Вы находитесь на странице: 1из 10

KEARIFAN LOKAL DALAM DINAMIKA LINGKUNGAN

Kearifan lokal menjadi suatu hal yang menarik untuk dikaji dan mempunyai peran penting dalam dinamika lokal dan pengurangan resiko bencana. Di beberapa tempat di Indonesia, kearifan lokal juga terbukti ikut berperan dalam konservasi keanekaragaman hayati di lingkungan sekitarnya. Perlu disadari bahwa kearifan lokal mampu menjaga kelestarian lingkungan dalam bentuk suatu panutan ataupun kebiasaan yang disakralkan dan didalam bentuk penanda yang harus dipatuhi oleh masyarakat yang sifatnya turun temurun. Maka dari itu kearifan lokal perlu dilestarikan dalam suatu masyarakat guna menjaga keseimbangan dengan lingkungannya dan sekaligus dapat melestarikan lingkungannya serta sebagai upaya meminimalisir dampak bencana. Dalam kondisis saat ini kearifan lokal mulai terancam dengan intervensi mordenitas dan kapitalisme sehingga dalam pelaksanaan dan kelestariannya kearifan lokal menghadapi banyak tantangan tantangan yang harus dihadapi. Dinamika lingkungan dapat diartikan sebagai rangkaian proses dan hasil proses lingkungan dan energi yang ada di dalamnya mengakibatkan terjadinya perubahan perubahan pada lingkungan dan komponen komponen lingkungan yang ada di dalamnya. !ingkungan selalu dinamis mengalami perubahan perubahan. Dinamika lingkungan dengan positif dapat ditemukan pada berbagai upaya upaya konservasi dan rehabilitasi. Dinamika lingkungan yang membawa perubahan perubahan negative dapat terjadi pada proses kejadian bencana alam. "agian ini membahas tentang dinamika lingkungan yang difokuskan pada uraian uraian konservasi lingkungan dan pengurangan resiko bencana. KERIFAN LOKAL DALAM KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI Keanekaragaman hayati dan lingkungan alam yang mempunyai hubungan sinergis antar elemen yang saling mendukung dalam kehidupan dan ekosistem masih dapat ditemukan pada masyarakat tradisional yang hidup secara turun temurun yang umumnya dikenal sebagai masyrakat suku, komunitas asli atau masyarakat hukum adat, penduduk asli atau masyarakat tradisional #indrawan dkk, $%%&'. Komunitas lokal seringkali menganggap diri mereka sebagai penghuni asli kawasan terkait, di mana masyarakat lokal mempunyai daya interaksi mempunyai daya interaksi dan pemahaman yang tinggi terhadap lingkungan. Kondisi demikian dapat menyebabkan perbedaan rasa kepemilikan antara masyarakat asli pribumu dengan penghuni baru yang berasal dari luar, sehingga masyarakat setempat seringkali menjadi rekan yang tepat dalam konservasi. (amun demikian seiring dengan desakan perkembangan dunia yang pragmatis dengan tekanan terhadap pemenuhan kebutuhan hidup yang tinggi menyebabkan semakin melemahnya tradisi dan kearifan lokal, terutama terkait dengan upaya upaya konservasi dan pemeliharaan lingkungan. Pada sebagian besar penjuru dunia semakin banyak masyarakat setempat dan komunitas lokal telah berinteraksi dengan kehidupan modern, sehingga sistem nilai luhur dengan berdasarkan kesahajaan, kearifan lokal telah terpengaruh, diikuti penggunaan barabg dari luar. Menurut Indrawan dkk., #$%%&' banyak masyarakat tradisional memiliki etika konservasi yang kuat dan mengakar pada nafas kehidupannya.

Masyarakat tradisional pada umumnya telah lama hidup berdampingan dengan alam secara harmonis, sehingga mengenal berbagai cara memanfaatkan sumberdaya alam secara berkelanjutan. Maka dari itu penting menkaji kearifan lokal yang dimilki dalam upaya konservasi keanekaragaman hayati untuk menunjang pembangunan yang berkelanjutan. Dalam kearifan lingkungan juga terwujud konservasi yang dilakukan oleh masyarakat. "erkaitan dengan hal itu, maka (ababan #)**+' mengemukakan prinsip prinsip konservasi dalam pengelolaan sumberdaya alam secara tradisional seperti yang disajikan dalam table +. ,abel +. -ontoh contoh Prinsip Konservasi melalui Kearifan !okal (o. ). (ilai (ilai Kearifan !okal .asa homat yang mendorong keselarasan #harmoni' dalam hubungan manusia dengan alam sekitarnya Peran terhadap Konservasi Dalam hal ini masyarakat tradisional merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari alam, condong memandang dirinya sebagai bagian dari alam itu sendiri yang memberikan penghormatan terhadap dan menjaga keberlangsungan lingkungan. /al ini membawa implikasi positif pada hak dan kewajiban komunal dalam pengelolaan pemeliharaan sumberdaya secara bersama. Pembatasan pemanfaatan sumberdaya alam.

$.

0.

2.

+.

.asa memilki yang ekslusif bagi komunitas atas suatu kawasan atau jenis suatu sumberdaya alam tertentu sebagai hak kepemilikan bersama #communal property resource'. 1item pengetahuan masyarakat setempat #local knowledge system' yang memberikan kemampuan kepada masyarakat untuk memecahkan masalah masalah yang mereka hadapi dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang terbatas. Daya adaptasi dalam penggunaan teknologi sederhana yang tepat guna dan hemat #input' energi sesuai dengan kondisi alam setempat. Mekanisme pemerataan #distribusi' hasil panen dan sumberdaya milik bersama yang dapat mencegah munculnya kesenjangan berlebihan di dalam masyarakat tradisional.

Konservasi terhadap energi.

Pemerataan dan distribusi

KEARIFAN LOKAL DALAM PENGURANGAN RESIKO BENCANA LINGKUNGAN-CONTOH STUDI KASUS KAWASAN PESISIR "encana alam terjadi di seluruh dunia yang berpotensi dapat merusak lingkungan, namun kerugian yang lebih besar selalu dialami oleh (egara negara berkembang misalnya Indonesia. Posisi geografis Indonesia potensi bencana di Indonesia menjadikan Indonesia sebagai negara yang rawan terhadap bencana. 1ecara alamiah Indonesia rawan dan sangat

beresiko terhadap berbagai bencana karena posisi geografis Indonesia yang terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik, antara dua samudra dan dua benua besar. Kondisi ini menimbulkan bencana gempa bumi, tsunami, banjir, letusan gunung berapidan bencana bencana lainnya. .iwayat gempa yang terjadi di Indonesia yang cukup banyak dan menimbulkan berbagai kerusakan dan kerugian dalam jumlah besar memberikan sejarah tersendiri bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. "aik kerugian berupa korban jiwa yang meninggal, luka dan sebagainya, hingga hilangnya dan rusaknya harta benda. "erdasakan "adan (asional Penanggulangan "encana, #$%%3' tercatat bahwa terdapat 23%) bencana yang terjadi dalam kurun waktu )) tahun mulai dari tahun )**& $%%3 diman setiap bulan kejadian rerata bencana lebih dari 0%% kali dengan total jumlah korban meninggal )2*.24) jiwa. ,able $ menunjukkan jumlah kejadian bencana yang terjadi beserta jumlah korban meninggal pada tahun )**& $%%3 beserta dengan korban meninggal akibat bencana #1utikno, $%)%'. ,abel 4. 1ebaran Kejadian "encana Di Indonesia per ,ahun )**& $%%3. (o. ,ahun ). )**& $. )**3 0. )*** 2. $%%% +. $%%) 4. $%%$ &. $%%0 3. $%%2 *. $%%+ )%. $%%4 )). $%%& )$. $%%3 ,otal 5umlah Kejadian 2 )&& )%) 3$ )$$ )*% +0$ 3*+ 4*0 3)+ 333 0%$ 2.3%) 5umlah Korban Meninggal $ 23& 0.2*$ 3&+ $$ 402 $.$%)$ )0).%)& $.%)0 &.2*+ *2$ 2&% )2*.24)

Kearifan lokal yang diwujudkan dalam bentuk perilaku adaptasi mempunyai peran penting dalam pengurangan resiko bencana. Kearifan lokal yang berlaku di suatu masyarakat memberikan dampak positif bagi masyarakat dalam menghadapi dan menyikapi bencana yang datang. Kearifan lokal merupakan ekstraksi dari berbagai pengalaman yang bersifat turun temurun dari nenek moyang atau orang orang terdahulu yang telah mengalami kejadian bencana. "udaya dan kearifan lokal masyarakat pesisir terkait dengan kawasan bencana alam di kawasan pesisir akan diuraikan selanjutnya, sebagai bagian dari contoh contoh kearifan lokal dalam dinamika lingkungan, khususnya dalam kegiatan kegiatan pengurangan risiko bencana. Kawasan pesisir merupakan kawasan yang berinteraksi dengan dua lingkungan fisik yang berbeda, yaitu lingkungan lautan dan daratan. "erbagai karakteristik yang mempengaruhi pesisir antara lain, pertama6 kawasan pesisir merupakan kawasan yang selalu mengalami perubahan fisik yang diakibatkan oleh angina dan gelombang, kedua6 kawasan pesisir merupakan

kawasan ekosisitem yang sangat bernilai tinggi dengan produktivitas yang besar dan biodiversitas yang tinggi, ketiga6 kawasan pesisir mempunyai bentukan terumbu karang, hutan mangrove, pantai, gumuk pasir, dan berbagai bentukan alami lainnya yang mempunyai daya tangkal terhadap banjir, gelombang badai, dan tsunami, keempat6 kawasan pesisir merupakan kawasan yang bernilai tinggi bagi kehidupan manusia, terkait dengan aktivitas perekonomian dan pemukiman, kelima6 kawasan pesisir merupakan pusat kegiatan yang berkaitan dengan seluruh aktivitas manusia di lautan, keenam6 kawasan pesisir memiliki sumberdaya yang beragam dan bernilai tinggi yang tidak jarang menimbulkan konflik kepentingan dari berbagai faktor #Marfai, $%%+'. "arbagai kejadian bencana alam yanag ada di Indonesia secara umum banyak terjadi dikawasan pesisir di mana kerawanan terhadap bencana semakin tinggi karena tingginya tingkat populasi penduduk di kawasan pesisir. 1ecara fisik kawasan pesisir merupakan kawasan yang sangat dinamik, dengan proses proses fisik seperti gelombang, genangan pasang surut, erosi, sedimentasi, land subsidence,dan berbagai proses yang lainnya sangat mempengaruhi pengembangan bentang lahan kawasan pesisir #Marfai dan King, $%%&7 Marfai dan King, $%%3a7 Marfai dan King, $%%3b7 Marfai dkk., $%%3b'. selain itu padatnya penduduk di kawasan pesisir yang berusaha menemukan kebutuhan hidupnya termasuk kebutuhan akan lahan dan sumberdaya hayati lainnya secara aktivitas ekonomi seperti kegiatan industri, kawasan rekreasi dan lain sebagainya, menjadikan kawasan pesisir semakin komplek. 8ambar +.). memeperlihatkan dinamika dan kompleksitas di kawasan pesisir.

Harbour Industrial activities

!g r act icultu ivit r ies e

Coastal Dynamic and multi-use purposes

ter wa nd on ou ati $r loit p e%

"ec r act eatio ivit n ies

Settlement and rban development

Populati on growth

Coastal hazards

ing sh #i

8ambar +.). Dinamika wilayah kepesisiran dan penggunaan lahan ganda

Kawasan pesisir mempunyai potensi bencana alam berupa banjir genangan dan tsunami yang dapat terjadi sewaktu waktu. "anjir genangan di kawasan pesisir dapat terjadi karena beberapa faktor, antara lain adanya kenaikan muka air laut akibat proses pasang surut #/inton, $%%%', kenaikan muka air laut akibat pemanasan global #IP--, $%%), Marfai dan King, $%%3c', karena adanya subsidence9penurunan muka tanah di kawasan pesisir #Kobayashi, $%%07 :bidin dkk., $%%%7 Marfai, $%%0a7 Marfai, $%%27 Marfai dan King, $%%&', dan akibat kiriman dari daerah hulu #Marfai, $%%0b'. "anjir di kawasan pesisir dapat terjadi dari aliran sungai namun juga dapat terjadi dari proses pasang surut #banjir rob' seperti yang akhir akhir ini sering terjadi di 5akarta, 1emarang dan sebagainya. 1elain itu tsunami merupakan bencana yang mempunyai potensi merusak dan mengakibatkan kerugian dalam jumlah besar baik berupa kerugian materi maupun korban jiwa. Kejadian bencana tsunami yang terjadi di :ceh $%%2, mengakibatkan lebih dari $%%.%%% orang meninggal dunia dan lebih dari +%%.%%% lainnya harus dievakuasi #!avigne dkk., $%%4'. Disusul kemudian kejadian tsunami di kawasan pesisir selatan Pulau 5awa pada tanggal )& 5uli $%%4 yang mengakibatkan korban jiwa lebih dari &0% orang meninggal dunia #!avigne dkk., $%%4'. Pendekatan positivism dalam manajemen bencana salah satunya diwujudkan dalam aspek kemampuan masyarakat dalam melakukan adaptasi terhadap ancaman dan gangguan berkaitan dengan bencana #adaptive capacity' #,homalla dkk., $%%&7 ,wigg, $%%&'. Kapasitas adaptasi merupakan sesuatu yang unik dan dinamik yang berkaitan dengan kapasitas adaptasi dapat meliputi berbagai bentuk pengembangan pembangunan, perilaku, social budaya, informasi atau komunikasi dan kemampuan komunitas #:dger dkk., $%%2'.

Menurut Marfai dan Khasanah #$%%3' adaptasi yang dilakukan manusia terhadap lingkungannya termasuk di dalamnya lingkungan fisik dan proses alam seperti terjadinya bencana menunjukkan adanya interellasi antara manusia dan lingkungan. Dalam hubungan yang saling terkait ini, perubahan pada suatu komponen lain dan sebaliknya #.ambo, )*32'. Dalam konteks ini, pendekatan human ecology menekankan9menunjukkan adanya hubungan saling terkait #interplay' antara lingkungan dan proses proses fisik yang berlangsung di dalamnya dan sistem sistem social9budaya. Dalam proses interaksinya dengan lingkungan sekitar kemudian tercipta budaya dan kearifan lokal. !ebih lanjut dinyatakan bahwa kemampuan adaptasi, baik bentuk, tipe dan jenisnya dapat diilustrasikan dalam bentuk setting budaya #8unawan, $%%)'. Dalam konteks interaksi dengan lingkungan, sebagaimana telah dijelaskan di atas, perpektif yang tampaknya sesuai untuk dipakai dalam mengartikan kebudayaan sebagai sistem adaptif #culture as adaptive system' #Miller dan ;eit<, )*&*'. Dalam perspektif ini, budaya didefenisikan9diartikan sebagai ekspresi adaptasi manusia sterhadap setting lingkungannya. Meskipun dalam setting kedinamisan, bentuk adaptasi tidak mudah mengalami perubahan dan pergeseran tanpa adanya transisi9kultur budaya, yang dalam hal ini memerlukan durasi waktu yang lama #Miller and ;eit<, )*&*7 Moran, )*3$7 8unawan, $%%)'. 1elain dipengaruhi oleh karakteristik masyarakat, kemampuan adaptasi juga dipengaruhi oleh keberadaan dari ancaman bencana dan ketersediaan sumberdaya lokal #!uers dkk., $%%0'. Kemampuan masyarakat dalam melakukan mitigasi bencana tidak terlepas dari kajian kajian terhadap budaya dan kearifan lokal serta kemampuan adaptasi masyarakat. Menurut :lland #)*&+' yang juga dikuatkan oleh /arris #)*43' bahwa adaptasi adalah suatu strategi penyesuaian diri yang digunakan manusia selama hidupnya untuk merespon terhadap perubahan perubahan lingkungan dan social. Menurut 1ahlins #)*43' proses adaptasi sangatlah dinamis karena lingkungan dan populasi manusia berubah terus. 1ehingga ketika suatu populasi9masyarakat mulai menyesuaikan diri terhadap suatu lingkungan yang baru, suatu proses perubahan akan dimulai dan #mungkin' membutuhkan waktu yang lama untuk dapat menyesuaikan diri #Moran, )*3$'. Dalam kaitannya dengan proses fisik dan gejala alam yang dapat mengakibatkan bencana, proses adaptasi yang dilakukan oleh manusia juga mengalami dinamika, menyesuaikan dengan proses alam yang terjadi #Marfai dkk., $%%3b'. "encana bencana yang terjadi di Indonesia telah memberikan rekam jejak tersendiri bagi masyarakat. "encana yang sering terjadi di Indonesia tidak serta menjadikan masyarakat menjadi bersahabat dengan masyarakat tetapi kondisi yang seringkali terjadi adalah masyarakat mempunyai ketakutan dan trauma yang berlebih terhadap bencana, karena mereka tidak siap untuk melakukan serangkaian tindakan dalam menghadapi bencana. 1eringkali kondisi tersebut muncul sebagai dampak dari bencana yang terjadi atau pengalaman yang terbentuk dari kejadian bencana di daerah lain dan menyebabkan kerugian besar. (amun yang juga perlu juga disadari adalah ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi bencana juga disebabkan oleh kurangnya pengetahuan mereka terhadap bancana. 1eringkali bencana sekedar dimaknai sebagai bencana yang didesain oleh ,uhan tanpa adanya ruang bagi manusia untuk merancang mekanisme penyesuaian dan guna mengurangi risiko dan kerugian yang mungkin ditimbulkan. Dalam konteks tersebut, keterbatasan pengetahuan masyarakat terhadap bencana dapat dimaknai

dalam $ #dua% hal yang berbeda. Pertama, batasan pengetahuan tersebut secara nyata dialami, terutama jika dilihat dari aspek keilmuan dan nalar ilmiah. 1ebagai contoh masyarakat kurang memahami kondisi lempeng bumi yang berada di bawah mereka dan seberapa rentan kondisi tersebut bagi munculnya sebuah bencana. -ontoh lain dapat diberikan ketika masyarakat kurang memahami tingginya kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pembangunan hunian di kawasan pesisir, dan pada akhirnya berdampak pada meningkatnya risiko terjadinya banjir pasang. &edua, masyarakat sebenarnya telah hidup dan bergaul bersama pengetahuan terhadap bencana itu setiap hari, namun kurang menyadarinya . masyarakat telah memilki serangkaian cara berpikir dan bertindak terhadap alam, namun mereka lebih memaknai pengetahuan pengetahuan tersebut sebagai nilai budaya atau kearifan lokal, yang hanya memberikan pengaruh terhadap aktivitas mereka sehari hari, bukan untuk menghadapi bencana yang mengancam. "erangkat dari dua pemahaman tersebut, mitigasi bencana menjadi penting untuk mensinergikan rancangan rancangan aktivitas yang didesain dengan pertimbangan pertimbangan ilmiah dengan nilai nilai budaya dan kearifan lokal yang ada di masyarakat. Masyarakat kawasan pesisir melakukan adaptasi terhadap kondisi tersebut malalui bentuk perubahan perilaku #budaya' sampai dengan adaptasi struktural. Pendekatan positivism dalam studi kebencanaan salah satunya dengan melihat identifikasi terhadap perilaku dan kehidupan budaya di kawasan pesisir. /al ini sebagai upaya untuk menemukan kearifan lokal masyarakat pesisir dalam kaitannya dengan mitigasi bencana. Karakteristik masyarakat yang membentuk budaya yang berbeda akan mewarnai bentuk bentuk adaptasi terhadap bencana alam yang berlainan pula. Masyarakat pesisir dalam strategi adaptasinya menghadapi bencana dan lingkungan untuk bertahan dan bersahabat dengan lingkungannya salah satunya adalah dalam bentuk adaptasi fisik. 1tudi yang dilakukan oleh Marfai dan Khasanah #$%%3' menggambarkan bagaiman bencana kepesisiran dilihat secara terintegrasi dari aspek keilmuaan, budaya dan kearifan lokal. Identifikasi barbagai bentuk adaptasi dan budaya masyarakat kawasan pesisir yang berbeda secara latar belakang social budaya, kondisi fisik lingkungan dan lokasi geografis dilakukan dalam penelitian tersebut. Ketiga daerah ini, kurang lebih dapat mewakili penjabaran budaya dan bentuk adaptasi yang berlainan dalam menghadapi bencana dan yang dapat dinyatakan sebagai kearifan lokal. Ketiga daerah tersebut yaitu6 )' Desa Kemadang, Kecamatan ,anjung 1ari, Kabupaten 8unung Kidul DI=. $' Desa Kramas, Kecamatan "lahbatu, Kabupaten 8ianyar "ali. 0' Desa Passo, Kecamatan ,elukbaguala, Kota :mbon Maluku. Dalam rangka melakukan definiasi kelompok masyarakat yang homogen, seperti kesamaan tradisi, pekerjaan, dan kadangkala kesamaan masa kecil #borne 'rom the same kinship', biasanya terdapat pada level kelurahan9desa para peneliti memfokuskan unit analisis pada level desa sebagai unit terkecil #Marfai dkk., $%%3a'. Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Marfai dan Khasanah #$%%3' menggunakan unit desa sebagai analisisnya. Kondisi masyarakat desa sebagian besar merupakan komunitas yang mengalami ketertinggalan terhadap

akses teknologi, kurang mendapatkan informasi dan daya inovasi. 1ehingga pada level desa biasanya diasumsikan tingkat kemampuan adaptasi terhadap suatu kejadian adalah homogen dikarenakan mereka dibangun dari pemahaman kolektif yang sama #Marfai dan /i<baron, $%))'. Desa Kemadang terletak di daerah 8unung Kidul yang bercirikan budaya 5awa yang terdapat pengaruh islam yang dominan. Desa Kramas merupakan desa dengan latarbelakang budaya "ali dan /indu yang dominan sehingga karakter, kearifan lokal, dan budaya lebih dipengaruhi oleh budaya "ali dan /indu. 1ementara itu Desa Passo merupakan kawasan pesisir yang diwarnai dengan budaya :mbon dan pengaruh Kristen yang dominan. "erdasarkan latarbelakang budaya yang berlainan tersebut, tipe dan pola adaptasi masyarakat dan bentuk kearifan lokal yang ada diperkirakan akan berlainan pula. Kondisi fisik dan letak geografis ketiga daerah juga mempunyai perbedaan yang signifikan. Desa Kramas mempunyai pantai berbentuk teluk dan secara geografis terletak di kawasan pesisir timur Pulau "ali. 1ementara itu Desa Kemadang mempunyai topologi pantai mengantong #pocket beach' yang dibatasi oleh tebing terjal #cli''', dan terdapat dikawasan pantai selatan Pulau 5awa. Desa Passo mempunyai pantai berupa teluk yang terletak di Pulau :mbon. Desa Passo diapit oleh garis pantai pada kedua sisinya, dari arah timur dan barat #,eluk :mbon dan ,eluk "aguala'. Kearifan Lo a! Ma"#ara a$ De"a Ke%a&an'( Ke)a%a$an Tan*+n' Sari( Ka,+-a$en G+n+n' Ki&+!( DIY Disarikan dari penelitian Marfai dan Khasanah #$%%3' , Desa Kemadang secara geomorfologi merupakan daerah yang berbukit terbentuk dari batu gamping dengan bentuk pantai saku serta lereng pantai yang curam. Desa Kemadang merupakan daerah yang memilki aktivitas pariwisata #Pantai "aron' dan perikanan. Kegiatan perekonomian masyarakat terpusat di Pantai "aron. Dengan kondisi yang demikian dikombinasikan dengan keadaan geomorfologi wilayah yang rawan bencana, kawasan pesisir Desa Kemadang mempunyai tingkat kerentanan dan ancaman terhadap bencana yang cukup tinggi. "eberapa bencana alam kawasan pesisir yang pernah terjadi di kawasan pesisir Desa Kemadang antara lain tahun )*3+ )*34 terjadi beberapa kali gelombang pasang yang menyebabkan warung di sekitar pantai "aron tersapu gelombang, kemudian tanggal $& Mei $%%4 terjadi gempa bumi di =ogyakarta yang menyebabkan tebing pantai runtuh dan mengakibatkan korban jiwa, tanggal )& 5uli $%%4 terjadu tsunami di Pantai Pangandaran yang dampaknya dirasakan hingga Pantai "aron dan menyebabkan warung di sekitar pantai serta kapal kapal rusak, dan tanggal $* Desember $%%4 terjadi badai laut yang menyebabkan kapal kapal beserta perlengkapannya hilang. Masyarakat Desa Kemadang memaknai bencana sebagai suatu ketidakharmonisan unsur unsur yang ada dalam hidup manusia, baik ketidakharmonisan hubungan antara manusia dengan ,uhan, manusia dengan (yi "oro &idul #yang diyakini oleh masyarakta sebagai penguasa laut 1elatan', maupun hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Pemaknaan ini dipengaruhi oleh kuatnya unsur agama Islam serta unsur "udaya 5awa #&e)awen' yang dianut oleh mayoritas masyarakat Desa Kemadang. Dari pemaknaan terhadap bencana tersebut

berkembanglah nilai nilai yang termanivestasi sebagai kearifan lokal yang terkait dengan bencana kawasan pesisir. Pemaknaan masyarakat Kemadang terhadap bencana yang diwujudkan dalam norma adat yang mengatur tata cara bersikap dan berperilaku di Desa Kemadang dapat berupa pantangan pantangan maupun nasehat nasehat. Pantangan pantangan dan nasehat nasehat yang mengatur tentang sopan santun berperilaku di kawasan pesisir, seperti disarikan pada penelitian Marfai dan Khasanah #$%%3', antara lain6 #)' tidak boleh memakai pakaian berwarna hijau di kawasan pantai #$' tidak boleh membunyikan petasan di daerah &endi *iring yang merupakan daerah yang dikeramatkan, apabila dilanggar akan terjadi sesuatu yang tidak baik #misalnya6 tenggelam, dan lain lain'7 #0' nelayan tidak boleh melaut pada 1elasa &liwon dan 5um>at &liwon7 #2' tidak boleh memasang jaring ikan di depan Pantai "aron karena merupakan pintu keluar masuk ?penghuni !aut 1elatan>7 #+' setelah meninggalkan laut tidak mengucapkan @ayo mulih #pulang'A tetapi @ayo ngalor #ke Btara'7 #4' jika terjadi gempa bumi mengucap @kukuh bakohA7 #&' jika terjadi angina besar mengikat tiang rumah dengan kain selendang, melempar dhadhung #tali sapi' kea tap rumah sambil mengucap @wolo-wolo kuwatoA7 #3' jika terjadi hujan lebat disertai angin, melempar garam disertai nasi sambil mengucap @sengkolo sengakali sumingkiroA7 #*' jika terjadi claret taun+lintang kemukus #komet' mengucap @claret taun dhadhung awukA7 #)%' jika ada kilat mengucap @gandrik galiasem, putune &i !geng Selo, !stagh'irullahA, dan lain sebagainya. ,erkait dengan nilai nilai kultural untuk menjaga keselamatan masyarakat di kawasan pesisir, masyarakat mengadakan upacara upacara adat pada waktu waktu tertentu. Bpacara adat tersebut antara lain6 #)' Sedekah laut, merupakan ungkapan rasa syukur ats ri<ki hasil laut yang melimpah serta memohon keselamatan bagi nelayan serta pedagang yang beraktivitas di pesisir dari bencana laut, upacara ini dilaksanakan setiap tanggal ) 1uro #tahun baru pada kalender 5awa' #$' selain sedekah laut nelayan juga menyelenggarakan labuhan laut pada mangsa kapat diselenggarakan untuk mengungkapkan rasa syukur atas kenikmatan yang diberikan ,uhan7 #0' "uwatan, merupakan doa bersama sluruh anggota masyarakat setelah terjadinya bencana, serta berbagi upacara adat lainnya. Bpacar upacara adat yang diselenggarakan oleh masyarakat merupakan akulturasi dari nilai nilai agama dengan kuatnya budaya ka)awen. /al ini dapat dilihat dari tujuan penyelenggaraan upacara, waktu penyelenggaraan, doa doa yang dipanjatkan selama berlangsungnya upacara serta dari serangkaian sesaji yang disiapkan. 1elain berinteraksi dengan alam pesisir berlandaskan nilai nilai kultural, masyarakat juga mengembangkan pengetahuan untuk membaca tanda tanda alam. Penegtahuan untuk membaca tanda tanda alam ini antara lain dimanifestasikan dengan apa yang disebut pranata mangsa, yakni penentuan hari, musim, serta tanda tanda alam yang dihasilkan dari ilmu titeni #pengamatan secara seksama' yang diwariskan antar generasi. Pranata mangsa tidak hanya dimiliki oleh masyarakat Kemadang tetapi juga dimiliki masyarakat 5awa pada umumnya #DI= dan 5ateng'. =ang membedakan adalah pranata mangsa di Desa Kemadang tidak hanya diterapkan dalam kegiatan pertanian saj tetapi juga untuk kegian melaut diantaranya untuk mengetahui tentang musim atau waktu waktu terbaik terjadinya badai, tanda tanda akan terjadi banjir, serta tanda tanda alam lainnya. Pranata mangsa sampai saat ini

masih dijadikan acuan oleh masyarakat Kemadang, bahkan masyarakat mengangkat seorang )uru kunci untuk melestarikannya. 1elain itu, )uru )unci juga bertugas mempimpin upacara upacara serta ritual adat yang diselenggarakan Pantai "aron seperti halnya ritual pemberian sesaji yang dilaksanakan setelah ada peristiwa kecelakaan laut9darat di sekitar pantai "aron. Pengetahuan lain yang dimanfaatkan oleh nelayan "aron selain pranata mangsa adalah membaca awan. "erdasarkan oleh apa yang diajarkan oleh generasi sebelumnya, nelayan menggunakan awan sebagai pertanda, misalnya awan membentuk sisik pertanda di laut banyak ikan dan lain sebagainya. Pada musim penghujan mayoritas nelayan jarang melaut kecuali keadaan laut benar benar tenang karena tingginya gelombang serta sering terjadi badai di laut, hal ini sudah menjadi pengetahuan yang diwariskan secara turun temurun dan dianut oleh para nelayan. Bntuk mencukupi kebutuhan sehari hari saat tidak melaut, nelayan "aron melakukan aktivitas lain sebagai mata pencaharian pendukung seperti berladang, beternak ataupun berdagang. 1elain itu pengetahuan yang diwariskan secara turun temurun juga terwujud dalam tata ruang pemukiman penduduk yang dibangun agak jauh dari bibir pantai yakni di balik bukit sehingga dapat terlindung dari gelombang pasang. 1ampai saat ini tidak ada bangunan rumah penduduk yang dibangun sekitar Pantai "aron, yang ada hanya bangunan warung, musholla, tempat pelelangan ikan yang didirikan oleh DKP, kantor 1:.!I(M:1, serta Kantor Dinas Perhubungan. 1ejak dibukanya kegiatan perikanan di Pantai "aron pada tahun )*&% an masyarakat bahkan telah membangun dinding pembatas dengan jarak +% meter dari bibir pantai secara mandiri.

Вам также может понравиться