Вы находитесь на странице: 1из 6

TEKSTUR BATUAN SEDIMEN

Tekstur batuan adalah sesuatu yang baru kelihatan kalau kita memperhatikan batuan dari jarak dekat. Sedangkan, struktur batuan justru terlihat jelas kalau kita mengambil langkah mundur dan memperhatikan batuan dari kejauhan. Tekstur batuan sedimen punya unsur-unsur sbb: Fragmen Matriks : butiran yang berukuran lebih besar daripada pasir : butiran yang berukuran lebih kecil dari fragmen, diendapkan bersama-sama dengan fragmen. : material halus yang menjadi pengikat dan diendapkan setelah fragmen dan matrik. Semen umumnya berupa silika, kalsit, sulfat atau oksida besi.

Semen

1. Ukuran Butir

Dideskripsikan oleh Wenworth (skala wenworth)

Nama Butir (Indonesia/English)

Ukuran Butir (mm)

Nama Batuan

Bongkah / Boulder Brangkal / Cobble Krakal /Pebble Krikil / Granule Pasir sangat kasar / Very coarse sand Pasir kasar / Coarse sand

<256 64-256 4-64 2-4 1-2

Konglomerat jka butir membundar

Breksi jika butir runcing

1/2-1 Batu pasir Pasir sedang / Medium sand Pasir halus / fine sand 1/4-1/2

1/8-1/4

Pasir sangat halus / very fine sand

1/16-1/8

Lanau / Silt Lempung / Clay

1/256-1/16 <1/256

Batulanau Batulempung

a. Bongkah (boulder) adalah suatu massa batuan lepas yang agak membundar karena terabrasi selama terangkut dan memiliki diameter minimal 256 mm. Bongkah hasil pelapukan in situ disebut bongkah disintegrasi (boulder of disintegration) atau bongkah ekstrafolasi (boulder of extrafolation). Blok (block) adalah fragmen batuan yang berukuran sama dengan bongkah, namun menyudut dan tidak memperlihatkan jejak pengubahan oleh media pengangkut. b. Kerakal (cobble) adalah suatu massa batuan lepas yang agak membundar karena terabrasi selama terangkut dan memiliki diameter 64256 mm. Kerakal hasil pelapukan in situ disebut kerakal exfoliasi (cobble of exfoliation). c. Kerikil (pebble) adalah suatu fragmen batuan yang lebih besar dari pasir kasar atau granul dan lebih kecil dari kerakal serta membundar atau agak membundar karena terabrasi oleh aksi air, angin, atau es. Jadi, diameter kerikil adalah 464 mm. d. Akumulasi bongkah, kerakal, kerikil, atau kombinasi ketiganya dan tidak terkonsolidasi disebut gravel. Berdasarkan besar butir partikel dominannya, suatu gravel dapat disebut gravel bongkah (boulder gravel), gravel kerakal (cobble gravel), atau gravel kerikil (pebble gravel). Bentuk ekivalen dari gravel, namun sudah terkonsolidasi, disebut konglomerat (conglomerate). Seperti juga gravel, konglomerat dapat berupa konglomerat bongkah (boulder conglomerate), konglomerat kerakal (cobble conglomerate), atau konglomerat kerikil (pebble conglomerate). Rubble adalah akumulasi fragmen batuan yang lebih kasar dari pasir, menyudut, dan belum terkonsolidasi. Bentuk ekivalen dari rubble, namun telah terkonsolidasi, disebut breksi (breccia). e. Istilah pasir (sand) digunakan untuk menamakan agregat partikel batuan yang berdiameter lebih dari 1/162 mm. f. Wentworth (1922) mengusulkan istilah granul (granule) untuk menamakan material yang berukuran 24 mm. g. Lanau (silt) adalah agregat partikel batuan yang berukuran 1/1251/16 mm. h. Lempung (clay) adalah agregat partikel batuan yang berukuran kurang dari 1/256 mm.

2. Bentuk-bentuk Butir

Yaitu seberapa bundar butir-butir batuan. Contoh familiar adalah konglomerat yang butirnya sangat bundar vs breksi yang butirnya tajam-tajam.

3. Kemas (fabric)

Kemas adalah derajat ketrekaitan antar butiran penyusun batuan atau hubungan antar butiran. Kemas pada batuan sedimen antara lain: kontak antar butir, orientasi butir, dan packing, pembagian kemas pada batuan sedimen : a) Kemas tertutup, bila butiran fragmen di dalam batuan sedimen saling bersentuhan atau bersinggungan atau berhimpitan, satu sama lain (grain/clast supported). Apabila ukuran butir fragmen ada dua macam (besar dan kecil), maka disebut bimodal clast supported. Tetapi bila ukuran butir fragmen ada tiga macam atau lebih maka disebut polymodal clast supported. b) Kemas terbuka, bila butiran fragmen tidak saling bersentuhan, karena di antaranya terdapat material yang lebih halus yang disebut matrik (matrix supported).

4. Sorting (pemilahan)

Pemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan sedimen, artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka pemilahan semakin baik. 1. Pemilahan baik, bila ukuran butir di dalam batuan sedimen tersebut seragam. Hal ini biasanya terjadi pada batuan sedimen dengan kemas tertutup. 2. Pemilahan sedang, bila ukuran butir di dalam batuan sedimen terdapat yang seragam maupun yang tidak seragam. 3. Pemilahan buruk, bila ukuran butir di dalam batuan sedimen sangat beragam, dari halus hingga kasar. Hal ini biasanya terdapat pada batuan sedimen dengan kemas terbuka.

5. Porositas

Porositas adalah tingkatan banyaknya lubang (porous) rongga atau pori-pori di dalam batuan. Batuan dikatakan mempunyai porositas tinggi apabila pada batuan itu banyak dijumpai lubang (vesicles) atau pori-pori. Sebaliknya, batuan dikatakan mempunyai porositas rendah apabila kenampakannya kompak, padat atau tersemen dengan baik sehingga sedikit sekali atau bahkan tidak mempunyai pori-pori.

6. Permeabilitas (Kemampuan untuk meloloskan air)

Permeabilitas adalah tingkatan kemampuan batuan meluluskan air (zat cair). A. Permeable (lulus air), jika batuan tersebut dapat meluluskan air, yaitu : a. Bahan lepas, atau terkompakkan lemah, biasanya berbutir pasir atau lebih kasar. b. Batuan dengan porositas tinggi, lubang-lubangnya saling berhubungan. c. Batuan mempunyai pemilahan baik, kemas tertutup, dan ukuran butir pasir atau lebih kasar. d. Batuan yang pecah-pecah atau mempunyai banyak retakan / rekahan.

B. Impermeable (tidak lulus air), jika batuan itu tidak mampu meluluskan air, yaitu : a. Batuan berporositas tinggi, tetapi lubang-lubangnya tidak saling berhubungan. b. Batuan mempunyai pemilahan buruk, kemas terbuka, ukuran butir lanau lempung. Material lanau dan lempung itu yang menutup pori-pori antar butir. c. Batuan bertekstur non klastika atau kristalin, masif, kompak dan tidak ada rekahan.

Secara praktis megaskopis, suatu batuan mempunyai tingkat kelulusan tinggi apabila di permukaannya diteteskan air maka air itu segera habis meresap ke dalam batuan. Sebaliknya, batuan mempunyai kelulusan rendah atau bahkan tidak lulus air bila di permukaannya diteteskan air maka air itu tidak segera meresap ke dalam batuan atau tetap di permukaan batuan.

Вам также может понравиться