Вы находитесь на странице: 1из 31

PEMULIHAN KETERGANTUNGAN NARKOBA MODEL 12 LANGKAH

LATAR BELAKANG Semakin tingginya jumlah pasien ketergantungan narkoba dibandingkan dengan terbatasnya panti-panti rehabilitasi baik yang dikelola oleh pemerintah, rumah sakit, polisi atau swasta mengharuskan kita menciptakan berbagai alternatif terapi dan rehabilitasi. Selain kenaikan jumlah mereka yang memiliki ketergantungan narkoba, ada beberapa hal yang merupakan keprihatinan bersama yaitu : 1) Tingginya tingkat kambuh dikalangan pemakai narkoba 2) Fenomena ganti adiksi yang merupakan bagian integral dari adiksi, yang belum diberikan perhatian selayaknya. Padahal ganti adiksi dapat membawa pasien ke arah kambuh narkoba. 3) Perbedaan tingkat pemakaian dikalangan pemakai (level habitual users, social users. experimental users sampai dengan Hard Core Addict) yang .mempersulit penerapan program pemulihan yang cenderung menyamaratakan tingkat recovery. 4) Banyak pasien yang dalam proses mencari terapi yang tepat, berpindah dari satu fasilitas ke fasilitas lain. 5) Perbedaan umur yang cenderung mempersulit proses pemulihan 6) Makin tingginya jumlah kasus kriminal di dunia narkoba tidak sebandingkan dengan daya tampung Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan. 7) Kelangkaan Program After Care bagi para mantan tahanan narkoba yang akan kembali ke masyarakat.. 8) Kebanyakan Panti Rehabilitasi yang dikelola pihak swasta tidak terjangkau oleh mereka yang berasal dari masyarakat kelas menengah bawah. Seperti yang kita sadari, tidak ada satu bentuk pemulihan yang tepat dan dapat dipakai untuk semua orang. Kita perlu merancang intervensi dan program pemulihan yang sesuai dengan problem dan kebutuhan masing-masing individu. Karena pemulihan dari ketergantungan narkoba adalah suatu proses yang panjang maka diperlukan episode pengobatan. Salah satu hal yang paling penting adalah membangun Program After Care yang solid sehingga mengurangi tingkat kambuh. Salah satu alternatif untuk membantu pemerintah di bidang Treatment dan Rehabilitasi Narkoba adalah membentuk Terapi dan Rehabilitasi berbasis komunitas dengan menswadayakan kemampuan masyarakat setempat. Para pecandu yang menjadi pasien dalam terapi dan rehabilitasi berbasis komunitas adalah mereka yang ada dalam tahap :habitual users, social users, experimental users, warga binaan pemasyarakatan dan After Care. Untuk warga binaan pemasyarakatan dan After Care, sebaiknya terapi dan rehabilitasi ini diadakan diwilayah domisili mereka untuk memudahkan proses resosialisasi.

TUJUAN
Buku ini bertujuan menyajikan Program 12 Langkah sebagai salah satu alternatif melakukan terapi dan rehabilitasi berbasis komunitas. Mengingat keunikan terapi model ini maka pada para pendamping / konselor yang dianggap mampu melakukan pendampingan ketergantungan narkoba adalah mereka yang mempunyai latar belakang akademis minimal Strata 1, para pemuka agama dan para relawan profesional. Untuk dapat diterapkan secara tepat guna maka terapi dan rehabilitasi model 12 Langkah ini harus melalui pelatihan selama lima hari dengan banyak memakai terapi kelompok, mendalami Mekanisme Self Defend / sistem pertahanan addict, teknik-teknik dasar konseling dan terapi. Ada 3 faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan suatu program pemulihan yaitu : 1. Program Pemulihan dan Program After Care 2. Keterampilan Manajerial dari para pengelola panti dan 3. Sarana/prasana yang disesuaikan dengan lokasi dan anggaran. Buku ini hanya akan membahas Program 12 Langkah sebagai model terapi dan rehabilitasi baik dengan tujuan pencegahan sekunder ataupun tertier dan untuk mereka yang sedang menjalani After Care. Program 12 Langkah adalah program yang mempunyai 12 langkah, disusun dan telah dipakai dihampir seluruh penjuru dunia lebih dari dari 50 tahun.oleh para recovering narkotika dan keluarga mereka. Paman
Pengasuh

Saudara Bibi Ibu

APA BAGIAN SAYA YANG MEMBUAT ANGGOTA KELUARGA SAYA MEMAKAI NARKOBA?

Sepupu

Ayah Kakek Nenek Kakak Adik

Program ini dapat dipakai untuk semua jenis NAPZA

Juga berlaku untuk semua adiksi bukan NAPZA itu merupakan bagian dari ganti adiksi atau multi-adiksi mis. : adiksi makanan (obesitas, anorexia / bulimia), judi, kekuasaan, emosi, hubungan yang tidak sehat / seks, dll.

workaholik

Makanan

Emosi

Judi, shopping

Mengingat kompleksnya masalah adiksi disertai ganti adiksi, Program 12 Langkah membuat langkah-langkah yang sederhana dan mudah dimengerti. Pemulihan merupakan proses panjang dan sering diibaratkan perjalanan dari Pikiran (adiktif) ke hati. Program ini terkenal dengan sebagai proses pemulihan yang menekankan konversi hati dan perubahan internal.

PERJALANAN PANJANG DARI OTAK KE HATI


POLA PIKIR DAN POLA PERILAKU ADIKTIF DIUBAH LEWAT 12 LANGKAH

KONVERSI HATI MENGUBAH LUKA MENJADI BELAS KASIH

Sisi Internal dan Eksternal Dalam terapi dan rehabilitasi dengan memakai model 12 Langkah, pemulihan adiksi mempunyai dua sisi yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah proses didalam diri yang harus dilalui oleh seorang recovering addict untuk mencapai tujuan program pemulihan yaitu v bebas obat, v bebas kriminal, v produktifitas dan v kehidupan yang sehat. Faktor eksternal dalam pemulihan adalah semua faktor luar yang mendukung kearah pencapaian empat tujuan tersebut. Faktor-faktor eksternal tersebut antara lain: keterampilan manajerial baik dalam bidang Operasional dan Organisasional, Terapi Vokasional, Support-group, After Care, dukungan keluarga, masyarakat, dan instansi terkait dan semua pihak yang secara tidak langsung membantu terapi dan rehabilitasi. Tanpa keseimbangan kedua faktor tersebut, pemulihan akan menjadi timpang.

Terapi 12 Langkah : sisi internal dan eksternal


.
Konversi Hati Menyembuhkan luka Langkah -langkah Dalam 12 Langkah INTERNAL KONSEP ADIKSI Kambuh Bagian Pemulihan PENDAMPINGAN DI MASA KAMBUH EKSTERNAL ALANON Dukungan Keluarga NARKOTIKA ANONIMUS

Internal
Program 12 Langkah adalah program pemulihan adiksi dan Program After Care yang memakai langkah-langkah sebagai metode dan proses pemulihan internal. Langkah-langkah ini disesuaikan dengan tahapan proses recovery secara individual sekaligus mempunyai basis yang kuat dalam grup terapi dan Narkotika Anonimus. Program 12 Langkah dalam prosesnya mengubah cara pikir dan perilaku adiktif seseorang dengan sangat sederhana sehingga konselor dapat melakukan pendampingan baik secara pribadi maupun kelompok.

Eksternal
Dengan tidak mengurangi pentingnya faktor eksternal dalam terapi dan rehabilitasi narkoba, Buku ini tidak akan membahas secara mendetail keterampilanketerampilan Manajerial dan terapi vokasional. Juga tidak akan membahas jejaring dengan instansi terkait seperti Puskesmas, Polisi, Lapas / Rutan, Dinas Sosial, LSM, dll merupakan faktor pendukung keberhasilan suatu komunitas dalam melakukan terapi dan rehabilitasi. Untuk faktor eksternal, buku ini akan membahas tentang Narkotika Anonimus dan Alanon yang merupakan bentuk support group dan After Care bagi para anggota Program 12 Langkah.

BAB II PRINSIP-PRINSIP TERAPI DAN REHABILITASI

1. Tidak ada satu pengobatan yang tepat untuk semua individu maka harus dirancang program pemulihan dan intervensi yang sesuai dengan problem dan kebutuhan masing-masing individu 2. Kebutuhan pengobatan harus selalu tersedia. Karena tiap individu yang kecanduan narkoba dapat terjadi mendadak, maka perlu kesiapan program pemulihan / pengobatan bagi mereka yang sedang dalam kondisi kritis. 3. Program pemulihan harus menjawab semua kebutuhan individu, bukan saja masalah ketergantungan narkobanya. Artinya pemulihan harus bersifat holitik dengan mempertimbangkan kebutuhan medis, psikologis, sosial, vokasional dan hukum 4. Suatu rencana pengobatan dan pelayanan perorangan harus berkelanjutan dan harus selalu dimodifikasi untuk memastikan bahwa perencanaan sesuai dengan perubahan kepribadian tiap pasien. 5. Tetap tinggal dalam lingkungan terapi dan rehabilitasi dalam jangka waktu yang reIatif panjang merupakan pendukung efektifitas pemulihan. Karena kebanyakan orang meninggalkan tempat pengobatan lebih cepat dari yang seharusnya, didalam program sebaiknya memasukkan strategi yang dapat mengikat dan menahan pasien. 6. Konseling pribadi & kelompok, serta terapi perilaku lainnya merupakan komponen yang harus diberiperhatian. 7. Pecandu yang mempunyai penyakit mental harus mendapat pengobatan untuk adiksinya dan penyakit mentalnya. 8. Detoksifikasi medis adalah sebagai tahap pertama dari pengobatan kecanduan dan hanya sedikit pengaruhnya untuk mengubah pecandu yang telah bertahun-tahun tergantung pada narkoba.. Detoksifikasi medis sangat aman dala m menangani gejala psikis yang akut atas sakau saat menghentikan penggunaan narkoba. 9. Pengobatan yang dilakukan atas dasar sukarela lebih efektif. . 10. Kemungkinan kambuh dimasa perawatan memerlukan pemantauan yang berkesinambungan. 11. Program pengobatan sebaiknya dilengkapi dengan pencegahan untuk HIV / AIDS, Hepatitis B & C, TBC dan penyakit infeksi lainnya. Perlu ada konseling untuk membantu pasien mengubah sikap sehingga mereka tidak menempatkan diri pada status resiko terinfeksi. Konseling dapat membantu pasien untuk dapat mengubah sikap dan menghindarkan dari tingkah laku yang beresiko tinggi. Konseling juga dapat membantu pasien yang sudah terinfeksi untuk dapat mengatasi penyakitnya secara mental. 12. Pemulihan dari ketergantungan narkoba adalah suatu proses panjang yang membutuhkan beberapa episode pengobatan. Seperti penyakit kronis lainnya, keinginan untuk menggunakan narkoba dapat timbul kembali walalupun telah melewati episode pengobatan. 6

BAB III

PROGRAM 12 LANGKAH DENGAN PENDEKATAN PSIKOSOSIAL


Bagian pertama bab ini akan mengupas tentang konsep adiksi menurut model terapi 12 Langkah. Konsep adiksi dan pemulihan mempengaruhi model terapi dan rehabilitasi yang akan dilakukan. Program 12 Langkah adalah program pemulihan yang mementingkan perubahan internal dari seorang yang memiliki ketergantungan narkoba. Perubahan Internal itu dilakukan dengan bimbingan konselor atau sponsor. Sponsor adalah mantan pemakai yang telah melewati langkah-langkah dalam Program 12 Langkah. Langkah demi langkah harus dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu yang relatif lama. Semuanya tergantung kesiapan pasien. Selanjutnya buku ini akan membahas setiap langkah secara sederhana dengan memakai contoh penerapannya.

KONSEP ADIKSI & PEMULIHAN MODEL 12 LANGKAH


Program 12 Langkah memakai konsep adiksi sebagai model biologis. Konsep ini berakar dari teori tentang fisiologis atau metabolisme yang abnormal, umumnya karena faktor etiologis. Ada dua macam model konsep ini. Konsep pertama adalah konsep terapi substitusi. Konsep ke-2 adalah konsep "disease" yang adalah penyakit. Konsep adiksi sebagai penyakit melihat ketergantungan narkoba sebagai masalah utama. Karena dianggap mengidap penyakit, pecandu adalah pasien dan konselor sebagai "dokter". Dengan memakai analogi penyakit diabetis atau darah tinggi, seseorang yang mempunyai penyakit ketergantungan terhadap narkoba tidak dapat disalahkan. Menderita suatu penyakit bukan merupakan kesalahan penderita.. Jika seorang penderita penyakit gula dilarang mengkomsumsi gula, maka penderita penyakit ketergantungan narkoba, maka ybs tidak boleh mengkomsumsi narkoba.

Program 12 langkah juga melihat adiksi sebagai penyakit keluarga. Bukan hanya mereka yang memiliki penyakit narkoba tetapi juga orang-orang yang mendukung kearah terpeliharanya penyakit adiksi ini. Maka program 12 Langkah dalam proses eksternalnya mengharuskan peran aktif semua anggota keluarga melalui Alanon. Model terapi keluarga ini dikenal sebagai terapi kodependensi *****

Batasan Adiksi & Pemulihan


ADIKSI Adiksi adalah luka batin dan narkoba. Artinya narkoba disalahgunakan karena adanya luka. Luka itu dapat berupa v luka batin / asal yang sudah ada sebelum seseorang menyalahgunakan narkoba, v luka akibat narkoba (Stigma yang ada dalam masyarakat). Dalam adiksi ternyata luka akibat narkoba lebih dalam daripada luka asal. .

Adiksi menurut model terapi 12 Langkah mengatakan bahwa masalah utama dari ketergantungan narkoba bukan barang yang bernama narkoba tetapi yaitu luka. Adiksi adalah simpton yang menunjukkan adanya masalah lain yang lebih dalam. Luka itu terutama berasal dari keluarga asal yang menurut psikologi adalah keluarga yang disfungsional. *****

Keluarga Disfungsional
Kebanyakan keluarga asal pasien adalah keluarga disfungsional. Disfungsionalitas terjadi ketika fungsi utama setiap anggota keluarga tidak dapat dijalankan dengan sempurna. Penyebab disfungsionalitas antara lain kurangnya komunikasi dalam keluarga, kurang kasih sayang / perhatian, masalah sosial ekonomi, kesehatan, perbedaan prinsip, ketegangan orang tua, pertentangan dalam keluarga, dll. Studi kasus : Keluarga Johan (Fiktif, jika ada persamaan cerita, maka itu hanya kebetulan saja). Studi kasus ini bertujuan untuk memperjelas adiksi sebagai penyakit keluarga yang mengharuskan peran serta aktif semua anggota keluarga Pemaparan dengan melakukan studi kasus ini diharapkan akan memberikan pengertian bahwa luka sebagai sumber dari ketergantungan adiksi merupakan awal ketergantungan. Setelah identifikasi luka itu maka langkah berikutnya adalah mengidentifikasi cara berpikir dan pola perilaku adiktif. Mira dan Johan telah berumah tangga selama 21 tahun. Perkawinan mereka berdasarkan kesepakatan ke-2 orangtua mereka. Mira, seorang sarjana, dilarang bekerja sejak awal perkawinan mereka. Johan sebagai kepala keluarga bekerja keras menghidupi istri dan 2 anak. Mira mengeluh kesibukannya menjadi ibu dan ayah bagi semua anak-anaknya. Johan mengeluhkan istrinya yang dianggap tidak mengerti tujuan utamanya dalam mencari uang. Anakanaknya mengeluh ketidakhadiran ayahnya dalam kehidupan 8

keseharian mereka. Tahun demi tahun berlalu, keluarga itu hidup dalam dunia masing-masing. Perkawinan terus berjalan karena perceraian bukan pilihan. Johan sibuk di k antor. Mira tenggelam dalam kehidupan rumah tangganya dan anak-anaknya menyibukan diri dengan cara masing-masing. Ronny, anak sulung mereka menjadi pecandu narkoba sejak berusia 16 tahun. Mia, anak ke-2 mereka menjadi perfesionis di sekolah. Contoh diatas adalah tipikal keluarga disfungsional. 1. Identifikasi luka batin dan disfungsionalitas a. Ronny memiliki ketergantungan pada narkoba. Luka batinnya timbul akibat : Ketidakhadiran sang ayah secara fisik., jiwa yang terluka akibat ketegangan antara kedua orangtuanya (yang disimpan psyche- nya), kekerasan yang ia saksikan atau dengar, ketidakhadiran sang ayah dan ibu secara emosional, kebohongan ibunya untuk menutupi kelemahan ayahnya. Karena ia tidak memiliki keterampilan untuk berkomunikasi, keahlian dan kemampuan untuk menyalurkan ketegangan batinnya, luka itu makin dalam dari hari kehari.

b. Disfungsionalitas Johan bukan hanya dalam hal ketidak-mampuannya untuk hadir secara emosional. Ia juga tidak mampu memenuhi kebutuhan kehadiran fisik bagi anak-anak dan istrinya Ketidakhadirannya secara jasmani membuat ia menjadi ayah secara formal akibat perkawinan semata. Prioritas utamanya untuk terus mencari nafkah membuat uang menjadi fokus dalam kesehariannya. Ketidakmampuan Johan menjadikan Mira sebagai patner dalam menghidupi keluarganya membuat bebannya menjadi sangat berat. Tanpa komunikasi yang terbuka dan jujur, luka batin anak-anaknya menjadi kompleks. c. Disfungsionalitas juga ada dalam diri Mira. Dalam Program 12 Langkah disebut ko-dependensi. Perkawinannya yang adalah hasil persetujuan keluarga besar, larangan bekerja setelah menyelesaikan kuliah, kesibukan mengurus anak tanpa suami yang ada baik secara fisik dan emosional membuat Mira tidak mampu mengembangkan diri secara utuh. Sering ia harus membohongi anak-anaknya yang mempertanyakan kehadiran ayah mereka. Keharusan menutupi disfungsionalitas Johan membuat Mira menjadi disfungsional juga. Lingkaran itu akan terus berputar kecuali dengan intervensi yaitu pengakuan dari setiap anggota keluarga tentang adiksi masing-masing.

Dalam terapi ketergantungan narkoba, Ronny harus menghadapi kenyataan bahwa masalahnya bukan saja ketergantungan terhadap narkoba tetapi juga luka 9

batinnya. Luka batin itu sekarang ditambah dengan luka akibat penyalahgunaan narkoba. Bahkan, ironisnya, luka akibat obat yang dipakai untuk mengobati luka asal itu lebih buruk dari luka asal itu sendiri. Jika dalam contoh diatas, luka batin Ronny bersumber dari tidak ada keharmonisan dalam keluarganya, dalam praktek terapi, banyak faktor lain yang harus dianalisa sebagai sumber luka dan ketergantungan seseorang. Maka terapi model 12 Langkah mensyaratkan kemampuan konselor melihat masalah yang menimbulkan luka batin dari berbagai aspek kehidupan. Salah satu prinsip utama konsep adiksi model 12 Langkah adalah melihat ada apa dibalik narkoba. Narkoba dan adiksi hanyalah symptom. Narkoba dan adiksi hanyalah 10 % dari masalah.

10%

Dibalik narkoba atau adiksi pada umumnya, menurut Program 12 Langkah ada LUKA

Dibalik Adiksi : LUKA akibat


politik
narkoba ekonomi

LUKA psikologis

sosial agama

pendidikan

PEMULIHAN Dalam pemulihan, kedudukan narkoba digantikan oleh Program 12 langkah. Luka tetap ada. Program diharapkan memberikan keterampilan hidup untuk menjalani

10

hidup walaupun mereka terluka. Selama masa pemulihan, program membantu mengupas 90 % masalah sisa dari 10% dari narkoba.

Proses pemulihan ketergantungan narkoba bukan saja luka batin akibat menjadi anggota keluarga yang disfungsional, tetapi juga luka akibat image buruk masyarakat tentang pecandu. Stigma sosial ini sudah diinternalisasi oleh para pecandu. Sebagai contoh dalam sebuah sesi di panti rehabilitasi di bilangan Tangerang, inilah respon para pasien atas pertanyaan: " Apa image buruk masyarakat / keluarga tentang pecandu narkoba yang paling menyakitkan kamu" Bikin malu keluarga. Kita kan keluarga baik-baik.

morfinis
looser

Apa kata orang ?

Lebih baik bunuh mama saja.

Kunci keberhasilan pemulihan adiksi sebagai penyakit keluarga adalah kesembuhan seluruh keluarga dari adiksi dan ko-dependensi. *****

PROGRAM 12 LANGKAH
Program 12 langkah adalah suatu proses pemulihan yang berisikan duabelas langkah terapi dan rehabilitasi. Program ini dibuat oleh para alkoholik dan narkotik di Amerika Serikat tetapi sudah diadaptasi sesuai dengan kebudayaan kita. Dalam pemulihan sebagai metode, setiap langkah dipakai sebagai cara mengubah cara pikir dan perilaku adiktif menjadi yang waras. Pemulihan harus dimulai dengan keadaan bersih atau bebas obat. Program ini memakai slogan Bersih dan Waras. Tolak ukur keberhasilan anggotanya adalah perubahan hati.

11

Bersih = Bebas Narkoba

Waras : hidup sehat jasmani, emosional, sosial, seksual dan rohani.

Keseharian Seorang Pemakai Putaw

UANG

PUTAW

Sakauw. Harus dapat uang

Pakauw

Pola pikir dan perilaku adiktif terfokus pada narkoba. Identik dengan TIDAK WARAS Perubahan pola pikir dan perilaku adiktif membuat seorang recovering addict akan mengubah kehidupan yang berfokus pada narkoba menjadi kehidupan yang seimbang dan sehat. Ini berarti membangun kembali pola hidup yang baik antara kebutuhan jasmani, rohani dan emosional. Keseimbangan hidup itu hanya dapat dilakukan jika terjadi perubahan pola pikir dan perubahan suasana hati. Perubahan suasana hati dari dendam, marah, emosi yang tidak dewasa dan tidak sehat terjadi ketika luka-luka didalamnya berangsur-angsur

12

pulih. Perubahan pola pikir adiktif dan perubahan suasana hati akan membawa keperubahan pola perilaku. Pola Pikir adiktif Vs Pola Pikir Sehat

"Gara -gara ortu bercerai, gue pakau. Ini salah mereka.

"Gue bertanggung jawab atas hidup gue.

***** LANGKAH-LANGKAH DALAM PROGRAM 12 LANGKAH. Berikut ini adalah Ke-12 langkah. Kata ganti orang pertama(saya) dapat diganti dengan kata ganti orang ke-3, tunggal dan jamak.(kami dan kita). 1. Saya mengakui bahwa saya tidak berdaya terhadap benda, orang, tempat dan situasi sehingga hidup saya menjadi tidak terkendali. 2 Tiba pada keyakinan bahwa Tuhan yang dapat mengembalikan saya pada kewarasan. 3 Membuat keputusan untuk menyerahkan niat dan kehidupan saya kepada Tuhan. 4 Membuat daftar inventarisasi moral secara menyeluruh tanpa rasa gentar. 5 Mengakui kepada Tuhan, diri sendiri dan sesama tentang sifat dan kesalahan saya. 6 Menjadi siap sepenuhnya agar Tuhan menyingkirkan karakter buruk saya. 7 Dengan rendah hati memohon Tuhan untuk menyingkirkan kelemahan saya. 8 Membuat daftar orang-orang yang yang pernah saya sakiti dan mempersiapkan diri sepenuhnya untuk menebus semuanya. 9 Mengakui kesalahan saya dihadapan orang -orang yang pernah saya sakit bilamana memungkinkan, kecuali jika dengan melakukan hal itu akan lebih menyakiti pihak-pihak yang tersangkut. 10 Secara terus menerus melakukan inventorisasi pribadi dan jika bersalah langsung mengoreksinya. 11 Melakukan pencarian terus menerus melalui doa dan meditasi untuk meningkatkan kontak sadar dengan Tuhan. Berdoa untuk mengetahui kehendak-Nya bagi saya dan mohon kekuatan untuk melaksanakan-Nya. 12 Setelah mengalami pencerahan sebagai buah penetrapan langkah-langkah ini, saya siap untuk menyebarkan kabar baik ini kepada para pecandu yang masih menderita dan untuk menerapkan semua prinsip ini dalam semua bidang kehidupan.

13

Langkah-langkah ini merupakan satu kesatuan yang menghubungkan antara seseorang dengan adiksinya, diri sendiri, sesama dan Tuhan..Kedua belas langkah itu mengacu pada hubungan antara saya dan adiksi saya, saya dan Tuhan, Saya dan saya serta saya dan orang lain. LANGKAH 1 2,3,5,6,7,11 1,4,8,9,10, 5,9,10,12 HUBUNGAN DENGAN Adiksi saya Tuhan Diri sendiri Sesama

SAYA

Berikut ini adalah pembahasan setiap langkah. Untuk mempermudah mencerna prinsip-prinsip dasar setiap langkah, pemaparan akan dilakukan dalam berbagai bentuk penyajian. ***** Langkah Pertama Saya mengakui bahwa saya tidak berdaya terhadap benda, orang, tempat dan situasi sehingga hidup saya menjadi tidak terkendali.

Jika seluruh keluarga Johan dan Mira, Ronny dan Mia akan melakukan pemulihan akibat ketergantungan Ronny pada adiksinya yaitu narkoba, maka setiap anggota keluarga harus melakukan langkah pertama.

LANGKAH PERTAMA
SAYA MENGAKUI SAYA TIDAK BERDAYA :
UANG, JOHAN KERJA & KERJA JOHAN PAPAH, BANDAR, UANG, WC. MIA RONNY

KODEPEN DENSI

NARKOBA MIRA
KEINGINAN MENGONTROL ORANGTUA UNTUK MEMBERIKAN PERHATIAN

14

Kesimpulan : Langkah Pertama harus dilakukan oleh setiap anggota keluarga. Semua anggota keluarga harus mengakui bahwa mereka tidak berdaya terhadap narkoba walaupun hanya Ronny yang memilki ketergantungan. Mia harus melakukan proses pemulihan dari keinginan untuk selalu sempurna supaya mendapat perhatian orangtuanya. Ronny dan Mia harus membiarkan orangtuanya menyelesaikan masalah suami istri tsb. Johan dan Mira harus sadar narkoba bukan masalah utama. Narkoba. hanyalah simpton belaka. Masalah utama adalah keharmonisan keluarga yang gagal mereka kembangkan. Dalam proses terapi kemungkinan besar langkah utama yang harus mereka lakukan adalah menjalankan konsultasi perkawina n, cara berkomunikasi efektif dan membuka dialog satu sama lain. Mereka harus belajar keterampilan sebagai orangtua. Latihan Mengidentifikasi: kehidupan yang tidak terkendali dalam bentuk terapi kelompok. Tidak terkendali adalah pola hidup ketika narkoba, orang, tempat dan situasi membuat seseorang kehilangan kontrol atas akal sehatnya. Contoh perilaku atau pola hidup yang tidak terkendali : berbohong, melawan orang tua, membolos, membunuh, menjual narkoba, melanggar hukum, kehilangan istri anak, dll. Terapi kelompok : Tema : bagaimana pengalaman peserta ketika hidup menjadi Tidak terkendali atau tidak waras akibat narkoba. Jumlah peserta : 10 12 orang Waktu : 90 menit (30 menit refleksi pribadi, 60 menit untuk kelompok) Keperluan ATK : kertas gambar A3, Pinsil berwarna / spidol, pena).
Langkah-langkah dalam kelompok: 1. Semua peserta diajak untuk duduk dalam bentuk lingkaran. 2. Beri pengantar singkat tentang Langkah Pertama a. Narkoba membuat hidup saya menjadi tidak terkendali. b. Bagaimana narkoba membuat hidup menjadi tidak terkendali 3. Bagilah kertas dan pinsil warna 4. Minta peserta mengingat kembali peristiwa dimana narkoba serasa sangat menguasai pikirannya sehingga ia akan melakukan apa saya untuk mendapatkan narkoba. 5. Selama menggambar mainkan musik yang tenang. Konselor jangan berkeliling melihat gambar mereka karena mungkin membuat mereka salah tingkah. 6. Setelah semua selesai, tanyakan perasaan mereka saat itu. Hanya perasaan, tidak perlu menguraikan perasaan itu. Tujuannya hanya untuk mengetahui perasaan awal sebelum mereka mengisahkan gambar mereka. 7. Mintalah satu persatu menceritakan gambar mereka. 8. Setelah semua selesai, tulis di whiteboard tentang : a. persamaan pola pikir adiktif b. persamaan perilaku adiktif c. bagaimana narkoba membuat mereka tidak terkendali / tidak

15

waras d. persamaan dalam hal ketidakterkendalian /ketidakwarasan. 9. Mintalah mereka menarik kesimpulan dari persamaan tsb. 10. Minta mereka mengambil kesimpulan masing-masing dan buatlah pernyataan pribadi : Saya mengakui bahwa narkoba membuat hidup saya menjadi tidak terkendali / tidak waras dengan cara.....(sebutkan sebanyak mungkin).

11. Tanyakan perasaan mereka. Apakah perasaan mereka sudah berubah atau sama seperti sebelum berbagi kisah mereka. 12. Konselor memberikan kesimpulan akhir "Narkoba membuat hidup menjadi tidak terkendali /tidak waras".

Lakukan terapi kelompok ini dalam hal orang, tempat dan situasi yang membuat mereka tidak terkendali. ***** Langkah Ke-2 : Tiba pada keyakinan bahwa ada Tuhan yang dapat mengembalikan saya pada kewarasan

Banyak orang yang mempertanyakan mengapa Tuhan diletakkan di Langkah Ke2 dan Ke-3. Jawabannya sangat sederhana. Bagaimana Tuhan diakui keberadaannya jika narkoba (dan adiksi lainnya) telah dijadikan tuhan. Ke-2 langkah ini merupakan titik balik kehidupan penyalahguna narkoba. Setelah pengakuan ketidakberdayaan atas kekuatan narkoba dan adiksi, dan pernyataan kehidupan yang tidak terkendali, maka sampailah pada pengakuan kewarasan. Cara berpikir adiktif sering membuat seorang penyalahguna melakukan hal yang tidak masuk akal bagi otak orang waras. Pengakuan perilaku yang tidak waras akan membuat ybs mengakui bahwa narkoba dan cara berpikir adiktifnya yang membuat hidupnya menjadi tidak terkendali. Ketidakwarasan dan kehidupan yang tidak terkendali terus berlangsung sekalipun ybs sudah bersih ( drug free) dan melewati masa pemulihan di panti rehabilitasi. Itulah sebabnya adiksi menurut Program 12 Langkah menyatakan bahwa pemulihan adalah perjalanan seumur hidup. Tidak ada istilah mantan pecandu.

16

Tuhan menggantikan kedudukan narkoba

Langkah kedua

Langkah ini membawa recovering addicts ke Tuhan yang merupakan satu-satunya kekuatan membawa mereka ke kewarasan. Ada dua tahap dalam memakai langkah ini dalam terapi kelompok. Tahap Pertama : adalah melakukan perenungan pribadi tentang Tuhan. Lalu diikuti dengan berbagi cerita dalam kelompok seperti di langkah Pertama, renungan dapat dilakukan dengan meminta peserta menulis di kertas gambar tentang Tuhan. Dalam proses hendaklah berhati-hati untuk tidak mengkritrik pandangan mereka dan pengalaman hidup tentang Tuhan. Proses ini mungkin akan mengembalikan mereka ke tahap awal dalam mengenal Tuhan secara pribadi. Tahap ke-2 adalah melakukan psikodrama tentang hal- hal yang tidak wa ras selama narkoba, pola pikir dan perilaku adiktif menguasai mereka Renungan tentang ketidakwarasan.. Jumlah peserta : antara 25 sampai 49 orang Lama : 2 hari Ruangan : mampu menampung antara 50 sampai 55 orang Psikodrama tentang ketidakwarasan hidup akibat narkoba. 1. Bentuk kelompok kecil antara 5 sampai 7 orang.dengan jumlah maksimal kelompok kecil antara 5 sampai 7 kelompok. 2. Minta mereka membuat drama tentang pengalaman ketidakwarasan akibat narkoba. 3. Beri waktu yang cukup untuk berlatih. 4. Pertunjukan masing-masing kelompok. 5. Setelah penampilan semua kelompok, tanyakan perasaan mereka a. ketika melakukan pertunjukan b. ketika mengingat kembali ketidakwarasan mereka. 6. Minta mereka melakukan kesimpulan secara kelompok. 7. Masing-masing kelompok bercerita tentang kesimpulan kelompok. Tutup dengan pengarahan singkat konselor bahwa kalau kembali ke narkoba maka hidup akan selalu tidak waras. Apa arti kewarasan. Waras berarti hidup benar berdasarkan pertimbangan akan sehat. Berikut ini adalah contoh ketidakwarasan : Yanto, 24, Jakarta 17

" Saya harus mendapatkan putaw kalau sedang sakau. Apapun caranya. Banyak yang sudah saya lakukan. Paling sering tentu saja berbohong untuk mendapat uang. Kalau berbohong tidak berhasil, maka mencuri merupakan jalan keluar yang paling sering saya lakukan". " Pokoknya saya harus mendapatkan uang. Pokoknya semua anggota keluarga saya pernah kecurian. Bahkan yang paling membuat saya menyesal adalah mencuri kalung warisan nenek untuk ibu". Contoh lain adalah : Mark, 26, Jakarta : "Saya membunuh bandar di kalangan Bintaro karena dia sudah memerawani sepupu saya. Sepupu saya bercerita bahwa ketika ia sedang sakau, ia minta tolong bandar tsb. Sang bandar minta sepupu saya untuk tidur dengan dia sebelum dikasih paketan. Saya juga morfinis tetapi saya merasa dia kurang ajar karena memanipulasi sepupu saya. Jadi saya membunuh dia." Tiba pada keyakinan adanya Tuhan berasal dari pengalaman didunia adiksi dari para recovering addicts. Pemulihan dari ketergantungan justru telah membawa mereka pertama kali mengenal Tuhan. Mereka merasa tiba atau sampai pada pengertian tentang Tuhan.

"Saya merasa Tuhan yang diajarkan oleh keluarga saya tidak adil. Orang tua saya bercerai dan saya dibuang ke rumah paman saya. Saya dibesarkan dengan banyak sepupu. Paman dan bibi memang baik tetapi mereka harus bekerja siang dan malam untuk menghidupi kami. Saya bahkan pernah berpikir bahwa Tuhan itu tidak ada. Setelah saya menjalani Program ini lalu saya merasa bahwa Tuhan itu tidakbersalah. Saya sadar bahwa justru Tuhan memberi paman dan bibi sehingga saya tidak harus ke panti asuhan". Pengakuan Tia, (22 tahun), After Care , Jakarta

***** Langkah Ke-3 Membuat keputusan untuk menyerahkan niat & kehidupan kepada Tuhan. Kepada Tuhan yang akan membawa ke kewarasan dan kehidupan yang terkendali itu, niat dan kehidupan diserahkan. Penyerahan diri ini merupakan peralihan dari hidup yang men-tuhan-kan narkoba dan adiksi ke kehidupan yang diatur oleh Tuhan.

18

"Hari ini gue menangis ketika grup terapi. Hati gue luluh. Ketika mendengar Bismillah ni Rohman Ni Rohim yang diucapkan Ustad, gue ingat nyokap gue. Nyokap yang ngajarin gue tentang Tuhan yang Maha Penyayang. Dulu ketika pakau gue ngga ngerasa disayang Tuhan. Baru tadi malam di pengajian gue tersentuh lagi. Ampuni aku, Ya Allah." Catatan Harian Milah (23). After Care, Jakarta

Ketiga langkah pertama dalam Program 12 Langkah ini merupakan langkah yang harus diulang tanpa henti. Bahkan ada slogan yang menyatakan bahwa setiap orang selalu berada di langkah pertama. ***** Langkah Keempat Membuat daftar inventarisasi moral secara menyeluruh tanpa rasa gentar. Langkah Keempat (dan Kelima) adalah metode untuk membersihkan rumah (baca : rumah didalam diri / hati) kita. Caranya dengan membuat daftar inventarisasi tentang kelemahan karakter dan kelebihan. kita. Dafta r Inventarisasi ini adalah hasil refleksi pribadi dan bukan milik orang lain. Moral Inventarisasi ini ibarat membelah bawang bombay. Lapisan demi lapisan yang merupakan lambang penyangkalan diri atas luka batin dan adiksi dibuka, selangkah demi selangkah. Metode ini adalah jalan menuju pengetahuan diri tentang kelemahan dan kelebihan diri.

Kelemahan : 1. selfcentered 2. tidak jujur 3. rendah diri

Kelebihan : 1. jujur 2. senang menolong 3. pandai gaul

Kelemahan karakter yang sifatnya universal adalah self-centeredness. Addicts beranggapan bahwa adalah pusat kehidupan dimanapun ia berada. Dasar dari selfcenteredness.adalah ketakutan Takut adalah dasar penyakit spiritual dan sering kali bersifat irrasional. Tujuan akhir Langkah Keempat adalah menjadi sahabat terbaik dari diri termasuk bersahabat dengan ketakutan.

19

"Sejak masa remaja saya memang pendiam. Saya menolak undangan teman termasuk undangan makan malam atau pesta ualng tahun teman. Saya takut dicuekin, tidak diajak ngomong atau tidak bisa nyambung. Saya takut tidak ada yang mengajak berdansa". Titi, 32, After Care Titi adalah tipikal pecandu yang rendah diri dengan mengatasnamakan sifat pendiam. Dia merasa bahwa semua orang memperhatikan, membicarakan dia atau sengaja mengacuhkan dirinya. Cara berpikir ini merupakan cara berpikir adiktif. Pemulihan berarti membuat isolasi menjadi salah satu kelemahan karakternya. Dalam proses membersihkan diri, Titi harus mengakui bahwa ia bukan seorang yang pendiam tetapi memiliki rasa rendah diri yang tidak beralasan. "Sponsor saya mengatakan bahwa ketakutan saya tidak beralasan. Malah saya disebut sebagai seseorang yang merasa menjadi pusat dunia. Pada awalnya saya tersinggung tetapi setelah mendengar cerita sesama recovering addict, saya tertawa". Titi, 32, After Care, Jakarta ***** Langkah Kelima : Mengakui kepada Tuhan, diri sendiri dan sesama tentang sifat dan kesalahan saya. Langkah Kelima adalah langkah dimana seseorang melepaskan diri dari isolasi. Bercerita pada orang lain dan Tuhan merupakan langkah membuka diri terhadap dunia dan Tuhan. Langkah ini harus dilakukan dengan cara sangat hati-hati. Program 12 Langkah menyarankan untuk melakukannya dengan seorang sponsor. Sponsor, dengan kelamin yang sama dengan sponsee, adalah sesama recovering addict yang sudah melewati langkah-langkah dalam Program 12 langkah.

20

Saya mau cerita bagaimana narkoba menguasai hidup saya dulu. Saya membohong, mencuri uang ortu, dll

Sama dong Terima kasih untuk curhatnya.

Lega juga akhirnya.

Langkah keempat dan Kelima ini merupakan cara untuk masuk kedalam diri untuk menyembuhkan luka batin. Semakin sering kedua langkah ini dilakukan semakin baik hubungan dengan diri sendiri. Langkah ini membantu membedakan antara luka batin dan kecacatan karakter. Luka batin harus disembuhkan sedangkan kecacatan karakter harus di serahkan pada Tuhan. Pada saat itulah langkah Keenam dan Ke-7 diperlukan. ***** Langkah Keenam : Menjadi siap sepenuhnya agar Tuhan menyingkirkan karakter buruk saya. Langkah ini merupakan langkah persiapan mental dan rohani. Sebelum ada tindakan konkrit untuk memohon Tuhan menyingkirkan kelemahan pribadi, jiwa dan raga harus siap. ***** Langkah Ketujuh Dengan rendah hati memohon Tuhan untuk menyingkirkan kelemahan saya. Program 12 Langkah adalah program spiritual. Program 12 Langkah mengajarkan cara berhubungan dengan diri sendiri, sesama dan Tuhan. Jika Langkah Ke-3 mengajarkan untuk mengalihkan niat dan kehidupan pada Tuhan, maka Langkah Ke-6 & Ke-7 mengajarkan untuk memohon Tuhan menyingkirkan kelemahan dan kecacatan karakter. Perilaku bertahun-tahun tidak dapat berubah dalam sekejap dan dengan kekuatan sendiri. Hanya Tuhan yang dapat melakukannya. Salah satu syarat utama adalah kerendahan hati. No-sent letter, Rico, 28, Bandung 21

"Tuhan, saya sudah berusaha untuk berkata jujur. Tetapi susah sekali. Kemarin saya berbohong pada istri saya. Saya takut kalau berkata apa adanya, dia akan marah. Hal itu sering terjadi. Maka saya kembali terpeleset dalam kebiasaan lama. Anehnya, dia tidak marah dan kelihatannya biasa-biasa saja. Saya jadi menyesal. Apakah kalau saya berkata jujur, dia juga tidak akan marah. Tolong, ambilah kebiasaan berbohong ini. Sekarang saya sudah tidak mabok lagi, tetapi tetap nggak bisa berkata jujur. Hanya Engkau yang mampu membantu saya. Tolong saya ya Tuhan, Amin". Kerendahan hati itu berlanjut ketika Langkah Ke-8 dan Ke-9. Ke-2 langkah ini adalah langkah memperbaiki hubungan dengan diri sendiri dan sesama. ****** Langkah Ke-8 Membuat daftar orang-orang yang yang pernah saya sakiti dan mempersiapkan diri sepenuhnya untuk menebus semuanya. Protes terhadap Langkah Ke-8 datang dari rasionalisasi pecandu. "Kenapa harus minta maaf pada mereka, bukanlah saya yang menjadi korban dari kekerasan mereka". "Aku adalah orang yang paling disakiti selama ini. Siapa yang peduli perasaan aku?". " Saya takut kalau ingat harus berhadapan dengan mereka yang saya sakiti selama saya pakau".

Langkah Ke-8 hanya langkah untuk membuat daftar nama orang yang pernah disakiti. Langkah ini hanya meminta membuat datar. Jarak antara Langkah Ke-8 & Ke9 relatif lama. Kesiapan seseorang tergantung pada kedalaman kehidupan rohaninya. Contoh : sharing After Care Langkah Ke-8 Arie (19) .
Daftar Nama 1. Diri sendiri 2.Mamah 3.Papah 4.Ririn (kakak) 5.Rani (adik) 6.Dede (pacar) 7.Mbok Mimin (pembantu) Kekerasan fisik X X X X X X X Kekerasan emosi X X X X X X X Kekerasan verbal X X X X X X X Kekerasan sexual X

***** Langkah kesembilan :

22

Mengakui kesalahan saya dihadapan orang-orang yang pernah saya sakiti bilamana memungkinkan, kecuali jika dengan melakukan hal itu akan lebih menyakiti pihakpihak yang tersangkut.

Ke-2 langkah ini harus dilakukan dibawah bimbingan sponsor. Satu hal yang harus diingat adalah tidak kembali menyakiti diri sendiri dan orang lain. Maka orang pertama yang harus dalam daftar dan yang dimintai maaf adalah diri sendiri. Bukankah selama menyalahgunakan narkoba , selain orang lain, para pecandu juga menyakiti diri sendiri. Sedangkan Langkah Ke-9 mengingatkan kita bahwa dalam proses pengakuan kesalahan, jangan membuat pihak ketiga. menjadi korban proses pemulihan kita. Contoh yang lazim terjadi adalah perselingkungan ketika aktif mengkomsumsi narkoba. Dalam melakukan Langkah Ke-9, membuka cerita lama pada suami atau istri, bukan hal yang bijaksana. Biarlah bagian itu menjadi bagian dari proses pemulihan diri dan tidak membuat orang lain terluka.. Langkah Ke-9 mempunyai dua fungsi utama. Fungsi pertama adalah membersihkan diri dari masa lalu dan rumah hati ini. Fungsi ke-2 adalah menutup pintu kambuh. Sehingga pelaksanaan ke-2 langkah ini terlepas dari penerimaan mereka yang dimintai maaf. Kunci kesuksesan adalah kerendahan hati. "Relapse pertama saya terjadi karena saya tetap menyimpan dendam kepada Bobby, kakak kelas saya yang juga bandar saya, padahal dia sudah mati akibat Over Dosis. Dia menjerumuskan saya kedunia narkoba . Saya kesal kalau ingat bagaimana dia baek banget dulunya tapi lalu jahat. Pokoknya nggak punya perasaan kalau saya lagi sakau dan nggak punya uang". Setelah melakukan langkah Ke-9 saya baru sadar kalau saya nggak bisa mengubah dia. Saya hanya bisa memaafkan diri saya sendiri". Saya menyesal pernah memukul dia, mencuri paketan putaw dan menghina dia dengan kata-kata kasar". Tonny, 35, After Care. Ada permintaan maaf yang tidak akan pernah dapat kita lakukan, misalnya pada Bobby, dalam kasus Tonny. Bobby sudah meninggal dunia. Dalam situasi seprti ini, cara untuk memperbaiki diri adalah dengan berbaik baik pada setiap orang. "Sekarang saya hanya bisa mendoakan arwahnya. Saya merasa beruntung sebab saya masih dikasih kesempatan untuk hidup bersih dan waras. Sekarang saya berusaha berbuat baik minimal kepada satu orang setiap hari sebagai tanda permohonan saya untuk almarhum Bobby".( Tonny, 35, After Care.) Langkah selanjutnya adalah Langkah Ke-10. Langkah ini adalah langkah yang dipakai sebagai tolak-ukur keberhasilan program dalam kehidupan sehari-hari. ****** Langkah Kesepuluh

23

Secara terus menerus melakukan inventarisasi dan jika bersalah langsung mengoreksinya. Langkah ini dilakukan untuk mencegah kambuh selain menjadi barometer sugesti. Langkah ini dipakai untuk mendeteksi dini relapse emosional. Evaluasi diri ini dilakukan sengan cara membuat daftar hal yang baik / positif dan yang buruk / negatif. Langkah 10: : tanggal........................
1. Hal positif Tidak pakau dan tidak suges 1. Hal negatif Bohong sama Dudi kalau bolpen habis padahal nggak mau ngasih pinjam (Ngga jujur) Bangun telat karena ngobrol tadi malam padahal lampu sudah dimatikan. Menertawai pasien baru yang kelihatan bloon, padahal dia lagi sakau abis.

2.

Kangen pacar tapi tetap fokus pada program hati ini Merasa kesal pada konselor tapi tetap konsentrasi dalam sesi.

2.

3.

3.

Benny (24), Residen, Tangerang.

Contoh ke-2 adalah daftar untuk mendeteksi kecacatan karakter. Daftar ini dibuat sesuai dengan Langkah Keempat. Untuk menyeimbangkan daftar diatas dibuat daftar kelebihan
Kecacatan Pribadi
Tidak jujur Egois Dendam Gossip Mencuri 1 X 2 X X
Tanggal

Kelebihan
5 6 X X 7 X X 1 X 2 X X X X X

Tanggal
3 X X 4 X X X 5 X X X X 6 X X X X 7 X X

3 X

4 X X

X X X X

X X

X X

Manipulatif

Jujur Bersih narkoba Tidak menjadi korban Rendah hati Menahan diri untuk tidak membantah Membantu sesama

***** Langkah Kesebelas Melakukan pencarian terus menerus melalui doa dan meditasi untuk meningkatkan kontak sadar dengan Tuhan, sebagaimana saya memahami Tuhan. Berdoa untuk mengetahui kehendakNya bagi saya dan mohon kekuatan untuk melaksanakan.

Langkah Ke-11 ini sangat pribadi. Cara dan metode melakukan kontak dengan Tuhan merupakan pilihan setiap individu. Bahkan seorang sponsorpun tidak akan pernah dapat memaksakan caranya berdoa. Program 12 Langkah 24

tidak berlandasan agama tertentu. Kontak dengan Tuhan dapat dilakukan dengan berbagai cara : berdoa, sholat, membaca buku rohani, dll. Terapi Kelompok : Mintalah peserta untuk menulis : Membuat komitmen untuk selalu meningkatkan kontak sadar dengan Tuhan.Misalnya v v v v v Saya akan sholat minimal 3 kali sehari Saya akan berdoa setiap pagi dan malam hari Saya akan membantu orangtua sekali sehari Saya akan menulis no-sent letter untuk Tuhan tiap minggu Saya akan mengikuti kebaktian setiap sabtu sore dengan keluarga saya.

Tulislah buah hasil dan dan meditasi ? v Hati yang damai v Kekuatan untuk tidak kambuh v Berbaikan dengan mamah v Sabar, nggak cepat marah

Menggambar kemesraan dengan Tuhan ? v Saya merasa seperti tangan yang melindungi saya v Merasa damai setelah Wudhu v Baikan sama papah, bisa terima Papah kawin lagi v Tuhan terasa dekat dan selalu menjaga

***** Langkah Ke-12 Setelah mengalami pencerahan sebagai buah penetrapan langkah-langkah ini, siap untuk menyebarkan kabar baik ini kepada para pecandu yang masih menderita dan untuk menerapkan semua prinsip ini dalam semua bidang kehidupan.

Titik balik dalam proses pemulihan dalam Program 12 langkah adalah kesadaran bahwa semua langkah tidak hanya membuat ia bersih narkoba dan waras dalam perilaku dan pola pikir, tetapi membuat mereka menjadi manusia yang produktif dalam masyarakat. Mereka kembali menjadi manusia baru yang sehat dan bebas kriminal. Langkah ini hanya dapat dilakukan jika semua langkah sebelum langkah ini sudah dijalankan dengan sepenuh hati. Kita tidak dapat memberikan apa yang tidak kita miliki adalah prinsip utama langkah ini. Tanpa pengakuan terus menerus tentang

25

ketidakberdayaannya dan ketergantungannya pada Tuhan, tanpa membersihkan rumah hatinya, kabar baik ya ng ingin disampaikan pada para pendatang baru ibarat tong kosong berbunyi nyaring. Hal ini banyak terjadi pada para pemula. Setelah mengalami langkah pertama mereka langsung ingin mengajak orang lain untuk mengikuti langkah mereka. Akibatnya fokus yang harusnya adalah pemulihan diri menjadi ajang promosi yang dangkal. Kabar baru yang ingin disampaikan adalah pengalaman, kekuatan dan harapan.

Apa arti pengalaman dalam langkah ini ?


v Bahwa pengakuan ketidakwarasan membuat saya sadar bahwa cara hidup saya dulu salah dan hanya menyakitkan diri sendiri dan semua orang yang ada disekitar saya. v Bahwa langkah-langkah ini menghancurkan tembok rendah diri dan isolasi yang telah saya lakukan bertahuntahun. v Saya merasa menjadi manusia baru yang tidak harus selalu berbohong dan memanipulasi untuk mendapatkan perhatian. v Ternyata ada kehidupan diluar narkoba.

Apa arti kekuatan dalam langkah ini ?


v Kekuatan adalah persatuan antara saya dan sesama recovering addicts v Tuhan ternyata care dengan penderitaan saya v Kekuatan saya adalah mengakui kelemahan saya dihadapan Tuhan. v Narkoba bukan hanya membunuh kehidupan emosi saya tetapi juga kehidupan spiritual saya.

Apa arti harapan dalam langkah ini ? v Saya bisa tidak pakau, hari demi hari v Saya dapat menjadi manusia berguna sesuai keinginan orangtua saya v Saya bisa menjadikan kelemahan saya menjadi harapan buat pecandu lain v Harapan nggak Over Dosis dan hanya jadi angka dalam statistik Cuplikan After Care, Agustus 2001

Demikian Program 12 langkah yang telah dipakai oleh jutaan alkoholik, narkotik dan recovering addict diseluruh dunia. Program ini dapat menjadi alternatif program

26

pemulihan di negara kita tentu saja dengan mempertimbangkan aspek sosio religio bangsa kita. ***** KAMBUH After Care merupakan program yang terdiri dari berbagai macam intervensi, pelayanan dan asistensi yang disediakan bagi mereka yang sudah menjalani program pemulihan. Tujuan After Care adalah untuk melakukan deteksi dini gejala kambuh yang merupakan bagian dari recovery. Program After Care menurut Program 12 Langkah adalah masa menjalani setiap langkah dalam 12 Langkah. Selama di panti rehabilitasi atau terapi berbasis mesyarakat, setiap langkah hanya merupakan proses pengenalan. Penerapan setiap langkah merupakan tantangan dimasa resosialisasi dan After Care. Sebagai bagian dari proses pemulihan, kambuh menurut 12 Langkah adalah sebagai berikut : 9 bulan 2 bulan

3 minggu 6 bulan

Mulai bersih

Contoh kasus : Seorang pasien mengalami 4 kali kambuh selama janghka waktu 17 bulan 3 minggu sejak masa bersih (bebas obat). Maka ketika kambuh diproses, pertanyaan dan langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
Jarak antar kambuh 3 minggu Pertanyaan 1. Apa kesulitan dalam menjalankan Langkah Pertama ? 2. Apa kendala dalam menyerahkan diri pada Tuhan sesuai anjuran Langkah ke-2 dan ke3 Sama Langkah yang harus dilakukan

1.2.3.

2 bulan

1,2,3,

27

6 bulan

Tiba saatnya melakukan refleksi kelemahan dan kelebihan Catat kejadian sehari-hari Apakah Langkah Pertama masih terus dipegang. Dia harus terus menyadari bahwa setiap recovering addicts selalu berada di Langkah Pertama. Saran lain adalah mengajak dia melakukan langkah ke 6 dan ke-7. Himbau dia untuk minta Tuhan menghilangkan karakter buruknya. Selain terus memintanya melakukan langkah ke 10.

4 dan 5, 10

9 bulan

1,2,3, 6,7, 10.

Masa aman seorang recovering addict menurut Earnie Larson, seorang pakar Kambuh dari AS adalah 3 tahun sejak masa bersih. Setelah melewati 2 bulan pertama sejak masa bersih obat, maka selama 16 bulan berikutnya adalah masa mengembalikan kehidupan emosional yang tertunda akibat luka batin dan narkoba. Masa rawan After Care dalam hubungannya dengan kambuh hanya dapat dilewati jika faktor internal dan eksternal program 12 Langkah dilakukan dengan konsisten dan jujur.

28

BAB IV FAKTOR EKSTERNAL NARKOTIKA ANONIMUS

Faktor eksternal utama dalam terapi dan rehabilitasi model 12 langkah adalah pertemuan para recovering addicts yang merupakan support group dalam bentuk Narkotika Anonimus (NA) dan Alanon. NA diperuntukkan untuk para recovering narkotik sedangkan Alanon adalah pertemuan untuk keluarga dari para anggota NA. NA dan Alanon mengambil bentuk pertemuan anonimus dimana keanggotaan berdasarkan keinginan untuk tidak memakai narkoba, untuk hari ini. Tanpa struktur organisasi, pertemuan NA bisa berlangsung dimana saja dimana dua atau tiga orang berkumpul untuk berbagi pengalaman, harapan dan kekuatan dalam masa recovery mereka. Dalam pertemuan NA dan Alanon, semua langkah dalam Program 12 langkah dibacakan. Kemudian disetiap pertemuan, tiap langkah dikupas dan di pelajari bersama. Keberlangsungan NA tergantung dari komitmen para anggota untuk menjalankan terus menerus langkah Pertama dan seterusnya. NA dan Alanom juga dipakai untuk menguatkan para anggota baru dengan mendengarkan penuturan pengalaman mereka yang telah lebih dahulu menghadiri pertemuan. Selain mempelajari langkah-langkah, NA dan Alanom juga dipakai sebagai wadah menceritakan kehidupan sehari-hari, perasaan, ketakutan dan segala macam emosi. Dengan menjaga anonimitas setiap anggota, keberadaan NA dan Alanon menjadi forum support group dalam menjalani masa After Care.

29

PENUTUP
Keberhasilan sebuah program terapi dan rehabilitasi berbasis komunitas menurut Program 12 Langkah memiliki dua sisi yaitu sisi internal dan eksternal. Semua langkah mengarah pada proses pengenalan diri dan adiksi bagi mereka yang mempunyai ketergantungan terhadap narkoba dan keluarga mereka. Dalam proses terapi, program ini dapat dipakai baik dalam terapi individual ada terapi kelompok. Setiap langkah harus dilakukan tanpa keterikatan akan waktu. Bersih dan Waras dalam waktu yang panjang merupakan tolak ukur keberhasilan para anggota. Setelah selesai pogram Terapi di lembaga tertentu, maka support group dalam bentuk NA dan Alanon akan membantu proses pemulihan. Program ini dapat dipakai sebagai model Program After Care dan pendampingan disaat kambuh terjadi.

30

DAFTAR REFERENSI 1. Ametembun, Theresia, Adiksi dengan pendekatan Psikologis, Neurologis dan Spiritual, Suri, Bandung, 1999 2. Ametembun, Theresia, Program 12 Langkah, Metode Pemulihan Kecanduan, Suri, 2000, 3. Ametembun. Theresia, Program 12 Langkah, workbook, Suri, Bandung, 2000 4. Ametembun, Theresia, Model-model Treatment, Website BNN, 2002. 5. Big Book, Alcoholic Anonymous, NY 6. Institute of Medicine, Broadening the Base of Treatment for Alcohol Problems, Washington DC, National Academi Press, 1999. 7. Mandell, Wallace, in : Subtance Dependence Treatment and Management Techniques, WHO & Johns Hopkins University , revisi, 1991 8. May, Geralds, Addictions and Grace, Harpen San Fransisco, 1991 9. May, Geralds, The Awakening Heart, Living beyond Addictions, Harper San Fransisco, 1993 10. Principles of Drug Addiction Treatment, A research-Based Guide, National Institute of Drug Abuse, US, 1999. 11. Twelve Steps, Twelve Traditions, AA World Service, NY. 12. WHO, consultation meeting on mapping the treatment response to alcohol and drug abuse, Moscow, USSR, 28 31 May1991, Jeneva (unpublish).

31

Вам также может понравиться