Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
POLBAN
Disusun Oleh 1. Agita Siti Johana 2. Deri Dwi Pramono 3. Firman Fakhrurrahman 4. Maulana Sidik (121221033) (121221039) (121221044) (121221049)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ 2 1. Tujuan Praktikum .................................................................................................................................. 3 2. Petunjuk K3............................................................................................................................................. 3 3. Dasar Teori .............................................................................................................................................. 3 4. Alat yang disediakan.............................................................................................................................. 7 5. Langkah Kerja ........................................................................................................................................ 7 6. Perhitungan ............................................................................................................................................. 8 7. Analisis dan Pembahasan ..................................................................................................................... 12 8. Kesimpulan ............................................................................................................................................ 15 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 16 Lampiran dokumentasi ............................................................................................................................ 17
1. Tujuan Praktikum
Mengetahui tebal lapis batas/boundary layer thickness
3. Dasar Teori Lapisan Batas (Boundary Layer) adalah suatu lapisan yang terbentuk disekitar permukaan benda yang dilalui oleh fluida dengan viskositas, karena mengalami hambatan yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti faktor gesekan, dan efek- efek viskos.
Gambar 3.1 Viskositas () adalah kemampuan untuk menahan gesekan (ukuran kekentalan fluida)/tekanan geser (shear stress). Hubungan antara viskositas dengan aliran laminar dan turbulen adalah bila semakin besar viskositas yang terdapat pada fluida maka semakin kecil gesekan yang tejadi antara fluida dengan permukaan suatu benda sehingga kecepatan aliran antara molekul fluida lebih teratur, ini berarti aliran ini cenderung laminar.
Begitupun sebaliknya, semakin kecil viskositas fluida maka alirannya cenderung bergolak (tidak teratur) atau turbulen.
Gambar 3.2 Aliran ini sebenarnya juga bergerak dalam dimensi ruang dan waktu sehingga penurunan rumusnya dilakukan pada dimensi x(panjang), y(lebar) , z(tinggi)
, serta t(waktu). Namun pengasumsian aliran fluida bergerak pada streamline yang mengalir secara tunak dan gerakan aliran yang mengalami gesekan terjadi hanya pada salah satu bidang sumbu. dan garis batas yang menunjukan tidak lagi adanya perubahan ketinggian terhadap kecepatan fluida inilah yang disebut Boundary Layer. Dimana aliran diluar lapisan batas disebut sebagai aliran inviscid. Untuk menentukan jenis aliran itu turbulen atau laminar adalah dengan menggunakan rumus : Re = D
Untuk Bilangan Reynold Number di sepanjang pelat yang halus , rumus nya adalah ; Re = X
Dimana x adalah jarak dari ujung pelat depan sampai ujung pitot tube yang berada diatas plat Dengan ketentuan : Re < 5 x 105 : Laminar Re 5 x 105 : Transition (Engineering critical Reynolds number) Re > 5 x 105 : Turbulent
Dimana D adalah diameter pipa, atau test section pada wind tunnel
Jenis-jenis aliran yang terjadi bisa berupa aliran laminar, transisi ataupun turbulen. yang membedakan ketiga jenis aliran ini adalah pada rentang nilai bilangan reynoldsnya. rentang nilainya adalah :
laminar Re < 2300 transient 2300 < Re < 4000 turbulent Re > 4000 Oleh karena itu setiap aliran selalu mengalami salah satu dari ketiga jenis aliran
ini. Sebagai contoh kasus pada aliran yang mengalir pada suatu sudu juga mengalami lapisan batas. Secara teoritis, aliran yang mengalir adalah laminar semua. namun pada kenyataannya setiap aliran mengalami hambatan seperti gesekan permukaan, tegangan geser dan diferensiasi kecepatan. dan jika semakin banyak gangguan yang dialami maka alirannya akan terus berubah sehingga menyebabkan aliran turbulen.
Gambar 3.3 Semakin banyaknya aliran turbulensi yang terjadi, maka lama kelamaan bisa menyebabkan vorteks (kondisi dimana aliran partikel berputar dalam 1 arah). dimana vorteks ini merupakan fenomena alamiah penyebab terjadinya angin tornado.
Gambar 3.4 Konsep lapisan batas pertama kali dikemukakan pada tahun 1904 oleh Ludwig Prandtl, seorang ahli aerodinamika Jerman. Sebelumnya, analisa aliran fluida terbagi menjadi dua konsep dasar, yaitu aliran tanpa pengaruh gesekan yang dikemukakan oleh
5
Leonhard Euler seorang ahli hidrodinamika pada tahun 1755. Analisa aliran tanpa gesekan dinyatakan dalam persamaan Euler. Dengan banyaknya kontradiksi pada hasil eksperimennya, persamaan Euler dijelaskan lebih rinci untuk kondisi aliran bergesekan oleh Navier pada tahun 1827, lalu oleh Stokes pada tahun 1845, yaitu persamaan NavierStokes. Pada saat aliran fluida bergesekan, terjadilah sebuah gesekan. Pengaruh gesekan akan menimbulkan lapisan batas dan akhirnya disebut dengan boundary layer (lapisan batas) Boundary layer (lapisan batas) adalah suatu lapisan yang terbentuk disekitar penampang yang dilalui oleh fluida tersebut, karena mengalami hambatan yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti faktor gesekan, dan efek- efek viskos. Lapisan batas suatu aliran fluida pada sebuah pipa :
Gambar 3.5 Boundary layer dan tegangan geser dapat kita temukan dimana saja, karena kita selalu menggunakan fluida dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menentukan tebal lapis batas kita dapat menggunakan rumus :
Untuk turbulen :
Dengan berdasarkan rumus diatas maka kita dapat menemukan Boundary layer thickness nya. 4. Alat yang disediakan
1. Loop 2. Wind Tunnel 3. Pitot tube 2 buah 4. Penggaris 5. Spidol 6. Pulpen 7. Kertas 8. Motor
5. Langkah Kerja 1. Siapkan alat yang akan digunakan 2. Membaca dan mencatat nilai kelembapan, suhu dan tekanan udara 3. Pasanglah kedua pitot tube ke dalam wind tunnel dengan posisi ujung pitot tube menempel di atas permukaan plat 4. Pasangkan juga selang-selang yang menghubungkan pitot tube dengan manometer sesuai dengan prosedur 5. Naikkan micrometer sekrup pada wind tunnel dari 1,15 mm sampai 7,15 mm dengan kenaikan setiap 0,1 mm 6. Baca keadaan/ tinggi fluida awal pada manometer 7. Hidupkan motor, dengan kecepatan putaran motor 1423 rpm 8. Baca dan catat perubahan ketinggian fluida pada
V free stream =
= 3.670553279 m/s
Tabel hasil pengamatan pitot tube 2 Ketinggian No. 0 1 2 3 4 (mm) 0 1.3 1.4 1.5 1.6 h1 13.5 13.5 13.5 13.5 13.5 h2 13.5 14 14.05 14.1 14.1 h(m) 0 0.0005 0.00055 0.0006 0.0006 v(m/s) 0 2.595473114 2.722155167 2.843198344 2.843198344
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1.7 1.8 1.9 2 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 3 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8
13.5 13.5 13.5 13.5 13.5 13.5 13.5 13.5 13.5 13.5 13.5 13.5 13.5 13.5 13.5 13.5 13.5 13.5 13.5 13.5 13.5 13.5
14.1 14.1 14.2 14.2 14.2 14.1 14.1 14.1 14.1 14.2 14.2 14.25 14.2 14.1 14.2 14.2 14.25 14.25 14.25 14.25 14.25 14.25
0.0006 0.0006 0.0007 0.0007 0.0007 0.0006 0.0006 0.0006 0.0006 0.0007 0.0007 0.00075 0.0007 0.0006 0.0007 0.0007 0.00075 0.00075 0.00075 0.00075 0.00075 0.00075
9
2.843198344 2.843198344 3.071005204 3.071005204 3.071005204 2.843198344 2.843198344 2.843198344 2.843198344 3.071005204 3.071005204 3.178792385 3.071005204 2.843198344 3.071005204 3.071005204 3.178792385 3.178792385 3.178792385 3.178792385 3.178792385 3.178792385
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
3.9 4 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 5 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 5.6 5.7
13.5 13.5 13.5 13.5 13.5 13.5 13.5 13.5 13.5 13.5 13.5 13.5 13.5 13.5 13.5 13.5 13.5 13.5 13.5
14.25 14.3 14.3 14.3 14.3 14.3 14.4 14.4 14.4 14.5 14.5 14.5 14.5 14.5 14.5 14.5 14.5 14.5 14.5
0.00075 0.0008 0.0008 0.0008 0.0008 0.0008 0.0009 0.0009 0.0009 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001
3.178792385 3.283042659 3.283042659 3.283042659 3.283042659 3.283042659 3.48219259 3.48219259 3.48219259 3.670553279 3.670553279 3.670553279 3.670553279 3.670553279 3.670553279 3.670553279 3.670553279 3.670553279 3.670553279
10
Dari kecepatan yang didapatkan diatas maka bisa dibuat profil kecepatan seperti pada grafik berikut
altitude (mm)
Velocity (m/s)
Boundary Layer
Boundary Thickness
11
7. Analisis dan Pembahasan Berdasarkan percobaan diatas didapatkanlah kecepatan free stream sebesar 3.670553279 m/s . dengan menggunakan rumus :
= y (u = 0,99 U )
Maka didapatkan lah kecepatan pada boundary layer sebesar : U = = 3,633848 m/s Setelah didapatkan kecepatan di boundary layer maka kita dapat menentukan tinggi atau tebal lapis batas dengan cara interpolasi : Ketinggian 4.7 4.8 h1 13.5 13.5 h2 14.4 14.5 h(m) 0.0009 0.001 v(m/s) 3.48219259 3.670553279
No. 35 36
Y1 = mx + c Y2 = mx + c
; ,
Jadi
12
Sedangkan kita juga dapat menentukan boundary layer thickness dengan menggunakan rumus. Namun sebelumnya kita harus mencari dulu bilangan reynold number untuk menentukan jenis aliran udaranya. Pertama-tama kita menghitung Re pada pipa/ test section di turbin angin Re = = = 83032,90427 Berdasarkan ketentuan yang telah dibahas di dasar teori, dapat ditentukan bahwa aliran nya adalah turbulen karena Re > 4000 Kemudian mencari Re di sepanjang plat halus Rex = = = 22.603,40172 Berdasarkan ketentuan yang telah dibahas di dasar teori sebelumnya, maka dapat ditentukan bahwa aliran udara di sepanjang plat tersebut adalah laminar. Karena Re < 5 x105 atau 500.000 Setelah diketahui bahwa aliran udara diatas plat adalah laminar maka kita menggunakan rumus : X 0,098
D 0,36
= = 0,003259186241 m = 3,259 mm Jadi boundary layer thickness berdasarkan perhitungan ini adalah sebesar 3,259 mm.
13
Jika kita bandingkan 2 hasil yang berbeda dari 2 cara perhitungan yang berbeda, didapatkan selisihnya : Selisih = 4,47 mm - 3,259 mm = 1,211 mm Terjadi perbedaan hasil antara teori dan praktek, hal ini terjadi karena kami tidak mengetahui koefisien gesekan/ kekasaran permukaan,pelat dimana koefisien tersebut
berpengaruh terhadap hasil dari penentuan tebal lapis batas. Kekasaran permukaan plat mempengaruhi besarnya viskositas dinamik, semakin kasar permukaan/ koefisien geseknya maka miu nya akan lebih besar, dengan viskositas dinamik yang lebih besar maka akan menghasilkan Re yang lebih kecil. Dan dari Didapatkan Re yang kecil maka tebal lapis batas akan lebih tinggi. Jika kita sangkutpautkan dengan hasil perhitungan dimana Boundary layer thickness dengan menggunakan rumus adalah lebih kecil dari perhitungan boundary layer thickness berdasarkan praktikum. Hal ini disebabkan karena kita tidak mengetahui kekasaran permukan plat yang dapat mempengaruhi viskositas dinamik. Bisa saja permukaan plat lebih kasar sehingga viskositas dinamik nya menjadi lebih besar, dan didapatlah tebal lapis batas yang lebih tinggi sehingga lebih mendekati atau sama dengan hasil perhitungan tebal lapis batas berdasarkan praktikum.
14
8. Kesimpulan
Jenis aliran udara pada pipa atau test section wind tunnel adalah turbulen, sedangkan aliran udara diatas plat adalah laminar. Menghitung tebal lapis batas/ Boundary Layer Thickness dapat menggunakan 2 cara yakni dengan menggunakan rumus :
= y (u = 0,99 U ) , Didapatkan = 4,47 mm, data yang dibutuhkan didapat dari hasil percobaan.
dan Rex = X
Didapatkan = 3,259 mm Jadi selisih Boundary Layer Thickness hasil percobaan dengan teori adalah sebesar 1,211 mm. Hal ini dikarenakan tidak diketahuinya kekasaran permukaan plat/ koefisien gesek nya yang nanti nya mempengaruhi besarnya viskositas dinamik . dimana viskositas dinamik mempengaruhi besarnya Reynold Number dan mempengaruhi pula tebal lapis batas nya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Bruce R Munson dkk. 2006. Fundamentals of fluid Mechanics. Lowa State University : USA http://www.fkm.utm.my/~syahruls/3-teaching/2-fluid-II/fluid-II-enote/11-BL-introduction.pdf
16
Lampiran dokumentasi
17
18