Вы находитесь на странице: 1из 36

RESPONSI KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU DENGAN RIWAYAT INFERTILAS SEKUNDER LIMA TAHUN

Oleh : Arianto Adi Wi o!o "hari#$ati%a S&D Siti Fati$ah Ri#a G''()(*+( G''()(*+, G''()(*-*

Pe$ i$ in. : dr& Wi#n/ Pra o!o0 S1&OG

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KE2IDANAN DAN KANDUNGAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNS3RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA +*()

KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU DENGAN RIWAYAT INFERTILAS SEKUNDER LIMA TAHUN

A2STRAK Kehamilan ektopik terganggu adalah suatu gangguan dalam kehamilan dimana ovum yang telah dibuahi sperma berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium kavum uteri. Salah satu faktor predisposisi kahamilan ektopik adalah infertilitas. Infertilitas sekunder adalah Seorang wanita yang pernah mengalami hamil, tetapi kemudian tidak terjadi lagi kehamilan walaupun bersenggama dan dihadapkan pada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan. Datang Seorang
2 1

! "#, umur $1 tahun, umur kehamilan % minggu, datang dari kiriman

rumah sakit kasih ibu dengan keterangan suspek K&'. !asien merasa hamil 2 bulan. !asien mengeluh keluar darah dari jalan lahir sejak ( 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. )iwayat keluarnya jaringan seperti gajih dari jalan lahir disangkal. !asien mengeluh perut tiba*tiba terasa nyeri sejak % jam sebelum masuk rumah sakit. +ual muntah disangkal !ada pemeriksaan fisik dan penunjang menunjukkan adanya kehamilan ektopik terganggu dengan riwayat infertilitas sekunder selama , tahun. Diren-anakan untuk dilakukan laparotomi eksplorasi emergen-y. Keadaan umum pasien diperbaiki dengan resusitasi -airan ................................................................... Kata %/n4i : %eha$ilan e%to1i% ter.an../0 ri!a5at in6ertilita# #e%/nder

2A2 I PENDAHULUAN Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan hasil fetalisasi yang berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium kavum uteri. Kehamilan ektopik merupakan salah satu bentuk komplikasi kehamilan dalam trimester pertama dan merupakan problema besar kesehatan pada golongan wanita usia reproduksi yang sering dijumpai dalam dunia medis. Insiden kehamilan ektopik pada populasi umum 1 dalam 2##, tetapi pada populasi yang beresiko tinggi insidennya meningkat menjadi 1 dalam $# kehamilan. )isiko kematian akibat kehamilan diluar uterus 1# kali lebih besar daripada persalinan pervaginam. !rognosis untuk terjadinya kehamilan berikutnya yang berhasil akan mengalami penurunan pada wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik, terutama pada primigravida dan berusia di atas $# tahun. +aka sangat diperlukan pemahaman yang jelas mengenai faktor* faktor yang turut menjadi penyebab terjadinya kehamilan ektopik dan mengenai -ara yang efektif untuk menegakkan diagnosis kelainan tersebut lebih dini. Sehingga dengan diagnosis yang lebih dini, baik kelangsungan hidup maternal maupun penyelamatan fungsi reproduksinya dapat ditingkatkan. Insiden kehamilan ektopik mengalami peningkatan pada kasus infertilitas. Infertilitas sekunder merupakan ketidakmampuan untuk hamil kembali pada seorang wanita yang aktif se-ara seksual dengan tanpa menggunakan kontrasepsi dalam waktu lebih dari satu tahun. Kondisi infertile pada satu pasangan harus dilihat sebagai masalah bersama antara suami istri, sehingga pemeriksaan dilakukan pada kedua belah pihak. !rognosis terjadinya kehamilan bergantung pada umur dan keadaan suami atau istri, frekuensi senggama dan lamanya perkawinan.

2A2 II TIN7AUAN PUSTAKA (& KEHAMILAN EKTOPIK A& De6ini#i Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, e-topi- dan bahasa /unani, topos yang berarti tempat. 0adi istilah ektopik dapat diartikan 1berada di luar tempat yang semestinya2. Sehingga kehamilan ektopik merupakan suatu keadaan dimana ovum yang sudah dibuahi oleh sperma bernidasi, tumbuh dan berkembang di tempat lain selain pada bagian endometrium -avum uteri. Kehamilan ektopik terbanyak dijumpai adalah kehamilan di tuba falopii 34#5 *4657 38hrisdiono, 2##$7 Implantasi dapat juga terjadi pada -ervi9, ovarium, dan abdomen. :etus memproduksi suatu en;im yang memungkinkannya untuk berimplantasi pada berbagai ma-am jaringan, dan apabila fetus berimplantasi di tempat lain selain uterus maka dapat mengakibatkan kerusakan jaringan karena usaha dari fetus itu sendiri untuk mendapatkan suplai darah yang -ukup 3+o-htar, 144%7. <ila kehamilan tersebut mengalami proses abortus maka disebut dengan kehamilan ektopik terganggu 38hrisdiono, 2##$7 2& E1ide$iolo.i =ebih dari $# tahun, insidensi kehamilan ektopik telah meningkat di negara > negara industri. Insidensi yang dilaporkan bervariasi antara 1## > 16, per 1##.### wanita berusia 1, > ?? tahun. "ngka kejadian kehamilan ektopik pada wanita usia $, * ?? tahun tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita usia 1, > 2? tahun 3&dmonds, 2##67 Kasus kehamilan ektopik ter-atat 1#5 dari seluruh kasus kehamilan yang berhubungan dengan kematian. Kehamilan ektopik merupakan salah satu faktor penyebab kematian ibu, sekitar 4 5 dan merupakan penyebab kematian terbanyak pada trimester pertama 3<randon, 2##2@ 8unningham, 2##,7.

"&

Pe$ a.ian Keha$ilan E%to1i%

=okasi kehamilan ektopik 3Airakusumah, 2##$@ /ulaikhah, 2##B@ Suryawan dkk, 2##67C 1. Kehamilan abdominal 31,? 5 * 1, 57 a. Kehamilan abdominal primer 3sangat jarang ditemukan7 'erjadi apabila ovum dan spermato;oon bertemu dan bersatu di dalam satu tempat pada peritoneum dalam rongga perut dan juga kemudian berimplantasi di tempat tersebut. !ada kasus ini ovum yang telah dibuahi akan mati karena tidak mendapatkan asupan nutrisi dari pembuluh darah tempat bernidasi. b. Kehamilan abdominal sekunder Dvum yang telah dibuahi meninggalkan tuba melalui ostium abdominalis atau melalui sobekan dinding tuba dan kemudian melekat dalam rongga peritoneum, begitu juga plasenta berinsersi diluar tuba. Aalaupun terjadi gangguan tetapi tidak menyebabkan meninggalnya embrio dan vaskularisasi masih -ukup untuk memungkinkan janin tumbuh terus.
5

2. Kehamilan ampula tuba 3terbanyak sekitar ,, 5 * %# 57 $. Kehamilan isthmus tuba 312 5 * 2, 57 ?. Kehamilan interstitial tuba 0arang terjadi hanya sekitar 1 > 2 5 dari semua kehamilan tuba, ruptur terjadi pada kehamilan lebih tua bisa men-apai akhir bulan keempat 31B > 2# minggu7, karena jaringan endometrium pada daerah ini lebih mampu untuk melebar. Karena ukuran yang meningkat dan implantasi endometrium parsial, kehamilan ektopik lanjut ini dapat salah didiagnosis sebagai kehamilan intrauterin. Eamun, perdarahan yang dihasilkan sangat banyak sehingga harus segera dioperasi agar tidak menyebabkan kematian. ,. Kehamilan ovarial 3#,2 5 * #,,57 'erjadi apabila spermato;oon memasuki folikel de graaf yang baru saja pe-ah dan menyatukan diri dengan ovum yang masih tinggal dalam folikel. "khir dari kehamilan ini ialah ovum yang dibuahi mati atau terjadi ruptur. B. Kehamilan intraligamen 6. Kehamilan -ornu 3 257 %. Kehamilan fimbriae 3,5 * 1657 4. Kehamilan servik 3sangat jarang terjadi sekitar #,#$5 * #,257 D& Etiolo.i Kehamilan ektopik terjadi karena hambatan pada perjalanan sel telur dari indung telur 3ovarium7 ke rahim 3uterus7. Dari beberapa studi 3Fanifa, 1444@ +ansjoer, 2##17 faktor resiko yang diperkirakan sebagai penyebabnya adalahC a. Infeksi saluran telur 3salpingitis7, dapat menimbulkan gangguan pada motilitas saluran telur. b. )iwayat operasi tuba. -. 8a-at bawaan pada tuba, seperti tuba sangat panjang. d. Kehamilan ektopik sebelumnya. e. Kelainan ;igot, yaitu kelainan kromosom. f. <ekas radang pada tuba@ disini radang menyebabkan perubahan*perubahan pada endosalping, sehingga walaupun fertilisasi dapat terjadi, gerakan ovum ke uterus terlambat.
6

E&

Pato6i#iolo.i "bnormalitas pada morfologi tuba ataupun pada fungsinya dapat menyebabkan adanya kehamilan ektopik. !ada kehamilan yang normal, ovum dibuahi pada tuba falopii kemudian bergerak menuju uterus. /ang berperan dalam kehamilan ektopik adalah rusaknya mukosa tuba, yang dapat menghalangi jalannya embrio karena adanya jaringan parut. Kemungkinan yang lain adalah defek ke-il pada mukosa sehingga dapat menarik embrio untuk berimplantasi ditempat tersebut 3&dmund, 2##67 'uba memiliki lapisan submukosa yang tipis, ovum yang telah dibuahi -enderung tertanam pada epitelium dan ;igot diam pada dinding muskular dari tuba. !ada permukaan ;igot terdapat kapsul trofoblas yang se-ara -epat berproliferasi dan menginvasi dinding muskular dari tuba. !ada saat yang sama, pembuluh darah maternal membuka dan darah mengalir pada daerah sekitar trofoblas atau diantara trofoblas dan jaringan tambahan. Dinding tuba yang berhubungan dengan ;igot hanya bisa memberikan tahanan ringan terhadap invasi trofoblas sehingga dapat dengan -epat tertanam didalamnya. Eamun, embrio atau fetus pada kehamilan ektopik biasanya tidak ditemukan ataupun terhambat pertumbuhannya 38unningham, 2##,7 Isi konsepsi yang berimplantasi melakukan penetrasi terhadap lamina propria dan pars muskularis dinding tuba. Kerusakan tuba lebih lanjut disebabkan oleh pertumbuhan invasif jaringan trofoblas. Karena trofoblas menginvasi pembuluh darah dinding tuba, terjadi hubungan sirkulasi yang memungkinkan jaringan konsepsi bertumbuh 3Stright, 2##17 !ada suatu saat, kebutuhan embrio di dalam tuba tidak dapat terpenuhi lagi oleh suplai darah dari vaskularisasi yang ada pada tuba. Fal tersebut menyebabkan beberapa hal C 1. 'erbentuknya jaringan mola berisi darah di dalam tuba, karena aliran darah di sekitar -horion menumpuk, menyebabkan distensi tuba, dan mengakibatkan ruptur intralumen kantung gestasi di dalam lumen tuba. 2. Tubal abortion atau lepas dan keluarnya darah dan jaringan ke ujung distal 3fimbria7 dan ke rongga abdomen.
7

$. )eabsorpsi jaringan konsepsi oleh dinding tuba sebagai akibat pelepasan dari suplai darah tuba. ?. )uptur dinding tuba ke dalam rongga peritoneum, sebagai akibat erosi villi -horialis atau distensi berlebihan tuba * keadaan ini yang umum disebut kehamilan ektopik terganggu G kehamilan ektopik dengan ruptur tuba 3Fanifa, 14447. F& Mani6e#ta#i Klini# 'rias gejala dan tanda dari kehamilan ektopik adalah riwayat keterlambatan haid atau amenorrhea yang diikuti perdarahan abnormal 3B#*%#57, nyeri abdominal atau pelvik 34,57. <iasanya kehamilan ektopik baru dapat ditegakkan pada usia kehamilan B > % minggu saat timbulnya gejala tersebut. ejala lain yang mun-ul biasanya sama seperti gejala pada kehamilan muda, seperti mual, rasa penuh pada payudara, lemah dan nyeri bahu. Selain itu pada pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran uterus dan massa adneksa 3<randon, 2##27 (& N5eri A do$en Eyeri abdomen merupakan keluhan utama pada K&'. )asa nyeri pada perut bagian bawah, mungkin unilateral atau bilateral atau pada seluruh abdomen dan abdomen bagian atas. Dengan adanya hemiperitoneum, rasa nyeri akibat iritasi diafragma bisa dialami pasien. )asa nyeri diperkirakan disebabkan oleh darah yang mengalir ke kavum peritonei 3+o-htar, 144%7 +& Perdarahan a nor$al Kebanyakan wanita dengan kehamilan ektopik mengalami amenorrhea, dan hanya seperempat saja yang tidak mengalami amenorrhea. "menorrhea yang terjadi, diikuti dengan perdarahan yang berupa perdarahan berwarna -oklat gelap, dapat terjadi intermitten ataupun kontinyu 38unningham, 2##,7 )& A$enorea "menorea sering ditemukan walau hanya pendek sebelum diikuti perdarahan. 'idak ada riwayat haid yang terlambat bukan berarti kemungkinan kehamilan tuba dapat disingkirkan. Salah satu sebabnya adalah karena pasien menganggap perdarahan pervaginam sebagai periode

menstruasi yang normal, dengan demikian memberikan tanggal haid yang keliru. 8& Per/ ahan /ter/# Hterus mungkin dapat terdorong ke salah satu sisi karena massa ektopik atau karena ligamen yang terisi oleh darah. !ada 2, 5 wanita, uterus membesar sesuai dengan stimulasi hormon selama kehamilan. Ditemukannya desidua uterus tanpa trofoblas dapat merupakan tanda kehamilan ektopik namun tidak absolut 38unningham, 2##,7 9& Ma##a Adne%#a 'erabanya massa adneksa dilaporkan pada ?#5 kasus. +assa biasanya teraba dengan konsistensi lunak dan disertai nyeri 3<randon, 2##27 :& Keadaan U$/$ Keadaan umum pada kasus K&' tergantung dari banyaknya darah yang keluar dari tuba, keadaan umum ialah kurang lebih normal sampai gawat dengan syok berat dan anemia. Fb dan hematokrit perlu diperiksa pada dugaan K&' 3!rawirohrdjo, 2##17 ,& Per/t !emeriksaan fisik perut pada abortus tuba terdapat nyeri tekan di perut bagian bawah di sisi uterus. Fematokel retrouterina dapat ditemukan. !ada ruptur tuba perut menegang dan nyeri tekan, dapat ditemukan -airan bebas dalam rongga peritoneum. 'anda 8ullen dapat terlihat di sekitar pusat atau linea alba terlihat biru hitam dan lebam. !ada pemeriksaan dalam didapatkan kavum douglas menonjol karena darah yang terkumpul di tempat tersebut. <aik pada abortus tuba maupun ruptur bila serviks digerakkan akan terasa nyeri sekali 3slinger pain7. Douglas criseC nyeri pada penekanan kavum douglas. G& Dia.no#i# Diagnosis kehamilan ektopik ada tiga golonganC 1. Kehamilan ektopik intak 3Kehamilan &ktopik <elum 'erganggu7 Diagnosis didasarkan pada kombinasi C a. !emeriksaan hormon progesteron dan Ih8
9

!ada kehamilan normal kadar Ih8 !ada kehamilan ektopik kadar Ih8

serum meningkat setiap 2 hari. serum

juga meningkat tetapi tidak sebanyak

pada kehamilan normal. Hntuk mengetahui peningkatan kadar Ih8 harus dilakukan pemeriksaan kadar Ih8 serum se-ara serial.

Kadar progesteron dalam darah meningkat apabila terjadi kehamilan baik itu kehamilan normal ataupun abnormal. Kadar progesteron tidak bergantung pada umur gestasi dan akan menetap selama trimester pertama. <eberapa sumber menyatakan bahwa kadar progesteron lebih dari 2, ngGm= dapat menyingkirkan kemungkinan kehamilan abnormal sebesar 46.?5. Sebaliknya kadar progesteron kurang atau sama dengan , ngGm= menunjukkan kehamilan yang abnormal. "kan tetapi kadar progesteron tidak dapat membantu memperkirakan lokasi kehamilan ektopik dan bukan merupakan tes yang rutin dikerjakan dalam menegakkan diagnosa kehamilan ektopik 3<randon, 2##2@ 8unningham, 2##,@ &dmonds, 2##67 b. Hltrasonografi 3HS 7 HS transvaginal memiliki resolusi yang lebih tinggi dibanding HS transabdominal dan dapat digunakan untuk memvisualisasikan kehamilan intauterin 2? hari setelah ovulasi atau $% hari setelah periode menstruasi atau 1 minggu lebih awal daripada HS transabdominal. Kehamilan ektopik dipastikan dengan ditemukannya strktur yang tebal, sangat ekogenik, menyerupai -in-in yang terletak diluar uterus, dengan kantung gestasional terdiri dari fetal pole, yolc sac, atau keduanya. Kantung ini memiliki tepi ekogenik yang tebal, mengelilingi pusat yang sonolusen dan terhubung dengan reaksi desidual trofoblastik di sekeliling kantung korionik. Spektrum gambaran HS pada kehamilan ektopik C i. 8in-in tuba +erupakan struktur yang menyerupai -in-in yang ekogenik, terletak diluar uterus. ambaran ini menunjukkan kehamilan ektopik awal. ii. +assa &kstrauterin Suatu massa adneksa lunak yang terlihat pada HS menunjukkan selain kehamilan ektopik. "danya suatu gambaran massa apapun
10

gambaran kista simpel merupakan temuan HS dalam diagnosis kehamilan ektopik. iii. Fematosalphin9

yang paling signifikan

'uba :alopii dapat terisi darah atau -airan bebas. Dalam suatu penelitian dikatakan bahwa hematosalphin9 merupakan gambaran patognomonik untuk kehamilan ektopik. iv. )upturnya kehamilan ektopik ambaran pada HS adalah adanya -airan bebas atau gumpalan darah pada ruang intraperitoneal -. =aparoskopi untuk konfirmasi diagnostik dan terapi !asien yang mengalami nyeri dan atau dengan keadaan hemodinamik yang tidak stabil harus menjalani laparoskopi. =aparoskopi memungkinkan dilakukannya pemeriksaan struktur pelvis, ukuran dan lokasi yang sebenarnya dari kehamilan ektopik, adanya perdarahan, dan kondisi > kondisi lain, misalnya kista ovarium dan endometriosis, yang jika terjadi bersamaan dengan kehamilan intrauterin akan menunjukkan gambran klinis yang menyerupai kehamilan ektopik. =aparoskopi munkin melewatkan hingga ? 5 kehamilan ektopik dini dan karena lebih banyak kehamilan ektopik yang berhasil didiagnosis pada awal kehamilan, rata > rata hasil negatif palsu dengan pemeriksaan laparoskopi juga meningkat. !emeriksaan laparoskopi kelainan K&', infeksi pelvis, kista ovarium segera dapat dibedakan dengan jelas 3+anuaba, 2##%7. 2. Kehamilan ektopik subakut Diagnosisnya didasarkan pada a. ejala klinisnya "danya nyeri perut "menorea !erdarahan pervaginam !using ejala hamil muda
11

!engeluaran massa

b. Fasil pemeriksaan "danya nyeri tegang abdomen 'erdapat massa adneksa !embesaran uterus !erubahan orthostatik <adan panas > dehidrasi

-. Konfirmasi diagnosis i. !ungsi Kavum Douglasi 3Kuldosintesis7 Hntuk mengetahu adanya darah pada kavum Douglasi. Kuldosintesis adalah metode evaluasi untuk mengetahui adanya K&' -epat dan tidak mahal. 'etapi pemeriksaan ini sudah jarang dilakukan, karena adanya hasil negatif palsu yang tinggi, dimana darah yang biasanya diambil merupakan darah dari ruptur korpus luteum, abortus inkomplet dan menstruasi retrograd. Selain itu, kemajuan teknologi HS ii. =aparoskopi diagnostik - 'erdapat darah dalam kavum abdomen - Dijumpai letak kehamilan ektopik ejala hamil ektopik subakut sebagian besar dijumpai pada kehamilan isthmus sehingga perdarahnnya terjadi se-ara perlahan 3+anuaba, 2##%7. $. )uptur kehamilan ektopik akut )uptur hamil ektopik dengan -epat menyebabkan kehilangan -ukup banyak darah menuju kavum abdomen sehingga se-ara total mengubah hemodinamik sirkulasi sistemik dan mengakibatkan kolaps yang disertai syok. Dasar diagnosisnya C a. !enderita tampak anemis, sakit, mungkin sudah disertai gangguan pernafasan 3dispneu7 b. 'ensi turun, nadi meningkat, akral dingin
12

dan pemeriksaan hormonal

jauh lebih sensitif dan spesifik untuk men-apai diagnosis yang tepat.

-. !emeriksaan dijumpai * 'anda -airan G darah bebas di kavum abdomen * "bdomen nyeri dan tegang d. !emeriksaan dalam - Eyeri pada pergerakan serviks - 'eraba massa adneksa - Kavum Douglasi menonjol 3+anuaba, 2##%7 H& Ko$1li%a#i Komplikasi dari kehamilan ektopik dapat terjadi akibat kurang tepatnya diagnosis, terlambat mendiagnosis, ataupun terlambat memberikan terapi. 'erlambatnya diagnosis ataupun terapi dapat mengakibakan ruptur tuba ataupun ruptur uteri, diikuti dengan perdarahan masif, syok, DI8 dan kematian. (& A ort/# T/ a 'erjadinya abortus tergantung dari tempat implantasi. "bortus biasanya terjadi pada kehamilan ampula tuba, karena lumennya lebih luas sehingga dapat mengikuti pertumbuhan hasil konsepsi dengan mudah. !erdarahan timbul karena gangguan hubungan antara plasenta, membran dan dinding tuba. 0ika pemisahan plasenta sudah lengkap, seluruh produk konsepsi dapat keluar melalui fimbriae ke -avum peritoneal. !ada saat itu, perdarahan akan berhenti dan gejala hilang. <eberapa perdarahan biasanya masih terjadi selama produk masih dalam oviduct. Darah mengalir pelan*pelan dari fimbriae tuba ke dalam -avum peritoneal dan terkumpul dalam kavum Douglasii, sehingga membentuk hematokele retrouterina, biasanya tidak begitu banyak karena dibatasi oleh tekanan dari dinding tuba. ejala klinis C 1. 2. $. ?. ,. !erdarahan dari terus berwarna hitam )asa nyeri disamping uterus bertambah hebat Disamping uterus ditemukan sebuah massa, nyeri tekan, agak lembek dengan batas jelas, tidak rata Kavum Douglasii menonjol ke vagina Kadang teraba jelas hematokel sebagai massa agak lembek
13

B. +&

'imbul nyeri bila serviks digerakkan 3Fanifa, 1444@ 8unningham, 2##,7. !embesaran produk konsepsi dapat menyebabkan terjadinya ruptur oviduct

R/1t/r T/ a pada beberapa tempat. :aktor utama yang menyebabkan ruptur adalah penembusan villi korialis kedalam lapisan muskularis tuba terus ke peritonium. Sebelum ditemukannya pemeriksaan h8 yang membantu dalam penegakkan diagnosa kehamilan ektopik, banyak kasus kehamilan tuba yang diakhiri dengan ruptur pada trimester pertama yang biasanya terletak pada isthmus tuba. )uptur biasanya terjadi spontan, namun dapat juga terjadi karena trauma yang berkaitan dengan koitus atau pemeriksaan bimanual. !ada ruptur intraperitoneal, seluruh konsepsi dapat keluar dari tuba dan menyebabkan perdarahan dalam rongga perut, bisa sedikit ataupun banyak bahkan kadang sampai menimbulkan syok dan kematian. ejala klinis pada ruptur tuba C 1. 2. $. ?. ,. B. 6. %. 4. "nemi Syok Suhu badan menurun Eadi -epat 'ekanan darah menurun "kral dingin !erut agak membesar Ditemukan adanya -airan bebas dalam rongga perut !ada pemeriksaan ginekologi uterus tidak dapat diraba dengan jelas karena dinding perut menegang dan uterus dikelilingi oleh darah, nyeri sekali bila servik digerakkan, kavum Douglasii terasa sangat menonjol 33Fanifa, 1444@ 8unningham, 2##,7

I&

Dia.no#i# 2andin. 1. Salpingitis ejalanya serupa tetapi pada hasil laboratorium, tes kehamilan terbukti negatif, adanya peningkatan "= dan juga adanya peningkatan suhu. 2. "ppendisitis

14

'idak didapatkan amenorrhea ataupun perdarahan pervaginam. Eyeri pada kuadran kanan bawah abdomen -enderung menetap, dengan disertai demam, dan gejala gastrointestinal. Fasil tes kehamilan negatif 3=awren-e, 2##,7 $. 'orsi Dvarii <iasanya nyeri hilang timbul, tetapi dapat menetap apabila asupan vaskuler terpenuhi. Dapat dijumpai peningkatan "= dan masssa adneksa yang dapat teraba. Fasil tes kehamilan negatif. ?. =ain > lain, misalnya perdarahan uterus disfungsional 3biasanya tidak nyeri dan perdarahan lebih hebat dibanding dengan kehamilan ektopik7, kista korpus luteum yang menetap, penggunaan IHD, gastroenteritis, atau infeksi traktus urinarius 38unningham, 2##,7. 7& Penatala%#anaan !rinsip umum penatalaksanaan ialah C 1. Segera dibawa ke rumah sakit 2. 'ransfusi darah dan pemberian -airan untuk mengkoreksi anemia dan hipovolemia $. Dperasi segera dilakukan setelah diagnosis dapat dipastikan 3'imonen dan Eieminen, 14B67 C

a.

Kehamilan di tuba dilakukan salpingektomi

'otal Salpinge-tomy
15

!artial Salpinge-tomi

b.

Kehamilan di kornu dilakukan Salphingotomi atau salpingo*oovorektomi 3Salleh dan "trhur, 2##,@ Eorris, 2##47

Salphingotomi -. Kehamilan di kornu dilakukanC i. ii. iii. Fisterektomi bila telah umur J $, tahun

Salphingo*ovore-tomi

:undektomi bila masih muda untuk kemungkinan masih bisa haid. &ksisi bila kerusakan pada kornu ke-il dan kornu dapat diperbaiki.

K& 1.

Pro.no#i# <agi kehamilan berikutnya Hmumnya penyebab kehamilan ektopik 3misalnya penyempitan tuba atau pas-a penyakit radang panggul7 bersifat bilateral. Sehingga setelah pernah mengalami kehamilan ektopik pada tuba satu sisi, kemungkinan pasien akan mengalami kehamilan ektopik lagi pada tuba sisi yang lain. 2. <agi ibu <ila diagnosis -epat ditegakkan umumnya prognosis baik, terutama bila -ukup penyediaan darah dan fasilitas operasi 3+o-htar, 144%7.

+&

INFERTILITAS A& De6ini#i


16

1. Infertilitas !rimer Ketidakmampuan seorang wanita untuk hamil walaupun bersenggama dan dihadapkan pada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan. 2. Infertilitas Sekunder Seorang wanita pernah mengalami hamil, tetapi kemudian tidak terjadi lagi kehamilan walaupun bersenggama dan dihadapkan pada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan 3 noth dkk, 2##,7. 2& Etiolo.i Infertilitas dapat terjadi karena faktor wanita, faktor pria, maupun keduanya. Identifikasi faktor penyebab sangat penting untuk menentukan langkah*langkah penanganannya, seperti terapi dan prognosis. <erbagai masalah yang dihadapi termasuk abnormalitas hormon atau blokade yang disebabkan oleh infeksi dari fungsi*fungsi organ reproduksi 3+urtiastutik, 2##%7. Stright 32##?7 mengemukakan bahwa ada faktor*faktor yang menyebabkan infertilitas pada wanita, diantaranya adalah sebagai berikut C

a. :aktor wanita 17 +asalah vagina +eliputi infeksi vagina, abnormalitas anatomi, disfungsi seksual yang men-egah penetrasi penis, atau lingkungan vagina yang sangat asam yang se-ara nyata mengurangi daya hidup sperma. 27 +asalah serviks 3a7 angguan pada setiap perubahan fisiologis yang se-ara normal terjadi selama periode praovulatori dan ovulatori yang membuat lingkungan serviks kondusif bagi daya hidup sperma 3misalnya C lubang ostium serviks, peningkatan alkalinitas dan peningkatan sekresi7 3b7 +asalah mekanis seperti inkompetensi. $7 +asalah uterus

17

3a7 Se-ara fungsional 3misalnya C lingkungan yang kurang disukai untuk pergerakan sperma naik ke uterus sampai tuba falopi fertilisasi7. 3b7 Se-ara struktural 3misalnya C mioma uterus atau leiomioma7 ?7 +asalah tuba 3a7 Infertilitas yang berhubungan dengan masalah tuba, menjadi lebih menonjol dengan peningkatan insiden penyakit radang panggul !ID 3!elvi- Inflamatory Desease7, menyebabkan jaringan parut yang memblok kedua tuba falopi. !eningkatan penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim 3IHD7 berperan terhadap peningkatan !ID karena ?#5 infeksi yang berhubungan dengan penggunaan IHD merupakan asimtomatik dan tetap tidak tertangani. 3b7 &ndometriosis juga dapat berperan pada obstruksi tuba. ,7 +asalah ovarium +eliputi anovulasi, oligo*ovulasi dan sindrom ovarium polikistik. +alfungsi sekretori juga ikut berperan, misalnya sekresi progesteron tidak adekuat atau tidak adekuatnya fase luteal akan berpengaruh pada kemampuan mempertahankan ovum yang telah dibuahi. b. :aktor pria Infertilitas pada pria dapat terjadi karena adanya abnormalitas yang berhubungan dengan spermatogenesis, transpor sperma, fungsi sperma dan ejakulasi 3+urtiastutik, 2##%7. Stright. ) 32##?7 mengemukakan bahwa ada faktor*faktor yang menyebabkan infertilitas pada pria, diantaranya adalah sebagai berikut C 17 :aktor kongenital meliputi riwayat ibu yang meminum D&S selama kehamilan dan tidak adanya vas deverens atau testis. 27 +asalah ejakulasi, meliputi ejakulasi retrograde yang berhubungan dengan diabetes, kerusakan saraf*saraf, obat*obatan atau trauma bedah. $7 "bnormalitas sperma meliputi produksi atau pematangan sperma tidak adekuat, mortilitas tidak adekuat dan pembendungan sperma sepanjang saluran reproduktif pria.
18

atau untuk implantasi setelah

?7 "bnormalitas testikular adalah kelainan yang terkait dengan penyakit, seperti C kriptokidisme, trauma atau radiasi. ,7 Kesulitan koitus dapat terjadi karena obesitas atau kerusakan syaraf spinal. B7 Dbat*obatan 3misalnya C metotreksat, amobisid, hormon*hormon seks dan nitrifuration7 dapat mempengaruhi spermatogenesis. 67 :aktor lain yang berpengaruh terhadap produksi sperma atau semen adalah infeksi 3misalnya C penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual7, stres, nutrisi tidak adekuat, asupan alkohol berlebihan dan nikotin. -. +asalah interaktif, berasal dari penyebab yang spesifik untuk setiap pasangan, meliputi C :rekwensi senggama yang tidak memadai, waktu senggama yang buruk, perkembangan antibody terhadap sperma pasangan, penggunaan pelumas yang kemungkinan bersifat spermisida serta ketidakmampuan sperma untuk melakukan penetrasi ke telur.

"& Dia.no#i# 1. Syarat !emeriksaan !asangan Infertile a. Istri yang berusia 2#*$# tahun baru akan diperiksa setelah berusaha untuk mendapatkan anak selama 12 bulan. !emeriksaan dapat dilakukan lebih dini apabila C 17 !ernah mengalami keguguran berulang 27 Diketahui mengidap kelainan endokrin $7 !ernah mengalami infeksi rongga panggul ataupun rongga perut ?7 !ernah mengalami bedah ginekologik b. -. Istri yang berusia $1*$, tahun dapat diperiksa pada kesempatan pertama pasangan itu datang ke dokter. Istri pasangan infertile yang berumur antara $B*?# tahun hanya dilakukan pemeriksaan infertilitas kalau belum memiliki anak dari perkawinan ini.

19

d.

!emeriksaan infertilitas tidak dilakukan pada pasangan infertile yang salah satu anggota pasangannya mengidap penyakit yang dapat membahayakan kesehatan pasangan atau anaknya.

2.

!emeriksaan masalah infertilitas a. !emeriksaan air mani 17 Karateristik air mani 27 !emeriksaan mikroskopik $7 Hji ketidak-o-okan imunologik b. !emeriksaan vagina !emeriksaan ini untuk mengetahui masalah vagina yang berhubungan dengan kemampuan menyampaikan air mani ke dalam vagina sekitar serviks yaitu sumbatan 3psikogen atau anatomik7 atau peradangan. -. !emeriksaan serviks !emeriksaan iini untuk mengetahui sumbatan kanalis servikalis, lendir serviks yang abnormal dan malposisi dari servik 17 Hji pas-asenggama 27 Hji invitro C uji gelas obyek dan uji kontak air mani dengan lendir serviks d. !emeriksaan uterus 17 <iopsi endometrium C menilai perubahan endometrium sebagai -ermin dari pengaruh hormon*hormon ovarium 27 Fisteriosalpingografi $7 Fisteroskopi e. !emeriksaan tuba !emeriksaan ini dilakukan dengan uji )ubin bertujuan memeriksa patensi tuba dengan jalan meniupkan gas 8D2 melalui kanula atau kateter :oley yang dipasang pada kanalis servikalis. f. !emeriksaan ovarium !emeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi masalah ovulasi yang dapat diketahui dengan beberapa pemeriksaan, yaitu C 17 !erubahan lendir serviks 27 8atatan suhu basal badan
20

$7 Sitologi vagina hormonal ?7 !emeriksaan hormonal * :oli-el Stimulating Formone 3:SF7 * =uteini;ing Formone 3=F7 * &strogen serum C K 1# Lg G 2? jam tidak ada aktivitas ovarium J1, Lg G 2? adanya aktivitas folikular ovarium * !rogesteron plasma C terjadinya ovulasi akan diikuti oleh peningkatan progesteron. !rogesteron plasma M 1# nanogramGml atau pregnandiol urin M 2 mgG2? jam menunjukkan bahwa ovulasi telah terjadi. g. !emeriksaan dengan laparoskopi diagnostik 3'ang, 2##4@ =i dkk, 2#117. D& Penan.anan Fadibroto N "lam 32##67 mengemukakan bahwa untuk mengobati kemandulan pertama*tama harus diketahui terlebih dahulu penyebab utamanya, setelah itu baru bisa dilakukan perbaikan*perbaikan seperti C

a. angguan Dvulasi Diperlukan obat penyubur untuk mema-u ovulasi dan memperbaiki kualitas sperma. b. Dperasi !embedahan Dilakukan untuk mengatasi penyebab utama ketidaksuburan wanita, apakah itu karena terbentuknya jaringan parut 3scar7, penyumbatan saluran telur yang disebabkan oleh penyakit sebelumnya, bekas pembedahan, maupun kelainan bawaan. <eberapa usaha pembedahan yang dilakukan adalah C Vaginal surgery, Cervical surgery 3mengangkat polip pada leher rahim, dan endometriosis7, Uterine surgery, Tubal surgery, dan ovarium surgery. 17 Dperasi vagina 3Vaginal surgery7, untuk memperbaiki kelainan atau kerusakan vagina dengan -ara operasi plastik 3perineoplasty7, yang umum dikenal dari operasi ini adalah operasi selaput dara, beberapa gangguan yang dapat diatasi dengan -ara ini adalah selaput dara terlalu tebal, dilatasi vagina, dan vaginismus.
21

27 Dperasi leher rahim 3Cervical surgery7, menghilangkan fibroid 3polip, tumor jinak di dalam rahim7, dengan cervical polypectomy, dengan bantuan for-ep dokter menjepit fibroid dan membuangnya. !ada kondisi yang lebih berat dilakukan pengerikan dengan -ara kuret atau DN8 3Dillatation & Curettage7. Kuret adalah operasi ke-il yang biasa dilakukan untuk menekan penyebab haid berat. 'eknik ini juga dugunakan untuk memeriksa kemandulan dan keguguran kehamilan pada tahap dini. $7 Dperasi rahim 3Uterine surgery7, fibroid yang tidak terdeteksi lebih dini didalam rahim, dapat diangkat melalui pembedahan mikro yang rumit. ?7 Dperasi saluran telur 3Tubal surgery7, tindakan ini digunakan untuk menghilangkan parut dan untuk menutup saluran telur yang disebabkan oleh penyakit yang telah lampau, bekas pembedahan, atau kelainan struktural. ,7 Dperasi indung telur 3Ovarian surgery7, penyakit lain yang dapat mengakibatkan kemandulan adalah endometriosis, yaitu terbentuknya kista pada jaringan yang melapisi rahim 3endometrium7. Kista ini dapat berkembang di tempat lain diluar rahim karena terbawa aliran darah. angguan endometriosis dapat menyumbat saluran telur, sehingga sel telur terhalang perjalanannya untuk bertemu dengan sperma, pembedahan laparoskopi dapat mengatasi endometriosis. E& Pro.no#i# !rognosis terjadinya kehamilan bergantung pada C 1. Hmur suami C fertilitas maksimala pria di-apai pada umur 2?*2, 2. Hmur istri C fertilitas maksimal wanita di-apai pada umur 2? tahun. $. :rekuensi senggama ?. =amanya perkawinan 30ones dkk, 2##67.

22

2A2 III STATUS PENDERITA A& ANAMNESIS Tan..al +9 Se1te$ er +*() ;a$ ()&** WI2 (& Identita# Penderita Eama Hmur 0enis Kelamin !ekerjaan "gama "lamat F!+' F!= HK <erat badan 'inggi <adan +& Kel/han Uta$a !asien datang dengan kiriman rumah sakit kasih ibu dengan keluhan nyeri perut tiba*tiba % jam sebelum masuk rumah sakit.. )& Ri!a5at Pen5a%it Se%aran. Datang Seorang
2 1

C Ey. SH C $1 tahun C !erempuan C Ibu rumah tangga C Islam C Karangasem C 24 0uli 2#1$ C , +ei 2#1? C % minggu C B# Kg C 1,B -m

! "#, umur $1 tahun, umur kehamilan % minggu, datang dari

kiriman rumah sakit kasih ibu dengan keterangan suspek K&'. !asien merasa hamil 2 bulan. !asien mengeluh keluar darah dari jalan lahir sejak ( 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. )iwayat keluarnya jaringan seperti gajih dari jalan lahir disangkal. !asien mengeluh perut tiba*tiba terasa nyeri sejak % jam sebelum masuk rumah sakit. +ual muntah disangkal.

8& Ri!a5at Pen5a%it Dah/l/


23

)iwayat Fipertensi )iwayat !enyakit 0antung )iwayat D+ )iwayat "sma )iwayat "lergi DbatGmakanan )iwayat +inum Dbat Selama Famil )iwayat operasi

C Disangkal C Disangkal C Disangkal C Disangkal C Disangkal C Disangkal C Disangkal

9& Ri!a5at Pen5a%it Kel/ar.a )iwayat Fipertensi )iwayat !enyakit 0antung )iwayat D+ )iwayat "sma )iwayat "lergi DbatGmakanan C Disangkal C Disangkal C Disangkal C Disangkal C Disangkal

:& Ri!a5at Fertilita# 0elek. ,& Ri!a5at O #tetri I. IH:D, <<C 2?## gram, HK C 4 bulan, , tahun yll. II. Sekarang -& Ri!a5at Ante Natal "are <AN"= 'eratur, pertama kali periksa ke puskesmas pada usia kehamilan 1 bulan. F!+' F!= HK '& Ri!a5at Haid * * * +enar-he =ama menstruasi Siklus menstruasi C 1? tahun C 6 hari C 2%*$, hari C 24 0uli 2#1$ C , +ei 2#1? C % minggu

(*& Ri!a5at Per%a!inan +enikah 1 kali selama , tahun. ((& Ri!a5at Kel/ar.a 2eren4ana
24

3*7 2& PEMERIKSAAN FISIK 2, September 2#1$ jam 1$.$, AI< A& Stat/# Generali# Keadaan Hmum C lemah, -ompos mentis, gi;i kesan -ukup 'anda vital Kepala +ata 'F' =eher 'hora9 8or C 'ek. Darah Eadi C +eso-ephal C Konjungtiva anemis 3OGO7 Sklera Ikterik 3*G*7 C 'onsil tidak membesar, pharing hiperemis 3*7 C C ld. thyroid tidak membesar, limfonodi tidak membesar landulla mammae dalam batas normal, aerola hiperpigmentasi 3O7 C Inspeksi !alpasi !erkusi "uskultasi !ulmo C Inspeksi !alpasi !erkusi "uskultasi "bdomen C Inspeksi !alpasi !erkusi "uskultasi enital C C C C C C C C I-tus -ordis tidak tampak I-tus -ordis kuat angkat <atas jantung kesan tidak melebar <0 I*II intensitas normal, reguler, bising 3*7 !engembangan dada kanan P kiri :remitus raba kanan P kiri Sonor G sonor SD vesikuler 3OGO7 suara tambahan 3*G*7 mammae C %# G ,# :rek. Eapas C 2#9Gmenit C $B,,# 8 C 1## 9Gmenit Suhu

C Dinding perut P dinding dada, stria gravidarum 3*7 C Distended, nyeri tekan 3O7, hepar tidak membesar, lien tidak membesar. C 'impani pada daerah bawah pro-essus 9yphoideus, redup pada daerah uterus C !eristaltik 3O7 normal

C =endir darah 3O7, air ketuban 3*7, darah 3O7 Dedema * *


25

&kstremitas C

"kral dingin O O (& Stat/# O #tetri In#1e%#i Kepala +ata "bdomen C +eso-ephal C 8onjungtiva "nemis 3OGO7, s-lera ikterik 3*G*7 C Inspeksi C Dinding perut P dinding dada !alpasi C Distended, nyeri tekan 3O7, ':H tidak teraba. !erkusi C 'ympani pada bawah pro-essus 9iphoideus, redup pada daerah uterus enital eksterna C QulvaGuretra tidak ada kelainan, darah 3O7, peradangan 3*7, tumor 3*7 &kstremitas C Dedema * * * * O O

akral dingin O O O O

Pe$eri%#aan Dala$ : Inspekulo C vulvaGuretra tenang, dinding vagina dalam batas normal, potio livide, DH& tertutup, darah 3O7, dis-harge 3*7

26

Q'

C QulvaGuretra tenang, dinding vagina dalam batas normal, portio lunak, DH& tertutup, -orpus uteri sebesar telur angsa, -avum douglas menonjol, slinger pain 3O7, darah 3O7, dis-harge 3*7

"&

PEMERIKSAAN PENUN7ANG 1. =aboratorium Darah tanggal 2$ September 2#1$ 31#.$# AI<7 C Femoglobin Fematokrit &ritrosit =eukosit 'rombosit olongan Darah DS 8reatinin EaO KO Ion klorida FbS "g !! 'est !' "!'' C B,# grGdl C 16 5 C 2.#4 9 1#BGu= C 1B 9 1#$Gu= C 2,B 9 1#$Gu= C< C 1,? mgGd= C #,% mgGd= C 1$? mmolG= C ?,# mmolG= C 1#, mmolG= C non reaktif C positif C 1B,1 detik C 22,$ detik

2.

Hltrasonografi 3HS 7 tanggal 2$ September 2#1$ C QH terisi -ukup. 'ampak uterus membesar. S intra uterin tak tampak. S ekstra uterin tak tampak. 'ampak gambaran hematokel retro uterine. "G! sulit dinilai. Kesan C menyokong gambaran kehamilan ektopik terganggu.

D&

KESIMPULAN Seorang 2!1"# $1 tahun, usia kehamilan % minggu. )iwayat fertilitas jelek. !asien kiriman )S Kasih Ibu dengan ket. Susp. K&'. )iwayat Dbstetrik jelek.
27

Dari pemeriksaan fisik didapatkan abdomen distended, E' 3O7, ':H tidak teraba. Dari Q' didapatkan C vGu tenang, dinding vagina dbn, portio lunak, DH& tertutup, -avum douglas menonjol, sfingter pain 3O7, darah 3O7. !emeriksaan HS menyokong gambaran kehamilan ektopik terganggu. E& DIAGNOSA AWAL Kehamilan &ktopik 'erganggu dengan )iwayat Infertilitas Sekunder , 'ahun F& PROGNOSA Dubia "d +alam G& TERAPI Hsul laparotomi eksplorasi emergen-y H& LAPORAN OPERASI =aparotomi eksplorasi emergen-y dilakukan pada 2? september 2#1$ dan dilakukan salphinge-tomi sinistra. Diagnosa post operasi C ruptur pars ampularis tuba sinistra I& DIAGNOSA AKHIR )uptur !ars "mpularis 'uba Sinistra dengan )iwayat Infertilitas Sekunder , 'ahun

Follo! /1 tan..al +9 Se1te$ er +*() Kel KH QS C Eyeri luka operasi C baik, 8+, gi;i kesan -ukup C 'C 12#G%# mmFg EC 1## 9G menit +ata C 8" 3*G*7, SI 3*G*7
28

)rC 2# 9G menit tC $B,,#8

'hora9 "bdomen enital D9. '9.C

C -orGpulmo dbn C supel, E' 3*7, luka bekas operasi tertutup verband C darah 3*7 C !ost salphinge-tomi sinistra atas indukasi ruptur pars ampularis tuba sinistra dengan riwayat infertilitas sekunder , tahun D!F I "wasi KHGQSG<8 Infus )= 2# tpm Injeksi 8efota9im i gG12 jam 3iv7 Injeksi "sam traneksamat ,##mgG% jam 8ek laboratorium post transfusi

Follo! /1 tan..al +: Se1te$ er +*() Kel KH QS C* C baik, 8+, gi;i kesan -ukup C 'C 1$#G%# mmFg EC %# 9G menit +ata C 8" 3*G*7, SI 3*G*7 'hora9 "bdomen enital =ab C -orGpulmo dbn C supel, E' 3*7, luka bekas operasi tertutup verband C darah 3*7 C Femoglobin Fematokrit &ritrosit =eukosit 'rombosit D9. '9.C Infus )= 2# tpm
29

)rC 2# 9G menit tC $B,,#8

C 4.6 grGdl C 2% 5 C $.?B 9 1#BGu= C 11.# 9 1#$Gu= C 1?6 9 1#$Gu=

C !ost salphinge-tomi sinistra atas indikasi ruptur pars ampularis tuba sinistra dengan riwayat infertilitas sekunder , tahun D!F II

Injeksi 8efota9im i gG12 jam 3iv7 Injeksi "sam traneksamat ,## mgG% jam

Follo! /1 tan..al +, Se1te$ er +*() Kel KH QS C* C baik, 8+, gi;i kesan -ukup C ' C 12#G6# mmFg E C %% 9G menit +ata C 8" 3*G*7, SI 3*G*7 'hora9 "bdomen enital D9. '9.C 8efadro9il 2 9 ,## mg :erofort 2 9 1 tab "sam mefenamat $ 9 ,## mg C -orGpulmo dbn C supel, E' 3*7, luka bekas operasi tertutup verband C darah 3*7 C !ost salphinge-tomi sinistra atas indikasi ruptur pars ampularis tuba sinistra dengan riwayat infertilitas sekunder , tahun D!F III )r C 22 9G menit t C $B,B#8

Follo! /1 tan..al +- Se1te$ er +*() Kel KH QS C* C baik, 8+, gi;i kesan -ukup C ' C 12#G%# mmFg E C %# 9G menit +ata C 8" 3*G*7, SI 3*G*7 'hora9 "bdomen enital D9. C -orGpulmo dbn C supel, E' 3*7, luka bekas operasi tertutup verband C darah 3*7 C Syok hipovolemik teratasi, post salphinge-tomi sinistra atas indukasi ruptur pars ampularis tuba sinistra dengan riwayat infertilitas sekunder , tahun D!F IQ
30

)r C 2# 9G menit t C $B,##8

'9.C 8efadro9il 2 9 ,## mg "sam mefenamat $ 9 ,## mg

31

2A2 I> ANALISA KASUS A& Anali#a %a#/# dia.no#a (& Keha$ilan e%to1i% ter.an../
Datang Seorang
2 1

! "#, umur $1 tahun, umur kehamilan % minggu, datang dari kiriman

rumah sakit kasih ibu dengan keterangan suspek K&'. !asien merasa hamil 2 bulan. !asien mengeluh keluar darah dari jalan lahir sejak ( 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. )iwayat keluarnya jaringan seperti gajih dari jalan lahir disangkal. !asien mengeluh perut tiba*tiba terasa nyeri sejak % jam sebelum masuk rumah sakit. +ual muntah disangkal.

!ada kasus ini diagnosa ditegakkan dari C a. "namnesis C !asien merasa hamil 2 bulan lebih ditandai dengan amenorea, % jam S+)S pasien mengeluh nyeri perut dan perdarahan melalui jalan lahir ( 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. b. !emeriksaan Dbstetri C !ada pemeriksaan didapatkan C QulvaGuretra tenang, dinding vagina dalam batas normal, portio lunak, DH& tertutup, -orpus uteri sebesar telur angsa, -avum douglas menonjol, slinger pain 3O7, darah 3O7, dis-harge 3*7 -. !emeriksaan HS C QH terisi -ukup, tampak uterus membesar. d. e. !emeriksaan laboratorium C !! test 3O7 dan didapatkan anemia serta leukositosis !ada laparotomi eksplorasi emergen-y Didapatkan rupture pars ampularis tuba dekstra +& In6ertilita# Se%/nder "namnesis Keadaan infertilitas sekunder ditemukan pada pasien ini dikarenakan setelah kehamilan pertama dengan IH:D, pasien baru hamil kembali setelah , tahun sedangkan riwayat K< tidak ada. Didapatkan riwayat IH:D pada kehamilan I pada HKC 4 bulan , tahun yang lalu.
32

S intra uterin tak tampak.

S ekstra

uterin tak tampak. 'ampak gambaran hematokel retro uterine. "G! sulit dinilai.

2& Anali#a %a#/# 1enatala%#anaan !enatalaksaan pada pasien dengan kehamilan ektopik terganggu dengan riwayat infertilitas sekunder selama , tahun adalah dengan laparotomi eksplorasi emergen-y oleh karena pada pasien ini didapatkan kegawatan dalam kehamilan yang disertai anemia dan leukositosis, selain itu laparotomi eksplorasi ini bertujuan untuk mengetahui letak kehamilan ektopiknya sehingga dapat ditentukan prognosis dan penatalaksanaan yang tepat untuk pasien. Hntuk menangani masalah infertilitas harus dilakukan dengan menganalisa suami dan istri sebagai satu kesatuan, dalam men-ari penyebab pasti infertilitas harus dilakukan pemeriksaan se-ara runtut seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Sehingga penatalaksanaan disesuaikan dengan penyebabnya. !ada pasien ini pemeriksaan terhadap infertilitasnya tidak dilakukan karena pasien datang ke )umah sakit tidak mengeluhkan tentang infertilitasnya. !rognosis infertilitas pada pasien ini dubia, karena menurut De-herney dkk 314467 pasangan yang telah dihadapkan pada kemungkinan kehamilan selama tiga tahun atau kurang dapat mengharapkan angka kehamilan sebesar ,# 5, yang lebih dari lima tahun menurun menjadi $# 5. Eamun dengan kemajuan teknologi di bidang gynekologi, maka kemungkinan pasangan ini mempunyai anak masih ada.

33

DAFTAR PUSTAKA

<randon, 0. <ankowski, et al. 2##2. The Johns

op!ins "anual of #ynecology and Obstetrics.

&disi 2. =ippin-ot Ailliams N Ailkins. !hiladelphia 8hrisdiono +. " 32##?7 $ehamilan %!topi! Terganggu. Dalam C !rosedur 'etap Dbstetri dan inekologi. & 8. 0akarta. !pC 1##*1#1. 8uningham, +. ., et al. 2##,. &illiams Obstetrics. &disi 22. +- raw Fill 8ompany. Eew

/ork. FalC 2,$ > B$ De-herney et al 314467. Seri Skema dan !enatalaksanaan Infertilitas, 0akarta C <ina )upa "ksara. &dmonds D K., 2##6. De'hurst(s Te)tboo! of Obstetrics and #ynaecology. &disi 6. <la-kwell !ublishing. +assa-husetts. Fal C 1#B > 1,. noth 8, 6. Fanifa A. 314447 *lmu $andungan &d. II. 0akarta C /ayasan <ina !ustaka Sarwono !rawirohardjo. Fal 2,#*2B#. 0ones, Derek Ilewellyn, 2##6. Dasar*Dasar Dbstetri dan Fipokrates. =awren-e, Aay 32##,7. +ppendi). Current ,urgical - Diagnosis +nd Treatment. &d. 12. Eew /ork C =ange +edi-al <ook. FalC B?%*B,1 =i 0/, =iu /R, Fu AF, Aei SA, Aang 8/. 3 2#117. Tal!ing about the ,e) ormone Test in inekologi edisi B, 0akarta C odehardt &, :rank*Ferrmann !, :riol K, 'igges 0, :reundl .32##,7 Definition and

prevalence of subfertility and infertility . Fuman )eprodu-tive +aga;ine. Qol 2#3,7C11??*

*nfertility Diagnosis Cases. 0urnal Df 'raditional 8hinese +edi-ine. 1%3%7C1,B*B6. +anuaba I 32##%7 $apita ,ele!ta .enatala!sanaan /utin Obstetri #ine!ologi dan $eluarga 0erencana, & 8C 0akarta.
34

+ansjoer, "rif. 32##17. $apita ,ele!ta $edo!teran. 0akarta C +edia "es-ulapius. :KHI. Fal. 2B6*261. +urtiastutik, D. 32##%7. <uku "jar Infeksi +enular Seksual. Surabaya C "irlangga Hniversity !ress +o-htar, )ustam 3144%7 $ehamilan %!topi!. Dalam C Sinopsis Dbstetri 1. 0akarta C & 8. Fal.22B*2$,. Eorris, 'heresa. 32##47. 1ursing management of the patient 'ith an ectopic pregnancy. !rofessionals Eursing 'oday. 1$3B7C1,*1B. !rawirohardjo, Sarwono 32##17 "asalah yang berhubungan dengan lamanya !ehamilan . Dalam C <uku a-uan Easional, !elayanan Kesehatan +aternal dan Eeonatal. 0akarta C /ayasan <ina !ustaka.Fal C $##*$#?. Salleh S, "rthur I. 32##,7. .ersistent .eritoneal Trophoblastic *mplantation 2ollo'ing ,alpingotomy,,alpingectomy, and "ethotre)ate for %ctopic .regnancy. Surgery 0ournal. 23$7C14,*2#B Stright <" 32##17 $epera'atan *bu30ayi 0aru 4ahir. 0akarta C & 8. Fal C 2?$*2?B. Stright, ). 32##?7. Keperawatan ibu*bayi baru lahir. &d. $. 0akarta C & 8 Suryawan ", unanegara ):, Fartanto F, Sastrawinata HS 32##67. .rofil .enderita $ehamilan yne-ologi-al

%!topi! Terganggu .eriode 5 Januari 6778 sampai 85 Desember 6779 di /, *mmanuel 0andung. 0urnal Kedokteran +aranantha, B327C2B#*B6. 'ang FT 32##47. %motional 2actors: %ffect on the .atients 'ith *nfertility and %)planation of the Conception of %motional *nfertility. 0ournal Df 'raditional 8hinese +edi-ine. 2?347C2,B*B6. Fadibroto, I N "lam, S. 32##67. Infertilitas. 0akarta C !' ramedia !ustaka Htama. 'imonen S, Eieminen H 314B67. Tubal .regnancy, Choice Of Operative "ethod Of Treatment. "-ta Dbstetri-ia et yne-ologi-a S-andinavi-a. ?B3$7C$26*$$4.
35

Airakusumah ::, Sastrawinata S, +artaadisoebrata D 32##$7. $elainan Tempat $ehamilan. Dalam C Dbstetri !atologi. 0akarta C & 8. Fal 16*2#. /ulaikhah, =ily 32##B7. $ehamilan %!topi!. Dalam C Kehamilan C Seri "suhan Kebidanan. 0akarta C & 8. Fal %#*4#.

36

Вам также может понравиться