Вы находитесь на странице: 1из 12

MAKALAH ELEKTRONIKA KOMUNIKASI

PENGUAT KELAS A

Dosen Pembimbing :
M. Taufik, ST.,MT

Kelompok I - JTD 2B :
Agum Sabda Ilhamy (02)

Dwi Definta Oktavia Siswoyo (08) Khairi Aziz H. (16)

JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL POLITEKNIK NEGERI MALANG 2013/2014

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Istilah penguatan pada dasarnya berarti membuat menjadi lebih kuat. Dalam bidang elektronika maka yang diperkuat adalah amplitudo dari sinyal. Untuk mengerti bagaimana penguat bekerja perlu dimengerti dua tipe penguatan yang utama yaitu: 1. Penguat tegangan yaitu penguat yang menguatkan tegangan dari sinyal masukan. 2. Penguat arus yaitu penguat yang menguatkan arus dari sinyal masukan. Sedangkan penguat daya yaitu kombinasi dari dua tipe penguat di atas. Meskipun pada kenyataannya semua penguat adalah penguat daya karena tegangan tidak aka nada tanpa adanya daya kecuali jika impedansinya tak terhingga. Efisiensi dari penguat daya didefinisikan sebagai perbandingan dari daya yang diterima beban dengan daya yang diberikan oleh catu daya.

1.2 Tujuan Maksud utama disusunnya makalah ini adalah guna memenuhi nilai tugas mata kuliah Elektronika Telekomunikasi. Adapun tujuannya adalah: 1. Memahami pengertian, ciri-ciri, cara kerja dari penguat daya kelas A 2. Membuat percobaan penguat kelas A 5 kali 3. Membuat percobaan dan mencari bandwidth penguat kelas A 5 kali? 4. Membuat penguat kelas A yang stabil?

1.3 Rumusan Masalah Sebelum membahas Penguat Daya Kelas A lebih lanjut, kita harus mengetahui tentang rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana membuat penguat kelas A 5 kali? 2. Bagaimana mencari bandwidth penguatan kelas A 5 kali? 3. Bagaimana membuat penguat kelas A yang stabil?

BAB 2 TEORI DASAR

2.1. Pengertian Penguat Kelas A Penguat AF merupakan rangkaian yang dapat digunakan untuk menyearahkan getaran atau sinyal AF serta meningkatkan level sinyal audio dan kemudian diteruskan penguat AF ke suatu pengeras suara. Penguat operasional pada umumnya tersedia dalam bentuk sirkuit terpadu dan yang paling banyak digunakan adalah seri. Komponen utama pada bagian penguat AF adalah transistor atau IC. Fungsi bagian penguat AF pada penerima radio adalah untuk menguatkan sinyal informasi yang telah dipisahkan oleh bagian detector. Dalam bagian rangkaian amplifier pada proses penguatan audio ini terbagi menjadi dua kelompok bagian penting yaitu bagian penguat signal tegangan (V) kebanyakan menggunakan susunan transistor darlington, dan bagian penguat arus susunannya transistor paralel dan masing-masing transisistor berdaya besar dan menggunakan sirip pendingin untuk membuang panas ke udara, sekarang ini banyak yang menggunakan transistor simetris komplementer. Karakteristik pada penguat AF adalah output pada tegangan IF itu selalu konstan walaupun tegangan inputnya selalu berubah-ubah. Titik kerja power amplifier pada kelas A berada pada setengah VCC atau (VCC/2). Titik kerja pada posisi ini bertujuan agar penguatan sinyal yang dihasilkan tidak mengalami cacat atau distorsi. Penguat AF pada kelas A menggunakan titik kerja pada VCC/2 karena penguat AF kelas A digunakan untuk menguatkan sinyal audio.

2.2 Ciri Penguat Daya Kelas A Ciri khusus yang membedakan penguat daya kelas A dengan penguat daya kelas lainnya adalah: Penguat dengan letak titik Q di tengah-tengah garis beban. Mempunyai sinyal keluaran yang paling bagus diantara penguat jenis yang lain. Efisiensinya paling rendah, karena banyaknya daya yang terbuang di transistor. Titik kerja diatur agar seluruh fasa sinyal input diatur sedemikian rupa sehingga seluruh fasa arus output selalu mengalir. Penguat ini peroperasi pada daerah linear.

Disipasi daya tertinggi terjadi saat tidak ada sinyal masukan. Besarnya disipasi daya pada transistor dirumuskan: PDiss = Vce x Ic

Ciri khas dari penguat kelas A, seluruh sinyal keluarannya bekerja pada daerah aktif. Penguat tipe kelas A disebut sebagai penguat yang memiliki tingkat fidelitas yang tinggi. Asalkan sinyal masih bekerja di daerah aktif, bentuk sinyal keluarannya akan sama persis dengan sinyal input. Namun penguat kelas A ini memiliki efisiensi yang rendah kira-kira hanya 25% = 50%. Ini tidak lain karena titik Q yang ada pada titik A, sehingga walaupun tidah ada sinyal input (ketika sinyal input = 0 Vac) transistor tetap bekerja pada daerah aktif dengan arus bias konstan. Transistor selalu aktif (ON) sehingga sebagian besar dari sumber catu daya terbuang menjadi panas. Karena ini juga transistor penguat kelas A perlu ditambah dengan perbandingan ekstra seperti heat sink yang lebih besar.

2.3 Cara Mengenali Penguat Daya Kelas A Cara yang paling mudah untuk mengenali jenis penguat kelas adalah dengan memperhatikan tegangan pada basis, pada gambar diatas tegangan Vcc yang masuk ke basis mengalami pembagian tegangan oleh adanya resistor yang dipasang secara parallel yairu R1 dan R3, jadi langkah awal untuk menentukan jenis dari suatu penguat adalah dengan melihat tegangan yang masuk ke basis, bandingkan dengan penguat yang lain, penguat kelas B memiliki tegangan 0.7 V karena tegangan pada kaki basis sama dengan tegangan pada diode, sedangkan untuk kelas C tegangan pada basis sebesar 0 V karena dihubungkan ke ground melalui sebuah inductor. Perhatikan pada bagian input dan output, sebelum dan sesudah output terdapat sebuah capacitor (C2 dan C4) yang dipasang secara seri, fungsi dari capasitor ini disebut sebagai kopling karena berfungsi untuk menyalurkan transmisi, atau sebagai sambungan, sifat dasar dari kapasitor adalah menahan arus DC dan meloloskan arus AC, dengan adanya capasitor pada input dan output rangkaian maka dapat memfilter arus DC sehingga benar-benar arus AC yang masuk. Pada kaki basis dialiri arus yang cukup untuk mengaktifkan kerja dari transistor, arus IB yang cukup besar juga akan mengakibatkan arus yang melalui IC juga cukup sangat besar, karena sesuai persamaan IE = IC + IB sedamgkan IE IC , akibat arus yang besar tersebut transistor akan cepat panas dan jika hal ini tetap dibiarkan maka transistor dapat rusak, untuk menanggulangi hal

ini maka pada kaki emitor diberi resistor (R2), resistor ini mengakibatkan Vce semakin turun sehingga suhu di transistor masih diambang toleransi yang tidak merusak transistor, R2 juga sering disebut sebagai pengendali suhu pada rangkaian penguat kelas A. Sekarang perhatikan kapasitor yang dirangkai secara parallel dengan R2 (C1) kapasitor ini disebut sebagai kapasitor byapass karena memiliki XC yang kecil, fungsi dari capasitor bypass juga untuk memudahkan analisa AC pada rangkaian, hal yang perlu diperhatikan adalah nilai dari XC hrus 20x dibawah nilai R2, sehingga nilai dari capasitor itu sendiri dapat ditentukan dengan persamaan: XC= 12fC Jika diperhatikan pada bagian yang paling dekat dengan VCC terdapat kapasitor juga yang dipasang secara parallel terhadap VCC, kapasitor ini sering disebut juga sebagai kapasitor decoupling (C3), karena kapasitor ini menjaga agar sinyal distorsi yang dihasilkan dari rangkaian tidak mempengaruhi input. Pada bagian output dipasang sebuah inductor (L1), inductor ini disebut juga sebagai RFC (Radio Frequency Cook) yang kerjanya hamper mirip dengan LPF, fungsinya adalah meloloskan DC dan menahan arus AC agar AC tidak naik ke Vcc kembali, pada Radio Frequency RFC berfungsi untuk menahan arus AC. Penguat kelas A cocok untuk menguatkan frekuensi kecil, karena tidak membutuhkan daya yang besar, karena itu penguat kelas A sering dipasang pada bagian awal untuk menguatkan frekuensi kecil yang kemudian dikuatkan lagi oleh penguat yang lain baik kelas B maupun kelas C.

2.4 Sifat Penguat Daya Kelas A 1. 2. 3. Dirangkai secara common emitter Digunakan untuk daya yang sedang < 10 watt Input dan outpun berbeda 180o

2.5 Cara Kerja Penguat Daya Kelas A Penguat daya bertujuan untuk menguatkan daya sinyal output. Pada mata kuliah elektronika ini, diterapkan sebagai penguat daya pada speaker. Pada penguat ini, tegangan output diatur sama dengan tegangan input DC. Sedangkan nilai arusnya yang diubah-ubah. Pengubahan arus output

lebih mudah daripada pengubahan tegangan output. Dan rentang tegangan yang bisa diaplikasikan jauh lebih kecil daripada rentang arus. Oleh karena itu bisa jadi, arus yang diperlukan sangat besar sehingga dalam memilih transistor harus disesuaikan dengan kebutuhan arus. Apabila arus yang dibutuhkan sangat besar sekali, maka dapat dipakai rangkaian transistor Darlington. Transistor yang memiliki arus kolektor maksimum besar (sekitar 1,5A), ternyata bentuk transistornya berbeda. Ada bagian tengahnya berlubang yang digunakan untuk Heat Sink. Heat sink digunakan agar komponen tidak cepat panas. Dengan pemasangan heat sink maka memperluas permukaan transistor sehingga panas semakin cepat terbuang ke udara. Harganya relatif sama dengan transistor daya kecil. Efisiensi dari penguat daya didefinisikan sebagai perbandingan dari daya yang diterima beban dengan daya yang diberikan oleh catu daya. Berikut adalah gambar rangkaian penguat kelas A;

Misal daftar komponen rangkaian AF adalah sebagai berikut: a. Ra = 10k b. Rb = 10k c. Rc = 3k d. Re = 7,5k e. Rl = 5k f. VCC = +30VDC

Menghitung titik koordinat pada penguat kelas A Dalam keadaan tidak ada sinyal input arus dan tegangan kolektor disebut arus dan tegangan kolektor stasioner. Misal pada arus stasioner 2Ma maka tegangan kolektor emitter stasioner adalah: VCE = VCC Ic (Rc + Re) = 30 0,002 (3000+7500) = 9V Sehingga didapat koordinat pada titik penguatan AF adalah 2mA dan 9V Garis beban DC pada penguat kelas A Garis beban DC menyatakan titik operasi DC yang mungkin jika transistor paa gambar diatas jenuh maka: = + =
30 3000+7500

= 2,86

Dan jika transistor dioperasikan pada daerah cut-off maka tegangan kolektor emitter adalah VCE(cut-off) = VCC = 30 V Gambar berikut merupakan garis beban DC dan titik koordinat yang telah diperoleh sebelumnya. Gambar Garis Beban DC

2.5 Garis Beban AC Garis beban AC merupakan semua titik operasi AC mungkin. Gambar berikut memperlihatkan rangkaian ekivalen AC yang sama maka akan diperoleh: VCE + Ic.Re + Ic.Rc = 0 Karena Ic Ie

Gambar rangkaian ekivalen AC pada penguat AF kelas A

Jika sinyal AC menggerakkan penguat, sinyal akan menyebabkan perubahan arus dan tegangan kolektor. Perubahan ini dipengaruhi oleh: ic = Ic Icq vce = Vce Vceq Grafik persamaan diatas ditunjukkan pada gambar berikut dan disebut garis beban AC Gambar garis beban AC pada penguat kelas A

Garis beban AC memperagakan bagaimana operasi sinyal besar. Selama setengah periode positif tegangan sumber AC, arus kolektor berayun dari titik Q keatas (arah saturasi atau penjenuhan). Sedangkan selama setengah periode negatif tegangan sumber AC, arus kolekor berayun dari titik Q kebawah (arah cut-off). Untuk sinyal AC yang besar, operasi dapat bergerak sepenuhnya menuju penjenuhan dan sepenuhnya menuju cut-off (menggunakan hampir semua daerah aktif).

BAB 3 PERENCANAAN Gambar Rangkaian

PENGUKURAN : Vcc = 10 v Vin = 10 mV Vout = 50,612 mV Ib = 33,6 uA Ic = 10,5 uA Vc = 5,852 mV

PERHITUNGAN : 1. Menghitung RTH : RTH = R1 // R2 = =


50 50 55 5 50 +5

= 4,545 k

2.

Menghitung Av : Av = =
50, 0

= 5,612 x

3.

Mencari nilai Ic : Vrc = Rc x Ic 50,617 mV= 4,8 k x Ic Ic = 50,617 mV / 4,8 k = 10,545 uA Menghitung : = =
0,5 5 33,7

4.

= 0,312

5.

Menghitung IE : IE = Ic + Ib = 10,545 + 33,79 = 44,335 uA

BAB 4 SIMULASI

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan Dari pembahasan tentang penguat daya kelas A diatas dapat disimpulkan bahwa: Penguat daya merupakan gabungan / kombinasi dari penguat tegangan (penguat yang menguatkan tegangan dari sinyal masukan) denagn penguat arus ( penguat yang menguatkan arus dari sinyal masukan) Untuk bekerja penguat kelas A memerlukan bias awal yang menyebabkan penguat dalam kondisi siap untuk menerima sinyal. Penguat daya mempunyai sinyal keluaran yang paling bagus diantara penguat jenis yang lain. Efisiensinya paling rendah, karena banyaknya daya yang terbuang di transistor. Sistem bias penguat kelas A yang populer adalah system bias pembagi tegangan dan sistem bias umpan balik kolektor.

Вам также может понравиться