Вы находитесь на странице: 1из 11

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERCOBAAN III REAKSI UJI PROTEIN

OLEH : NAMA NIM KELAS KELOMPOK ASISTEN : RAMLAH : F1F1 12 071 : B : I : NUR AISYAH MANGINSI

JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2013

PERCOBAAN III REAKSI UJI PROTEIN A. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan dari percobaan ini adalah untuk melakukan pengujian dari sifat-sifat protein.

B. LANDASAN TEORI Protein adalah zat makanan yang paling kompleks. Protein terdiri dari karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan sulfur, dan biasanya fosfor. Protein sering disebut sebagai zat makanan yang mengandung unsure nitrogen. Protein esensial untuk pembangunan protoplasma hidup karena terdiri dari unsure karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan sulfur. Protein terkandung dalam makanan nabati dan hewani, tetapi protein hewani paling bernilai untuk tubuh manusia. Di lain pihak, protein nabati lebih murah. Protein ini lebih bermanfaat sebagai bahan bakar tubuh daripada sebagai pembangun tubuh, tetapi menyediakan asam amino lebih murah yang dibutuhkan tubuh untuk membangun jaringan (Watson, 2002). Protein adalaha makromolekul yang tersusun dari bahan dasar asam amino. Asam amino yang menyusun protein ada 20 macam. Protein terdapat dalam sistem hidup semua organism baik yang berada pada tingkat rendah maupun organism tingkat tinggi. Protein berfungsi sebagai biokatalisator, sebagai pengangkut dan penyimpan molekul lain seperti oksigen, mendukung secara mekanis sistem kekebalan (imunitas) tubuh, menghasilkan pergerakan tubuh, sebagai transmitor gerakan syaraf dan mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan (Katili, 2009). Protein sebagai salah satu komponen penyusun bahan pangan yang mempunyai peranan sangat besar. Protein mampu berinteraksi dengan senyawa-senyawa lain, baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga berpengaruh pada aplikasi proses, dan mutu. Sifat-sifat inilah yang disebut dengan sifat fungsional protein seperti; water binding, kelarutan,

viskositas, pembentukan gel, flavor binding dan aktivitas permukaan (Subagio, 2004). Selain memiliki sifat-sifat umum, kebanyakan protein alam masih mempunyai satu atau lebih sifat khusus. Sifat khusus tersebut misalnya; mempunyai daya angkut oksigen, mempunyai daya sebagai alat pengangkut lipida, mempunyai kelarutan tertentu dalam garam encer atau asam encer dan mempunyai aktivitas sebagai enzim atau hormon. Proses tersebut yang dipengaruhi oleh pemanasan, sinar ultraviolet, gelombang ultrasonic, pengocokan yang kuat atau bahan-bahan kimia tertentu dapat mengalami proses denaturasi. Denaturasi protein itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan konfigurasi tiga dimensi molekul protein tanpa

menyebabkan kerusakan ikatan peptida (Sumardjo, 2009).

C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah : Batang pengaduk Erlenmeyer 250 ml Gegep Gelas kimia 250 ml Hotplate Pipet tetes Rak tabung Sendok tanduk Sentrifugas Stopwatch Tabung reaksi

2. Bahan Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah : Air Amonium sulfat Asam cuka Etanol 95% Kertas Kertas saring Larutan HCl 0,1 M Natrium Klorida Pereaksi biuret Susu bubuk

D. PROSEDUR KERJA 1. Pengendapan protein oleh garam anorganik Larutan protein Dipipet 10 ml Dimasukkan dalam tabung reaksi Ditambahkam hingga larut Ditambahkan garam sedikit demi garam dan diaduk

sedikit hingga jenuh Disaring menggunakan kertas saring Diambil filtratnya Filtrat Ditambahkan 4 ml pereaksi biuret Larutan berwarna Ungu 2. Uji koagulasi Larutan protein Dipipet 5 ml Ditambahkan asam asetat 2 ml Dipanaskan hingga terbentuk endapan Diambil endapannya dan ditambahkan air Diaduk hingga larut Diamati perubahan yang terjadi

Endapan yang tidak larut

3. Uji pengendapan dengan alkohol Larutan protein Dipipet masing-masing 5 ml Dimasukkan didalam 2 buah tabung reaksi Tabung I Tabung II

Ditambahkan 6 ml etanol 95% Ditambahkan 1 ml HCl 0,1 N Diamati perubahan yang terjadi Endapan ada diatas

- Diambil 6 ml etanol 95 % - Ditambah 1 ml asam cuka - Diamati perubahan yang terjadi

dan dibawah larutan

Endapan hanya ada dibagian atas permukaan larutan 4. Denaturasi protein Larutan protein Dipipet masing-masing 9 ml Dimasukkan didalam 2 buah tabung reaksi

Tabung I - Ditambahkan 1 ml HCl 0,1 N

Tabung II - Ditambahkan 1ml asam cuka

Dipanaskan salama 15 menit

Diangkat

dan

didinginkan

pada

temperatur kamar Diamati perubahan yang terjadi Tabung I = Terbentuk endapan dibagian atas dan bawah endapan protein tidak larut dalam asam asetat Tabung II = Terbentuk endapan di atas, ketika di balik endapan tidak tumpah.

E. HASIL PENGAMATAN 1. Tabel Hasil Pengamatan a. Pengendapan Protein Oleh Garam Anorganik Perlakuan Hasil

10 ml protein + garam (disaring) Filtrat berwarna ungu Filtrat + pereaksi biuret

b. Uji koagulasi Perlakuan 5 ml larutan protein + air Endapan tidak larut Hasil

(dipanaskan) Endapan + air

c. Pengendapan Dengan Alkohol Perlakuan Hasil

1. 5 ml larutan protein + 1 ml HCl Endapan ada diatas dan dibawah 0,1 N + 6 ml etanol 95% larutan

2. 5 ml larutan protein + 1 ml Endapan hanya ada dibagian atas asam asetat + 6 ml etanol 95% permukaan larutan

d. Denaturasi Protein Perlakuan 1. 9 ml larutan protein + HCl 0,1 Larut N dipanaskan 15 menit Ditambahkan asam asetat Terbentuk endapan dibagian atas dan bawah endapan protein tidak larut dalam asam asetat 2. 9 ml larutan protein + 1 ml Larut asam menit asetat dipanaskan 15 Terbentuk endapan di atas, ketika di balik endapan tidak tumpah. Hasil

F. PEMBAHASAN Protein adalah rantai molekul panjang yang terdiri dari asam amino yang bergabung dengan ikatan peptida. Protein membentuk bahan struktural jaringan tubuh kita. Protein memiliki beberapa fungsi yang berbeda, misalnya menyediakan struktur (ligamen, kuku, rambut), membantu pencernaan (enzim perut), membantu gerakan (otot), dan berperan dalam kemampuan kita untuk melihat (lensa mata kita adalah kristal protein murni). Pada praktikum kali ini diadakan empat uji yaitu uji pengendapan protein oleh garam organik, uji koagulasi, uji pengendapan protein dengan alkohol, dan uji denaturasi protein. Pada uji pengendapan protein oleh garam organik, digunakan garam NaCl. Larutan protein yang telah dibuat ditambahkan garam sedikit demi sedikit sambil diaduk, hingga larutan jenuh atau garam tidak dapat larut lagi. Larutan protein kemudian disaring dan filtratnya ditambahkan pereaksi biuret. Pereaksi biuret ditambahkan untuk mengetahui apakah filtrat tersebut masih mengandung protein atau tidak. Apabila tidak mengandung protein maka tidak berwarna. Terlihat pada hasil pengamatan filtrat berubah warna menjadi ungu. Hal ini menunjukkan filtrat tersebut masih mengandung protein. Seharusnya jika garam ditambahkan hingga larutan jenuh, maka semua protein dalam larutan tersebut akan terikat dengan garam. Tetapi, pada saat percobaan garam masih dapat larut dalam larutan protein, sehingga pada filtrat masih terdapat protein. Uji koagulasi dilakukan dengan menambahkan larutan protein dan air kemudian dipanaskan. Setelah dipanaskan terbentuk endapan yang tidak larut. Hal ini disebabkan karena kelarutan protein pada suhu diatas 60oC akan berkurang. Pada suhu tinggi energi kinetik protein akan semakin tinggi yang menyebabkan adanya getaran yang cukup kuat sehingga akan memutuskan ikatan-ikatan atau struktur sekunder, tertier dan kuartener pada protein. Selanjutnya dilakukan uji pengendapan protein dengan alkohol. Pada tabung pertama direaksikan larutan protein dengan HCl dan ditambahkan etanol 95% dan pada tabung kedua direaksikan larutan protein dengan asam asetat dan ditambahkan etanol 95%. Tabung pertama menghasilkan endapan

yang terdapat diatas dan dibawah larutan, sedangkan tabung kedua menghasilkan endapan yang terdapat hanya diatas larutan saja. Terjadinya pengendapan ini disebabkan etanol merupakan senyawa organik yang dapat larut dalam air, sehingga etonal berikatan dengan air dan menyebabkan terjadi penggumpalan pada protein. Tabung pertama lebih banyak endapan yang terbentuk dibandingkan dengan tabung kedua disebabkan karena penambahan HCl dan asam asetat. Menurut literatur, banyaknya endapan ditentukan oleh tingkat keasaman dari larutan yang ditambahkan pada larutan protein. HCl memiliki tingkat keasaman yang lebih tinggi dibandingkan asam asetat, sehingga menyebabkan penggumpalan protein lebih banyak pada

penambahan HCl dibanding penambahan asam asetat. Pada uji denaturasi protein, larutan protein masing-masing dimasukkan kedalam dua tabung. Tabung pertama ditambahkan HCl 0,1 N, dipanaskan dan ditambahkan asam asetat. Tabung kedua ditambahkan asam asetat kemudian dipanaskan. Terlihat pada hasil pengamatan bahwa pada tabung pertama dan tabung kedua terbentuk endapan. Terbentuknya endapan disebabkan karena pemanasan. Pada tabung kedua ketika larutan protein ditambahkan asam asetat , larutan protein akan larut. Sedangkan pada tabung kedua setelah dipanaskan dan ditambahkan asam astetat, larutan tersebut tidak larut lagi karena protein yang terdapat pada larutan telah rusak yang dikarenakan pemanasan sehingga tidak dapat larut dengan asam asetat.

DAFTAR PUSTAKA Katili, Abubakar S., 2009, Struktur dan Fungsi Protein Kolagen, Jurnal Pelangi Ilmu, Vol: 2 (5). Subagio, Ahmad, Wiwik Sitti Windrati, Mukhammad Fauzi dan Yuli Witono, 2004, Karakteristik Protein Miofibril dari Ikan Kuniran (Upeneus molucensis) dan Ikan Mata Besar (Selar chumenophtharmus), Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, Vol 15 (1), Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember. Sumardjo, Damin, 2009, Pengantar Kimia, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Watson, R. 2002, Anatomi dan Fisiologi Untuk Perawat, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Вам также может понравиться