meter persegi (N/m2). Tekanan juga sering dinyatakan dalam bar. 1 bar = 100 kN/m2. untuk suatu system rotary sprinkler dengan skala kecil biasanya dioperasikan pada tekanan 300 kN/m2 atau 3 bar. Satuan lain dari ukuran tekanan adalah dalam pon per inchi kuadrat (Pon Per Square Inch/PSI) untuk imperial unit dan kilogram per centimeter persegi untuk unit eropa. Discharge atau Debit

17

18

Kecepatan aliran air dalam pipa disebut velocity, yang diukur dalam meter per detik (m/dtk). Debit adalah volume air yang mengalir sepanjang pipa setiap detik yang diukur dalam meter kubik perdetik (m 3/dtk). Debit aliran dalam pipa diukur menggunakan pengukuran aliran ( flow meter). Dengan mencatat waktu yang diperlukan didapat perhitungan debit sebagai berikut:

3.3.2.2. Energi Air untuk menggerakkan Sistem Irigasi Sprinkler Gravity Flow Water System

Pompanisasi

18

19

Bila kita melihat suatu pompa sebagai sebuah mesin, maka kita melihat bagaimana mesin pembakaran dalam (internal combustion engine) atau motor listrik yang ada dalam pompa merubah energi mekanik yang dihasilkan menjadi energi air. Dalam sistem sprinkler untuk irigasi penyediaan energi berdasarkan tekanan dan debit yang diperlukan untuk mendistribusi air ke dalam pipa utama (mainline) dan pipa lateral untuk dipencarkan ke areal irigasi. Pompa yang paling umum digunakan untuk sistem sprinkler adalah pompa tipe centrufugal. Kinerja pompa centrifugal direncanakan dengan kecepatan konstan, dimana kinerja pompa dapat ditampilkan dari: Tekanan dan debit Kebutuhan tenaga Efisiensi Perhitungan dalam pemilihan pompa Membuat sketsa pompa dan lay out pemipaan Menentukan kapasitas Menentukan tinggi tekan total Mengkaji kondisi cairan yang dipompa Memilih kelas dan jenis pompa A pump must provide the required flow at the pressure needed to deliver the water to the application devices (e.g., sprinkler heads). 3.3.4. Operasional Sistem Sprinkler a. Distribusi Air dan sprinkler spacing Untuk mendesain suatu sistem sprinkler terutama rotary sprinkler yang menghasilkan irigasi secara merata untuk semua bagian yang dibasahi adalah sangat sulit. Normalnya dalam penggunaannya hanya bagian permukaan yang merata sedangkan pola distribusi yang terjadi berbentuk seperti segitiga (triangle) seperti terlihat pada gambar. Agar distribusi lebih merata, beberapa sprinkler dapat dioperasikan secara bersama-sama dan didistribusi secara saling menindih (overlapping), lihat gambar. Penentuan jarak diantara sprinkler satu dengan yang lain untuk overlaping yang baik harus 65% dari diameter basah.

19

20

Gambar

Gambar Areal Basahan (Wetted Area) dari sprinkler tanpa overlap

b. application rate Application Rate (Ar) adalah jumlah rata-rata air yang dapat disampaikan ke tanah ketika sprinkler beroperasi. Ar diukur dalam mm per jam atau inches per hour. Rumus dari Ar adalah sebagai berikut : Ar = Application Efficiency (Ea) Precipitation rate (Pr). (1)
20

21

Dimana Nilai application eficiency dari setiap sprinkler bervariasi dari 60% to 80%, atau rata-rata 70% The Precipitation Rate (Pr) adalah jumlah air rata-rata yang dikeluarkan dari ebuah nozzle untuk menutupi areal yang akan dibasahi oleh sebuah nozzle Precipitation rate dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut:

Tingkat Infiltrasi Application rate harus selalu lebih kecil dari rate pada kondisi kemampuan tanah menyerap air (infliltration rate). Ini dilakukan untuk mencegah pengaruh aliran permukaan (run off) yang terjadi dan kemungkinan erosi tanah. Jumlah air yang dapat diserap oleh tanah disebut dengan infiltration rate. Ir ditentukan oleh beberapa hal, terutama oleh tekstur tanah itu sendiri. Dibawah ini adalah petunjuk mengenai tingkat infiltrasi yang mungkin terjadi pada beberapa jenis tekstur tanah.

21

22

c. kebutuhan air tanaman (root zone, ET) Ketersediaan air bagi tanaman dipengaruhi oleh hujan, air irigasi, drainase, perkolasi dan evapotransporasi. Kebutuhan air tanaman merupakan evapotranspirasi (Et) adalah merupakan kombinasi dari transpirasi tanaman ditambah evaporasy dari permukaan tanah. Et dapat diukur dengan menggunakan beberapa metode seperti metode Thornthwaite (1948), Penman (1956), serta Blaney dan Criddle (1962). Parameter-parameter penduga kebutuhan air yang digunakan antara lain adalah iklim, tanah, dan faktor tanaman (kc) d. Set time dan Penjadwalan Irigasi Set time adalah waktu yang diambil untuk sprinkler dalam mengirigasi areal dalam satu posisi. Set time tergantung pada application rate dan irigasi yang diperlukan. Menyesuiakan set time dengan kedalaman air irigasi yang diperlukan dengan application rate dilakukan agar didapat pengoperasian sistem yang bagus sehingga dapat memaksimalkan air yang dapat disimpan pada kedalaman akar yang diperlukan tanaman. Set Time = Irrigation Need / Application Rate Penjadwalan pengairan adalah proses untuk menentukan kapan untuk mengairi lahan dan seberapa banyak air yang disiramkan. Penjadwalan dipengaruhi oleh desain sistem, perawatan dan pengoperasian sistem serta ketersediaan air. Tujuan penjadwalan penyiraman adalah untuk mengaplikasikan air hanya untuk keperluan tanaman saja dengan telah memperhitungkan evaporasi, run off dll. e. Angin Pancaran air dari sprinkler sangat mudah ditiup oleh angin dan ini dapat mengurangi pola pembasahan areal secara uniform. Untuk mengurangi pengaruh dari angin, sprinkler dapat dioperasikan secara bersama-sama (serentak). Hubungan pengaruh dari kecepatan angin yang terjadi pada

22

23

sepanjang jarak dari penyemprotan dan diameter lingkaran basah yang terjadi diberikan pada tabel dibawah ini.

3.3.5 Tahapan Desain Sistem Sprinkler Desain irigasi sprinkler dilakukan dengan mengikuti diagram alir prosedur desain seperti pada Gambar 2. Tahapan desain tersebut adalah sebagai berikut: a. Menyusun nilai faktor-faktor rancangan, yang meliputi sifat fisik tanah, air tanah tersedia, laju infiltrasi, evapotranspirasi tanaman, curah hujan efektif, dan kebutuhan air irigasi. b. Menyusun rancangan pendahuluan, mencakup pembuatan skema tata letak (layout) serta penetapan jumlah dan luas sub-unit dan blok irigasi. c. Apabila Perhitungan persyaratan rancangan hidrolika hidrolika tidak sub-unit terpenuhi, dengan alternatif mempertimbangkan karakteristik hidrolika pipa dan spesifikasi sprinkler. sub-unit langkah/penyelesaian yang dapat dilakukan adalah (a)modifikasi tata letak, (b) mengubah diameter pipa dan atau (c) mengganti spesifikasi sprinkler. d. Finalisasi (optimalisasi) tata letak. e. Perhitungan total kebutuhan tekanan (total dynamic head) dan kapasitas sistem,berdasarkan desain tata letak yang sudah final serta dengan mempertimbangkankarakteristik hidrolika pipa yang digunakan.

23

24

f. Penentuan jenis dan ukuran pompa air beserta tenaga/mesin penggeraknya. Perhitungan rancangan hidrolika sub unit merupakan tahapan kunci dalam prosesdesain irigasi sprinkler. Persyaratan hidrolika jaringan perpipaan harus dipenuhi untuk mendapatkan penyiraman yang seragam (nilai koefisien keseragaman/coefficient of uniformity harus > 85 %). Mengingat jumlah dan spesifikasi sprinkler maupun jenis dan diameter pipa yang sangat beragam, makatahapan rancangan hidrolika sub unit harus dilakukan dengan metoda coba-ralat.

24

25

Sistem Irigasi Tetes (Trickle Irrigation)

Irigasi tetes adalah metode irigasi yang menghemat air dan pupuk dengan membiarkan air menetes pelan-pelan ke akar tanaman, baik melalui permukaan tanah atau langsung ke akar, melalui jaringan katup, pipa dan emitor. Alat dengan konsep menarik ini didesain oleh seorang desainer asal Melbourne bernama Edward Linacre. Konsep irigasi Tetesan Air (airdrop irrigation) ini lahir dari pengalaman Australia yang memiliki kondisi lahan pertanian yang juga memiliki banyak tantangan.
Hillel (1982) mendefiniskan irigasi tetes sebagai pengaliran air secara perlahan dalam bentuk tetesan yang berlainan, tetesan yang terus menerus, cucuran yang kecil atau spray mini melalui peralatan mekanik yang dinamakan emiter yang terletak pada titik-titik tertentu sepanjang aliran air. Beberapa keuntungan, dari sistem irigasi tetes adalah : 1. Pengelolaannya mudah, semprotan hama, panen, pemangkasan dan sebagainya dapat dikerjakan pada saat yang sama dengan irigasi, yang sangat besar manfaatnya untuk kebun buah-buahan. 2. Mengurangi tenaga kerja, hal ini penting bagi negara-negara yang sulit untuk memperoleh tenaga kerja di lahan dan sangat mahal. 3. Dapat mengontrol air dan pupuk, dimana jumlah air, pupuk dan frekuensi pemakaian dapat dikotrol dengan sistem ini. Irigasi ini dapat mengontrol jumlah air dan pupuk pada daerah akar dan sekitarnya sehingga pertumbuhannya meningkat. Peningkatan sampai 10-20% hasil panen dan 20 30% penghematan air dapat diharapkan dar penggunaan irigasi tetes ini (Turner, 1984). 4. Kehilangan air akibat perkolasi dan evaporasi berkurang, karena air langsung diberikan dekat dengan tanaman yang menyebabkan basah di daerah perakaran

25

26 saja. Sehingga penguapan air sangat efisien dan peningkatan penggunaan efektivitas air dapat tercapai. 5. Mudah mengendalikan hama penyakit, gulma, bakteri dan jamur, karena sebagian saja tanah yang basah, sedang di daerah lainnya tetap kering yang menyebabkan tanaman pengganggu sulit untuk tumbuh dan berkembang (Scwab, 1981) 6. Dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen, sebagai akibat dari kemampuan irigasi tetes dalam memelihara tanah agar tetap lembab pada daerah perakaran. Irigasi ini sangat baik untuk tanaman buah-buahan yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, seperti : apel, tomat, jeruk, anggur, arbei dan sebagainya. Namun, tidak praktis dan ekonomis untuk tanaman yang ditanam secara rapat, seperti padi-padian. Disamping keuntungan tersebut, irigasi tetes juga mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya : 1. Sensitif terhadap penyumbatan, masalah yang paling besar dari sistem irigasi ini adalah penyumbatan pada emiter. Partikel pasir, liat, sampah, lapisan endapan bahan kimia dari pupuk dan bahan organik yang dapat menyumbat aliran dari pemancar. 2. Perkembangan akar terbatas, karena irigasi tetes memberikan air hanya pada sebagian volume tanah,maka akar tanaman akan terkonsentrasi pada daerah pembasahan saja (Turner, 1984). 3. Biaya investasi mahal. 4. Dibutuhkan tenaga kerja yang mempunyai keahlian untuk dapat merancang, mengoperasikan dan memelihara peralatan penyaringan dan peralatan irigasi tetes. 5. Akumulasi garam di dekat daerah perakaran. Bila garam yang tidak larut tertinggal di dalam tanah, karena air yang digunakan oleh tanaman, pengendapan yang paling banyak adalah di daerah perakaran. Apabila hujan membilas garam dekat permukaan ke dalam daerah perakaran dapat

mengakibatkan kerusakan yang hebat pada tanaman (Hansen, 1979)

26

27

27

Вам также может понравиться