Вы находитесь на странице: 1из 10

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Ruang lingkup Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita meliputi lima aspek yaitu

Asuhan pada Bayi Baru Lahir Normal, Bayi Baru Lahir Bermasalah, Bayi Baru Lahir dengan Kelainan Bawaan, Bayi Baru Lahir dengan Trauma, dan Neonatus Beresiko Tinggi. Termasuk juga di dalamnya mengenai tumbuh kembang anak. Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan, dan berkesinambungan yang dimulai sejak konsepsi hingga dewasa. Tumbuh kembang anak secara optimal dipengaruhi oleh hasil interaksi antara faktor genetis, herediter, dan konstitusi dengan faktor lingkungan. Agar faktor lingkungan memberikan pengaruh yang positif bagi tumbuh kembang anak, maka diperlukan pemenuhan atas kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita, maupun anak prasekolah. Kebutuhan dasar tersebut meliputi asah, asih, dan asuh. Oleh karena itu, orang tua, keluarga, maupun tenaga kesehatan harus mampu mendukung dan memenuhi kebutuhan dasar tersebut, baik asah, asih, maupun asuh agar anak dapat tumbuh secara optimal.

B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana cara pemenuhan kebutuahan asah pada neonatus ? 2. Bagaimana cara pemenuhan kebutuahan asih pada neonatus ? 3. Bagaimana cara pemenuhan kebutuahan asuh pada neonatus ?

D. Manfaat 1. Mengetahui cara pemenuhan kebutuhan asah pada neonatus 2. Mengetahui cara pemenuhan kebutuhan asih pada neonatus 3. Mengetahui cara pemenuhan kebutuahan asuh pada neonatus

BAB II PEMBAHASAN

A. Kebutuhan Fisik-Biologis (ASUH): Meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan seperti: nutrisi, imunisasi, kebersihan tubuh & lingkungan, pakaian, pelayanan/pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, olahraga, bermain dan beristirahat. Nutrisi : Harus dipenuhi sejak anak di dalam rahim. Ibu perlu memberikan nutrisi seimbang melalui konsumsi makanan yang bergizi dan menu seimbang. Air Susu Ibu (ASI) yang merupakan nutrisi yang paling lengkap dan seimbang bagi bayi terutama pada 6 bulan pertama (ASI Eksklusif). a) Imunisasi : anak perlu diberikan imunisasi dasar lengkap agar terlindung dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. b) Kebersihan : meliputi kebersihan makanan, minuman, udara, pakaian, rumah, sekolah, tempat bermain dan transportasi c) Bermain, aktivitas fisik, tidur : anak perlu bermain, melakukan aktivitas fisik dan tidur karena hal ini dapat merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, merangsang metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein merangsang pertumbuhan otot dan tulang merangsang perkembangan. d) Pelayanan Kesehatan: anak perlu dipantau/diperiksa kesehatannya secara teratur. Penimbangan anak minimal 8 kali setahun dan dilakukan SDIDTK minimal 2 kali setahun. Pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi setiap bulan Februari dan bulan Agustus. e) Tujuan pemantauan yang teratur untuk : mendeteksi secara dini dan menanggulangi bila ada penyakit dan gangguan tumbuh-kembang, mencegah penyakit serta memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.

KRITERIA POLA ASUH ANAK Pola asuh orangtua terhadap perilaku anak memiliki beberapa kriteria yaitu (Syamsul, 2005): 1. Pola asuh Authoritarian Pola asuh orangtua, dimana sikap orangtua yang rendah, namun kontrolnya tinggi, suka menghukum secara fisik dan bersikap komando.

2. Pola asuh Permissive Pola asuh orangtua, dimana sikap orangtua meningkat namun kontrolnya rendah, memberikan kebebasan terhadap anak untuk mengatakan dorongan keinginannya. 3. Pola asuh Authoritative Pola asuh oragtua, dimana sikap yang meninggat dan kontrolnya meningkat, bersikap responsif terhadap kebutuhan anak, mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan, memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan yang baik atau buruk. 4. Pola asuh Dominan Pola asuh orangtua yang mendominasi dalam segala hal yang menyangkut remaja dalam tindakan sehari-hari. 5. Pola asuh Submission Orangtua cenderung senantiasa memberikan sesuatu yang diminta anak berperilaku semaunya dirumah. 6. Pola asuh Overdisplin Orangtua senantiasa mudah memberikan hukuman, menanamkan kedisiplinan secara keras.

B. NUTRISI CAIRAN Nutrisi adalah keseluruhan berbagai proses dalam tubuh makhluk hidup untuk menerima bahan bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan bahan tersebut agar menghasilkan berbagai aktivitas dalam tubuhnya sendiri. Bahan bahan tersebut dikenal dengan istilah nutrient yang meliputi air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. 1) Tujuan Pemberian Nutrisi Dalam melaksanakan pemberian makanan yang sebaik baiknya kepada bayi dan anak, bertujuan sebagai berikut : a) Memberikan nutrient yang cukup untuk kebutuhan dalam memelihara kesehatan dan memulihkannya bila sakit serta melaksanakan berbagai jenis aktivitas. b) Pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta psikomotor. c) Mendidik kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai dan menentukan makanan yang diperlukan. Rencana asuhan untuk memenuhi kebutuhan makanan dan minum dan makan bayi adalah dengan membantu bayi mulai menyusui melalui pemberian ASI eksklusif. Prinsip umum menyusui secara dini dan eksklusif adalah sebagai berikut: a) Bayi harus disusui sesegera mungkin setelah lahir (terutama dalam 1 jam pertama) b) Kolostrum harus diberikan tidak boleh dibuang

c) Bayi harusdiberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. Artinya, tidak boleh memberi makanan apapun pada bayi selain ASI selama masa tersebut d) Bayi harus disusui kapan saja ia mau, siang atau malam (on demand ) yang akan meransang payudara memproduksi ASI secara adekuat Untuk mendapatkan ASI dalam jumlah cukup, seorang ibu perlu menjaga kesehatanya sebaik mungkin. Ia perlu minum dalam jumlah cukup, makan makanan bergizi, dan istirahat yang cukup. Oleh sebab itu bidan harus mengingatkan hal ini pada ibu. Jumlah rata-rata makanan seorang bayi cukup bulan selama 2 minggu pertama sebanyak 30-60 ml setiap 2-3 jam. Selama 2 minggu pertama, bayi baru lahir hendaknya dibangunkan untuk makan paling tidak setiap 4 jam. Sesudah itu, jika bayi sudah bertambah berat badannya, bayi boleh tidur dalam periode yang lebih lama (terutama malam hari). Untuk meyankinkan bahwa bayi mendapat cukup makanan, ibu harus mengamati/mencatat seberapa sering bayi berkemih. Berkemih paling sedikit 6 kali selama 2-7 hari setelah lahir, ini menunjukan asupan cairan yang adekuat . Bayi memerlukan jenis makanan air susu ibu (ASI), susu formula, dan makanan padat. Kebutuhan kalori bayi antara 100200 kkal/kgBB. Pada 4 bulan pertama, bayi lebih baik hanya mendapatkan ASI saja (ASI eksklusif) tanpa diberikan susu formula. Usia lebih dari 4 bulan baru dapat diberikan makanan pendamping ASI atau 9 susu formula, kecuali pada beberapa kasus tertentu ketika anak tidak bias mendapatkan ASI, seperti ibu dengan komplikasi postnatal, wanita hamil, menderita penyaki menular dan sedang dalam terapi steroid atau morfin. 2) Pemberian nutrisi sesuai umur bayi Berikut ini adalah pemberian nutrisi sesuai umur pada bayi dari lahir sampai12 bulan: a) Bayi baru lahir sampai umur 4 bulan Bayi mulai disusukan sedini mungkin, langsung setelah lahir. Waktu dan lama menyusui disesuaikan dengan kebutuhan bayi (ondemand). Hindarkanlah pemberian makanan tambahan seperti madu, air, larutan glukosa dan makanan prelakteal lainnya. Jika setelah disusukan kemidian ternyata bayi menjadi kebiruan dan sesak nafas, perlu difikirkan terhadap kemungkinan adanya kelainan seperti obstruksi atau fistula esophagus. Selanjutnya bayi dapat diberikan buahbuahan (pisang) atau biscuit sejak usia 2 bulan sedangkan pemberian makanan lumat sampai lembik (bubur susu) pada usia 3 4 bulan, sesuai keperluan bayi masing masing. Bayi akan lapar dan menangis
4

terus bila ASI kurang dan hal ini juga akan terlihat dari pertumbuhan bayi yang tidak memuaskan. Untuk mengatasi pertumbuhan, bayi perlu ditimbang secara berkala, yaitu bila mungkin dilakukan stiap hari pada munggu pertama, selanjutnya setiap minggu sampai akhir bulan pertama, kemudian setiap 2 minggu dalam bulan kedua dan ketiga dan seterusnya setiap bulan. Pada bulan keempat biasanya dimulai pemberian makanan padat, yaitu makanan lumat, misalnya bubur susu yang dapat dibuat dari tepung (beras, jagung atau havermouth), susu dan gula. Waktu yang untuk memberikan makanan lumat dapat dipilih yang sesuai, misalnya sekitar jam 09.00 dengan memperhatikan bahwa kira kira 2 jam sebelumnya tidak diberikan apa apa. Dengan demikian bayi menyusui dengan kebutuhannya, diberi bubur susu satu kali dan buah buahan satu kali. Pada umur ini dapat pula diberikan telur ayam, akan tetapi perlu waspada terhadap kemungkinan alergi dengan gejala urtikaria. Bila terjadi hal ini, pemberian telur ditangguhkan. Biasanya setiap bayi sudah tahan terhadap telur pada usia 7 bulan keatas. b) Bayi umur 5 6 bulan Dapat diberikan 2 kali makanan bubur susu sehari, buah buahan dan telur. c) Bayi umur 6 7 bulan Bayi dapat mulai diberikan nasi tim yang merupakan makanan lunak dan juga merupakan makanan campuran yang lengkap karena dapat dibuat dari beras, bahan makanan sumber protein hewani (hati, daging cincang, telur atau tepung ikan) dan bahan makanan sumber protein nabati yaitu tahu, tempe, sayuran hijau (bayam), buah tomat dan wortel. Dengan demikian nasi tim merupakan makanan yang mengandung nutrien yang lengkap bila dibuat dengan bahan bahan tersebut. Selama masa bayi makan nasi tim harus disaring terlebih dahulu untuk memudahkan menelannya dan tidak banyak mengandung serat serat yang dapat mempersulit pencernaan. d) Bayi umur 8 12 bulan Bubur susu sudah dapat diganti seluruhnya dengan nasi tim, yaitu, pada pagi hari sebagai makan pagi, misalnya jam 09.00, pada siang hari sebagai makan siang sekitar jam 13.00 dan pada sore hari sebagai makan malam sekitar jam 17.00 18.00. Bila bayi disusukan sesuai dengan anjuran yaitu melebihi masa 1 tahun, perlu diperhatikan kemingkinan timbulnya anoreksia terhadap makanan lin, sehingga anak akan kekurangan protein dan kalori, dan pada akhirnya menderita penyakit Malnutrisi Energi Protein (MEP). 11 Pengaturan makan bayi yang berhasil pada masa bayi akan mempermudah kelancaran pengaturan makan pada usia selanjutnya. Pada akhir masa bayi telah dibiasakan bayi menerima makanan 3 kali sehari, yaitu pada waktu pagi
5

(makan pagi), siang (makan siang), dan sore atau malam (makan malam). Selama masa bayi telur cukup diberikan sekali sehari, bila bayi tidak alergi. Telur dapat dimakan tersendiri setelah dimasak matang atau setengah matang atau dimakan bersama sama dengan nasi tim. Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada masa bayi meliputi Air Susu Ibu (ASI), susu formula, dan MP ASI :

C. KEBUTUHAN VULVA HYGIENE Perawatan Bayi adalah suatu usaha atau tindakan untuk merawat dan memelihara kesehatan bayi dalam pencegahan dan pengobatan. Tujuan Perawatan Bayi / NEONATUS : a. Mempertahankan Pernafasan Segera setelah bayi lahir, bayi diletakkan dengan posisi kepala lebih rendah daripada badan agar lendir keluar dari mulut dan mencegah lendir atau darah masuk ke saluran pernafasan. Lakukan Penghisapan lendir dengan cepat dan lembut . Pernafasan SPONTAN

b. Mencegah Infeksi Mencuci tangan sebelum / sesudah memegang bayi dalam pemberian minum, mengganti popok, pemeriksaan fisik, berganti bayi Membatasi jumlah pengunjung Petugas / tenaga kesehatan yang kena infeksi harus menjauhi bayi Petugas / Pengunjung tidak boleh menderita penyakit menular Memakai pengaman yang bersih

c. Pemberian makanan Pemberian ASI eksklusif Susu formula Kebutuhan cairan pada bayi : - Hari I : 60 cc / kg BB - Hari II : 90 cc / kg BB - Hari V : 180 cc / kg BB - Hari VII : 200 cc / kg BB sampai Trimester I

Perawatan diri pada bayi meliputi : a. Memandikan bayi Tujuan dari memandikan bayi disini adalah untuk menjaga kebersihan, memberikan rasa segar, dan memberikan rangsangan pada kulit. Yang harus diperhatikan pada saat memandikan bayi adalah : Mencegah kedinginan Mencegah masuknya air kedalam mulut, hidung dan telinga Memperhatikan adanya lecet pada pantat, lipatan-lipatan kulit (ketiak bayi, paha, dan punggung bayi) Perlengkapan yang dibutuhkan pada saat memandikan bayi Ember sedang berisi air hangat kuku Sabun bayi pada tempatnya Handuk dan washlap Pakaian bayi lengkap lipatan

b. Memberikan pakaian pada bayi Bahan pakaian yang akan dikenakan oleh bayi hendaknya yang lembut dan mudah enyerap keringat. Hal-hal yang perlu diperhatikan tentangkebersihan popok pada bayi :

Untuk kebersihan yang baik, selalu pastikan bahwa alas untuk bayi ganti popok tidak kotor, dan rusak. Lindungi tatakan dengan kertas tisu, yang akan dibuang setelah itu.

Jika ketika mengganti popok, bayi berada di permukaan yang lebih tinggi, pegang selalu dengan satu tangan pada bayi untuk mencegah agar tidak jatuh.

Jangan pernah ganti popok pada area untuk menyiapkan makanan atau di tempat makan.

Setelah mengangkat popok yang kotor, bersihkan keseluruhan daerah popok bayi dari depan sampai belakang untuk menghindari infeksi. Bilas semua sabun dan keringkan.

c. Personal Hygiene Pada bayi Setiap kali buang air kecil dan besar, bersihkan pada perinealnya dengan air dan sabun, serta keringkan dengan baik. Karena kotoran bayi dapat menyebabkan infeksi sehingga harus dibersihkan.

2. Perawatan Tali Pusat a. Sebelum tali pusat kering dan lepas, didaerah ini dapat terjadi infeksi, sehingga harus dijaga agar bersih dan kering. b. Daerah sekitar tali pusat harus dicuci setiap hari dengan sabun dan air ( pada waktu memandikan ) c. Bila tali pusat berbahu, ada kemerahan disekitarnya, atau mengeluarkan cairan, harus segera menghubungi Tenaga Medis terdekat atau bidan.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN Dapat kita simpulkan bahwa kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah dapat dibagi menjadi tiga yaitu : 1. Asih yang menyangkut ikatan kasih sayang dan sibling rivalry 2. Asuh yang menyangkut pemenuhan nutrisi, imunisasi, dan perawatan sehari-hari 3. Asah yang menyangkut stimulasi dan deteksi

B. Saran 1.Kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah sebaiknya dapat dipenuhi dengan sebaiknya-baiknya supaya tumbuh kembang anak dapat optimal karena itu merupakan kebutuhan paling mendasar yang harus dipenuhi. 2. Bidan supaya bisa memberikan KIE yang benar kepada keluarga tentang pemenuhan kebutuhan neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah

DAFTAR PUSTAKA

1. Saifudin, Abdul Bahri, Prof, Dr, SPOG, MPH, 2000, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta, Yayasan bina Pustaka Sarwono 2. Ibrahim, Cristina, s.Dra, 1996, Perawatan kebidanan jilid II, Bratara, Jakarta 3. Syahlan, Dr. SKM, 1993. Asuhan Kebidanan pada bayi dalam konteks keluarga, Jakarta: Dep kes RI- Obstetri Fisiologi, Bandung, 1983, UNPAD

10

Вам также может понравиться