Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Metode Moyers Analisis ini digunakan untuk kasus-kasus maloklusi pada periode gigi campuran (mixed dentition), yaitu untuk memprediksi kebutuhan ruang erupsi gigi C, P1 dan P2yang belum erupsi. Moyers memperkenalkan suatu analisis dengan dasar pemikiran bahwa berdasarkan studi yang dilakukan beberapa ahli, terdapat hubungan antara ukuran kelompok gigi pada satu bagian dengan bagian lainnya. Seseorang dengan ukuran gigi yang besar pada salah satu bagian dari mulut cenderung mempunyai gigi-gigi yang besar pula pada tempat lain. Berdasarkan penelitian, ukuran gigi insisif permanen rahang bawah memiliki hubungan dengan ukuran kaninus dan premolar yang belum tumbuh baik pada rahang atas maupun rahang bawah. Gigi insisif rahang bawah telah dipilih untuk pengukuran pada analisis Moyers karena gigi ini muncul lebih dulu di dalam rongga mulut pada masa geligi campuran, mudah diukur secara akurat, dan secara langsung seringkali terlibat dalam masalah penanganan ruangan. Analisis Moyers banyak dianjurkan karena mempunyai kesalahan sistematik yang minimal. Metoda ini juga dapat dilakukan dengan cepat, tidak memerlukan alat-alat khusus ataupun radiografi, dan dapat dilaksanakan oleh pemula karena tidak memerlukan keahlian khusus. Walaupun pengukuran dan penghitungan dilakukan pada model, tetapi mempunyai tingkat ketepatan yang baik di dalam mulut. Metoda ini juga dapat dilakukan untuk mengalisis keadaan pada kedua lengkung rahang.
Gambar 1. Pengukuran ruangan yang tersedia untuk gigi 3, 4, 5 dilakukan setelah keempat geligi anterior menempati kedudukan yang benar pada lengkung rahang.
Tabel probabilitas Moyers digunakan untuk memperkirakan ukuran 3, 4, 5 yang akan erupsi, baik pada rahang atas maupun rahang bawah. Droschl membedakan ukuran 3, 4, 5 berdasarkan jenis kelamin Prosedur analisisnya adalah dengan mengukur lebar mesial distal terbesar keempat insisif rahang bawah satu per satu, lalu menggunakan jumlah keseluruhan angka tersebut untuk melihat kemungkinan ukuran gigi kaninus, premolar pertama, dan ke-dua yang akan erupsi untuk masing-masing rahang berdasarkan tabel probabilitas dari Moyers sebesar 75%. Droschl kemudian mengembangkan penelitian dan membedakan nilai tersebut berdasarkan jenis kelamin pria dan wanita. Kemudian ukuran tersebut dibandingkan dengan sisa ruangan yang tersedia setelah keempat gigi insisif atas dan bawah disusun pada kedudukannya yang benar pada rahang. Ruangan yang tersedia bagi gigi 3, 4, 5 diukur dari distal insisif lateral setelah gigi tersebut menempati kedudukannya yang benar, hingga mesial molar pertama tetap. Jumlah ruang yang harus tersedia pada rahang juga harus diperhitungkan untuk penyesuaian hubungan gigi molar. Dasar : adanya korelasi antara satu kelompok gigi dengan kelompok lain. Kelompok gigi yg dipakai sebagai pedoman adalah 21 12 Alasan : 1. Gigi tetap yang tumbuh paling awal 2. Mudah diukur dengan tepat intraoral/extraoral Metode Pont Analisis dengan metode Pont dilakukan pada periode gigi permanen, digunakankan untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kearah lateral di regio interpremolar pertama dan intermolar pertama. Dengan lebar mesiodistal 2112 sebagai prediktor dilakukan untuk menghitung lebar lengkung gigi di regio inter P1 dan inter M1 yang ideal untuk menampung gigi.Hasil perhitungan ini digunakan sebagai pertimbangan dalam pembuatan lengkung ideal.
Analisis Pont membantu dalam menentukan lengkung gigi tergolong sempit, lebar, atau normal, menentukan perlu tidaknya ekspansi lateral terhadap lengkung gigi dan menentukan besarnya kemungkinan ekspansi pada regio premolar dan molar. Pont memikirkan sebuah metoda untuk menentukan lebar lengkung ideal yang didasarkan pada lebar mesiodistal mahkota keempat insisif rahang atas. Pont menyarankan bahwa rasio gabungan insisif terhadap lebar lengkung gigi melintang yang diukur dari pusat permukaan oklusal gigi, idealnya adalah 0,8 pada fosa sentral premolar pertama dan 0,64 pada fosa sentral molar pertama. Pont juga menyarankan bahwa lengkung rahang atas dapat diekspansi sebanyak 1-2 mm lebih besar dari idealnya untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya relaps.
Pengukuran lebar lengkung gigi pada analisis Pont. Patokan yang digunakan adalah sentral fosa premolar pertama permanen dan molar pertama permanen Semua pengukuran indeks Pont hanya dilakukan pada lengkung gigi maksila (Gupta dkk, 1979). Alasan Pont memilih keempat gigi insisivus maksila adalah untuk penyederhanaan metode predeterminasi lengkung. Indeks Pont sebesar 80 pada regio premolar dan 64 pada regio molar. Pont mengemukakan gigi yang lebar membutuhkan lengkung yang lebar untuk membentuk susunan yang normal. Jika jumlah lebar mesiodistal insisivus maksila pada model gigi dan pengukuran jarak interpremolar dan jarak intermolar diketahui, maka indeks Pont diperoleh melalui cara: a. indeks premolar = jumlah mesiodistal keempat insisivus maksila x 100 jarak interpremolar Jarak interpremolar = jumlah mesiodistal keempat insisivus maksila x 100 80 b. indeks molar = jumlah mesiodistal keempat insisivus maksila x 100 jarak intermolar jarak intermolar = jumlah mesiodistal keempat insisivus maksila x 100 64
Susunan normal ideal : Gigi-gigi yang lebar butuh suatu lengkung yang lebar Gigi-gigi yang kecil butuh suatu lengkung yang kecil ada keseimbangan antara besar gigi dengan lengkung gigi
Dasar: Untuk mengetahui apakah suatu lengkung gigi mengalami kontraksi/distraksi/normal Kontraksi = kompresi = intraversion sebag/seluruh dental arch lebih mendekati bidang midsagital. Distraksi = extraversion sebag/seluruh dental arch lebih menjauhi bidang midsagital Derajat kontraksi/distraksi -mild degree : hanya 5mm -medium degree : antara 5-10mm -extreme degree : >10mm
Pengukuran lebar mesiodistal I: alat: jangka sorong diameter paling lebar dari masing-masing gigi insisivus Pengukuran jarak inter P1 : sudut distobukal pada tonjol bukal P1 Pengukuran jarak inter M1 : jarak antara tepi paling distal dari cekung mesial pada permukaan oklusal P 1.
jarak antara cekung mesial pada permukaan oklusal M1 titik tertinggi tonjol tengah pada tonjol bukal M1
Menentukan jarak inter P1 & inter M1 : 1. Mengukur langsung dari model (yang sesungguhnya) 2. Dari perhitungan rumus (yang seharusnya) 3. Dari tabel Pont (sebagai bandingan). Cara memakai tabel Pont : 1. Jumlahkan lebar mesiodistal 4 insisivus atas tetap, masing-masing diukur dengan jangka sorong (dari model). 2. Cari ukuran tersebut dalam tabel. Pada tabel terlihat bahwa, pada garis yang sama dalam kolom ke arah kanan menunjukkan jarak antara premolar kanan dan kiri, sedangkan kolom selanjutnya dalam garis yang sama menunjukkan jarak antara molar atas kanan dan kiri. Juga dapat ditentukan pada kolom selanjutnya jarak antara insisivus dan premolar atas.