Modul 7 EE 4712 SistemKomunikasi Bergerak Predi ksi Redaman Propagasi Oleh : Nachwan Mufti A, ST 7. Prediksi Redaman Propagasi 2 Organisasi Modul 6 Prediksi Redaman Propagasi A. Pendahuluan page 3 B. Pemodelan Kanal Propagasi page 8 C. Paradigma Pengukuran Pathloss page 11 D. Theoritical Prediction Model page 17 E. Area to Area Prediction Model page 20 F. Prediksi Redaman Point to Point page 33 G. Prediksi Redaman Mikrosel page 39 7. Prediksi Redaman Propagasi 3 A. Pendahuluan Dasar dari propagasi gelombang elektromagnetika sudah pernah kita pelajari pada matakuliah Medan Elektromagnetika II dalam bab Gelombang Datar. Sebagaimana kita ketahui bahwa mode gelombang ketika merambat di udara adalah mode TEM (Transverse Electromagnetic) yang berarti arah vektor medan listrik tegaklurus dengan arah vektor medan magnet, dan keduanya tegak lurus terhadap arah perambatan gelombang . Dalam matakuliah kita kali ini, kita akan mempelajari lebih jauh fenomena perambatan perambatan gelombang elektromagnetik di udara dengan titik berat adalah redaman propagasi yang merupakan selisih rata-rata antara daya kirim dan daya terima. Fluktuasi daya terima akan dibahas pada modul selanjutnya ! E H P Sekapur Sirih ... 7. Prediksi Redaman Propagasi 4 HF UHF VHF SHF 30 MHz 300 MHz 3000 MHz Spektrum Frekuensi... Sinyal gelombang radio, cahaya, gelombang radio, sinar X maupun sinar gamma adalah contoh-contoh dari gelombang elektromagnetik. Pada tiap kasus di atas, energi merambat dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Panjang gelombang dari gelombang-gelombang di atas adalah berbeda serta akan memiliki sifat-sifat fisis yang berbeda dalam perilakunya terhadap frekuensi. Penggunaan dari gelombang akhirnya juga akan berbeda (untuk sistem komunikasi yang berbeda) A. Pendahuluan 7. Prediksi Redaman Propagasi 5 ) MHz ( f 300 ! " Pembagian Spektrum Frekuensi... Pembagian spektrum frekuensi didasarkan pada panjang gelombang-nya, dan digunakan untuk berbagai jenis komunikasi yang berbeda Frekuensi " Band 30 - 300 Hz 10 1 Mm ELF (extremely low frequency) 300 - 3000 Hz 1 Mm - 100 km SLF (Super Low Frequency) 3 - 30 kHz 100 -10 km VLF (very low frequency) 30 - 300 kHz 10 - 1 km LF (low frequency) 300 - 3000 kHz 1 km - 100 m MF (medium frequency) 3 - 30 MHz 100 - 10 m HF (high frequency) 30 - 300 MHz 10 - 1 m VHF (very high frequency) 300 - 3000 MHz 1 m - 10 cm UHF (ultra high frequency) 3 - 30 GHz 10 - 1 cm SHF (super high frequency) 30 - 300 GHz 1 cm - 1 mm EHF (extremely high frequency) 300 - 3000 GHz 1mm - 100 #m A. Pendahuluan 7. Prediksi Redaman Propagasi 6 Band Name... Band Name Frequency L band S band C band X band Ku band K band Ka band 1 - 2 GHz 2 - 4 GHz 4 8 GHz 8 12 GHz 12 18 GHz 18 27 GHz 27 40 GHz Nama umum yang juga sering digunakan ... A. Pendahuluan 7. Prediksi Redaman Propagasi 7 Spektrum Frekuensi dan Media Transmisi... A. Pendahuluan 7. Prediksi Redaman Propagasi 8 B. Pemodelan Kanal Propagasi Pemodelan kanal propagasi tergantung kepada ... Benda-benda diantara pengirim dan penerima Frekuensi gelombang EM dan bandwidth informasi yang dikirimkan Gerakan pengirim dan/atau penerima Obstacle / penghalang, bentuk obstacle (runcing/landai), ion-ion, partikel-partikel, dll Frekuensi dan bandwidth informasi mempengaruhi perlakuan kanal propagasi terhadap sinyal yang dikirimkan Pengaruh Efek Doppler terhadap penerimaan Pembicaraan tentang karakteristik kanal propagasi akan meliputi 2 hal, yaitu : Redaman propagasi Selisih (rata-rata) antara daya pancar dan daya terima Fading Fluktuasi daya di penerima 7. Prediksi Redaman Propagasi 9 TI Tx Rx TO Kanal komunikasi Message Input Sinyal input Sinyal yang ditransmisikan Transducer Input Pemancar Message output Transducer Output Penerima Redaman, distorsi, derau, interferensi ( tergantung karakteristik kanal ybs ) !UNCONTROLLED ! B. Pemodelan Kanal Propagasi 7. Prediksi Redaman Propagasi 10 Contoh Model... Lokasi 1 : Sinyal langsung mendominasi penerimaan, sinyal langsung (free space) cukup besar dibandingkan sinyal pantulan tanah. Contoh : pada mikrosellular Lokasi 2 : Sinyal terima dimodelkan sebagai jumlah sinyal langsung dan sinyal terima, karena sinyal pantulan cukup signifikan besarnya. Contoh : Pada sistem selular (Plane Earth Propagation Model) Lokasi 3 : Plane Earth Propagation Model dikoreksi karena adanya difraksi pepohonan Lokasi 4 : Path loss diestimasi dengan model difraksi sederhana Lokasi 5 : Path loss cukup sulit diprediksi karena adanya multiple diffraction B. Pemodelan Kanal Propagasi 7. Prediksi Redaman Propagasi 11 C. Paradigma Pengukuran Pathloss Pengukuran Pathloss Range jarak pengukuran optimal umumnya pada sekitar 2 " karena jika jaraknya terlalu dekat "mungkin tidak memberikan harga rata- rata (mean value), sedangkan jika range jarak pengukuran terlalu jauh "hasil akan keluar dari nilai large scale real-nya ( nilai $ mungkin sudah berubah ) Jumlah sample pengukuran adalah > 36 sample untuk mendapatkan interval tingkat keyakinan 90% 2 wavelength Hasil pengukuran sinyal dapat sebagai berikut : 7. Prediksi Redaman Propagasi 12 C. Paradigma Pengukuran Pathloss Metoda Pengukuran dgn Regresi Pilih beberapa lokasi berjarak d 1 dan lakukan pengukuran path loss Ulangi unttuk d 2 and d 3 , dst Plot nilai mean pathloss sebagai fungsi jarak See next page Cell site (Tx) d 1 d 2 d 3 7. Prediksi Redaman Propagasi 13 Pengukuran Pathloss Range jarak pengukuran optimal umumnya pada sekitar 2 " karena jika jaraknya terlalu dekat " mungkin tidak memberikan harga rata-rata (mean value), sedangkan jika range jarak pengukuran terlalu jauh " mungkin akan keluar dari nilai large scale realnya ( nilai $ mungkin sudah berubah) Jumlah sample pengukuran adalah > 36 sample untuk mendapatkan interval tingkat keyakinan 90% 2 wavelength Hasil pengukuran sinyal dapat sebagai berikut : C. Paradigma Pengukuran Pathloss 7. Prediksi Redaman Propagasi 14 C. Paradigma Pengukuran Pathloss Mendapatkan Mean dan Standar Deviasi Pengukuran biasa dilakukan untuk beberapa tipe daerah: Urban, suburban, dan open area Catat bahwa pengukuran pada radius konstan dari BTS dapat menghasilkan pathloss yang berbeda Dengan regresi linear kita bisa mendapatkan trend mean pathloss dan standar deviasi disekitar nilai rata-rata Contoh untuk urban : path loss "Slope = 33.2 dB/decade and "Std dev. = 7 dB Distance d[km] P a t h
l o s s
[ d B ] urban suburban open x x x x x x x x x x x x x x x x o o o o o o o o o o o o o o o o o # # # # # # # 3 4 6 79 85 75 7. Prediksi Redaman Propagasi 15 C. Paradigma Pengukuran Pathloss Aplikasi dalam prediksi cakupan Contoh misalkan untuk jarak d 2 = 4 km (lihat halaman sebelumnya untuk daerah urban) Misal path loss pada 4 km adalah 79 dB. Pathloss ini didesain untuk suatu nilai rata-rata dengan tingkat keyakinan 50 % Dengan STDev untuk urban adalah 7 dB, Maka, untuk mendapatkan tingkat keyakinan (confidence level) 84 % (1%) membutuhkan margin 7 dB , dan untuk tingkat keyakinan 97.7 % (2%) membutuhkan margin 14 dB Cell site (Tx) d 1 d 2 d 3 Akan dijelaskan lebih lanjut bagian prediksi cakupan !! 7. Prediksi Redaman Propagasi 16 Contoh : Hasil pengukuran pathloss pada kota-kota di Jerman. Dari data disamping didapatkan : mean pathloss eksponen = 2,7 dan % = 11,8 C. Paradigma Pengukuran Pathloss 7. Prediksi Redaman Propagasi 17 D. Theoretical Prediction Model FSL = 32,45 + 20 log f (MHz) + 20 log d (km) FSL = 32,45 + 20 log f (MHz) + 20 log d (km) Luas bola = 2 D 4& Sumber isotropis PT 2 T D 4 P PFD & ! ' ( 2 T 2 2 T ER R D 4 P 4 D 4 P A PFD P " & ! & " ) & ! ) ! 2 R T D 4 P P FSL * + , - . / " & ! ! Free Space Propagation Model Pada free space propagation model, diasumsikan menggunakan antena hypothetical berupa antena isotropis yang menjadi sumber titik, dengan satu buah gelombang langsung. Daya dari sumber isotropis akan terbagi merata pada permukaan bola. Sedemikian power flux density (PFD) pada kulit bola dinyatakan : 7. Prediksi Redaman Propagasi 18 2 2 h 1 h 2 d o P 2 2 d 2 h 1 h . o P r P 0 0 0 1 2 3 3 3 4 5 0 0 0 1 2 3 3 3 4 5 ! ! 2 2 h 1 h 2 d p L 0 0 0 1 2 3 3 3 4 5 ! L p = 120 + 40 log d (km) 20 log h 1 20 log h 2 L p = 120 + 40 log d (km) 20 log h 1 20 log h 2 Plane Earth Propagation Model Ground Reflection (2-rays) Model 6 1 a 6 2 d h 2 h 1 P t P r d log 40 4 d p L ! 7 D. Theoretical Prediction Model 7. Prediksi Redaman Propagasi 19 Analytical Model 8 9 8 9 % : $ : % ! x R R log 10 , R N R P 0 0 Model yang sering digunakan untuk analisis dalam komunikasi bergerak ditunjukkan dalam formula di bawah ini. Formula tersebut diturunkan dari Plane Earth Propagation Model dengan memasukkan komponen fading lognormal. Dimana, P(R) = Loss pada jarak R, relatif terhadap loss pada jarak R 0 $ = mean pathloss exponent % = standard deviasi, secara tipikal = 8dB N(R 0 ,%) = pathloss referensi pada jarak R 0 x % = komponen fading lognormal Pada lingkungan komunikasi bergerak, tipikalnya $ berkisar antara 2 - 5. Untuk $ = 4 seperti pada kasus plane earth propagation model, daya sinyal akan teredam 40 dB jika jarak meningkat 10 kali dari jarak referensi R 0 (40 dB/decade). Bentuk persamaan diatas juga menampilkan variasi pathloss di atas atau dibawah average pathloss-nya. x % adalah menyatakan komponen fading lognormal yang rata- ratanya = 0, sedangkan standar deviasi-nya kira-kira sebesar 8 dB. D. Theoretical Prediction Model 7. Prediksi Redaman Propagasi 20 E. Area to Area Prediction Model Area to area prediction model umumnya adalah model prediksi empirik yang mendasarkan rumusannya dari hasil pengukuran. Hasil yang didapatkan umumnya akan diklasifikasikan kepada kategori- kategori wilayah yang memiliki slope redaman yang berbeda-beda. Secara umum klasifikasi area adalah sebagai berikut : 1. Daerah terbuka ( Open Land ) Daerah belum berkembang atau hanya sebagian kecil dari daerah sudah berkembang, populasi penduduk masih sedikit 2. Daerah terbuka industri ( Industrialized Open Land ) Daerah sudah berkembang , daerah pertanian skala besar, dengan industri yang terbatas 3. Daerah pedesaan ( Suburban Area ) Gabungan antara daerah pemukiman penduduk dengan sejumlah kecil industri 4. Kota kecil sampai menengah ( Small to Medium City ) Populasi pemukiman pendduk cukup rapat , jumlah bangunan juga cukup banyak dengan ketinggian menengah, industri berkembang 5. Kota besar ( Larged Sized City ) Daerah pemukiman sangat rapat, daerah perkantoran dengan gedung-gedung tinggi pencakar langit, industri sangat berkembang 7. Prediksi Redaman Propagasi 21 r o = 1mil = 1,6 km r P ro P r P P r r f f r ro o o n o ! 5 4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 0 ; ; . . . $ < P P r r n f f r ro o o o ! ; 5 4 3 2 1 0 ; 5 4 3 2 1 0 : $ < . log . log 10 10 Dalampersamaan linear, Dalampersamaan logaritmik (dB), P r = Daya terima pada jarak r dari transmitter. P ro = Daya terima pada jarak r o = 1 mil dari transmitter. $ = Slope / kemiringan Path Loss n = Faktor koreksi, digunakan apabila ada perbedaan frekuensi antara kondisi saat eksperimen dengan kondisi sebenarnya. < o = Faktor koreksi, digunakan apabila ada perbedaan keadaan antara kondisi saat eksperimen dengan kondisi sebenarnya. Kondisi saat eksperimen dilakukan, 1. Operating Frequency = 900 MHz. 2. RBS antenna = 30.48 m 3. MS antenna = 3 m 4. RF Tx Power = 10 watt 5. RBS antenna Gain = 6 dB over dipole l/2. 6. MS antenna Gain = 0 dB over dipole l/2. Lees Prediction Model E. Area to Area Prediction Model 7. Prediksi Redaman Propagasi 22 P ro and $ didapat dari data hasil percobaan in free space, P ro = 10 -4.5 mWatts g = 2 in an open area, P ro = 10 -4.9 mWatts g = 4.35 in sub urban area, P ro = 10 -6.17 mWatts g = 3.84 in urban area (Philadelphia), P ro = 10 -7 mWatts g = 3.68 in urban area (Tokyo), P ro = 10 -8.4 mWatts g = 3.05 a o = faktor koreksi < o = < 1 . < 2 . < 3 . < 4 . < 5 2 1 (m) 48 . 30 (m) riil station base antena tinggi 0 0 1 2 3 3 4 5 ! < v (m) 3 (m) riil unit mobile antenna tinggi 2 0 0 1 2 3 3 4 5 ! < 0 0 1 2 3 3 4 5 ! (watts) 10 (watts) riil pemancar daya 3 < 0 1 2 3 4 5 ! 4 2 dipole antena tdh riil station base antena gain 4 " < 0 1 2 3 4 5 ! 1 2 dipole antena thd. riil unit mobile antena gain 54 " < Lees Prediction Model E. Area to Area Prediction Model 7. Prediksi Redaman Propagasi 23 Lees Prediction Model n diperoleh dari percobaan / empiris dec / dB 30 n dec / dB 20 > > Harga n diperoleh dari hasil percobaan yang dilakukan oleh Okumura dan Young Berdasarkan eksperimen oleh Okumura n=30 dB/dec untuk Urban Area. Berdasarkan eksperimen oleh Young n=20 dB/dec untuk Sub.Urban Area atau Open Area n hanya berlaku untuk frekuensi operasi 30 sd. 2,000 MHz Correction factor to determine v in a 2 v = 2, for new mobile-unit antenna heigh > 10 m v = 1, for new mobile-unit antenna heigh < 3 m E. Area to Area Prediction Model 7. Prediksi Redaman Propagasi 24 3 Jarak dalam mil 2 4 5 6 7 8 9 10 1 -110 -100 -90 -80 -70 -60 -50 -120 S i g n a l
s t r e n g t h
i n
d B m 12 22 32 42 52 62 72 82 S i g n a l
s t r e n g t h
i n
d B ( m i k r o V o l t ) N e w Y o r k C i t y
( P o
=
- 7 7 d B m , $
= 4 8
d B /d e c ) T o k y o , J a p a n ( P o = - 8 4 d B m , $ = 3 0 .5 d B /d e c ) P h ila d e lp h ia ( P o = - 7 0 d B m , $ = 3 6 .8 d B /d e c ) N e w a r k ( P o = - 6 4 d B m , $ = 4 3 . 1 d B /d e c
) S u b u r b a n ( P o = - 6 1 .7 d B m , $ = 3 8 .4 d B /d e c ) O p e n A r e a ( P o =
- 4 9
d B m , $ =
4 3 .5 d B /d e c ) O p en A rea ( P o = - 45 d B m , $ = 20 dB /dec ) Lees Prediction Model E. Area to Area Prediction Model 7. Prediksi Redaman Propagasi 25 r o = 1mil = 1,6 km r 1 P ro P r r 2 area 1 area 2 r r 1 r 2 r area 1 area 2 $ ? $ @ 1.6 km o n o 1 o 1 ro r . f f . r r . r r . P P 2 1 < $ $ ; ; ; 0 0 1 2 3 3 4 5 0 0 1 2 3 3 4 5 0 0 1 2 3 3 4 5 ! < o = < 1 . < 2 . < 3 . < 4 . < 5 o n o 1 N 1 2 o 1 ro r . f f . r r . ... . r r . r r . P P N 2 1 < $ $ $ ; ; ; ; ; 0 0 1 2 3 3 4 5 0 0 1 2 3 3 4 5 0 0 1 2 3 3 4 5 0 0 1 2 3 3 4 5 ! persamaan umum, Lees Pathloss Formula Untuk Berbagai Jenis Kondisi Lingkungan E. Area to Area Prediction Model 7. Prediksi Redaman Propagasi 26 Kelebihan : mudah digunakan ( langsung dimasukkan pada rumus jadi ) Kekurangan: tidak ada parameter eksak yang tegas antara daerah kota, daerah suburban, maupun daerah terbuka L u = 69,55+26,16log f C 13,83log h T a(h R )+[44,9 6,55 log h T ] log d L u = 69,55+26,16log f C 13,83log h T a(h R )+[44,9 6,55 log h T ] log d Dimana , 150 > f C > 1500 MHz 30 > h T > 200 m 1 > d > 20 km a(h R ) adalah faktor koreksi antenna mobile yang nilainya adalah sebagai berikut : # Daerah kota Untuk kota kecil dan menengah, a(h R ) = (1,1 log f C 0,7 )h R (1,56 log f C 0,8 ) dB dimana, 1 > h R > 10 m Untuk kota besar, a(h R ) = 8,29 (log 1,54h R ) 2 1,1 dB f C > 300 MHz a(h R ) = 3,2 (log 11,75h R ) 2 4,97 dB f C > 300 MHz Okumura-Hata Prediction Model E. Area to Area Prediction Model 7. Prediksi Redaman Propagasi 27 # Daerah Suburban * * + , - - . / ; * + , - . / ; ! 4 , 5 28 f log 2 L L 2 C u su # Daerah Open Area 94 , 40 f log 33 , 18 ) f (log 78 , 4 L L c 2 c u o ; : ; ! Okumura-Hata Prediction Model E. Area to Area Prediction Model 7. Prediksi Redaman Propagasi 28 Merupakan formula pengembangan rumus Okumura Hata untuk frekuensi PCS ( 2GHz) COST-231 ( PCS Extension Hata Model) M T R T c u C )logd 6,55logh (44,9 ) a(h logh 13,82 ) (logf 33,9 46,3 L : ; : ; : : ! Untuk kota kecil dan menengah, a(h R ) = (1,1 log f C 0,7 )h R (1,56 log f C 0,8 ) dB dimana, 1 > h R > 10 m Untuk kota besar, a(h R ) = 8,29 (log 1,54h R ) 2 1,1 dB f C > 300 MHz a(h R ) = 3,2 (log 11,75h R ) 2 4,97 dB f C A 300 MHz dimana , dan, CM = 0 dB untuk kota menengah dan kota suburban 3 dB untuk pusat kota metropolitan 1500 > f C > 2000 MHz 30 > h T > 200 m 1 > d > 20 km a(h R ) adalah faktor koreksi antena mobile yang nilainya sebagai berikut : E. Area to Area Prediction Model 7. Prediksi Redaman Propagasi 29 COST231 Walfish Ikegami Model Cost231 Walfish Ikegami Model digunakan untuk estimasi pathloss untuk lingkungan urban untuk range frekuensi seluler 800 hingga 2000 MHz. Wallfisch/Ikegami model terdiri dari 3 komponen : Free Space Loss (L f ) Roof to street diffraction and scatter loss (L RTS ) Multiscreen loss (L ms ) L C = L f + L RTS + L ms L f ; untuk L RTS + L ms < 0 L f = 32.4 + 20 log 10 R + 20 log 10 f c dimana R (km); f c (MHz) L RTS = -16.9 + 10 log 10 W + 20 log 10 fc + 20 log 10 Bhm + L C di mana L C = -10 + 0.354D ; 0 < D < 35 2.5 + 0.075(D - 35) ; 35 < D < 55 4.0 0.114(D - 55) ; 55 < D < 90 E. Area to Area Prediction Model 7. Prediksi Redaman Propagasi 30 L ms = L bsh + k a + k d log 10 R + k f log 10 f c - 9 log 10 b dimana L bsh = -18 + log 10 (1 + Bh m ) ; h b < h r D ; h b > h r k a = 54 ; h b > h r 54 + 0.8h b ; d > 500 m h b < h r 54 + 0.8 Bh b . R ; 55 < D < 90 Catatan : L sh dan k a meningkatkan path loss untuk h b yang lebih rendah. k d = 18 ; h b > h r 18 15 (Bh b /Bh r ) ; h b < h r k f = 4 + 0.7 (f c /925 - 1 4 + 1.5 (f c /925 - 1) ; Untuk kota ukuran sedang dan suburban dengan kerapatan pohon cukup moderat ; Pusat kota metropolitan COST231 Walfish Ikegami Model E. Area to Area Prediction Model 7. Prediksi Redaman Propagasi 31 C MOBILE Building Incident Wave C = incident angle relative to street Building Building Building w < b Mobile R h b Bh b h r Bh m h m Cell site GROUND Diagram Parameter E. Area to Area Prediction Model 7. Prediksi Redaman Propagasi 32 Quick Model The Quick Model (model cepat) digunakan untuk estimasi secara kasar redaman propagasi di suatu area. Model ini sederhana dan langsung melakukan perhitungan dari jarak yang diketahui. Umumnya digunakan ekspeditor untuk perhitungan kasar. Hasil yang didapat antara 3-5 dB lebih kecil dari hasil perhitungan Okumura-Hata L P = 121 + 36 log d (km) L P = 130 + 40 log d (km) E. Area to Area Prediction Model 7. Prediksi Redaman Propagasi 33 F. Prediksi Redaman Point to Point Setelah dilakukan prediksi redaman area to area, yang dimaksudkan sebagai prediksi kasar kondisi redaman lintasan, baru kemudian dilakukan prediksi redaman point to point yang bertujuan untuk meningkatkan akurasinya. Model prediksi area to area akan memberikan akurasi prediksi dengan standar deviasi E 8 dB. Artinya : data aktual pathloss akan bervariasi E 8 dB dari nilai yang diprediksikan oleh hasil perhitungan. Dengan perhitungan point to point akurasi yang dapat diharapkan adalah memiliki standar deviasi + 3 dB. Pada prediksi point to point, diperlukan gambar penampang kontur wilayah pelayanan yang bisa diperoleh dari peta kontur bumi. Ditarik garis lurus lintasan antara dua titik pada peta. Selanjutnya perbedaan ketinggian bisa dilihat dari garis-garis kontur yang ada dalam peta. Kasus yang umum terjadi adalah timbulnya Loss difraksi pada daerah yang berbukit-bukit. Loss difraksi tersebut ditambahkan pada redaman kontur datar / flat pada model prediksi area to area, yang sudah dibahas dalam materi sebelumnya 7. Prediksi Redaman Propagasi 34 0 0 1 2 3 3 4 5 : " ; ! 2 1 p r 1 r 1 2 h v r 1 h p r 2 F L = 0 dB 1 < v F L = 20 log ( 0,5 + 0,62 v ) 0 < v < 1 F ' ( 0,95v 0,5.e 20log L ! -1 < v < 0 F ' ( 2 0,38) (0,1v - 0,1184 - 0,4 20log L : ! -2,4 < v < -1 F * + , - . / ! v 0,225 - 20log L v < -2,4 Redaman difraksi akibat penghalang tajam dapat dicari dengan terlebih dahulu menghitung parameter v, sebagai berikut : Kemudian, baru dihitung Redaman Difraksi dengan rumus di samping ini : r 1 = jarak dari penghalang ke base station r 2 = jarak dari penghalang ke mobile station h p = tinggi penghalang knife edge " = panjang gelombang F. Prediksi Redaman Point to Point 7. Prediksi Redaman Propagasi 35 0,83 0 - 0,9 - 1,95 - 3 - 4,5 - 6 above line of sight observed curve L = ma g n i t u d e o f relative strength with respect to the non-obstructi on signal in that area 0,4 0,3 0,2 0,1 0 4 3 2 1 0 -1 -2 -3 -4 -5 -27 -14 -10,5 -8 -6 -20 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 1,1 1,2 0,5 L
(
s k a l a
l i n e a r
) L
(
d B ) L
(
d B ) L
(
s k a l a
l i n e a r
) theoretical curve Redaman difraksi dapat juga dilihat dari grafik Fresnel-Kirchoff di samping ini : F. Prediksi Redaman Point to Point 7. Prediksi Redaman Propagasi 36 hp t d1 d2 h1 h2 tp Menghitung h p 1 2 1 2 2 1 d d d h d h t : : ! h p = t p t h p1 h p2 h p3 Double Edge Knife Diffraction F. Prediksi Redaman Point to Point 7. Prediksi Redaman Propagasi 37 Contoh : Berdasarkan parameter- parameter yang diberikan pada gambar berikut, hitunglah kelebihan redaman akibat double knife diffraction pada frekuensi 850 MHz dengan metoda yang sudah diberikan ! r1' = 1,5 km r2' r1 = 1 km r2 4,5 km hp1 = 30 m hp2 = 15 m h1 = 50 m h2 = 2 m F. Prediksi Redaman Point to Point 7. Prediksi Redaman Propagasi 38 Jawab : 2,56 r 1 r 1 2 h v 2 1 p1 ; ! * + , - . / : ; ! ! Penghalang pertama, Penghalang kedua, Selanjutnya dengan melihat grafik Fresnel -Kirchoff ... L 1 = 21,1 dB 219 , 1 ' ' ! ; ! * + , - . / : ; ! 2 1 p2 r 1 r 1 2 h v' Selanjutnya dengan melihat grafik Fresnel -Kirchoff ... L 2 = 14,7 dB L total = L 1 + L 2 = 35,9 dB F. Prediksi Redaman Point to Point 7. Prediksi Redaman Propagasi 39 G. Prediksi Redaman Mikrosel 10 100 1000 50 60 70 80 90 100 110 120 4 r 1 2 r 1 Batas Line Of Sight 6 Meter Antenna Height 10 Meter Antenna Height Jarak mikrosel (meter) M e a n
P a t h
L o s s
( d B ) Pada mikrosel, terdapat cukup banyak komponen gelombang lintasan langsung-nya (LOS). Sehingga Mean Path Loss pada mikrosel akan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak . Pada jarak sekitar 200 400 m, terdapat patahan kurva, sehingga kemudian Mean Path Loss akan berbanding terbalik dengan jarak pangkat empat ( Plane Earth Propagation Model ). Kondisi khusus ini memaksa kita untuk melakukan beberapa validasi dalam perhitungan C/I (carrier to interference). Jika dalam sistem makrosel biasa dilakukan C/I sampai rantai pertama saja, maka dalam mikrosel kita perlu menguji perhitungan kita sampai rantai kedua, bahkan ketiga, tergantung dari kondisi daaerah pelayanan 7. Prediksi Redaman Propagasi 40 Lees Microcell Prediction Model Lee model untuk mikrosel memprediksi redaman propagasi berdasarkan dimensi ketebalan bangunan total yang ditembus gelombang dari pengirim ke penerima. Hal ini disebabkan karena dari hasil pengukuran , ternyata didapatkan keterkaitan yang cukup erat antara dimensi total ketebalan bangunan dengan kuat sinyal yang diterima. Pada sisi lain, ternyata ketinggian bangunan penghalang tidak cukup penting dalam prediksi redaman mikrosel. Dua kondisi yang dibandingkan Lee untuk menformulasikan prediksi redaman mikrosel adalah : F Kondisi Line Of Sight Jika gelombang tidak terhalang ketebalan bangunan sama sekali, daya yang diterima pada jarak d A adalah P LOS FKondisi Out Of Sight Jika gelombang terhalang bangunan setebal B (feet), daya yang diterima pada jarak d A adalah P OS G. Prediksi Redaman Mikrosel 7. Prediksi Redaman Propagasi 41 Langkah-langkah yang dilakukan Lee adalah : 1. Menghitung ketebalan bangunan total yang dilalui gelombang. Contoh : B = a + b + c , seperti yang tampak pada gambar di bawah 2. Mengukur / menghitung kuat sinyal ( P LOS ) pada kondisi Line Of Sight 3. Mengukur kuat sinyal pada kondisi Out Of Sight ( P OS ) 4. Local Mean dari kuat sinyal pada titik A adalah P OS . Jarak dari base station ke mobile station adalah d A , Ketebalan bangunan yang menghalangi sinyal adalah B = a + b + c 5. Didefinisikan redaman tambahan < B akibat penghalang berupa ketebalan bangunan ( blockage length ) < B ( B = a+b+c ) = P LOS (d = dA) - P OS cell site c b a A dA B = a + b + c G. Prediksi Redaman Mikrosel 7. Prediksi Redaman Propagasi 42 Lee melakukan pengukuran di Irvine California untuk 2 macam kondisi di atas, yang hasilnya tampak pada grafik di bawah. F Kurva (a) menunjukkan P LOS yang terukur sebagai fungsi dari jarak base station ke titik A F Kurva (b) menunjukkan < B yang terukur sebagai fungsi dari ketebalan bangunan ( building blockage ) yang di tembus gelombang 0 -20 -40 -60 -80 -100 -120 S i g n a l
S t r e n g t h
( d B m ) ERP = 1 W, Antenna height = 20 feet (a) (b) 1000 2000 3000 4000 5000 Jarak (dA ) / panjang blockage (B) dalam feet G. Prediksi Redaman Mikrosel 7. Prediksi Redaman Propagasi 43 12 10 8 6 4 2 0 9
d B
/
o c t Tinggi Antenna 20' 30' 40' G a i n
( d B )
k a r e n a
k o r e k s i
t i n g g i
a n t e n n a Selanjutnya dilihat juga pengaruh dari tinggi antena base station terhadap penerimaan sinyal. Didapatkan kenyataan bahwa penambahan tinggi antena 2 kali lipat akan memberikan gain penerimaan sebesar 9 dB ( Gain = 9 dB/oct = 30 dB / decade ), seperti gambar di samping. G. Prediksi Redaman Mikrosel 7. Prediksi Redaman Propagasi 44 P LOS = 20' h 30log 100' d 21,5log dB 77 P t t : ; ; 100 < d < 200 = 20' h 30log 200' d 14log dB 83,5 P t t : ; ; 200 < d < 1000 = 20' h 30log 1000' d 36,5log dB 93,3 P t t : ; ; 1000 < d < 5000 Catatan : Untuk d > 5000 feet harus menggunakan metoda prediksi untuk makrosel Dari 2 grafik sebelumnya, dapat diformulasikan prediksi daya terima untuk mikrosel sebagai berikut : G. Prediksi Redaman Mikrosel 7. Prediksi Redaman Propagasi 45 < B = 0 1 < B = 0 1 2 3 4 5 : 10' B 0,5log 1 1 < B < 25 = 0 1 2 3 4 5 : 25' B 12,5log 1,2 25 < B < 600 = 0 1 2 3 4 5 : 600' B 3log 17,95 600 < B < 3000 = 20 dB 3000 < B Sedangkan < B , diformulasikan sebagai berikut : B LOS r P P < ; ! Sehingga, daya terima dapat dituliskan sebagai berikut : G. Prediksi Redaman Mikrosel