Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
LATAR BELAKANG
Sampai saat ini hipertensi masih menjadi masalah dalam bidang kesehatan, tidak hanya di Indonesia namun juga di seluruh dunia. Dan dengan kemajuan teknologi kematian yang berhubungan dengan penyakit infeksi mulai berkurang sedangkan penyakit yang berhubungan dengan kardiovaskuler terus meningkat. Diperkirakan negara yang paling merasakan dampaknya adalah negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal pada pemeriksaan tekanan darah. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya.1 Berdasarkan kriteria JNC VII yang diterapkan di Indonesia, seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darahnya sama dengan atau lebih dari 140/90 mmHg.2 Menurut WHO dan ISH (International Society of Hypertension),3 saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya meninggal setiap tahun. Tujuh dari setiap 10 penderita tersebut tidak mendapatkan pengobatan secara adekuat. Berdasarkan Riskesdas Nasional tahun 2007, hipertensi berada di urutan ketiga penyebab kematian semua umur, setelah stroke dan TB, dengan proporsi kematian sebesar 6,8%. Adapun prevalensi nasional hipertensi pada penduduk umur >18 tahun adalah sebesar 31,7%.4 Umumnya penderita hipertensi adalah orang yang berusia diatas 40 tahun, namun pada saat ini tidak menutup kemungkinan diderita
oleh orang usia muda. Hipertensi pada wanita usia subur sebagian besar terjadi pada usia 25 45 tahun, dan hanya pada 20 persen terjadi dibawah usia 20 tahun.5 Berdasarkan Riskesdas Nasional pada tahun 2007, prevalensi hipertensi di Sulawesi Selatan 29,0%, lebih rendah dari angka nasional. Sebagai Ibukota Provinsi, Kota Makassar di Sulawesi Selatan menempati posisi ke-3 jumlah penderita hipertensi yakni sebesar 23,5%.4 Jumlah penderita penyakit hipertensi di dunia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2000 terdapat 972 juta jiwa penderita hipertensi dari seluruh dunia dan diperkirakan akan meningkat menjadi 1,56 milyar pada tahun 2025.6 Peningkatan prevalensi ini juga diikuti dengan peningkatan angka
kematian. Jumlah kematian akibat hipertensi di Indonesia meningkat selama tahun 2004 -2008 dari 18,9% menjadi 43,8%. 7 Hipertensi merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko yang sebagian besar merupakan faktor perilaku dan kebiasaan hidup. Apabila seseorang mau menerapkan gaya hidup sehat, maka kemungkinan besar akan terhindar dari hipertensi. Penyakit ini berjalan terus seumur hidup dan sering tanpa adanya keluhan yang khas selama belum terjadi komplikasi pada organ tubuh. Faktor risiko hipertensi antara lain adalah faktor genetik, umur, jenis kelamin, etnis, stress, obesitas, asupan garam, penggunaan obat hormonal, dan kebiasaan merokok.8 Peningkatan pendapatan masyarakat pada kelompok sosial ekonomi tertentu,9 menyebabkan terjadinya perubahan pola makan dan pola aktifitas yang mendukung terjadinya penigkatan jumlah penderita obesitas. Namun yang paling mengkhawatirkan bukan kondisi obesitas, lingkar pinggang tidak kalah penting. Penelitian di Taiwan
yang dimuat di American Journal of Hypertension terungkap bahwa orang-orang dengan timbunan lemak di pinggang beresiko tinggi mengalami hipertensi, meskipun berat badan mereka tergolong sehat. Menurut penelitian Rindiastuti pada tahun 2009, lingkar leher sebagai salah satu indeks distribusi lemak subkutan pada tubuh bagian atas mempunyai hubungan erat dengan faktor risiko kardiovaskuler. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
lingkar leher sebagai salah satu indeks distribusi lemak tubuh bagian atas mungkin dapat digunakan untuk mengidentifikasi individu dengan kelebihan berat badan dan obesitas.10 Menurut Wahyudi, SE Kasubag Tata Usaha mengatakan bahwa angka kejadian hipertensi di Puskesmas Kassi-kassi menempati urutan kesepuluh dari penyakit lainnya. Sehingga dari latar belakang inilah, sehingga penting untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara lingkar leher dan lingkar pinggang dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Kassi-Kassi Kecamatan Rappocini Kota Makassar.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah hubungan antara lingkar leher dan lingkar pinggang dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Kassi-Kassi Kecamatan Rappocini Kota Makassar?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan, untuk : 1. Mengetahui proporsi hipertensi di Puskesmas Kassi-Kassi Kecamatan Rappocini Kota Makassar 2. Mengetahui distribusi lingkar leher di Puskesmas Kassi-Kassi Kecamatan Rappocini Kota Makassar 3. Mengetahui distribusi lingkar pinggang di Puskesmas Kassi-Kassi Kecamatan Rappocini Kota Makassar 4. Mengetahui hubungan lingkar leher dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Kassi-Kassi Kecamatan Rappocini Kota Makassar 5. Mengetahui hubungan lingkar pinggang dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Kassi-Kassi Kecamatan Rappocini Kota Makassar
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini dapat memberikan informasi baru dan pengalaman dalam rangka menambah wawasan ilmiah dan pengembangan diri khususnya dalam bidang penelitian. b. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang metode pengukuran antropometrik sebagai skrening obesitas yang mudah dan murah dalam mencegah hipertensi.