Вы находитесь на странице: 1из 11

Tugas dr. Sukasihati, Sp.

KK NAMA NIM : PUTRI PRATIWI : 0808113104 KORTIKOSTEROID Definisi Kortikosteroid adalah suatu kelompok hormon steroid yang dihasilkan di bagian korteks kelenjar adrenal sebagai tanggapan atas hormon adrenokortikotropik (ACTH) yang dilepaskan oleh kelenjar hipofisis. Golongan glukokortikoid adalah kortikosteroid yang efek utamanya terhadap penyimpanan glikogen hepar dan khasiat anti-inflamasinya nyata sedangkan pengaruhnya pada keseimbangan air dan elektrolit ke!il atau tidak berarti. "rototip untuk golongan ini adalah kortisol dan kortison yang merupakan glukokortikoid alam. Terdapat juga glukokortikoid sintetik misalnya prednisolon triamsinolon dan betametason. Golongan mineralokortikoid adalah kortikosteroid yang efek utamanya terhadap keseimbangan air dan elektrolit menimbulkan efek #etensi $a% dan deplesi K% sedangkan pengaruhnya terhadap penyimpanan glikogen hepar sangat ke!il. &leh karena itu mineralokortikoid jarang digunakan dalam terapi. "rototip dari golongan ini adalah desoksikortikosteron. 'mumnya golongan ini tidak mempunyai khasiat anti-inflamasi yang berarti ke!uali ( )-fluorokortisol meskipun demikian sediaan ini tidak pernah digunakan sebagai obat anti-inflamasi karena efeknya pada keseimbangan air dan elektrolit terlalu besar. Farmak ! "i Hormon steroid adrenal disintesis dari kolestrol yang terutama berasal dari plasma. Korteks adrenal mengubah asetat menjadi kolestrol yang kemudian dengan bantuan en*im diubah lebih lanjut menjadi kortikosteroid dengan +, atom karbon dan androgen lemah dengan ,( atom karbon. -ebagian besar kolesterol yang digunakan untuk steroidogenesis ini berasal dari luar (eksogen) baik pada keadaan basal maupun setelah pemberian ACTH.

K!asifikasi k r#ik s#er i$ 1% K r#ik s#er i$ sis#emik -ediaan kortikosteroid dapat dibedakan menjadi tiga golongan berdasarkan masa kerjanya antara lain kerja singkat (.,+ jam) kerja sedang (,+-/0 jam) dankerja lama (1/0 jam). Ta&e! 'er&an$in"an ' #ensi re!a#if $an $ sis ek(i)a!en se$iaan k r#ik s#er i$ K r#ik s#er i$ Kortisol (hidrokortison) Kortison Kortikosteron 0-)-metilprednisolon 7ludrokortison (mineralkortikoid) "rednison "rednisolon Triamnisolon "arametason 9etametason ;eksametason Keterangan< = hanya berlaku untuk pemberian oral atau 5>. - < kerja singkat (t,?+ biologik 3-,+ jam)@ 5 < intermediate kerja sedang (t,?+ biologik ,+-/0 jam)@ 8< kerja lama (t,?+ biologik /0-:+ jam) 0% K r#ik s#er i$ # 'ika! Kortikosteroid topikal dibagi menjadi : golongan besar diantaranya berdasarkan antiinflamasi dan antimitotik. Golongan 5 yang paling kuat daya antiinflamasi dan antimitotiknya (superpoten). -ebaliknya golongan >55 yang terlemah (potensi lemah). 5 -uper poten 9etamethasone dipropionate 2 24A ;iflurasone dia!etate 2 24A Clobetasol propionate 2 24A Halobetasol propionate 2 24A Am!ionide 2 ,A 9etamethasone dipropionate 2 24A Re#ensi na#ri(m , 23 ,4 24 ,+4 23 23 2 2 2 2 P #ensi An#i/ inf!amasi , 23 2 /4 4 ,2 6 6 4 ,2 +4 +4 *ama ker+a 5 5 5 5 5 8 8 8 D sis ek(i)e!en ,m"-. +2 +4 6 4 4 6 + 2 :4 2 :4

55

"otensi tinggi

555

"otensi tinggi

5>

"otensi medium

>

"otensi medium

>5

"otensi medium

>55

"otensi lemah

Bometasone fuorate 2 2,A ;iflurasone dia!etate 2 24A Hal!inonide 2 2,A 7luo!inonide 2 24A ;esoCimetasone 2 24A dan 2 +4A Triam!inolone a!etonide 2 ,A 7luti!asone propionate 2 224A Am!inonide 2 ,A 9etamethasone dipropionate 2 24A ;iflurasone dia!etate 2 24A 7luo!inonide 2 24A ;esoCimetasone 2 24A 9etamethasone Dalerate 2 2,A Triam!inolone a!etonide 2 ,A 7lurandrenolide 2 24A Bometasone furoate 2 ,A 7lua!inolone a!etonide 2 2+4A Hydro!ortisone Dalerate 2 +A 7lurandrenolide 2 24A 7luti!asone propionate 2 24A "redni!arbate 2 ,A 9etamethasone dipropionate 2 24A Triam!inolone a!etonide 2 ,A Hydro!ortisone butyrate 2 ,A 7luo!inolone a!etonide 2 2+4A ;esonide 2 24A 9etamethasone Dalerate 2 ,A Hydro!ortisone Dalerate 2 +A A!lometasone 2 24A Triam!inolone a!etonide 2 ,A Hydro!ortisone butyrate 2 ,A 7luo!inolone a!etonide 2 2,A ;esonide 2 24A 9etamethasone Dalerate 2 ,A &bat topikal dengan hidrokortison deksametason glumetalon prednisolon dan metilprednisolon

Mekanisme ker+a k r#ik s#er i$ 1% K r#ik s#er i$ sis#emik Kortikosteroid bekerja dengan mempengaruhi ke!epatan sintesis protein. "ada beberapa jaringan misalnya hepar hormon steroid merangsang transkripsi dan sintesis protein spesifik@ pada jaringan lain misalnya sel limfoid dan fibroblast hormon steroid merangsang sintesis protein yang sifatnya menghambat atautoksik terhadap sel-sel limfoid

hal ini menimbulkan efek katabolik. "engaruh kortikosteroid terhadap fungsi dan organ tubuh ialah sebagai berikut< a% Me#a& !isme kar& 1i$ra# $an 'r #ein Glukokortikoid meningkatkan kadar glukosa darah sehingga merangsang pelepasan insulin dan menghambat masuknya glukosa kedalam sel otot. Glukokortikoid juga merangsang lipase dan menyebabkan lipolisis. "eningkatan kadar insulin merangsang lipogenesis dan sedikit menghambat lipolisis sehingga hasil akhirnya adalah peningkatan deposit lemak peningkatan pelepasan asam lemak dan gliserol ke dalam darah. Hormon ini menyebabkan glukoneogenesis di perifer dan di hepar. ;i perifer steroid mempunyai efek katabolik. Efek katabolik inilah yang menyebabkan terjadinya atrofi jaringan limfoid pengurangan massa jaringan otot terjadi osteoporosis tulang penipisan kulit dan keseimbangan nitrogen menjadi negatif. Asam amino tersebut dibaFa ke hepar dan digunakan sebagai substrat en*im yang berperan dalam produksi glukosa dan glikogen. &% Me#a& !isme !emak "ada penggunaan glukokortikoid dosis besar jangka panjang atau pada sindrom !ushing terjadi gangguan distribusi lemak tubuh yang khas. 8emak akan terkumpul se!ara berlebihan pada depot lemak@ leher bagian belakang (buffalo hump) daerah supraklaDikula dan juga di muka (moon face) sebaliknya lemak di daerah ekstremitas akan menghilang.
2% Keseim&an"an air $an e!ek#r !i#%

Bineralokortikoid dapat meningkatkan reabsorpsi $a% serta ekskresi K% dan H% di tubuli distal. ;engan dasar mekanisme inilah pada hiperkortisisme terjadi< retensi $a yang disertai ekspansi Dolume !airan ekstrasel hipokalemia dan alkalosis. $% Sis#em kar$i )ask(!ar Kortikosteroid dapat mempengaruhi sistem kardioDaskular se!ara langsung dan tidak langsung. "engaruh tidak langsung ialah terhadap keseimbangan air dan elektrolit@ misalnya pada hipokortisisme terjadi pengurangan Dolume yang diikuti peningkatan Diskositas darah. 9ila keadaan ini didiamkan akan timbul hipotensi dan akhirnya kolaps kardioDaskular. "engaruh langsung steroid terhadap sistem kardioDaskular antara lain pada kapiler arteriol dan miokard.

e% O# # ran"ka

'ntuk mempertahankan otot rangka agar dapat berfungsi dengan baik dibutuhkan kortiosteroid dalam jumlah !ukup. Tetapi apabila hormon ini berlebihan timbul gangguan fungsi otot rangka tersebut. ;isfungsi otot pada insufisiensi adrenal diakibatkan oleh gangguan sirkulasi. "ada keadaan ini tidak terjadi kerusakan otot maupun sambungan saraf otot. "emberian transfuse atau kortisol dapat mengembalikan kapasitas kerja otot.. f% S(s(nan saraf '(sa# "engaruh kortikosteroid terhadap --" dapat se!ara langsung dan tidak langsung. "engaruhnya se!ara tidak langsung disebabkan efeknya pada metabolisme karbohidrat sistem sirkulasi dan keseimbangan elektrolit. Adanya efek steroid pada --" ini dapat dilihat dari timbulnya perubahan mood tingkah laku EEG dan kepekaan otak terutama untuk penggunaan Faktu lama atau pasien penyakit Addison. "% E!emen 'em&en#(k $ara1 Glukokortikoid dapat meningkatkan kadar hemoglobin dan jumlah sel darah merah hal ini terbukti dari seringnya timbul polisitemia pada sindrom Cushing. -ebaliknya pasien Addison dapat mengalami anemia normokromik normositik yang ringan. 1% Efek an#i/inf!amasi $an im(n s('resif Kortisol dan analog sintetiknya dapat men!egah atau menekan timbulnya gejala inflamasi akibat radiasi infeksi *at kimia mekanik atau alergen. -e!ara mikroskopik obat ini menghambat fenomena inflamasi dini yaitu edema deposit fibrin dilatasi kapiler migrasi leukosit ke tempat radang dan aktiDitas fagositosis. -elain itu juga dapat menghambat manifestasi inflamasi yang telah lanjut yaitu proliferasi kapiler dan fibroblast pengumpulan kolagen dan pembentukan sikatriks. Hal ini karena efeknya yang besar terhadap konsentrasi distribusi dan fungsi leukosit perifer dan juga disebabkan oleh efek supresinya terhadap sitokin dan kemokin inflamasi serta mediator inflamasi lipid dan glukolipid lainnya. 5nflamasi tanpa memperhatikan penyebabnya ditandai dengan ekstraDasasi dan infiltrasi leukosit kedalam jaringan yang mengalami inflamasi. "eristiFa tersebut diperantarai oleh serangkaian interaksi yang komplek dengan molekul adhesi sel khusunya yang berada pada sel endotel dan dihambat oleh glukokortikoid. -esudah pemberian dosis tunggal glukokortikoid dengan masa kerja pendek konsentrasi neutrofil meningkat sedangkan limfosit monosit dan eosinofil dan basofil dalam sirkulasi tersebut berkurang jumlahnya. "erubahan tersebut menjadi maksimal dalam 0 jam dan menghilang setelah +6 jam. "eningkatan neutrofil tersebut disebabkan oleh peningkatan aliran masuk ke dalam darah dari

sumsum tulang dan penurunan migrasi dari pembuluh darah sehingga menyebabkan penurunan jumlah sel pada tempat inflamasi. Glukokortikoid dapat menyebabkan Dasokonstriksi apabila digunakan langsung pada kulit yang diduga terjadi dengan menekan degranulasi sel mast. Glukokortikoid juga menurunkan permeabilitas kapiler dengan menurunkan jumlah histamin yang dirilis oleh basofil dan sel mast. "enggunaan kortokosteroid dalam klinik sebagai antiinflamasi merupakanterapi paliatif yaitu hanya gejalanya yang dihambat sedangkan penyebabnya tetap ada. Konsep terbaru memperkirakan bahFa efek imunosupresan dan antiinflamasi yang selama ini dianggap sebagai efek farmakologi kortikosteroid sesungguhnya se!ara fisiologis merupakan mekanisme protektif. i% 3arin"an !imf i$ $an sis#em im(n ! "i Glukokortikoid tidak menyebabkan lisis jaringan limfoid yang masif golongan obat ini dapat mengurangi jumlah sel pada leukemia limfoblastik akut dan beberapa keganasan sel limfosit. Kortikosteroid bukan hanya mengurangi jumlah limfosit tetapi juga respons imunnya. Kortikosteroid juga menghambat inflamasi dengan menghambat migrasi leukosit ke daerah inflamasi. +% Per#(m&(1an "enggunaan glukokortikoid dalam Faktu lama dapat menghambat pertumbuhan anak karena efek antagonisnya terhadap kerja hormon pertumbuhan di perifer. Terhadap tulang glukokortikoid dapat menghambat maturasi dan proses pertumbuhan memanjang.
2. Mekanisme Ker+a K r#ik s#er i$ T 'ika!

"eran

kortikosteroid

sebagai

antiinflamasi

terutam

berhungungan

dengan

Dasokonstriksi menurunkan permeabilitas membran efek imunosupresan dan antimitotik. 5nflamasi merupakan reaksi jaringan terhadap rangsangan yaitu sebagai upaya pertahanan tubuh terhadap rangsangan tersebut. #eaksi ini merupakan rangkaian proses yang !ukup rumit antara lain terjadi perubahan mikrosirkulasi dengan meningkatnya permeabilitas kapiler sehingga !airan dan elemen darah keluar ke ruang interstisial serta migrasi leukosit ketempat radang. -elain itu terjadi pelepasan mediator kimia sitotoksik misalnya histamin bradikinin eosinophyli! !hemota!ti! fa!tor of anaphylaCis (EC7-A) sloF rea!ting substan!e of anaphylaCis (-#--A) leukotrien prostaglandin dll.

Efek Dasokonstriksi kortikosteroid akan menurunkan permeabilitas membran sehingga mengurangi ekstraDasasi !airan keluar serta mengurangi edema dan rasa sakit akibat penekanan jaringan sekitarnya. Kortikosteroid menstabilkan membran lisosom sehingga menghambat pelepasan mediator kimia sitotoksik misalnya histamin kinin prostaglandin dll yang menyebabkan gejala inflamasi. "rorse mitosis atau pembelahan sel dihambat dengan mengurangi transkripsi #$A sehingga menghambat sintesis ;$A yang menyebabkan pengurangan hiperplasia epidermis. ;alam keadaan lebih lanjut akan menyebabkan atropi dermis dan epidermis. Efek ini tampak pada preparat yang terhalogenisasi. -elain itu kortikosteroid dapat mempengaruhi stimulasi limfokin dalam proses imun dengan menghambat migrasi *at efektor imun pada tempat radang. Pen""(naan k!inik 9erdasarkan !ara penggunaannya kortikosteroid dapat dibagi dua yaitu kortikosteroid sistemik dan kortikosteroid topikal. Kortikosteroid topikal adalah obat yang digunakan di kulit pada tempat tertentu dan merupakan terapi topikal yang memberi pilihan untuk para ahli kulit dengan menyediakan banyak pilihan efek pengobatan yang diinginkan diantaranya termasuk melembabkan kulit meli!inkan atau mendinginkan area yang diraFat. Kortikosteroid topikal dengan potensi kuat belum tentu merupakan obat pilihan untuk suatu penyakit kulit. "erlu diperhatikan bahFa kortikosteroid topikal bersifat paliatif dan supresif terhadap penyakit kulit dan bukan merupakan pengobatan kausal. 9iasanya pada kelainan akut dipakai kortikosteroid dengan potensi lemah !ontohnya pada anak-anak dan usia lanjut sedangkan pada kelainan subakut digunakan kortikosteroid sedang !ontonya pada dermatitis kontak alergik dermatitis seboroik dan dermatitis intertriginosa. Gika kelainan kronis dan tebal dipakai kortikosteroid potensi kuat !ontohnya pada psoriasis dermatitis atopik dermatitis dishidrotik dan dermatitis numular. "ada dermatitis atopik yang penyebabnya belum diketahui kortikosteroid dipakai dengan harapan agar remisi lebih !epat terjadi. Hang harus diperhatikan adalah kadar kandungan steroidnya. ;ermatosis yang kurang responsif terhadap kortikosteroid ialah lupus eritematousus diskoid psoriasis di telapak tangan dan kaki Ditiligo granuloma anulare sarkoidosis liken planus pemfigoid eksantema fikstum. Erupsi eksematosa biasanya diatasi dengan salep hidrokortison ,A. "ada penyakit kulit akut dan berat serta pada eksaserbasi penyakit kulit kronik kortikosteroid diberikan se!ara sistemik.

"ada pemberian kortikosteroid sistemik yang paling banyak digunakan adalah prednison karena telah lama digunakan dan harganya murah. 9ila ada gangguan hepar digunakan prednisolon karena prednison dimetabolisme di hepar menjadi prednisolon. Kortikosteroid yang memberi banyak efek mineralkortikoid jangan dipakai pada pemberian long term (lebih dari sebulan). "ada penyakit berat dan sukar menelan misalnya toksik epidermal nekrolisis dan sindrom -teDens-Ghonson harus diberikan kortikosteroid dengan dosis tinggi se!ara intraDena. Gika masa kritis telah diatasi dan penderita telah dapat menelan diganti dengan tablet prednison. D sis $an mekanisme 'em&erian "ada saat memilih kortikosteroid topikal dipilih yang sesuai aman efek samping sedikit dan harga murah disamping itu ada beberapa faktor yang perlu di pertimbangkan yaitu jenis penyakit kulit jenis vehikulum, kondisi penyakit yaitu stadium penyakit luas?tidaknya lesi dalam?dangkalnya lesi dan lokalisasi lesi. "erlu juga dipertimbangkan umur penderita.+ -teroid topikal terdiri dari berbagai ma!am vehikulum dan bentuk dosis salep krim lotion (bedak ko!ok) dan gel. "ada umumnya dianjurkan pemakaian salep +-/ C?hari sampai penyakit tersebut sembuh. "erlu dipertimbangkan adanya gejala takifilaksis. Takifilaksis ialah menurunnya respons kulit terhadap glukokortikoid karena pemberian obat yang berulang-ulang berupa toleransi akut yang berarti efek Dasokonstriksinya akan menghilang setelah diistirahatkan beberapa hari efek Dasokonstriksi akan timbul kembali dan akan menghilang lagi bila pengolesan obat tetap dilanjutkan. 8ama pemakaian kortikosteroid topikal sebaiknya tidak lebih dari 6-0 minggu untuk . -teroid potensi lemah dan tidak lebih dari + minggu untuk potensi kuat. Ada beberapa !ara pemakaian dari kortikosteroid topikal yakni < ,. "emakaian kortikosteroid topikal poten tidak dibenarkan pada bayi dan anak. +. "emakaian kortikosteroid poten orang deFasa hanya 62 gram per minggu sebaiknya jangan lebih lama dari + minggu. 9ila lesi sudah membaik pilihlah salah satu dari golongan sedang dan bila perlu diteruskan dengan hidrokortison asetat ,A. /. Apabila diagnosis suatu dermatosis tidak jelas jangan pakai kortikosteroid poten karena hal ini dapat mengaburkan ruam khas suatu dermatosis. Tinea dan s!abies in!ognito adalah tinea dan s!abies dengan gambaran klinik tidak khas disebabkan pemakaian kortikosteroid.

Kortikosteroid se!ara sistemik dapat diberikan se!ara intralesi oral intramuskular intraDena. "emilihan preparat yang digunakan tergantung dengan keparahan penyakit. "ada suatu penyakit dimana kortikosteroid digunakan karena efek samping seperti pada alopesia areata kortikosteroid yang diberikan adalah kortikosteroid dengan masa kerja yang panjang. Kortikosteroid biasanya digunakan setiap hari atau selang sehari. Initial dose yang digunakan untuk mengontrol penyakit rata-rata dari + 4 mg hingga beberapa ratus mg setiap hari. Gika digunakan kurang dari /-6 minggu kortikosteroid diberhentikan tanpa tapering off. ;osis yang paling ke!il dengan masa kerja yang pendek dapat diberikan setiap pagi untuk meminimal efek samping karena kortisol men!apai pun!aknya sekitar jam 23.22 pagi dan terjadi umpan balik yang maksimal dari seekresi ACTH. -edangkan pada malam hari kortikosteroid leDel yang rendah dan dengan sekresi ACTH yang normal sehingga dosis rendah dari prednison (+ 4 sampai 4mg) pada malam hari sebelum tidur dapat digunakan untuk memaksimalkan supresi adrenal pada kasus akne maupun hirsustisme. "enggunaan glukokortikoid jangka panjang yaitu lebih dari / sampai 6 minggu perlu dilakukan penurunan dosis se!ara perlahan-lahan untuk men!ari dosis pemeliharaan dan menghindari terjadi supresi adrenal. Cara penurunan yang baik dengan menukar dari dosis tunggal menjadi dosis selang sehari diikuti dengan penurunan jumlah dosis obat. 'ntuk men!egah terjadinya supresi korteks kelenjar adrenal kortikosteroid dapat diberikan selang sehari sebagai dosis tunggal pada pagi hari (jam3) karena kadar kortisol tertinggi dalam darah pada pagi hari. Keburukan pemberian dosis selang sehari ialah pada hari bebas obat penyakit dapat kambuh. 'ntuk men!egahnya pada hari yang seharusnya bebas obat masih diberikan kortikosteroid dengan dosis yang lebih rendah daripada dosis pada hari pemberian obat. Kemudian perlahan-lahan dosisnya diturunkan. 9ila dosis telah men!api : 4 mg prednison selanjutnya pada hari yang seharusnya bebas obat tidak diberikan kortikosteroid lagi. Alasannya ialah bila diturunkan berarti hanya 4 mg dan dosis ini merupakan dosis fisiologik. -eterusnya dapat diberikan dapat diberikan selang sehari. 9erikut berbagai penyakit yang dapat diobati dengan kortikosteroid beserta dosisnya < Nama 'en4aki# ;ermatitis Erupsi alergi obat ringan -G- berat dan $ET Eritrodermia #eaksi lepra ;8E "emfigoid bulosa Ma2am k r#ik s#er i$ $an $ sisn4a se1ari "rednison 6C4 mg atau /C,2mg "rednison /C,2 mg atau 6C,2 mg ;eksametason 0C4 mg "rednison /C,2 mg atau 6C,2 mg "rednison /C,2 mg "rednison /C,2 mg "rednison 62-32 mg

"emfigus Dulgaris "emfigus foliaseus "emfigus eritematosa "soriasis pustulosa #eaksi Garish-HerCheimer M ni# r

"rednison 02-,42 mg "rednison /C+2 mg "rednison /C+2 mg "rednison 6C,2 mg "rednison +2-62 mg

;asar eDaluasi yang digunakan sebelum dilakukan pengobatan kortikosteroid untuk mengurangi potensi terjadinya efek samping adalah riFayat personal dan keluarga dengan perhatian khusus kepada penderita yang memiliki predisposisi diabetes hipertensi hiperlipidemia glaukoma dan penyakit yang terpengaruh dengan pengobatan steroid. Tekanan darah dan berat badan harus tetap di ukur. Gika dilakukan pengobatan jangka lama perlu dilakukan pemeriksaan mata pengukuran densitas tulang spinal dengan menggunakan !omputed tomography (CT) absorptiometry (;EIA). Efek sam'in" "ada penggunan kortikosteroid topikal efek samping dapat terjadi apabila< ,. "enggunaan kortikosteroid topikal yang lama dan berlebihan. +. "enggunaan kortikosteroid topikal dengan potensi kuat atau sangat kuat atau penggunaan sangat oklusif. Efek samping kortikosteroid dibagi menjadi beberapa tingkat yaitu< ,. Efek Epidermal Haitu penipisan epidermal dan inhibisi dari melanosit. +. Efek ;ermal Terjadi penurunan sintesis kolagen dan pengurangan pada substansi dasar. /. Efek >askular Haitu Dasodilatasi dan fenoma rebound.
-edangkan efek samping kortikosteroid sistemik se!ara umum adalah sebagai berikut<

dual-photon absorptiometry

atau dual-energy Cray

$o. Tempat , -aluran !erna + / &tot -usunan saraf pusat

Efek samping Hipersekresi asam lambung mengubah proteksi gaster ulkus peptikum?perforasi pankreatitis ileitis regional kolitis ulseratif. Hipotrofi fibrosis miopati panggul?bahu. "erubahan kepribadian (euforia insomnia gelisah mudah tersinggung

6 4 0 : 3 ( ,2 ,, ,+

Tulang Kulit Bata ;arah "embuluh darah Kelenjar korteks adrenal Betabolisme protein KH dan lemak Elektrolit -istem imunitas

psikosis paranoid hiperkinesis ke!endrungan bunuh diri) nafsu makan bertambah &steoporosis fraktur kompresi Dertebra skoliosis fraktur tulang panjang. Hirsutisme hipotropi strie atrofise dermatosis akneiformis purpura Telangiektasis Glaukoma dan katarak subkapsular posterior Kenaikan Hb eritrosit leukosit dan limfosit Kenaikan tekanan darah Atrofi Kehilangan protein (efek katabolik) hiperlipidemia gula meninggi obesitas buffalo hump perlemakan hati. #etensi $a?air kehilangan kalium (astenia paralisis tetani aritmia jantung) Benurun rentan terhadap infeksi reaktiDasi T9 dan herpes simplek keganasan dapat timbul.

Kontraindikasi pada kortikosteroid terdiri dari kontraindikasi mutlak dan relatif. "ada kontraindikasi absolut kortikosteroid tidak boleh diberikan pada keadaan infeksi jamur yang sistemik herpes simpleks keratitis hipersensitiDitas biasanya kortikotropin dan preparatintraDena. -edangkan kontraindikasi relatif kortikosteroid dapat diberikan dengan alasan sebagai life saving drugs.

Вам также может понравиться