Вы находитесь на странице: 1из 12

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Profil Perusahaan PT. J.CO Donuts and Coffee didirikan oleh Johnny Andrean yang sebelumnya terkenal sebagai pengusaha salon yang sukses. Tak kurang dari 168 jaringan salon dan 41 sekolah salon dimilikinya. Sejak tahun 2003, ia aktif mengembangkan J.CO. J.CO adalah produk dalam negeri yang menggunakan konsep dari luar negeri dan disempurnakan dengan modernisasi dan kualitas terbaik. J.CO ditujukan untuk menyerbu pasar asing. Persiapan J.CO membutuhkan waktu yang lama. Selama 3 tahun Johnny Andrean dan timnya mempelajari bisnis donat, mengeksplorasi resepnya, serta melakukan riset pasar dan sampling. Johnny meluncurkan J.CO dengan konsep apa yang disukainya dan hal ini bisa diterima masyarakat. Pada 26 Juni 2005, J.CO mulai beroperasi pertama kali di Supermal Karawaci, Tangerang dan kemudian langsung membuka outlet sebanyak-banyaknya. Dalam waktu setahun sejak launching J.CO telah memiliki 16 buah gerai dengan 450-an karyawan untuk gerai saja. 1.2. Visi dan Misi Perusahaan Visi J.CO Donuts and Coffee: Menjadikan J.Co sebagai merek terkemuka di dunia Menjadi Trend-setter dalam segmen bisnis donat dan kopi Menjadi perusahaan yang tepat untuk orang yang ingin menggapai mimpi. Misi J.CO Donuts and Coffee: Menempatkan konsumen sebagai fokus utama Menyediakan donat dan kopi dan berkualitas premium Berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik dengan sepenuh hati Menyediakan tempat yang nyaman untuk bersantai Membuat konsumen memiliki nilai beda Mendorong pegawai untuk melakukan yang terbaik Melayani pelanggan dengan rasa hormat

Gambar di atas merupakan struktur organisasi dari perusahaan JCO Donuts and Coffee. Setiap jabatan dalam organisasi tersebut memiliki fungsi yang berbeda 1.3. Tujuan Menganalisis 9 building blocks sebagai business model canvas pada perusahaan J.CO Donuts and Coffee.

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Customer Segment Ketika membuka usaha J.CO Donuts and Coffee, Johnny Andrean melakukan diversivikasi yaitu menawarkan produk yang baru dan mengambil market yang baru (Nyotoraharjo, 2009). Johnny Andrean sangat memahami market yang akan ditujunya ketika membuka J.CO Donuts and Coffee. J.CO Donuts & Coffee menyasar kelas sosial menengah hingga menengah ke atas dengan gaya hidup modern dengan umur 18-45 tahun, menggemari aktivitas sosial berupa hanging out di kafe, serta menggemari makanan dan minuman dengan brand premium. Hal ini akan mempengaruhi keputusan-keputusan lainnya seperti design interior gerai, harga, lokasi, dan cara pemasaran. Johnny menyasar mass market pada produknya. Oleh karena itu, harga yang ditawarkan merupakan harga yang dapat dijangkau oleh masyarakat untuk membeli sebuah donat. Secara geografis, wilayah pemasaran J.CO Donuts & Coffee saat ini tak hanya di Indonesia, akan tetapi juga meluas ke negara lain seperti Malaysia, Singapura, Filipina, dan Australia. Ke depannya J.CO Donuts & Coffee akan go international untuk memperluas pasar. J.CO Donuts & Coffee dimana akan cenderung menyasar wilayah urban. 2.2.Value Preposition a. Brand Brand J.CO Donuts & Coffee merupakan brand yang sudah sangat ternama di Indonesia dan beberapa negara lain. Bahkan orang Indonesia mengira brand J.CO bukan milik orang Indonesia. Walaupun banyak pesaing dengan produk yang sama, bahkan dengan logo yang hampir mirip seperti Big apple Donuts & Coffee dari Malaysia, Dunkin Donuts, dan Krispy Kreme, donat yang dibeli di J.CO mempunyai nilai lebih bagus daripada pesaingnya. Menurut Gita Herdi (Industri.kontan.co.id,2009), Manajer Pemasaran & Komunikasi, merek diciptakan Johnny Andrean bersama timnya. Konsepnya, bagaimana menciptakan merek yang simpel, mudah diingat dan unik. Selain nama yang berkesan global, pemilihan logo, atmosfer gerai, dan kualitas produk juga dikonsepkan harus sesuai dengan standar internasional. J.CO dikonsepkan agar menjadi merek yang hangat bagi pelanggan. b. Experience J.CO Donuts & Coffee menjual produk dengan pelayanan maksimal dan harga yang kompetitif sehingga konsumen merasa nyaman. J.CO Donuts & Coffee tidak sekedar menjual donat sebagai makanan, akan tetapi menjual experience bagaimana menikmati donat, yaitu dengan menyediakan tempat yang nyaman bagi customer untuk bersantai dan mengobrol serta produk variatif yang selalu up to date. Seperti tagline-

nya yaitu Sharing The J.CO Way. Selain itu J.CO. memakai strategi experiential marketing lewat konsep open kitchen-nya yang mengindikasikan donat yang dijual selalu fresh from the oven. Selain itu sesuatu yang menjadi nilai dari J.CO adalah setiap gerainya biasanya memiliki jumlah antrian yang panjang terutama bila baru membuka suatu cabang di suatu daerah. c. Product J.CO. membuat donat yang tidak mengenyangkan, lebih tipis dan teksturnya lebih lembut, bisa dimakan kapan saja dan dimana saja. Donat yang ada di pasar sebelumnya, porsinya cenderung lebih besar dan mengenyangkan. Sementara J.CO, dari ukuran dan bentuknya, lebih cocok disebut camilan atau makanan selingan pengantar makan besar. Selain itu, topping yang ditawarkan merupakan topping yang berbeda dari donat yang pernah ditawarkan di Indonesia. Penamaan donat yang unik juga merupakan suatu nilai yang dijual oleh J.CO. Untuk produk coffee, J.CO menawarkan kopi yang berkualitas tinggi, namun secara umum, kopi di J.CO bukan merupakan produk unggulan karena ada brand lain yang lebih diminati kopinya. Untuk produk J.Cool (frozen yoghurt), J.CO memiliki segmentasi pasar tersendiri dibandingkan brand yang lebih dulu menjual frozen yoghurt di Indonesia (Sour Sally), karena rasa frozen yoghurt di J.CO lebih manis dan harganya lebih murah dengan pilihan topping yang lebih beragam. 2.3.Channel Kepemilikan J.CO dimiliki oleh Johnny Andrean. Saat ini J.CO mempunyai 85 cabang di Indonesia, 8 di Malaysia, 3 di Singapura, dan 2 di China. Selain J.CO, Johnny Andrean juga memiliki beberapa bisnis lain yaitu salon dan bisnis makanan lain seperti Franchise Bread Talk untuk Indonesia dan restoran Ro-pan. Berikut ini merupakan list cabang yang dimiliki J.Co Donnuts and Coffee:
Indonesia Armada Town Square Magelang Grage Mall Cirebon SuperMal Lippo Karawaci Cilandak Town Square Pondok Indah Mall Bintaro Plaza Istana Plaza bandung Bandung Supermall Cihampelas Walk Paris Van Java Mall Bandung Indah Plaza Festival City Link Mangga Dua Square Kelapa Gading Mall Mall of Indonesia Malioboro Mall Yogyakarta Ambarukmo Plaza Yogyakarta Java Supermall Semarang Mall Paragon Semarang Supermal Pakuwon Indah Surabaya Galaxy Mall Surabaya Tunjungan Plaza Surabaya Plaza Surabaya Surabaya Town Square Lenmarc Mall Surabaya Plaza Mulia Samarinda Ayani Megamall Pontianak Summarecon Mall Serpong Mal Ratu Indah Makassar Mal Panakkukang Makassar Manado Town Square

Mall Artha Gading Senayan City EX Plasa Indonesia Plaza Semanggi Mall Taman Anggrek Central Park Mall SKA Pekanbaru WTC Batanghari Jambi Palembang Indah MallCiputra Bali Galeria Denpasar Junction Discovery Mall Kuta Puri Indah Mall PX Pavilion Sun Plaza e-Walk Balikpapan Solo Square

Basko Grand Mall Padang Malaysia Pavilion Bukit Bintang, Kuala Lumpur Sunway Pyramid, Kuala Lumpur Damansara, Kuala Lumpur Queensbay, Penang City Square, Johor Bahru Aeon, Melaka IOI, Kuala Lumpur Aeon Cheras Selatan, Kuala Lumpur Singapore Raffles City Bugis Junction Tampines One China SML Mall Puxi Shanghai Yu Fashion Mall Puxi Shanghai

Dalam memasarkan produk, J.CO melakukannya dengan direct selling dengan cara menggunakan gerai yang sering disebut butik donat dan meletakkannya di tempattempat strategis seperti mall. Selain itu J.CO menggunakan kegiatan Public Relation (PR) dan word of mouth. Sebagai gerai donat premium pertama yang ada di Indonesia, maka J.CO telah menciptakan pemberitaan luar biasa dengan diferensiasi rasa, harga, dan suasana gerainya, serta antrian calon pembelinya. J.Co juga membuat inovasi-inovasi dengan adanya produk baru seperti J.Pops dan melakukan launching produk pada hari-hari besar seperti hari natal. J.CO pun sering melakukan beberapa cara dengan menerapkan strategi marketing yang dilakukan oleh manajer. Caranya yakni dengan melakukan J.CO safari yakni dengan mengundang anak-anak TK untuk berkunjung k outlet J.CO untuk melihat proses pembuatan donat serta mencoba donat gratis, tahun baru, dll. J.CO juga mempunyai konsumen besar yang menjadi partner dalam bekerja sama. Sebagai contoh untuk J.CO cabang Malioboro Mall, mempunyai BNI, BRI dan beberapa perusahaan lain yang sering mengadakan event-event.

2.4. Customer Relationship Saat Johnny Andrean mendirikan J.CO Donuts and Coffee, motivasinya adalah untuk mendapatkan customer baru. Dalam membangun hubungan dengan pelanggannya, J.CO Donuts and Coffee, memanfaatkan strategi customer experience. Strategi marketing ini merupakan model pemasaran yang mengikuti customer equity.

Selain itu J.CO juga memberlakukan pelanggannnya tidak hanya sebagai konsumen, namun juga partner dalam berbisnis. Bagi J.CO, pelanggan dipandang tidak hanya sebagai orang yang mau membelanjakan uangnya untuk membeli produk, namun juga sebagai media promosi yang sangat efektif word of mouth yang berantai dari pelanggan yang satu ke pelanggan lainnya. J.CO memperluas jangkauan pasarnya sampai ke berbagai lapisan penikmat donat dan kopi. Satu tindakan taktis yang dimanfaatkan J.CO dari hubungan baik dengan pelanggannya. Satu lagi langkah yang cukup brilian diramu oleh J.CO untuk menciptakan ketergantungan pelanggan. Mereka menciptakan istilah baru yang ingin dijadikan tren dan orientasi customer kepada J.CO, yaitu J.Coing. Istilah ini dibentuk agar pelanggan semakin dekat dan menjadikan J.CO sebagai tempat nongkrong kelompok customer. Apalagi, sejumlah artis sempat mampir ketempat itu, sehingga daya tarik sebagai lifestyle event (tempat nongkrong) makin bergaya. J.CO juga membangun hubungan dengan pelanggan dengan mengadakan berbagai event tematik. Bisa dibilang, kegiatan yang melibatkan customer ini cukup gencar. Bahkan, mereka juga agresif menyelenggarakan event support terhadap pelangganpelanggannya, misalnya lomba makan donat dan kegiatan safari yang menyasar anakanak sekolah seperti Pelita Harapan dan High Scope. Dengan anak-anak sekolah ini, J.CO juga menyelenggarakan kegiatan amal, dimana murid-murid terlibat menjual donat yang keuntungannya disumbangkan untuk amal. Sebuah strategi penarik konsumen yang cukup taktis. Pelanggan yang bagi J.Co bukan hanya penyumbang profit, melainkan juga sahabat, senantiasa diperlakukan dengan istimewa. Good Relationship pun terbangun dengan senjata pemikat berupa experience dan sensasi kesenangan menyantap donat di tempat yang nyaman dan menggugah selera. Kini hubungan baik dengan pelanggan tersebut terus berkembang dengan berdirinya komunitas-komunitas resmi pecinta J.Co yang juga didukung oleh manajemen perusahaan. J.CO telah mendukung perjalanan komunitas ini sebagai salah satu metode untuk selalu merajakan pelanggan dan menjaga kepercayaan pelanggan terhadap komitmen J.Co akan pelayanan terbaik yang dijanjikan. 2.5.Revenue Stream J.CO Donuts and Coffee merupakan brand ternama dengan produk unggulannya adalah berupa donat. Selain dari donat, J.CO juga mendapatkan pendapatan kotor dari penjualan produk lainnya yaitu kopi dan frozen yoghurt. Selain dari produk makanan dan minuman, J.CO juga menjual beberapa merchandise. Namun penjualan produk ini tidak terlalu besar. Strategi J.CO yang selalu membuka gerai yang selalu berada dalam area hiburan seperti mall mendorong orang untuk selalu ramai membeli produk dari J.CO. Hal tersebut turut memberikan andil dalam pertambahan pendapatan dari J.CO itu sendiri. Berikut ini merupakan daftar harga donat dan produk lain di J.CO Donuts and Coffee Indonesia :

Donat per pieces : Rp6000,00 Donat lusin : Rp33.000,00 Donat 1 lusin : Rp58.000,00 Donat 2 lusin : Rp98.000,00 Baby donut J.Pops 24 pcs: Rp45.000,00 Untuk jenis minuman harganya bervariasi mulai dari Rp20.000,00 sampai Rp39.000,00 Untuk jenis yoghurt harganya bervariasi mulai dari Rp15.000,00 untuk satu jenis toping Untuk varian donat terdapat 32 jenis, varian minuman 40 jenis, jumlah topping yoghurt 20 toping. Penjualan donut rata-rata per hari sekitar 3000 4000 pcs, penjualan minuman per hari sekitar 150 minuman, penjualan yoghurt per hari sekitar 100 yoghurt Target untuk peningkatan profit setiap bulannya adalah 10% - 20%. Peningkatan profit tersebut tergantung faktor internal dan eksternal. Berdasarkan observasi langsung ke salah satu gerai J.CO, didapat data bahwa J.CO Donuts & Coffee wilayah Indonesia bukan merupakan franchise. Untuk cabang J.CO di luar negeri seperti di Singapura, China, dan Malaysia merupakan kerjasama menggunakan metode franchise. Selain dari penjualan produk, pendapatan J.Co juga didapat dari pengembangan bisnis dengan sistem franchise ini. Antara lain dari investasi franchise yang diberikan kepada J.CO Indonesia dan royalty yang deberikan secara berkala dalam jangka waktu tertentu. Perhitungan revenue Jenis produk Donat Minuman Yoghurt Kuantitas Harga Total Per tahun 3500 6000 Rp21.000.000 Rp 7.560.000.000 150 29500 Rp4.425.000 Rp 1.593.000.000 100 30000 Rp3.000.000 Rp 1.080.000.000 Rp 10.233.000.000 Rp 3.000.000.000 Rp 3.529.411.765 Rp 3.703.588.235 Rp 308.632.353

Revenue Investasi Biaya Operasional Laba per tahun Laba per bulan Keterangan : Biaya Investasi Biaya Operasional : Rp 3.000.000.000 per tahun

: Rp 10 M untuk 34 outlet per bulan, maka tiap outlet Rp 10M : 34 = Rp 294.117.647,059 per bulan

Biaya operasional per tahun : Rp 294.117.647,059 X 12 bulan = Rp 3.529.411.765

2.6.Key Resources Sumberdaya manusia kunci pada J.CO Donuts and Coffee yaitu : Human Resource Development. Pihak HRD ini harus mempunyai standar yang tepat bagi karyawan yang akan diseleksi agar sesuai dengan tujuan J.CO yang memang ingin memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan.

Pegawai bagian Quality Assurance yang mengaudit mulai dari pelayanan, kebersihan dan kualitas produk. Store manager, yaitu manajer yang bertanggungjawab terhadap satu gerai. Manajer ini yang menangani komplain dari konsumen pada gerai tersebut. Pekerja J.Co yang melayani konsumen secara langsung dan staff yang membuat produk J.CO Sumber daya bahan baku kunci pada J.CO Donuts and Coffeeyaitu : Tepung premix yang diproduksi di laboratorium khusus J.CO. Tepung ini adalah salah satu kunci terstandarisasinya rasa J.CO donuts. Selain itu bahan-bahan lainnya seperti, kualitas coklat yang diimpor dari belgia, kopi Arabika dari Brazil, Kolombia, Kosta Rika, Guatemala dan Indonesia. Selain itu susu, topping, dan bahan baku lainnya juga sangat diperhatikan oleh J.CO dan merupakan sumbar daya kunci.

2.7. Key Activities Dalam memuaskan keinginan konsumennya, J.CO melakukan beberapa aktivitas yang merupakan aktivitas kunci sehingga saat ini J.CO merupakan salah satu perusahaan Donuts dan Coffee nomor 1 di Indonesia. Aktivitas kunci tersebut antara lain : Aktivitas membuat tepung premix di laboratorium khusus J.CO yang akan didistribusikan ke semua gerai J.CO Donuts and Coffee. Pembuatan tepung ini merupakan hal yang penting karena merupakan bahan baku utama donat khas J.CO yang disukai oleh konsumen yaitu struktur donat lebih tipis, memiliki tekstur yang lembut dan tidak mengenyangkan. Tepung ini adalah salah satu standarisasi donat J.Co pada semua cabang. Inovasi-inovasi yang dilakukan J.CO untuk mempertahankan bisnisnya. Salah satu contoh inovasinya adalah adanya jenis donat baru setiap bulannya. Produk donut yang dinilai kurang diminati masyarakat akan diganti dan bahkan dihilangkan (tidak diproduksi lagi) diganti dengan produk donut yang baru. Aktivitas pemberian nama juga merupakan hal yang penting karena ciri donat J.Co adalah namanya yang khas. Aktifitas memberikan topping sangat penting karena sangat menentukan penampilan donat yang akan dipajang di etalase. Selain untuk memperlihatkan pemberian topping pada konsep open kitchen juga merupakan cara J.CO untuk memberitahu pelanggannya bahwa donat yang dijual fresh from the oven. Aktifitas Quality Assurance, yang mempunyai tugas untuk menjamin customer selalu mendapatkan kualitas produk dan service terbaik pihak QA dari J.CO pusat sesekali mengaudit gerai-gerai J.CO dengan cara menjadi konsumen gelap atau inspeksi mendadak. Hal hal terkait kualitas produk, kebersihan dan pelayanan yang tidak terpenuhi dari suatu gerai J.Co akan sampai mengakibatkan ditutupnya gerai. Aktivitas corporate social responsibility sebagai salah satu bagian dari metode promosi yang mereka terapkan dinilai cukup bermanfaat dalam menciptakan image bagi perusahaan dan berdampak bagi penjualan.

Setiap minggunya seluruh departemen dan pihak atasan (pemilik) akan mengadakan meeting terkait dengan permasalahan yang terjadi dan kebutuhan dana yang ingin diajukan oleh setiap manager. Aktivitas proses rekruitmen dan training pegawai. Proses ini hanya dilakukan oleh orang-orang terpilih dari J.CO pusat yang mengerti benar standar yang digunakan untuk melayani pelanggan. Dalam sisi ekonomi, salah satu aktivitas yang penting adalah penentuan jumlah, harga produk, dan tingkat skala ekonomi dalam pembelian donat J.CO. Estimasi penjualan produk dilakukan per jam setiap harinya. Contoh penjualan 2 jam adalah 300 donut maka untuk 1 jam berikutnya mereka hanya memproduksi 100 150 donut saja. Sebelum gerai tutup, donat yang merupakan sisa penjualan dibuang walaupun donat tersebut baru saja dibuat (dianggap waste). Untuk jenis minuman dan yoghurt baru akan dianggap waste jika telah melebihi safe life dari setiap produk. Misalnya jenis minuman yang hanya tahan selama 3 hari tidak terjual selama 3 hari tersebut maka minuman tersebut akan dibuang (dianggap waste) begitu juga dengan yoghurt. Estimasi perencanaan penjualan yang dilakukan oleh pihak J.Co maksimal menghasilkan waste sebesar 3%. Cara penanganan waste oleh pihak J.Co yakni semua donut, minuman, dan yoghurt yang tidak terjual akan dimasukkan ke dalam satu wadah, dihancurkan, dan diberi dengan air sabun. Kejadian ini semuanya direkam melalui CCTV untuk dijadikan bukti kepada pihak atasan bahwa memang produk J.CO yang tidak terjual sudah dianggap waste dan akan segera dibuang. Aktivitas mendesain gerai juga merupakan aktivitas kunci karena interior yang artistic dan life style serta fasilitas pada gerai sangat mendukung dari penciptaan image yang mereka kreasikan terhadap produknya yang merupakan bagian dari gaya hidup. J.CO juga memiliki program-program khusus yang dilakukan bersama komunitasnya seperti J.CO Safari yaitu program field trip dan pengalaman mempelajari pembuatan donat, J.CO Reach Out yaitu program pengumpulan dana untuk institusi atau sekolah yang membutuhkan dana.

2.8. Key Partnership Dalam memuaskan pelanggan dengan menyediakan produk donat, kopi, dan frozen yoghurt yang paling diburu, J.CO Donuts and Coffee mempunyai partner-partner bisnis yaitu: Supllier bahan baku. o Tepung premix yang digunakan untuk meracik merupakan tepung yang diracik di laboratorium pusat J.CO dan sudah berisi bahan-bahan rahasia. Untuk hal ini J.CO bekerjasama dengan PT Kurnia Mitra Duta Sentosa (PT KMDS), yaitu perusahaan yang meracik resep dan rasa. Di gerai J.CO, tepung ini tinggal dicampur air dan fat (butter dan margarin). o J.CO juga menggunakan margarin yang sama disetiap gerainya. Margarin ini di supplai dari PT Sinar Meadow International Indonesia (SMII). o Untuk bahan baku lain, J.CO mengimpor coklat dari Belgia, keju dari New Zealand, almond dari California, kopi dari Brazil, Kolombia, Kosta Rika, Guatemala dan Indonesia dan green tea dari Jepang.

Seperti telah dijelaskan, pemilik J.Co Donuts and Coffee mempunyai bisnis lain dibidang makanan yaitu Breadtalk. Maka Breadtalk menjadi main partner dari J.CO. Breadtalk dibawah bendera PT Talkindo Selaksa Anugrah sedangkan J.Co dibawah PT J.Co Donnuts & Cafe. Johnny Andrean sebagai pemilik J.CO Donuts and Coffee berusaha memenuhi kenginan konsumen untuk dapat mendapatkan produk roti dan donat dalam satu tempat. Sehingga dimana ada Breadtalk maka disana secara otomatis terdapat J.CO.

2.9. Cost structure a. Investasi


Investasi Awal Mesin: Mesin Pembuat Donat Coffe Maker Yoghurt Maker Mesin Pendingin Oven Juice Dispencer Blender Mesin Penghangat Susu Etalase Interior: Meja Kursi Hiasan gelas exclusive Hiasan lampu Tanaman buatan Asbak Tempat sampah Mesin Kasir Pengharum Otomatis Mesin Absensi Line Antrian Pendaftaran Merek Instalasi Router Instalasi Exhaust Instalasi Wastafel TOTAL Rp10,000,000 Rp30,000,000 Rp7,000,000 Rp3,000,000 Rp3,000,000 Rp150,00 Rp1,000,000 Rp6,000,000 Rp500,00 Rp3,500,000 Rp400,00 Rp12,000,000 Rp775,00 Rp1,500,000 Rp2,500,000 Rp1,343,370,000 Rp45,000,000 Rp42,000,000 Rp17,000,000 Rp4,050,000 Rp70,610,000 Rp8,500,000 Rp385,00 Rp4,500,000 Rp70,000,000 Rp1,000,000,000- Rp3,000,000,000

b. Fixed Cost Fixed Cost per bulan Petra [2011].

Gaji Direktur General Manager Area Manager Store Manager Asst. Store Manager Trainee Manager Leader Produksi Leader Front Liner Auditor Karyawan

c. Variable Cost
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Gula Coklat Keju Sosis Selai Almond Butter cream Mayonaise Cereal Susu Saus Minyak Baking powder Telur Margarin Butter cream Kotak Plastik Tissue Kertas Pembungkus Food Tepung premix kopi coklat yogurth cair buah whipped cream sirup sedotan pengaduk sendok plastik gelas plastik yogurth gelas plastik kopi gelas plastik minuman dingin kotak yogurth es gula Drinks susu/creamer Other Kertas Struk

d. Overhead Cost
List overhead cost Air Listrik Seragam Celemek

Pajak Maintenance mesin Sabun cuci piring Pengharum ruangan Sabun pel Kain pel Lap Gas Lampu Karet gelang Selotip Tinta print Cairan pembersih meja

Depresiasi mesin Trash bag Plastik krim/toping Baterai Sendok Maintenance interior Pisau Buku Pena Gunting Bahan promosi (banner) Garam

e. Economic of scale
No 1 Nama produk Donat Jenis/Qty 1 6 12 24 2 J Cool Single Couple Sharing Harga 6000 33000 58000 98000 23000 28000 33000

Sumber: Makanmakan [2009]

f. Economic of scope J.CO Donuts memproduksi produk mereka dalam scope


No 1 2 YOGHURT MINUMAN JENIS Yoghurt cair whipped cream coklat bubuk/batangan coklat bubuk/batangan 3 DONUTS cereal keju selai

Вам также может понравиться