Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1.
jenis p dan jenis n, yang disusun seperti pada gambar 7.1 berikut. C (C) E p n p (Coll n p n ( ecto E r) m i B B t (Ba (Ba t Gambar7.1 se.)SusunanTransistorDwikutub se) e r ) Ketiga bagian transistor ini disebut emitter, base, dan collector. Dengan notasi atau simbol, skema dasar bias transistor bipolar berikut. ditunjukkan pada Gambar 7.2 E (Em itte r)
Transfer Resistor, istilah yang memberikan petunjuk mengenai bagaimana perangkat ini bekerja. Arus yang mengalir pada rangkaian output ditentukan oleh arus yang mengalir pada rangkaian input. Karena transistor adalah perangkat tiga terminal, satu
elektroda harus digunakan secara bersama oleh rangkaian input dan output (Bakri, 2008 : 18-19). Transistor adalah suatu komponen aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor. Ada dua macam transistor, yaitu transistor dwikutub (bipolar) dan transistor efek medan (Field Effect Transistor-FET). Transistor menggunakan dwikutub dibuat dengan ekstrinsik
semikonduktor
Transistor BJT terdiri dari dua semikonduktor sambungan PN yaang dibentuk dalm satu kristaal, dngan jarak antara kedua sambungan lebih kecil dari lebar difusi. Tergantung dari type
semikonduktor yang berada ditengah , dimungkinkan adanya dua jenis transistor yaitu transistor PNP dan transistor NPN.
Gambar 7.2.Rangkaian bias transistor(a) transistor NPN, (b) transistor PNP
Dengan umumnya
menyebut yang
transistor dimaksud
pada adalah
Pada dasarnya ada tiga jenis rangkaian dasar (yang disebut konfigurasi) untuk mengoperasikan transistor. 1. Basis ditanahkan (Common Base CB) 2. Emiterditanahkan (Common Emitter CE) 3. Kolektorditanahkan (Common Collector CC) Karakteristik dari transistor biasanya disebut juga digambarkan karakteristik dalam suatu statik, yang kurva yang
tranistor BJT Penentuan Titik Operasi Sinyal keluaran dari sebuah penguat, selain di harapkan menjadi lebih besar, juga mempunyai bentuk serupa dengan masukannya. Untuk maksud ini transistor harus dioperasikan padaa daerah yang paling linear yaitu daerah aktif. Titik operasi tidak lain adalah harga dari arus dan tegangan dari transistor sebelum adanya sinyal masukan. Harga-harga ini ditentukan oleh harga dari tahanan dan sumber tegangan luar yang dipasang pada rangkaian (Purwadi, B. 144-157). 2. Identifikasi Variabel Kegiatan 1. Karakteristik Tegangan Output a. Variabel Manipulasi: Tegangan Jepit kolektor-Emiter (VCE) (V), Arus Basis (IB) (A), dan Tegangan Sumber 10 volt b. Variabel Respon: Arus kolektor (IC)(mA) c. Variabel Kontrol: Resistansi resistor ()
menghubungkan antara selisih arus dc dan tegangan pada transistor. Kurva karakteristik statik tersebut sangat membantu dalam mempelajari operasi dari suatu transistor ketika diterapkan dalam suatu rangkaian. Ada tiga karakteristik yang sangat penting dari suatu transistor, yaitu : 1. Karakteristik input. 2. Karakteristik output. 3. Karakteristik transfer aruskonstan. (Tim Elektronika Dasar, 2013).
Kegiatan
2.
Karakteristik Ciri
Alih
transfer arus konstan a. Variabel Manipulasi: Arus Basis (IB) (A) b. Variabel Respon: Arus kolector (IC)(mA) c. Variabel Kontrol: Resistansi resistor (), Tegangan Jepit kollektor-Emitter (VCE) 5 volt, dan Tegangan Sumber 10 volt 3. Definisi Variabel a. Tegangan Sumber 10 volt adalah tegangan maksimum yang digunakan pada praktikum ini, diukur dengan menggukan satuan volt. b. Resistansi merupakan hambatan yang digunakan untuk mengatur arus listrik yang akan masuk ke Basis, satuannya adalah ohm (), besar resistansi yang di gunakan dalam praktikum ini adalah 100 kiloohm (K) dengan toleransi 5%. c. Tegangan jepit kolektor-Emiter voltmeter dan memiliki
b. Mengukur
karakteristik
input,
menyatakan bagaimana arus base IB bervariasi dengan tegangan base emitter VBEketika tegangan kolektor emiter VCE dibuat konstan. Pertama, tegangan VCE dibuat konstan dengan suatu nilai tertentu lalu variasikan VBE dan IB akan meningkat dalam setiap rentan tersebut. nilai. Mencatat nilai-nilai mengulangi Selanjutnya,
potensiometer,
menggunakan voltmeter dan memiliki satuan volt. d. Arus Basis merupakan arus yang lewat pada kaki Basis Transistor diukur dengan menggunakan Ampermeter dan memiliki satuan amper. e. Arus kolekor merupakan arus yang lewat pada kaki kolektor Transistor diukur
c. Mengukur
karakteristik
Output,
ketika IB dibuat konstan. Pertama, IB diset pada suatu nilai yang konstan lalu VCE divariasikan secara linier, IC akan menunjukkan nilai tertentu dan mencatat nilai ini. Selanjutnya, VCEmengembalikan ke keadaan nol dan IB diset pada nilai yang lain dan seterusnya. d. Mengukur karakteristik ciri alih atau transfer arus konstan, menunjukkan
Tabel 2. Hubungan antara IB (A) terhadap IC (mA) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 IB (A) 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 IC (mA) 0 0.94 2.06 3.21 4.47 5.77 7.03 8.41 9.76 11.32 12.67
bagaimana IC bervariasi dengan perubahan IB dengan VCE dibuat konstan 6. Hasil Praktikum dan Analisis Data a. Hasil Praktikum Vs = 10 V R = 5W100J Tipe Potensiometer 1= Potensiometer 2= B10K Kegiatan 1: Karakteristik Output Tabel 1. Hubungan antara VCE dengan IC dengan IB dibuat konstan
Nilai IC (mA) Untuk IB No
1 2 3 4 5 6
VCE
0 2 4 6 8 10
0 A 0 0 0 0 0 0
IB = 100 A
IB = 80 A
5
IC (mA)
IB = 60 A
IB = 40 A
2
IC
1
IB IB = 20 A IB = 0 A
0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
VCE (V)
14 13 12 11 10 9 8 IC (mA) 7 6
IC
IB
5
4 3 2 1 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
c. Analisis Grafik Kegiatan 1: Karakteristik Tegangan Output = 2.31 1.03 = (40 20) = 1,28 10 20
3
transver arus konstan. Dimana, kegiatan I menunjukkan variabel nilai arus kolektor IC dengan memanipulasi
tegangan kolektor-emiter VCE atau arus base IB dibuat konstan, sedangkan kegiatan II, menunjukkan IC bervariasi dengan perubahan IB dengan VCE dibuat konstan. Kegiatan analisis data pada kedua pengukuran diatas digunakan grafik untuk memperoleh pada yang nilai faktor Hasil dari
penguatan pengamatan
transistor. diperoleh
kegiatan I (pengukuran karakteristik output) diperoleh IC dalam mA yang meningkat dengan VCE berubah dari rentang nilai 0-10 V, IB dibuat konstan (dari 20 A-100 A). IC meningkat secara signifikan dan nilai yang besar dari arus base yang kecil. Melalui hasil penghitungan penguatan transistor dari grafik diperoleh = 64. Dari grafik kegiatan I, terlihat ada beberapa daeran yang menunjukkan daerah kerja transistor. Pertama adalah saturasi, lalu daerah cut-off, kemudian daerah aktif dan seterusnya daerah breakdown. Daerah saturasi VCE = 0 V sampai 2,0 V (transistor silikon), yaitu akibat dari efek dioda kolektor-basis dengan tegangan VCE belum mencukupi untuk dapat menyebabkan aliran elektron. Untuk penentuan daerah cutoff jika kemudian tegangan tegangan VCC dinaikkan perlahan-lahan, samapai
= 133 7. Pembahasan Pada percobaan kali ini, ada dua kegiatan yang dilakukan, kegiatan I yaitu pengukuran karakteristik output dan kegiatan 2 pengukuran karakteristik
tegangan VCE tertentu tiba-tiba arus IC mulai konstan. Pada saat perubahan ini, daerah kerja transistor berada pada keadaan cut-off yaitu dari keadaan saturasi (OFF) lalu menjadi (ON). Daerah kerja transistor yang normal adalah pada daerah aktif, dimana arus IC konstan terhadap berapapun nilai VCE. Dari kurva ini diperlihatkan bahwa arus IC hanya tergantung dari besar arus IB. daeah kerja ini biasa juga disebut daerah linear (linier region). Dari grafik terlihat kita tidak bisa menentukan daerah breakdown karena VCE hanya dibatasi hingga 10 V. jika terjadi breakdown, transistor tidak boleh bekerja lagi dalam daerah ini karena akan menimbulkan kerusakan pada transistor. Untuk perolehan kegiatan data 2, juga dari hasil
disebabkan
beberapa alat
masih
dibutuhkan
tingkat ketelitian praktikan. 8. Kesimpulan Berdasarkan hasil percobaan dan analisis perhitungan dapat disimpulkan bahwa kurva karakteristik output dari transistor dibagi menjadi tiga daerah yaitu daerah saturasi, cutt-off, aktif. Sedangkan transfer kurva karakteristik dari
arus
konstan
menunjukkan
grafik kesebandingan antara IC dan IB yaitu garik fungsi linear. sedangkan faktor penguat yang diperoleh sebesar = 64. Untuk karakteristik transfer arus konstan berdasarkan perbandingan IC dengan IB faktor penguat yang diperoleh sebesar = 133 9. Daftar Pustaka Bakri, A. Haris, dkk. (2008). DasardasarElektronika. Makassar: Badan
diperoleh
peningkatan IC yang siginifikan dari 0 12.67 mA untuk rentang 0-100 A, VCE dibuat konstan sebesar 5 V. Melalui hasil penghitungan diperoleh titik penguatan = 133, sedangkan dari nilai pada grafik diperoleh penguatan
Penerbit Universitas Negeri Makassar. Purwadi, Bambang. dkk. Elektronika 1. Jakarta: Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan. Tim Elektronika Dasar. (2013).
transistor dari persamaan garis lurus bahwa y = mx + c, sehingga nilai m = nilai = 128. Hasil yang diperoleh secara teori dengan paraktikum hanya memiliki sedikit perbedaan. Hal ini
Penuntun Praktikum Elektronika Dasar 1. Makassar: Penerbit Laboratorium unit Elektronika dan Instrumental Jurusan Fisika FMIPA UNM.