Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
SENGKETA KONSTRUKSI
Cut Zukhrina Oktaviani, ST.,MT
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala
Pengertian (1)
Perselisihan atau konflik adalah pertentangan atau ketidaksesuaian an antara para pihak yang akan dan sedang mengadakan hubungan atau kerja sama. Perselisih isihan dapat terjadi antara dua pihak atau lebih. Wujud perselisihan dapat dalam berbagai bentuk. Dimana bentuk-bentuk bentuk perselisihan dapat berkaitan dengan :
evident kekuasaan (authority) kepentingan (interests) hukum (law) sosial (personal law)2
Pengertian (2)
Secara umum, berbagai faktor penyebab perselisihan yaitu: 1. Perbedaan Informasi atau Data: disebabkan oleh kurangnya informasi, kesalahan informasi, perbedaan pandangan atau interpretasi. interpretasi 2. Perbedaan Kepentingan: : adanya perbedaan kepentingan psikologi, kepentingan prosedural, dan kepentingan substansi. 3. Relationship: dipengaruhi oleh emosi, persepsi yang berbeda, komunikasi yang buruk dan perilaku negatif. 4. Struktural: berhubungan dengan masalah sumber daya, waktu, faktor geografis, kewenangan, kewenangan dan pembuatan keputusan. 5. Perbedaan Nilai: adanya perbedaan perilaku yang dipengaruhi berbagai nilai, nilai pandangan hidup, ideologi, agama, dst. 3
Pengertian (3)
Sengketa konstruksi adalah sengketa yang terjadi sehubungan dengan pelaksanaan suatu usaha jasa konstruksi antara para pihak tersebut dalam suatu kontrak konstruksi Disebut juga Construction Dispute Sengketa di bidang perdata sesuai UU No. 30/1999 Pasal 5 diijinkan penyelesaian melalui arbitrase
CIRCLE OF CONFLICT
Causes/Sources of Conflict
Masalah Hubungan: Emosi yang kuat Mispersepsi atau stereotipe Komunikasi yang buruk/keliru Perilaku negatif yang diulang-ulang Permasalahan Data Kurangnya informasi Perbedaan pandangan tentang apa yang dibutuhkan Perbedaan interpretasi Permasalahan Struktural Sumber daya Waktu Faktor geografis Kekuatan/kewenangan Pengambilan keputusan Perbedaan nilai Nilai sehari-hari Ideologi
Interest
Substantif
Tidak disetujui
Litigasi (Pengadilan)
Non Litigasi
(Alternative Dispute Resolution)
Penyelesaian sengketa melalui arbitrase lebih disukai daripada penyelesaian sengkata melalui pengadilan
Perkembangan ADR
Konsep ADR diperkenalkan di AS 1975 pada proyek Eisenhower Tunnel berke kembang dan diterapkan di beberapa negara (Eropa). Di Indonesia: tahap pertama proses litigasi pihak-pihak pihak yang bersengketa selalu diminta untuk berdamai di luar pengadilan. Tindakan preventif terhadap perselisihan: suatu proses ADR dapat dinyatakan sebagai sa satu cara penyelesaian perselisihan dalam kontrak. Teknik teknik ADR, khususnya mediasi, muncul untuk mengatasi kelemahan/kegagalan proses negosiasi karena :
Kegagalan komunikasi Kurang informasi yang tepat Orang yang tidak tepat Faktor emosi Kurangnya kemampuan negosiasi Ketidaksepakatan mengenai fakta/prinsip/hak
Waktu lama
Mahal
Litigasi
Pertikaian
Kurang Jujur
Murah
Hub. baik
Cepat
ADR
Sukarela
Sesuai Kebutuhan
Arbitrase
Negosiasi
Mekanisme penyelesaian perselisihan atau sengketa (dispute) dimana kedua belah pihak bertemu untuk bermusyawarah. Negosiasi pada dasarnya adalah mencari jalan keluar, bukan saling menyalahkan. Penyelesaian perselisihan bertujuan untuk saling menguntungkan atau mengurangi kerugian kedua belah pihak. Negosiasi tidak melibatkan pihak ketiga namun memerlukan orang yang tepat untuk bernegosiasi. Bila tidak dicapai kesepakatan maka kedua belah pihak dapat mencoba mekanisme mediasi.
MENGAPA MEDIATION
Penyelesaian melalui mediasi tidak hanya dilakukan di luar pengadilan saja, akan tetapi Mahkamah Agung berpendapat prosedur mediasi patut untuk ditempuh bagi para pihak yang beracara di pengadilan. Langkah ini dilakukan pada saat sidang pertama kali digelar. Adapun pertimbangan dari Mahkamah Agung, mediasi merupakan salah satu solusi dalam mengatasi menumpuknya perkara di pengadilan. Proses ini dinilai lebih cepat dan murah, serta dapat memberikan akses kepada para pihak yang bersengketa untuk memperoleh keadilan atau penyelesaian yang memuaskan atas sengketa yang dihadapi. Di samping itu institusionalisasi proses mediasi ke dalam ststem peradilan dapat memperkuat dan memaksimalkan fungsi lembaga pengadilan dalam penyelesaian sengketa di samping proses pengadilan yang bersifat memutus (ajudikatif).
MEDIATION
DEFINISI Upaya penyelesaian sengketa secara damai dimana ada keterlibatan pihak ketiga yang netral (mediator) , yang secara aktif membantu pihak-pihak pihak yang bersengketa untuk mencapai suatu kesepakatan yang dapat diterima oleh semua pihak (MEDIASI). Kovach Facilitated negotiation. It is a process by which a neutral third party, the mediator, assist disputing parties in reaching a mutually satisfactory resolution. Nolan Haley A short term, structured, task, oriented, participatory intervention process. Disputing parties work with a neutral third party, the mediator, to reach a mutually acceptable agreement
MEDIASI DI PENGADILAN
Peraturan Mahkamah Agung (Perma) Nomor 2 Tahun 2003 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan memberikan definisi sebagai:
penyelesaian sengketa melalui proses perundingan para pihak dengan dibantu oleh mediator.
Mediasi dilaksanakan melalui suatu perundingan yang melibatkan pihak ketiga yang bersikap netral (non intervensi) dan tidak berpihak (impartial) kepada pihakpihak yang bersengketa serta diterima kehadirannya oleh pihak-pihak pihak yang bersengketa.
MEDIASI DI PENGADILAN
Pihak ketiga tersebut adalah mediator atau penengah yang tugasnya hanya membantu pihakpihak pihak yang bersengketa dalam menyelesaikan masalahnya dan tidak mempunyai kewenangan untuk mengambil keputusan. Dapat dikatakan seorang mediator hanya bertindak sebagai fasilitator saja. Melalui mediasi diharapkan dicapai titik temu penyelesaian masalah atau sengketa yang dihadapi para pihak, yang selanjutnya dituangkan sebagai kesepakatan bersama. Pengambilan keputusan tidak berada di tangan mediator, tetapi berada di tangan para pihak yang bersengketa.
SKEMA MEDIATION
PIHAK A
PIHAK B
MEDIATOR
KEUNTUNGAN MEDIASI
Para pihak yang bersengketa dapat tetap berhubungan baik. Hal ini sangat baik bagi hubungan bisnis karena pada dasarnya bertumpu pada good relationship dan mutual trust Lebih murah dan cepat Bersifat rahasia (confidential), sengketa yang timbul tidak sampai diketahui oleh pihak luar, penting untuk menjaga reputasi pengusaha karena umumnya tabu untuk terlibat sengketa Hasil-hasil memuaskan semua pihak Kesepakatan-kesepakatan kesepakatan lebih komrehensif Kesepakatan yang dihasilkan dapat dilaksanakan
Fungsi Mediator
Sebagai katalisator (mendorong suasana yang kondusif). Sebagai pendidik (memahami kehendak, aspirasi, prosedur kerja, dan kendala usaha para pihak). Sebagai penerjemah (harus berusaha menyampaikan dan merumuskan usulan pihak yang satu kepada pihak yang lain). Sebagai nara sumber (mendaya gunakan informasi). Sebagai penyandang berita jelek (para pihak dapat emosional). Sebagai agen realitas (terus terang dijelaskan bahwa sasarannya tidak mungkin dicapai melalui suatu proses perundingan). Sebagai kambing hitam (pihak yang dipersalahkan)
PROSES MEDIASI
Tahap pertama: menciptakan forum.
Dalam tahap ini kegiatan-kegiatan kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: Rapat gabungan. Pernyataan pembukaan oleh mediator, dalam hal ini yang dilakukan adalah: mendidik para pihak; menentukan pokok-pokok pokok aturan main; membina hubungan dan kepercayaan. Pernyataan para pihak, dalam hal ini yang dilakukan adalah: dengar pendapat (hearing); menyampaikan dan klarifikasi informasi; cara-cara interaksi.
PROSES MEDIASI
Tahap kedua: mengumpulkan dan membagi-bagi membagi informasi.
kegiatan yang dilakukan dengan Dalam tahap ini kegiatan-kegiatan mengadakan rapat-rapat rapat terpisah yang bertujuan untuk: Mengembangkan informasi selanjutnya; Mengetahui lebih dalam keinginan para pihak ; Membantu para pihak untuk dapat mengetahui kepentingannya ; Mendidik para pihak tentang cara tawar menawar penyelesaian masalah.
PROSES MEDIASI
Tahap ketiga: pemecahan masalah.
Dalam tahap ketiga yang di dilakukan mediator mengadakan rapat bersama atau lanjutan rapat terpisah, dengan tujuan untuk: Menetapkan agenda. Kegiatan pemecahan masalah. Menfasilitasi kerja sama. Identifikasi dan klarifikasi isu dan masalah. Mengembangkan alternatif dan pilihan-pilihan. pilihan Memperkenalkan pilihan-pilihan pilihan tersebut. Membantu para pihak untuk mengajukan, menilai dan memprioritaskan kepentingan-kepentingannya. kepentingan
PROSES MEDIASI
Tahap keempat: pengambilan keputusan.
Dalam tahap ini, kegiatan-kegiatan kegiatan yang dilakukan sebagai berikut: Rapat-rapat bersama. Melokalisasikan pemecahan masalah dan mengevaluasi pemecahan masalah. Membantu para pihak untuk memperkecil perbedaan-perbedaan. perbedaan Mengkonfirmasi dan klarifikasi kontrak.
PROSES MEDIASI
Tahap keempat: pengambilan keputusan.
Membantu para pihak untuk memperbandingkan proposal penyelesaian masalah dengan alternatif di luar kontrak. Mendorong para pihak untuk menghasilkan dan menerima pemecahan masalah. Mengusahakan formula pemecahan masalah berdasarkan winwin solution dan tidak ada satu pihakpun yang merasa kehilangan muka. Membantu para pihak untuk mendapatkan pilihannya. Membantu para pihak untuk mengingat kembali kontraknya.
Ketrampilan perundingan.
Mengarahkan pertemuan. Mengingatkan penyelesaian perundingan bukan mediator. Menentukan siapa yang memulai pembicaraan. Kapan kaukus diasakan dan skorsing.
Ketrampilan komunikasi.
KAUKUS
Definisi Caucus (USA: Separate meetings) Australia : Private Meetings Merupakan proses paling penting dan merupakan ciri khas dari mediasi. Bisa dilakukan dengan salah satu pihak dan pengacaranya atau hanya dengan salah satu pihak.
FUNGSI KAUKUS
Memungkinkan salah satu pihak untuk mengungkapkan kepentingan yang tidak ingin mereka ungkapkan didepan mitra rundingnya. Mediator mencari informasi tambahan. Membantu mediator dalam memahami motivasi dan prioritas para pihak dan membangun empati serta kepercayaan secara individual. Memberikan pada para pihak waktu dan kesempatan untuk menyalurkan emosi kepada mediator tanpa membahayakan kemajuan mediasi. Memungkinkan mediator untuk menguji seberapa realistis opsi-opsi opsi yang diusulkan.
FUNGSI KAUKUS
Memungkinkan mediator untuk mengarahkan para pihak untuk melaksanakan perundingan yang konstruktif. Memungkinkan mediator dan para pihak untuk mengembangkan dan mempertimbangkan alternatifalternatif alternatif baru. Memungkinkan mediator untuk mempengaruhi para pihak untuk menerima penyelesaian.
WAKTU KAUKUS
Di awal mediasi
Bertujuan untuk menumpahkan emosi, merancang prosedur negosiasi, mengidentifikasikan isu.
Di tengah mediasi
Mencegah komitmen yang prematur.
Di akhir mediasi
Mengatasi kebuntuan, merancang proposal, menformulasikan kesepakatan.
Dalam Negosiasi
Mengendalikan Emosi
Arbitrase
Arbitrase adalah:
Mekanisme penyelesaian perselisihan dengan melibatkan badan arbitrase. arbitrase Badan arbitrase terdiri dari arbitrator: pengacara, kontraktor, konsultan (engineer), dan konsultan klaim. Arbitrator harus memiliki pengetahuan bidang konstruksi dan memahami permasalahan sengketa yang dihadapinya. Apabila tidak mencapai penyelesaian maka kedua belah pihak dapat menempuh jalur hukum melalui proses pengadilan (litigasi)
Definisi Arbitrase
Prof. R. Subekti (Arbitrase Arbitrase Perdagangan, 1992) Penyelesaian atau pemutusan sengketa oleh seorang arbiter (para arbiter) berdasarkan persetujuan bahwa para pihak akan tunduk pada atau mentaati keputusan yang diberikan oleh arbiter (para arbiter) yang mereka pilih atau tunjuk tersebut UU Arbitrase & Penyelesaian Perselisihan No. 30/1999 Ps 1 (1) Cara penyelesaian satu sengketa perdata di luar peradilan umum yang berdasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa
Usaha Amicable Settlement (Pasal 67.2) Keputusan Konsultan Pengawas (Ps. 67.1) 70 hari 56 hari Protes Atas Keputusan Konsultan Pengawas dan Pengajuan untuk Memulai Arbitrase (Pasal 67.1)
Tidak Ada Protes, Keputusan Pengawas Final dan Mengikat, dan Keputusan Dijalankan Oleh Owner dan Kontraktor (Pasal 67.1)
-Masa Konstruksi atau Masa Pemeliharaan/Purna Konstruksi -Sebelum atau Sesudah Pemutusan Kontrak -Sebelum atau Sesudah Berakhirnya Kontrak (Pasal 67.1)
Tidak Ada Protes, Keputusan Pengawas Final dan Mengikat dan Keputusan Tidak Dijalankan Oleh Owner dan Kontraktor, maka Arbitrase Efektif (Pasal 67.4)