Вы находитесь на странице: 1из 16

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara memecahkan masalah dalam suatu proses penelitian dengan menggunakan metode keilmuan (Aziz Alimul Hidayat, 2007). Pada bab ini akan dijelaskan metode penelitian yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian berdasarkan masalah yang telah ditetapkan. A. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk keperluan pengujian hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan penelitian dan sebagai alat untuk mengontrol atau mengendalikan berbagai variabel yang berpengaruh dalam penelitian (Nursalam, 2003). Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif korelasional. Pada penelitian ini peneliti mencoba mencari hubungan antara tingkat spiritual dengan tingkat kecemasan pada pasien diabetes melitus. Penelitian ini menggunakan pendekatan crossectional yaitu dimana peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat. Pada jenis ini, variabel independen dan dependen dinilai secara simultan pada suatu saat, jadi tidak ada tindak lanjut. Tentunya tidak semua obyek penelitian harus diobservasi pada hari atau pada waktu yang sama, akan tetapi baik variabel independen maupun variabel dependen dinilai hanya satu kali saja (Nursalam, 2003). Variabel independen

49

penelitian ini adalah tingkat spiritual diukur pada saat yang sama dengan variabel dependen yaitu tingkat kecemasan pada pasien diabetes melitus. Kelebihan rancangan studi crossectional adalah kemudahannya untuk dilakukan dan murah, sebab tidak memerlukan follow-up. Jika tujuan penelitian mendeskripsikan hubungan dua variabel, maka studi crossectional merupakan rancangan studi yang cocok, efisien dan cukup kuat dari segi metodologi.

Pengukuran Variabel 1 deskripsi variabel Uji hubungan Variabel 2 deskripsi variabel interpretasi makna/arti

Gambar 2. Rancangan Penelitian Hubungan Tingkat Spiritual dengan Tingkat Kecemasan pada Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Tahun 2013

50

Kerangka Kerja : Populasi Pasien DM dengan komplikasi yang rawat inap di RSUD Wangaya dari bulan Oktober November 2013

Sampling Non probability sampling dengan teknik purposive sampling

Sample Pasien DM yang memenuhi kriteria inklusi Teknik pengumpulan data Variabel bebas : Tingkat spiritual dengan menggunakan kuisoner baku WHOQOLSRPB Variabel terikat : Tingkat kecemasan dengan menggunakan kuisioner baku HARS

Deskripsi hasil

Deskripsi hasil Deskripsi hasil Analisa data menggunakan uji statistik rank spearman dengan tingkat kesalahan () sebesar 5%

Penyajian data

Gambar 3. Kerangka Kerja Hubungan Tingkat Spiritual Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Diabetes Melitus Dengan Komplikasi Tahun 2013

51

B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Ruang Rawat Inap (Ruang Angsa, Belibis dan Ruang Cendrawasih) RSUD Wangaya pada bulan Oktober sampai November Tahun 2013.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi penelitian Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang mengalami diabetes melitus dengan komplikas di Ruang Rawat Inap RSUD Wangaya yang diperkirakan berjumlah 40 orang. Populasi tersebut dihitung dari jumlah ratarata perbulan kunjungan pasien diabetes melitus dengan komplikasi. 2. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagaian jumlah karakteristik objek yang diteliti dan mewakili seluruh populasi (Wasis, 2008). Pada penelitian ini, sampel yang diambil adalah pasien yang mengalami Diabetes Melitus dengan komplikasi serta memenuhi kriteria inklusi yang berjumlah 36 orang. Adapun rumus dasar perhitungan sampel adalah sebagai berikut

(Notoatmodjo, 2010) :

n =

N 1 + N(d2)

52

Keterangan : N = perkiraan besar sampel n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (0,05)

Contoh sebagai berikut : n = N 1 + N(d2) = 40 1 + 40 (0,052) = 40 1 + 0,1 = 36 Jadi jumlah sampel adalah 36 orang. Kriteria inklusi dan eksklusi dalam sampel penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Kriteria inklusi Kriteri inklusi dalam penelitian ini adalah: 1) Pasien diabetes melitus dengan komplikasi 2) Pasien yang bersedia menjadi responden 3) Pasien yang bisa membaca dan menulis

53

b. Kriteria eksklusi Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah: 1) Pasien yang selama proses penelitian mengundurkan diri 2) Pasien yang tidak kooperatif

3. Teknik Sampling Sampling adalah proses dalam menyeleksi dari suatu populasi untuk bisa mewakili populasi atau cara untuk menentukan sampel (Wasis, 2008). Penelitian ini menggunakan non-probability sampling yaitu purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai yang dikehendaki peneliti (Notoatmodjo, 2010). Teknik purposive sampling digunakan dalam penelitian ini karena peneliti tidak mampu menetapkan jumlah populasi secara pasti untuk kurun waktu tertentu.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah prilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu (benda, manusia dan lain-lain) Soeparto, dkk. 2000:54 (dalam Nursalam, 2009). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari:

54

a. Variabel Independent Variabel independen adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain (Nursalam, 2009). Variabel independent dalam penelitian ini adalah tingkat spiritual pasien diabetes melitus dengan komplikasi.

b. Variabel Dependen Variabel dependen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain (Nursalam, 2009).Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan pasien diabetes melitus dengan komplikasi.

2. Definisi Operasional Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2009). Variabel pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.

55

Tabel 1 Definisi Operasional Variabel Tingkat Spiritual dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Diabetes Melitus Dengan Komplikasi Tahun 2013

Variabel 1 Tingkat spiritual

Definisi operasional 2 Tingkat spiritual adalah hasil pengukuran terhadap sikap yang meyakini adanya kekuatan Tuhan yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia.

Parameter 3 Hubungan Spiritual, Pengertian dan tujuan hidup, Pengalaman yang membuat takjub, Keutuhan dan integritas, Kekuatan spiritual, Kedamaian/ ketentraman hati, Harapan dan optimisme, Keyakinan/iman

Alat ukur 4 WHOQuality of life-SRPB (Spiritual/R egion/ Personal Beliefs)

Skala 5 Ordinal : -Tingkat spiritual rendah : 0 - 85 -Tingkat spiritual sedang : 86 - 117 -Tingkat spiritual tinggi : 118 - 160

Skoring

6 Tidak penting =1, Sedikit penting= 2, Penting = 3, Sangat penting = 4, dan Sangat penting sekali = 5

56

1 Tingkat kecemasan pada pasien DM dengan komplikasi

2 Respon emosi tidak menyenangkan yang dialami pasien DM dengan komplikasi karena terbatasnya informasi mengenai penyakitnya dan perubahan dalam diri penderita DM.

3 Perasaan cemas, ketegangan, ketakutan, gangguan tidur, gangguan kecerdasan, perasaan depresi, gejala otot, gejala sensori, gejala kardiovaskuler, gejala respiratorik, gastrointestinal, gejala urogenital, gejala otonom, tingkah laku (sikap) saat melakukan kegiatan.

4 Hamilton Rating ScaleAnxiety (HRS-A) Ordinal:

6 1. Nilai 0: tidak ada gejala/keluhan 2. Nilai 1: ringan bila satu gejala dari pilihan yang ada 3. Nilai 2: sedang bila lebih dari satu atau separuh dari gejala yang ada 4. Nilai 3: berat bila lebih dari separuh gejala yang ada 5. Nilai 4: panik bila semua gejala ada

-Tidak cemas: <14 -Cemas ringan: 14-20 -Cemas sedang: 21-27 -Cemas berat: 28-41 -panik: 42-56

57

E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data 1. Jenis data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu dengan memperoleh data secara langsung dari sumber melalui pengisian instrumen yang diberikan. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif terdapat pada WHO-Quality of Life-SRPB dan Hamilton Rating Scale-Ansiety (HRS-A). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal untuk WHO-Quality of Life-SRPB dan Hamilton Rating Scale-Ansiety (HRS-A). Sumber data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti dengan menggunakan WHOQuality of Life-SRPB dan Hamilton Rating Scale-Ansiety (HRS-A) yang

dijawab langsung oleh responden secara subjektif dan sukarela tanpa ada paksaan. 2. Cara pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuisioner penelitian kepada responden. Langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut: a. Langkah awal yang dilakukan adalah dengan memohon ijin penelitian ke Kesbanglinmas Provinsi yang ditembusankan ke Kesbanglinmas Kodya dan dari Kesbanglinmas Kodya ditujukan kepada Direktur RSUD Wangaya. b. Melakukan pendekatan formal kepada Direktur RSUD Wangaya untuk mendapatkan ijin melakukan studi pendahuluan kemudian peneliti meminta ijin kepada Kepala Ruangan Rawat Inap RSUD Wangaya dalam mencari sampel.
58

c. Melakukan pemilihan sampel berdasarkan kriteria inklusi. d. Melakukan pendekatan informal kepada responden dengan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian. e. Memberikan lembar persetujuan untuk ditandatangani. f. Memberikan dan menjelaskan cara pengisian instrument pengumpulan data. g. Mengambil instrument pengumpulan data dikumpulkan. 3. Instrumen pengumpulan data Instrument pengumpulan data yang digunakan berupa skala yang terdiri dari WHO-Quality of life-SRPB dan Hamilton Rating Scale-Ansiety (HRS-A). a. WHO-Quality of life-SRPB Tingkat spiritual diukur dengan menggunakan WHO-Quality of Life-SRPB (Spiritual/Religion/Personal Beliefs). SRPB (Spiritual/Region/Personal Beliefs) adalah instrument terbaru menurut WHO yang digunakan untuk mengukur tingkat spiritual seseorang. 1) Setiap pertanyaan menanyakan tentang spiritualitas, agama maupun sistem kepercayaan. 2) Pertanyaan-pertanyaan yang dibuat dalam WHO-Quality of life-SRPB diaplikasikan untuk populasi yang berada pada budaya yang berbedabeda, menyentuh seluruh populasi spiritualitas, agama maupun sistem kepecayaan. 3) WHO-Quality of life-SRPB terdiri dari 8 parameter yang akan diukur kepada responden diantaranya: hubungan spiritual, pengertian dan tujuan
59

yang telah diisi dan

hidup, pengalaman yang membuat takjub, keutuhan dan integritas, kekuatan spiritual, kedamaian/ketentraman hati, harapan dan optimisme, keyakinan/iman. 4) Penilaian WHO-Quality of life-SRPB dilakukan dengan skala likert dimana terdiri dari 8 sub variabel dan setiap sub variabel memiliki 4 pertanyaan. Jawaban terdiri dari 5 pilihan yaitu: (a) tidak penting, dengan skor 1, (b) sedikit penting, dengan skor 2, (c) penting, dengan skor 3, (d) sangat penting, dengan skor 4, dan sangat penting sekali dengan skor 5. Sub variabel spiritual yaitu: a) Hubungan spiritual b) Pengertian dan tujuan hidup c) Pengalaman yang membuat takjub d) Keutuhan dan integritas e) Kekuatan spiritual f) Kedamaian/ketentraman hati g) Harapan dan optimisme h) Keyakinan/iman Untuk penentuan skor yaitu skor masing-masing sub variabel dijumlahkan. Tingkat spiritual dapat dibagi menjadi tiga katagori, dengan ketentuan: Spiritual rendah Spiritual sedang Spiritual tinggi : 0 - 85 : 86 - 117 : 118 - 160

60

5) WHO-Quality of life-SRPB diuji validitas dan reabilitas diberbagai populasi. Sevington dari Departement of Psychology, University Of Bath, England tahun 2005 melakukan uji validitas dimana nilai rxy = 0,46 dan nilai reabilitasnya rxx = 0,83 b. Hamilton Rating Scale-Ansiety (HRS-A) Kecemasan menggunakan intrumen yang sudah teruji dan valid yaitu dengan menggunakan Hamilton Rating Scale-Ansiety (HRS-A). Hamilton Rating Scale-Ansiety (HRS-A) terdiri dari 14 komponen dengan skor tertinggi 56. Derajat kecemasan menurut skor tersebut yaitu: bila skor 14 : tidak ada kecemasan, bila skor 14-20 : kecemasan ringan, bila skor 21-27 : kecemasan sedang, bila skor 28-41 kecemasan berat, dan bila skor 42-56 : kecemasan berat sekali/panik. Kriteria penilaian pada skala ini adalah 0 : tidak ada gejala/keluhan, 1 : ringan bila satu gejala dari pilihan yang ada, 2 : sedang bila lebih dari satu atau separuh dari gejala yang ada, 3 : berat bila lebih dari separuh gejala yang ada, dan 4 : panik bila semua gejala ada.

61

F. Pengolahan Data dan Analisa Data 1. Tehnik pengolahan data Pengolahan data merupakan suatu upaya untuk memprediksikan data dan menyiapkan data sedemikian rupa agar dapat dianalisis lebih lanjut dan mendapatkan data yang disajikan.Langkah-langkah dalam mengolah data : a. Editing Memeriksa kelengkapan jawaban dari responden, melakukan pengecekan apabila ditemukan kejanggalan, alat ukur dikembalikan kepada responden secepatnya dan responden diminta untuk mengerjakan saat itu juga. b. Coding Data yang telah terkumpul diperiksa kelengkapannya, kemudian diberikan kode angka sesuai dengan buku kode peneliti yang telah disiapkan. Pemberian kode untuk jenis kelamin, yaitu 1=laki-laki dan 2=perempuan. Kode untuk umur, 1=30-40, 2=41-50, 3=51-60, 4= >60. Kode untuk agama, 1=hindu, 2=islam, 3=kristen, 4=katolik, 5=budha. Kode untuk tingkat spiritual : 1= skor 0-85 (spiritual rendah) 2= skor 86-117 (spiritual sedang) 3= skor 118-160 (spiritual tinggi) Kode untuk tingkat kecemasan : 1= skor <14 (tidak ada cemas) 2= skor 14-20 (kecemasan ringan) 3= skor 21-27 (kecemasan sedang)

62

4= skor 28-41 (kecemasan berat) 5= skor 42-56 (panik) c. Entry Merupakan upaya peneliti untuk memasukkan data kedalam media agar peneliti mudah mencari bila data itu diperlukan lagi. Biasanya data ini dimasukkan ke dalam CD, flashdisk ataupun program data base yang akan diolah dengan mempergunakan komputer. d. Cleaning Pembersihan data melalui pengecekan kembali data tersebut untuk menghindari kesalahan.

2. Tehnik Analisa Data Teknik analisa yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik statistik yaitu teknik pengolahan data dengan menggunakan analisis statistik. Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji statistik non parametrik. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisa korelasi univariat dan bivariat. Dalam penelitian ini analisa univariat digunakan untuk mengetahui prosentase dari karakteristik responden serta menganalisa variabel dependen dan independen. Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara tingkat spiritual dengan tingkat kecemasan. Uji statistik yang digunakan Korelasi Spearman rank, dengan derajat kesalahan 5 %. Apabila hasil rho hitung lebih besar dari rho tabel maka hipotesis alternatif diterima dan hipotesis nol ditolak, dan apabila

63

hasil rho hitung lebih kecil dari rho tabel maka hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif ditolak. Pada penelitian ini data diolah dengan bantuan komputer.

G. Etika Penelitian Setelah mendapat izin dari RSUD Wangaya Denpasar untuk melakukan penelitian, kemudian peneliti mengumpulkan data dengan memperlihatkan permasalahan efek meliputi : 1. Informent concent Inform concent diberikan sebelum penelitian dilaksanakan kepada pasien DM dengan komplikasi yang diteliti dengan tujuan agar responden mengerti maksud dan tujuan peneliti serta dampak yang akan terjadi selama dalampengumpulan data. Jika subjek menolak diteliti, maka peneliti menghargai hak-hak pasien tersebut. 2. Anominity (tanpa nama) Responden tidak mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data, peneliti cukup menuliskan kode pada lembar pernyataan untuk menjaga kerahasiaan. 3. Confedentiality (kerahasiaan) Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijaga kerahasiaannya oleh peneliti. Penyajian atau pelaporan hasil riset hanya terbatas pada kelompok data tertentu yang terkait dengan masalah peneliti.

64

Вам также может понравиться